PENELITIAN DESKRIPTIF DENGAN METODE SURVEI
MAKALAH
OLEH RUSDI
(16725251001)
DYAH ANIZA K
(16725251003)
ALFIANA MONIKA S (16725251004)
PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang amat pesat dari waktu ke waktu telah merambah keseluruh bidang kehidupan tidak luput dari peran penelitian.Disadari atau tidak dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan penelitian dalam rangka mencari dan mendapatkan pengertian tentang prinsip-prinsip yang ada dan berlaku secara umum. Ketika melakukan penelitian untuk mencari dan mendapatkan pengertian itu, manusia selalu menggunakan metode dan cara, meskipun metode atau cara yang digunakannya itu tidak selamanya ilmiah. Pada dasarnya penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya.Secara umum data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam kehidupan. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Pada penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaanya dengan fenomena lain. Dalam penelitian-penelitian sosial, seringkali peneliti ingin memperoleh gambaran tentang distribusi mengenai ciri-ciri atau karakteristik suatu sampel atau populasi, maupun hubungan antar variabel yang ada pada objek yang akan dijadikan sasaran penelitian. Untuk memenuhi maksud tersebut, maka yang paling tepat dilakukan oleh peneliti adalah adalah melakukan penelitian survei. Dalam penelitian survei, peneliti mengumpulkan data tentang fakta-fakta sosial, kemudian memberikan penilaian dan interpretasi terhadap kejadian-kejadian, distribusi, dan hubungan antar variabel yang ada pada gejala yang diteliti. Dalam penelitian sosial dan perilaku, metode survei telah digunakan secara luas untuk menggambarkan tentang fenomena-fenomena yang terjadi dan
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
2
berkembang secara alami, dalam arti bahwa variabel-variabelnya tidak dimanipulasi oleh peneliti.Hasil dari penelitian survei dapat disajikan secara deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi maupun dalam bentuk korelasi antar variabel. Mengenai fenomena yang disurvei, dapat menggambarkan mengenai karakteristiknya, proses perubahan atau perkembangannya, dan atau hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam hal ini penulis ingin membahas lebih jauh lagi mengenai penelitian survei, yang didalamnya membahas menganalisis spesifikasi perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan penelitian dalam bidang pendidikan biologi melalui desain penelitian deskriptif menggunakan metode survei beserta sajian contoh permasalahan yang dapat dipecahkan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana spesifikasi perancangan menggunakan metode survei? 2. Bagaimana spesifikasi pelaksanaan metode survei? 3. Bagaimana pelaporan metode survei? 4. Apa contoh permasalahan yang dapat dipecahkan melalui metode survei?
C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui spesifikasi perancangan menggunakan metode survei. 2. Untuk mengetahui spesifikasi pelaksanaan metode survei. 3. Untuk mengetahui pelaporan metode survei. 4. Untuk mengetahui contoh permasalahan yang dapat dipecahkan melalui metode survei.
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Survei Menurut Fraenkel dan Wallen (1993), penelitian survei merupakan penelitian dengan mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menayakannya melalui angket atau wawancara untuk menggambarkan berbagai aspek dalam suatu populasi.Sedangkan Guy (1983) mengemukakan bahwa: “A survey is an attempt to collect data from members of population in order to determine the current status of that population with respect to or more variables”. Artinya, survei merupakan penelitian yang berusaha mengumpulkan data satu atau beberapa
variable
yang
diambil
dari
anggota
populasi
tersebut
pada
penelitian.Kata current status dalam rumusan yang dikemukakan oleh Guy tersebut mengandung pengertian bahwa survei tersebut berusaha mengetahui berbagai informasi mengenai baik sikap, pendapat, ciri-ciri, fenomena tertentu yang terjadi pada saat survei dilakukan. Survei
menurut
Cohen
dan
Nomion
(1982)
mengidentifikasikan
sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai salah satu penelitian deskriptif. Berkenaan dengan itu Cohen dan Nomion (1982) mengatakan: “survey grathers data at a particular point in time with the intention of a) describing the nature of existing conditions, or b) identifying standards against which existing condition can be compared, or c) determining the relationship that exist between specific event”.Artinya bahwa: “penelitian survei merupakan kegiatan penelitian yang mengumpulkan data pada saat tertentu dengan tiga tujuan penting” yaitu: a) mendeskripsikan keadaan alami yang hidup saat itu, b) mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan, dan c) menentukan hubungan sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik. Secara lebih spesifik, Mc Millan dan Schumacher (2001) menyatakan bahwa, dalam penelitian survei, peneliti menyeleksi suatu sampel dari responden dan menggunakan kuesioner atau melakukan interviu untuk mengumpulkan informasi terhadap variable yang menjadi perhatian peneliti. Data yang dikumpulkan kemudian digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
4
populasi tertentu, sebagaimana dinyatakan sebagai berikut: “in survey research, the investigator select a samples of respondents and administers a questioner or conduct interview to collect information on variables of interest. The data that are gathered are used to describe characteristic of certain population. Survey are used to learn about people’s attitude, beliefs, values, demographics, behavior, opinions, habits, desires, ideas, and other tpes of information”. Sebagaimana penelitian ilmiah lainnya, penelitian survei memiliki unsurunsur pokokyaitu konsep, prinsip, proposisi, teori, variabel, asumsi, hipotesis, dan definisi operasional.Unsur-unsur ini erat kaitannya dengan dua tahap penelitian survei yaitu tahap teoritisasi dan tahap emperisasi.Setiap tahap memerlukan unsur tersendiri.Pada tahap teoritisasi, peneliti harus memahami secara mendalam tentang konsep, prinsip, proposisi dan teori, sehingga dapat merumuskan hubungan-hubungan teoritis secara baik. Pada tahap emperisasi peneliti harus memiliki pengetahuan yang luas tentang variabel, asumsi, hipotesis, dan definisi operasional, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas tentag data yang akan dikumpulkan. Survei ditujukan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik populasi, seperti komposisi masyarakat berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, suku bangsa, etnis, dan lain-lain. Survei juga dapat digunakan untuk mengumpulkan dat berkenaan dengan sikap, nilai, kepercayaan, pendapat, pendirian, keinginan, cita-cita, perilaku, kebiasaan, dan lain-lain.Karena model penelitian ini dipandang cukup sederhana, tetapi dapat menghimpun informasi yang penting tentang populasi yang cukup besar, maka penggunannya sangat luas, sehingga peneliti perlu menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik sampel tertentu.Hal ini sekaligus menunjukkan keuntungan penelitian survei, yaitu memungkinkan membuat generalisasi untuk populasi yang besar. Proses penelitian survei tidak terlalu berbeda dengan penelitian ilmiah lainnya, yaitu usaha yang sistematis untuk mengungkapkan suatu fenomena sosial yang menarik perhatian peneliti. Menurut Wallace dalam Masri Singarimbun dan Soffian Efendi (1989), penelitian survei digambarkan sebagai suatu proses untuk mentransformasikan lima komponen informasi ilmiah dengan menggunakan enam kontrol metodologis.
