MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN PERENCANAAN KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP
NAMA KELOMPOK V:
1. 2. 3. 4. 5.
DINDA DWIYANA N RESKA AYU SANTRI JAYADI FUZITA FRANSISKA ULFA RIZA
PROGRAM DIPLOMA III ILMU KESEHATAN PRODI KEPERAWATAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS BENGKULU TAHUN AKADEMIN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perencanaan manajemen keperawatan merupakan fungsi organik manajemen sebagai titik tolak mencapai suatu organisasi. Maksudnya fungsi organik adalah fungsi melekat secara otomatis pada suatu organisasi apapun bentuknya akan menghasilkan tujuan yang baik. Perencanaan yang baik akan mengawal era globalisasi dan keterbukaan informasi ditambah lagi kemampuan profesionalisme yang tinggi dan mengarah ke spesialistik yang lebih berpihak kepada pasien. Hal ini semakin rapinya jenjang pendidikan ilmu keperawatan di Indonesia. Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan itu dilakukan. Sehingga perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan pola pikir yang dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Kegiatan perencanaan dalam praktek keperawatan profesional merupakan upaya meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan sehingga mutu pelayanan bukan saja dapat dipertahankan tapi bisa terus meningkat sampai tercapai derajat kepuasan tertinggi bagi penerima jasa pelayanan pelayanan keperawatan dan pelaksana pelayanan itu sendiri. sendiri. Dengan demikian sangat dibutuhkan perencanaan yang profesional juga. Jenis-jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang, rencana jangka menengah dan rencana jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut juga perencanaan strategis yang disusun untuk 3 sampai sampai 10 tahun. Perencanaan jangka menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun. tahun. Sedangkan perencanaan jangka jangka pendek dibuat satu jam sampai dengan satu tahun. Hirarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan, kebijakan, dan prosedur (Marquis & Houston, 1998).
Pihak manajer keperawatan harus mengembangkan sistem pelayanan keperawatan one step quality services seperti services seperti mudah terjangkau, murah biayanya, cepat, akurat dan serta bermutu tinggi. Perencanaan juga harus memperhatikan kekuatan anggaran yang ada sehingga pembuatan prioritas sesuai urgensi dan kebutuhan organisasi. BAB II TEORITIS
A. PENGERTIAN Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan itu dilakukan. Sehingga perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan pola pikir yang dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Perencanaan adalah proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
B. CIRI-CIRI PERENCANAAN YANG BAIK 1. Mengandung pemikiran kedepan dan mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir. 2. Bisa mengontrol masa depan, yaitu mampu memperkirakan dan memprediksi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemudian membuat antisipasi yang tepat apa yang akan terjadi dimasa depan. 3. Memiliki prosedur peramalan dengan mengikuti kecenderungan indikator kesehatan dan organisasi awal yang ada. 4. Mengembangkan keputusan terpadu, agar segala permasalahan yang ada dapat dikomunikasikan dengan baik dan tuntas penyelesaiannya. 5. Tersedia juga prosedur kerja yang formal/tertulis (SOP) dan disahkan oleh pimpinan tertinggi organisasi. 6.
C. RUANG LINGKUP PERENCANAAN Dalam setiap pembuatan perencanaan manajer keperawatan harus memperhatikan halhal yang selalu berhubungan dengan ruang lingkup perencanaan antara lain :
1. Struktur, yng terdiri dari perangkat lunak (software) yaitu filosofi, visi, misi, tujuan, standar kerja dan kebijakan pimpinan institusi. 2. Ketenagaan, yang dimulai dari proses penentuan jumlah kebutuhan sampai pemberdayaan serta masa pelepasan kerja/pensiun. 3. Fasilitas/logistik, yang disediakan organisasi guna mendukung proses kerja agar lancar dan bersinergi dengan tujuan organisasi. 4. Budjet/anggaran, yang disesuaikan dengan kesediaan keuangan organisasi dan cara mengelolanya. Masalah terpenting dalam perencanaan adalah penentuan kebutuhan jumlah tenaga keperawata. Hal ini disebabkan pemenuhan kebutuhan tenaga membutuhkan pemilihan kualitas dan kuantitas yang baik agar sesuai dengan alokasi pekerjaan dan kualifikasi ang dibutuhkan. Sumbere daya manusia dalam hal ini tenaga keperawatan penting karena : 1.
