BAB V
64
ANALISIS HIDROLOGI
BAB V ANALISIS HIDROLOGI 5.1. Tinjauan Umum Untuk menentukan debit rencana, dapat digunakan beberapa metode atau cara. Metode yang digunakan sangat tergantung dari data yang tersedia, data – data tersebut dapat berupa data debit sungai atau data curah hujan. Lokasi check dam direncanakan pada Desa Kedungrejo, Kecamatan Ngantang yang terletak 13 km dari hulu Kali K ali Konto. Check dam dibangun pada hulu sungai agar lebih dekat dengan daerah penghasil sedimen yang terletak di hulu sungai. Perencanaan dam pengendali sedimen Kali Konto ini menggunakan data curah hujan dari stasiun yang berpengaruh pada daerah tersebut, yaitu : 1. Stasiun Hujan Kedungrejo 2. Stasiun Hujan Pujon
Kali Konto
Pujon Kedungrejo Waduk Selorejo
Selorejo
Bendosari Check Dam 15 Lokasi Pekerjaan
Gambar 5.1. Peta SubDAS Kali Konto TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
65
ANALISIS HIDROLOGI
5.2. Curah Hujan Rata – Rata Daerah Aliran Curah hujan yang diperlukan untuk perencanaan dam pengendali sedimen adalah curah hujan rata – rata di seluruh daerah yang bersangkutan, bukan curah hujan pada satu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan wilayah atau curah hujan daerah dan dinyatakan dalam mm. ( Suyono Sosrodarsono, Hidrologi Untuk Pengairan )
Metode yang digunakan adalah metode perhitungan rata-rata karena jumlah stasiun curah hujan yang terletak pada DPS hanya dua stasiun. Caranya adalah dengan menjumlahkan curah hujan pada tiap stasiun kemudian membaginya dengan jumlah stasiun yang ada. Metode ini masih
memiliki banyak kelemahan karena tidak
memasukkan pengaruh topografi. Metode ini dapat digunakan dengan hasil memuaskan apabila daerahnya datar dan penempatan alat ukur tersebar merata, serta curah hujan tidak bervariasi banyak dari harga tengahnya. Rumus : Rave =
R1 + R2 + R3 + ...... Rn n
__
R = curah hujan rata – rata (mm)
Di mana :
R = tinggi curah hujan di stasiun i (mm) 2
A1-An = luas daerah pengaruh stasiun i (km ) Data curah hujan: Tabel 5.1. Data Curah Hujan Harian Maksimum Nama Stasiun No
Tahun
Kedungrejo
Pujon
1
1994
149
119
2
1995
46,3
46,5
3
1996
41,3
55,6
4
1997
40,7
48,3
5
1998
120
100,3
6
1999
101,7
79,4
7
2000
120
110
8
2001
106
95
9
2002
120
89
10
2003
148,3
92,2
11
2004
190
150
(Sumber : Perum Jasatirta I)
TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
66
ANALISIS HIDROLOGI
Perhitungan curah hujan harian maksimum rata – rata dimulai dengan mengurutkan data curah hujan dari yang terbesar ke yang terkecil pada tiap – tiap stasiun. Perhitungan curah hujan rata – rata daerah aliran selanjutnya akan disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 5.2. Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum Rata – Rata Nama Stasiun