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
5
Komponen-komponen informasi ilmiah tersebut adalah teori, hipotesis, observasi, generalisai emperis, dan penerimaan ataupenolakan hipotesis. Sedangkan control metodologis yaitu (a) deduksi logika, (b) interpretasi, penyusunan instrument, penyusunan skala, dan penentuan sampel,(c) pengukuran penyederhanaan data dan perkiraan parameter, (d) pengujian hipotesis, inferensi logika, dan (e) formulasi konsep, formulasi proposisi, dan penataan proposisi. Proses penelitian survey dapat dimulai darimana saja bergantung dari keahlian dan kemampuan peneliti, yang penting adanya minat untuk memahami suatu fenomena sosial.
B. Karakteristik Penelitian Survei Singleton dan Straits (1999) memberikan karakteristik umum dari penelitian survei: 1. A large number of respondent are chosen through probability sampling procedures to represent the population of interest: (sejumlah besar responden dipilih melalui prosedur sampling probabilitas untuk mewakili populasi). 2. Systematic questionere or interview procedures are used to ask prescribed question of respondents, and record their answer: (kuesioner sistematik atau prosedur interview digunakan untuk bertanya mengenai sesuatu mengenai responden, dan mencatat jawaban-jawaban mereka). 3. Answers are numerically coded and analysed with the aid of statistical software: (jawaban-jawaban tersebut dikode secara numerik dan dianalisis dengan bantuan teknik statistik).
Metode survei sebagaimana metode-metode ilmiah yang lain memiliki beberapa karakteristik tertentu. Sebagaimana dikemukakan oleh Best (Wuradji, 2006: 6), untuk dapat memenuhi persyaratan ilmiah, metode surveiharus memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Logic Logic, mengandung pengertian bahwa metode survei harus dilandasi oleh kerangka pemikiran yang nalar, runtut, dan sistematis. 2. Deterministic
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
6
Deterministic, menunjukkan bahwa metode survei bukan saja melukiskan fakta secara deskriptif, akan tetapi melalui analisis korelasi kausalitas, peneliti dapat menjelaskan hubungan kausalitas antar variable independen dan dependen. 3. General General , menunjukkan bahwa hasil dari penelitian survei tidak hanya berlaku untuk kasus yang diteliti, akan tetapi dapat digeneralisasikan pada wilayah penelitian yang lebih luas. 4. Parsiomious Parsiomious, menunjukkan bahwa dari penelitian survei yang dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, dapat dikumpulkan banyak informasi dan variable, yang hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi banyak tujuan. 5. Spesific Spesific, menunjukkan bahwa kesimpulan dari penelitian survei berasal dari permasalahan yang telah dipilih secara spesifik yang indikator-indikatornya telah dirumuskan dan dikuantifikasi dengan jelas, dan dapat diamati dan diukur. Sementara itu Issac dan Michael (1983), memberikan empat karakteristik sebagai berikut: 1. Systematic Systematic berarti bahwa penelitian survei dirancang dengan seksama, mengikuti desain tertentu, tersistem, dan mengikuti prosedur yang konsisten. 2. Representative Representativeberarti bahwa penelitian survei yang dilakukan terhadap sampel, akan tetapi dengan menggunakan teknik-teknik sampling yang baik, hasilnya dapat mencerminkan keadaan populasi. 3. Objective Objective mengandung pengertian bahwa hasil dari penelitian survei dapat memberikan kesimpulan berupa fakta yang benar sesuai dengan keadaan sebenarnya. 4. Quantifiables
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
7
Quantifiables mengandung pengertian bahwa penelitian survei menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu mulai dari proses memperoleh data, proses analisis data, sampai pada kesimpulan, menggunakan angka-angka dan perhitungan statistik.
C. Tujuan Penelitian Survei Tujuan penelitian survei menurut Issac dan Michael (Hamid Darmadi , 2014: 273) adalah sebgai berikut: 1. Menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti. 2. Memecahkan permasalahan yang signifikan dan hidup di masyarakat. 3. Menilai kebutuhan dan menentukan tujuan institusi atau lembaga tertentu. 4. Menganalisis kecenderungan yang terjadi dalam suatu masyarakat atau suatu lembaga, pada periode tertentu. 5. Menentukan apakah tujuan spesifik suatu lembaga sudah dapat dicapai. 6. Mendeskripsikan permasalahan yang ada, dan seberapa jauh implikasinya terhadap lembaga yang ada. 7. Membuat acuan sikap yang realisik atas dasar data dan keadaan yang ada di masyarakat.
D. Penggolongan Metode Penelitian Survei Metode penelitian survei dapat diklasifikasi berdasarkan kriteria tertentu. Apabila ditinjau dari kelompok responden yang disurvei (Sudarsono dkk, 2013: 150), dapat digolongkan menjadi dua, yaitu (a) survei populasi yang kemudian dikenal dengan sensus, dan (b) survei sampel, yang dilakukan dengan mengambil sebagian dari populasi, kemudian hasilnya digeneralisasikan kepada populasinya. Penelitian survei banyak dilakukan dengan menggunakan teknik sampling.
E. Desain Penelitian Survei Ditinjau dari desain penelitiannya, survei dapat dibedakan menjadi dua, yaitu desain longitudinal dan desain cross-sectional (Wiersma, 1986: 207-210). 1.
Desain Longitudinal
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
8
Desain longitudinal merupakan proses pengumpulan data terhadap masalah tertentu dan dilakukan dalam waktu yang lama (Sudarsono dkk, 2013: 151) atau dengan kata lain desain ini digunakan untuk memahami isu yang berkepanjangan, tetapi populasi lebih kecil dengan pengumpulan data secara periodik. Berkenaan dengan waktu dalam konteks desain ini, jangka waktunya dapat panjang dan dapat pula pendek. Survei yang menggunakan periode waktu panjang misalnya lima tahun, sepuluh tahun atau lebih. Sensus penduduk misalnya yang diselenggarakan setiap 10 tahun dengan maksud untuk mengetahui perkembangan dan perubahan penduduk, termasuk survei dengan jangka waktu panjang. Demikian juga survei antar sensus yang diselenggarakan setiap lima tahun dengan maksud untuk mengetahui peristiwa-peristiwa kependudukan selama lima tahun. Menurut Sudarsono dkk (2013: 151), desain survei longitudinal memiliki tiga tipe, yaitu trend study, cohort study, dan panel study.Trend study merupakan salah satu bentuk penelitian longitudinal yang pada umumnya dilakukan untuk meneliti perubahan atau perkembangan suatu peristiwa dalam waktu lama.Trend study
bertujuan untuk mengetahui
kecendrungan yang terjadi, untuk selanjutnya dapat digunakan dalam memperkirakan apa yang akan terjadi kemudian hari. Cohort study mirip dengan trend study, akan tetapi mengenai masalah dan kelompok responden yang diteliti memiliki sifat yang lebih spesifik. Contoh yang paling jelas untuk cohort study dalam pendidikan adalah perkembangan partisipasi siswa setelah berlangsung selama periode waktu tertentu. Misalnya peneliti ingin mengetahui cohort terhadap siswa Sekolah Dasar pada saat masuk, misal pada tahun 1990, sampai siswa tersebut lulus pada tahun 1996. Tipe lain dari desain longitudinal adalah panel study. Dalam panel study, suatu kelompok sampel yang sama diteliti dua kali atau lebih. Kelompok sampel itulah yang disebut panel. Keuntungan dari panel study adalah peneliti dapat mengetahui bukan saja mengenai perkembangn suatu fenomena tertentu, akan tetapi juga dapat diketahui tentang sumber-sumber yang menjadi penyebab terjadinya perubahan tersebut. 2.