Sumber daya manusia adalah komponen kritis, artinya bila tidak ada maka maka roda organisasi tidak akan bisa berjalan.
2.
Sumber daya manusia tidak bisa dibentuk secara instan, berarti membutuhkan waktu yang lama untuk mebentuknya baik lewat pendidikan formal maupun non formal.
3.
Sumber daya manusia tidak bisa distok, karena bila tidak dimanfaatkan dengan baik mereka akan mudah keluar mencari pekerjaan ditempat lain.
4.
sumber daya manusia adalah subyek obsolete, artinya bila memiliki ilmu pengetahuan dan skil tidak segera diterapkan maka akan segera hilang atau menurun kemampuannya. Sehingga selesai pendidikan dan pelatihan segera ditempatkan sesuai dengan keahliannya.
Sedangkan Depkes RI masih merasa bahwa ada kendala dalam pengadaan dan pemberdayaan tenaga kesehatan yaitu : 1.
adanya stagnasi tenaga masih kurang memuaskan. Hal ini mungkin disebabkan oleh jabatan yang terbatas, kemungkinan luasnya area kerja dan lokasi yang tidak terpantau. Akibatnya, penerapan jenjang karir belum dilaksanakan dengan baik dan merata.
2.
Distruksi tenaga kesehatan tidak merata. Sebagian besar tenaga kesehatan yang ahli terutama S2/spesialis memilih bekerja dikota sehungga daerah terpencil tidak bisa menikmati tenaga ahli. Hal ini berakibat tidak ada kemajuan pelayanan kesehatan yang memadai dan memuaskan masyarakat diluar kota.
3.
Rendahnya produktivitas. Bila merasa penghargaan kurang terhadap kinerjanya maka akan mengurangi aktivitasnya yang secara langsung mengganggu produktivitasnya.
D.
SYARAT-SYARAT PERENCANAAN YANG BAIK
1. Sederhana Sederhana berarti perencanaan berdasarkan kenyataan dilapangan sehingga mudah dikenali
dan
diidentifikasi
antara
permasalahan
dan
jalan
penyelesaian
masalahnya, tidak ada tambahan atau rekayasa. 2. Jelas tujuan yang akan dicapai Membuat perencanaan sesuai dengan kenyataan dengan jalur yang jelas sehingga mudah dieksekusi oleh siapapun termasuk oleh pembantu perawat. 3. Ada skala prioritas Mengingat perencanaan selalu berhubungan dengan budjeting/anggaran maka manajer yang baik harus pintar dalam membuat prioritas sesuai kedaruratan dan pentingnya bagi nama baik/akreditasi institusi dan ketersediaan dananya. 4. Ada pelibatan aktif staf Dalam level bawah sebagai manajer yang baik yang mengerti pentingnya pembinaan sense of belonging semua staf maka mengikutsertakan masukan dan saran staf yang ada dibawahnyaaharus diutamakan. Hal ini akan meningkatkan motivasi kerja karena semua perencanaan adalah hasil pemikiran dan idenya. 5. Ada urutan kegiatan Disamping dibuat prioritas maka dalam pelaksanaannya dibut daftar urutan kegiatan yang disusun mulai dari yang mudah dilaksanakan sampai yang sulit dilaksanakan. 6. Praktis Praktis berarti mudah dilaksanakan oleh semua staf sesuai dengan tugas dan wewenangnya sehingga semua bekerja saling membantu sesuai fungsinya, tidak ada duplikasi pekerjaan maupun saling melempar pekerjaan.
7. Fleksibel Fleksibel berarti setiap perencanaan akan mudah mengikuti perkembangan situasi sehingga bisa diubah baik dikurangi/dimodifikasi maupun dihilangkan bila tidak sesuai dengan kebijakan institusi.
E.
