BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g Lebih dari 90% kehamilan ektopik terjadi di tuba. Kejadian kehamilan
tuba tuba ialah ialah 1 dianta diantara ra 150 persali persalinan nan.. Angka Angka kejadia kejadian n kehami kehamilan lan ektopi ektopik k cenderung meningkat. Kejadian tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor antara lain, meningkatn meningkatnaa pre!alensi pre!alensi penakit tuba karena karena "enakit "enakit #enular #enular $eksual $eksual "#$& sehingga sehingga terjadi oklusi parsial tuba, adhesi peritubal peritubal ang ang terjad terjadii setelah setelah infeksi infeksi seperti seperti apendi apendisit sitis is atau atau endom endometri etriosi osis, s, pernah pernah mend mender erita ita
keha kehami mila lan n
ekto ektopi pik k
sebel sebelum umn na, a,
meni mening ngkat katn naa
peng penggu guna naan an
kontra kontrasep sepsi si untuk untuk mencega mencegah h kehami kehamilan lan,, abortu abortuss pro!ok pro!okatu atus, s, tumor tumor ang ang mengubah bentuk tuba dan fertilitas ang terjadi oleh obat'obatan pemacu o!alasi $aifuddin, (00)&. *agi setiap +anita hamil ang diduga bidan mengalami kehamilan ektopik atau ketika tidak dapat dipastikan apakah kehamilan berlangsung di dalam rahim dan +anita tersebut menunjukkan tanda dan gejala kehamilan ektopik, maka penatalaksanaan medis lebih lanjut diperlukan. *idan dapat melaku melakukak kakan an pemeri pemeriksa ksaan an fisik fisik dan pengka pengkajian jian ri+a ri+aat at kehami kehamilan lan serta serta e!al e!alua uasi si
labo labora rato tori rium um,,
term termas asuk uk
peme pemeri riks ksaa aan n
ultr ultras ason onog ogra rafi fi..
ika ika
kemungkinan kehamilan ektopik tidak dapat disingkirkan, maka bidan harus berkonsultasi dengan dokter -arne -arne,, dkk, (00&. (00&. Kehamilan Kehamilan ektopik ektopik terganggu terganggu dapat meneb menebabkan abkan terjadina terjadina sok sok akib akibat at kehi kehila lang ngan an dara darah. h. $ok $ok ang ang dapa dapatt diti ditim mbulk bulkan an adal adalah ah sok sok hipo!olemik. $ok hipo!olemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi kehilangan cairan dengan cepat ang berakhir pada kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh !olume sirkulasi ang tidak adekuat dan berakibat pada perfusi ang tidak adekuat. "aling sering, sok hipo!olemik merupakan akibat kehilangan darah ang cepat sok haemoragik&. /ntuk mempertahankan keseimbangan cairan maka input cairan harus sama sama untu untuk k meng mengga gant ntii caira cairan n ang ang hila hilang ng.. air airan an itu itu term termas asuk uk air dan dan elektrolit. elektrolit. ujuan ujuan terapi cairan bukan untuk untuk kesempurna kesempurnaan an keseimbanga keseimbangan n cairan, tetapi penelamatan ji+a dengan menurunkan angka mortalitas.
1
"erdarahan ang banak sok hemoragik& akan menababkan gangguan pada fungsi kardio!askuler. $ok hipo!olemik karena perdarahan akibat lanjutan dari gangguan fungsi kardio!askuler. "ada keadaan demikian, memperbaiki keadaan umum dengan mengatasi sok ang terjadi dapat dilakukan dengan pemberian cairan elektrolit, plasma, atau darah. /ntuk memperbaiki sirkulasi langkah utamana adalah mengupaakan aliran !ena ang memadai. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah ang dimaksud dengan kehamilan ektopik terganggu2 (. Apakah ang dimaksud dengan sok hipo!olemik2 3. *agaimana manajemen resusitasi cairan pada sok hipo!olemik dengan
kasus kehamilan ektopik terganggu2 1.3 Tujuan 1 #enjelaskan tentang kehamilan ektopik terganggu ( #enjelaskan tentang sok hipo!olemik 3 #enjelaskan manajemen resusitasi cairan pada sok hipo!olemik dengan
kasus kehamilan ektopik terganggu
BAB 2 TINAUAN PU!TA"A
2.1 "eham#lan Ekt$%#k Terganggu
(.1.1 4efinisi kehamilan ektopik.
