Keterampilan Generik
BAB I PENDAHULUAN Oleh: Tim Mahasiswa Peneliti Jurusan Pendidikan Fisika UPI (Suma Rustian)
A. Latar Belakang
Dalam Dalam kuriku kurikulum lum pendid pendidika ikan n di Indone Indonesia sia terdapa terdapatt berbag berbagai ai macam macam disiplin ilmu. Salah satunya adalah ilmu fisika yang dipelajari sejak tingkat dasar dan tingkat menengah. Fisika juga dikenal sebagai mata pelajaran yang tergolong sulit. Tapi pernahkah kita bertanya-tanya mengapa fisika tercantum sebagai salah satu mata pelajaran di kurikulum tersebut? Jawaban yang lazim diberikan adalah karena fisika mempelajari gejalagejala alam yang berguna bagi para lulusan sekolah dasar, sekolah menengah, dan beberapa perguruan tinggi. Tidak mempedulikan apakah nantinya mereka akan akan berpro berprofes fesii sebaga sebagaii pedaga pedagang, ng, dokter dokter,, politi politiku kus, s, pengus pengusaha aha,, dan lain lain sebagainya. Jika Jika jawaba jawabanya nya sepert sepertii itu tentun tentunya ya ilmu ilmu fisika fisika yang yang dipelaj dipelajari ari lebih lebih bersifat bersifat informasi/pe informasi/pengeta ngetahuan. huan. Topik Topik yang diajarkanya diajarkanya mungkin mungkin terbatas terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan karir yang akan diembanya saja. Jika semuan semuanya ya dipelaj dipelajari ari,, tidak tidak mungki mungkin n akan akan dicern dicernaa dengan dengan baik, baik, meskip meskipun un mereka yang berkecimpung dalam ilmu fisika itu sendiri. Penelitian menunjukan bahwa 50% mahasiswa jurusan fisika yang telah lulus, baik dari ITB maupun ITS bekerja di bidang-bidang lain diluar fisika. Ada yang disektor pertambangan, bidang computer, pengusaha, atau bahkan bekerja di sector perbankan (Brotosiswojo, 2004). Jika Jika merek merekaa suks sukses es di bida bidang ngny nya, a, tent tentu u buka bukan n sema semata ta-ma -mata ta kare karena na pengetahuan fisika yang telah mereka dapat tetapi ada unsure-unsur lain yang ikut ikut menunj menunjang ang kesuks kesuksesa esan n mereka mereka.. Unsur Unsur apakah apakah itu? itu? Lebih Lebih jauh jauh lagi lagi dipertanyakan apakah hal ini hanya terjadi di Indonesia? Jika kita lihat mengenai materi pendidikan di negara lain seperti Amerika Serikat, Australia, atau Inggris, pada umumnya jenjang pertama pendidikan tinggi belum menjurus pada keahlian tertentu. Tiga tahun pertama ada yang
Keterampilan Generik
disebut dengan Bachelor of Art atau Bachelor of Science . Program-program yang menuju profesi-profesi tertentu seperti bidang kedokteran atau bidang hokum biasanya diberikan pada jenjang berikutnya. Pada program Bachelor of Science Science tersedia mata pelajaran pelajaran fisika yang yang cakupannya cakupannya mirip dengan dengan yang dipelaj dipelajari ari mahasi mahasiswa swa strata strata-1 -1 jurusa jurusan n fisika fisika ITB. ITB. Jadi Jadi kemamp kemampuan uan dasar dasar (basic science) yang diberi diberikan kan oleh oleh mata mata pelaja pelajaran ran fisika fisika itu benar-b benar-bena enar r science) yang sesuatu yang sifatnya dasar bagi banyak profesi lainya. Menghadapi tantangan masa depan dimana yang berkualitas saja yang bisa bertahan bertahan dengan persediaan persediaan lapangan lapangan pekerjaan yang berubah berubah tak menentu, beber beberapa apa pakar pakar menyar menyarank ankan an agar agar pendid pendidika ikan n formal formal sepert sepertii tahap tahap awal awal per pergu guru ruan an ting tinggi gi lebi lebih h diti dititi tik k berat beratka kan n pada pada apa apa yang yang dise disebu butt deng dengan an adalah kumpul kumpulan an kemahi kemahiran ran yang yang transferable transferable skills. Transferable Transferable skills adalah meskipun mungkin diajarkan lewat suatu disiplin ilmu tertentu tetapi dapat dengan mudah dapat digunakan untuk mempelajari ilmu lainya. Contohnya adalah adalah kemahiran kemahiran berkomun berkomunika ikasi. si. Kemahiran Kemahiran
berkom berkomuni unikas kasii mungki mungkin n
dipelajari ketika seseorang belajar di bidang hokum atau bahasa, namun bila ia mempelajari ilmu lain seperti ilmu ekonomi tentunya kemahiran tersebut tetap dibutu dibutuhka hkan. n. Istilah Istilah lain lain yang yang diguna digunakan kan untuk untuk menyeb menyebutk utkan an kemahi kemahiran ran tersebut adalah generik skills atau kemahiran generik. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai kemahiran generik yang dapat dicapai dalam pembelajaran fisika. B. Rumusan masalah •
Kemampuan apa saja yang termasuk dalam keterampilan generik?
•
Baga Bagaim iman anaa
kara karakt kter eris isti tik k
mode modell
pemb pembel elaj ajar aran an
yang yang
dapa dapatt
meningkatkan kemampuan generik? C. Tujuan
Pembuatan makalah ini ditujukan untuk mengetahui: •
Kemampuan yang termasuk dalam keterampilan generik.