SIFAT PERENCANAAN
1. Faktual Faktual maksudnya diperkirakan
berdasarkan fakta-fakta
yang memang muncul dan
(forecasting ) bukan di sesuaikan dengan
pendapat atau opini
mnajer.Tidak boleh di tambah atau dikurangi. 2. Rasional Rasional maksudnya berusaha membentuk perencanaan yang bisa diterima oleh akal pikiran sehat bukan hanya sebuah angan-angan kosong. 3. Fleksibel Fleksibel maksudnya perencanan sebagus apapun bisah berubah bila memang situasi atau
kondisi memaksa harus berubah,bahkan karena diubah kadang-
kadang hasil tidak akan efesien. 4. Berkesinabungan Diharapkan bahwa setiap perencana yang baik bisa diteruskan bahwa menjadi landasan bagi kemajuan
organisasi.Sehinga wajar bila pejabat baru harus
mengidentifikasi keberhasilan pejabat
lama dan menghindari pepatah orang;
‘’ganti jabat ganti pogram.’’ Perencana seorang menejer keperawatan
dalam sehari-hari dapat menentukan
1. Kebutuhan pasien terhadap kepelayanan keperawatan. 2. Sumber-sumber daya yang akan digunakan. 3. Proses pelayanan keperawatan yang akan diterapkan.
F.
MAKNA PERENCANAAN
Makna perencanan keperawatan akan memiliki manfaat bagi menejer dan organisasi yang menaungi antara lain: 1. Proses memilih dan mengembangkan tindakan yang menguntungkan bagi perawat dan stakeholder baik ekstern maupun intern. 2. Mengikuti pola menejemen dasar yaitu: a. Mengarahkan kepada tujuan. b. Memberi arti pada pekerjaan . c. Mengunakan sumber daya secara efektif dan efesien.
d. Mengatasi situasi krisis. e. Bisa tahan terhadap perubahan.
3. Bermanfaat bagi organisasi dengan ciri-ciri : a. Mengatasi masalah yang sedang dihadapi. b. Mudah mencapai tujuan organisasi. c. Mudah membuata rencana ulang.
4. Keuntungan,bearti perencanaan mengandung : a. Kegiatan bisa berjalan secara optimal. b. Dapat digunakan secara efektif dan efesien. c. Menurunkan resiko kecelakaan atau kerugian . d. Menjadi landasan kuat bagi pengendalian. e. Mudah untuk dievaluasi dan diperbaiki.
G. PROSES PERENCANAAN MANAJER
Adapun proses perencanaan yang harus dilalui
oleh seorang mnajer
keperawatan
menjalankan roda organisasi adalah : 1. Persiapan a. Memilih dan membentuk tim perencanaan yang terdiri
dari lulusan sarjana
keperawatan b. Membuat kesepakatan karangka konseptual dan pemilkiran strategik. c. Merumuskan pernyatan visi dan misisebagai arah dan tujuan organisasi. 2. Merencanakan a. Menelaah rencana yang ada sehinga jelas apa yang akan dicapai . b. Menyusun panduan perencanan sebagai pengarah. 3. Rencana strategic a. Analisa
konstektual
(SWOT).Strength
bearti
kekuatan
yang
dimiliki
institusi,weakness bearti apa yang dinggap sebagai kelemah institusi,oppoturnity bearti peluang mungki bisa diambil untuk keuntung institusi dan threathen bearti ancaman yang dirasakan
oleh organisasi sendiri terhadap/intern,sedangkan
treathen bersumber dari oraginisasi luar/ekstern. b. Menetapkan visi.
opportunity dan
Visi ini merupakan bagian terpenting dari peran seorang manajer agar arah dan pedoman bekerja keras.karena
visi yang baik akan mengarahkan kesuksesan/kemajuan
institusi.visi bedurasi minimal 5 tahun akan tetapi bilah t idak berhasi bisa diubah. c. Megedintifikasi hasil pokok,sasran,tujuan dan subtujuan. d. Megedentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh. e. Memantapkan rencana alternatif. 4. Implementasi a.
Menetapkan tugas dan jadwal rencana agar memudahkan mengingat dan staf yang mengetahui
b.
Melembagakan rencana strategik, sebagai langkah sosialisasi kepada seluruh staf yang ada dibawahnya.
c.
Membangun mekanisme kontrol.