(
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadina implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba, jarang terjadi implantasi pada o!arium,rongga perut,kanalis ser!ikalis uteri, tanduk uterus ang rudimenter dan di!ertikel pada uterus "ra+iroharjho, (00)&. (.1.( anda dan gejala kehamilan ektopik terganggu $aifudin, (00)& adalah 1. 6eri abdomen ba+ah atau pel!ic, disertai amenorrhea atau spotting atau perdarahan !aginal (. "erdarahan per!aginam dari bercak hingga berjumlah sedang. "ada perdarahan ang tidak segera ditangani, dapat menimbulkan sok hemoragik kehilangan darah&. 3. Abdomen dan pel!is ang lunak 7. "erubahan pada uterus ang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa kehamilan, atau tergeser akibat perdarahan. 4apat ditemukan sel desidua pada endometrium uterus. 5. "enurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipo!olemi. 8. Kuldosentesis. /ntuk identifikasi adana hemoperitoneum ang ditandai. (.1.3 atalaksana Kehamilan ektopik erganggu 1. atalaksana /mum a. estorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid 6al 0,9% atau ringer laktat 500 mL dalam 15 menit pertama& atau ( Liter dalam ( jam pertama. b. $egera rujuk ibu ke umah sakit (. atalaksana khusus a. $egera uji silang darah dan persiapan laparatomi. b. $aat laparatomi, lakukan eksplorasi kedua o!arium dan tuba fallopi 1& ika terjadi kerusakan berat pada tuba, lakukan salpingektomi eksisi bagian tuba ang mengandung hasil konsepsi&.
3
(& ika terjadi kerusakan ringan pada tuba, usahakan melakukan salpingostomi
untuk
mempertahankan
tuba
hasil
konsepsi
dikeluarkan, tuba dipertahankan&. c. $ebelum memulangkan pasien, berikan konseling untuk penggunaan kontrasepsi. ad+alkan kunjungan ulang setelah 7 minggu. Atasi anemia dengan pemberian tablet besi sulfat ferosus 80 mg:hari selama 8 bulan Kemenkes ;, (013&.
2.2 !&$k H#%$'$lem#k
"erdarahan merupakan penebab tersering dari sok pada pasien' pasien trauma, baik oleh karena perdarahan ang terlihat maupun perdarahan ang tidak terlihat. "erdarahan ang terlihat, perdarahan dari luka, atau hematemesis dari tukak lambung. "erdarahan ang tidak terlihat, misalna perdarahan dari saluran cerna, seperti tukak duodenum, cedera limpa, kehamilan di luar uterus, patah tulang pel!is, dan patah tulang besar atau majemuk $udoo, (00&. $ok hipo!olemik juga dapat terjadi karena kehilangan cairan tubuh ang lain. "ada luka bakar ang luas, terjadi kehilangan cairan melalui permukaan kulit ang hangus atau di dalam lepuh. #untah hebat atau diare
juga dapat
mengakibatkan
kehilangan banak
cairan
intra!askuler. "ada obstruksi, ileus dapat terkumpul beberapa liter cairan di dalam usus. "ada dibetes atau penggunaan diuretik kuat, dapat terjadi kehilangan cairan karena diuresis ang berlebihan. Kehilangan cairan juga dapat ditemukan pada sepsis berat, pankreatitis akut, atau peritonitis purulenta difus $udoo, (00&. $ok hipo!olemik ang dapat disebabkan oleh hilangna cairan intra!askuler, misalna terjadi pada 1. Kehilangan darah atau sok hemoragik karena perdarahan ang mengalir keluar tubuh seperti
hematotoraks, ruptura limpa, dan
kehamilan ektopik terganggu. (. rauma ang berakibat fraktur tulang besar, dapat menampung kehilangan darah ang besar. #isalna, fraktur humerus menghasilkan
7
