BAB I PENDAHULUAN
Sebagaimana Sebagaimana kita ketahui,sebag ketahui,sebagian ian besar tubuh manusia manusia terdiri terdiri atas cairan cairan yang jumlahnya berbeda-beda tergantung usia dan jenis kelamin serta banyaknya banyakn ya lemak di dalam tubuh. Dengan makan dan minum tubuh mendapatkan mendapatkan air, elektrolit elektrolit serta nutrien-nut nutrien-nutrien rien yang lain. lain. Dalam wakt waktu u 24 jam jam juml jumlah ah air air dan dan elek elektr trol olit it yang yang masu masuk k seta setara ra denga dengan n juml jumlah ah yang yang kelu keluar ar.. Pengeluaran cairan dan elektrolit dari tubuh dapat berupa urin, tinja, keringan dan uap air pada saat bernapas. Terapi cairan dibutuhkan bila tubuh tidak dapat memasukka air, elektrolit serta at-at makanan ke dalam tubuh secara oral misalnya pada saat pasien harus berpuasa lama, karena pembedahan saluran cerna, perdarahan banyak, syok hipo!olemik, anoreksia berat, mual muntah dan lain-lain. Dengan terapi cairan kebutuhan akan air da elektrolit akan terpenuhi. Selain itu terapi cairan juga dapat digunakan untuk memasukkan obat dan at makanan secara rutin atau juga digunakan untuk menjaga keseimbangan asam basa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
". De#inisi $airan Tubuh $airan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiseluler seperti manusia atau hewan yang memiliki #ungsi #isiologis tertentu. "". %isiologi $airan Tubuh dan &lektrolit '. Distribusi cairan tubuh 'ir adalah pelarut (sol!en) terpenting dalam komposisi cairan makhluk hidup. Persentase air tubuh total (Total *ody +ater) terhadap berat badan berubah sesuai umur, menurun cepat pada awal kehidupan. Pada saat lahir, T*+ berat badan. Pada beberapa bulan pertama kehidupan, T*+ turun cepat mendekati kadar dewasa //-01 berat badan pada saat usia tahun. Pada masa pubertas, terjadi perubahan T*+ selanjutnya. 3arena lemak mempunyai kadar air yang lebih rendah, persentase T*+ terhadap berat badan lebih rendah pada wanita dewasa yang mempunyai lebih banyak lemak tubuh (//) daripada laki-laki, yang mempunyai sedikit lemak. Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen intraselular dan kompartemen ekstraselular. $airan intraselular ♣ $airan yang terkandung di antara sel disebut cairan intraselular. Pada orang dewasa, sekitar dua pertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular (sekitar 2 liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar 1 kilogram), sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan intraselular. $airan intraseluler terlibat dalam proses metabolik yang menghasilkan energi yang berasal dari nutrien-nutrien dalam ca iran tubuh. $airan ekstraselular ♣ $airan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraselular. $airan ekstraseluler berperan dalam mempertahankan sistem sirkulasi, mensuplai nutrient ke dalam sel, dan membuang at sisa yang bersi#at toksik. umlah relati# cairan ekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar setengah dari cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselular. $airan ekstraselular dibagi menjadi 5 o $airan "nterstitial $airan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial, sekitar - 2 liter pada orang dewasa. $airan lim#e termasuk dalam !olume interstitial. o $airan "ntra!askular 6erupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah (contohnya !olume plasma). 7atarata !olume darah orang dewasa sekitar /-08 dimana 9 liternya merupakan plasma, sisanya terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan platelet. o $airan transeluler 6erupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sino!ial, intraokular dan sekresi saluran pencernaan. Pada keadaan