H. HAMBATAN PERENCANAAN
Ada beberapa hal yang bisa menghambat proses pembuatan perencanaan yang baik, terutama dari faktor non teknis , antara lain: 1. Kurang pengetahuan dan keterampilan karena pengalaman belum banyak. Seorang manajer harus belajar dan menambah pengetahuan dan keterampilannya baik pendidikan formal dan nonformal. Hal diharapkan agar bisa mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. 2. Bersikap reaktif daripada proaktif Bersikap reaktif karena dipengaruhi penetapan visi yang kurang mengena sehingga tidak bisa mengantisipasi perkembangan dan perubahan mendadakyang mungkin terjadi. Hal ini di tunjukan adanya kurang tanggap bila ada masalah dan baru bekerja untuk menyelesaikan masalah dengan cara terburu-buru. Bila proaktif maka antisipasi sudah diprediksi dengan baik sehingga setiap perubahan bisa diselesaikan secara ilmiah dan profesional. 3. Kurang memahami faktor-faktor eksternal misalnya pesaing, regulator,atau masyarakat. Bisa saja karena terlalu percaya diri sehingga tidak memperhatikan pesaing yang ada diluarnya. Hal ini membahayakan organisasi karena akan mudah ditinggal pelanggan bila kalah dalam pengelolaan sistem/ metode pelayanan yang perfesional dengan para pesaing disekitarnya. 4. Kurang dukungan internal
Walaupun rencananya yang baik tapi bila tidak ada dukungan manajer diatasnya maka kesuksessan susah dicapai. 5. Rencana tidak tepat dan kurang fleksibel Bila perencana kurang pengalaman maka ada peramalan dan penentuan yang kurang akurat dan bahkan cenderung tidal luwes terhadap perubahan yang akan terjadi. Untuk itu dibutuhkan
masukan dari pihak-pihak yang kompeten
dibidangnya
masing-masingnya. 6. Terlalu detail atau kurang detail Perencanaan terlalu detail akan dianggap oleh staf bahwa atasan terlalu tidak percaya dengan kemampuan staf. Akan tetapi bila kurang detail, juga membuat staf ragu atau saling curiga apa yang sebenarnya yang dikehendaki atasannya sehingga hasilnya tidak akan optimal. 7. Rencana sifat mengendalikan daripada inspirasi. Perencanaan mengandung pengendalian pengawasan dan supervisisekaligus efisiensi biaya sehingga dipilih yang paling menguntungkan organisasi.
Perencanaan manajemen keperawatan yang dibuat oleh manajer, dapat dikatan berhasil bila memiliki sifat sebagai berikut: 1. Akan mudah akan diidentifikasi bahwa setiap kegiatan y7ang akan dilaksanakan lebih mengarah ke tujuan yang lebih spesifik. 2. Fleksibel terhadap perubahan situasi, tidak terlalu kaku dan resisten terhadap perubahan oleh waktu dan situasi atau lingkungan , yang penting akan hakekat perencanaan manajemen keperawatan tepat sesuai tujuan y7ang ingin dicapai. 3. Melibatkan unit sumber daya manusia yang penting, dimana tenaga yang ahli memang dibutuhkan harus sering terlibat sehingga merasa memiliki tangguang jawab lebih agar perencanaan ada dalam satu garis lurus dengan tujuan organisasi. 4. Rencana sifatnya spesifik, sederhana dan realitik, sesuai kondisi SDM dan sumber daya yang dimiliki. 5. Mengetahui kapan membuat rencana dan membatalkan terutama bagi yang sudah berpengalaman akan selalu melihat tiap waktu apa yang akan direncanakan bisa atau tidak bisa dilanjutkan. Bila tidak bisa maka segera dibatalkan tetapi bila bisa harus tetap dipertahankan.
6. Dilengkapi dengan instrumen evaluasi kinerja yang baik, agar bisa memonitor antar harapan yang diinginkan dan keberhasilan yang dicapai oleh semua level.
