MAKALAH
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
INDUSTRI BATERAI (PT INTERNATIONAL CHEMICAL INDUSTRI) DAN
VENTILASI
OLEH
MERRY CRISMIATI
1408.13251.153
PROGAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "Industri Baterai (PT International Chemical Industri) dan Ventilasi " dalam memenuhi UTS dari mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Industri II. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Malang, Mei 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Cover 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan 4
Latar Belakang 4
Rumusan Masalah 5
Tujuan 5
Bab II Tijauan Pustaka 6
Baterai 6
Kadmium 6
Timbal 8
Ventilasi 10
Bab III Pembahasan 17
3.1 Kamium
3.3 Timbal……………….... 17
3.3 Ventilasi 17
Bab IV Penutup……………………………………………………………..
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………
4.2 Saran………………………………………………………………..
Daftar Pustaka 19
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada abad ini industri berkembang sangat pesat dalam semua sektor kehidupan, tidak terkecuali industri kimia. Perkembangan industri kimia yang sangat pesat dapat membantu kemudahan hidup manusia (Wayan,2013).
Saat ini, kehidupan manusia sangat bergantung pada kecanggihan teknologi dan produk-produk perindustrian. Namun tanpa disadari, banyak juga dampak negatif yang ditimbulkan, misalnya limbah industri yang mencemari air dan tanah, debu industri yang membahayakan para pekerja, asap kendaraan dan pabrik yang seringkali juga menyulitkan manusia. Berbagai zat polutan dan frekuensi pajanan yang cukup sering akan mengganggu kesehatan manusia (Putri,dkk.2008).
Dengan meningkatnya industrialisasi dimana banyak yang menggunakan unsur logam sebagai bahan baku, meningkatkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan yang berdampak terhadap kesehatan baik pada manusia, hewan, tanaman. Selain itu pekerja yang bekerja menggunakan logam atau memproduksi logam sangat beresiko terjadinya gangguan kesehatan akibat logam tersebut (Effendi,dkk.2012).
Dewasa ini baterai tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari. Telpon seluler, kamera digital, laptop, hingga mobil hibrid, semuanya memerlukan baterai sebagai sumber penggerak, dengan demikian prospek baterai untuk menjadi sumber energi masa depan sangat strategis dan ekonomis (Purwaningsih dan Hari,2012).
Selain masalah penggunaan unsur logam sebagai bahan baku, terdapat masalah lain yaitu meningkatnya tingkat pajanan di tempat kerja yang dihasilkan dari proses produksi seperti masalah ventilasi. Ventilasi industri merupakan suatu sistem yang integral dalam pengendalian hazard kesehatan dan keselamatan kerja yang berfungsi untuk mengendalikan kontaminan, panas, dan mencegah kebakaran dan ledakan (Saptari, 2011).
PT International Chemical Industri merupakan perusahaan yang memproduksi baterai ABC. Produk yang dihasilkan adalah baterai jenis R6 (ukuran kecil) dan baterai jenis R20 (baterai besar).
Rumusan Masalah
Bagaimana kandungan logam berat kadmium dan timbal pada industri baterai dan bahaya logam berat kadmium dan timbal pada kesehatan?
Bagaimana ventilasi lokal dan umum ?
Tujuan
Mengetahui toksisitas paparan logam berat kadmium dan timbal pada kesehatan pekerja.
Mengidentifikasi logam berat kadmium dan timbal.
Mengetahui MSDS (Material Safety Data Sheet) kadmium dan timbal.
Mengetahui ventilasi lokal dan umum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Baterai
Baterai merupakan salah satu sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, baterai merupakan salah satu limbah yang berbahaya bagi kehidupan, sehingga buangan limbahnya termasuk dalam limbah B3. Baterai yang dibuang sembarangan akan mencemari air tanah dan membahayakan mahluk hidup, karena kandungan baterai, seperti merkuri, mangan, timbal, kadmium, nikel, dan lithium (Salina,dkk.2014).
Baterai adalah suatu proses kimia listrik, dimana pada saat pengisian/cas/charge energi listrik diubah menjadi kimia dan saat pengeluaran/discharge energi kimia diubah menjadi energi listrik (Chanif,2014).
Baterai salah satu sumber listrik yang penggunaannya semakin meningkat. Baterai memiliki beberapa komponen penting yang terdapat di dalamnya, yaitu anoda (kutub positif), katoda (kutub negatif), jembatan garam dan larutan elektrolit. Beterai memiliki reaksi kimia antara elektroda dengan larutan elektrolitnya sehingga akan menghasilkan suatu beda potensial. Beda potensial antara elektroda positif dan negatif akan menghasilkan tegangan sel baterai. Jadi, prinsip utama dari baterai sendiri adalah memanfaatkan reaksi yang berasal dari keempat komponen, yaitu katoda, anoda, jembatan garam dan elektrolit (Salina,dkk.2014).
Kadmium
Pengertian
Kadmium merupakan logam kebiruan yang lunak termasuk golongan IIB pada tabel berkala yang mempunyai nomor atom 48; Ar 112,41; titik leleh 320,90C; titik didih 7650C. Kadmium biasa dihasilkan bersamaan ketika biji Zink, tembaga, timbal direduksi. Kadmium digunakan dalam alloy bertitik leleh rendah untuk membuat solder, dalam baterai Ni-Cd dalam penyepuhan elektronik(lebih dari 50%) dan bahan pewarna (Mohamad,2011).
Cadmium (cd) adalah logam lunak berwarna putih keperakan, mengkilap, mudah dibentuk, tidak larut dalam basa. Terdapat pada kerak bumi bersama biji seng (Zn), timbal (Pb) dan tembaga (Effendi,dkk.2012).
Kadmium merupakan logam berat yang sangat toksik setelah merkuri (Hg) . Kadmium (Cd) sering digunakan sebagai bahan utama atau tambahan materi dalam industri antara lain industri baterai nikel-kadmium (50-55% konsumsi dunia), pigmen (18-20%), bahan coating (8-12%), bahan stabilizers dalam industri plastik dan barang sintetis lain (6-10%) (Devinta dan Aunurohim,2013).
Sumber Kadmium
Kandungan kadnium (Cd) dalam air laut di dunia di bawah 20 ng/l. Variasi lain kandungan kadnium dari air hujan, freshwater dan air permukaan di perkotaan dan daerah industri, kadnium pada level 10–4000 ng/l tergantung pada spesifikasi lokasi atau saat pengukuran larutan cadmium. Kadnium masuk kedalam freshwater dari sumber yang berasal dari industri. Kadnium dalam tanah bersumber dari alam dan sumber antropogenik. Yang berasal dari alam berasal dari batuan atau material lain seperti glacial dan alluvium. Kadnium dari tanah yang berasal dari antropogenik dari endapan penggunaan pupuk dan limbah. Sebagian besar kadnium dalam tanah berpengaruh pada pH, larutan material organic, logam yang negandung oksida, tanah liat dan zat organik maupun anorganik. Rata-rata kadar kadnium alamiah dikerak bumi sebesar 0,1-0,5 ppm (Sudarmaji,dkk.2006).