sewaktu, !olume cairan transeluler adalah sekitar liter, tetapi cairan dalam jumlah ban yak dapat masuk dan keluar dari ruang transeluler. Table . Distribusi cairan tubuh *. 3omponen cairan tubuh Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis at yaitu elektrolit dan non elektrolit. &lektrolit♣ 6erupakan at yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik. &lektrolit dibedakan menjadi ion positi# (kation) dan ion negati# (anion). umlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam miliekui!alen). 3ation 5 3ation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium≤ (:a;), sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah potassium (3;). Suatu sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa keluar sodium dan potassium ini. :atrium¬ :atrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan di dalam mengatur keseimbangan cairan. 3adar natrium plasma5 9/-4/m&<=liter.2 3adar natrium dalam tubuh /,/m&<=kg** dimana ; 1 atau 41,/m&<=kg** dapat berubah-ubah. &kresi natrium dalam urine 11-1m&<=liter, #aeces 9/m&<=liter dan keringat /m&<=liter. 3ebutuhan setiap hari > 11m&< (0-/ gram :a$l). :atrium dapat bergerak cepat antara ruang intra!askuler dan interstitial maupun ke dalam dan keluar sel. 'pabila tubuh banyak mengeluarkan natrium (muntah,diare) sedangkan pemasukkan terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi disertai kekurangan natrium. 3ekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti dengan air dan natrium dari cairan interstitial. 'pabila kehilangan cairan terus berlangsung, air akan ditarik dari dalam sel dan apabila !olume plasma tetap tidak dapat dipertahankan terjadilah keg agalan sirkulasi. 3alium¬ 3alium merupakan kation utama (??) di dalam cairan ekstraseluler berperan penting di dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit. umlah kalium dalam tubuh sekitar /9 m&<=kg** dimana ?? dapat berubah-ubah sedangkan yang tidak dapat berpindah adalah kalium yang terikat dengan protein didalam sel. 3adar kalium plasma 9,/-/,1 m&<=liter, kebutuhan setiap hari -9 m&<=kg**. 3eseimbangan kalium sangat berhubungan dengan konsentrasi @; ekstraseluler. &kskresi kalium lewat urine 01-?1 m&<=liter, #aeces 2 m&<=liter dan keringat 1 m&<=liter. 3alsium¬ 3alsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama susu, 1-?1 dikeluarkan lewat #aeces dan sekitar 21 lewat urine. umlah pengeluaran ini tergantung pada intake, besarnya tulang, keadaan endokrin. 6etabolisme kalsium sangat dipengaruhi oleh kelenjar-kelenjar paratiroid, tiroid, testis, o!arium, da hipo#isis. Sebagian besar (??) ditemukan didalam gigi dan ; dalam cairan ekstraseluler dan tidak terdapat dalam sel.
6agnesium¬ 6agnesium ditemukan di semua jenis makanan. 3ebutuhan unruk pertumbuhan ; 1 mg=hari. Dikeluarkan lewat urine dan #aeces. 'nion5 'nion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida ($l-)≤ dan bikarbonat (@$A9-), sedangkan anion utama dalam cairan intraselular adalah ion #os#at (PA49-). 3arbonat¬ 'sam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah satu hasil akhir daripada metabolisme. 3adar bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Sedikit sekali bikarbonat yang akan dikeluarkan urine. 'sam bikarbonat dikontrol oleh paru-paru dan sangat penting peran annya dalam keseimbangan asam basa. :on elektrolit♣ 6erupakan at seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan. Bat lainya termasuk penting adalah kreatinin dan bilirubin. $. Proses Pergerakan $airan Tubuh Perpindahan air dan at terlarut di antara bagian-bagian tubuh melibatkan mekanisme transpor pasi# dan akti#. 