BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada suatu proses pekerjaan yang dilakukan, akan ada banyak jenis pekerjaan yang dilakukan contohnya adalah : pekerjaan mendorong, memindahkan, mengangkat dan lainya. Banyaknya Banyaknya jenis kerja ke rja yang dilakukan ini merupakan salah sa lah satu hubungan yang dilakukan antara manusia dan lingkungan, dimana pekerja sebagai manusianya dan stasiun kerja sebagai lingkungan kerjanya. Dari sekian banyak pekerjaan yang dilakukan oleh manusia, tentu manusia memiliki keterbatasan. Sebagai contoh adalah manusia memiliki kemampuan terbatas untuk mengangkat suatu benda yang cukup berat, memiliki keterbatasan untuk berdiri dalam jangka waktu yang lama, manusia memiliki keterbatasan untuk bekerja pada keadaan lingkungan terlalu panas maupun dingin. Dari sekian keterbatasan manusia ini, peran stasiun kerja sangat dibutuhkan. Stasiun kerja yang baik merupakan hal yang penting, hal ini tentu akan berpengaruh terhadap produktifitas dan kesehatan pekerja yang ada di tempat kerja tersebut. Berdasarkan hal tersebut, te rsebut, penelitian mengenai analisa stasiun dan sistem kerja sangat dibutuhkan, hal ini dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sesuai dengan pekerjanya ( fit ( fit to people). people). Pada Pabrik Tahu Pak Udin merupakan salah satu UKM yang memproduksi tahu secara tradisional, akan dijadikan objek dalam penelitian ini, pabrik tahu ini terletak di Kelurahan Sei Binti, Kecamatan Sagulung, Sagulung, Kota Batam. Pabrik tahu Pak Udin ini memproduksi tahu mentah dan tahu goreng, dengan rata-rata kapasitas
produksi perhari adalah 16.000 - 20.000 buah tahu, dimana sekitar 80% dijadikan tahu goreng dan sisanya tahu mentah Pada pabrik tahu ini proses yang harus dikerjakan untuk membuat produk tahu adalah proses pencucian dan perendaman kedelai, proses penggilingan yang dicampur air untuk mendapatkan jus sari kedelai, proses perebusan jus sari kedelai dengan uap air panas, proses penyaringan jus sari kedelai untuk memisahkan air sari kedelai dan ampas halus kedelai, proses pencampuran cuka untuk membentuk koagulasi sari kedelai, proses memasukan hasil pengendapan sari ke cetakan dan pengepresan, dan proses pemotongan. Hampir semua proses pekerjaan ini dilakukan secara manual oleh 5 orang pekerja. Jenis pekerjaan yang paling sering dilakukan pada pembuatan tahu ini adalah pekerjaan mengangkat, yaitu pengangkatan ke mesin penggilingan, pengangkatan hasil gilingan ke bak perebusan, pengangkatan hasil rebusan ke bak saringan. Dimana proses kritis pada pengangkatan ini adalah pada proses angkat dari bak rebus ke bak penyaringan. Hal ini dikarenakan berat beban yang diangkat ± 30 kg dengan suhu mencapai 100ºC. Pekerjaan mengangkat ini dilakukan dari posisi beban berada diatas lantai kemudian hingga beban ditopang setinggi bahu untuk proses penuangan cairan ke saringan, dengan kategori pekerjaan dilakukan berulang kali. Menurut ILO (1962) dalam NIOSH (1981), berat beban yang dianjurkan untuk kegiatan mengangkat untuk pria dewasa usia 20-35 adalah 24.5 kg. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Santoso, D (2006), mengenai penentuan Maximum Acceptable Weight of Lift untuk pekerja indonesia, beban angkat pekerja pria dari jarak lantai-lutut dengan repetisi 2, 4, dan 8