500<1000 ml perdarahan atau fraktur femur menampung 1000<1500 ml perdarahan. 3. Kehilangan cairan intra!askuler lain ang dapat terjadi karena kehilangan protein plasma atau cairan ekstraseluler $udoo, (00&. "ada sok hipo!olemik, jantung akan tetap sehat dan kuat, kecuali jika miokard sudah mengalami hipoksia karena perfusi ang sangat berkurang. espons tubuh terhadap perdarahan bergantung pada !olume, kecepatan, dan lama perdarahan. *ila !olume intra!askular berkurang, tubuh akan selalu berusaha untuk mempertahankan perfusi organ'organ !ital jantung dan otak& dengan mengorbankan perfusi organ lain seperti ginjal, hati, dan kulit. Akan terjadi perubahan'perubahan hormonal melalui sistem renin'angiotensin'aldosteron, sistem A4=, dan sistem saraf simpatis. airan interstitial akan masuk ke dalam pembuluh darah untuk mengembalikan !olume intra!askular, dengan akibat terjadi hemodilusi dilusi plasma protein dan hematokrit& dan dehidrasi interstitial $udoo, (00&. 4engan demikain, tujuan utama dalam mengatasi sok perdarahan adalah menormalkan kembali !olume intra!askular dan interstitial. *ila defisit !olume intra!askular hana dikoreksi dengan memberikan darah maka masih tetap terjadi defisit interstitial, dengan akibat tanda'tanda !ital ang masih belum stabil dan produksi urin ang kurang. "engembalian !olume plasma dan interstitial ini hana mungkin bila diberikan kombinasi cairan koloid darah, plasma, de>tran, dsb& dan cairan garam seimbang $aifuddin, (00)&. 1. "enanggulangan $ok =ipo!olemik "asang satu atau lebih jalur infus intra!ena no. 1):18. ;nfus dengan cepat larutan kristaloid atau kombinasi larutan kristaloid dan koloid sampai !ena !. jugularis& ang kolaps terisi. $ementara, bila diduga sok karena perdarahan, ambil contoh darah dan mintakan darah. *ila telah jelas ada peningkatan isi nadi dan tekanan darah, infus harus dilambatkan. *ahaa infus ang cepat adalah udem paru, terutama pasien tua. "erhatian harus ditujukan agar jangan sampai terjadi kelebihan cairan. 5
"emantauan ang perlu dilakukan dalam menentukan kecepatan infus a. 6adi nadi ang cepat menunjukkan adana hipo!olemia. (. ekanan darah bila tekanan darah ? 90 mm=g pada pasien
normotensi atau tekanan darah turun @ 70 mm=g pada pasien hipertensi, menunjukkan masih perluna transfusi cairan. ). "roduksi urin. "emasangan kateter urin diperlukan untuk mengukur produksi urin. "roduksi urin harus dipertahankan minimal 1:( ml:kg:jam. *ila kurang, menunjukkan adana hipo!olemia. airan diberikan sampai !ena jelas terisi dan nadi jelas teraba. *ila !olume intra !askuler cukup, tekanan darah baik, produksi urin ? 1:( ml:kg:jam, bisa diberikan Lasi> (0'70 mg untuk mempertahankan produksi urine. 4opamin (''5 g:kg:menit bisa juga digunakan pengukuran tekanan !ena sentral normal )''1( cm=(B&, dan bila masih terdapat gejala umum pasien seperti gelisah, rasa haus, sesak, pucat, dan ekstremitas dingin, menunjukkan masih perlu transfusi cairan $aifuddin, (00)&. 2.3 Manajemen Resus#tas# )a#ran
(.3.1 4efinisi #anajemen esusitasi cairan #anajemen
resusitasi
cairan
adalah
penting
dan
kekeliruan
manajemen dapat berakibat fatal. /ntuk mempertahankan keseimbangan cairan maka input cairan harus sama untuk mengganti cairan ang hilang. airan itu termasuk air dan elektrolit. ujuan terapi cairan bukan untuk kesempurnaan keseimbangan cairan, tetapi penelamatan ji+a dengan menurunkan angka mortalitas Latief, (00&. "erdarahan ang banak sok hemoragik& akan menebabkan gangguan pada fungsi kardio!askuler. $ok hipo!olemik karena perdarahan merupakan akibat lanjut. "ada keadaan demikian, memperbaiki keadaan umum dengan mengatasi sok ang terjadi dapat dilakukan dengan pemberian cairan elektrolit, plasma, atau darah. /ntuk perbaikan sirkulasi, langkah utamana adalah mengupaakan aliran !ena ang memadai.