•
Karakteristi Karakteristik k model pembelajaran yang dapat meningkatk meningkatkan an kemampuan kemampuan generik
Keterampilan Generik
BAB II ISI
A. Pengertian Kemahiran Generik Sains
Kemahiran generik sains ialah kemampuan dasar (generik) yang dapat ditumbuhkan ketika peserta didik menjalani proses belajar ilmu fisika yang ber berma manf nfaa aatt seba sebaga gaii beka bekall meni meniti ti kari karirr dala dalam m bida bidang ng yang yang lebih lebih luas luas (Brotosiswojo, 2004). Ahli lain mengemukakan gagasannya mengenai keterampilan generik. Hager et al. (Beckett, 2004) menyatakan bahwa istilah keterampilan generik digunakan secara luas mengacu pada kualitas dan kapabilitas yang meliputi ketera keterampi mpilan lan berpik berpikir ir sepert sepertii penala penalaran ran logis logis dan analit analitis, is, pemecah pemecahan an masalah, dan keingintahuan intelektual; keterampilan berkomunikasi yang efektif, efektif, keteram keterampila pilan n bekerj bekerjasa asama, ma, dan kemamp kemampuan uan mengid mengident entifik ifikasi asi,, mengakses mengakses dan mengatur mengatur pengetahua pengetahuan n dan informasi; informasi; sifat-sifat sifat-sifat personal personal seperti imajinasi, rigiditas kreativitas dan intelektual, dan nilai-nilai seperti etika, kegigihan, integritas, dan toleransi. Sementara itu Drury (Rahman et ., 2007) 2007) mengan mengangga ggap p bahwa bahwa ketera keterampi mpilan lan atau atau kemamp kemampuan uan generik generik al ., merupakan keterampilan yang dapat diterapkan pada beragam bidang studi dan untuk memperolehnya diperlukan waktu yang relatif lama. Berdasarkan pandangan para ahli diatas maka dapat saya simpulkan bahwa bahwa keteram keterampil pilan an atau atau kemamp kemampuan uan generi generik k adalah adalah kemamp kemampuan uan atau atau ketera keterampi mpilan lan yang yang dapat dapat ditumb ditumbuhk uhkan an lewat lewat pembel pembelajar ajaran an fisika fisika yang yang berguna berguna untuk untuk menghadapi menghadapi permasalahan permasalahan di bidang bidang ilmu pengetahuan pengetahuan lain selain bidang fisika.
Keterampilan Generik
B. Kemahiran Generik yang dapat dilatihkan lewat pembelajaran fisika 1. Pengamatan a. Pengamatan Langsung
Pengamatan langsung adalah mengamati objek yang diamati secara langsung. Aspek pendidikan penting yang diperoleh dari melakukan pengamatan langsung adalah bersikap jujur terhadap hasil pengamatan kita. Aspek lainnya adalah kesadaran akan batas-batas ketelitian yang dapat diwujudkan. Contoh:
Mengukur dampak percepatan gravitasi Bumi pada posisi benda saat demi saat, misal di laboratorium fisika dasar, seperti alat atwood.
Melihat dua sinar putih yang dilewatkan sebuah prisma mengahsilkan uraian warna-warna pelangi.
b. Pengamatan Tak Langsung
Keterbatasan indra kita menyebabkan banyak gejala dan perilaku alam tidak dapat diamati secara langsung dan hanya dapat diketahui melalui pengukuran dengan menggunakan suatu alat tertentu. Contoh: •
Pada pokok bahasan listrik, pokok bahasan ini merupakan salah satu objek alam yang ada tetapi tidak dapat dilihat, didengar, atau dicium baunya sehingga pengukuran-pengukuranya dilakukan melakukan menggunakan alat seperti voltmeter, amperemeter, test-pen dan lainlainnya.
•
Pokok bahasan fisika modern, topik-topik dalam fisika modern penuh dengan objek-objek yang tidak dapat dilihat mata, seperti molekul atom, proton, elektron, dan sebagainya. Sebaiknya para pengajar fisika berkata jujur bahwa sesungguhnya mereka belum pernah melihat objek-objek di atas.
Keterampilan Generik
•
Pada gambar sinar-X yang digunakan untuk ‘ mengamati’ struktur kristal.
•
Spektroskopi absorbsi/ emisi. Dari garis-garis absorbsi/ emisi yang tampak pada spectrometer tadi dapat menark kesimpulan tentang jenis atom yang terdapat pada gas yang menjadi objek pengamatan meskipun pada pengamatan semacam ini tidak terlihat hubungan antara apa yang ditangkap oleh indera kita dengan objek pengamatan, tetapi kesimpulannya bisa dipercaya dan bisa diuji kebenarannya lewat cara-cara lain.
•
Mengukur percepatan gravitasi Bumi dengan mengamati frekuensi ayunan, sehinga didapat frekuensi ayunan dengan percepatan gravitasi.
2. Pemahaman Tentang Skala Besaran (Sense of Scale)
Ilmu fisika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki cakupan paling luas. Dalam skala ruang ukuran, objek yang digarap terentang dari yang sangat besar (jagat raya), sampai yang sangat kecil (elektron). Sel hidup itu sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Molekul jauh lebih kecil lagi, hanya dengan mikroskop elektron kita dapat melihatnya, sedangkan elektron lebih kecil lagi. Bila kita ingin menyusun elektron sepanjang garis lurus dengan panjang satu meter, berapa elektron yang kita perlukan? Begitu pula berapa batang meteran kayu yang harus dijajarkan untuk memenuhi jarak antara Bumi dengan salah satu bintang terdekat AlfaCentauri yang letaknya kira-kira empat tahun cahaya dari Bumi. Ilmu fisika juga membahas ukuran skala waktu yang sangat kecil seperti waktu paro dari pasangan positron-elektron. Padahal, mata kita hanya bisa membedakan signal yang muncul kira-kira 1/30 detik. Jadi, meskipun ada ribuan proses rekombinasi positron-elektron yang terjadi
dalam 1/30 detik, kita
mengatakan hanya ada satu rekombinasi saja, sebab yang lain tidak terdeteksi oleh indera penglihatan kita. Mengacu pada contoh-contoh di atas, maka perlu ditanamkan sense of scale.
Keterampilan Generik
Sense of scale dalam jumlah benda juga perlu ditanamkan pada pengajaran
fisika.
Barangkali
namanya
sense
of
number.
Kalau
dibandingkan kira-kira jumlah: Penduduk Indonesia
200.000.000
Penduduk Dunia
3.000.000.000
Molekul dalam zat padat 1 cm 3 100.000.000.000.000.000.000.000 Berapa jumlah komputer yang dipakai untuk menampung data seluruh penduduk
Indonesia
dibandingkan
dengan
jumlah
komputer
yang
diperlukan untuk membuat sensus molekul yang ada dalam 1 cm 3 bahan padat? Karena banyak pembahasan ilmu fisika dilukiskan dalam ungkapan tulisan atau rumus, maka tanpa kesadaran tentang sense of scales bahasan itu akan kurang dipahami makna konkretnya dalam alam ini.