Curah hujan
No
Kedungrejo
Pujon
rata - rata
1
190
150
170,000
2
149
119
134,000
3
148,3
110
129,150
4
120
100,3
110,150
5
120
95
107,500
6
120
92,2
106,100
7
106
89
97,500
8
101,7
79,4
90,550
9
46,3
55,6
50,950
10
41,3
48,3
44,800
11
40,7
46,5
43,600
5.3. Analisa Frekuensi Ada beberapa jenis distribusi statistik yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya curah hujan rencana, seperti distribusi Gumbel, Log Pearson
III, Log
Normal, dan beberapa cara lain. Metode–metode ini harus diuji mana yang bisa
dipakai dalam perhitungan. Pengujian tersebut melalui pengukuran dispersi. Untuk melakukan pengukuran dispersi, terlebih dahulu harus diketahui faktor – faktor berikut : ___
1. Harga rata – rata ( X ) Rumus : n
__
X =
∑ X
i
i
n
2. Standar deviasi (Sx) Rumus :
TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
67
ANALISIS HIDROLOGI
___ ⎛ ⎞ ⎜ X i − X ⎟ ∑ ⎝ ⎠ Sx = i =1 n − 1 n
2
3. Koefisien Skewness (Cs) Rumus : 3
___ ⎛ ⎞ n∑ ⎜ X i − X ⎟ ⎠ i =1 ⎝ C s = ( n − 1) ∗ ( n − 2) ∗ S 3 n
4. Koefisien Curtosis (Ck) Rumus : 4
___ ⎛ ⎞ n ∑ ⎜ X i − X ⎟ ⎠ i =1 ⎝ C k = ( n − 1) ∗ ( n − 2) ∗ ( n − 3) ∗ S 3 n
2
5. Koefisien variasi (Cv) Rumus : Cv =
Sx ___
X Untuk menghitung faktor – faktor
tersebut, diperlukan parameter – parameter
perhitungan faktor – faktor tersebut, yang disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 5.3. Parameter Uji Distribusi Statistik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah Xr
R(Xi) 170 134 129 110 108 106 98 91 51 45 44 1.086 98,727
(Xi - Xr) 71,273 35,273 30,273 11,273 9,273 7,273 -0,727 -7,727 -47,727 -53,727 -54,727
(Xi - Xr)^2 5.079,802 1.244,165 916,438 127,074 85,983 52,893 0,529 59,711 2.277,893 2.886,620 2.995,074 15.726,182
(Xi - Xr)^3 362.051,318 43.885,103 27.743,078 1.432,475 797,301 384,673 -0,385 -461,401 -108.717,600 -155.090,211 -163.912,252 8.112,099
(Xi - Xr)^4 25.804.384,833 1.547.947,267 839.858,638 16.147,898 7.393,157 2.797,623 0,280 3.565,373 5.188.794,524 8.332.574,070 8.970.470,543 50.713.934,206
Dari tabel di atas dapat dihitung faktor – faktor uji distribusi sebagai berikut : ___
1. Harga rata – rata ( X ) TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
68
ANALISIS HIDROLOGI __
X = Xr =
1.086 11
= 98,727
2. Standar Deviasi (Sx) 15.726,182
Sx =
11 − 1
= 39,656
3. Koefisien Skewness (Cs)
C s =
11x8.112,099
(11 − 1) ∗ (11 − 2) ∗ 39,6563
= 0,016
4. Koefisien Curtosis (Ck) C k =
11x 50.713.934,206
(11 − 1) ∗ (11 − 2) ∗ (11 − 3) ∗ 39,656 3
= 12,424
5. Koefisien Variasi (Cv) Cv =
39,656 98,727
= 0,402
Tabel 5.4. Parameter Uji Distribusi Statistik dalam Log No
