METODE TEKNIS REKLAMASI LAHAN TAMBANG PT. SUGIH ALAMANUGROHO DALAM RANGKA MENGURANGI KERUSAKAN LINGKUNGAN LAHAN PASKA TAMBANG Novan Agung Prasetyo, Rezky Immanuel Cristian, Muchlis Nurdiyanto Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta
(
[email protected])
Abstrak PT. Sugih Alamanugroho merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batugamping yang secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ponjong, Kabupaten GuZnungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. PT. Sugih Alamanugrogo menggunakan sistem penambangan tambang terbuka dengan metode quarry mine. Salah satu kegiatan dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah kegiatan penambangan bahan galian. Kegiatan ini secara langsung maupun tidak langsung akan membawa perubahan-perubahan lingkungan baik positif maupun negatif. Dampak negatif tersebut juga mengenai pada komponen-komponen lingkungan lainnya seperti, kimia, biologi, dan sosial-ekonomi. Dampak negatif kegiatan pertambangan terhadap lingkungan tersebut perlu diantisipasi dan dikendalikan guna mencengah terjadinya kerusakan lingkungan. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengurangi dampak negatif kegiatan penambangan adalah reklamasi. Kegiatan reklamasi yang dilakukan di PT. Sugih Alamanugroho yaitu dengan cara revegetasi, membuat sistem lubang (sistem pot). Cara ini dilakukan karena jumlah tanah pucuk sangat sedikit yaitu ketebalan lapisan top soil ±30 cm, sekaligus membantu meringankan biaya pengeluaran untuk proses penimbunan. Berdasarkan kondisi lahan bekas lokasi penambangan dan disesuaikan dengan tata ruang daerah serta kebutuhan perusahaan, maka penataan lahan bekas lokasi penambangan diperuntukkan sebagai unsur produksi, media pengatur tata air maupun unsur perlindungan alam. Untuk menunjang penataan lahan tersebut, kondisi lahan harus diperbaiki terlebih dahulu, yaitu dengan penataan lereng, meratakan timbunan lapisan tanah penutup, dan melakukan penanaman tanaman. Kata Kunci : Lingkungan Reklamasi, ,Revegetasi
bersifat positif dari kegiatan pertambangan antara lain adalah menambah pendapatan daerah dan
Pendahuluan Penambangan yang dilakukan di PT. Sugih Alamanugroho dilakukan dengan sistem tambang terbuka (Open pit mining) yaitu dengan cara memotong punggung bukit dan membuat jenjang (teras) sehingga terbentuk front-front yang sesuai dengan kebutuhan penambangan. Dampak yang
negara, pusat pengembangan masyarakat dan wilayah, membuka peluang pekerjaan dan usaha. Dampak yang bersifat negatif dari kegiatan pertambangan antara lain penurunan produktivitas tanah, terjadinya erosi, terjadinya gerakan tanah atau longsor,Terganggunya flora dan fauna. Dampak negatif tersebut juga mengenai pada komponenkomponen lingkungan lainnya seperti, geofisik-
Page 1
kimia, biologi, sosial-ekonomi, dan sosial budaya.
Kondisi
Dampak negatif kegiatan pertambangan terhadap
Alamanugroho
lingkungan tersebut
perlu
diantisipasi dan
dikendalikan guna mencengah terjadinya kerusakan lingkungan. Salah satu bentuk penanganan dampak negatif
dari
kegiatan
penambangan
adalah
melakukan reklamasi tambang yang terencana, bersifat progresif, sesuai rencana tata guna lahan
Lahan
Penambangan
PT.
Sugih
Ketika kegiatan penambangan selesai dilakukan, timbul perubahan-perubahan pada lingkungan bekas penambangan, daerah yang semula berbukit-bukit berubah menjadi dataran, sebuah cekungan yang dalam dan kurangnya sampai tidak terdapatnya vegetasi yang tumbuh, ini terjadi akibat aktivitas
pasca tambang. Dengan adanya kegiatan reklamasi
pembongkaran atau penggalian lapisan-lapisan yang
yang
bekas
menutupi endapan bahan galian dan pembongkaran
penambangan dapat digunakan atau dimanfaatkan
bahan galian itu sendiri. Pada lokasi bekas
sesuai dengan kondisi dan potensi kawasannya agar
penambangan juga terdapat batuan berangkal yang
dapat diciptakan perlakuan pengelolaan lingkungan
yang berserakan tidak beraturan didaerah bekas
yang tepat, efektif, dan efisien, sehingga dampak
penambangan.
negatif dari kegiatan penambangan dapat berkurang
dibiarkan, tentu akan mengakibatkan terganggunya
dan dapat menambah pendapatan masyarakat.
keseimbangan lingkungan, bahkan terjadi kerusakan
terencana
diharapkan
lahan
Apabila
keadaan
seperti
ini
lingkungan yang lebih parah lagi.