3. Bahasa Simbolik
Banyak perilaku alam, khususnya perilaku yang dapat diungkapkan secara kuantitatif, yang tidak dapat diungkapkan dengan “bahasa” komunikasi sehari-hari. Sifat kuantitatif tersebut menyebabkan adanya keperluan untuk menggunakan bahasa yang kuantitatif juga. Dalam matematika ada aljabar sederhana yang dapat digunakan untuk misalnya melukiskan perbesaran ata pengecilan benda dalam topik optika geometri. Tetapi gerak benda secara mekanika misalnya, hanya dapat diungkapkan dalam bentuk persamaan differential. Demikian juga halnya dengan elektrodinamika atau termodinamika. Bakan dalam pembahasan tentang
Keterampilan Generik
benda-benda dalam skala subatomic saat ini belum ada alternative lain, selain mekanika kuantum yang abstrak itu sebagai “bahasa” ungkapannya. Harus diakui bahwa tidak semua orang dapat dilatih untuk fasih dalam bahasa simbolik ini. Lazimnya disediakan matakuliah yang namanya fisikamatematik
untuk
melatih
kefasihan
penggunaan
bahasa
simbolik.
Sayangnya seringkali perwujudanya tidak jauh berbeda dengan kuliah kalkulus yang sifatnya umum karena “kalkulus” di fisika yang dimaksudkan sebagai bahasa atau alat untuk mengungkapkan sejumlah hukum atau gejala alam, maka sebaiknya cara mengajarkannya selalu dikaitkan dengan topik peristiwa, aturan, atau gejala alam yang ingin diahasakan. Kesederhanaan serta makna dar ungkapan-ungkapan simbolik itu dalam kaitan denan gejala atau peristiwa alam yang ingin dibahasakan perlu memperoleh prioritas. Pengertian “integral” sebagai penjumlahan atau “diferensial” sebagai selisih interval kecil, perlu diungkapkan data-data riil integrasi numeric maupun
diferensial
numeric
dengan
menggunakan
computer
atau
kalkulatorbisa diterapkan untuk membantu maknanya dalam melikiskan gejala alam yang teramati secara konkrit. Namun yang perlu dicegah adalah kebiasaan menuliskan “bahasa simbolik” yang sesungguhnya belum diketahui maknanya, sehingga hanya akan mengelabui dirinya sendiri. 4. Kerangka logika taat azas (logical self consistency) dari hukum alam Matematika sebagai “bahasa” yang sangat cermat memiliki sifat yang memudahkan kita menguji ketaat-azasan (self consistency) Ada keyakinan dalam ilmu fisika, berdasarkan pengalaman yang cukup panjang, bahwa aturan alam memiliki sifat taat-asas secara logika (logically
self-consistent).
Keterampilan Generik
Kasus sederhana yang dapat ditampilkan sebagai contohnya adalah hukum alam tentang listrik dan magnet. Secara empiric ditemukan hukum coulomb, hukum ampere, dan hukum faraday. Jika ketiga hukum tadi dirangkum dalam suatu kesatuandengan unkapan matematika, maka ada semaam “keganjilan” dari segi ketaat-azasanya secara logika. Hal itu membuat James Clark Maxwell meramalkan bahwa mash ada satu aturan lagi yang belum ditemukan, kalau keseluruhanya harus taat-azas secara logika. Ternyata apa yang diramal Maxwell bena. Artinya, kemudian ditemukan lewat pengamatan bahwa memang ada hukum alam semacam itu. Kasus lain lagi sebagai contoh adalah “keganjilan” adalah hukumhukum
mekanika
newton
dengan
elektrodinamika
Maxwell.
Elektrodinamika meramalkan bahwa kecepatan gelombang elektromagnetik tidak akan terpengaruh oleh gerak sumber maupun pengamatnya, sedangkan mekanika Newton memperbolehkan kecepatan objek bertambah atau berkurang sesuai dengan gerak sumber ataupun pengamat. “keganjilan” itulah yang kemudian melahirkan teori relatifitas Einstein. Mekanika Newton harus dikoreksi agar keduanya taat-azas secara logika. 5. Inferensi Logika (Logical Inference)
Keyakinan akan peran logika dalam pengendalian hukum-hukum alam menyebabkan matematika menjadi “bahasa” hukum alam yang sangat ampuh. Dari sebuah aturan yang diungkapkan dalam matematika, kita dapat menggali konsekuensi-konsekuensi logis yang dilahirkan semata-mata lewat inferensi
logika.
Tanpa
melihat
bagaimana
sesungguhnya
makna
konkretnya, langkah semacam itu sering dilakukan dalam ilmu fisika. Inferensi merupakan kemampuan generik yang ditujukan untuk membuat suatu generalisasi atau mengambil suatu kesimpulan. Kesimpulan yang ditarik dapat berupa penjelasan atau interpretasi dari hasil suatu observasi atau suatu kajian atau berupa kesimpulan terhadap persoalan baru sebagai akibat logis dari kesimpulan-kesimpulan atau teori-teori yang ada, tanpa melihat bagaimana makna konkret sesungguhnya.
Keterampilan Generik
Ibaratnya seorang masinis kereta api yang memasuki terowongan yang gelap dan panjang, dia tidak kenal sekelilingnya, tetapi ada keyakinan, selama dia melewati rel yang tersedia, maka suatu saat dia akan melihat alam terbuka kembali. Contoh yang menarik adalah matarantai inferensi logika yang sangat panjangdari teori relativitas Einstein, yang membahas kecepatan cahaya, sampai pada kesimpulan bahwa ada ekivalensi antara massa benda dan energi dengan hubungan E=mc 2. Hasil inferensi logika itu bukan isapan jempol atau ilusi belaka, karena percobaan konkret dalam ala mini ternyata menunjukan kebanaran kesimpulan dari inferensi logika tadi. Banyak contoh inferensi logika lain pada ilmu fisika yang menyajikan kesimpulan yang ternyata benar-benar ada dialam ini. Positron diramlakan lebih dahulu dari hasil inferensi logika sebelum ditemuakan eksistensinya. Begitu pula dengan neutrino. 6. Hukum Sebab Akibat (Causality)
Seringkali ada kerancuan dalam menyimpulkan aturan yang akan kita anggap
sebagai
hukum
alam.
