Pemeriksaan Rheumatoid Factor
Faktor reumatoid (rheumatoid factor, RF) adalah immunoglobulin yang bereaksi dengan molekul IgG. Karena penderita juga mengandung IgG dalam serum, maka RF termasuk autoantibodi. Faktor penyebab timbulnya RF ini belum diketahui pasti, walaupun aktivasi komplemen akibat adanya interaksi RF dengan IgG memegang peranan yang penting pada rematik artritis (rheumatoid arthritis, RA) dan penyakit-penyakit lain dengan RF positif. Sebagian besar RF adalah IgM, tetapi dapat juga berupa IgG atau IgA.
RF positif ditemukan pada 80% penderita rematik artritis. Kadar RF yang sangat tinggi menandakan prognosis yang buruk dengan kelainan sendi yang berat dan kemungkinan komplikasi sistemik.
RF sering dijumpai pada penyakit autoimun lain, seperti LE, scleroderma, dermatomiositis, tetapi kadarnya biasanya lebih rendah dibanding kadar RF pada rematik arthritis. Kadar RF yang rendah juga dijumpai pada penyakit non-imunologis dan orang tua (di atas 65 tahun).
Uji RF tidak digunakan untuk pemantauan pengobatan karena hasil tes sering dijumpai tetap positif, walaupun telah terjadi pemulihan klinis. Selain itu, diperlukan waktu sekitar 6 bulan untuk peningkatan titer yang signifikan. Untuk diagnosis dan evaluasi RA sering digunakan tes CRP dan ANA.
Uji RF untuk serum penderita diperiksa dengan menggunakan metode latex aglutinasi atau nephelometry.
Nilai Rujukan
DEWASA : penyakit inflamasi kronis; 1/20-1/80 positif untuk keadaan rheumatoid arthritis dan penyakit lain; > 1/80 positif untuk rheumatoid arthritis.
ANAK : biasanya tidak dilakukan
LANSIA : sedikit meningkat
*Nilai rujukan mungkin bisa berbeda untuk tiap laboratorium, tergantung metode yang digunakan.
Masalah Klinis
PENINGKATAN KADAR : rematik arthritis, LE, dermatomiositis, scleroderma, mononucleosis infeksiosa, leukemia, tuberculosis, sarkoidosis, sirosis hati, hepatitis, sifilis, infeksi kronis, lansia.
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :
Hasil uji RF sering tetap didapati positif, tanpa terpengaruh apakah telah terjadi pemulihan klinis.
Hasil uji RF bisa positif pada berbagai masalah klinis, seperti penyakit kolagen, kanker, sirosis hati.
Lansia dapat mengalami peningkatan titer RF, tanpa menderita penyakit apapun.
Akibat keanekaragaman dalam sensitivitas dan spesifisitas uji skrining ini, temuan positif harus diinterpretasikan berdasarkan bukti yang terdapat dalam status klinis pasien.
Source: Laboratorium Kesehatan "Tes Imunoserologi" (http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/faktor-reumatoid.html)
pemeriksaan rematoid faktor
Pemeriksaan Rematoid Faktor (RF)
I. Dasar Teori
Radang sendi atau artritis reumatoid (bahasa Inggris: Rheumatoid Arthritis, RA) merupakan penyakit autoimun (penyakit yang terjadi pada saat tubuh diserang oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri) yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendian, biasanya mengenai banyak sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.
Penderita RA selalu menunjukkan simtoma ritme sirkadia dari sistem kekebalan neuroindokrin.
RA umumnya ditandai dengan adanya beberapa gejala yang berlangsung selama minimal 6 minggu, yaitu :
1. Kekakuan pada dan sekitar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi hari
2. Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan
3. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan
4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi pergelangan tangan
Pada tahap yang lebih lanjut, RA dapat dikarakterisasi juga dengan adanya nodul-nodul rheumatoid, konsentrasi rheumatoid factor (RF) yang abnormal dan perubahan radiografi yang meliputi erosi tulang.
Faktor reumatoid (rheumatoid factor, RF) adalah immunoglobulin yang bereaksi dengan molekul IgG. Karena penderita juga mengandung IgG dalam serum, maka RF termasuk autoantibodi. Faktor penyebab timbulnya RF ini belum diketahui pasti, walaupun aktivasi komplemen akibat adanya interaksi RF dengan IgG memegang peranan yang penting pada rematik artritis (rheumatoid arthritis, RA) dan penyakit-penyakit lain dengan RF positif. Sebagian besar RF adalah IgM, tetapi dapat juga berupa IgG atau IgA.