kali/menit secara berurut adalah 12.53, 11,82, dan 10,98 dalam Kg, untuk jarak lutut-bahu dengan repetisi sama adalah 13.77, 12.80, dan 11.25 dalam Kg. Dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Siagian, M.F. (2017), dengan hasil berupa usulan untuk pembuatan alat bantu material handling pada proses pengangkatan sari kedelai dari tempat perebusan ke tempat penyaringan. Penilitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian tersebut, dimana yang akan di teliti adalah mengenai implementasi dan evaluasi terhadap usulan dari penelitian sebelumnya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis akan mengajukan judul
“PENERAPAN
PROSES
TERINTEGRASI
PADA
KEGIATAN
PEMINDAHAN HASIL REBUSAN SARI KEDELAI KE BAK PENYARINGAN DI PABRIK TAHU PAK UDIN” . 1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masala h pada penelitian ini adalah, bagaimana hasil evaluasi dari implementasi desain alat bantu material handling pemindahan sari kedelai dari perebusan menuju ke tempat penyaringan di pabrik tahu Pak Udin, yang ditinjau dari resiko cidera pada pekerja dan efesiensi waktu pada proses tersebut? 1.3.Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat diketahui, tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan penerapan dari desain alat bantu material handling tersebut sehingga dapat mengeliminasi pekerjaan mengangkat pada proses perebusan ke penyaringan, dan meningkatkan efesiensi waktu.
1.4.Batasan Penelitian
Pembuatan batasan masalah ini bertujuan agar penelitian ini bersifat terarah dan sesuai dengan tujuan utama. Berikut merupakan batasan penelitian ini: 1. Penelitian hanya dilakukan pada area perebusan dan penyaringan. Implementasi pembuatan alat bantu material handling hanya dilakukan pada proses pemindahan sari kedelai dari bak perebusan ke bak penyaringan. 2. Pengambilan data anthropometri dilakukan pada ke lima pekerja dalam pabrik. 3. Perhitungan peningkatan efesiensi waktu hanya berupa perbandingan sebelum dan sesudah implementasi alat, dan peningkatan output tidak dimasukan dalam penelitian ini. 4. Biaya dalam implementasi alat tidak diperhitungkan.
1.5.Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu untuk pekerja adalah agar tidak perlu lagi melakukan aktifitas mengangkat pada area perebusan ke penyaringan sehingga resiko kecideraan akibat aktifitas angkat tersebut dapat dihilangkan, sedangkan untuk perusahaan adalah agar dapat meningkatkan efesiensi waktu bekerja pada proses pemindahan sari kedelai ke bak penyaringan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Ergonomi
Menurut Tarwaka Et Al (2004), Ergonomi merupakan suatu ilmu, seni dan teknologi yang berupaya untuk menyerasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap
kemampuan,
kebolehan
dan
segala
keterbatasan
manusia
dari
pekerjaannya. Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performasi kerja yang tinggi. Dalam kata lain tuntutan tugas pekerjaan tidak boleh terlalu rendah (underload) dan juga tidak boleh berlebihan ( overload ). Karena keduanya, baik underload maupun overload akan menyebabkan stres. Konsep keseimbangan antara kapasitas kerja dengan tuntutan tugas meliputi tiga hal sebagai berikut: a. Kemampuan kerja, adalah kemampuan seseorang sangat ditentukan oleh personal capacity, physiological capacity, psycological capacity, dan biomechanical capacity. b. Tuntutan
tugas,
adalah
tuntutan
tugas/aktifitas
tergantung
pada,
karakterustik tugas dan material, organizaition characteristics, dan karakteristik lingkungan. c. Performansi, performansi atau tampilan seseorang sangat tergantung kepada rasio dari besarnya tuntutan dengan besarnya kemampuan yang bersangkutan