METODE PENELITIAN Tahapan Kegiatan Reklamasi di PT. Sugih Metode penelitian yang digunakan dalam
Alamanugroho
penyusunan studi teknis reklamasi lahan tambang ini adalah dengan metode data primer dan data
Upaya
sekunder. Metode data primer dilakukan penelitian
Alamanugroho memakai pendekatan positif pada
langsung dilapangan untuk melengkapi data yang
lingkungan,
dibutuhkan seperti melakukan observasi di lapangan
perusahaan. Pelaksanaan dari kebijakan ini berada
terkait
dibawah tiga bagian khusus, keselamatan dan
proses
permasalahan
yang
dibahas,
penanganan
yang
lingkungan
didukung
Sugih
kebijakan
menentukan lokasi pengamatan untuk mengambil
lingkungan,
data-data yang diperlukan terhadap penyelesaian
pendukung tambang. Berdasarkan hal tersebut,
masalah penelitian, pengambilan dokumentasi,
maka untuk menunjang dan mempermudah usaha
pengolahan data, selain itu dilakukan wawancara
reklamasi dilakukan penanganan terhadap lahan
kepada pihak perusahaan yang dapat memberikan
bekas tambang. dilakukan kegiatan meliputi:
informasi tentang obyek penelitian sehingga data
perencanaan
oleh
PT.
lingkungan,
dan
1. Penanganan Tanah Pucuk dan Tanah Penutup
yang diperoleh benar-benar berkaitan dengan obyek yang diteliti. Sedangkan metode data sekunder
Cara penanganan tempat penimbunan
diperoleh dari literatur – literatur, peraturan
tanah pucuk dan tanah penutup melihat dari
pemerintah yang berkaitan dengan reklamasi, data
topografi daerah penimbunan ditempatkan pada
arsip dari perusahaan yang mendukung penelitian
lokasi yang relatif datar tetapi waktu penimbunan
dan laporan – laporan penelitian yang telah
relatif lama, maka di bagian atas ditutupi tanaman
dilakukan sebelumnya.
penutup untuk mencegah terjadinya erosi tanah itu sendiri karena lapisan tanah pucuk yang tersedia
HASIL DAN PEMBAHASAN
Page 2
sangat sedikit. Tanaman yang digunakan untuk
relatif berkurang atau lebih landai, agar memberikan
pengendali erosi adalah tanaman rumput gajah dan
kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan reklamasi
ditambah adanya tanaman jenis rumput semak.
pada
Penanaman tanaman dilakukan dengan cara dibuat
penanaman.
sistem pot (lubang tanam) dengan sistem yang ditanam berselang-seling yang tidak terputus, cara
saat
pengembalian
tanah
pucuk
dan
2.Penataan Tanah
ini efektif dalam menahan pengikisan lapisan tanah
Kegiatan ini dimulai dengan pengerukan material
bila adanya aliran air permukaan.
yang tidak digunakan untuk proses produksi, selanjutnya peratan lahan yang dilakukan di PT.
2.Upaya Pencegahan dan Pengendalian Erosi
Sugih
Alamanugroho
ketinggianya
akan
Upaya pencegahan dan pengendalian erosi yang
disesuaikan dengan tinggi jalan
tambang
dilakukan dengan mengatur cara penanaman dari
dengan menggunakan backhoe dan apabila tanah
ketiga tanaman baik tanaman primer, tanaman
memungkingkan jumlahnya dilakukan penyebaran
sekunder dan tanaman tersier. Selain itu juga dibuat
tanah dilokasi yang akan direklamasi Tanah yang
saluran air limpasan.