6ekanisme transpor pasi# tidak membutuhkan energy sedangkan mekanisme transpor akti# membutuhkan energi. Di#usi dan osmosis adalah mekanisme transpor pasi#. Sedangkan mekanisme transpor akti# berhubungan dengan pompa :a-3 yang memerlukan 'TP. Proses pergerakan cairan tubuh antar kompertemen dapat berlangsung secara5 a. Asmosis Asmosis adalah bergeraknya molekul (at terlarut) melalui membran semipermeabel (permeabel selekti#) dari larutan berkadar lebih rendah menuju larutan berkadar lebih tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan kapiler permeable terhadap air, sehingga tekanan osmotik cairan tubuh seluruh kompartemen sama. 6embran semipermeabel ialah membran yang dapat dilalui air (pelarut), namun tidak dapat dilalui at terlarut misalnya protein. Tekanan osmotik plasma darah ialah 2/; / mAsm=8. 8arutan dengan tekanan osmotik kira-kira sama disebut isotonik (:a$l 1,?, Dekstrosa /, 7inger laktat). 8arutan dengan tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik (akuades), sedangkan lebih tinggi disebut hipertonik. b. Di#usi Di#usi ialah proses bergeraknya molekul lewat pori-pori. 8arutan akan bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah. Tekanan hidrostatik pembuluh darah juga mendorong air masuk berdi#usi melewati pori-pori tersebut. adi di#usi tergantung kepada perbedaan konsentrasi dan tekanan hidrostatik. c. Pompa :atrium 3alium Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa ion natrium keluar
melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion kalium dari luar ke dalam. Tujuan dari pompa natrium kalium adalah untuk mencegah keadaan hiperosmolar di dalam sel. D. 'supan dan ekskresi cairan dan elektrolit #isiologis @omeostasis cairan tubuh yang normalnya diatur oleh ginjal dapat berubah oleh stres akibat operasi, kontrol hormon yang abnormal, atau pun oleh adanya cedera pada paru-paru, kulit atau traktus gastrointestinal. Pada keadaan normal, seseorang mengkonsumsi air rata-rata sebanyak 2111-2/11 ml per hari, dalam bentuk cairan maupun makanan padat dengan kehilangan cairan rata rata 2/1 ml dari #eses, 11-/11 ml dari urin, dan hampir 011 ml kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) dari kulit dan paru-paru. ". Perubahan cairan tubuh Perubahan cairan tubuh dapat dikategorikan menjadi 9, yaitu 5 . Perubahan !olume a. De#isit !olume De#isit !olume cairan ekstraselular merupakan perubahan cairan tubuh yang paling umum. Penyebab paling umum adalah kehilangan cairan di gastrointestinal akibat muntah, penyedot nasogastrik, diare dan drainase #istula. Penyebab lainnya dapat berupa kehilangan cairan pada cedera jaringan lunak, in#eksi, in#lamasi jaringan, peritonitis, obstruksi usus, dan luka baka r. 3eadaan akut, kehilangan cairan yang cepat akan menimbulkan tanda gangguan pada susunan sara# pusat dan jantung. Pada kehilangan cairan yang lambat lebih dapat ditoleransi sampai de#isi !olume cairan ekstraselular yang berat terjadi. Dehidrasi Dehidrasi sering dikategorikan sesuai dengan kadar konsentrasi serum dari natrium menjadi isonatremik (91-/1 m&<=8), hiponatremik (C9? m&<=8) atau hipernatremik (/1 m&<=8). Dehidrasi isonatremik merupakan yang paling sering terjadi (1), sedangkan dehidrasi hipernatremik atau hiponatremik sekitar /-1 dari kasus. Dehidrasi isotonis (isonatremik)5 terjadi ketika kehilangan cairan¬ hampir sama dengan konsentrasi natrium terhadap darah. 3ehilangan cairan d an natrium besarnya relati# sama dalam kompartemen intra!askular maupun kompartemen ekstra!askular. Dehidrasi hipotonis (hiponatremik)5 terjadi ketika kehilangan¬ cairan dengan kandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan cairan hipertonis). Secara garis besar terjadi kehilangan natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang. 3arena kadar natrium serum rendah, air di kompartemen intra!askular berpindah ke kompartemen ekstra!askular, sehingga menyebabkan penurunan !olume intra!askular./