8
#ulailah dengan memberikan infus $aline atau inger Laktat isotonis. $ebelumna, ambil darah C (0 ml untuk pemeriksaan laboratorium rutin, golongan darah, dan bila perlu ross test. "erdarahan berat adalah kasus ga+at darurat ang membahaakan ji+a. ika hemoglobin rendah maka cairan pengganti ang terbaik adalah tranfusi darah Latief, (00&. esusitasi cairan ang cepat merupakan landasan untuk terapi sok hipo!olemik. $umber kehilangan darah atau cairan harus segera diketahui agar dapat segera dilakukan tindakan. airan infus harus diberikan dengan kecepatan ang cukup untuk segera mengatasi defisit atau kehilangan cairan akibat sok. "enebab ang umum dari hipo!olemia adalah perdarahan, kehilangan plasma atau cairan tubuh lainna seperti luka bakar, peritonitis, gastroenteritis ang lama atau emesis, dan pankreatitis akut Latief, (00&. (.3.( #acam' #acam enis airan /mumna terapi cairan ang dapat diberikan berupa cairan kristaloid dan koloid atau kombinasi keduana. airan kristaloid adalah cairan ang mengandung air, elektrolit dan atau gula dengan berbagai campuran. airan ini bisa isotonik, hipotonik, dan hipertonik terhadap cairan plasma. $edangkan cairan koloid aitu cairan ang *# na tinggi ,). 1. airan Kristaloid =andaa, (010& airan kristaloid terdiri dari a. airan =ipotonik airan ini didistribusikan ke ekstraseluler dan intraseluluer. Bleh karena itu penggunaanna ditujukan kepada kehilangan cairan intraseluler seperti
pada dehidrasi
kronik dan
pada kelainan
keseimbangan elektrolit terutama pada keadaan hipernatremi ang disebabkan oleh kehilangan cairan pada diabetes insipidus. airan ini tidak dapat digunakan sebagai cairan resusitasi pada kega+atan. ontohna de>trosa 5% b. airan ;sotonik airan isotonik terdiri dari cairan garam faali 6al 0,9%&, ringer laktat dan plasmalte.
Ketiga
jenis
cairan ini
efektif
untuk
meningkatkan isi intra!askuler ang adekuat dan diperlukan jumlah
cairan ini 7> lebih besar dari kehilanganna. airan ini cukup efektif sebagai cairan resusitasi dan +aktu ang diperlukanpun relatif lebih pendek dibanding dengan cairan koloid. c. airan =ipertonik airan ini mengandung natrium ang merupakan ion ekstraseluler utama. Bleh karena itu pemberian natrium hipertonik akan menarik cairan intraseluler ke dalam ekstra seluler. "eristi+a ini dikenal dengan infus internal. 4isamping itu cairan natrium hipertonik mempunai efek inotropik positif antara lain me!asodilatasi pembuluh darah paru dan sistemik. airan ini bermanfaat untuk luka bakar karena dapat mengurangi edema pada luka bakar, edema perifer dan mengurangi jumlah cairan ang dibutuhkan, contohna 6al 3% *eberapa contoh cairan kristaloid 1& inger Laktat L& Larutan ang mengandung konsentrasi 6atrium 130 mDE:L, Kalium 7 mDE:l, Klorida 109 mDE:l, Kalsium 3 mDE:l dan Laktat () mDE:L. Laktat pada larutan ini dimetabolisme di dalam hati dan sebagian kecil metabolisme juga terjadi dalam ginjal. #etabolisme ini akan terganggu pada penakit ang menebabkan gangguan fungsi hati. Laktat dimetabolisme menjadi piru!at kemudian dikon!ersi menjadi B( dan =(B )0% dikatalisis oleh enFim piru!at dehidrogenase&