akan digunakan adalah tanah pucuk dan tanah penutup dari hasil penyimpanan pada waktu awal penambangan. Setelah tanah dan sistem lereng teras
Penataan lahan pasca penambangan
bangku siap maka proses penanaman sudah dapat 1.Penataan Lereng
dilakukan.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pembuatan
Pelaksanaan Reklamasi Dengan Upaya Revegetasi
jenjang demi jenjang mengikuti lereng bukit. Menerapkan sistem penataan lereng dengan sistem
1.Pengaturan Bentuk Lahan
teras, dimana dipilihlah metode sistem teras bangku dengan kemiringan ±30%. Teras ini dibuat sejajar kontur dengan cara memotong lereng, kemudian meratakannya
sehingga
terbentuklah
seperti
bangku. Pembuatan teras ini telah disesuaikan dengan bentuk lahan, terutama kemiringan lereng pada quarry yang telah ditambang. Alasan mengapa PT. Sugih Alamanugroho menggunakan penataan lahan dengan metode teras bangku dan dipilih kemiringan 30%, karena lahan miring setelah dibuat teras bangku, bidang olahnya menjadi datar, bahkan sedikit miring ke arah dalam. Antar bidang olah biasanya dipisahkan air terjunan, yaitu bidang tanah yang dibuat tegak. Pada ujung atas turunan dibuat lebih tinggi dari bidang olahnya dan berfungsi sebagai guludan. Di bagian ujung turunan atau ujung dalam bidang olah terdapat parit kecil yang berguna untuk mengalirkan air. Sedangkan alasan dipilih kemiringan 30% agar kemiringan dari lereng dapat
Upaya mencegah terjadinnya longsoran maka lereng atau jenjang penambangan yang ditinggalkan harus dilakukan stabilisasi salah satunya dengan cara revegetasi.
Vegetasi
meminimalisir
atau
terjadinya
tumbuhan longsoran.
dapat Dalam
stabilisasi lereng bekas tambang ini, vegetasi berperan atau berfungsi untuk meminimalisir adannya air permukaan dengan cara mencegah butiran – butiran hujan yang jatuh langsung mengenai permukaan tanah serta dapat mengurangi erosi dan laju air permukaan yang bersifat menggerus. Untukpelaksanaan revegetasi pada lahan bekas penambangan PT. Sugih Alamanugroho pola tanam yang digunakan dalam reklamasi ini adalah pola tanam garis ketinggian (countur), karena pola ini digunakan pada daerah lereng. Penataan lahan pada quari di desa Bedoyo dilakukan dengan cara menimbun lahan tersebut dengan tanah penutup.
Page 3
2.Pemilihan Tanaman
Pada pelaksanaan penanaman di lahan PT. Sugih Alamanugroho yang direklamasi, lubang tanam
untuk menunjang keberhasilan reklamasi di lahan bekas tambang, PT. Sugih Alamanugroho telah melakukan pemilihan tanaman yang tepat untuk revegetasi lokasi pasca tambang, adapun tahapantahapan dalam metode revegetasi adalah sebagai berikut :
dibuat dengan ukuran 80 cm x 80 cm x 80 cm dipergunakan untuk menanam tanaman sekunder dan tersier. Ukuran lubang ini dipakai karena sudah terbilang ideal, yaitu tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dangkal. Jarak tanam yang digunakan adalah 4 m x 4 m, karena hal ini telah disesuaikan juga
a. Tahap Pertama Dilakukan dengan penanaman
dengan
tanaman primer, yang merupakan tanaman perintis
Alamanugroho agar lingkungan sekitar menjadi
untuk meningkatkan kesuburan, memperbaiki sifat
rindang sehingga fungsi ekosistem cepat kembali
fisik tanah, dan mencegah erosi oleh air permukaan.
rencana
penanaman
PT.
Sugih
Pola Tanam Yang Digunakan
Tanaman primer yang digunakan antara lain adalah Rumput Gajah (Pennisetum purpureum), Rumput
Untuk Pola tanamnya menggunakan satu cara yaitu
Ilalang (Imperata cylindrical), rumput teki berjenis
dengan sistem pot. Pada cara ini dilakukan kegiatan,
Kirinyuh/ tekelan (Crhomolaena odorata L) dan
yaitu pembuatan lubang untuk menempatkan
Putri Malu.
lapisan
b. Tahap Kedua dilakukan penanaman tanaman sekunder, yang merupakan tanaman sela. Tanaman ini
bertujuan
pengendali
sebagai
pengendali
erosi
dan
kesuburan tanah. Tanaman sela ini
ditanam disela-sela tanaman tersier, disesuaikan
tanah
pucuknya,
kedalaman
lubang
tergantung pada jenis tanaman yang akan ditanam. Penerapan sistem pot didasarkan karena minimnya lapisan top soil yang tipis hanya memiliki ketebalan ± 40 – 60 cm. Pola Kerja dan Waktu Penataan Lahan
dengan tanaman pokok. Dimana Tanaman sekunder yang di tanam adalah jenis Pepaya (Carica papaya),
Pola kerja yang diterapkan di penambangan PT.
dan juga Lamtorogung (Leucaena glauca).