Desain cross-sectional
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
9
Desain cross-sectional adalah desain survei dimana survei dilakukan terhadap kelompok responden (sampel) tertentu dalam jangka waktu yang relatif pendek (Sudarsono dkk, 2013: 152).Contohnya survei mengenai prestasi belajar anak lemah mental pada umur 6 sampai 10 tahun di suatu wilayah tertentu.
F. Spesifikasi Perancangan Penelitian Survei Kegiatan penelitian survei dapat diidentifikasikan sejak dari seorang peneliti melakukan persiapan perencanaan, menentukan strategi sampling yang hendak digunakan, mendiskusikan instrumen, bagaimana menyampaikan instrumen tersebut kepada responden sebagai kelengkapan teknik survei, sampai akhirnya mengidentifikasikan beberapa prosedur yang tepat agar dapat memproses dan menganalisis untuk memperoleh hasil penelitian (Darmadi, 2011: 237). Rencana penelitian dengan metode survei tertuang didalam proposal penelitian.Komponen utama yang terpenting dalam proposal penelitian survei adalah tujuan dasar atau alasan diadakannya penelitian survei. Berikut ini merupakan komponen-komponen yang akan dibahas di dalam proposal, khususnya di bagian metode penelitian untuk rancangan survei: 1.
Identifikasi tujuan penelitian survey. Tujuannya untuk menggeneralisasi populasi dari beberapa sampel sehingga dapat dibuat kesimpulan-kesimpulan atau dugaan-sugaan sementara tentang karakteristik-karakteristik, perilakuperilaku, atau sikap-sikap dari populasi tersebut.
2.
Memaparkan
rasional pemilihan metode survei sebagai jenis prosedur
pengumpulan data dalam penelitian, dapat berupa menunjukkan keunggulankeunggulan rancangan survei (seperti keekonomisan rancangan dan kecepatan dalam menyajikan data penelitian) dan keuntungan-keuntungan mengidentifikasi sifat-sifat suatu populasi berdasarkan sekelompok kecil individu (sampel). 3.
Menetapkan desain penelitian dengan metode survei, apakah menggunakan desain survei cross-sectional dengan mengumpulkan data satu persatu dalam
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
10
satu waktu atau desain survei longitudinaldengan mengumpulkan data secara kumulatif sepanjang waktu. 4.
Merinci teknik pengumpulan data. Fink (2002) menunjukkan empat strategi pengumpulan data, antara lain: kuesioner yang disusun secara sendiri (selfadministered questionnaires), wawancara (interviews), review catatan terstruktur (structured record review) untuk mengumpulkan informasi finansial, media atau sekolah, dan observasi terstruktur (structured observation).
G. Spesifikasi Pelaksanaan Penelitian Survei Penelitian dengan metode survei, dilihat dari pengalaman para ahli memiliki langkah-langkah yang agak bervariasi. Ada tiga langkah penting dan menentukan keberhasilan penelitian survei (Babbie, 1982) yaitu: 1. Mengembangkan atau membuat angket 2. Pemilihan sampel 3. Mengumpulkan data dengan wawancara atau dengan kuesioner. Detail mengenai tahapan penelitian dengan metode survei yaitu sebagai berikut: a. Formulasi masalah penelitian Masalah penelitian adalah suatu pertanyaan yang menanyakan hubungan antar variabel-variabel penelitian. Untuk menjadikan suatu masalah penelitian survei, harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) Suatu masalah penelitian harus menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih 2) Suatu masalah penelitian memerlukan pengujian secara empirik. Pengujian secara empirik berarti pemecahannya dilandasi oleh bukti-bukti empirik yang diperoleh dari lapangan, dengan jalan mengumpulkan data yang relevan. Adapun pertimbangan yang dapat dijadikan dalam menentukan kelayakan masalah penelitian (Sudarsono dkk, 2011: 154) yaitu: 1) Masalah perlu dipecahkan melalui penelitian lapangan (field research). Sehubungan dengan hal itu, maka peneliti harus memiliki kesiapan dan kemampuan dalam melaksanakan penelitian.Tujuan utamanya adalah untuk
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
11
melakukan pengujian teori ataupun untuk menemukan jawaban terhadap masalah penelitian. 2) Kebermaknaan atau keberartian (significance) pemecahan masalah Suatu masalah penelitian yang baik harus memiliki signifikansi, baik secara teoritis maupun praktis. Signifikansi teoritis berarti bahwa dari hasil pemecahan masalah tersebut akan mampu melahirkan prinsip-prinsip penting yang berguna untuk memperkaya, memperluas wawasan, dan mengembangkan teori yang telah ada. Dengan kata lain, dalam memilih masalah penelitian harus dipertimbangkan nilai-nilai penting yang terkandung dalam masalah penelitian. Signifikansi praktis berarti bahwa hasil pemecahan masalah penelitian akan memberikan sumbangan terhadap praktik kehidupan sehari-hari. 3) Keaslian (originality) Suatu masalah penelitian yang baik harus menunjukkan bahwa masalah tersebut merupakan sesuatu yang baru, bukan duplikasi, atau replikasi dari apa yang pernah dikemukakan oleh orang lain. 4) Kelayakan untuk dilaksanakan (managable problem) Beberapa pertanyaan yang muncul sehubungan dengan pertimbangan tentang dapat tidaknya dilaksanakan tersebut antara lain: (1) pertimbangan mengenai kompetensi peneliti, (2) apakah untuk memecahkan masalah penelitian tersebut cukup tersedia data yang diperlukan, dan (3) ketersediaan waktu, biaya, dan tenaga peneliti yang diperlukan. 5) Keberanian peneliti dalam mengangkat masalah-masalah penelitianyang oleh pihak-pihak tertentu dianggap sensitif atau rawan. 6) Minat (interest) peneliti. Suatu masalah penelitian yang akan dipecahkan harus menarik, bukan saja untuk peneliti yang bersangkutan, akan tetapi juga harus menarik bagi masyarakat ilmiah sesuai dengan bidang studinya. 7) Bahwa masalah penelitian yang dipilih harus diseleksi dari informasi, pengalaman-pengalaman, maupun teori-teori yang relevan. Kualitas suatu penelitian, selain ditentukan oleh kriteria-kriteria diatas, juga
ditentukan
oleh
bagaimana
masalah
penelitian
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
tersebut
12
dirumuskan.Beberapa persyaratan dalam menyajikan perumusan masalah yang baik, adalah sebagai berikut: 1) Masalah penelitian harus dirumuskan secara spesifik Dengan perumusan yang spesifik, akan menunjukkan gambaran yang lebih fokus mengenai arah pemecahannya. Meskipun demikian, peneliti pada waktu mengidentifikasi masalah penelitiannya, terlebih dahulu harus memberikan gambaran umum agar peneliti tetap dapat memiliki wawasan yang lebih komprehensif dan makro.Selanjutnya pembatasan masalah yang lebih spesifik dikemukakan. 2) Masalah penelitian yang telah dirumuskan secara spesifik, harus diikuti dengan perumusan secara operasional. Dengan demikian, masalah penelitian menjadi mudah untuk diamati dan diukur indikator-indikatornya. 3) Masalah penelitian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif atau dalam bentuk pertanyaan. 4) Masalah penelitian harus dirumuskan dengan kalimat yang sederhana, pendek, padat (concise) dan mencerminkan inti masalah yang diajukan. 5) Masalah penelitian harus memiliki landasan rasional (dapat dinalar) dan argumentasinya yang jelas, sehingga dapat meyakinkan pihak-pihak lain untuk menerimanya. Masalah penelitian dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, antara lain: (1) hasil kajian pustaka, (2) hasil diskusi dengan teman sejawat atau kolegial seprofesi, (3) observasi lapangan misalnya sekolah, universitas, organisasi dan lain-lain, (4) pengalaman-pengalaman pribadi, dan (5) media komunikasi seperti surat kabar, majalah, dan juga media elektronik. b. Membuat Desain Penelitian Survei Setelah diperoleh masalah penelitan, langkah selanjutnya adalah membuat desain penelitian. Desain penelitian merupakan konseptualisasi atas sebuah fenomena atau gejala sosial yang akan diturunkan menjadi variabelvariabel penelitian sampai ke tingkat indikator.Variabel menurut Wiersma (1986: 23) yaitu objek penelitian yang sifatnya menunjukkan adanya variasi atau perbedaan diantara individu yang diteliti.Berdasarkan sifat hubungan antar variabel, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
13
(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable).Variabel bebas adalah variabel yang oleh peneliti diperkirakan menjadi penyebab munculnya atau berubahnya variabel terikat, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang terjadi atau muncul karena mendapat pengaruh atau disebabkan oleh variabel bebas (Sudarsono dkk, 2013: 160). Diantara hubungan variabel bebas dan terikat, terdapat variabel-variabel perantara (moderator), variabel pengganggu (intervening variable) dan variabel pengendali variabel lain (control variable). c.