atau
glukosa
(0%
dikatalisis
oleh
piru!at
karboksilase&. Kedua proses ini akan membentuk =B3. $ejauh ini inger Laktat masih merupakan terapi pilihan karena komposisi elektrolitna lebih mendekati komposisi elektrolit plasma. airan ini digunakan untuk mengatasi kehilangan cairan ekstra seluler ang akut. airan ini diberikan pada dehidrasi berat karena diare murni dan demam berdarah dengue. "ada keadaan sok, dehidrasi atau 4$$ pemberianna bisa diguur $unatrio,1999&. (& inger Asetat airan ini mengandung 6atrium 130 mDE:l, Klorida 109 mDE:l, Kalium 7 mDE:l, Kalsium 3 mDE:l dan Asetat () mDE:l. airan ini lebih cepat mengoreksi keadaan asidosis metabolik dibandingkan )
inger Laktat, karena asetat dimetabolisir di dalam otot, sedangkan laktat di dalam hati. Laju metabolisme asetat (50 < 700 mDE:jam, sedangkan laktat 100 mDE:jam. Asetat akan dimetabolisme menjadi bikarbonat dengan cara asetat bergabung dengan ko'enFim A untuk membentuk asetil ko'A., reaksi ini dikatalisis oleh asetil ko'A sintetase dan mengkonsumsi ion hidrogen dalam prosesna. airan ini bisa mengganti pemakaian inger Laktat $unatrio,1999&. 3& Glukosa 5%, 10% dan (0% Larutan ang berisi 4e>trosa 50 gr:liter, 100 gr:liter, (00 gr:liter. Glukosa 5% digunakan pada keadaan gagal jantung sedangkan Glukosa 10% dan (0% digunakan pada keadaan hipoglikemi, gagal ginjal akut dengan anuria dan gagal ginjal akut dengan oliguria . 7& 6al 0,9% airan fisiologis ini terdiri dari 157 mDE:L 6atrium dan 157 mDE:L Klorida, ang digunakan sebagai cairan pengganti dan dianjurkan sebagai a+al untuk penatalaksanaan hipo!olemia ang disertai dengan hiponatremia, hipokloremia atau alkalosis metabolik. airan ini digunakan pada demam berdarah dengue dan renjatan kardiogenik juga pada sindrom ang berkaitan dengan kehilangan natrium seperti asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal dan luka bakar. "ada anak dan bai sakit penggunaan 6al biasana dikombinasikan dengan cairan lain, seperti 6al 0,9% dengan Glukosa 5 %. (. airan Koloid enis'jenis cairan koloid =andaa, (010& adalah a. Albumin erdiri dari ( jenis aitu 1& Albumin endogen. Albumin endogen merupakan protein utama ang dihasilkan dihasilkan di hati dengan *# antara 88.000 sampai dengan 89.000, terdiri dari 5)7 asam amino. Albumin merupakan protein serum utama dan berperan )0% terhadap tekanan onkotik plasma.