Faktor rematoid dalam darah diukur dengan n2 cara yaitu:
1. Tes Aglutinasi
Suatu metode aglutinasi ,dimana darah dicampurkan dengan partikel lateks yang dilapisi oleh antibody IgG manusia.jika darah tersebut mengandung factor rematoid ,larutan lateks tersebut akan membentuk gumpalan atau aglutinasi.metode ini baik digunakan sebagai tes pertama atau penyaring.jenis tes aglutinasi lain yaitu dengan menggunakan reagen dari darah domba yang di lapisi oleh antibody kelinci.jika sample mengandung RF,maka akan terbentuk aglutinasi.metode ini biasanya digunakan untuk tes konfirmasi.
2. Tes Nephelometry
Pada metode ini ,darah ang btelah di tes dicampur dengan antibody reagen.saat sinar laser melalui cuvet yang mengandung campuran tersebut,akan terukur berapa banyak cahaya yang dapat di halangi oleh sampel dalam cuvet.makin tinggi kadar Rf,makin banyak gumpalan yang terbentuk,sehingga sampel menjadi keruh,sehingga lebih sedikit cahaya yang dapat melalui cuvet.gejala klinik dari RA antara lain nyeri sendi,pembengkakan sendi,pergerakan terbatas,kekakuan sendi,dan cepat lelah.diagnosa RA dapat ditegakkan jika memenuhi 4 dari 6 criteria dibawah ini:1) nyeri sendi pada pagi hari,2) artristis pada 3 sendi atau lebih,3) artritis pada sendi tangan,4) artritis yang bersifat simetris,5)serum RF positif,6) perubahan radiologo pada sendi.indikasi tes RF terutama digunakan untuk membantu mendiagnosis arthritis rematoid.walaupun Rf tidak sensitive ataupun spesifik untuk RA,tetapi 80% pasien arthritis rheumatoid memiliki RF yang positif.
II. Prinsip
-Reaksi Ag-Ab yang ditandai dengan adanyya aglutinasi,dimana adanya Agberbentuk partikel /lateks bereaksi Ab spesifik membentuk reaksi aglutinasi(gumpalan)
-Test slide aglutinasi lateks untuk menentukan RF dalam serum yang tidak di encerkan secara kualitatif dan semi-kualitatif ditandai dengan adanya aglutinasi.
III. Metode
-Metode Aglutinasii lateks
-Test Humatex RF berdasarkan atas reaksi aglutinasi antara RF pada serum kontrol atau pasien dengan IgG manusia yang diletakan pada partikel lateks polystrene
IV. Alat & Bahan
a. Mikropipet 40 mikro liter
b. Pipet tetes/pasteur
c. Slide
d. Reagen isi Kit
LR 40 atau 100 ml Reagen Lateks RF (tutup putih)
Suspensi partikel lateks Polistirene putih yang diikatklan pada IgG manusia 1.0%
PC 0.5 ml atau 1,0 ml serum kontrol positif (tutup merah).
Serum kontrol dari domba, siap pakai, menghasilkan aglutinasi anti-human IgG yang jelas
NC 1,0 ml Serum kontrol negatif (tutup hijau)
Siap pakai, Tidak reaktif terhadap LR
GBS 100 ml Glicyne-NaCl Buffer pH 8,2 ± 0,2
Glisine 100 mmol/l
NaCl 1 g/l
Slide dengan 6 petak
LR, PC, NC & GBS mengandung 0,095% Na.Azide
e. Spesimen : Serum, Stabil 24 jam suhu 2-8oC, 4 minggu suhu -20 oC
V. Prosedur
Kualitatif (tes Penyaring)
Bawa LR, PC, NC & GBS dan sampel serum kesuhu ruangan, campur
LR dengan hati-hati
Pipet kedalam petak-petak pada slide :
Sampel serum 40 ul
PC 1 tetes
NC 1 tetes
LR , Keatas sampel dan kontrol masing-masing 1 tetes
Campur dengan batang pengaduk dan lebarkan cairan keseluruh area
dari petakan
Miringkan slide pulang balik selama 2 menit atau di rotator 100 rpm
Setelah 2 menit baca hasil dibawah sinar terang
Interpretasi Hasil : Aglutinasi yang tampak menunjukkan RF yang terkandung lebih dari 20 IU/ml dalam serum spesimen yang tidak diencerkan.
Cat : 1 tetes = 40 ul
Tes Semikuantitatif
Encerkan spesimen dengan GBS :
Dilution Nilai RF(IU/ml)
1+1 1:2 24
1+3 1:4 48
1+7 1:8 96
1+15 1:16 192
1+31 1:32 384
Kemudian lanjutkan tes seperti pada bagian A
Interpretasi Hasil
Pengenceran terakhir yang masih positif aglutinasi dikalikann dengan factor konversi 12. Mis : titer 1:16 = 16 x 12 (IU/ml) = 192 (IU/ml).nilai RF serum pasien secara kuantitatif.
Cat: Sensitivitas Produk ini adalah 12 IU/ml ketika sampel diencerkan.