Misalkan
kita
mengadakan
sensus
(pengamatan) terhadap objek yang memang kebetulan berupa orang. Dua diantara sekian banyak fakta yang diamati adalah: pertama, apakah orang tersebut sering menonton televisi; kedua, apakah objek yang diamati itu menderita penyakit jantung. Hasil sensus itu menunjukan bahwa bagian terbesar yang sering nonton TV ternyata juga punya penyakit jantung. Bolehkah kita mengambil kesimpulan bahwa orang-orang itu menderita penyakit jantung karena sering menonton TV? Kesimpulan semacam itu tidak dapat dikatakan sebagai hukum sebab-akibat (sebab = sering nonton TV; akibat = punya penyakit jantung). Alasannya, hasil sensus tersebut juga dapat ditafsirkan sebagai : orang-orang itu sering nonton TV karena mereka menderita penyakit jantung (sebab = punya penyakit jantung, akibat =
Keterampilan Generik
sering nonton TV). Pasti banyak yang tidak setuju dengan kesimpulan yang kedua ini. Hukum Faraday, yang juga disimpulkan dari pengamatan empiric, menyatakan bahea jika ada kumparan yang melingkari medan magnet, maka pada kumparan tersebut akan timbul arus listrik jika medan magnetnya diubah. Besarnya arus listrik yang timbul sebanding dengan cepatnya perubahan medan magnet itu. Untuk sampai pada kesimpulan itu, yang dilakukan adalah dengan secara sadar dan dengan variasi yang berbeda-beda kita mengubah kuat perubahan medan magnet itu dan kemudian mengukur besar arus yang terjadi. Pengamatan pada kumparan selalu menunjukkan bahwa arus listrik yang timbul tepat seperti yang dilukiskan oleh aturan tersebut. Jadi, sebuag aturan dapat dinyatakan sebagai hukum sebab-akibat apabila ada “reproducibility” dari akibat sebagai fungsi dari penyebabnya, yang dapat dilakukan kapan saja dan oleh siapa saja. Sebagian besar dari aturan fisika yang disebut “hukum” adalah hukum sebab-akibat seperti yang diungkapkan itu. Kasus nonton TV dengan penyakit jantung lazimnya dinamakan “korelasi”. Pada bagian-bagian tertentu dari ilmu fisika juga dikenal dengan istilah “korelasi” antara gejala alam, tetapi itu tidak disimpulkan sebagai sebab-akibat. Sebab akibat banyak terkait dalam proses-proses biologi sehinga kemampuan generik ini penting dilatihkan untuk pemahaman biologi. Sebab dapat diartikan sebagai hal yang mengakibatkan sesuatu sedangkan akibat adalah hasil dari sesuatu peristiwa atau perbuatan. 7. Pemodelan Matematika
Kemampuan generik ini meliputi kemampuan membuat grafik atau kemampuan mengubah grafik ke dalam bentuk kata-kata, kemampuan membuat tabel dan menyusun data kedalam tabel atau menguraikan data
Keterampilan Generik
dari tabel ke dalam bentuk kata-kata, kemampuan membuat gambar atau diagram alir tentang suatu prosedur misalnya prosedur praktikum. Rumus-rumus yang melukiskan hukum-hukum alam dalam fisika adalah buatan manusia yang ingin melukiskan gejala dan perangai alam tersebut, baik dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif, jadi jika kita dapat menyebutnya
sebebagai
“model”
yang
ungkapannya
menggunakan
“bahasa” metematika. Karena pada hakikatnya ungkapan itu adalah “model” maka dalam fisika kita juga mengenal model alternative (tidak harus hanya satu model) Untuk mekanika klasik kita kenal cara penungkapan yang paling tua, yaitu modelnya Pak Newton. Tetapi mekanika yang sma juga dapat diungkap dalam bentuk alternative lain, yaitu modelnya Pak Hamilton. Kadang-kadang terasa bahwa pelajatan fisika terlalu diwarnai oleh sifat “doktriner”:
beginilah
aturannya,
pahami,
titik.
Sebaiknya
koita
mengajarkan fisika juga secara jujur, model yang kita ajarkan jangan selalu hanya satu. Jika memang ada cara lain berikan alternative itu. Biasanya masing-masing alternative punya kelebihan dan kekurangannya. Dengan sajian alternative kita akan dapat memahami maknanya lebih dalam lagi. Mekanika kuantum, juga punya tiga macam alternative; pertama yang paling popular disebut mekanika gelombang (Schrodinger), yang kedua mekanika matriks (Heisenberg) dan yang ketiga adalah model Path Integral (Fenyman). Latihan pemodelan matematik gejala-gejala alam juga dapat diajarkan dengan membuat objek-objek yang sederhana, seperti Peluruhan Badan Radioaktif, Penurunan Suhu Secangkir Kopi Panas, dsb. Dengan peralatan computer saat ini proses pemodelan ini dapat diajarkan dengan cara yang lebih mudah dan menarik, karena memberi kebebasan bagi mahasiswa untuk bereksprimen dengan model-model yang dikarangnya sendiri. Dengan
Keterampilan Generik
cara ini dapat dididikkan sikap “berpikir alternative” (tidak bersikeras dengan satu macam cara mendekati sebuah permasalahan. 8. Membangun Konsep
Tidak semua gejala alam dapat dipahami dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Kadang-kadang kita harus membangun sebuag konsep atau pengertian baru yang tidak ada padanannya dengan pengertian-pengertian yang sudah ada. Pada waktu kita belajar listrik dan magnet kita temui interaksi antara dua benda yang tidak saling bersinggungan. Agar kita dapat “memahami” maknanya maka dibuatlah sebuah konsep yang kita namakan medan (medan listrik, medan magnet, kemudian juga medan gravitasi). Konsep baru tadi bukanlah semata-mata hanya cara pandang yang baru, tetapi juga punya manfaat. Seandainya hukum Coulomb , Ampere, dan Faraday tidak diungkap dengan menggunakan konsep medan, mungkin Maxwell tidak akan menemukan hukum elektrodinamika yang keempat, yang tercetus dari gagasan untuk membuat seluruh aturan elektrodinamika itu menjadi aturan yang secara logika taat-azas. Tanpa ungkapan dengan vektor medan, sifat tidak taat-azas tidak mudah dapat dilihat. Contoh
lain
adalah
konsep
entropi
yang
kita
jumpai
pada
termodinamika. Konsep tersebut awalnya dibuat untuk membuat besaran yang bersifat sebagai diferensial. Transaksi kalor saja tidak akan membentuk diferensial dalam arti integralnya hanya bergantung pada nilai awal dan nilai akhir, bukan tergantung pada “pilihan jalan” yang ditempuh dari nilai awal ke nilai akhir. Diferensial itu terjadi jika transaksi kalor itu nilainya dibagi oleh nilai suhu absolute T. di sisi lain kemudian kita jumpai bahwa fungsi yang dibangun dari diferential semacam itu yang dinamakan entropi, dalam kenyataannya melukiskan derajat ketidakteraturan dari sistem yang kita bahas.