9
"enurunan kadar Albumin 50 % akan menurunkan tekanan onkotik plasmana 1:3na. (& Albumin eksogen. Albumin eksogen ada ( jenis aitu human serum albumin, albumin eksogen ang diproduksi berasal dari serum manusia dan albumin eksogen ang dimurnikan "urified protein fraction& dibuat dari plasma manusia ang dimurnikan. Albumin ini tersedia dengan kadar 5% atau (5% dalam garam fisiologis. Albumin (5% bila diberikan intra!askuler akan meningkatkan isi intra!askuler mendekati 5> jumlah ang diberikan.=al ini disebabkan karena peningkatan tekanan onkotik plasma. "eningkatan ini menebabkan translokasi cairan intersisial ke intra!askuler sepanjang jumlah cairan intersisial mencukupi. Komplikasi albumin adalah hipokalsemia ang dapat menebabkan depresi fungsi miokardium, reaksi alegi terutama pada jenis ang dibuat dari fraksi protein ang dimurnikan. =al ini karena faktor akti!ator prekalkrein ang cukup tinggi dan disamping itu hargana pun lebih mahal dibanding dengan kristaloid.) Larutan ini digunakan pada sindroma nefrotik dan dengue sok sindrom b. =D$ Hidroxy Ethyl Starch& $ena+a kimia sintetis ang menerupai glikogen. airan ini mengandung partikel dengan *# beragam dan merupakan campuran ang sangat heterogen.ersedia dalam bentuk larutan 8% dalam garam fisiologis. ekanan onkotikna adalah 30 mm=g dan osmolaritasna 310 mosm:l. =D$ dibentuk dari hidroksilasi aminopektin, salah satu cabang polimer glukosa. "ada penelitian klinis dilaporkan bah+a =D$ merupakan !olume ekspander ang cukup efektif. Dfek intar!askulerna dapat berlangsung 3'(7 jam. "engikatan cairan intra!asuler melebihi jumlah cairan ang diberikan oleh karena tekanan onkotikna ang lebih tinggi. Komplikasi ang dijumpai adalah adana gangguan mekanisme
10
pembekuan darah. =al ini terjadi bila dosisna melebihi (0 ml: kg**: hari. c. 4e>tran ampuran dari polimer glukosa dengan berbagai macam ukuran dan berat molekul. 4ihasilkan oleh bakteri Leucomostoc mesenteriodes ang dikembang biakkan di media sucrose. *# ber!ariasi
dari
beberapa
ribu
sampai
jutaan
4alton.
Ada ( jenis de>tran aitu de>tran 70 dan 0. de>tran 0 mempunai *# 0.000 (5.000'1(5.000&. sediaanna terdapat dalam konsentrasi 8% dalam garam fisiologis. 4e>tran ini lebih lambat dieksresikan dibandingkan de>tran 70. Bleh karena itu de>tran 0 lebih efektif sebagai !olume ekspander dan merupakan pilihan terbaik dibadingkan dengan de>tran 70. 4e>tran 70 mempunai *# 70.000 tersedia dalam konsentrasi 10% dalam garam fisiologis atau glukosa 5%. #olekul kecil ini difiltrasi cepat oleh ginjal dan dapat memberikan efek diuretik ringan. $ebagian kecil dapat menembus membran kapiler dan masuk ke ruang intersisial dan sebagian lagi melalui sistim limfatik kembali ke intra!askuler. "emberian de>tran untuk resusitasi cairan pada sok dan kega+atan
menghasilkan
perubahan
hemodinamik
berupa
peningkatan transpor oksigen. airan ini digunakan pad penakit sindroma nefrotik dan dengue sok sindrom. Komplikasi antara lain paah ginjal akut, reaksi anafilaktik dan gangguan pembekuan darah. d. Gelatin airan ini banak digunakan sebagai cairan resusitasi terutama pada orang de+asa dan pada bencana alam. erdapat ( bentuk sediaan aitu a& #odified Hluid Gelatin #HG& b& /rea *ridged Gelatin /*G&
11
Kedua cairan ini puna *# 35.000. Kedua jenis gelatin ini puna efek !olume e>pander ang baik pada kega+atan. Komplikasi ang sering terjadi adalah reaksi anafilaksis. 3. airan Kombinasi a. KaDn 1 * GI 3 1& Larutan ang mengandung 6atrium 3),5 mDE:L, Klorida 3),5 mDE:L. 4e>trose 3,5 gr:L. airan ini digunakan sebagai cairan rumatan pada penakit bronkopneumonia, status asmatikus dan bronkiolitis. b. airan (a Larutan ang terdiri dari glukosa 5% dan 6al 0,9 % dengan perbandingan 1 1 ang terdiri dari de>trosa monohidrat 55gr:L, de>trosa anhidrat 50 gr:L, 6atrium 150 mmol:L dan klorida 150 mmol:L. airan ini digunakan pada diare dengan komplikasi dan bronkopneumoni dengan komplikasi. $edangkan campuran glukosa 10% dan 6al 0,9 % dengan perbandingan 11 digunakan pada bronkopneumoni dengan dehidrasi oleh karena intake kurang. c. airan G* 71 Larutan ang terdiri dari glukosa 5% dan 6atrium *ikarbonat 1,5 % ang merupakan campuran dari 500 cc Glukosa 5% dan (5 cc 6atriun *ikarbonat ),7%. airan ini digunakan pada neonatus ang sakit. d. airan 4G airan ini terdiri dari 6atriun 81 mDE:L, Kalium 1)mDE:L serta Laktat ( mDE:L dan Klorida 5( mDE:L serta 4e>trosa (5 g:L.9 airan ini digunakan pada diare dengan komplikasi. e. airan 6atrium *icarbonat #elon& airan ini mengandung natrium (5 mDE:(5ml dan bicarbonat (5 mDE:(5ml. airan ini digunakan pada keadaan asidosis akibat defisit bicarbonat.9 $ediaan dalam bentuk flakon sebanak (5 ml dengan konsentrasi ),7% )7 mg:ml& f.
