MAKALAH MANAGEMENT PATIENT SAFETY STANDAR KESELAMATAN PASIEN
OLEH: KELOMPOK II TINGKAT II.2
1. I MADE AMBARA PUTRA
(P07120016043)
2. NI KADEK DWI WULANDARI
(P07120016065)
3. KADEK VINA ARDIANI
(P07120016068) (P07120016068)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2017
i
KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nyalah penulisan
Makalah Management Patient Safety ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini
berisikan
tentang
standar
keselamatan
pasien
yang
berhubungan dengan tugas yang telah diberikan pada mata kuliah Management Patient Safety. Sebagaimana dalam mendukung penyelesaian makalah ini, penulis mencari informasi melalui media bahan bacaan seperti buku-buku ajaran yang terkait serta jurnal resmi atau dokumen resmi dari sumber yang terpercaya. Makalah
ini
disusun
bukan
semata-mata
karena
petunjuk
untuk
mendapatkan nilai, namun dilatarbelakangi pula untuk memperluas wawasan khususnya tentang standar keselamatan pasien yang sangat penting untuk mahasiswa khususnya juga sebagai calon perawat. Untuk itu penulis berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, sehingga sangat diharapkan kritik dan saran yang objektif yang bersifat membangun guna tercapainya kesempurnaan yang diinginkan. Penulis sepenuhnya menyadari tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang terkait, Makalah Management Patient Safety ini tidak akan sesuai dengan harapan. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Drs. IDM Ruspawan, SKp., M.Biomed selaku dosen mata kuliah Management Patient Safety yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan tuntunan dalam pembuatan makalah ini.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om Denpasar, September 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5 1.3 Tujuan ................................................................................................... 5 1.4 Manfaat ................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Keselamatan Pasien (Patient Safety) Rumah Sakit.. ........................... 7 A. Pengertian.. ................................................................................... 7 B. Tujuan ........................................................................................... 8 C. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit ................. 8 2.2 Standar Keselamatan Pasien ................................................................ 9
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan .............................................................................................. 16 3.2 Saran .................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pesan. Karena itu, keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan. (Yahya, 2006). Harus
diakui,
pelayanan
kesehatan
pada
dasarnya
adalah
untuk
menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan Hipocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu, Primum non nocere (First, do no harm). Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dari teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati. Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat dan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam terus-menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD. Di Indonesia, data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera (Near Miss) masih langka, namun di lain pihak terjaddi peningkatan tuduhan “mal praktek”, yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka meningkatan keselamatan pasien di rumah sakit maka Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia telah mengambil inisiatif membentuk Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). Komite tersebut telah aktif melaksanakan langkah-
4
langkah persiapan pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dengan mengembangkan laboratorium program keselamatan pasien rumah sakit. Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka pelaksanaan
program
keselamatan
pasien
rumah
sakit
perlu
dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis menyusun makalah Management Patient Safety yang akan membahas standar keselamatan pasien yang diharapkan dapat berguna dalam menambah pengetahuan. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut. 1) Apakah yang dimaksud dengan keselamatan pasien (patient safety)? 2) Apa sajakah yang termasuk standar keselamatan pasien? 1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut. 1) Tujuan Umum Untuk mengetahui standar keselamatan pasien. 2) Tujuan Khusus a) Untuk dapat menjelaskan maksud dari keselamatan pasien (patient safety). b) Untuk dapat menjelaskan standar keselamatan pasien. 1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang hendak diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut. 1) Manfaat Teoretis a)
Manfaat teoretis yang dimaksudkan agar makalah ini dapat dijadikan sebagai tambahan bahan bacaan serta sebagai dokumentasi bagi pembaca.
b)
Makalah ini dibuat sebagai pengaya wawasan yang menjadi motivasi bagi penulis untuk melakukan penulisan makalah yang
5
berbasis
keilmuan guna meningkatkan kualitas pendidikan khususnya tentang standar keselamatan pasien. 2) Manfaat Praktis a) Manfaat
bagi
mahasiswa
yaitu
dapat
mengetahui
standar
keselamatan pasien. b) Manfaat bagi institusi/kampus, diharapkan penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan di dalam menyusun materi khususnya mengenai standar keselamatan pasien. c) Manfaat bagi dosen, diharapkan penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan di dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa.