I. PENTAHAPAN MANAJER MENERAPKAN PERENCANAAN
Pentahapan secara grand desain yang mendasari pembuatan perencanaan organisasi atau unit, adalah selalu harus mengandung nilai-nilai organisasi yang dianut/diyakini, kemudian diejawantahkan dalam bentuk beberapa filosofi . filosofi ini akan mendasari dalam menentukan suatu tujuan organisasi. Tujuan organisasi agar jelas maka dimulai dari bagaimana membuat visi. Visi dari sebuah organisasi, bisa bersifat ja ngka panjang tau bisa tidak memiliki batas waktu. Semua tergantung dari hasil scanning analisa SWOT manajemen stratgis yang ditetapkan. Agar menjadi langkah yang benar maka setelah visi dilanjutkan membuat misi. Dimana misi bisa dijadikan sarana membuat langkah dalam mencapai visi. Bila suatu kondisi organisasi belum tahu berada dalam posisi mana,maka di perlukan pembuatan analisis SWOT untuk mengetahui keberadaan organisasi dibandingkan dengan para pesaingan. Hasil SWOT akan diketahui posisi organisasi kemudian menentukan keputusan untuk melangkah. Agar organisasi bisa bertahan atau meningkat menjadi peringkat atas,maka membuat tujuan organisasi. Tujuan ini sifatnya jangka menengah sehingga memiliki waktu yang dijadikan pedoman untuk mengorganisasi semua sumber daya yang dimiliki. Untuk mencapai tujuan, maka langkah selanjutnya adalah perlu memilih tujuan jangka pendek atau tujuan antara, yang disebut dengan sasaran, agar sasaran dapat berjalan baik, maka perlu disusun strategi umum, yang mendasari setiap tindakan sekaligus menjadi ciri khas organisasi. Agar strategi lebih tajam dan mudah dilaksanakan di level bawah, maka tiap unit kecil harus memilki taktik masing-masing yang sifatnya praktis sehingga dapat menyelesaikan semua persoalan yang muncul dengan baik dan tepat.
VISI
Menurut jonathan swift, visi adalah the art of seeing things invisble. Sedangkan thedore hesburgh menyatakan visi merupakan sesuatu hal yang terpenting dari kepemimpinan, kalau
tidak ada visi maka seperti orang yang tidak dapat meniup terompet dengan tepat. Visi menyediakan pondasi untuk pertayaan misi secara kompeheresifp. Visi sebenarnya menjawab pertayaan “what do we want to become” .sehingga menurut penulis visi bisa diartikan sebagai suatu keinginan yang sifatnya: a. b. c. d.
Melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat Pandangan tentang masa depan Ekspresi harapan Uraian tentang apa yang ingin dicapai dan cara mencapainya.
Setiap level manajer bila ingin mencapai tujuan dngan sukses, seharusnya membuat visi unitnya masing-masing. Akan tetapi visi suatu unit kerja harus selalu mengacu dan berpedoman pada visi organisasi yang ada diatasnya. Masa berlakunya visi minimal 5 tahun atau bisa tidak diberi jangka waktu.semua tergantung produksi/hasil atau layanan yang akan dituju. Akan tetapi waktu juga yang akan menetukan keberhasilan atau kegagalan visi organisasi. Banyak hlal yang menyebabkan sukses ridaknya suatu visi perubahan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan budaya masyarakat yang sering menentuan. Misalya kementrian kesehatan RI tahun 2000membuat visi “indonesia sehat tahun 2010 “ ternyata dalam perjalanan waktu sampai tahun 2010 kenyataan di lapangan kurang maksimal keberhasilannya. Hal ini membuat pemimpin mengambil kebijakan untuk membuat visi, menjadi “ kementrian kesehatan sebegai pergerakan pembangunan kesehatan menuju terwujudnya indonesia sehat”. Bisa kita lihat pertayaan visi diatas tidak ada jangka waktunya.sebagai langkah awal untuk menentukan jangka waktu adalah apakah tujuan utama memang mudah dicapai atau tidak. Bila jangka waktu memang tidak bisa ditentukan maka tidak perlu memakai jangka waktu.
MISI Ada beberapa hal yang penting dengan keberadaan mi si suatu organisasi menurut penulis sebuah misi merupakan pertayaan yang menjawab pertayaan: a. Bagi organisasi “what is our business?” b. Bagi pelanggan “who are the firms scutomers?” c. Bagi produk/layanan “what are firm smajor product or service?
Adapun suatu peryataan misi seharusnya juga memiliki makna: a. b. c. d. e. f. g.