VI. Kesimpulan
Pengenceran terakhir yang masih positif aglutinasi dikalikann dengan factor konversi 12. Mis : titer 1:16 = 16 x 12 (IU/ml) = 192 (IU/ml).nilai RF serum pasien secara kuantitatif
Sumber : http://merlinsarliyanti.blogspot.co.id/2012/06/pemeriksaan-rematoid-faktor.html
FAKTOR REMATIK (RHEUMATOID FAKTOR) ATAU RF
FAKTOR REMATIK (RHEUMATOID FAKTOR) ATAU RF
Add caption
Rheumatoid Faktor atau RF merupakan suatu penyakit autoimun dimana immunoglobulin yang bereaksi dengan molekul Ig yang berlebih sehingga membentuk IgG abnormal menimbulkan pembentukan auto antibody yang dikenal sebagai factor rematoid. Kemudian IgG yang abnormal tersebut akan difagosit oleh magrofag. Sebagian besar RF adalah IgM, tetapi dapat juga berupa IgG atau IgA.
A. Pemeriksaa Rheumatoid Faktor
Pemeriksaan RF merupakan pemeriksaan untuk menyaring penyakit artritis Reumatoid. Untuk diagnosis dan evaluasi RA sering juga lengkapi dengan pemeriksaan CRP dan ANA.
B. Metode Pemeriksaan
Tes Slide Aglutinasi Lateks secara kualitatif dan semi kuantitatif.
C. Prinsip Pemeriksaan
RF pada serum pasien akan bereaksi dengan IgG manusia yang dilekatkan pada partikel lateks polystyrene membentuk aglutinasi pada slide.
D. Cara Kerja
1. Kualitatif tes (tes penyaring)
a. Dipipet 40 ul sampel ke atas slide
b. Di lingkaran yang lain ( masih pada slide yang sama ) tetes kan 1 tetes control positif dan 1 tetes control negative
c. Tambahkan satu tetes reagen lateks pada masing-masing sampel , control positif dan control negative.
d. Dihomogenkan dengan batang pengaduk dan dilebarkan keseluruh lingkaran.
e. Dimiringkan atau dirotator 100 rpm selama 2 menit
f. Amati ada atau tidaknya aglutinasi di bawah cahaya lampu
2. Semi kuantitatif
Encerkan spesimen dengan GBS (Glicyne-NaCl Buffer pH 8,2 ± 0,2)
Dilution Nilai RF(IU/ml)
1+1 1:2 24
1+3 1:4 48
1+7 1:8 96
1+15 1:16 192
1+31 1:32 384
Kemudian lanjutkan tes seperti pada bagian kualitatif.
E. Interpretasi Hasil
1. KUalitatif ( tes penyaring)
Aglutinasi yang tampak menunjukkan RF yang terkandung lebih dari 20 IU/ml dalam serum spesimen yang tidak diencerkan.
Cat : 1 tetes = 40 ul
2. Semi kuantitatif
Pengenceran terakhir yang masih positif aglutinasi dikalikann dengan factor konversi 12. Mis : titer 1:16 = 16 x 12 (IU/ml) = 192 (IU/ml)
cat: Sensitivitas Produk ini adalah 12 IU/ml ketika sampel diencerkan
F. Nilai Normal
DEWASA : penyakit inflamasi kronis; 1/20-1/80 positif untuk keadaan rheumatoid arthritis dan penyakit lain; > 1/80 positif untuk rheumatoid arthritis.
ANAK : biasanya tidak dilakukan
LANSIA: sedikit meningkat
*Nilai rujukan mungkin bisa berbeda untuk tiap laboratorium, tergantung metode yang digunakan.
G. Masalah Klinis
Hasil RF tinggi ditemukan pada Rheumatoid arthritis.Hepatitis C infection.systemic lupus erythematosus (SLE), scleroderma, Sjögren's syndrome, and vasculitis., tuberculosis, mononucleosis, syphilis, and malaria. cirrhosis and chronic active hepatitis, endocarditis, Leukemia
H. Hal-hal yang Mempengaruhi Pemeriksaan
1. Hasil uji RF sering tetap didapati positif, tanpa terpengaruh apakah telah terjadi pemulihan klinis.
2. Hasil uji RF bisa positif pada berbagai masalah klinis, seperti penyakit kolagen, kanker, sirosis hati.
3. Lansia dapat mengalami peningkatan titer RF, tanpa menderita penyakit apapun.
4. Akibat keanekaragaman dalam sensitivitas dan spesifisitas uji skrining ini, temuan positif harus diinterpretasikan berdasarkan bukti yang terdapat dalam status klinis pasien
Sumber : http://armantonnynasution.blogspot.co.id/2013/01/faktor-rematik-rheumatoid-faktor-atau-rf.html