Kadmium (Cd) sering digunakan sebagai bahan utama atau tambahan materi dalam industri antara lain industri baterai nikel-kadmium (50-55% konsumsi dunia), pigmen (18-20%), bahan coating (8-12%), bahan stabilizers dalam industri plastik dan barang sintetis lain (6-10%) (Devinta dan Aunurohim,2013).
Cadmium (cd) adalah logam lunak berwarna putih keperakan, mengkilap, mudah dibentuk, tidak larut dalam basa. Terdapat pada kerak bumi bersama biji seng (Zn), timbal (Pb) dan tembaga (Effendi,dkk.2012).
Timbal
Pengertian Timbal
Timbal adalah sebuah unsur yang biasanya ditemukan di dalam batu - batuan, tanah, tumbuhan dan hewan. Timbal 95% bersifat anorganik dan pada umumnya dalam bentuk garam anorganik yang umumnya kurang larut dalam air. Selebihnya berbentuk timbal organik. Timbal organik ditemukan dalam bentuk senyawa Tetra Ethyl Lead (TEL) dan Tetra Methyl Lead (TML). Waktu keberadaan timbal dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti arus angin dan curah hujan. Timbal tidak mengalami penguapan namun dapat ditemukan di udara sebagai partikel. Karena timbal merupakan sebuah unsur maka tidak mengalami degradasi (penguraian) dan tidak dapat dihancurkan (Julhim, 2013 ).
Timbal (Pb) adalah satu dari tujuh logam pada jaman kuno, merupakan rekor penemuan yang paling tua. Pada saat dahulu, inti Pb telah dinilai sebagai sebuah mata cat dan material ornamental, dan lebih dekat diketahui artifak Pb, ditemukan di Turki pada tahun 6500 SM. Simbol kimia untuk timbal, Pb, berasal dari bahasa latin, Plumbum. Timbal sangat lembut, termasuk logam dengan titik leleh rendah, padat pada temperatur ruang/kamar dan dikenal dengan warna perak abu-abu, memiliki sifat dapat ditempa dan wajar mempunyai kepadatan tinggi (Bayuseno,dkk.2016).
Timah hitam (Pb) tergolong kedalam logam berat, yang dalam sistem periodik unsur ini terletak pada unsur golongan IV A, dan periode ke 6. Di alam Pb terdapat dalam bentuk senyawa sulfat (PbSO4), karbonat (PbCO3) dan sulfida (PbS). Biji Pb yang utama adalah galena yang mengandung PbS. Pb dapat diperoleh dengan memanaskan PbS pada suhu tinggi, kemudian PbO yang terbentuk direduksi dengan karbon, untuk memurnikannya dari logam lain, maka dilakukan elektrolisa sehingga menghasilkan Pb.Penggunaan Pb dalam industri kimia cukup luas antara lain, dalam industri baterai, industri keramik, industri cat (Suksmerri,2008).
Sumber Timbal
Menurut Sudarmaji.dkk, 2006, sumber timbal terdiri dari 2 sumber yaitu :
Sumber dari Alam
Kadar Pb yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar 13 mg/kg. Khusus Pb yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat didalam batu pasir (sand stone) kadarnya lebih besar yaitu 100 mg/kg. Pb yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5 25 mg/kg dan di air bawah tanah (ground water) berkisar antara 1- 60 µg/liter. Secara alami Pb juga ditemukan di air permukaan. Kadar Pb pada air telaga dan air sungai adalah sebesar 1-10 µg/liter. Dalam air laut kadar Pb lebih rendah dari dalam air tawar. Laut Bermuda yang dikatakan terbebas dari pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07 µg/liter.
Kandungan Pb dalam air danau dan sungai di USA berkisar antara 1-10 µg/liter. Secara alami Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya berkisar antara 0,0001 - 0,001 µg/m3. Tumbuh-tumbuhan termasuk sayur-mayur dan padi-padian dapat mengandung Pb, penelitian yang dilakukan di USA kadarnya berkisar antara 0,1-1,0 µg/kg berat kering. Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah menjadi PbS (golena), PbCO3 (cerusite) dan PbSO4 (anglesite) dan ternyata golena merupakan sumber utama Pb yang berasal dari tambang. Logam berat Pb yang berasal dari tambang tersebut bercampur dengan Zn (seng) dengan kontribusi 70%, kandungan Pb murni sekitar 20% dan sisanya 10% terdiri dari campuran seng dan tembaga.
Sumber dari Industri
Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran Pb adalah semua industri yang memakai Pb sebagai bahan baku maupun bahan penolong, misalnya:
Industri pengecoran maupun pemurnian. Industri ini menghasilkan timbal konsentrat (primary lead), maupun secondary lead yang berasal dari potongan logam (scrap).
Industri baterai. Industri ini banyak menggunakan logam Pb terutama lead antimony alloy dan lead oxides sebagai bahan dasarnya.
Industri bahan bakar. Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga baik industri maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber pencemaran Pb.
Industri kabel. Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat ini pemakaian Pb di industri kabel mulai berkurang, walaupun masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga membahayakan untuk kehidupan makluk hidup.
Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna. Pada industri ini seringkali dipakai Pb karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan logam pigmen yang lain. Sebagai pewarna merah pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan untuk warna kuning dipakai lead chromate.
Metabolisme Timbal
Menurut Fernanda, 2012, menjelaskan metabolisme timbal dalam tubuh manusia dari mulai absorbsi, distribusi dan penyimpanan, ekskresi, dan toksisitas timbal sebagai berikut :
Absorbsi
Absorbsi timbal melalui saluran pernafasan dipengaruhi oleh tiga proses yaitu deposisi, pembersihan mukosiliar, dan pembersihan alveolar. Rata-rata 10% - 30% timbal yang terinhalasi diabsorbsi melalui paru-paru, dan sekitar 5-10% dari yang tertelan diabsorbsi melalui saluran cerna. Sebanyak 30-40% timbal yang di absorbs mealui pernapasan akan masuk kedalam aluran darah.