R (Xi)
Log Xi
(LogXi - LogXr)
(LogXi - LogXr)^2
(LogXi - LogXr)^3
(LogXi - LogXr)^4
1
170
2,204
0,237
0,056
0,013
0,003
2
134
2,127
0,160
0,026
0,004
0,001
3
129
2,111
0,144
0,021
0,003
0,000
4
110
2,041
0,074
0,005
0,000
0,000
5
108
2,033
0,066
0,004
0,000
0,000
6
106
2,025
0,058
0,003
0,000
0,000
7
98
1,991
0,024
0,001
0,000
0,000
8
91
1,959
-0,008
0,000
0,000
0,000
9
51
1,851
-0,116
0,013
-0,002
0,000
10
45
1,653
-0,314
0,099
-0,031
0,010
11
44
1,644
-0,323
0,104
-0,034
0,011
Jumlah
1.086
21,639
0,000
0,333
-0,045
0,025
Xr
98,727
1,967
Dari tabel di atas dapat dihitung faktor – faktor uji distribusi sebagai berikut : ___
1. Harga rata – rata ( X ) __
Log X =
21,639 11
= 1,967
2. Standar Deviasi (Sx) Sx =
0,333 11 − 1
= 0,182
TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
69
ANALISIS HIDROLOGI
3. Koefisien Skewness (Cs) C s =
11x (− 0,045)
(11 − 1) ∗ (11 − 2) ∗ 0,182 3
= −0,912
4. Koefisien Curtosis (Ck) 11x 0,025
C k =
(11 − 1) ∗ (11 − 2) ∗ (11 − 3) ∗ 0,182 3
= 0,063
5. Koefisien Variasi (Cv) Cv =
0,182 1,967
= 0,092
Dari faktor – faktor di atas dapat ditentukan metode mana yang bisa dipakai, seperti disajikan dalam tabel berikut : Tabel 5.5. Hasil Uji Distribusi Statistik Jenis Distribusi
Syarat Cs ≈ 0 Ck = 0 Cs ≤ 1,1396 Ck ≤ 5,4002 Cs ≠ 0 2 Cs ≈ 3Cv + Cv = 0,3
Normal Gumbel Log Pearson Log Normal
Perhitungan Cs = 0,016 Ck = 12,424 Cs = 0,016 Ck = 12,424 Cs = 0,912 Cs = 0,285
Kesimpulan
Tidak memenuhi Tidak memenuhi Memenuhi Tidak Memenuhi
5.3.1. Uji Sebaran Metode Chi Kuadrat Pengujian kesesuaian dengan sebaran adalah untuk menguji apakah sebaran yang dipilih dalam pembuatan kurva cocok dengan sebaran empirisnya. Uji Chi Kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi peluang yang
dipilih dapat mewakili distribusi statistik data yang dianalisis. 2
Penentuan parameter ini menggunakan X Cr yang dihitung dengan rumus :
⎡ Efi − Ofi ⎤ X Cr = ∑ ⎢ ⎥ Efi ⎦ i =1 ⎣ n
2
2
Di mana : 2
X Cr
= harga Chi Kuadrat
Ef i
= banyaknya frekuensi yang diharapkan
Of i
= frekuensi yang terbaca pada kelas i
n
= jumlah data
TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
70
ANALISIS HIDROLOGI
Prosedur perhitungan uji Chi Kuadrat adalah : 1. Urutkan data pengamatan dari besar ke kecil 2. Hitunglah jumlah kelas yang ada (K) = 1 + 3,322 log n. Dalam pembagian kelas disarankan agar setiap kelas terdapat minimal tiga buah pengamatan.
⎡ ∑ n ⎤ ⎥ ⎢⎣ ∑ K ⎥⎦
3. Hitung nilai Ef = ⎢
4. Hitunglah banyaknya Of untuk masing – masing kelas. 2
2
5. hitung nilai X Cr untuk setiap kelas kemudian hitung nilai total X Cr dari tabel untuk derajat nyata tertentu yang sering diambil sebesar 5% dengan parameter derajat kebebasan.