Pertayaan tujuan yang abadi Pembeda antara satu organisasi dengan organisai lai nya Bisa merupakan peryataan alasan brdirinya suatu organsasi Peryataan yang mengandung keyakinan yang mendalam Pernyataan yang mencerminan tujuan organisasi Pertanyaan yang mengandung filosofi organisasi Pertanyaan yang mengandung prinsip-prinsip bisnis organisasi
Pengembangan visi dan misi selalu diperhatikan banyak organisasi karena kenyataan dilapangan banyak meningkatkan motivasi kerja dan kepentingan komunitas/kelompok. Adanya misi bisa menjadikan suatu organisasi merasa memiliki sehingga individu punya a) tanggung jawab, b) rasa kebersamaan, c) integritas, d) keberanian, e) kehormatan. Sedangkan tujuan lain adalahmenimbulkan keyakinan kepada para karyawan organisasi, pelanggan dan masyarakat bahwa organisasi akan mampu berkembang dengan mengantisipasi dan menyediakan pelayanan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Dalam membuat misi juga mengandung komponen-komponen yang secara implisit dan ekplisit bisa ditebak yaitu: a) Siapa pelanggan yang ingin dituju. b) Apa produk/hasil layanannya. c) Apa jenis pasarnya. d) Apa teknologinya. e) Bagaimana kemampuan daur hidup, pertumbuhan dan keuntungannya. f) Apa filosofinya. g) Apa konsep dirinya. h) Apa kesan untuk penampilan publik. i) Apa perhatian untuk karyawannya. j) Apa ada kepeduliaan terhadap lingkungan sekitarnya.
Jangka waktu untuk misi tergantung pada visi, sehingga bila visi berubah waktunya maka bisa saja misi ikut berubah. Dibawah ini adalah contoh visi yang ada di Kementerian Kesehatan yaitu “Kementerian Kesehatan sebagai penggerak pembangunan kesehatan menu ju terwujudnya Indonesia Sehat”
Visi diatas dijabarkan dalam misi seperti di bawah ini : a) Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel. b) Meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan. c) Memberdayakan kinerja dan mutu upaya kesehatan.
d) Melaksanakan pembangunan kesehatan yang berskala nasional. Evaluasi terhadap suatu pernyataan misi perlu dilakukan setiap tahun untuk melihat efektifitasnya. Hal ini dapat dipakai pedoman untuk mengetahui daya serap dan distribusi penerimaan visi dan misi di pelanggan intern organisasi sendiri dan pelanggan ektern terutama pemakai produk langsung. Agar suatu misi yang akan dicapai dapat berjalan efektif, maka harus mengandung: a)
Lingkup atau jangkauannya luas.
b)
Bisa dikembangkan jangkauannya dengan kemungkinan membuat alternatif str ategik.
c)
Tidak terlalu spesifik.
d)
Bisa jalan tengah antara kepentingan stakeholder.
e)
Keseimbangan yang baik antar kekhususan dan kemajemukan.
f)
Menggambarkan keputusan pertumbahan masa depan.
g)
Menyediakan kriteria untuk penyeleksian strategik.
h)
Dasar untuk mengembangkan dan menyeleksi strategik yang dipilih.
i)
Apakah orientasinya sifatnya dinamis?
Prinsip-prinsip Perencanaan
Adapun prinsip-prinsip dalam membuat suatu perencanaan keperawatan bagi suatu organisasi agar berjalan dengan efektif dan efisien adalah: a. Memiliki ciri-ciri perencanaan yang baik, yaitu: 1)
Memperlakukan tujuan oragnisasi.
2)
Dibuat oleh orang yang paham dan mendalami tehnik perencanaan, misalnya orang yang menguasai manajemen strategik.
3)
Diikuti dengan perincian program yang jelas.
4)
Tidak lepas dari dasr pemikiran pelaksanaan yang baik dan mudah dilaksanakan oleh semua level karyawan.
5)
Sederhana dan luwes dimana perubahan akan terjadi sesuai dengan kondisi dan sumber daya yang dimiliki pada saat rencana dijalankan.
6)
Ada tempat untuk pengambilan resiko atas semua pekerjaan yang akan dilaksanakan. Tujuannya agar semua staf mengerti bahwa resiko kegagalan dalam perencanaan selalu ada dan ada cara untuk mengantisipasinya.
