MASTER PLAN
EKS LAHAN TAMBANG PT.GALUH CEMPAKA BANJARBARU
Executive Summary
1
Kata Pengantar “MASTERPLAN PENGEMBANGAN KAWASAN EX LAHAN TAMBANG PT GALUH CEMPAKA BANJARBARU” ini disusun berdasarkan ketentuan / perundangan UU no 4 tahun 2009 dan PP no 78 tahun 2010. Pada prinsipnya ex lahan tambang harus diprogram sebagai kawasan dengan fungsi alami yang baru. Pada kasus di lokasi ini karena berdekatan dengan kawasan perkotaan maka diusulkan untuk dijadikan kawasan pengembangan perkotaan. Untuk itu gagasan pengembangan yang bersifat ‘urbanized’ yang diusulkan perlu dilengkapi dengan pertimbangan aspek lingkungan hidup atau aspek yang bersifat ekologis. Usulan diharapkan mampu memenuhi kelayakan dari aspek sosial – ekonomi – lingkungan hidup.
Harapannya, gagasan yang diusulkan dapat diwujudkan secara nyata dan menjadi pembangkit kegiatan sosial-ekonomi masyarakat kota Banjarbaru sehingga secara nyata mempengaruhi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Semoga pula gagasan ini secara umum dapat dijadikan preseden positif bagi Indonesia. PT GALUH CEMPAKA BANJARBARU
2
DAFTAR 3
Isi
PRINSIP – PRINSIP PENGEMBANGAN KAWASAN KONSEP RANCANG KAWASAN KONSEP LANSEKAP MASTERPLAN KAWASAN Visi dan Misi Pengembangan Lokasi Masteplan Zoning Masterplan PENGEMBANGAN KAWASAN BLOK MASTERPLAN PERKIRAAN PEMBIAYAAN
4 5 6 8 8 9 10 11 14 18
Prinsip-prinsip
Pengembangan Kawasan Prinsip-prinsip Umum masterplan mengacu pada Peraturan Pemerntah No.78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca Tambang, yaitu: 1. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan 2. Keselamatan dan kesehatan kerja 3. Konservasi mineral dan batubara Prinsip-prinsip khusus masterplan, adalah: a. Prinsip pengembangan kawasan terhadap air, dengan: 1. Memperbaiki siklus air permukaan yang ada pada lokasi tapak dan daerah sekitarnya. 2. Memanfaatkan cekungan – cekungan air sebagai sumber air baku/air minum. 3. Memanfaatkan cekungan – cekungan air untuk dijadikan sebagai sarana rekreasi air yang dapat memberikan nilai lebih untuk kawasan tersebut. b. Prinsip pengembangan kawasan untuk Keanekaragaman hayat, dengan: 1. Menjaga / melindungi kawasan reservasi hutan galam dengan membuat zona penyangga. 2. Penghijauan kembali kawasan yang dialokasikan untuk pengembangan kota terutama di daerah cekungan air. 3. Memilih spesies tanaman lokal untuk penghijauan, pemilihan spesies ini lebih diprioritaskan pada spesies yang terancam punah seperti penanaman pohon ulin, galam, dan lain sebagainya. c. Prinsip pengembangan kawasan pada tata sosial budaya berdasarkan jenis dan fungsi kegiatan, dengan: 1. Melengkapi fungsi kota Banjarbaru sebagai Ibukota Kabupaten 2. Sebagai sarana masyarakat lokal Banjarbaru untuk mengembangkan kehidupan sosial, budaya, ekonomi menuju masyarakat maju dan modern tanpa kehilangan identitas budaya lokalnya. 3. Pengembangan kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi 4
Konsep
Konsep Sirkulasi Lalu Lintas
Rancang Kawasan Konsep Sirkulasi Lalu Lintas disusun berdasar prinsip: • Menyesuaikan posisi dan bentuk danau-danau dan kanalkanal eksisting serta batas-batas lahan eksisting. • Kriteria-kriteria dimensi blok zona fungsi yang mengacu pada skala kota yang memprioritaskan pejalan kaki. Konsep Kota Pejalan Kaki Konsep pejalan kaki direncanakan untuk mendukung kegiatan masyarakat yang secara simultan saling berhubungan antara fungsi satu zona dengan zona yang lain. Dalam jalur pejalan kaki terdapat ruang terbuka hijau sebagai ruang multi guna, yang mengakomodasi kegiatan bersama masyarakat, terutama sebagai lapangan bermain anak-anak dan remaja.