Dehidrasi hipertonis (hipernatremik)5 terjadi ketika kehilangan¬ cairan dengan kandungan natrium lebih sedikit dari darah (kehilangan cairan hipotonis). Secara garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang. 3arena kadar natrium tinggi, air di kompartemen ekstraskular berpindah ke k ompartemen intra!askular, sehingga meminimalkan penurunan !olume intra!askular./ b. 3elebihan !olume 3elebihan !olume cairan ekstraselular merupakan suatu kond isi akibat iatrogenic (pemberian cairan intra!ena seperti :a$l yang menyebabkan kelebihan air dan :a$l ataupun pemberian cairan intra!ena glukosayang menyebabkan kelebihan air) ataupun dapat sekunder akibat insu#isiensi renal (gangguan pada E%7), sirosis, ataupun gagal jantung kongesti#.?,1 3elebihan cairan intaseluler dapat terjadi jika terjadi kelebihan cairan tetapi jumlah :a$l tetap atau berkurang.1 2. Perubahan konsentrasi a. @iponatremia 3adar natrium normal 9/-4/ m&<=8, bila kurang dari 9/ m&<= 8, sudah dapat dibilang hiponatremia. ika C 21 mg=8 maka akan timbul gejala d isorientasi, gangguan mental, letargi, iritabilitas, lemah dan henti perna#asan, sedangkan jika kada r C 1 mg=8 maka akan timbul gejala kejang, koma. @iponatremia ini dapat disebabkan oleh eu!olemia (S"'D@, polidipsi psikogenik), hipo!olemia (dis#ungsi tubuli ginjal, diare, muntah, third space losses, diuretika), hiper!olemia (sirosis, ne#rosis). 3eadaan ini dapat diterapi dengan restriksi cairan (:a; F 2/ mg=8) atau :a$l 9 ssebanyak (41-G)H**H1,0 mg dan untuk pediatrik ,/-2,/ mg=kg.2 3oreksi hiponatremia yang sudah berlangsung lama dilakukan scara perlahanlahan, sedangkan untuk hiponatremia akut lebih agresi#. Intuk menghitung :a serum yang dibutuhkan dapat menggunakan rumus 5 :a> :a J :a1 H T*+ :a > umlah :a yang diperlukan untuk koreksi (m&<) :a > 2/ m&<=8 atau :a serum yang diinginkan :a1 > :a serum yang aktual T*+ > total body water > 1,0 H ** (kg) b. @ipernatremia *ila kadar natrium lebih dari 4/ m&<=8 disebut dengan hiperkalemia. ika kadar natrium 01 mg=8 maka akan timbul gejala berupa perubahan mental, letargi, kejang, koma, lemah. @ipernatremi dapat disebabkan oleh kehilangan cairan (diare, muntah, diuresis, diabetes insipidus, keringat berlebihan), asupan air kurang, asupan natrium berlebihan. Terapi keadaan ini adalah penggantian cairan dengan / dekstrose dalam air sebanyak K(G-41) H ** H 1,0L5 41.2
c. @ipokalemia ika kadar kalium C 9 m&<=8. Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut kalium dari cairan ekstraselular ke intraselular atau dari pengurangan kronis kadar total kalium tubuh. Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa disritmik jantung, perubahan &3E (M7S segmen melebar, ST segmen depresi, hipotensi postural, kelemahan otot skeletal, poliuria, intoleransi glukosa. Terapi hipokalemia dapat berupa koreksi #aktor presipitasi (alkalosis, hipomagnesemia, obat-obatan), in#use potasium klorida sampai 1 m&<=jam (untuk mild hipokalemia N2 m&<=8) atau in#us potasium klorida sampai 41 m&<=jam dengan monitoring oleh &3E (untuk hipokalemia beratNC2m&<=8 disertai perubahan &3E, kelemahan otot yang hebat).9 7umus untuk menghitung de#isit kalium 5 3 > 3 J 31 H 1,2/ H ** 3 > kalium yang dibutuhkan 3 > serum kalium yang diinginkan 31 > serum kalium yang terukur ** > berat badan (kg) d. @iperkalemia Terjadi jika kadar kalium / m&<=8, sering terjadi karena insu#isiensi renal atau obat yang membatasi ekskresi kalium (:S'"Ds, '$&-inhibitor, siklosporin, diuretik). Tanda dan gejalanya terutama melibatkan susunan sara# pusat (parestesia, kelemahan otot) dan sistem kardio!askular (disritmik, perubahan &3E). Terapi untuk hiperkalemia dapat berupa intra!ena kalsium klorida 1 dalam 1 menit, sodium bikarbonat /1-11 m&< dalam /-1 menit, atau diuretik, hemodialisis. 