7)
Mudah untuk dilaksanakan oleh semua lini staf, sehingga perlu membuat job description dan standar kerja yang baik dan bisa saja dijalankan.
8)
Ada prakiraan yang akan dihadapi saat pelaksanaan (forecasting). Peramalan akan bisa dilakukan bila planner memang sudah berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang mumpuni. Peramalan dipandang penting karena akan menentukan sampai
berapa
tahun
lagi
prusahaan
bertahan
dan
bagaimana
caranya
mempertahankan atau meningkatnya. b.
Semua tahapan atau proses harus bisa menjawab pertanyaan 5 W dan 1 H yaitu what, where, when, why, dan how atau apa yang harus dilakukan, dimana dilaksanakan, kapan seharusnya dilakukan, mengapa harus dilakukan dan bagaimana melakukannya serta berapa kali harus dilakukan. c. Setiap permasalahan yang ada diselesaikan dengan metode ilmiah (scientific problem solving) agar bisa mengikuti perkembangan jaman.
BAB III PERENCANAAN PADA RUANG RAWAT ICU
A. Pengertian Ruang Rawat ICU Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang terpisah, dengan staf khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit – penyulit yang mengancam jiwa atau potensial mengancam jiwa. ICU menyediakan kemampuan, sarana dan prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi – fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staf medis, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan – keadaan tersebut. Pelayanan Intensive Care adalah pelayanan berbasis rumah sakit diperuntukkan dan ditentukan oleh kebutuhan pasien yang sangat kritis. Tujuan dari pelayanan intensive care adalah memberikan pelayanan medik, tertitrasi dan berkelanjutan.
B. Visi Dan Misi Ruang Rawat ICU
VISI Mewartakan Kasih Allah melalui pelayanan ICU yang prima dan berkualitas. MISI 1. Memberikan pelayanan secara intensif dengan cinta kasih dan ketulusan hati. 2. Memberikan asuhan keperawatan secara intensif dan berkesinambungan. 3. Meningkatkan profesionalisme SDM yang berkompeten
C. Filosofi Dengan dilandasi secara mutlak oleh semangat cinta kasih kristiani, karya pelayanan kesehatan Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu memandang, menerima, dan berusaha melayani penderita dan keluarganya sebagai manusia seutuhnya, baik jasmani dan rohani, individu dan sosial.
FASILITAS DAN PERALATAN
A. FASILITAS
Ruangan ICU merupakan suatu unit di RS yang dibandingkan dengan ruagan lain, banyak perbedaan ,tingkat pelayanannya. Tingkat pelayanan ini ditentukan oleh jumlah staf,fasilitas,pelayanan penunjang,jumlah dan macam pasien yang dirawat, untuk itu harus ditunjang oleh tenaga yang memenuhi kualifikasi standart ICU. Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut: 1. Resusitasi jantung paru 2. Pengelolaan jalan nafas termasuk intubasi trakeal dan penggunaan ventilator sederhana 3. Terapi oksigenasi 4. Pemamtauan EKG ,pulse oximetri terus menerus 5. Pemberian nutrisi enteral dan panenteral 6. Pelaksanaan terapi secara titrasi 7. Kemampuan melaksanakan teknik khusus sesuai kondisi pasien 8. Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat –alat portabel selama transportasi pasien gawat 9. Kemampuan melakukan fisioterapi dada B.
SARANA DAN PRASARANA
a. Lokasi Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih sadar dan berdekatan atau mempunyai akses yang mudah ke unit gawat darurat,laboratorium dan radiologi. b. Desain Standart ICU yang memadai ditentukan desain yang baik dan pengaturan ruang yang adekuat. Bangunan ICU :
– Terisolasi – Mempunyai standart tertentu terhadap: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Bahaya Api Ventilasi AC Pipa air Komunikasi Bakteorologis Exhausts fan Kabel monitor
– Lantai mudah dibersihkan ,keras dan rata. c. Area pasien Unit terbuka 12-16 M 2/pertempat tidur
Unit tertutup 16 – 20 m2 pertempat tidur Jarak antara TT : 2 m Unit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan, setiap 2 TT Unit tertutup 1 ruangan terdiri 1 tempat tidur dan 1 tempat cuci tangan. Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level ICU Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi khusus dengan lampu TL 10 watt / m 2. Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan pasien dan petugas, desain dari unit memperhatikan privasi pasien.
d. Area Kerja meliputi : Ruang yang cukup untuk staf dan menjaga kontak visual perawat dengan pasien. Ruang yang cukup untuk memonitor pasien peralatan resusitasi dan penyimpanan obat dan alat (lemari pendingin) Ruang yang cukup untuk X-Ray mobil dan mempunyai tekanan negatif. Ruang untuk telpon dan sistem komunikasi lain seperti komputer, koleksi data, alat untuk penyimpanan alat tulis. e.