Mengembangkan Instrumen Survei (Menyusun Kuesioner/Pertanyaan) Langkah ketiga dalam penelitiansurvei
adalah mengembangkan
instrumen penelitian dari matriks menjadi daftar pertanyaan. Dalam penelitian survei, kuesioner adalah salah satu instrumen yang lebih sering digunakan dibandingkan dengan penggunaan tes dan skala. d. Menentukan Sampel dan Teknik Sampling Sebelum ditentukan teknik sampling, maka populasi dan sampel penelitian
harus
ditetapkan
terlebih
dahulu.Populasi
adalah
wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualiatas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007: 90).Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan sampling adalah suatu proses memilih sebagian dari unsur populasi yang jumlahnya mencukupi secara statistik sehingga dengan mempelajari sampel serta memahami
karakteristik-karakteristiknya
(ciri-cirinya)
akan
diketahui
informasi tentang keadaan populasi. Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam penelitian dapat mewakili populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah maupun dari aspek karakteristik yang dimiliki populasi. Penarikan sampel pada penelitian survei dibedakan berdasarkan pada ukuran populasinya.Bila populasinya tidak terbatas atau tidak berhingga (infinite population/unknown population) makapenarikan sampel tidak dapat dilakukan secara acak/random sehingga dikenal dengan istilahnonrandom sampling.Bila
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
14
populasinya terbatas, maka dapat dibuat kerangka sampel (sample frame) yang memuat daftar seluruh anggota populasi
(Subali, 2013: 7). Dengan
adanya kerangka sampel dapat dilakukan penarikan sampel secara acak (random). Dengan pengambilan sampel secara acak makaakan dapat dihindari kekeliruan
yang
sistematik
(systematic
error)
dan
akan
dapat
mewakilipopulasinya. Dengan kata lain, sampel menjadi bersifat representatif. 1) Pengambilan Sampel secara Tidak Acak (non-random sampling) Teknik
non-random
adalah teknik pengambilan sampel
yang tidak
mendasarkan diri pada prinsip peluang.Ada dua prosedur teknik non-random, yaitu purposive sampling dan quota sampling. a) Pengambilan sampel dengan pertimbangan (purposive sampling) Pengambilan sampel dengan pertimbangan (purposive sampling) merupakan
teknik
pengambilan
sampel
dengan
menggunakan
pertimbangan tertentu setelah mengetahui karakteristik populasinya (Subali, 2013: 9). b) Pengambilan sampel menurut kuota (quota sampling) Pengambilan sampel menurut kuota(quota sampling) merupakan prosedur untuk memperoleh sampel dari populasi asal sudah memenuhi jumlah tertentu yang kita inginkan.Oleh karena dalam pelaksanaannya tanpa pertimbangan apa pun maka dikatakan pula sebagaiteknik pengambilan sampel seadanya (Subali, 2013: 9). Artinya, jika si peneliti memerlukan sampel terdiri dari40 unit sampel maka ia akan mengambil “individu-individu” anggota populasi yang ditelitiberturut-turut sampai diperoleh
40
unit
sampel.
Penelitian
dengan
teknik
“quota
sampling”biasanya dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi lapangan guna mengungkapapakah yang menjadi permasalahan penelitian benar-benar tampak fenomenanya. Dengan katalain, data yang diperoleh melalui teknik “quota sampling”, dijadikan penguat oleh penelitidalam mengungkapkan pokok permasalahan yang akan diselesaikan. Karena cara pengambilan sampelnya seadanya maka disebut pula dengan teknik pengambilan sampel secara aksidental(accidental sampling). 2) Pengambilan sampel secara acak (random sampling)
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
15
Menurut Bambang Subali (2010: 9), pengambilan sampel secara acak (random sampling) berlandaskan pada prinsip peluang yang artinya setiap “individu” anggota populasi yang diteliti harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Oleh karena itu, teknik random sampling juga disebut teknik prpability sampling. Agar setiap individu anggota populasi berkesempatan untuk terpilih menjadi sampel dilakukan pengacakan atau perandoman yang dilakukan dengan cara diundi. Dengan cara demikian sampel yang tercuplik benar-benar dapat mewakili populasinya. a) Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling) diterapkan pada populasi penelitian yang benar-benar homogen. Untuk keperluan
tersebut,
peneliti
harus
menyiapkan
kerangka
sampling/kerangka pencuplikan (frame-sampling), yang tidak lain berupa populasi yang akan diambil sampelnya. Dengan demikian, populasinya benar-benar terbatas atau berhingga jumlahnya. Contohnya, suatu penelitian bertujuan menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan konsep guru biologi yang telah bersertifikasi di pulau jawa.Dari daftar guru yang tersedia di Dinas Provinsi Pulau Jawa diketahui banyaknya guru Biologi yang tersertifikasi misalnya 1254 orang. Dengan demikian, ia dapat mengambil sampel secara acak, kemudian mendata seluruh
faktor yang diduga menjadi penyebab (dengan cara
memberikan angket) dan mendata penguasan kompetensinya (dengan cara melakukan tes kompetensi). b) Pengambilan sampel sistematik (systematic sampling) Dapat dilakukan pada populasinya yang juga benar-benar homogen dan tersebar secara teratur.Dalam hal ini, pengundian hanya dilakukan untuk memilih nomor sampel yang pertama.Jika nomor sampel pertamanya sudah terpilih maka pengambilan nomor sampel kedua dan seterusnya didasarkan pada selang nomor yang konstan. Misalnya , setelah terundi sampel pertama adalah yang bernomor 6, maka sampel kedua yang diambil bernomor 16, sampel ketiga bernomor 26, sampel keempat bernomor 36 dan seterusnya, sampai dengan jumlah tertentu sesuai dengan tingkat presisi yang kita hendaki.