Konsep Kota Pejalan Kaki
Konsep Daur Air Memanfaatkan kondisi eksisting seperti cekungan, kanal dan danau sebagai satu sistem tata air kawasan dengan fungsi menjaga ketersediaan air tanah. Konsep Daur Air
5
Konsep LANSEKAP 6
Konsep Pelestarian Lansekap Lokal dan Identitas Ruang Menurut Tradisi Penamaan Ruang Lokal Pola ini diambil didalam penataan lansekap kawasan, melalui penanaman spesies-spesies tertentu yang khas pada masing-masing zoning fungsi. Masing-masing Zona memiliki lanskap dengan golongan vegetasi tertentu, sedangkan blok-blok pada sub-Zonanya memiliki vegetasi khas spesies-spesies golongan tersebut. Secara kultural maupun lansekap, pola ini akan memberikan identitas yang kuat pada masing-masing lokasi, sehingga bagian kota ini akan memiliki karakter yang kental. Dari berbagai spesies langka, dipilih empat golongan jenis tanaman langka: 1. Golongan Vegetasi penghasil kayu komiditas 2. Golongan vegetasi yang bagian-bagian batangnya menghasilkan produk komiditas 3. Golongan vegetasi penghasil buah-buahan yang dikonsumsi 4. Golongan vegetasi semak dan perdu lokal
Buah Kuwini
Pohon Kayu Jelutung
7
Alloxylon
Pohon Ulin
Master plan
Kawasan
Visi
pengembangan kawasan: Pengembangan kawasan perkotaan untuk kepentingan publik dan pemanfaatan air secara efisien
Misi
pengembangan kawasan:
1. 1. Mengembangkan kawasan eks tambang intan dengan memanfaatkan karakter alam yang ada. 2. Mengembangkan potensi air pada kawasan semaksimal mungkin; untuk rekreasi, elemen pembentuk lingkungan perkotaan dan untuk sumber air baku. 3. Memanfaatkan lahan semaksimal mungkin untuk kepentingan umum pada skala wilayah Provinsi. 4. Mengembangkan kawasan baru sebagai pusat pertumbuhan kota yang terintegrasi dengan kawasan pusat kota yang lama.
8
Lokasi
MASTERPLAN PT. Galuh Cempaka Banjarbaru
99
Zoning MASTERPLAN 10
MASTERPLAN
11
Keterangan : a b c d e f g h i j
Danau Rekreasi Air Jalur Hijau Komp. Olahraga dan Stadion Pengembangan Permukiman Balai Pertemuan Pasar Modern Pendidikan dan Kesehatan Masjid Pengelolaan Air Minum
12
P
13 13
engembangan kawasan direncanakan terdapat 10 fungsi kegiatan utama, yaitu: 1. Kawasan permukiman; seluas 53,585 ha yang dapat menampung 5.358 jiwa. 2. Danau; terdapat 3 danau dengan luas seluruhnya sebesar 93,089 ha. Danau-danau ini direncanakan sebagai sumber air baku dan rekreasi. 3. Rekreasi air; seluas 9,828 ha, dengan memanfaatkan salah satu danau sebagai pusat kegiatan. 4. Jalur hijau; direncanakan seluas 29,744 ha yang tersebar didalam kawasan dengan fungsi sebagai daerah resapan air. 5. Kompleks olah raga dan stadion; direncanakan seluas 16,403 ha, berfungsi sebagai kawasan olah raga skala Kota Banjar Baru. 6. Balai pertemuan; dialokasikan seluas 8,763 ha, berfungsi sebagai gedung pertemuan skala Kota Banjar Baru. 7. Perdagangan dan jasa; dialokasikan seluas 30,468 ha, dengan bentuk pasar modern dan kegiatan pendukung perdagangan dan jasa. 8. Perdidikan dan kesehatan; direncanakan seluas 31,090 ha, sebagai pusat sarana pendidikan berupa TK, SD, SMP dan SMA serta sarana kesehatan berupa balai pengobatan, apotik sampai rumah sakit bersalin. 9. Masjid; direncanakan seluas 7,037 ha, untuk memenuhi kebutuhan rohani umat Islam skala Kota Banjar Baru. 10. Pengolahan air minum; direncanakan dialokasikan lahan seluas 2,188 ha, mengelola air dari danau untuk kebutuhan bagi kegiatan di kawasan.
Gambar BLOK PLAN 14
Ilustrasi Stadion
Ilustrasi Komplek Olahraga
15
Ilustrasi Permukiman
Ilustrasi Fasilitas Pendidikan
Ilustrasi Pasar Modern
16
Ilustrasi Masjid
Ilustrasi Wisata Air
17
Ilustrasi Jalur Hijau
Perkiraan
Pembiayaan Pembangunan Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur
Pembiayaan pembangunan bersifat estimasi secara umum, yang didasarkan pada standar biaya konstruksi yang dikeluarkan PITB Departemen PU pada tahun 2010. Perkiraan biaya pembangunan ini didasarkan pada : 1. Asumsi luasan masing-masing bangunan di setiap bangunan yang merujuk pada : • Skala kepadatan populasi kota di sekitar Banjarmasin. • Asumsi kepadatan hunian 90 jiwa/hektar. • KDB (Koefisien Dasar Bangunan) • KLB (koefisien Lantai Bangunan) 2. Infrastruktur yang dibiayai hanya mencakup jaringan jalan dan saliran drainase/kanal. Perkiraan pembiayaan pembangunan kawasan ini dibagi menjadi 2 yaitu Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur dan Pembiayaan Kontruksi Bangunan :
18
Pembiayaan Kontruksi Bangunan
19
Perkiraan Biaya Pembangunan Per-Blok Kawasan
(Intensitas maksimum sebagai bangkitan ekonomi perkotaan)
20
Disusun oleh Tim Kuala Biru
21