airan L4
1(
airan ang terdiri dari ; bagian inger laktat dan 1 bagian Glikosa 5% ang bisa digunakan pada demam berdarah dengue . g. airan GI 71 airan ang terdiri dari 7 bagian glukosa 5'10% dan 1 bagian 6aL 0,9% ang bisa digunakan pada dehidrasi berat karena diare murni. (.3.3 "rinsip erapi airan erapi cairan merupakan salah satu aspek terpenting dari pera+atan pasien. "emilihan cairan sebaikna berdasarkan atas status hidrasi pasien, konsentrasi elektrolit dan kelainan metabolik ang ada. $ecara sederhana tujuan terapi cairan dibagi atas resusitasi atau pengganti aitu untuk mengganti kehilangan cairan akut dan rumatan untuk mengganti kehilangan harian =andaa, (010&. Kebutuhan air dan elektrolot sebagai terapi dapat dibagi atas 3 kategori =andaa, (010& 1. erapi pemeliharaan atau rumatan $ebagai pengganti cairan ang hilang melalui pernafasan, kulit, urin dan tinja 6ormal Jater Losses 6JL&. Kehilangan cairan melalui pernafasan dan kulit disebut ;nsesible Jater Losses ;JL&. Kebutuhan cairan pengganti rumatan ini dihitung berdasarkan kg **. Kebutuhan cairan untuk terapi rumatan dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan diatas aktifitas terutama ;JL oleh karena itu setiap °
kenaikan suhu 1 kebutuhan cairan ditambah 1(%. $ebalikna ;JL akan suhu tubuh 3 menurun pada keadaan menurunna akti!itas °
seperti dalam keadaan koma dan keadaan hipotermi maka kebutuhan cairan rumatan harus dikurangi 1(% diba+ah suhu tubuh normal. airan pada setiap penurunan suhu 1 intra!ena untuk terapi rumatan ini °
biasana campuran 4e>trosa 5% atau 10% dengan larutan 6al 0,9% 71, 31, atau 11 ang disesuaikan dengan kebutuhan dengan menambahkan larutan Kl ( mDE:kg**. (. erapi deficit
13
$ebagai pengganti air dan elektrolit ang hilang secara abnormal "re!ious Jater Losses"JL& ang menebabkan dehidrasi. umlahna berkisar