Keterampilan Generik
Istilah energi awalnya juga bukan istilah sehari-hari. Dari aturan mekanikanya Newton, yang bertolak dari pengertian gaya, kemudian dibangun konsep energi sebagai ukuran sebuah potensi yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan suatu kerja atau usaha sewaktu-waktu diperlukan. Sekarang istilah itu sudah memasyarakat dan diartikan sebagai komoditi yang dapat diperdagangkan. Salah satu tugas yang tidak mudah dalam mengajarkan fisika adalah menanmkan konsep-konsep tersebut ke benak mereka yang belajar agar dipahami benar maknanya. Sebab dalam pembahasan fisika selanjutnya konsep-konsep itu akan dipakai dan kadang-kadang dijadikan variablevariabel yang ikut berperan. Barangkali masih ada kemahiran generik lainnya jika kita menggali lebih dalam lagi. Ulasan ini sekedar untuk menggugah kita akan adanya dimensi lain dalam proses pembelajaran ilmu fisika yang di masa lalu jarang disentuh. Kesadaran seperti itu akan berguna ketika kita merancang proses pembelajaran. Focus pemikiran hendaknya tidak hanya dicurahkan pada topik pengetahuan fisika, melainkan juga kepada sasaran kemahiran generik yang ingin dilatihkan kepada mereka yang diminta untuk belajar fisika. Dalam sebuah skripsi berjudul
“Penerapan kemahiran generik oleh
pensyarah dalam pengajaran matapelajaran pendidikan dan komputer” oleh Maryam Syahirah binti Idris, Universiti Teknologi Malaysia menyatakan bahwa terdapat tujuh kemahiran generik yaitu kemahiran berkomunikasi, pemikiran kritis dan kemahiran menyelesaikan masalah, kemahiran kerja berpasukan, pembelajaran berterusan dan pengurusan tujuan, kemahiran keusahawanan, etika dan integriti serta kemahiran kepimpinan dan proaktif merupakan tujuh kemahiran generik yang harus diterapkan di kalangan siswa dalam Atribut Graduan UTM 2007.
Keterampilan Generik
1. Kemahiran berkomunikasi meliputi komunikasi yang berkesan dalam Bahasa Melayu dan Bahasa Inggris dalam konteks yang berbeda dan dengan peserta komunikasi yang berbeda. Kemahiran insaniah yang harus siswa kuasai dalam kemahiran berkomunikasi ialah kebebasan menyampaikan ide dengan jelas, berkesan dan dengan penuh keyakinan, secara lisan dan tulisan, kebebasan mengamalkan kemahiran mendengar yang aktif dan kebebasan mengemukakan pendapat secara jelas dengan penuh keyakinan. 2. Pemikiran kritis dan kemahiran menyelesaikan masalah juga mencakup kebebasan berpikir secara kritis, kreatif, inovatif, analisis, serta kebebasan mengaplikasikan pemahaman dan pengetahuan kepada masalah baru dan berbeda. Siswa perlu menguasai kebebasan mengenal pasti dan menganalisis masalah dalam situasi kompleks dan samar, serta kebebasan mengembangkan dan memperbaiki kemahiran berpikir seperti menjelaskan, menganalisis dan menilai perbincangan, kebebasan mencari ide dan mencari penyelesaian alternative dan banyak lagi. 3. Kemahiran kerja berpasukan amat penting karena setiap hari kita berurusan dengan orang lain di sekitar kita maka kita harus memahirkan diri bagaimana untuk bekerja dengan orang lain dengan sebaik mungkin (Ahmad Fadzli Yusof, 2004). Kemahiran kerja berpasukan meliputi kebebasan untuk bekerjasama dengan orang lain dari berbagai latar belakang sosiobudaya untuk mencapai tujuan yang sama. Antara aspek kemahiran berpasukan yang perlu dikuasai oleh para siswa ialah kebebasan membina hubungan baik, berinteraksi dengan orang lain dan bekerja secara efektif bersama mereka untuk mencapai objektif yang sama, kebebasan memahami dan mengambil peranan bersilih ganti antara ketua kumpulan dan ahli kumpulan dan kebebasan mengenali dan hormat menghormati sikap, kelakuan dan kepercayaan orang lain. 4. Pembelajaran berterusan meliputi usaha belajar mandiri dalam pemerolehan kemahiran dan pengetahuan baru. Kemahiran insaniah yang perlu di kuasai siswa dalam pembelajaran berterusan ini ialah kebebasan mencari dan mengurus tujuan yang relevan daripada berbagai sumber dan kebebasan menerima ide baru dan berupaya untuk pembelajaran autonomi.
Keterampilan Generik
5. Kemahiran keusahawanan merupakan kemahiran yang penting dimiliki oleh para siswa dalam era persaingan global berasaskan pengetahuan dan ekonomi masa kini. Kemahiran keusahawanan meliputi usaha untuk menebak peluang dan membangunkan kesadaran tentang risiko (risk awareness), kreativitas dan inovasi dalam aktivitas berkaitan perdagangan dan pekerjaan. Siswa haruslah mempunyai kebebasan untuk mengenal peluang perdagangan.
6. Begitu juga dengan etika dan integrity meliputi kebebasan untuk mengamalkan standar moral yang tinggi dalam amalan profesional dan interaksi sosial. Antara aspek yang harus dipenuhi oleh siswa dalam etika dan integritas ini ialah kebebasan memahami kesan ekonomi, alam sekitar dan sosiobudaya dalam amalan profesional dan kebebasan menganalisis dan membuat keputusan dalam penyelesaian masalah berkaitan etika.
7. Tidak lupa juga kemahiran kepimpinan dan proaktif dimana meliputi usaha untuk mengamalkan ciri kepimpinan dalam berbagai aktivitas. Siswa haruslah
mempunyai
pengetahuan
tentang
berkebebasan untuk memimpin proyek.
Bab III ANALISIS
teori
asas
kepimpinan
dan
Keterampilan Generik
A. Delapan aktivitas mendasar yang dapat dilakukan dalam pembelajaran
Berdasarkan temuan penelitiannya, Woods et al . , (Kamsah, 2004) menyarankan delapan aktivitas mendasar yang dapat dilakukan pada berbagai pembelajaran, sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi berkembang
keterampilan-keterampilan
yang
pada diri siswa, memasukkannya
diharapkan
dapat
ke dalam
silabus
pembelajaran dan mengkomunikasikannya kepada siswa. Yakinkan bahwa siswa memahami relevansi keterampilan-keterampilan tersebut dengan kesuksesan mereka di masa yang akan datang. 2. Gunakan
riset,
bukan
intuisi
personal,
untuk
mengidentifikasi
keterampilan-keterampilan target. 3. Mengeksplisitkan perilaku implisit yang diasosiasikan dengan kesuksesan mengaplikasikan keterampilan-keterampilan. 4. Memberikan
praktek
ekstensif
untuk
penerapan
keterampilan-
keterampilan, menggunakan aktivitas-aktivitas terstruktur secara teliti, dan memberikan dorongan umpan balik konstruktif terhadap usaha siswa dengan menggunakan bukti berdasarkan target. 5. Melakukan monitoring. Monitoring merupakan proses metakognitif menjaga sesuatu tetap di tempatnya, mengatur, dan mengontrol proses mental, mempertimbangkan masa lalu, yang sedang terjadi, dan merencanakan tindakan mental. 6. Melakukan refleksi. Refleksi merupakan proses metakognitif untuk mengetahui tindakan di masa lalu. Mengkomunikasikan masing-masing masalah yang siswa pecahkan, atau tugas kelompok yang mereka selesaikan,
meminta
mereka
secara
periodik
melakukan
refleksi
bagaimana cara mereka menyelesaikan tugas. 7. Mengkategorikan proses, tidak hanya produk. Pada beberapa tugas, mengkategorikan proses pemecahan masalah, atau proses prapenulisan. Mengkategorikan target.