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
16
c) Pengambilan sampel acak berlapis (stratified random sampling atau disingkat stratified sampling) dilakukan jika kita sudah mengetahui populasi tidak homogen. d) Pengambilan sampel acak gugus atau pengambilan sampel acak gerombol (cluster sampling) dilakukan jika populasi berada dalam suatu satuan tertentu yang terdiri dari gugus- gugus (cluster). Oleh karena unit sampelnya berupa satuan gugus maka seluruh individu yang terdapat dalam suatu gugus akan menjadi sampel penelitian jika gugus yang bersangkutan terundi sebagai sampel. e.
Melakukan Pre-Test Tahap kelima dari penelitian survei adalah melakukan tes pendahuluan pra riset (pre-test) . Tujuan tes pendahuluan ini adalah: 1.
Untuk mengetahui apakah ada beberapa pertanyaan yang perlu dihilangkan atau ditambah.
2.
Untuk mengetahui apakah ada pertanyaan yang sulit dipahami responden.
3.
Untuk mengetahui apakah susunan pertanyaan ada yang pertu diubah.
4.
Untuk mendeteksi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengisi satu kuesioner. Dalam tahapan pretest, seringkali dilakukan uji validitas dan uji
reliabilitas untuk mengetahui kemantapan dan keshahihan instrumen penelitian.Uji validitas dimaksudkan untuk mendeteksi apakah alat ukur (butirbutir pertanyaan dalam suatu kuesioner) yang digunakan untuk mengumpulkan data itu memang benar-benar alat yang sesungguhnya, artinya alat itu sahih atau valid.Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurnya terhadap suatu gejala.Untuk menguji validitas dapat dilakukan dengan pendekatan teknik koreksi produk moment misalnya dengan rumus Karl Pearson.Sementara itu, reliabilitas adalah derajat ketepatan atau tingat presisi dan tingkat keajegan konsistensi suatu alat ukur, artinya jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.Pendekatan yang sering digunakan untuk uji ini adalah dengan mencari koefisien alpha dari formula Cronbach. f. Mengumpulkan Data
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
17
Dalam penelitian survei, data dapat dikumpulkan melalui beberapa metode (Sudarsono dkk, 2013: 151) antara lain: 1) Pengumpulan data dengan menggunakan metode interview (wawancara) Penelitian survei dengan menggunakan metode wawancara dapat dilakukan kepada suatu kelompok maupun individual. Pada penelitian dengan wawancara individual ini lebih berhasil apabila peneliti merasa tertantang atau challenging untuk melakukan eksplorasi permasalahan dengan informasi yang terbatas (Darmadi, 2011: 242) sedangkan bila menggunakan wawancara terhadap grup, akan memungkinkan terjadinya interaksi
diantara
anggota
kelompok
dengan
peneliti,
sehingga
menghasilkan suatu gambaran yang lebih baik tentang keadaan subjek atau objek yang diteliti (Darmadi, 2011: 241). 2) Pengumpulan data dengan menggunakan metode kuesioner Kuesioner merupakan alat yang banyak digunakan dalam penelitian survei selain skala dan tes. Dengan menggunakan quesioner, maka peneliti akan banyak mendapatkan data secara faktual. Agar mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara tepat, maka kuesioner perlu disusun dengan baik dan memperhatikan prinsip-prinsip seperti yang diungkapkan oleh Kasnodiharjo (1993: 22) : a) Jelas Pada umumnya masalah yang timbul menyangkut penggunaan kata-kata yang tepat supaya responden memahami benar pertanyaan yang diajukan. b) Membantu ingatan responden Pertanyaan harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan responden untuk mengingat kembali hal-hal yang diperlukan untuk menjawab
suatu
pertanyaan.Cara
yang
sering
dipakai
ialah
menggunakan "time line" dengan mengambil suatu peristiwa penting yang mudah diingat oleh responden.Kemudian setahap demi setahap menuju ke pertanyaan yang betul-betul diinginkan. c) Membuat responden bersedia untuk menjawab
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
18
Bagaimanapun baiknya suatu kuesioner akan tidak ada artinya kalau responden tidak mau atau menolak untuk memberi jawaban. Hal ini bisa terjadi karena susunan pertanyaan ataupun kata-katanya kurang tepat.Usahakan jangan menanyakan hal-hal yang sulit atau bersifat sangat pribadi pada permulaan wawancara. d) Menghindari bias. Kadang-kadang responden mengetahui jawaban yang sebenarnya dari suatu pertanyaan tetapi dia menolak atau memberi jawaban yang lain. Paling sering ialah tentang income, oleh sebab itu di saat menanyakan income atau pengeluaran sebaiknya meminta ditanyakan jumlah tepatnya tetapi dengan menanyakan dalam bentuk "range". e) Mudah mengutarakan. Dalam banyak hal responden mengetahui jawabannya hanya saja mengalami kesulitan dalam mengutarakan.Dengan bantuan gambar atau rangking kala, responden cukup hanya menunjuk jawaban mana yang dimaksud dari pada harus menerangkan dengan kata-kata yang sulit. f) Dapat menyaring responden. Penting sekali langkah untuk menyaring responden sebab kalau tidak pertanyaan- pertanyaan tertentu mungkin tidak bisa dijawab karena ditanyakan ke responden yang salah.Oleh sebab itu untuk pertanyaanpertanyaan khusus yang hanya ditanyakan kepada responden tertentu harus didahului dengan pertanyaan-pertanyaan penyaring. Penggunaan kuesioner dalam penelitian survei memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihannya antara lain : (1) biaya murahbila dibandingkan dengan menggunakan metode lainnya seperti wawancara dan observasi, (2) dapat menjangkau responden dengan jumlah besar dan tempat tinggal jauh, (3) dapat diadministrasi dg mudah, dan (4) dapat dilakukan dg model anonim. Adapun kelemahan dari metode ini adalah: (1) kemungkinan terjadi tingkat pengembalian responden rendah, (2) tidak ada kepastian bahwa pertanyaan dalam angket diketahui maksudnya oleh responden, (3) tidak ada kepastian bahwa yang menjawab adalah responden yang dimaksud oleh peneliti (Darmadi, 2011: 240).