Timbal yang diabsorbsi melalui saluran pencernaan akan melewati hati sebelum dibawa ke bagian tubuh lain. Hati merupakan organ utama yang dapat mendetokifikasi zat kimia melalui proses biotransformasi. Proses biotransformasi tersebut akan dihasilkan metabolit yang seringkali lebih larut dalam air sehingga dapat diekskresi oleh tubuh. Sama seperti malalui inhalasi, timbal yang masuk melalui lapisan kulit akan langsung dibawa ke seluruh organ dalam tubuh sebelum menuju ke hati.
Distribusi dan Penyimpanan
Timbal yang diabsorbsi akan diangkut oleh darah ke organ tubuh dan kemudian akan disimpan dalam jaringan lunak (sumsum tulang, sistem syaraf, ginjal, hati) serta jaringan keras (tulang kuku, rambut, gigi). Pada jaringan lunak sebagian timbal disimpan dalam aorta, hati, ginjal, otak, dan kulit. Timbal yang ada dijaringan lunak bersifat toksik. Akumulasi timbal dalam tubuh manusia dimulai pada janin. Timbal muda bermigrasi melalui plasenta, sehingga konsentrasi timbal anak yang baru lahir akan sama dengan ibu mereka yang terindikasi timbal.
Ekskresi
Ekskresi timbal melalui beberapa cara yang terpenting adalah melalui ginjal dan saluran cerna. Ekskresi timbal melalui urine sebanyak 75-80%, melalui feses 15% dan lainnya melalui empedu, keringat, rambut, dan kuku. Ekskresi timbal melalui saluran cerna di pengaruhi oleh saluran aktif dan pasif kelenjar saliva, pancreas dan kelenjar lainnya di dinding usus, regenerasi sel epitel, dan ekskresi empedu. Proses ekskresi timbal melalui ginjal adalah melalui filtrasi glomerulus. Pada umumnya ekskresi timbal berjalan sangat lamban. Waktu paruh didalam darah kurang lebih 25 hari, pada jaringan lunak 40 hari sedangkan pada tulang 25 tahun. Ekskresi yang lambat ini menyebabkan timbal mudah terakmulasi dalam tubuh.
Toksisitas Timbal
Pengaruh paparan akut
Paparan akut pada inhalasi akan menimbulkan gejala antara lain sakit kepala, mual, kejang perut, dam ngilu pada persendian. Selama itu juga terdapat efek lain seperti rasa logam dimulut, muntah, konstipasi, atau diare berdarah. Timbal yang terakumulasi dalam tubuh akan memberikan pengaruh terhadap kesehatan setelah paparan kronis dengan gejala yang mirip seperti pada inhalasi akut.
Pengaruh paparan kronis
Paparan timbal yang kronis dapat mempengaruhi system saraf pusat, pencernaan, ginjal, darah, dan jantung. Selain itu paparan timbal kronis dapat memicu kanker serta abrasi kromosom dari sel-sel darah putih.
Ventilasi
Pengertian Ventilasi
Secara umum, definisi ventilasi adalah sirkulasi udara atau pengerakan udara. Sedangkan ventilasi dalam dunia industri memiliki arti yang lebih rumit. Ventilasi industri merupakan suatu sistem yang integral dalam pengendalian hazard kesehatan dan keselamatan kerja yang berfungsi untuk mengendalikan kontaminan, panas, dan mencegah kebakaran dan ledakan (Saptari, 2011).
Ventilasi adalah pergerakan dari udara antara sebuah bangunan dengan bangunan lain dan lingkuran luar. Ventilasi dibagi menjadi ventilasi alami dan buatan, ventilasi alami adalah ventilasi yang terjadi tanpa menggunakan alat seperti kipas atau AC (Prawira,2011).
Keberadaan ventilasi pada bangunan di daerah tropis sangat penting bagi kenyaman termal dan berperan dalam mendukung peningkatan waktu kerja produktif. Standar ukuran ventilasi yang berkisar antara 10 sampai 20% dapat ditingkatkan sampai mencapai 50% dari luasan lantai jika kebutuhan kecepatan angin dalam ruangan belum memadai. Hal ini dapat dicapai dengan pemilihan jenis bukaan atau jendela yang dapat mendorong terjadinya pergerakan udara yang lebih cepat atau dengan memperbesar kecepatan udara (Colbert,dkk. 2013).
Ventilasi Lokal
Local Exhaust Ventilation merupakan sistem yang menggunakan ventilasi khusus untuk mencegah atau mengurangi tingginya tingkat zat-zat berbahaya di lingkungan tempat kerja (Muhammad Arief, 2012).
Dalam penerapan sistem ventilasi buangan keluar local terdapat prinsip-prinsip yang harus diperhatikan antara lain : (Saptari, 2011)
Menutup sumber kontaminan semaksimal mungkin
Menyesuaikan kecepatan daya hisap untuk menangkap kontaminan
Mencegah kontaminan masuk ke daerah pernapasan pekerja
Mencegah udara Bungan masuk kembali ke tempat kerja
Suplai udara bersih harus tersedia.
Komponen-komponen dari ventilasi buangan keluar local adalah : (Muhammad Arief, 2012)
Hood
Hood menangkap kontaminan dengan memanfaatkan momentum yang sedang terjadi. Faktor yang mempengaruhi rancangannya berdasarkan pada bentuk, kecepatan serta arah di mana kontaminan dilepaskan. Untuk partikel kontaminan yang besar dan berat, maka hood harus diletakkan pada posisi tepat di atasnya.
Duct
Duct work menyediakan jalan untuk membawa kontaminan ke bagian pembersih udara. Kecepatan dari udara pada saluran ini harus cukup tinggi untuk mencegah partikel-partikel besar dari pengendapan di dalam duct. Makin besar partikel, maka makin tinggi kecepatannya
Air cleaning
Air cleaning device memisahkan kontaminan dari aliran udara sebelum melanjutkan ke fan dan dilepaskan ke atmosfer atau di daur ulang ke area kerja. Terdapat dua bagian, yaitu: air filters dan dust collectors. Air filters dirancang untuk memisahkan konsentrasi partikel yang berukuran kecil dari udara. Dust collectors dirancang untuk memisahkan konstrasi partikel yang berukuran lebih besar, yang biasanya terdapat di udara pada proses industri.
Fan
Fan merupakan alat yang berfungsi untuk menyalurkan udara ke semua bagian alat LEV. Fan harus memiliki tekanan yang cukup untuk memindahkan volume udara melalui hood, ducts, dan alat pengumpul pada kecepatan yang tepat. Setiap bagian dari elemen LEV harus dirancang secara khusus untuk berbagai tipe kontaminan yang dipisahkan. Selain itu setiap elemen juga harus dilakukan perawatan pada kondisi optimum melalui inspeksi dan perawatan regular.