refleksi,
menggunakan
keterampilan-keterampilan
Keterampilan Generik
8. Menggunakan asesmen standar dan daftar umpan balik. B. Karakteristik Model-model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan generik
Untuk mengembangkan pembelajaran yang berorientasi keterampilan generik, Hartono, (Admin 2009) mengemukakan bahwa pembelajaran harus memiliki karakteristik-karakteristik: (1) mengkondisikan siswa untuk aktif berpikir, (2) terjadi layanan bimbingan individual, (3) memanfaatkan keunggulan komputer. Contoh model pembelajarannya seperti: model pembelajaran berbasis media interaktif, model pembelajaran berbasis web, dan model pembelajaran inkuiri terbimbing. B.1. Contoh RPP yang dapat melatih kemampuan generik RENCANA PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Sekolah Kelas
: SMU : II
Alokasi waktu
Indikator
: 2X 45 menit
Materi Pelajaran
Setelah
Gaya pada sistem
melakukan
keseimbangan dapat
eksperimen,
diuraikan berdasarkan
siswa dapat
komponen paada sumbu
menguraika
X dan komponen pada
Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Apersepsi : Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai pengertian
wa ktu 4’
Keterampilan Generik
n gaya pada
sumbu Y diman gaya itu
sistem
bekerja. Persyaratan
koordinat
keseimbangan dalam
kartesian
bentuk formula
untuk benda
dinyatakan dengan:
Guru membangkitkat Tanya
dalam
∑F=0
jawab dengan siswa tentang
keseimbangan Motivasi
keadaan
gejala tentang
setimbang.
keseimbangan dalam
Setelah melakukan
y T1
kehidupan sehari-hari, T2
eksperimen,
dengan menanyakan pada x
siswa bagaimana
siswa dapat
menghitung besar gaya dan
menggunak
tegangan tali pada sistem
an syarat
W
keseimbang an untuk gaya yang
6’
keseimbangan (dalam hal ini dicontohkan pada papan
Bila sistem dalam keadaan seimbang berlaku
reklame yang dipajang di depan toko)
bekerja Kegiatan inti
pada benda dan
Tahap I Dihadapkan pada
tegangan
masalah
tali. Siswa dapat menggamba rkan vector
Massa tali dan katrol diabaikan, gaya gesekan antara tali dengn katrol diabaikan
Guru memancing siswa dengan masalah yang akan dijadikan landasan untuk
gaya pada
memulai pelajaran
sistem
keseimbangan benda tegar
keseimbang
dengan mengajukan
an dengan
pertanyaan mengenai sistem
menggunak
keseimbangan pada benda
an katrol
yang terdapat dengan kehidupan sehari-hari
15’
Keterampilan Generik
dengan pertanyaan : •
Dengan memperlihatkan gambar yang digantung
pada dinding, guru menanyakan bagaimana cara menghitung besar gaya yang bekerja pada sistem keseimbangan. •
Bagaimana menghitung tegangan tali pada sistem keseimbangan Tahap II Pengumpulan data untuk verifikasi.
•
Guru meminta siswa mengajukan pertanyaan dalam rangka mengumpulkan data terhadap masalah yang diajukan guru. Pertanyaan siswa hanya akan dijawab oleh guru dengan “ya” atau “tidak”
•
Siswa diminta untuk menjawab sementara (hipotesis) dari masalah yang diajukan guru. Diharapkan siswa dapat mengemukakan
pendapatnya
15’
Keterampilan Generik
Tahap III Mengumpulkan data melalui eksperimen 20’
Guru meminta siswa untuk melakukan eksperimen dengan menggunakan LKS yang telah disiapkan. Siswa melakukan kajian literature untuk menjawap permasalahan yang diberikan dan dilanjutkan dengan : •
Menyiapkan bahan dan alat
•
Melakukan kegiatan sesuai prosedur
•
Membuat kesimpulan
•
Guru mengarahkan siswa dalam bekerja
Tahap IV Merumuskan penjelasan
Guru memberikan waktu kepada siswa untuk melakukan diskusi kelompok. Siswa melakukan diskusi
15’
Keterampilan Generik
kelompok. •
Mengambil intisari informasi dari
pengumpulan data untuk menemukan besarnya gaya yang bekerja pada keseimbangan. Menggambarkan diagram bebas untuk sistem keseimbangan •
Mengkombinasikan
penemuan dari inkuiri ke dalam suatu penjelasan, pernyataan atau prinsip yang lebih formal dari sistem keseimbangan Dari hasil pengamatan dalam LKS guru memberikan pertanyaan yang mengarah pada kesimpulan. Tahap V. Analisis dari proses inkuiri •
Guru memberikan dorongan pada siswa merefleksikan
pemahaman keseimbangan pada
15’
Keterampilan Generik
benda. •
Guru mengidentifikasi dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh penjelasan tentang gaya pada sistem keseimbangan •
10’
Penilaian proses
Penutup •
Siswa bersama-sama dengan guru mengulang kembali konsep-konsep yang telah dipelajari.