6
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Keselamatan Pasien (Patient Safety) Rumah Sakit
A. Pengertian Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan. Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk: assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya dilakukan (Depkes RI, 2008). Komite
Keselamatan
Pasien
Rumah
Sakit/KKESELAMATAN
PASIEN-RS (2008) mendefinisikan bahwa keselamatan ( safety) adalah bebas dari bahaya atau risiko (hazard ). Keselamatan pasien ( patient safety) adalah pasien bebas dari harm/ cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari harm yang potensial akan terjadi (penyakit, cedera fisik/ sosial/ psikologis, cacat, kematian dan lain-lain), terkait dengan pelayanan kesehatan. Keselamatan Pasien Rumah Sakit diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011. Menurut PMK No. 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit yaitu pada Pasal 1 Ayat 1 menyebutkan pengertian keselamatan pasien (patient safety) Rumah Sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan 7
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. B. Tujuan Tujuan adanya keselamatan pasien rumah sakit meliputi (Depkes RI, 2011): 1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit. 2. Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat. 3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit. 4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan. C. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit WHO Collaborating Centre for Patient Safety, dimotori oleh Joint Commission International , suatu badan akreditasi dari Amerika Serikat, mulai tahun 2005 mengumpulkan pakar keselamatan pasien dari lebih 100 negara, dengan kegiatan mengidentifikasi dan mempelajari berbagai masalah keselamatan pasien dan mencari solusi berupa sistem atau intervensi sehingga mampu mencegah atau mengurangi cedera pasien dan meningkatkan keselamatan pasien. Pada tanggal 2 Mei 2007, WHO Collaborating Centre for Patient Safety resmi menerbitkan panduan “Nine
Life- saving
Patient
Safety
Solutions” (Sembilan
Solusi
Keselamatan Pasien Rumah Sakit). Sembilan topik yang diberikan solusinya adalah sebagai berikut. 1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike, Sound Alike Medication Names). 2. Pastikan Identifikasi Pasien. 3. Komunikasi secara Benar saat Serah Terima/Pengoperan Pasien. 4. Pastikan Tindakan yang benar pada Sisi Tubuh yang benar. 5. Kendalikan Cairan Elektrolit Pekat (concentrated).
8
6. Pastikan Akurasi Pembelian Obat pada Pengalihan Pelayanan. 7. Hindari Salah Kateter dan Salah Sambung Selang (Tube). 8. Gunakan Alat Injeksi Sekali Pakai. 9. Tingkatkan Kebersihan Tangan (Hand Hygiene) untuk Pencegahan Infeksi Nosokomial (Yahya, 2006). 2.2 Standar Keselamatan Pasien
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu ditangani segera di rumah sakit di Indonesia maka diperlukan standar keselamatan pasien rumah sakit yang merupakan acuan bagi rumah sakit di Indonesia untuk melaksanakan kegiatannya. Standar keselamatan pasien rumah sakit yang disusun ini mengacu pada “Hospital Patient Safety Standards” yang dikeluarkan oleh Joint Commission on Acreditation of Health Organization, Ilinois, USA, tahun 2002, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi perumahsakitan di Indonesia. Standar Keselamatan Pasien wajib diharapkan rumah sakit dan penilaiannya dilakukan dengan menggunakan Instrumen Akreditasi Rumah Sakit. Menurut PMK No. 1691 Tahun 2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit pada Pasal 7 Ayat 1 menyatakan bahwa setiap Rumah Sakit wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien. Adapun standar keselamatan pasien tersebut diatur pada Pasal 7 Ayat 2 yang terdiri dari tujuh standar yaitu: 1. Hak pasien 2. Mendidik pasien dan keluarga 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan 4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien 7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
9
Uraian tujuh standar tersebut diatas adalah sebagai berikut. Standar 1. Hak Pasien Standar:
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Kriteria:
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang renvanda dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.