Ventilasi Umum
Ventilasi umum dapat memindakan panas dan udara yang terkontaminasi dengan cara mengencerkan udara yang terkontaminasi dengan suplai udara segar sebelum dihirup oleh pekerja. Oleh pola kerja sistem seperti ini, sistem ventilasi umum memiliki beberapa persyaratan agar penggunaannya efektif dan efisien. Syarat-syarat tersebut yaitu : (Saptari, 2011)
Jumlah atau konsentrasi kontaminan tidak boleh terlalu tinggi dari nilai ambang batas (NAB) karena untuk mengencerkan kontaminan dengan konsentrasi tinggi membutuhkan penggantian udara yang sangat besar sehingga tidak efisien.
Jarak pekerja tidak dengan sumber kontaminan tidak boleh terlalu dekat untuk mencegah pekerja menghirup udara berkontaminan yang belum sempat diencerkan .
Tingkat toksisitas kontaminan harus rendah
Jumlah kontaminan harus stabil/tidak fluktuatif untuk memastikan kontaminan di uadara tetap di bawah NAB.
General ventilation dapat dibagi menjadi dua yaitu dengan cara alamiah dan mekanis. Sumber udara ventilasi dengan cara alamiah berasar dari hembusan angina di sekitar lingkungan tempat kerja sedangkan ventilasi dengan cara mekanis menggunakan sistem engineering untuk menggerakan udara.
BAB III
PEMBAHASAN
Kadmium
Identifikasi Kadmium
Baterai nikel kadmium ditemukan tahun 1899, namun baru diproduksi secara masal pada tahun 1960an. Baterai jenis ini memiliki tegangan sel sebesar 1,2 Volt dengan kerapatan energi dua kali lipat dari baterai asam timbal. Sebagai katoda, baterai ini menggunakan nikel hidroksida Ni(OH)2 dan kadmium (Cd) sebagai anodanya yang dipisahkan oleh alkalin potasium hidroksida sebagai elektrolitnya. Baterai nikel kadmium memiliki nilai hambatan intenal yang kecil dan memungkinkan untuk di charge dan discharge dengan rate yang tinggi. Umumnya baterai jenis ini memiliki waktu siklus hingga lebih dari 500 siklus. Salah satu kekurangan baterai jenis nikel kadmium adalah adanya efek ingatan (memory effect) yang berarti bahwa baterai dapat mengingat jumlah energi yang dilepaskan pada saat discharge sebelumnya. Efek ingatan disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada struktur kristal elektrode ketika baterai nikel kadmium diisi muatan listrik kembali sebelum seluruh energi listrik yang terdapat pada baterai nikel kadmiun dikeluarkan/digunakan. Selain itu, baterai nikel kadmium juga sangat sensitif terhadap kelebihan pengisian, sehingga perlu perhatian khusus pada saat pengisian muatan listrik pada baterai.
Kadmium merupakan logam kebiruan yang lunak termasuk golongan IIB pada tabel berkala yang mempunyai nomor atom 48; Ar 112,41; titik leleh 320,90C; titik didih 7650C. Kadmium biasa dihasilkan bersamaan ketika biji Zink, tembaga, timbal direduksi. Kadmium digunakan dalam alloy bertitik leleh rendah untuk membuat solder, dalam baterai Ni-Cd dalam penyepuhan elektronik(lebih dari 50%) dan bahan pewarna (Mohamad,2011).
Kadmium (Cd) sering digunakan sebagai bahan utama atau tambahan materi dalam industri antara lain industri baterai nikel-kadmium (50-55% konsumsi dunia), pigmen (18-20%), bahan coating (8-12%), bahan stabilizers dalam industri plastik dan barang sintetis lain (6-10%) (Devinta dan Aunurohim,2013).
Toksisitas Paparan Kadmium Pada Kesehatan Pekerja
Kadnium terutama dalam bentuk oksida adalah logam yang toksisitasnya tinggi. Sebagian besar kontaminasi oleh kadnium pada manusia melalui makanan dan rokok. Waktu paruh kadnium kira-kira 10-30 tahun. Akumulasi pada ginjal dan hati 10-100 kali konsentrasi pada jaringan yang lain. um yang diabsorbsi yaitu sekitar 5-10%. Absorbsi dipengaruhi faktor diet sep erti intake protein, calcium, vitamin D dan trace logam seperti seng (Zn). Proporsi yang besar adalah absorbsi malalui pernafasan yaitu antara 10-40% tergantung keadaan fisik wilayah. Uap kadnium sangat toksis dengan lethal dose melalui pernafasan diperkirakan 10 menit terpapar sampai dengan 190 mg/m3 atau sekitar 8 mg/m3 selama 240 menit akan dapat menimbulkan kematian. Gejala umum keracunan Cd adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek), batuk-batuk dan lemah. Terpapar akut oleh kadnium (Cd) menyebabkan gejala nausea (mual), muntah, diare, kram, otot, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, gangguan kardiovaskuler, empisema dan degenerasi testicular. Perkiraan dosis mematikan (lethal dose) akut adalah sekitar 500 mg/kg untuk dewasa dan efek dosis akan nampak jika terabsorbsi 0,043 mg/kg per hari (Sudarmaji,dkk.2006).
Paparan logam berat jenis kadmium menyebabkan perubahan histopatologi dan peroksidasi lipid pada organ liver dan ginjal hewan rodent. Efek lainnya yang ditimbulkan oleh logam berat kadmium adalah terjadi pengurangan berat badan roden. Paparan logam berat kadmium dapat menyebabkan retardasi (perlambatan) pertumbuhan serta menghambat pengambilan ion kalsium pada insang ikan (Rumahlatu,2012).
Keracunan akut kadmium biasanya terjadi karena menghirup debu dan asap yang mengandung cadmium dan garam kadmium yang termakan. Efek toksik dini disebabkan oleh peradangan setempat. Kadmium yang termakan akan menyebabkan mual, muntah, salivasi, diare dan kejang perut. Secara akut, kadmium lebih toksik bila dihirup. Efek toksik paparan kronis cadmium tergantung dari caranya masuk tubuh. Efek toksik dari kadmium menyebabkan kerusakan pada paru, ginjal, hati dan tulang. Ginjal terkena paparan melalui paru atau saluran cerna. Kadar cadmium 300 meg/g ginjal akan menyebabkan cedera ginjal (Endrinaldi,2009).