Tabel B.1. Aspek kemampuan generik yang dapat dilatih lewat pembelajaran fisika pada setiap indikator
Kemampuan Indikator Setelah
Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
melakukan eksperimen, siswa dapat menguraika n gaya pada
Apersepsi : Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai pengertian
Generik yang dilatih • Kemahiran keusahaan • Pemikiran kritis • Menyelesikan masalah
keseimbangan Motivasi
sistem koordinat
Guru membangkitkat Tanya jawab
kartesian
dengan siswa tentang gejala tentang
Kemahiran keusahaan • Pemikiran kritis • Menyelesikan •
Keterampilan Generik
untuk benda dalam keadaan setimbang. Setelah melakukan eksperimen, siswa dapat
keseimbangan dalam kehidupan seharihari, dengan menanyakan pada siswa bagaimana menghitung besar gaya dan
masalah • Kemahiran kerja berpasukan •
tegangan tali pada sistem keseimbangan (dalam hal ini dicontohkan pada papan
Emodelan matematika
•
reklame yang dipajang di depan toko)
Kerangka logika taat asas
Kegiatan inti
menggunak an syarat
Tahap I Dihadapkan pada masalah
keseimbang an untuk gaya yang bekerja pada benda dan tegangan tali. Siswa
Guru memancing siswa dengan masalah yang akan dijadikan landasan untuk memulai pelajaran keseimbangan benda
mengenai sistem keseimbangan pada benda yang terdapat dengan kehidupan
menggamba
menghitung besar gaya yang bekerja
Berpikir kritis
•
Hokum sebab akibat
•
•
Kemahiran menyelesaikan masalah
•
Kemahiran berkomunikasi
pada sistem keseimbangan.
keseimbang
an katrol
•
menanyakan bagaimana cara
gaya pada
menggunak
Dengan memperlihatkan gambar yang
Pemodelan matematika
digantung pada dinding, guru
rkan vector
an dengan
•
sehari-hari dengan pertanyaan : •
Pengamatan langsung
tegar dengan mengajukan pertanyaan
dapat
sistem
•
Bagaimana menghitung tegangan tali
pada sistem keseimbangan Tahap II Pengumpulan data untuk verifikasi.
•
Kemahiran berpikir kritis
•
Guru meminta siswa mengajukan •
pertanyaan dalam rangka mengumpulkan data terhadap
Kemahiran mnyelesikan
Keterampilan Generik
masalah masalah yang diajukan guru.
•
Pertanyaan siswa hanya akan dijawab
berkomunikasi
oleh guru dengan “ya” atau “tidak” • •
Siswa diminta untuk menjawab sementara (hipotesis) dari masalah
Kemahiran
Hokum sebab akibat
•
Inferensi logika
yang diajukan guru. Diharapkan siswa dapat mengemukakan pendapatnya Tahap III Mengumpulkan data melalui eksperimen
•
Pengamatan lansung
Guru meminta siswa untuk melakukan
•
eksperimen dengan menggunakan LKS yang telah disiapkan. Siswa melakukan
berpasukan •
kajian literature untuk menjawap permasalahan yang diberikan dan
Menyiapkan bahan dan alat
•
Melakukan kegiatan sesuai prosedur
•
Membuat kesimpulan
•
Guru mengarahkan siswa dalam
•
masalah
•
Siswa melakukan diskusi kelompok. •
Mengambil intisari informasi dari
Kemahiran kerja berpasukan
Tahap IV Merumuskan penjelasan
untuk melakukan diskusi kelompok.
Kemahiran menyelesaikan
bekerja
Guru memberikan waktu kepada siswa
Membangun konsep
dilanjutkan dengan : •
Kemahiran kerja
•
Pemikiran kritis
•
Inferensi logika
•
Etika integrity
dan
Keterampilan Generik
pengumpulan data untuk menemukan besarnya gaya yang bekerja pada keseimbangan. Menggambarkan diagram bebas untuk sistem keseimbangan •
Mengkombinasikan penemuan dari inkuiri ke dalam suatu penjelasan,
pernyataan atau prinsip yang lebih formal dari sistem keseimbangan Dari hasil pengamatan dalam LKS guru memberikan pertanyaan yang
•
mengarah pada kesimpulan.
mengemukakan pendapat
Tahap V. Analisis dari proses inkuiri
Kemahiran
•
Etika
dan
integrity •
Guru memberikan dorongan pada
•
Bahasa simbolik
•
Pembelajaran
siswa merefleksikan pemahaman keseimbangan pada benda. •
Guru mengidentifikasi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
berteusan
untuk memperoleh penjelasan tentang gaya pada sistem keseimbangan •
Penilaian proses
Penutup •
Siswa bersama-sama dengan guru mengulang kembali konsep-konsep yang telah dipelajari.
•
Kemahiran berpikir kritis
Keterampilan Generik
B.2. Contoh lembar kerja siswa Lembar Kerja Siswa GAYA PADA SISTEM KESEIMBANGAN I. Tujuan
Menyelidiki gaya yang bekerja pada tali II. Permasalahan •
Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui sistem keseimbangan dengan menggunakan tali, seperti tali pada gantungan bola lampu, lukisan yang digantungkan dengan tali pada dinding. Gaya-gaya apa saja yang bekerja pada bola lampu. Berapa besar gaya tegangan tali pada sistem tersebut
•
Bagaimana cara menggambarkan diagram bebas dari sustu sistem keseimbangan, seperti gantungan bola lampu dan lukisan te rsebut.
III. Alat dan Bahan
1.
Batang statif pendek
2.
Batang ststif panjang
3.
Dasar statif balok pendukung kaki ststif, puli 50mm
4.
Poros penghubung pendek dengan jumlah masing-masing 2
5.
Tali nylon secukupnya
6.
Beban 50 gram 10 buah
7.