Rumus derajat kebebasan adalah : DK = K – ( R + 1 ) Di mana : DK
= derajat kebebasan
K
= kelas
R
= banyaknya keterikatan ( biasanya diambil R = 2 untuk distribusi normal dan binomial dan R = 1 untuk distribusi Poisson dan Gumbel)
Perhitungan : K
= 1 + 3,322 log n = 1 + 3,322 log 11 = 4,460 ≈ 5
DK
= K–(R+1) = 5–(1+1)= 3
Tabel 5.6. Nilai Kritis untuk Uji Chi Kuadrat α
DK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0,995 0,0000393 0,1000 0,0717 0,207 0,412 0,676 0,989 1,344 1,735 2,156
0,99 0,000157 0,021 0,115 0,297 0,554 0,872 0,1,239 1,646 2,088 0,558
0,975 0,000928 0,05806 0,216 0,4848 0,831 1,237 1,690 2,180 2,700 3,247
0,95 0,00393 0,103 0,352 0,711 1,145 1,635 2,167 2,733 3,325 3,940
TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
0,05 3,841 5,991 7,815 9,488 11,070 12,592 14,067 15,507 16,919 18,307
0,025 5,024 7,378 9,348 11,143 12,832 14,449 16,013 17,535 19,023 20,483
0,01 6,635 9,210 11,345 13,277 15,086 16,812 18,475 20,090 21,666 23,209
0,005 7,879 10,579 12,838 14,860 16,750 18,548 20,278 21,955 23,589 25,188
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
71
ANALISIS HIDROLOGI 2
Untuk DK = 3, signifikasi (α) = 5 % maka dari Tabel 5.6 harga X Cr = 7,815
⎡ ∑ n ⎤ 11 ⎥ = = 2,2 ⎢⎣ ∑ K ⎥⎦ 5
Ef = ⎢
∆ x = 1 2
R terbesar − R terkecil K − 1
=
2,204 − 1,644 5 −1
= 0,140
∆ x = 0,070 ⎡ ⎣
X awal = ⎢ R terkecil −
⎤ ∆x ⎥ = (1,644 − 0,070 ) = 1,574 2 ⎦
1
Tabel 5.7. Hitungan X2Cr Nilai Batas Tiap Kelas
Ef
Of
(Ef – Of)2
(Ef – Of)2/Ef
1,574 < Ri < 1,714
2,2
2
0,040
0,018
1,714 < Ri < 1,854
2,2
1
1,140
0,655
1,854 < Ri < 1,994
2,2
2
0,040
0,018
1,994 < Ri < 2,134
2,2
5
7,840
3,564
2,134 < Ri < 2,274
2,2
1
1,140
0,655
Jumlah
11
11
2
4,910
2
Karena nilai X Cr analisis < X Cr tabel ( 4,910 < 7,815 ) maka untuk menghitung curah hujan rencana dapat menggunakan distribusi Log Pearson Type III .
5.4. Distribusi Curah Hujan Rencana Analisis curah hujan rencana ini bertujuan untuk mengetahui besarnya curah hujan maksimum dalam periode ulang tertentu yang nantinya dipergunakan untuk perhitungan debit banjir rencana. Dalam perencanaan dam pengendali sedimen Waduk Selorejo, curah hujan rencana yang dipakai adalah curah hujan rencana dengan periode ulang 50 tahun. Oleh karena itu dicari curah hujan rencana untuk periode 50 tahun, berdasarkan curah hujan rata – rata daerah aliran yang sudah diketahui.
TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
72
ANALISIS HIDROLOGI
5.4.1. Distribusi Log Pearson Type III Perhitungan curah hujan rencana dengan metode Log
Pearson III
menggunakan parameter – parameter statistik yang diambil dari Tabel 5.4 . Parameter yang digunakan adalah sebagai berikut : ___
Nilai rata – rata ( log X )
= 1,967
Deviasi standar ( Sx )
= 0,182
Koefisien Skewness ( Cs )
= -0,912
Logaritma data pada interval pengulangan atau kemungkinan prosentase yang terpilih ___
LogR = Log X + k ∗ S Harga k tergantung nilai Cs yang sudah didapat, seperti terdapat pada Tabel 2.4, untuk Cs = -0,912 dengan periode ulang 50 tahun, nilai k = 1,549.