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
19
3) Pengumpulan data dengan menggunakan metode dokumentasi Jenis survei ini sering disebut survey of record, karena dalam kegiatan penelitian ini banyak menggunakan sumber-sumber berupa dokumen (catatan) atau informasi non reaksi.Dalam penelitian non reaksi ini, peneliti biasanya tidak banyak melibatkan jawaban langsung dari orang atau subjek yang diteliti. Survei model catatan ini mempunyai keuntungan dibandingan dengan model lainnya, yaitu bahwa objektivitas informasi yang diperoleh lebih objektif dan bisa dipertanggungjawabkan, catatan yang ada memungkinkan dilakukan perbandingan secara historis dan dilakukan analisis kecendrungan dari satu keadaan ke keadaan lain yang berbeda. Meskipun demikian, jenis survei ini memiliki kelemahan juga yakni catatan pada umumnya hanya berupa informasi faktual yang masih memerlukan kajian lebih lanjut guna mencapai kebermaknaan, catatan juga dapat menimbulkan salah persepsi, utamanya jika peneliti tidak
dapat
menerangkan
bagaimana
catatan
dikumpulkan
dan
diadministrasi, dan sumber-sumber catatan mungkin sekali tidak lengkap, tidak tepat, dan obsolete atau kadaluwarsa (Darmadi, 2011: 238-239). 4) Pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2003).Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observer atau pengamat berada bersama objek yang diselidiki disebut observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan tidak pada saat peristiwa tersebut berlangsung, misalnya: melalui film, slide atau foto. Teknik observasi terbagi menjadi dua macam, yaitu teknik observasi terbuka dan observasi tertutup.bentuk observasi yang ideal dan paling dapat dipertanggungjawabkan. Pada teknik ini, peneliti
melakukan observasi
secara terang-terangan dan dengan
mengungkapkan identitas pribadi maupun institusi yang diwakilinya secara jelas. Selain itu, orang yang akan diobservasi tidak merasa dikecoh atau ditipu, hal inilah yang menjadi keunggulan observasi terbuka.Lain halnya
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
20
dengan observasi terbuka, observasi tertutup dilakukan secara diam-diam dan peneliti tidak mengungkapkan identitas pribadi maupun institusinya bahkan dirahasiakan.Misalnya untuk mengobservasi observer menyamar menjadi sesuatu. Keunggulan teknik ini adalah bisa digunakan untuk menyusup ke orang atau kelompok yang akan dijadikan objek observasi. Kelemahannya adalah pihak yang diobservasi merasa dikecoh atau ditipu, dan apabila ia merasa keberatan maka ia bisa saja melaporkan observer sebagai "pencuri data."Seorang pengamat harus memperhatikan beberapa hal berikut agar penggunaan teknik observasi ini dapat mengumpulkan data secara efektif: 1) Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai objek yang akan diobservasi, 2) Pemahaman
tujuan
umum
dan
khusus
dari
penelitian
yang
dilaksanakan, 3) Menentukan cara dan alat yang digunakan dalam pencatatan data, apakah akan langsung dicatat atau setelah observasi selesai dilakukan. 4) Menentukan
kategori
gejala
yang
diamati,
apakah
dengan
menggunakan skala tertentu, sekedar mencatat frekuensi gejala yang muncul tanpa klasifikasi tingkatannya. 5) Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secara cermat dan kritis, agar tidak ada satu gejala pun yang terlewatkan dari pengamatan. 6) Pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi. 7) Memiliki pengetahuan dan keterampilan terhadap alat dan cara mencatat hasil observasi. g. Memeriksa Data Tahap ketujuh dalam penelitian survei adalah memeriksa data. Pemeriksaan data dilakukan dengan beberapa langkah: 1) Menyortir kuesioner yang masuk apakah layak diproses atau didrop, misalnya untuk jawaban yang tidak lengkap 2) Memberi nomor kuesioner sebagai kendali 3) Memeriksa kelengkapan jawaban dan kejelasan makna jawaban
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
21
4) Memeriksa konsistensi antar jawaban dan relevansinya h. Mengkode Data Tahap selanjutnya adalah mengkode data.Sebagai bagian dari penelitian kuantitatif, data yang terkumpul dalam penelitian survei biasanya berupa angka-angka yang merupakan nilai dari variabel-variabel tertentu.Dalam pemberian kode, terdapat prinsip-prinsip pengukuran atau skala pengukuran. Sebagai contoh dalam kuesioner sering ditanyakan hal-hal berikut:
Jenis kelamin responden: 1= laki-laki 2= perempuan
Penghasilan per bulan responden dari pekerjaan pokok: 1= 0 – 1.000.000 2= 1.000.001- 3.000.000 3= 3.000.001 ke atas
Dalam contoh pertama, angka 1 dan 2 merupakan kode. Karena jenis kelamin memiliki skala nominal, maka angka 1 dan 2 tidak memiliki nilai kecuali nilai pembeda antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Sementara pada contoh kedua, angka 1, 2, dan 3 sedikit berbeda perannya, karena angka tersebut mencerminkan skala ordinal yang mengurutkan responden berdasarkan besarnya penghasilan di mana 3>2>1. i. Memasukkan data ke dalam program komputer (Data Entry) Data entry berkaitan dengan memasukkan (input) data ke dalam program komputer.Setelah seluruh data yang dikumpulkan dari angket atau kuesioner diberi kode, maka peneliti kemudian memasukkan data-data tersebut dengan menggunakan software yang ada, misalnya program SPSS.Setelah data dimasukkan, selanjutnya adalah membersihkan data dari salah ketik atau salah mengkode data. Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007) cara yang dilakukan dalam mengkode data adalah: 1.
Memproses data untuk dilihat misalnya dengan pilihan statistik deskriptif seperti frekuensi, mean, modus, dan median.
2.
Melihat penyimpangan-penyimpangan yang ada.
3.
Mencocokkan kembali data dengan data yang ada pada kuesioner.
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
22
4.
Membetulkan data entry.
5.
Memproses kembali dan kembali ke langkah pertama.
j. Pengolahan dan Analisis Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun, 1989: 263). Dalam proses ini seringkali digunakan statistik. Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami.Disamping itu, statistik membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil yang terjadi secara kebetulan (by chance), sehingga memungkinkan peneliti untuk menguji apakah hubungan yang diamati memang betul terjadi karena adanya hubungan sitematis antara variabel-variabel. Pada prinsipnya teknik analisis data survei tergantung pada tujuan penelitiannya yakni apakah akan mencari hubungan antar variabel yang akan diteliti atau apakah akan mencari perbedaan pada variabel tergayut akibat perbedaan atribut atau perbedaan level pada variabel bebasnya. Jika yang diselidiki adalah hubungan antar variabel bebas dan tergayutnya, maka yang akan diteliti apakah sifatnya hubungan regresi (hubungan sebab akibat antara variabel prediktor dan variabel respons), hubungan korelasi karena antara variabel bebas dan tergayut memiliki hubungan yang simetris, ataukah hubungan dependensi (ketergantungan karena datanya berupa data cacah) (Subali, 2013: 16). Jika peneliti ingin mengetahui perbedaan antara dua grup/kelompok yang diteliti, maka peneliti dapat menganalisis data menggunakan uji beda dua nilai rata-rata. Hal yang perlu diperhatikan adalah : apakah data yang dimiliki memenuhi persyaratan keparametrikan, dan apakah nilai parameter (nilai ratarata populasi) dari salah satu grup yang diteliti sudah diketahui ataukah tidak. Bila peneliti ingin mengetahui perbedaan antara beberapa grup/kelompok yang diteliti, maka peneliti dapat menganalisis data menggunakan uji beda k nilai rata-rata. Hal yang perlu diperhatikan adalah
apakah data yang dimiliki
memenuhi persyaratan keparametrikan, dan apakah nilai parameter (nilai rata-
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
23
rata populasi) dari salah satu grup yang diteliti sudah diketahui ataukah tidak (Subali, 2013: 17). Selain itu, pemenuhan persyaratan suatu teknik analisis yang akan digunakan harus diperhatikan bila tujuannya untuk membuat inferensi. Jika tidak akan membuat inferensi, maka cukup dianalisis dengan teknik analisis statistika deskriptif. Analisis deskriptif dari hasil survei sering dilaporkan dalam bentuk tabulasi frekuensi dan prosentase.Statistik deskriptif ini adalah angka yang mengikhtisarkan data.Disamping penggunaan frekuensi dan prosentase, hasil survei juga sering dilaporkan dalam bentuk rata-rata (mean) dan ukuran tendensi sentral (modus, median, standar deviasi). Jika akan membuat inferensi maka apakah memenuhi persyaratan keparameterikan ataukah tidak. Selain itu banyaknya variabel penelitian juga akan menentukan teknik analisis yang digunakan (Subali, 2013: 16-17), yakni:
Untuk
data
penelitian
bivariat
dan
multivariat
dapat
dianalisis
menggunakan analisis pembedaan dan analisis hubungan, terantung pada tujuan penelitiannya.