MSDS (Material Safety Data Sheet) Kadmium
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
Bagian 1. Identitas Bahan dan Perusahaan
Pengidentifikasi produk
No katalog 845500
Nama produk Kadmium sulfat hidrat Solarpur®
Nomor Registrasi REACH
Nomor registrasi tidak tersedia untuk
bahan ini karena bahan atau penggu naannya dibebaskan dari pendaftaran sesuai dengan Pasal 2 peraturan REAC H (EC) No 1907/2006, tonase tahunan tidak memerlukan pendaftaran atau pe ndaftaran diantisipasi untuk batas waktu pendaftaran akan datang.
Bagian 2. Identifikasi bahaya
Klasifikasi bahan atau campuran
Klasifikasi (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Toksisitas akut, Kategori 3, Oral, H301
Toksisitas akut, Kategori 2, Terhirup, H330
Mutagenitas sel germinal, Kategori 1B, H340
Karsinogenisitas, Kategori 1B, H350
Keracunan yang membiakkan, Kategori 1B, H360FD
Toksisitas sistemik organ target khusus - paparan berulang, Kategori 1, H372
Derajat keracunan akut pada mahluk air, Kategori 1, H400
Derajat keracunan kronis pada mahluk air, Kategori 1, H410
Teks pernyataan-H penuh yang disebutkan dalam Bagian ini, baca Bagian 16.
Klasifikasi (67/548/EEC atau 1999/45/EC)
Carc.Cat.2 Karsinogenik (penyebab kangker) R45
Mut.Cat.2 Berisfat mutagen (penyebab mutasi gen) R46
Repr.Cat.2 Beracun untuk sistim Reproduksi R60 - 61
T+ Sangat beracun R26
T Beracun R25
T Beracun R48/23/25
N Berbahaya untuk lingkungan R50/53
Bagian 3. Komposisi Bahan
Rumus 3 CdSO * 8 H O Cd O S * 8 H O (Hill)
No-CAS 7790-84-3
No-Indeks 048-009-00-9
No-EC 233-331-6
Massa molar 769,51 g/mol
Komponen berbahaya (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Nama kimia ( Konsentrasi )
No-CAS No-EC / Nomor No-Indeks Klasifikasi registrasi
cadmium sulphate ( >= 50 % - <= 100 % )
10124-36-4 233-331-6 / -
Karsinogenisitas,
Kategori 1B, H35
Mutagenitas sel germinal, Kategori 1B, H340
Keracunan yang membiakkan, Kategori 1B, H360FD Toksisitas akut, Kategori 2, H330 Toksisitas akut, Kategori 3, H301 Toksisitas sistemik organ target khusus - paparan berulang, Kategori 1, H372 Derajat keracunan akut pada mahluk air, Kategori 1, H400 Derajat keracunan kronis pada mahluk air, Kategori 1, H410
Komponen berbahaya (1999/45/EC)
Nama kimia ( Konsentrasi )
No-CAS No-EC No-IndeksKlasifikasi
cadmium sulphate ( >= 50 % - <= 100 % )
10124-36-4 233-331-6 –
Bagian 4. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
Kehati-hatian dalam menangani secara aman
Bekerja di ruang asam. Jangan menghirup bahan.
Taati label tindakan pencegahan. Kondisi penyimpanan yang aman, termasuk adanya inkompatibilitas. Simpan wadah tertutup rapat di tempat yang kering dan berventilasi baik. Simpan dalam tempat terkunci atau di tempat yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi atau berwenang. Suhu penyimpanan : tidak ada batasan. Penggunaan akhir khusus Selain penggunaan yang disebutkan dalam bagian 1.2, tidak ada penggunaan spesifik lain yang diantisipasi.
Bagian 5. Pengendalian pemajanan dan perlindungan diri
Parameter pengendalian
cadmium sulphate ( 10124 - 36 - 4 )
ID OEL Nilai Ambang Batas (NAB) 0,01 mg/m³ Bentuk eksposur: partikel inhalabel Diekspresikan sebagai: sebagai Cd
Nilai Ambang Batas (NAB) 0,002 mg/m Bentuk eksposur: partikel respirabel
Diekspresikan sebagai: sebagai Cd
Pengendalian pendedahan
Tindakan rekayasa untuk mengurangi pajanan (paparan)
Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan prioritas dalam penggunaan alat pelindung diri.
Tindakan perlindungan individual
Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja, tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani. Daya tahan pakaian pelindung kimia harus dipastikan dari masing-masing suplier.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit. Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
Perlindungan mata/wajah
Kacamata-pengaman
Pelindung tangan
Sarung tangan pelindung yang digunakan harus mengikuti spesifikasi pada EC directive 89/686/EEC dan standar gabungan d EN374, untuk
contoh KCL 741 Dermatril® L (kontak penuh), KCL 741 Dermatril® L (kontak percikan). Waktu terobosan yang disebutkan diatas ditentukan oleh KCL dalam uji laboratorium berdasarkan EN374 dengan sampel tipe sarung tangan yang dianjurkan. Rekomendasi ini berlaku hanya untuk produk yang disebutkan dalam lembar data keselamatan dan disuplai oleh kami sesuai tujuan yang kami maksud. Ketika dilarutkan dalam atau dicampur dengan bahan lain dan dalam kondisi yang menyimpang dari yang disebutkan dalam EN374 silahkan hubungi suplier sarung tangan CE-resmi (misalnya KCL GmbH, D-36124 Eichenzell, Internet: www.kcl.de).
Bagian 6. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
Informasi tentang sifat fisik dan kimia
Bentuk padat
Warna keputih-putihan
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak tersedia
pH 3,0 - 6,0 pada 50 g/l 20 °C
Titik lebur 41,5 °C
Titik didih/rentang didih (penguraian)
Titik nyala tidak menyala
Laju Penguapan Tidak tersedia
Sifat mudah-menyala (padatan, gas) Produk ini tidak mudah-menyala.
Batas ledakan bawah tidak berlaku
Batas ledakan atas tidak berlaku
Tekanan uap Tidak tersedia
Berat jenis uap relatif Tidak tersedia
Berat jenis relative 3,10 g/cm³ pada 20 °C
Kelarutan dalam air 1.130 g/l pada 20 °C
Koefisien partisi (n-oktanol/air) Tidak tersedia
Suhu swa-sulut/suhu penyulutan otomatis -
Suhu penguraian > 80 °C
Viskositas, dinamis Tidak tersedia
Sifat peledak Tidak tersedia
Sifat oksidator Tidak tersedia
Bagian 7. Informasi Toksikologi
Informasi tentang efek toksikologis
Toksisitas oral akut
LD50 tikus: 280 mg/kg (senyawa anhydrat) (RTECS) Tanda- tanda: Iritasi pada membran mukosa mulut, pharink, oeseophagus dan saluran
gastrointestinal., nyeri lambung, Mual, Muntah penyerapan
Toksisitas inhalasi akut
Tanda-tanda: Batuk, Napas tersengal, Setelah masa laten :, Edema paru. Perkiraan toksisitas akut: 0,06 mg/l; debu/kabut Metode kalkulasi
penyerapan
Toksisitas kulit akut
Penyerapan
Genotoksisitas dalam tabung percobaan
Mutagenisitas (uji sel mammal) : aberasi kromosom.