Sugih Alamanugroho yaitu secara bertahap sambil penambangan. Lahan bakas galian diurug dengan
c. Tahap Ketiga Dilakukan penanaman tanaman tersier, yang merupakan tanaman pokok. Untuk tanaman pokok sendiri dipillih jenis tanaman asli dari Gunungkidul yang juga tanaman yang memiliki nilai ekonomi, dimana jenis tanaman yang dipilih adalah tanaman Jati (Tectona grandis), Mahoni (Switenia
mahagoni),
Sengon
(Paraserianthes
falcataria), penanamanya dilakukan pada saat awal
mempergunakan sisa-sisa material yang tidak diambil atau diolah, lalu dibuat lubang untuk pembuatan
pot
kemudian
memasukan
tanah
kedalam lubang tersebut. Waktu yang diperlukan untuk
penataan
lahan
antara
lain:
waktu
penimbunan, waktu perataan, waktu penumpukan tanah, waktu pembuatan lubang dan waktu
pada saat musim penghujan atau bersamaan dengan
pengisian tanah ke lubang, waktu pembuatan lubang
tanaman sela. Tanaman ini dipilih juga berdasarkan
tanam dan
kecocokan antara hasil analisis tanah pucuk.
diperlukan untuk penataan lahan adalah selama
Adapula tanaman lainya yaitu Buah Kersen
±110 hari.
merupakan buah yang memiliki nama lain buah talok dengan nama latin Muntingia calabura L.
waktu penanaman.
Waktu yang
Tingkat keberhasilan Reklamasi
Pelaksanaan Penanaman
Page 4
Ditinjau dari keberhasilan reklamasi dengan cara
usaha mandiri, hal ini sebagai tanggung jawab sosial
revegetasi serta metode untuk penataan lahan bekas
untuk menjaga hubungan baik, tumbuh berkembang
penambangan menggunakan system teras bangku di
bersama
PT. Sugih Alamanugroho dikategorikan baik (Hasil
Diupayakan setelah selesai kegiatan penambangan
Pelaksanaan Reklamasi Dapat Diterima). Ini sesuai
agar tidak ada bahan tambang ekonomis yang masih
fakta dilapangan dimana tanaman yang digunakan
tertinggal. Hal ini terutam bahan galian yang
untuk program reklamasi dapat tumbuh baik dan
potensial
subur membuat kawasan bekas penambangan tidak
mengambil dan memanfaatkannya sehingga akan
gersang dan udara disekitar lokasi penambangan
mengganggu proses reklamasi.
masyarakat
sekitar
mengundang
lokasi
tambang.
masyarakat
untuk
tidak terlalu panas, hal ini bisa dicapai karena perlakukan-perlakuan yang dilakukan selama masa
Ucapan Terimakasih
perawatan tanaman dilapangan dilakukan secara
Dalam
rutin dan
fungsi
terimakasih kepada Bapak Siswo Saputro, Ibu
pengawasan dan laporan berkala dari pekerja yang
Winarti S.T., M.T dan Bapak Okki Verdiansyah,
dilaporkan kepada PT. Sugih Alamanugroho.
S.T., M.T. atas berbagai masukan kepada penulis
Indikator lain adanya fauna yang menempati lokasi
serta semua pihak yang turut membantu dalam
reklamasi seperti belalang, burung, jangkrik, kupu-
penelitian.
berkala dan juga adanya
penelitian
ini
penulis
mengucapkan
kupu, dan lain-lain. Hal ini bisa menjadi indikator DAFTAR PUSTAKA
bahwa fungsi kawasan dan ekosistem sudah mulai tertata kembali.