Bila data penelitian bivariat (satu variabel bebas dan satu variabel tergayut), baik variabel bebas dan tergayutnya merupakan data kuantitatif dan peneliti bertujuan mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergayut maka digunakan uji regresi sederhana.
Data penelitian multivariat dimana peneliti memiliki>1 variabel bebas dan satu variabel tergayut dan peneliti ingin mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel tergayut digunakan uji regresi ganda.
Data multivariat dengan satu atau >1 variabel bebas dan >1 variabel tergayut, dan tujuannya adalah mencari perbedaan respons akibat pengaruh variabel bebas digunakan uji beda multivariat.
Analisis data pada penelitian bivariat dengan tujuan mencari perbedaan respons akibat perbedaan atribut/level variabel bebas, harus diperhatikan banyaknya atribut atau level variablebebas, yakni : 1) Jika hanya ada dua atribut/level variabel bebas maka hanya akan ada dua nilai rata-rata dari variabel tergayut/variabel respons yang akan diuji
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
24
perbedaannya. Jadi ada dua nilai rata-rata yang masing-masing dimiliki oleh group/kelompok yang akan dibandingkan. 2) Jika ada k atribut/level variabel bebas maka akan ada k nilai rata-rata dari variabel tergayut/variabel respons yang akan diuji perbedaannya. Jadi ada k nilai rata-rata yang masing-masing dimiliki oleh grup-grup yang akan diperbandingkan. Beberapa jenis teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian biologi diantaranya: uji pembandingan terhadap nilai parameter dengan menggunakan uji z atau uji t-student, uji beda dua nilai rata-rata parametrik dengan menggunakan uji t-Student data berpasangan dan uji t-Student data tidak berpasangan, secara nonparameterik ada uji peringkat bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan dan ada uji U Mann-Whitney untuk data tidak berpasangan. Untuk pembandingan beberapa nilai rata-rata digunakan uji ragam, baik uji ragam secara parameterik maupun secara nonparametrik.Uji ragam secara parameterik ada uji ragam eka arah/satu jalur, uji ragam dwi arah/dua jalur, dan uji ragam banyak arah/banyak jalur. Untuk uji ragam banyak jalur ada uji ragam banyak jalur tanpa interaksi dan uji ragam banyak jalur dengan interaksi. Untuk uji ragam secara nonparameterik ada uji ragam satu arah berperingkat Kruskal-Wallis, ada uji ragam dwi arah berperingkat Friedman. k. Interpretasi Data Interpretasi data menjadi dasar untuk membuat kesimpulan. Dilihat dari proses timbulnya, analisis data mendahului baru kemudian interpretasi. Dilihat dari sifatnya, analisis data bersifat objektif, asli, apa adanya sedangkan interpretasi bersifat subjektif, dan bisa berubah-ubah. Untuk menginterpretasi data yang perlu dilakukan peneliti adalah mengaitkan temuan dan data dengan teori yang dibangun di awal.Selanjutnya berikan konteks, makna, atau implikasi data temuan tersebut dengan kondisi dan situasi atau setting penelitian secara lebih luas. l. Membuat Kesimpulan dan Rekomendasi Langkah terakhir dari penelitian survei adalah membuat kesimpulan dan rekomendasi. Adapun beberapa cara dalam membuat kesimpulan:
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
25
1.
Perhatikan permasalahan dan tujuan penelitian
2.
Perhatikan hipotesis
3.
Buat kesimpulan umum
4.
Buat kesimpulan-kesimpulan khusus
5.
Kesimpulan harus bersandar pada hasil analisis data dan hasil interpretasi data
Cara membuat rekomendasi: 1.
Perhatikan gap antara kebutuhan dan hasil penelitian
2.
Temukan rekomendasi yang dapat diberikan darihasil penelitian itu
3.
Berikan saran yang realistis
H. Pelaporan Penelitian Survei Langkah awal penulisan laporan adalah membuat keragka laporan, dengan tujuan untuk membantu penulis menghindari kesalahan. Laporan adalah salah satu alat untuk menyampaikan informasi yang isinya memberikan gambaran tentang apa, dimana, bilamana, mengapa, dan siapa yang bertanggung jawab terhadap kejadian-kejadian tersebut. Dengan demikian laporan memiliki fungsi yang cukup penting, sehingga laporan perlu mempunyai syarat-syarat benar dan obyektif, jelas dan cermat, langsung mengenai persoalan, tegas, dan konsisten, tepat waktu dan tepat penerimaannya. Hal-hal penting/ pokok didalam laporan terdiri dari 5 bab, yaitu: 1. Pendahuluan 2. Kajian pustaka 3. Metode penelitian 4. Hasil penellitian dan pembahasan 5. Penutup BAB I. PENDAHULUAN Pendahuluan memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Menurut pedoman peulisan tugas akhir (2011: 10-11), latar belakang menjelaskan rasional arti penting pemilihan permasalahan (topik) yang akan diteliti. Identifikasi masalah berisi kajian
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
26
berbagai masalah yang relevan dengan ruang lingkup dan kedalam topik penelitian. Batasan masalah merupakan penetapan masalah (dari berbagai masalah yang telah diidentifikasi) yang akan diteliti dengan mempertimbangkan aspek metodologis, kelayakan lapangan, dan keterbatasan yang ada pada penulis untuk melakukannya, tanpa mengorbankan kebermaknaan arti, konsep, atau topik yang diteliti. Rumusan masalah yaitu menegaskan permasalahan yang akan diteliti yang dinyatakan dalam kalimat tanya yang lugas dan jelas. Tujuan penelitian menyatakan target yang akan dicapai melalui penelitian yang akan dilakukan. Manfaat penelitian menjelaskan manfaat temuan penelitian. BAB II. KAJIAN PUSTAKA Ba ini beirisi kajian (telaah) teori (dari literatur dan hasil penelitian) yang re;evan dengan permasalahan penelitian. Kajian teori dilakukan dalam menelaah aspek (konsep-konsep) atau variabel yang akan diteliti, untuk menemukan jawaban teoritik terhadap permasalahan penelitian yang dirumuskan. Pada umumnya kajian pustaka mencakup: a. Deskripsi teori dan hasil penelitian yang relevan yang menguraikan teori-teori dan hasil penelitian yang berupa konsep-konsep dan variabel serta definisinya, asumsi-asumsi, hubungan antar variabel sesuai dengan judul penelitian yang dapat memperjelas apa yang akan diteliti. b. Kerangka pikir yang berisikan gambaran logis bagaimana variabel-variabel saling berhubungan (berkorelasi). c. Hipotesis penelitian merupakan hasil sintesis (simpulan) kajian teori. Hipotesis dirumuskan secara singkat, lugas, dan jelas dan dinyatakan dalam kalimat pernyataan mengenai hubungan antar variabel. Catatan: tidak semua penelitian memerlukan rumusan hipotesis, sehingga bagian ini harus disesuaikan. BAB III. METODE PENELITIAN
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
27
Metode penelitian memuat jenis penelitian, waktu & tempat penelitian, subjek penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, teknik sampling serta teknik analisis data. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dipaparkan temuan-temuan yang diperoleh, terdiri dari hasil penelitian, pembahasan serta keterbatasan penelitian. BAB V. PENUTUP Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan rangkuman dari jawaban pertanyaan penelitian dan merupakan pemecahan permasalahan pada rumusan masalah.Pada kesimpulan diharuskan singkat, lugas, tetapi mencakup dan berbentuk penyataan kualitatif.Saran merupakan rekomendasi yang ditujukan kepada berbagai pihak, bisa pihak peneliti, pihak instansi yang terkait dalam penelitian.Saran harus bersifat operasional atau konkret, yakni menyebutkan apa-apa kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan oleh pihak yang diberi saran. Daftar pustaka Daftar pustaka memuat sumber referensi yang digunakan dalam penulisan laporan hasil penelitian.Sumber referensi yang tertulis di kajian pustaka, harus dicantumkan pada daftar pustaka.Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan abjad, dan ditulis berdasarkan standar penulisan daftar pustaka. Lampiran-lampiran Lampiran memuat dokumentasi, surat ijin penelitian, instrumen penelitian, hasil uji coba instrumen, penghitungan hasil data penelitian, dll.