Konsep utama metode ergonomi yang terkenal adalah Human Centered/Integrated Design (HC/ID). Pada konsep HC/ID akan menempatkan semua unsur/parameter desain yang menyesuaikan dengan karatkteristik (kelebihan maupun kekurangan) manusia atau biasa dikenal dengan istilah “ fitting the task/design to the man”. Suatu rancangan dikatakan memenuhi kriteria “baik” kalau mampu memenuhi konsep ENASE (efektif, Nyaman, Aman, Sehat, dan Efisien). 2.2. Ovako Work Posture Analysis System
Menurut Karhu Et Al (1981), dalam Triyono (2006), OWAS merupakan metode analisis sikap kerja yang mendefinisikan pergerakan tubuh bagian punggung, lengan, kaki, dan berat beban yang diangkat. Masing-masing anggota tubuh tersebut diklasifikasikan menjadi sikap kerja. Berdasarkan sikap kerja tersebut OWAS mengkategorikan sikap kerja menjadi 4 kategori, yang nantinya akan digunakan sebagai tindakan perbaikan pada sikap kerja untuk mengurangi bahaya muskuloskeletal. 2.3. Antrhopometri
Menurut Wignjosoebroto (2000), anthropometri memiliki arti sebagai manusia dan ukuran, oleh karena itu secara umum merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Ukuran dimensi tubuh setiap orang berbeda beda, ini kemudian mulai dipertimbangkan karena secara tidak langsung dapat mempengaruhi produktifitas seseorang. Pada antthropometri, ukuran dimensi tubuh manusia menjadi pertimbangan dalam proses perancangan peralatan/stasiun kerja.
2.4. Studi Waktu
Menurut Render B dan Heizer J (2001), studi klasik dilakukan dengan menggunakan jam henti ( stopwatch), atau disebut juga studi waktu, yang pada mulanya dilakukan oleh Frederick W. Taylor pada tahun 1881. Suatu studi waktu mencakup penetapan waktu bagi sampel dari kinerja para pekerja dan menggunakanya untuk menetapkan standar. 2.5. Kajian Terdahulu
Penulisan sinopsis ini merujuk kepada literatur terdahulu yang digunakan sebagai acuan, literatur yang digunakan adalah berupa sekripsi, oleh Siagian, M.F. (2017), yang meneliti mengenai “USULAN DESAIN PERA NCANGAN ALAT BANTU MATERIAL HANDLING PENGANGKATAN SARI KEDELAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NBM RWL DAN ANTRHOPOMETRI UNTUK MENGURANGI
RESIKO
MUSCULOSKLETEL
DISORDER
DAN
MENINGKATKAN KENYAMANAN PEKERJA DI PABRIK TAHU PAK UDIN”, dengan hasil penelitian menyatakan bahwa berdasarkan analisa menggunakan ketiga metode tersebut bahwa sebelum usulan, cara bekerja dengan menangkat dan memindahkan sebelum implementasi usulan alat bantu tersebut tidak ergonomis dan menimbulkan keluhan rasa sakit pada otot, pinggul, lengan, dan pergelangan tangan pekerja. Berdasarkan hal ini, implementasi dari usulan desain alat bantu perlu direalisasikan kemudian dilakukan evaluasi kembali.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara ilmiah dalam mencari dan mendapatkan data. Serta memiliki kaitan dengan prosedur dalam melakukan penelitian dan teknis penelitian. Pembuatan metode penelitian ini bertujuan agar penelitian yang dilakukan terarah dan sesuai sistematis. Berikut merupakan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1.Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di pabik tahu milik Pak Udin, yang berlokasi di Sei Binti, Kecamatan Sagulung, Kota Batam. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 3 bulan dimana dimulai pada bulan Maret sampai dengan Juni 2018. Implementasi pemasangan alat bantu material handling dilakukan pada daerah bak perebusan ke bak penyaringan. 3.2.Model Penelitian
Model penelitian ini dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu keada an sebelum pemasangan alat bantu material handling, pemasangan alat bantu material handling, dan evaluasi perbandingan sebelum dan sesudah pemasangan. Berikut perincian tiga kelompok tersebut.
