BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sebuah negara dikatakan sebagai negara maju apabila sekitar 7% penduduk negara tersebut menjadi seorang wirausaha. Indonesia masih jauh dari sebutan negara maju karena penduduk Indonesia yang bekerja sebagai wirausaha tak lebih dari 1%. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan mengingat Indonesia mempunyai penduduk yang sangat besar sekitar 250 juta jiwa yang menjadi pasar potensial untuk mendirikan sebuah usaha. Namun hal ini kurang mendapat antusiasme yang lebih dari penduduk Indonesia untuk berwirausaha, sebagian besar hanya berkeinginan sebagai pegawai negeri ataupun pegawai swasta. Sesungguhnya banyak bidang usaha yang apabila ditekuni mampu memberikan keuntungan serta manfaat yang tidak sedikit, baik untuk owner untuk owner sendiri ataupun para pekerjanya. Selain itu, dengan berwirausaha juga dapat membantu pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Salah satu bentuk badan usaha yan ya ng sekarang marak dikalangan umum adalah koperasi. Gerakan koperasi sendiri mulai muncul pada abad ke-17 yang digagass oleh Robert Owen yang menerapkannya pertama kali pada usaha pemintalan kapas di Skotlandia. Selanjutnya koperasi sendiri mulai dikembangkan oleh Wlliam King di Inggris. Pada abad ke-18, Wlliam King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The Coorperator yang berisi berbagai gagasan dan saran praktis mengenai cara mengelola toko dengan menggunakan menggunakan prinsip koperasi. Di Indonesia koperasi mulai dirintis oleh seorang pamong praja bernama Patih Aria Wiria Atmaja di Purwokerto pada tahun 1986 pada saat pemerintahan Hindia Belanda. Beliau mendirikan sebuah bank untuk para pegawai negeri dan para petani yang pada saat itu mengalami kesulitan akibat ulah lintah darat. Akan tetapi gerakan koperasi pada masa penjajahan tidak memiliki suatu iklim yang baik untuk pertumbuhannya. Baru kemudian setelah Indonesia merdeka, dengan tegas perkoperasian ditulis dalam UUD
1945 dalam pasal 33. Dalam penjelasannya disebutkan bahwa bangun perekonomian yang sesuai dengan azas kekeluargaan adalah koperasi. Saat itu juga ditetapkan 12 Juli sebagai hari Koperasi yang juga diambil dari tanggal Kongres Koperasi I yaitu pada tanggal 12 Juli 1947 serta menetapkan Muhammad Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Sejak saat itu koperasi di Indonesia mulai mengalami perkembangan yang cukup meyakinkan dengan mulai semakin banyaknya koperasi yang bermunculan hingga mencapai angka 9000 koperasi di tahun 2008. Selain itu juga jenis koperasi mulai bermunculan dan semakin beragam. Salah satu jenis koperasi yang mulai menjadi tren di masa kini adalah koperasi syariah. Koperasi syariah memberikan penawaran yang lebih banyak memberikan variasi pilihan bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar memeluk agama Islam. Karena hal tersebut juga perkembangan koperasi syariah di Indonesia juga tidak membutuhkan waktu lama untuk berkembang. Dalam Islam,koperasi tergolong sebagai syirkah. Lembaga ini adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang sehat, baik dan halal. Akan tetapi koperasi syariah masih belum terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia, untuk itu kami selaku penulis mencoba untuk menjelaskan secara singkat tentang koperasi syariah dalam makalah ini yang berjudul
³Koperasi
Syariah
sebagai
Landasan
Baru
Perekonomian
Indonesia´.
1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang yang akan kami kemukakan dan mendapat sorotan yang lebih ada lima,antara lain : 1. Bagaimana penerapan sistem serta landasan dalam koperasi syariah khususnya di Indonesia? 2. Apa tujuan dalam pengembangan sistem koperasi syariah? 3. Apa perbedaan antara koperasi syariah dan koperasi konvensional yang terlebih dahulu muncul? 4. Apa kelebihan dan kekurangan dengan munculnya koperasi syariah di Indonesia? 5. Apa kendala yang dihadapi seiring mulai tumbuhnya koperasi syariah?