Hasil: positif
(Lit.)
Mutagenisitas (uji sel mammal).
Hasil: positif
(Lit.)
Efek CMR
Karsinogenisitas: Dapat menyebabkan kanker.
Sifat mutagenik: Dapat menyebabkan kerusakan genetis.
Teratogenisitas: Dapat membahayakan bayi belum lahir.
Toksisitas bagi reproduksi: Dapat merusak kesuburan.
Toksisitas sistemik organ target khusus - paparan tunggal
Bahan atau campuran ini tidak diklasifikasikan sebagai toksikan dengan organ target khusus, paparan tunggal.
Toksisitas sistemik organ target khusus - paparan berulang
Menyebabkan kerusakan organ-organ melalui eksposur yang lama atau berulang-ulang.
Bahaya penghirupan
Kriteria klasifikasi tidak terpenuhi menurut data yang tersedia.
Timbal
Identifikasi Timbal
Baterai jenis asam timbal tersusun atas timbal dioksida sebagai katoda, sepon logam timbal sebagai anoda dan asam sulfat sebagai elektrolitnya. Setiap sel memiliki tegangan sebesar 2 Volt. Keuntungan penggunaan baterai jenis asam timbal diantaranya adalah kuat, murah, handal, toleran terhadap kelebihan pengisian, impedansi internal yang rendah, dan banyaknya perusahaan pembuat baterai jenis ini di berbagai belahan dunia. Sedangkan kekurangan dari baterai jenis SLI ini diantaranya adalah sangat berat, memiliki efisiensi energi yang rendah (sekitar 70%), berbahaya jika kelebihan panas pada saat pengisian, memiliki waktu siklus yang rendah (300-500 siklus), dan materialnya berbahaya bagi lingkungan.
Timbal adalah sebuah unsur yang biasanya ditemukan di dalam batu - batuan, tanah, tumbuhan dan hewan. Timbal 95% bersifat anorganik dan pada umumnya dalam bentuk garam anorganik yang umumnya kurang larut dalam air. Selebihnya berbentuk timbal organik. Timbal organik ditemukan dalam bentuk senyawa Tetra Ethyl Lead (TEL) dan Tetra Methyl Lead (TML). Waktu keberadaan timbal dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti arus angin dan curah hujan. Timbal tidak mengalami penguapan namun dapat ditemukan di udara sebagai partikel. Karena timbal merupakan sebuah unsur maka tidak mengalami degradasi (penguraian) dan tidak dapat dihancurkan (Julhim, 2013 ).
Timah hitam (Pb) tergolong kedalam logam berat, yang dalam sistem periodik unsur ini terletak pada unsur golongan IV A, dan periode ke 6. Di alam Pb terdapat dalam bentuk senyawa sulfat (PbSO4), karbonat (PbCO3) dan sulfida (PbS). Biji Pb yang utama adalah galena yang mengandung PbS. Pb dapat diperoleh dengan memanaskan PbS pada suhu tinggi, kemudian PbO yang terbentuk direduksi dengan karbon, untuk memurnikannya dari logam lain, maka dilakukan elektrolisa sehingga menghasilkan Pb.Penggunaan Pb dalam industri kimia cukup luas antara lain, dalam industri baterai, industri keramik, industri cat (Suksmerri,2008).
Paparan Timbal bagi Para Pekerja
Paparan timbal terjadi pada pekerja dalam peleburan timbal dan industri pemurnian, peleburan kuningan/perunggu, produk karet dan industri plastik, solder, pengelasan dan pemotongan baja, pabrik baterai, industri manufaktur senyawa timbal dan industri lain yang membutuhkan api solder timah. Timbal di dalam tubuh manusia pada dasarnya dapat menghambat aktifitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb) dan sebagian kecil diekskresikan lewat urine dan feces karena sebagian terikat oleh protein sedangkan sebagian lagi terakumulasi oleh tubuh di dalam beberapa organ. Pada manusia timbal diserap sekitar 20-50% dari proses inhalasi, dan 5-15% dari proses menelan (Ayu,dkk.2015).
Pemaparan timbal pada pekerja wanita yang khususnya harus diperhatikan adalah pekerja wanita dapat terkena anemia dan dapat meningkatkan risiko reproduksi terutama bagi pekerja wanita yang berencana akan memiliki anak. Masalah reproduksi lainnya pada pekerja yang terpapar timbal dalam waktu yang lama akan mengalami penurunan gairah seksual. Walaupun dalam hal ini laki-laki lebih dominan untuk mengalami penurunan gairah seksual (Najmi dan Iting, 2013).
Faktor yang berpengaruh terhadap paparan timbal pada pekerja yang diteliti adalah jenis pekerjaan, masa kerja dan lama kerja perhari seseorang dalam proses pengecoran logam. Semua faktor tersebut berada di lingkungan kerja, tanpa melihat faktor lain di luar lingkungan kerja yang juga berpengaruh misalnya di lingkungan tempat tinggal seperti kontaminasi pada air dan bahan makanan yang dikonsumsi oleh pekerja, dimana sebagian besar sampel masih mengkonsumsi air dan bahan makanan hasil bumi yang dihasilkan di Ceper. Faktor lain yang juga dapat menjadi faktor yang berpengaruh terhadap paparan timbal pada pekerja adalah kebiasaan merokok. Faktor kebiasaan merokok dapat menjadi faktor pemicu tingginya kadar timbal dalam darah dengan salah satu komponen rokok adalah timbal (Ayu,dkk.2015).
Paparan Pb merupakan ancaman yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena bersifat toksik terhadap manusia baik yang berasal akibat tidak sengaja mengkonsumsi lewat makanan atau minuman, saluran pernafasan, maupun lewat kulit. Masa kerja suatu pekerja di industri paparan timbal (Pb) dalam darah pekerja karena sifat akumulatif timbal (Pb) sehingga semakin lama masa kerja seseorang maka kadar timbal dalam darah mereka semakin besar (Ayu Pusparin,dkk.2016).
MSDS (Material Safety Data Sheet) Timbal
LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN
Menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006
Bagian 1. Identitas Bahan dan Perusahaan
No katalog 109969
Nama produk
Lead standard 1000 mg Pb 1000 mg Pb, (Pb(NO ) in H O) Titrisol®
Nomor Registrasi REACH
Produk ini adalah suatu preparasi.