Sebelum
Proses
Hasil
1. Proses kerja dilakukan dengaan pengangkatan secara manual dari dasar lantai hingga penopangan beban diatas bahu
1. Pengukuran postur kerja dengan Metode OWAS
1. Pembuatan alat integrasi untuk menghubungkan proses perebusan ke penyaringan
2. Aktifitas pengangkatan dilakukan berulang dengan keadaan material bersuhu panas
2. Pengukuran rata-rata postur tubuh pekerja menyesuaikan dengan desain menggunakan Antrhopometri
2. Melakukan evaluasi efek setelah pemasangan alat integrasi
3. Ditemukan beberapa keluhan pegal dan masalah otot pada pekerja dibagian tersebut
3. Pengukuran waktu siklus pada proses pemindahan bahan perebusan ke penyaringan dengan menggunakan jam henti
Gambar 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan keadaan sebelum tersebut maka dibuatlah variabel bebas dan variabel terikat pada penelitian ini dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Variabel bebas/ independen untuk penelitian ini adalah pengukuran postur kerja menggunakan metode OWAS, pengukuran dimensi tubuh pekerja menggunakan Antrhopometri, dan pengukuran waktu siklus pada proses perebusan ke proses penyaringan. 2. Variabel terikat/ dependen untuk penelitian ini adalah penerapan desain ala t bantu dari penelitian sebelumnya dalam bentuk sistem integrasi pada proses perebusan dengan proses penyaringan dan melakukan evaluasi.
3.3. Tahapan Penelitian
Penelitian memiliki beberapa tahapan penelitian, tahapan ini dibentuk dalam bentuk diagram alir. Berikut merupakan tahapan dari penelitian ini.
Mulai
Penelitian sebelumnya, Studi Pustaka dan Observasi
Identifikasi Masalah
Pengumpulan data: pergerakan tubuh bagian atas, dimensi tubuh pekerja, dan waktu siklus pada proses rebus dan saring.
Pengolahan data: OWAS, Anthopometri, dan Jam Henti
Pembuatan Alat Integrasi
Evaluasi hasil dan Perbandingan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
Daftar pustaka
Anonim. 2009. Buku Ajar Ergonomi dan Perancangan sistem Kerja. Universitas Wijaya
Putra.
Surabaya.
[Internet]
URL:
[Diunduh pada tanggal 23 Februari 2018] National Institute for Occupational Safety and Health. 1981. Work Practice Guide for Manual Lifting , Division of Biomedical and Behavioral Science Cincinnati: Ohio. URL: < https://www.cdc.gov/niosh/docs/81-122/pdf/81122.pdf > [Diunduh pada tanggal 12 Maret 2018] Render, B & Heizer, J. 2001. Prinsip-Prinsip Managemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat Santoso, D. 2006. Kapasitas Angkat Beban Untuk Pekerja Indonesia. Jurnal Teknik Industri Universitas Kristen Petra [Internet], Desember, Vol 8, pp 148-155. URL: [Diunduh pada 13 Maret 2018] Siagian, M.F. 2017. Usulan Desain Peracangan Alat Bantu Material Handling Pengangkatan Sari Kedelai Dengan Menggunakan Metode NBM RWL dan Antrhopometri Untuk Mengurangi Resiko Musculoskletel Disorder dan Meningkatkan Kenyamanan Pekerja di Pabrik Tahu Pak Udin. Skripsi, Universitas Riau Kepulauan Tarwaka. Et Al, 2004. Buku Ergonomi. UNIBA Press. Surakarta. [Internet] URL: [Diunduh pada tanggal 22 Februari 2018] Triyono. 2006. Analisis Sikap Kerja Pekerja Manual Material Handling UD. Tetap Semangat Dengan Metode OWAS. Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta. URL: [Diunduh pada tanggal 12 Maret 2018]