Departemen Pertambangan Dan Energi, 1985, Pedoman Teknis Pengendalian Erosi Pada
KESIMPULAN
Kegiatan Pertambangan Umum, Direktorat Metode reklamasi untuk penataan lereng di PT. Sugih
Alamanugroho
menggunakan
jenderal Pertambangan Umum, Jakarta.
sistem
penataan lereng teras bangku, hal ini untuk
Departemen Pertambangan Dan Energi, 1993,
bekas
Pedoman Reklamasi Lahan Bekas Tambang,
penambangan. Cara reklamasi untuk Pengaturan
Direktorat Jenderal Pertambangan Umum,
Bentuk Lahan PT. Sugih Alamanugroho dengan
Jakarta
mencegah
terjadinya
erosi
di
lokasi
cara revegetasi. pola tanam yang digunakan sistem pot, membuat lubang bukaan pada lahan pasca tambang. Keberhasilan reklamasi dengan cara revegetasi
di
PT.
Sugih
Alamanugroho
dikategorikan baik dimana tanaman tumbuh subur, juga sudah adanya fauna yang menempati lokasi
Dulahim
Hasan.M,
Pada
2010
Lahan
Evaluasi Reklamasi
Bekas
Penambangan
Batugamping Di Gunung Sidowayah PT. Sugih Alamanugroho Kecamatan ponjong Kabupaten Gunungkidul
Provinsi
Daerah
Istimewa
Yogyakarta (Tidak Dipublikasikan).
reklamasi. Ini indikator fungsi kawasan dan ekosistem sudah mulai tertata kembali.
Projosumarto.P,2006, Lahan Bekas
Menjalin kerjasama dalam bidang kemitraan usaha
Teknik Tambang,
Reklamasi
Pada
Sekolah Tinggi
Teknologi Nasional Yogyakarta.
antara kelompok masyarakat dan juga perusahaan misalnya bekerjasama dalam pembinaan lingkungan lahan menjadi lebih produktif seperti mendirikan
Page 5
Tabel 1. Tingkat Kesuburan Tanah Pucuk di Daerah Penambangan PT. Sugih Alamanugroho. Sumber: Analisa BPTP-DIY, 1998. Sifat Tanah
Sifat Sifat Fisik
Kimia
a.
Pasir = 8%
2 .Organik
b.
Debu = 14%
c.
Liat = 78%
Bahan C = 2,83% N = 0,282%
C/N = 10% 3 .
Unsur Hara P2O 5 = 60 mg/100 gr K2O = 36
mg/100 gr 4 Nilai Tukar .Kation: 27,7 mg/100 gr
Page 6
Gambar 1. Kegiatan pembongkaran batugamping dari lokasi penambangan gunung sidowayah. Lensa menghadap ke arah timurlaut.
Gambar 2. Kondisi lahan tambang dan lokasi penambangan batugamping di Gunung Sidowayah. Lensa menghadap ke arah timur.
Gambar 3. Lokasi sesudah penambangan dan perubahan bentuk morfologi di PT. Sugih Alamanugroho. Lensa menghadap ke arah timurlaut.
Page 7
Gambar 4. Penataan lereng sistem teras bangku di lahan bekas penambangan Gunung Sidowayah. Lensa menghadap ke timur.
a
b
c
Gambar 5. Tanaman primer a. Rumput Gajah (Pennisetum purpureum). Lensa menghadap ke arah timurlaut. b. Rumput Ilalang (Imperata cylindrical). Lensa menghadap ke arah selatan. c. Kirinyuh/Tekelan (Crhomolaena odorata L). Lensa menghadap ke arah tenggara.
Gambar 6. Tanaman sekunder a. Pepaya (Carica papaya). b. Lamtorogung (Leucaena glauca). Lensa menghadap ke tenggara.
Gambar 7. Tanaman tersier a. Jati (Tectona grandis). Lensa menghadap ke arah baratdaya, b. Mahoni (Switenia mahagoni). Lensa menghadap ke arah timurlaut, c. Sengon (Paraserianthes falcataria). Lensa menghadap ke arah baratdaya.
Page 8
Gambar 8. Jarak tanam yang digunakan untuk lahan sedang. Lensa menghadap ke arah baratdaya.
Gambar 9. Pohon mahoni ditanam dengan sistem pot. Lensa menghadap ke arah selatan.
Gambar 10. Ketebalan lapisan tanah pucuk. Lensa menghadap ke arah tenggara.
Page 9