SINDROMA NEFROTIK (ICD-10:N04.4 ) 1. Peng Penger ertia tian n (Defi (Defini nisi si)) Sindroma Nefrotik adalah kumpulan gejala klinis yang terjadi akibat protein loss. Deng Dengan an geja gejala la
edem edema, a, prot protei einu nuri ria a
masi masif> f>
.! .!
g"d# g"d#,,
hipo hipoal albu bumi mine nemi mia a
dan dan
hiperk hiperkole oleste sterole rolemia mia.. Diakib Diakibatk atkan an rusak rusaknya nya membra membrane ne kapil kapiler er glomer glomerulu ulus s yang yang signif signifika ikan n dan menye menyebab babkan kan pening peningkat katan an permea permeabil bilita itas s membra membran n glomer glomerulu ulus s terhadap protein. $. Pato Patofi fisi siol olog ogii
2.1 Diagram Patoi!io"ogi Si#$roma N%roti& . %namnesis
&engkak seluruh tubuh di mulai dari kelopak mata, lalu dada, perut " asites, tungkai dan genitalia.
&engkak demikian sudah berulang
'rine keruh
dema anasarka " generalisata
Sesak
%nemia ringan
. Pemeriksaan*isik
&engkak di tungkai dan kelopak mata, as+ites, edema s+rotum atau labia, kadang bisa oedem anasarka, ken+ing berbuih.
!. riteria Diagnosis
'rinalisis - proteinuria masif ( sampai )
/ipoalbuminemia
/iperkolesterolemia
#D meningkat
0asio %lbumin lobulin tebalik
0enal biopsy Sindroma nefrotik dapat ditegakkan bila2
Proteinuria2 3.! g"day dan dilanjutkan (dibandingkan dengan proteinuria sesaat 3.! g"g4r) /ypoalbuminemia2 Serum albumin 5 .6 g"d# Serum total protein 5 7.6 g"d# dema Dislipidemia (/iper #D# +holesterolemia)
7. Diagnosis erja Sindroma nefrotik 8. Diagnosis &anding (berdasarkan hasil biopsi)
9inimal +hange
lomerulos+lerosis *o+al Segmental
lomerulos+lerosis *o+al lobal
lomerulonephritis Proliferatif mesangial Difus
lomerulonephritis Proliferatif mesangial Difusksudatif
lomerulonephritis 4resenti+
lomerulonephritis 9embrano:Proliferatif
lomerolopathy9embranosa
lomerulonefritiskroniklanjut
;. PemeriksaanPenunjang P90<S%%N =9P0/NS<*
P90<S%%N =P<9%#
'rinalisis
'rinalisis
Pemeriksaan darah ( D#, 'r, 4r, S,
Pemeriksaan darah ( D#, 'r, 4r, S,
%lbumin serum, Profil lipid dan
%lbumin serum, Profil lipid dan
imunologi darah)
imunologi darah)
*oto thora?
*oto thora?
'S %bdomen
'S %bdomen
&iopsi ginjal
&iopsi ginjal
@. erapi 0%P< =9P0/NS<*
Pengobatan
0%P< =P<9%# kortikosteroid
(Prednison, metylprednisolon)
Pengobatan imunosupresan 99*)
dengan (+y+lophospamid,
Pengobatan
kortikosteroid
(Prednison, metylprednisolon)
Pengobatan imunosupresan 99*)
dengan (+y+lophospamid,
%ntidislipidemia (golongan statin)
%ntidislipidemia (golongan statin)
%ntihipertensi
%ntihipertensi
(golongan
%4:
inhibitor)
(golongan
%4:
inhibitor)
16.#eAel eAiden+e 2 <4 11. dukasi
9engenal faktor: faktor yang memperberat dan mengendalikannya
9engendalikan kemungkinan penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya sindroma nefrotik2 (Diabetes militus, hipertensi, S#, dislipidemia, dll.)
ontrol rutin dan minum obat se+ara teratur
1$.Prognosis %d Aitam 2 dubia ad bonam %d sanationam 2 dubia ad bonam %d fungsionam 2 dubia ad bonam 0espon klinis terhadap kortikosteroid dapat dibagi menjadi 2 a. 0emisi lengkap
proteinuri minimal (B $66 mg"$ jam)
albumin serum > g"dl
kolesterol serum B 66 mg"dl
diuresis lan+ar dan edema hilang
b. 0emisi parsial
proteinuri B,! g"har<
albumin serum >$,! g"dl
kolesterol serum B!6 mg"dl
diuresis kurang lan+ar dan masih edema
+. 0esisten
klinis dan laboratoris tidak memperlihatkan perubahan atau perbaikan setelah pengobatan bulan dengan kortikosteroid.
1. ompetensi 2 Dokter'mum (&), DokterPenyakitDalam () 1.Penelaahritis dr. NurSamsuSpPD:/ 1!.
/arrison 1@ th edition, Nephrology 2 lomerular Disease
4lini+al and ?perimental Nephrology guidelines. $61