I. Contoh Pelaporan Penelitian Survei Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat berpikir kreatif keterampilan proses sains (KBKKPS)siswa SMA negeri di Kota Yogyakarta dalam mata pelajaran biologi
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
28
ditinjau darikefavoritan sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan metode survei dan dilaksanakan pada bulan Desember 2014hingga Maret 2015. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling dengan 22 kelas sebagai clusteryang terdiri atas 11 kelas pada jenjang kelas X dan 11 kelas pada jenjang kelas XI. Variabel bebas berupakefavoritan sekolah sedangkan sebagai variabel tergayut adalah tingkat berpikir kreatif KPS siswa dalam matapelajaran biologi. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen KBKKPS dalam mata pelajaran biologiyang disusun oleh Bambang Subali (2009). Instrumen tersebut telah diuji validitas dan reliabilitas. Uji validitasdengan analisis program Quest menggunakan pendekatan IRT sedangkan uji reliabilitas juga dengan analisisprogram Quest berdasarkan error of measurement . Teknik analisis data menggunakan statistika deskriptif. Hasilanalisis menunjukkan bahwa tingkat berpikir kreatif siswa kelas X maupun kelas XI SMA negeri favorit dan nonfavorit di Kota Yogyakarta terkategori kurang kreatif. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata aktual yang beradapada rentang 37,5 ≤ M < 75. Bila dibandingkan antara kedua kategori testi, KBKKPS siswa kelas X SMA Nfavorit lebih tinggi daripada siswa kelas X SMA N non favorit di Kota Yogyakarta sedangkan pada siswa kelas XIjustru KBKKPS siswa SMA N non favorit lebih tinggi daripada siswa SMA N favorit. Tingkat kesulitan item soalKBKKPS pada aspek keterampilan dasar sebagian besar rendah bagi siswa. Pada aspek keterampilan memroses,tingkat kesulitan item rendah bagi sebagian siswa namun bagi sebagian siswa lainnya tinggi. Pada aspekketerampilan menginvestigasi, tingkat kesulitan item KBKKPS tinggi bagi seluruh siswa. Kata kunci : berpikir kreatif, keterampilan proses sains, favorit, non favorit.
Judul
: Kemampuan Berpikir Kreatif Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri Di Kota Yogyakarta Dalam Mata Pelajaran Biologi Ditinjau Dari Kefavoritan Sekolah
Permasalahan
: Tingkat berpikir kreatif keterampilan proses sains siswa SMA Negeri di Kota Yogyakarta dalam mata pelajaranbiologi ditinjau dari kefavoritan sekolah?
Metode
: Survei
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
29
Teknik sampling : Teknik cluster sampling dengan 22 kelas sebagai cluster yang terdiri atas 11 kelas pada jenjang kelas X dan 11 kelas pada jenjang kelas XI Instrumen
: Instrumen penelitian berupa alat ukur kemampuan berpikir kreatif keterampilan proses sains (KBKKPS) dalam mata pelajaran Biologi oleh Bambang Subalitahun 2009.
Hasil
: Tingkat berpikir kreatif keterampilan proses sains siswa kelas X dan XI pada SMA negeri favorit dan non favorit terkategorikan kurang kreatif dengan rata-rata skor aktual berada pada rentang (37,5) ≤ M < (75). Bila dibandingkan antara kedua kategori testi pada siswa kelas X, kemampuan berpikir kreatif keterampilan proses sains siswa kelas X SMA negeri favorit lebih tinggi daripada siswa kelas X SMA negeri non favorit di Kota Yogyakarta. Pada siswa kelas XI, kemampuan berpikir kreatif keterampilan proses sains siswa SMA negeri non favorit lebih tinggi daripada siswa SMA negeri favorit di Kota Yogyakarta.
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
30
BAB III PENUTUP
1.
Dalam penelitian survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan metode interview, metode kuesioner, dokumentasi dan observasi.
2.
Spesifikasi perancangan penelitian survei meliputi: identifikasi tujuan penelitian survey, memaparkan rasional pemilihan metode survei sebagai jenis prosedur pengumpulan data dalam penelitian, menetapkan desain penelitian dengan metode survey (cross-sectional atau longitudinal) dan merinci teknik pengumpulan data.
3.
Adapun spesifikasi pelaksanaan penelitian survei meliputi: formulasi masalah penelitian, membuat desain penelitian survei, mengembangkan instrumen survei, menentukan sampel dan teknik sampling, melakukan pre-test, mengumpulkan data, memeriksa data, mengode data, memasukkan data ke dalam program komputer, pengolahan dan analisis data, interpretasi data dan membuat kesimpulan dan rekomendasi.
4.
Format penulisan laporan penelitian survei secara berurutan sebagai berikut: pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasi penelitian dan pembahasan, penutup, daftar pustaka, lampiran.
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
31
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi, Hamid. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta. Kasnodiharjo. (1993).
Langkah-langkah Menyusun Kuesioner. Diakses dari
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/viewFile/937/1583 pada 22 September 2016 pukul 19.20 WIB. Kerlinger, Fred N. 1973. Foundation of Behavioral Research. New York: Holt,Reinhart and Winston, Inc. Purwanto. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. (1989) . Metode Penelitian Survai. LP3ES. Subali, Bambang. (2013). Diktat Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi. Yogyakarta: FMIPA UNY. Sudarsono dkk. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumanto. (1995). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset. Saodih Sukmadinata, Nana. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wiersma, William & Stephen G. (1990) Educational Measurement and Testing. USA: The University of Toledo. Wuryadji. 2006. Panduan Penelitian Survei. Yogyakarta: UNY.
Kelompok 3 Pendidikan Biologi A |Penelitian dengan Metode Survei
32