1.3. Tujuan Makalah Adapun tujuan dari makalah ini adalah s ebagai berikut : 1. Mengetahui sistem serta landasan berdirinya koperasi syariah khususnya di Indonesia 2. Mengetahui tujuan berdirinya koperasi syariah 3. Mengetahui secara lebih jelas perbedaan antara koperasi syariah dengan koperasi konvensional. 4. Mengetahui kelebihan koperasi syariah. 5. Mengetahui kekurangan koperasi syariah. 6. Mengetahui kendala yang di hadapi koperasi syariah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Koperasi Koperasi secara harfiah berasal dari bahasa Inggris Coperation terdiri dari dua suku kata yaitu Co yang berarti bersama dan Operation yang berarti bekerja, jadi koperasi berarti bekerja sama, sehingga setiap bentuk kerja sama dapat disebut koperasi. Sedangkan secara pengertian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menja di anggota koperasi yaitu: y
y
Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menja di anggota koperasi; Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.
Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998), disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian ata u penjualan yang dilakukan oleh si anggota. 2.2 Jenis ± jenis Koperasi 1.
Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya
a. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) KSP adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung (menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa. Besarnya jasa bagi penabung dan peminjam ditentukan
melalui rapat anggota. Dari sinilah, kegiatan usaha koperasi dapat dikatakan ³dari, oleh, dan untuk anggota.´ b. Koperasi Serba Usaha (KSU) KSU adalah koperasi yang bidang usahanya bermacam-macam. Misalnya, unit usaha simpan pinjam, unit pertokoan untuk melayani kebutuhan sehari-hari anggota juga masyarakat, unit produksi, unit wartel. c. Koperasi Konsumsi Koperasi konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan kebutuhan sehari-hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud misalnya kebutuhan bahan makanan, pakaian, perabot rumah tangga. d. Koperasi Produksi Koperasi produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat barang (memproduksi) dan menjual secara bersama-sama. Anggota koperasi ini pada umumnya sudah memiliki usaha dan melalui koperasi para anggota mendapatkan bantuan modal dan pemasaran. 2.
Koperasi Berdasarkan Keanggotaannya
a. Koperasi Unit Desa (KUD) Koperasi Unit Desa adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan.. Koperasi ini melakukan kegiatan usaha ekonomi pedesaan, terutama pertanian. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan KUD antara lain menyediakan pupuk, obat pemberantas hama tanaman, benih, alat pertanian, dan memberi penyuluhan teknis pertanian. b. Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri. Sebelum KPRI, koperasi ini bernama Koperasi Pegawai Negeri (KPN). KPRI bertujuan terutama meningkatkan kesejateraan para pegawai negeri (anggota). KPRI dapat didirikan di lingkup departemen atau instansi.
c. Koperasi Sekolah Koperasi Sekolah meiliki anggota dari warga sekolah, yaitu guru, karyawan, dan siswa. Koperasi sekolah memiliki kegiatan usaha menyediakan kebutuhan warga sekolah, seperti buku pelajaran, alat tulis, makanan, dan lain-lain. Keberadaan koperasi sekolah bukan semata-mata
sebagai kegiatan ekonomi, melainkan sebagai media pendidikan bagi siswa antara lain berorganisasi, kepemimpinan, tanggung jawab, dan kejujuran. d. Koperasi Pedagang Pasar Koperasi pedagang pasar merupakan jenis koperasi yang anggotanya terdiri atas para pedagang di pasar yang saling berkerja sama. Koperasi ini siap memberikan dukungan dan bimbingan yang memadai kepada para anggotanya. Bahkan, mereka siap untuk melatih disiplin para anggotanya agar mencicil pinjamanya dengan baik karena mereka sadar bahwa dengan pengembalian yang baik akan terbuka kesempatan untuk anggota lainya. 3.