9. Perubahan komposisi a. 'sidosis respiratorik (p@C 9,/ dan Pa$A2 4/ mm@g) 3ondisi ini berhubungan dengan retensi $A2 secara sekunder untuk menurunkan !entilasi al!eolar pada pasien bedah. 3ejadian akut merupakan akibat dari !entilasi yang tidak adekuat termasuk obstruksi jalan na#as, atelektasis, pneumonia, e#usi pleura, nyeri dari insisi abdomen atas, distensi abdomen dan penggunaan narkose yang berlebihan. 6anajemennya melibatkan koreksi yang adekuat dari de#ek pulmonal, intubasi endotrakeal, dan !entilasi mekanis bila perlu. Perhatian yang ketat terhadap higiene trakeobronkial saat post operati# adalah sangat penting. b. 'lkalosis respiratorik (p@ ,4/ dan Pa$A2 C 9/ mm@g) 3ondisi ini disebabkan ketakutan, nyeri, hipoksia, cedera SSP, dan !entilasi yang dibantu. Pada #ase akut, konsentrasi bikarbonat serum normal, dan alkalosis terjadi sebagai h asil dari penurunan Pa$A2 yang cepat. Terapi ditujukan untuk mengkoreksi masalah yang mendasari termasuk sedasi yang sesuai, analgesia, penggunaan yang tepat dari !entilator mekanik, dan koreksi de#isit potasium yang terjadi. c. 'sidosis metabolik (p@C,9/ dan bikarbonat C2 m&<=8) 3ondisi ini disebabkan oleh retensi atau penambahan asam atau kehilangan bikarbonat. Penyebab yang paling umum termasuk gagal ginjal, diare, #istula usus kecil, diabetik
ketoasidosis, dan asidosis laktat. 3ompensasi awal yang terjadi adalah peningkatan !entilasi dan depresi Pa$A2. Penyebab paling umum adalah syok, diabetik ketoasidosis, kelaparan, aspirin yang berlebihan dan keracunan metanol. Terapi sebaiknya ditujukan terhadap koreksi kelainan yang mendasari. Terapi bikarbonat hanya diperuntukkan bagi penanganan asidosis berat dan hanya setelah kompensasi alkalosis respirasi digunakan. d. 'lkalosis metabolik (p@,4/ dan bikarbonat 2 m&<=8) 3elainan ini merupakan akibat dari kehilangan asam atau penambahan bikarbonat dan diperburuk oleh hipokalemia. 6asalah yang umum terjadi pada pasien bedah adalah hipokloremik, hipokalemik akibat de#isit !olume ekstraselular. Terapi yang digunakan adalah sodium klorida isotonik dan penggantian kekurangan potasium. 3oreksi alkalosis harus gradual selama perode 24 jam dengan pengukuran p@, Pa$A2 dan serum elektrolit yang sering. "". Eangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada pembedahan Eangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan hal yang umum terjadi pada pasien bedah karena kombinasi dari #aktor-#aktor preoperati#, intraoperati# dan postoperati#. '. %aktor-#aktor preoperati# . 3ondisi yang telah ada Diabetes mellitus, penyakit hepar, atau insu#isiensi renal dapat diperburuk oleh stres akibat operasi. 2. Prosedur diagnostik 'rteriogram atau pyelogram intra!ena yang memerlukan marker intra!ena dapat menyebabkan ekskresi cairan dan elektrolit urin yang tidak normal karen a e#ek diuresis osmotik. 9. Pemberian obat Pemberian obat seperti steroid dan diuretik dapat mempeng aruhi eksresi air dan elektrolit 4. Preparasi bedah &nema atau laksati# dapat menyebabkan peningkatan kehilangan air dan elekrolit dari traktus gastrointestinal. /. Penanganan medis terhadap kondisi yang telah ada 0. 7estriksi cairan preoperati# Selama periode 0 jam restriksi cairan, pasien dewasa yang sehat kehilangan cairan sekitar 911/11 m8. 3ehilangan cairan dapat meningkat jika pasien menderita demam atau adanya kehilangan abnormal cairan. . De#isit cairan yang telah ada sebelumnya @arus dikoreksi sebelum operasi untuk meminimalkan e#ek dari anestesi.