Nomor Registrasi REACH lihat bab 3
Bagian 2. Identifikasi bahaya
Klasifikasi bahan atau campuran
(PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Iritasi mata, Kategori 2, H319
Toksisitas terhadap reproduksi, Kategori 1A, H360D
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan berulang, Kategori 2, Darah, Sistem saraf pusat, Sistem imun, Ginjal, H373
Toksisitas akuatik kronis, Kategori 2, H411
Bagian 3. Komposisi Bahan
Sifat kimiawi Larutan senyawa anorganik dalam air
Bahan
Tidak berlaku
Campuran
Komponen berbahaya (PERATURAN (EC) No 1272/2008)
Nama kimia (Konsentrasi )
No-CAS Nomor registrasi Klasifikasi
Lead(II) nitrate (>= 1 % - < 2,5 % )
Zat oksidasi, Kategori 2, H272
Toksisitas akut, Kategori 4, H302
Toksisitas akut, Kategori 4, H332
Kerusakan mata serius, Kategori 1, H318
Toksisitas terhadap reproduksi, Kategori 1A, H360Df
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan berulang, Kategori 2, H373
Toksisitas akuatik akut, Kategori 1, H400
Toksisitas akuatik kronis, Kategori 1, H410
Komponen berbahaya (1999/45/EC)
Nama kimia (Konsentrasi)
No-CAS Klasifikasi
Lead(II) nitrate (>= 1 % - < 2,5 % )
10099-74-8 Repr.Cat.1; R61
Repr.Cat.3; R62
Xn, Berbahaya; R20/22 R33
N, Berbahaya untuk lingkungan; R50/53
Xi, Iritan; R41
Bagian 4. Penyimpanan dan Penanganan Bahan
Langkah-langkah pencegahan untuk penanganan yang aman
Kenakan pakaian pelindung. Jangan menghirup zat/campuran.
Hindari terbentuknya uap/aerosol.
Tindakan higienis
Segera ganti pakaian yang terkontaminasi. Gunakan krim pelindung kulit. Cuci tangan dan muka setelah bekerja dengan bahan tersebut.
Kondisi penyimpanan
Tertutup sangat rapat. Simpan ditempat yang berventilasi baik.
Simpan dalam tempat terkunci atau di tempat yang hanya bias. Dimasuki oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi atas berwenang. Suhu penyimpanan yang direkomendasikan, lihat label produk.
Bagian 5. Pengendalian pemajanan dan perlindungan diri
Parameter pengendalian
Lead(II) nitrate (10099-74-8)
ID OEL Nilai Ambang Batas 0,05 mg/m Diekspresikan sebagai:
(NAB) sebagai Pb
Pengendalian pendedahan
Pengendalian teknik yang sesuai. Langkah-langkah teknis dan operasi kerja yang sesuai harus diberikan prioritas dalam penggunaan alat pelindung diri.
Tindakan perlindungan individual
Pakaian pelindung harus dipilih secara spesifik untuk tempat bekerja, tergantung konsentrasi dan jumlah bahan berbahaya yang ditangani.
Daya tahan pakaian pelindung kimia
harus dipastikan dari masing-masing supplier.
Perlindungan mata/wajah
Kacamata-pengaman
Perlindungan tangan kontak penuh:
Bahan sarung tangan: Karet nitril Tebal sarung tangan: 0,11 mm Waktu terobosan: > 480 min
kontak percikan: Bahan sarung tangan: Karet nitril Tebal sarung tangan: 0,11 mm Waktu terobosan: > 480 min
Bagian 6. Sifat-sifat Fisika dan Kimia
Informasi tentang sifat fisik dan kimia
Bentuk cair
Warna tidak berwarna
Bau Tak berbau
Ambang Bau Tidak berlaku
pH kira-kira 3,8 pada 20 °C Titik lebur Tidak tersedia informasi.
Titik didih Tidak tersedia informasi. Titik nyala Tidak tersedia informasi.
Laju penguapan Tidak tersedia informasi.
Flamabilitas (padatan, gas) Tidak tersedia informasi.
Terendah batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tertinggi batas ledakan Tidak tersedia informasi.
Tekanan uap Tidak tersedia informasi.
Kerapatan (densitas) uap relatif Tidak tersedia informasi.
Densitas 1,03 g/cm³ pada 20 °C
Kerapatan (den-sitas) relatif Tidak tersedia informasi
Kelarutan dalam air pada 20 °C larut Koefisien partisi (n-oktanol/air) Tidak tersedia informasi.
Suhu dapat membakar sendiri Tidak tersedia informasi (auto-ignition temperature)
Suhu penguraian Tidak tersedia informasi.
Viskositas, dinamis Tidak tersedia informasi.
Sifat peledak Tidak diklasifikasikan sebagai mudah meledak.
Sifat oksidator tidak ada
Bagian 7. Informasi Toksikologi
Informasi tentang efek toksikologis Campuran
Toksisitas oral akut
Perkiraan toksisitas akut: > 2.000 mg/kg Metode kalkulasi
Toksisitas inhalasi akut
Perkiraan toksisitas akut: > 5 mg/l; 4 h ; debu/kabut
Metode kalkulasi
Tanda-tanda: Kerusakan yang mungkin :, iritasi mukosa penyerapan
Toksisitas kulit akut
Informasi ini tidak tersedia
Iritasi kulit
Informasi ini tidak tersedia
Iritasi mata
Campuran menyebabkan gangguan mata berat
Sensitisasi
Informasi ini tidak tersedia
Mutagenisitas pada sel nutfah
Informasi ini tidak tersedia
Karsinogenisitas
Informasi ini tidak tersedia
Toksisitas terhadap Reproduksi
Informasi ini tidak tersedia
Teratogenisitas
Informasi ini tidak tersedia
Efek CMR
Teratogenisitas: Dapat membahayakan janin. Terbukti positif dari studi epidemiologi manus ia.
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan tunggal
Informasi ini tidak tersedia
Toksisitas pada organ sasaran spesifik - paparan berulang
Campuran dapat menyebabkan kerusakan organ-organ melalui eksposur yang lama atau berulang-ulang.
Bahaya aspirasi
Informasi ini tidak tersedia.
Ventilasi
Ventilasi Lokal
Cara kerja ventilasi buangan keluar local adalah penangkap kontaminan dari jalur pajanan dan membunganya ke penampungan atau ke luar tempat kerja untuk mencegah pekerja menghirup udara yang telah terkontaminasi. Sistem ventilasi ini dapat digunakan untuk kontaminan yang mempunyai toksisitas tinggi dan dalam jumlah besar karena sistem ventilasi ini akan sesegera mungkin menangkap kontaminan ketika keluar dari sumber (Saptari, 2011).