LogR = 1,967 + (1,549 ∗ 0,182) = 2,249 R
= 177,385 mm
5.5. Perhitungan Debit Banjir Rencana Untuk menghitung debit banjir rencana digunakan hasil perhitungan intensitas curah hujan periode ulang 50 tahun. Besarnya debit rencana dapat ditentukan berdasarkan besarnya curah hujan rencana dan karakteristik daerah aliran sungai. Adapun data yang diperlukan adalah : 1. Luas DPS Kali Konto (A) = 102 km 2. Panjang sungai (L)
= 13 km
3. Kemiringan Sunga(i )
= 0,0214
2
5.5.1. Metode Haspers
2
Metode Haspers digunakan pada luas DPS < 300 km . Rumus : Q
= α x β x q x A
t
= 0,1 x L 0,8 x i-0,30
TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
73
ANALISIS HIDROLOGI
( ) 1 + (0,075 xA ) t + (3,70 x10 ) x A = 1+
= 1
1 + 0,012 xA 0 , 70 0, 70
0, 40 t
t 2 + 15
0, 75
12
Di mana : 3
Q
= debit banjir rencana pada periode ulang tertentu ( m /det)
α
= koefisien limpasan air hujan
β
= koefisien pengurangan luas daerah hujan
q
= intensitas maksimum jatuhnya hujan rata – rata (m /det/km)
A
= luas Daerah pengaliran sungai (km )
t
= waktu konsentrasi hujan (jam)
L
= panjang sungai (km)
i
= kemiringan sungai
3
2
Perhitungan : 0,8
-0,30
t
= 0,1 x L
x i
t
= 0,1 x 13 x 0,0214
0,8
( 1 + (0,075 xA 1 + (0,012 x102 = 1 + (0,075 x102
=
1 + 0,012 xA 0, 70 0 , 70
-0,30
= 2,466 jam
) )
0 , 70 0, 70
) )
= 0,448 1
1
=1+ = 1+
(
t + 3,70 x10 0 , 40 t t 2 + 15
) x A
(
0, 75
12
2,466 + 3,70 x10 −0, 40*2, 466 2,466 2 + 15
) x 102
0, 75
12
= 1,361
= 0,734 Untuk t < 2 jam digunakan rumus : r =
t * r t + 1 − 0,0008(260 − R)(2 − t ) 2
Untuk t > 2 jam digunakan rumus : r =
t * R t + 1
TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
74
ANALISIS HIDROLOGI
r
q=
3,6 * t
Di mana : R
= curah hujan periode ulang tertentu (mm)
Dari perhitungan t diatas didapat nilai t = 2,466 > 2 maka : 2,466 *177,385
r
=
q
=
Q
= α x β x q x A
2,466 + 1 126,206 3,6 * 2,466
= 126,206
= 14,216
= 0,448 x 0,734 x 14,216 x 102 3
= 476,817 m /det
5.5.2. Metode Rasional Metode ini digunakan dengan anggapan bahwa DPS memiliki : -
Intensitas curah hujan merata diseluruh DPS dengan durasi tertentu.
-
Lamanya curah hujan = waktu konsentrasi dari DPS.
-
Puncak banjir dan intensitas curah hujan mempunyai tahun berulang yang sama.
-
Luas DAS < 300 km 2.
Rumus : Q =
CxIxA 3,60
Di mana : C
= koefisien limpasan air hujan
I
= intensitas curah hujan selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A
= luas daerah pengaliran (km )
Q
= debit maksimum (m /det)
2
3
Intensitas hujan dapat dihitung menggunakan rumus Mononobe :
⎛ 24 ⎞ I = x ⎜ ⎟ 24 ⎝ tc ⎠ R24
2
3
TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
75
ANALISIS HIDROLOGI
Di mana : R
= hujan maksimum (mm)
tc
= waktu konsentrasi (jam)
Waktu konsentrasi dihitung menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Kirpich (1940), yang dapat ditulis sebagai berikut :
t c = 0,0133Lxi
−0 , 6
Di mana : tc
= waktu konsentrasi (jam)
L
= panjang sungai (km)
S
= kemiringan sungai
A
= 102 km
L
= 13 km
R 100
= 177,385 mm
S
= 0,0214
Data : 2
= 13.000 m
t c = 0,0133Lxi −0, 6 = 0,0133 x 13 x 0,0214
-0,6
= 1,813 jam