Standar 2. Mendidik pasien dan keluarga Standar:
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Kriteria:
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan pendiidkan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat: a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap, dan jujur. b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab psien dan keluarga. c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti. d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan. e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit. f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa. g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
10
Standar 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan Standar:
Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan. Kriteria:
a. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari rumah sakit. b. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar. c. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk
memfasilitasi
dukungan
keluarga,
pelayanan
keperawatan,
pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya. d. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga dapat tercapainyaa proses koordinasi tanpa hambatan, aman, dan efektif.
Standar 4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien Standar:
Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor
dan
mengevaluasi
kinerja
melalui
pengumpulan
data,
menganalisis secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien. Kriteria:
a. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik, mengacu pada visi, isi, ddan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien,
11
petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”. b. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain terkait dengan: pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, mutu pelayanan, keuangan. c. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua Kejadian Tidak Diinginkan dan secara proaktif melakukan evaluasi satu proses kasus risiko tinggi. d. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin.
Standar 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien Standar:
a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit” b. Pimpinan
menjamin
berlangsungnya
program
proaktif
untuk
diidentifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi Kejadian Tidak Diharapkan. c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien. d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta meningkatkan keselamatan pasien. e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien. Kinerja:
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
12
b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program meminimalkan insiden,
yang mencakup jenis-jenis Kejadian
yang memerlukan perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” (Near Miss) sampai dengan “Kejadian Tidak Diharapkan” (Adverse event). c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan pasien. d. Tersedia prosedur “cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis. e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis Akar Masalah (RCA) “Kejadian Nyaris Cedera” (Near Miss) dan “Kejadian Sentinel” pada saat program keselamatan pasien mulai dilaksanakan. f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya menangani “Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan “Kejadian Sentinel”. g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola pelayanan didalam rumah sakit dengan pendekatan antar disiplin. h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan suber daya tersebut. i.
Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya.
13
Standar 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien Standar:
a. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas. b. Rumah
sakit
menyelenggarakan
pendidikan
dan
pelatihan
yang
berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien. Kriteria:
a. Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan orentasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing. b. Setiap rumah sakit mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan in-service trainning dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden. c. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien.
Standar 7. Komunikassi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan pasien Standar:
a. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal. b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat. Kriteria:
a. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan pasien.
14
b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi manajemen informasi yang ada.
15
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011. Pengertian keselamatan pasien (patient safety) Rumah Sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Adapun standar keselamatan pasien tersebut diatur pada PMK No. 1691 Tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit Pasal 7 Ayat 2 yang terdiri dari tujuh standar yaitu: 1. Hak pasien 2. Mendidik pasien dan keluarga 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan 4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien 5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien 6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien 7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
3.2 Saran
Demi menciptakan perawatan rumah sakit yang jauh dari kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera maka perlu diberlakukan standar keselamatan pasien sehingga cedera tertentu dapat dicegah pada pasien, baik Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera. 16
DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2008. “ PANDUAN NASIONAL KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (Patient Safety): utamakan keselamtan pasien edisi 2 “. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Depkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit . Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. JCI. 2011. Standar Akreditasi Rumah Sakit . Jakarta: PT. Gramedia. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. 2008. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP). Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Supari, S.F. 2005. Sambutan Pencanagna Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta, http:/kmpk.ugm.ac.id/data/SMPKK/4e diakses tanggal 3 Mei 2017. Yahya, Adib A. 2006. Konsep dan Program “ Patient Safety”. Proceedings of National Convention VI of The Hospital Quality Hotel Permata Bidakara, Bandung 14-15 November 2006.
17