Ventilasi Umum
Sistem ventilasi ini berfungsi untuk menjaga udara di tempat kerja agar tetap nyaman cara mensuplai udara segar ke tempat kerja dan membuang udara kotor dari tempat kerja. Ventilasi umum dapat memindakan panas dan udara yang terkontaminasi dengan cara mengencerkan udara yang terkontaminasi dengan suplai udara segar sebelum dihirup oleh pekerja. General ventilation dapat dibagi menjadi dua yaitu dengan cara alamiah dan mekanis. Sumber udara ventilasi dengan cara alamiah berasar dari hembusan angina di sekitar lingkungan tempat kerja sedangkan ventilasi dengan cara mekanis menggunakan sistem engineering untuk menggerakan udara (Saptari, 2011).
BAB IV
PENUTUP
Kesimpul
Baterai merupakan salah satu sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, baterai merupakan salah satu limbah yang berbahaya bagi kehidupan, sehingga buangan limbahnya termasuk dalam limbah B3. Baterai yang dibuang sembarangan akan mencemari air tanah dan membahayakan mahluk hidup, karena kandungan baterai, seperti merkuri, mangan, timbal, kadmium, nikel, dan lithium
Secara umum, definisi ventilasi adalah sirkulasi udara atau pengerakan udara. Ventilasi di tempat kerja dibagi menjadi dua ventilasi yaitu ventilasi lokal dan ventilasi umum.
Saran
Pada industri baterai perlunya diperhatikan bahan baku penggunaan dalam pekerja bagian produksi agar tidak mengakibatkan gangguan kesehatan dan perlunya ada pelindung diri bagi para pekrja pada saat berinteraksi dengan bahan – bahan kimia yang bersifat berbahaya.
Pembungan baterai harus diperhatikan karena baterai merupakan salah satu limbah yang berbahaya bagi kehidupan, sehingga buangan limbahnya termasuk dalam limbah B3. Baterai yang dibuang sembarangan akan mencemari air tanah dan membahayakan mahluk hidup, karena kandungan baterai, seperti merkuri, mangan, timbal, kadmium, nikel, dan lithium.
Pada sebuah industri sangat diperlukan ventilasi agar mengurangi kontaminan yang ada di udara dan mencegah terjadinya pajanan yang bersifat mengganggu kesehatan pekerja
Perlunya memantau mengenai sistem ventilasi yang digunakan dengan melakukan pengukuran daya hisap atau laju udara.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Minarti,dkk. 2015. Hubungan Paparan Timbal dengan Kejadian Gangguan Fungsi Hati Pada Pekerja Pengecoran Logam di CV. Sinar Baja Cemerlang Desa Bakalan, Ceper Kabupaten Klaten. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 14 No. 1 / April 2015
Ayu Pusparini,dkk. 2016. Hubungan Masa Kerja Dan Lama Kerja Dengan Kadar Timbal (Pb) Dalam Darah Pada Bagian Pengecatan, Industri Karoseri Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) . Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
Bayuseno,dkk. 2016. Daur Ulang Timbal (Pb) Dari Aki Bekas Dengan Menggunakan Metode Redoks . Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Kampus Undip Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
Chanif,dkk. 2014. Analisa Pengaruh Penambahan Kapasitor Terhadap Proses Pengisian Baterai Wahana Bawah Laut. Jurnal Teknik Pomits Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539
Colbert Pandiangan,dkk. 2013. Analisis Perancangan Sistem Ventilasi Dalam Meningkatkan Kenyamanan Termal Pekerja Di Ruangan Formulasi PT XYZ. e-Jurnal Teknik Industri FT USU Vol. 1., No. 1., Januari 2013 pp. 1-6
Devinta dan Aunurohim, 2013. Bioakumulasi Logam Berat Kadmium (Cd) oleh Chaetoceros calcitrans pada Konsentrasi Sublethal. Jurnal Sains Dan Seni Pomits Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520
Effendi,dkk. 2012. Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan Logam Berat. Direktorat Bina Kesehatan Kerja Dan Olahraga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2012
Endrinaldi, 2009. Logam-Logam berat pencemar lingkungan Dan efek terhadap manusia. Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2009 - Maret 2010, Vol. 4, No. 1
Julhim S. Tangio, 2013. Adsorpsi Logam Timbal (Pb) Dengan Menggunakan Biomassa Enceng Gondok (Eichhorniacrassipes). Jurnal Entropi, Volume Viii, Nomor 1, Februari 2013 Inovasi Penelitian, Pendidikan dan Pembelajaran Sains
Muhammad Arief, 2012. Lokal Exhaust Ventilation/Ventilasi Pengeluaran Setempat. Dosen, FKM Peminatan Keselamatan & Kesehatan Kerja Univ Esa Unggul
Najmi dan Iting, 2013. Kadar Timbal Darah Dan Keluhan Kesehatan Pada Operator Wanita SPBU. Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 4 No.1 ,April 2013 : 41-49
Peraturan (UE) No. 1907/2006. Lembaran Data Keselamatan Bahan. Tanggal Revisi 19.12.2011, Versi 2.0
Peraturan (UE) No. 1907/2006. Lembaran Data Keselamatan Bahan. Revisi tanggal 20.07.2015. Versi 4.2
Prawira, 2011. Perbaikan Ventilasi Alami Pada Pemukiman Padat Penduduk Bentuk Dari Eko-Arsitektur. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3. Palembang, 26-27 Oktober 2011. ISBN : 979-587-395-4
Purwaningsih dan Hari, 2012. Pengembangan Material LI1+XMN2-XO4
Untuk Aplikasi Elektroda Positif Baterai Litium. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012
Putri, 2008. Efek Pajanan Timbal terhadap Infertilitas Pria. JKM. Vol.8 No.1 Juli 2008: 87 – 93
Rumahlatu,dkk. 2012. Kadmium dan Efeknya terhadap Ekspresi Protein Metallothionein pada Deadema setosum (Echinoidea; Echinodermata). Jurnal Penelitian Perikanan 1(1) (2012) 26-35, online at www.jpp.ub.ac.id . ISSN : 2337-621X
Salina,dkk. 2014. Baterai Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Mikroalga. Laporan Kemajuan Program Kreativitas Mahasiswa. Institut Pertanian Bogor
Suksmerri, 2008. Dampak Pencemaran Logam Timah Hitam (Pb) Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2)
Sudarmaji,dkk. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No. 2, Januari 2006
Wayan Redhana, 2013. Identifikasi Bahan Kimia Berbahaya Yang Digunakan Dalam Praktikum Kimia Sma. Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013. Universitas Pendidikan Ganesha