Intensitas hujan dapat hitung setelah tc didapat. 2
I
⎛ 24 ⎞ = x ⎜ ⎟ 24 ⎝ tc ⎠
I
177,385 ⎛ 24 ⎞ x ⎜ = ⎟ 24 ⎝ 1,813 ⎠
I
= 41,360 mm
R 24
3
2
3
Koefisien limpasan (C): Angka koefisien limpasan merupakan indikator apakah suatu DAS telah mengalami gangguan. Besar kecilnya nilai C tergantung pada permebilitas dan kemampuan tanah dalam menapung air. Nilai C yang besar menunjukkan bahwa banyak air hujan yang menjadi limpasan. Koefisien lipasan permukaan pada kajian ini dihitung berdasarkan pola penggunaan lahan hasil inventarisasi dari Sub Balai Rehabilitasi Lahan dan Konversasi Tanah pada tahun 1997. Karena tata guna lahan di DPS Kali Konto termasuk campuran, maka nilai tetapan C diberikan bobot (weighted) untuk memperoleh nilai rata-rata tertimbang. Perhitungan selengkapnya disajikan dalam tabel berikut : TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
76
ANALISIS HIDROLOGI
Tabel 5.8. Perhitungan Koefisien Limpasan (C) di DPS Kali Konto Penggunaan
Luas
% Luas
C
C x %Luas
Lahan
(km2)
1
Hutan Alam
49,9
48,922
0,25
12,231
2
Hutan Industri
34,1
33,431
0,30
10,029
3
Pemukiman
10
9,804
0,25
2,451
4
Sawah
8
7,841
0,20
1,569
102
100
(%)
26,28
Perhitungan Debit Banjir dengan Metode Rasional Q
=
=
CxIxA 3,60 0,263 x 41,360 x102 3,60 3
= 308,202 m /det
5.5.3. Metode Melchior 2
Metode Melchior digunakan untuk luas DAS >100 km . Rumus : Q = x xqxA
= T =
180 + 0,750 A 150 + A 1.000 L 3.600v
v = 1,315
.q. A.i 2
nF = ¼ π a b = ¼ x 3,14 x 20 x 13 = 204,1 km
2
= 0,52 Dimana : Q
= debit banjir rencana pada periode ulang tertentu ( m 3/det)
α
= koefisien limpasan air hujan
β
= koefisien pengurangan luas daerah hujan
q
= intensitas maksimum jatuhnya hujan rata – rata (m /det/km)
A
= luas Daerah pengaliran sungai (km )
3
TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
2
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
77
ANALISIS HIDROLOGI
t
= waktu konsentrasi hujan (jam)
L
= panjang sungai (km)
i
= kemiringan sungai
Perhitungan :
= =
180 + 0,750 A 150 + A 180 + 0,750 x102 150 + 102
= 1,018 nF = 204,1 km
2
3
2
q = 4,1 m /km /det v = 1,315
.q. A.i 2
v = 1,315 0,52.4,1.102.0,0214 2 = 0,651 m/det T = T =
1.000 L 3.600v 1.000 x13 3.600 x 0,651
= 5,549 jam t
= T = 5,549
Rt = 0,41 R 24 q
=
0,41 x 200 3,6 x 5,549 3
2
= 4,102 ≈ 4,1 m /km /det → cocok dengan diatas Q = 0,52 x 1,018 x 4,1 x 102 x
177,385 200
3
= 196,307 m /detik
5.5.3. Debit Banjir yang Dipakai Dari hasil perhitungan metode – metode di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut : TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)
BAB V
78
ANALISIS HIDROLOGI
Tabel 5.9. Debit Banjir yang Dipakai
Metode Haspers Rasional Melchior
Debit banjir 50 tahun (m 3/detik) 476,817 308,202 196,307
Debit banjir yang digunakan adalah dari hasil perhitungan Metode Haspers, yaitu Q50 3
= 476,817 m /det Untuk perencanaan dam pengendali sedimen Kali Konto digunakan Q design = 477 m3/det
TUGAS AKHIR
Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen Waduk Selorejo Kabupaten Malang
Triana Susanti (L2A 001 155) Muh. Hendrie S. (L2A 001 101)