antara
5'15%
**.
*iasana
kehilangan
cairan
ang
menebabkan dehidrasi ini disebabkan oleh diare, muntah'muntah akibat stenosis pilorus, kesulitan pemasukan oral dan asidosis karena diabetes. *erdasarkan "JL ini derajat dehidrasi dibagi atas ringan aitu kehilangan cairan sekitar 3'5% **, dehidrasi sedang kehilangan cairan sekitar 8'9% ** dan dehidrasi berat kehilangan cairan berkisar 10% atau lebih **. Ta(el Perk#raan keh#langan )a#ran *an *arah "elas I
"elas II
"elas III
"elas I+
"eh#langan *arah ,ml-
!am%a# /0
/01/00
1/002000
"eh#langan *arah , '$l *arah-
!am%a# 1/
1/30
300
40
Den&ut na*#
5100
4100
4120
410
Tekanan *arah
N$rmal
N$rmal
6
6
Tekanan na*#
N$rmal 7 8
6
6
6
9rek. %erna%asan
120
2030
300
43/
Pr$* ur#n ,ml7jam-
430
2030
/1/
T#*ak (erart#
:N!7status mental
!e*#k#t )emas
Agak )emas
:emas; (#ngung
B#ngung; lesu ,lethargic-
Penggant#an )a#ran
"r#stal$#*
kr#stal$#*
"r#stal$#* *an *arah
"r#stal$#* *an *arah
Langkah Penentuan De<#s#t :a#ran
a. entukan presentase Dstimated *lood Loss %D*L& 17
2000
b. entukan estimated blood !olume D*-& c. entukan estimated blood loss D*L& d. 4eficit "eterangan Dstimated *lood -olume D*- 0 > *erat *adan Dstimated *lood Loss D*L % D*L> D*Ganti dengan 4efisit airan Kristaloid ('7 > D*L 3. erapi pengganti kehilangan cairan ang masih tetap berlangsung oncomitant +ater lossesJL&. Kehilangan cairan ini bisa terjadi melalui muntah dan diare ang masih tetap berlangsung, pengisapan lendir, parasentesis dan lainna. umlah kehilangan JL ini diperkirakan (5 ml:kg**:(7 jam untuk semua umur. /ntuk mengatasi keadaan diatas diperlukan terapi cairan. *ila pemberian cairan peroral tidak memungkinkan, maka dicoba dengan pemberian cairan personde atau gastrostomi, tapi bila juga tidak memungkinkan, tidak mencukupi atau membahaakan keadan penderita, terapi cairan secara intra !ena dapat diberikan
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan Kehamilan ektopik terganggu
dapat menebabkan terjadina sok
akibat kehilangan darah. $ok ang dapat ditimbulkan adalah sok hipo!olemik. $ok hipo!olemik merupakan kondisi medis atau bedah dimana terjadi kehilangan cairan dengan cepat ang berakhir pada kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh !olume sirkulasi ang tidak adekuat dan berakibat
15
pada perfusi ang tidak adekuat. "aling sering, sok hipo!olemik merupakan akibat kehilangan darah ang cepat sok haemoragik&. Adapun penatalaksanaan sok hipo!olemik akibat kehamilan ektopik terganggu antara lain pasang satu atau lebih jalur infus intra!ena no. 1):18. estorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid 6al 0,9% atau ringer laktat 500 mL dalam 15 menit pertama& atau ( Liter dalam ( jam pertama. ika pasien dengan KD tidak berada di umah $akit maka setelah dilakukan penanganan pertama lakukan rujukan ke fasilitas pelaanan kesehatan ang lebih memadai untuk dilakukan tindakan sesuai dengan diagnosa.
3.( $aran "ada pembahasan resusutasi cairan pada ibu hamil dengan Kehamilan ektopik terganggu KD& ini kirana kita sebagai tenaga kesehatan dapat memahami serta dapat mengaplikasikan cara penanganan resusitasi cairan pada ibu hamil dengan KD.
18
DA9TAR PU!TA"A
=andaa, A uda, (010. Infus cairan intravena sumber dari http::dokterudabedah.com:infus'cairan'intra!ena'macam'macam' cairan'infus : diakses tanggal 13 #ei (018 pukul ((.1) J;* =elen -arne .(00. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. akarta DG Kemenkes ;. (013&. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di fasilitas Kesehatan Dasar dan rujukan.*ina Kesehatan ;bu akarta. Latief $.A., (00. Petunjuk Praktis Anastesioloi. Ddisi Kedua. "enerbit HK/;. akarta.
Prawirohardjo,S., 2008. Ilmu Kebidanan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. $aifuddin, Abdul *ari. (00). Buku Acuan !asional Pelayanan Kesehatan "aternal dan !eonatal. akarta.Maasan *ina "ustaka $ar+ono "ra+irohardjo $udoo, Aru +. (00. Buku Ajar Il#u Penyakit Dala#, ilid 1, Ddisi ;-. HK/;. akarta. $unatrio, $, $arutan %iner Asetat dala# Praktik Klinis& Si#'osiu# Alternatif Baru Dala# (era'i %esusitasi )airan, *agian Anestesiologi HK/;:$#, akarta 1999.
1