Lingkungan Mempunyai pendingin / AC yang dapat mengontrol suhu dan kelembaban sesuai dengan luas ruangan . Suhu 22 0 – 250. f. Ruang Isolasi Dilengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian sendiri. g. Ruang Penyimpanan Peralatan dan Barang Bersih Untuk penyimpanan monitor, ventilator, pompa infus dan pompa syringe, peralatan dialisi, alat-alat hisap, linen dan tempat penyimpanan barang dan alat bersih. h. Ruang Tempat Pembuangan Alat atau Bahan Kotor. Ruang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine, pengosongan dan pembersihan pispot dan botol urine. Desain untuk menjamin tidak ada kontaminasi i. Ruang Perawat. Terdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh perawat yang bertugas dan kepala ruangan. j. Ruang Staf Dokter. k. Ruang Tunggu Keluarga Pasien. l. Laboratorium yang terpusat.
C. PERALATAN
1.
Jumlah dan macam peralatan yang ada, sesuai dengan tipe ICU sekunder.
2.
Terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat yaitu:
3.
Ada program kalibrasi dan pemeliharaan alat Ada buku pemakaian alat serta pemeliharaan alat. Ada protap-protap pemakaian kalibrasi dan pemeliharaan alat-alat. Untuk di ICU sendiri sekarang terdapat peralatan dasar, yang meliputi :
4.
Ventilator. Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas. Alat hisap atau suction. Peralatan akses vaskuler. Peralatan monitor unvasif dan non invasif Defibrilator dan alat pacu jantung Alat pengatur suhu pasien. Peralatan drain thorak. Pompa infus dan pompa syringe Peralatan portable untuk transportasi. Tempat tidur khusus Lampu untuk tindakan. Ruang Hemodialisa juga tersedia untuk mendukung fungs ICU Monitoring Peralatan.
Hal-hal yang sangat vital sangat ditekankan pada pemantauannya termasuk peralatan yang digunakan untuk transportasi pasien.
Mengerti dan tahu tentang tanda bahaya kegagalan pasokan gas Mengerti trentang kegagalan pasokan oksigen ,maka alat yang secara otomatis teraktifasi untuk memonitor penurunan tekanan pasokan oksigen yang selalu terpasang di ventilator Pemantauan konsentrasi oksigen :Semua petugas diruang ICU diharapkan mengetahui tentang bahaya kegagalan ventilator atau diskonsentrasi sistem pernafasan.Pada pengguna ventilator otomatis,harus ada alat yang didapat segera mendeteksi kegagalan sistem pernafasan atau ventilator secara terus menerus Volume dan tekanan ventilator terpantau secara akurat dan berkesinambungan. Harus memantau suhu alat pelembab (humidifier) apabila terjadi peningkatan suhu udara inspirasi. Terpasang alat elektro kardiograf pada setiap pasien dan dapat dipantau terus menerus Harus tersedia pulse oksimetri pada setiap pasien ICU Apabila ICU memungkinkan apabila ada indikasi klinis harus tersedia peralatan untuk mengukur variabel visiologis lain seperti tekanan intra arterial dan tekanan pulmunalis, curah jantung, tekanan intra karnial, suhu, transmisi neuromuskular,kadar CO2 respirasi
BAB IV KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Perencanaan adalah proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka mencapai tujuan organisasi.Ruang rawat anak merupakan Suatu Unit yang memberikan pelayanan terhadap anak-anak yang mengalami kesehatan tubuh yang abnormal.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniadi Anwar. 2013. Manajemen Keperawatan Dan Prospektifnya. Jakarta: FKUI