Neraca pegas 3 buah
IV. Kegiatan
Sebelum melakukan percobaan pastikan semua alat dalam keadaan baik. Lakukan kegiatan berikut ini:
Keterampilan Generik
1. Rangkailah alat seperti pada gambar berikut ini :
Statif
Neraca pegas
Beban
Dasar Statif
2. Gantungkan sebuah beban 50 gram dengan menggunakan sebuah tali yang dikaitkan pada statif. 3. Amati beban yang tergantung pada benda, bagaimana keadaan sistem…. 4. Berapa angka yang ditunjukan oleh neraaca pegas :…N. 5. Angka yang ditunjukan oleh neraca pegas disebut…. 6. Berapa berat beban…. 7. Bagaimana hubungan besarnya gaya yang ditunjukan oleh neraca pegas dengan berat benda yang anda dapatkan. Jelaskan! 8. Gambarkan vector gaya dalam diagram bebas yang bekerja pada benda. Gambar : Vektor gaya dan Diagram Bebas
Keterampilan Generik
9. berapakah jumlah reultan gaya yang bekerja pada benda…. 10. Apa yang bisa anda simpulkan untuk benda dalam keadaan seimbang
Hasil ini merupakan syarat benda dikatakan seimbang Kesimpulan
1. Gaya-gaya yang bekrja pada benda terdiri dari gaya… dan gaya… 2. Keseimbangan pada benda terjadi jika…. 3. Buatlah formula untuk syrat keseimbangan pada benda : a. Dua dimensi b. Tiga dimensi B.3. Contoh Instrumen untuk mengukur keterampilan generik
1. Diketahui timbangan seperti gambar di bawah ini. Anggap batang dan kabel tidak bermassa dan sistem dalam keadaan setimbang static. Hitung m1 dan m2 (skor 3)
0,27kg
0,30kg m1
m2
Keterampilan Generik
2. Sebuah lukisan bermassa 0,60 kg digantungkan oleh sebuah kawat ringan yang dihubungkan kedua titik pojok atas lukisan membentuk sudut 30 derajat terhadap horizontal, Tentukanlah : ( skor 3)
T
T
a. Komponen vertical tegangan tali b. Besar tegangan tali (T) (percepatan gravitasi :10 m/s 2) 3. Tentukan besar dan letak titik tangkap resultan gaya dari titik B sehingga sistem dalam keadaan seimbang (skor 3) 5N 5m
B
A
5m
C
2N 8N
4. Tiga partikel ditempatkan pada sistem koordinay katesius sebagai berikut. Partikel A dengan massa 3 kg di (0,2), B dengan massa 4 kg di (0,1) dan C dengan massa 5 kg di (4,6). Semua jarak diukur dalam meter. ( skor 3) a. Gambarkan pada koordinat kartesian, ketiga partikel tersebut b. Tentukan letak titik berat ketiga partikel tersebut 5. Pada batang AD bekerja empat buah gaya sejajar, masing-masing 16 N dan F2 = F4 = 24 N seperti tampak pada gambar. ( skor 3)
Keterampilan Generik
F2
F1 2m A
2m
C
D 2m
B F3
F4
a. Tentukan besar momen kopel pada batang AD! b. Tentukan arah perputaranya! Tabel B.4. Indikator keterampilan generik pada instrumen Definisi
Indikator penguasaan
Indikator keterampilan
konsep Ukuran
konsep Siswa dapat
generik soal Bahasa simbolik No. 1,2 •
•
efektifitas suatu
mendefinisikan gaya
momen gaya
menghasilkan
•
benda
menjelaskan factorfaktor yang
sumbu
mempengaruhi
putarnya Pasangan dua
momen gaya
yang dan
Pemodelan
Siswa dapat
mengelilingi
buah
•
matematik
dalam
rotasi
Nomor
•
Siswa dapat
gaya menentukan besarnya
Pengamatan
tak No.3
langsung
sejajar suatu kopel yang sama bekerja pada benda
besar •
Siswa dapat
menentukan titik Keseimbangan
tangkap gaya resultan Siswa dapat •
Membangun konsep
No.2
Keterampilan Generik
benda
tegar menentukan syarat
dipenuhi
bila
resultan gaya dan
keseimbangan benda tegar
resultan
momen sama
gaya dengan
•
Siswa dapat
menerapkan syarat keseimbangan benda
nol
tegar dalam kehidupan sehari-hari Siswa dapat •
•
benda
menentukan titik berat
langsung
merupakan
benda untuk benda
titik
yang berbentuk pelat
Titik
berat
dimana
berat
bekerja
•
No.4
Pemodelan
matematika
total tipis
sebuah benda
•
Pengamatan
Siswa dapat
menentukan titik berat benda melalui sistem koordinat kartesian •
Siswa dapat
menerapkan konsep titik berat benda untuk menentukan letak titik berat suatu sistem Siswa dapat
Perubahan posisi berat
titik membedakan 3 akibat stabilitas
benda diberikan gaya luar
kesetimbangan
Hubungan sebab akibat
No.5
Keterampilan Generik
BAB IV KOMENTAR
Pembelajaran fisika memang tidak menjawab semua kebutuhan manusia akan keterampilan-ketermpilan yang dibutuhkan manusia dalam mengarungi kehidupan. Oleh karena itu ada baiknya bila seorang guru sains (fisika) mengetahui dan merancang pembelajaran yang berorientasi pada kemahiran
Keterampilan Generik
generik yang bisa dicapai dalam pembelajaran fisika. Makalah ini telah membahas beberapa hal-hal yang dibutuhkan terkait untuk mengembangkan keterampilan generik seperti karakteristik model yang mendukung peningkatan keterampilan generik, contoh
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan contoh
instrument yang dapat mengukur keterampilan generik. Setelah membaca makalah ini diharapkan seorang guru dapat menyampaikan pelajaran fisika yang sesungguhnya. Dengan begitu mereka (siswa)
dapat
memiliki sebagian
keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi masa depanya walaupun nantinya mereka tidak akan bersentuhan langsung dengan bidang fisika. A. Kelebihan kemampuan generik •
Keterampilan generik dapat diaplikasikan pada bidang ilmu pengetahuan lain selain ilmu fisika
•
Keterampilan generik dapat dicapai hanya dengan mempelajari fisika
B. Kelemaham kemampuan generik •
Kemampuan generik tidak bisa dicapai dengan mudah oleh anak-anak yang memiliki keterbatasan kemampuan
•
Kemampuan generik hanya bisa dikembangkan melalui model-model pembelajaran tertentu saja.
•
Keterampilan generik hanya bisa dicapai melalui pembelajaran fisika secara utuh
•
Guru harus mampu menyajikan semua pokok bahasan fisika sesuai dengan metode yang tepat dan bervariasi.
•
Dalam mengukur keterampilan generik, diperlukan instrument khusus
Keterampilan Generik
DAFTAR PUSTAKA
Assumpta, M. (2004). Benedictus Suprapto Brotosiswojo. Catatan 70 Tahun. Bandung: Sangkris Darmadi, I.W. (2007). Model Pembelajaran Berbasis Web untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Sains terhadap Calon Guru Pada Materi Thermodinamika. Tesis Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung, Tidak diterbitkan
Keterampilan Generik
Gunawan. (2008). Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Interktif untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan berpikir kritis calon guru pada materi elastisitas. Tesis Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung, Tidak diterbitkan Marhendri. (2007). Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada materi keseimbangan benda tegar untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains siswa SMA. Tesis Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung, Tidak diterbitkan
Syahirah binti Idris, M. (2009) Penerapan kemahiran generik oleh pensyarah dalam pengajaran matapelajaran pendidikan dan komputer . Skripsi Sarjana Universiti Teknologi Malaysia. (Online), Tersedia: http://pdfsearch-engine.com/keterampilan-generik-sains-pdf.html [9 Desember 2009] Admin, Keterampilan Generik Sains. (Online), Tersedia:http://fisika21.wordpress .com/2009/11/15/keterampilan-generiksains/ [9 Desember 2009]