*. %aktor-#aktor intraoperati# . "nduksi anestesi Dapat menyebabkan terjadinya hipotensi pada pasien dengan hipo!olemia preoperati# karena hilangnya mekanisme kompensasi seperti takikardia dan !asokonstriksi. 2. 3ehilangan darah yang abnormal 9. 3ehilangan abnormal cairan ekstraselular ke third space (contohnya kehilangan cairan ekstraselular ke dinding dan lumen usus saat o perasi) 4. 3ehilangan cairan akibat e!aporasi dari luka operasi (biasanya pada luka operasi yang besar dan prosedur operasi yang berkepanjangan) $. %aktor-#aktor postoperati# . Stres akibat operasi dan nyeri pasca operasi 2. Peningkatan katabolisme jaringan 9. Penurunan !olume sirkulasi yang e#ekti# 4. 7isiko atau adanya ileus postoperati# """. Terapi $airan Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara, mengganti cairan tubuh dalam batas-batas #isiologis dengan cairan in#us kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander) secara intra!ena. Terapi cairan ber#ungsi untuk mengganti de#isit cairan saat puasa sebelum dan sesudah pembedahan, mengganti kebutuhan rutin saat pembedahan, mengganti perdarahan yang terjadi, dan mengganti cairan yang pindah ke rongga ketiga. Terapi cairan resusitasi¬ Terapi cairan resusitasi ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh atau ekspansi cepat dari cairan intra!askuler untuk memperbaiki pe r#usi jaringan. 6isalnya pada keadaan syok dan luka bakar. Terapi cairan resusitasi dapat dilakukan dengan pemberian in#us :ormal Saline (:S), 7inger 'setat (7'), atau 7inger laktat (78) sebanyak 21 ml=kg selama 9101 menit. Pada syok hemoragik bisa diberikan 2-9 8 dalam 1 menit. Terapi rumatan¬ Terapi rumatan bertujuan memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi. Arang dewasa rata-rata membutuhkan cairan 91-9/ ml=kg**=hari dan elektrolit utama :a;>-2 mmol=kg**=haridan 3;> mmol=kg**=hari. 3ebutuhan tersebut merupakan pengganti cairan yang hilang akibat pembentukan urine, sekresi gastrointestinal, keringat (lewat kulit) dan pengeluaran lewat paru atau dikenal dengan insensible water losses. Intuk anak digunakan rumus @oliday Segar 4525, yaitu 5 Terapi rumatan dapat diberikan in#us cairan elektrolit dengan kandungan karbohidrat atau in#us yang hanya mengandung karbohidrat saja. 8arutan elektrolit yang juga mengandung karbohidrat adalah larutan 3'-&:, deHtran ; saline, DE'', 7inger Os deHtrose, dll. Sedangkan larutan rumatan yang mengandung hanya karbohidrat adalah deHtrose /. Tetapi cairan tanpa elektrolit
cepat keluar dari sirkulasi dan mengisi ruang antar sel sehingga deHtrose tidak berperan dalam hipo!olemik. Dalam terapi rumatan cairan keseimbangan kalium perlu diperhatikan karena seperti sudah dijelaskan kadar berlebihan atau kekurangan dapat menimbulkan e#ek samping yang berbahaya. Imumnya in#us kon!ensional 78 atau :S tidak mampu mensuplai kalium sesuai kebutuhan harian. "n#us 3'-&: dapat mensuplai kalium sesuai kebutuhan harian. Pada pembedahan akan menyebabkan cairan pindah ke ruang ketiga, ke ruang peritoneum, ke luar tubuh. Intuk menggantinya tergantung besar kecilnya pembedahan, yaitu 5 0- ml=kg untuk bedah besar 4-0 ml=kg untuk bedah sedang 2-4 ml=kg untuk bedah kecil
.
BAB III KESIMPULAN
Tubuh mengandung 01 air yang disebut juga cairan tubuh. $airan tubuh didalamnya terkandung nutrisi-nutrisi yang amat penting peranannya dalam metabolisme sel, sehingga amat penting dalam menunjang kehidupan. Dalam pembedahan, tubuh kekurangan cairan karena perdarahan selama pembedahan ditambah lagi puasa sebelum dan sesudah operasi. Eangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan hal yang umum terjadi pada pasien bedah karena kombinasi dari #aktor-#aktor preoperati#, perioperati# dan postoperati#. Terapi cairan parenteral digunakan untuk mempertahankan atau mengembalikan !olume dan komposisi normal cairan tubuh. Dalam terapi cairan harus diperhatikan kebutuhannya sesuai usia dan keadaan pasien, serta cairan in#us itu sendiri. enis cairan yang bisa diberikan untuk terapi cairan adalah cairan kristaloid dan cairan koloid.
D'%T'7 PIST'3' 'delmen, 7.D., Solhaug, 6.., 2111. Pato#isiologi $airan Tubuh dan Terapi $airan. "n5 *ehrman, 7.&., 3liegman, 7.6., 'r!in, 'nn.6., "lmu 3esehatan 'nak :elson ed /, jilid 2. akarta5 &E$N 2/-200 @artanto, +.+., 211. Terapi $airan dan &lektrolit Perioperati#. *agian %armakologi 3linik dan Terapeutik %akultas 3edokteran Ini!ersitas Padjadjaran @asan %. Terapi $airan. 211. Di unduh dari http5==dr#hasan.blogspot.com=211=1=re#erat-terapicairan.html. 8atie# 'S, dkk. 2112. Petunjuk praktis anestesiologi5 terapi cairan pada pembedahan. &d.3edua. *agian anestesiologi dan terapi intensi#, %3I".