Koperasi berdasarkan tingkat dan luas daerah kerja
a. Koperasi Primer Koperasi primer ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan. b. Koperasi Sekunder Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi : a. Koperasi pusat - adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer. b. Gabungan koperasi - adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat. c. induk koperasi - adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi. 2.3 Hubungan dan Prinsip Koperasi 2.3.1 Berbagai hubungan dalam koperasi Berdasarkan konsep koperasi yang dijelaskan di atas, perlu digarisbawahi 3 hubungan yang penting dalam lingkungan koperasi, yaitu hubungan kepemilikan, hubungan pelayanan dan hubungan pasar. a. Hubungan Kepemilikan Hubungan kepemilikan menunjukkan besarnya peranan dalam koperasi, artinya anggota adalah pemilik perusahaan koperasi. Sebagai pemilik anggota mempunyai kewajiban ± kewajiban dan hak
± hak tertentu terhadap koperasinya, baik kewajiban dan hak individual maupun kewajiban dan hak keuangan (finansial). Kewajiban dan hak pribadi adalah kewajiban dan hak dalam kehidupan kegiatan koprasi. Kewajiban dan hak ini sama bagi semua anggota dan tidak dapat dihilangkan dari seorang anggota selama menjadi anggota koperasi. Kewajiban dan hak keuangan adalah kewajiban dan hak yang berhubungan dengan keikutsertaan keuangan para anggota dalam harta kekayaan dan dana koprasi. Kewajiban dan hak keuangan hanya timbul antara anggota dan koperasi, tidak antara sesama anggota, atau antara anggota dengan para kreditor koperasi. Kewajiban secara individu yang utama adalah : 1. Ikut serta secara individual dalam usaha bersama guna mencapai tujuan bersama. 2. Kewajiban untuk setia kepada koperasi, yakni meliputi : a. Turut serta secara aktif dalam kehidupan koperasi, misalnya melakukan pemilihan pengurus. b. Memanfaatkan fasilitas koperasi. c. Mengambil tindakan yang diperlukan agar kerugian koperasi dapat dihindarkan. d. Tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan koperasi. e. Tidak melakukan persaingan dengan badan usaha koperasi. f. Kewajiban untuk memenuhi keputusan yang diambil dengan suara terbanyak. g. Kewajiban untuk mematuhi anggaran dasar. h. Kewajiban untuk memberikan semua keterangan yang perlu kepada koperasi. i. Kewajiban untuk memanfaatkan fasilitas badan usaha koperasi. Hak - hak secara individu yang utama adalah : 1. 2. 3. 4. 5.
Hak untuk menghadiri rapat dan mengajukan usul. Hak untuk memberi suara. Hak untuk memilih dan dipilih menjadi pengurus. Hak untuk memanfaatkan fasilitas koperasi Hak untuk diberi tahu mengenai suatu hal yang berhubungan dengan koperasi. 6. Hak untuk mengundurkan diri dari keanggotaan. 7. Hak untuk melindungi kelompok minoritas.
2.3.2 Prinsip Koperasi Menurut Pasal (5) UU No 25 tahun 1992 diuraikan bahwa : 1. Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis; c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara a dil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota; d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; e. . Kemandirian; 2.
Dalam
mengembangkan koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip koperasi sebagai berikut :
a. Pendidikan Perkoperasian b. Kerja sama antar koperasi Dalam Penjelasan dari Pasal (5) UU No. 25 Ta hun 1992 tersebut, diuraikan bahwa prinsip koperasi adalah merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip tersebut, koperasi mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus s ebagai gerakkan ekonomi rakyat yang berwatak sosial. Prinsip koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja koperasi sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas serta jati diri koperasi. Dengan adanya prinsip tersebut, koperasi dapat dibedakan dari bada n usaha lainnya, karena adanya: a. Sifat kesuka relaan dalam keanggotaan koperasi. Sifat ini mengandung arti bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan oleh siapapun. b. Adanya prinsip demokrasi. Prinsip ini menunjukkan bahwa pengelolaan koperasi dilakuakn atas kehendak keputusan para anggotanya. Kalau dikaji secara mendalam, prinsip ata u asa koperasi tersebut merupakan penerimaan dari rumusan prinsip-prinsip seperti dirumuskan oleh international cooperative alliance (I.C.A) ata aliansi koperasi internasional. Prinsip koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja koperasi sebagai bahan usaha dan merupakan ciri khas serta jati diri koperasi c. Pembagian sisa hasil usaha berdasar atas prinsip keadilan dan asas kekeluargaan. Sisa hasil usaha koperasi tidak dibagi semata-mata atas dasar modal yang dimiliki anggota dalam koperasi, tetapi juga atas dasar perimbangan jasa usaha mereka terhadap koperasi.
d. Koperasi bukan merupakan akumulasi modal. Meskipun koperasi bukan merupakan suatu akumulasi modal, tetapi koperasi memerlukan modal pula untuk menjalankan kegiata usahanya. e. Prinsip Kemandirian dari koperasi. Ini mengandung arti bahwa koperasi harus da pat berdiri sendiri, tanpa bergantung kepada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri. f. Selain lima prinsip tersebut, dalam pengembangan dirinya koperasi juga melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan perkoperasian dan bekerja sama dengan antar koperasi.
2.4 Kelebihan dan Kelemahan Koperasi