BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang kita ketahui anemia merupakan penyakit kurang darah yang
ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal (Soebroto, 2010). Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di Negara berkembang (e!eloping "ountries) dan pada kelompok kelompok sosio#ekono sosio#ekonomi mi rendah rendah (epartemen (epartemen $i%i dan &esehatan &esehatan 'asyarakat, 'asyarakat, 200). i ndonesia, anemia gi%i masih merupakan salah satu masalah kesehatan di sampin samping g masalah masalah#mas #masala alah h gi%i gi%i yang yang lainny lainnya, a, yaitu* yaitu* kurang kurang kalori kalori protein protein,, de+isiensi !itamin A, dan gondok endemik (Arisman, 200). Anemia pada -anita masa ni+as (pas"a persalinan) juga umum terjadi, sekitar 10 dan 22 terjadi pada -anita post partum dari keluarga miskin (epartemen $i%i dan &esehatan 'asyarakat, 'asyarakat, 200). Anemia Anemia gi%i disebabkan disebabkan oleh de+isiensi %at besi, asam +olat, dan / atau !itamin !itamin 12, 12, yang yang kesemu kesemuany anyaa beraka berakarr pada pada asupan asupan yang tidak tidak adekuat, ketersediaan hayati rendah (buruk), dan ke"a"ingan yang masih tinggi (Arisman, 200). enyeb enyebab ab anemia anemia gi%i gi%i besi, besi, selain selain karena karena adanya adanya pantan pantangan gan terhad terhadap ap maka makana nan n
he-a he-ani ni +akt +aktor or ekon ekonom omii
meru merupa paka kan n
peny penyeb ebab ab pola pola kons konsum umsi si
masyar masyaraka akatt kurang kurang baik, baik, tidak tidak semua semua masyarak masyarakat at dapat dapat mengko mengkonsu nsumsi msi lauk lauk he-ani dalam sekali makan. adahal pangan he-ani merupakan sumber %at besi yang tinggi absorbsinya (aryana, 2010). Sebagian besar anemia di ndonesia selama ini dinyatakan sebagai akibat kekura kekuranga ngan n besi besi dan perhat perhatian ian yang yang kurang kurang terdap terdapat at ibu hamil hamil merupa merupakan kan perdisposis anemia di!isiensi di ndonesia (Sai+uddin, 2003 * 21). 21). erdasarkan erdasarkan data 4ekam 'edik 4S5 ro+. 'argono 'argono Soekarjo diperoleh data mengenai jumlah kasus anemia pada tahun 200 sebanyak 13 kasus, 2006 sebanyak 720 kasus, 2010 sebanyak 877 kasus dan 2011 sebanyak 93 kasus. 5ntuk tahun 2012 sejak bulan :anuari sampai dengan 'ei sebanyak 172 kasus.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1
;ujuan 5m 5mum
'endapat pengatahuan dan perjalanan penyakit tentang gangguan system kardi!askuler pada pasien dengan anemia di ruang
1.7.1
'an+aat agi enulis 'endapatkan pengalaman dan dapat menerapkan Asuhan &epera-atan
yang tepat pada pasien anemia. 1.7.2 'an+aat agi nstitusi apat dijadikan sebagai a"uan ataupun re+erensi dalam pembelajaaran di kampus.
BAB 2 TINJAUAN PUTA!A
2.1 !"NEP MEDI 2.1.1 Definisi Ane#ia
Aniemia dide+inisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin (Hb), hemato"rit atau hitung eritrosit (red "ell "ount) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah. ;etapi harus di ingat pada keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. =leh karena itu dalam diagnosis anemia tidak "ukup hanya sampai kepada label anemia tetapi harus dapat ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut.(Sudoyo Arul) &riteria anemia menurut H= (dikutip dari Ho++brand A>, et al.2001) &elompok ?aki#laki de-asa anita de-asa tidak hamil anita hamil
&riteria Anemia (Hb) @17 g/dl @12 g/dl @11 g/dl
2.1.2 Eti$l$gi
Anemia bukanlah suatu kesatuan tersendiri (disease entity), tetapi merupakan gejala berbagai ma"am penyakit dasar (underlying disease). Ada beberapa jenis anemia sesuai dengan penyebabnya * 1. Anemia as"a endarahan ;erjadi sebagai akibat perdarahan yang massi+ seperti ke"elakaan, operasi dan persalinan dengan perdarahan atau yang menahun seperti pada penyakit 2.
"a"ingan. Anemia e+isiensi ;erjadi karena kekurangan bahan baku pembuat sel darah.
7. Anemia Hemolitik ;erjadi penghan"uran (hemolisis) eritrosit yang berlebihan karena * 1) a"tor ntrasel 'isalnya talasemia, hemoglobinopati (talasemia HbB, si"kle "ell anemia), s+erositas, de+isiensi en%im eritrosit ($ C 3, piru!atkinase, alutation reduktase).
2) a"tor Bkstrasel &arena
intoksikasi,
(inkompatibilitas
in+eksi
golongan
darah,
(malaria), reaksi
imunologis
hemolitik
pada
trans+use darah). 9.
Anemia Aplastik isebabkan terhentinya pembuatan sel darah sum sum tulang (kerusakan sumsum tulang).
2.1.3 Manifestasi !linis
&arena system organ dapat terkena, maka pada anemia dapat menimbulkan mani+estasi klinis yang luas tergantung pada ke"epatan timbulnya anemia, usia, mekanisme kompensasi, tingakat akti!itasnya, keadaan penyakit yang mendasarinya dan beratnya anemia. Se"ara umum gejala anemia adalah * 1.
Hb menurun (@10g/d?), thrombosis/trombositopenia, pansitopenia
2.
enurunan , kelemahan
7.
;akikardi, ; menurun, penurunan kapiler lambat, ekstremitas dingin, palpitasi, kulit pu"at.
9.
'udah lelah, sering istirahat, na+as pendek, proses menghisap yang buruk (bayi).
8.
Sakit kepala, pusing, kunang C kunang, peka rangsang.
2.1.% Pe#eriksaan &enunjangan
1. emeriksaan laboratorium a. ;es penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap a-al pada setiap kasus anemia. engan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia tersebut. emeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen# komponen berikut ini* kadar hemoglobin, indeks eritrosit, ('<>, '<>, an '
sumsum tulang*
pemeriksaan
ini
in+ormasi mengenai keadaan system hematopoiesis.
memberikan
d. emeriksaan
atas
indikasi
khusus*
pemeriksaan
ini
untuk
mengom+irmasi dugaan diagnosis a-al yang memiliki komponen berikut ini * 1) Anemia de+isiensi besi* serum iron, ;<, saturasi trans+errin, dan +erritin serum. 2) Anemia megaloblastik* asam +olat darah/ertrosit, !itamin 12. 7) Anemia hemolitik* hitung retikulosit, tes "oombs, dan elektro+oresis Hb. 9) Anemia
pada
leukeumia
akut
biasanya
dilakukan
pemeriksaan sitokimia. 2. emeriksaan
laboratorium
nonhematolois*
+aal
ginjal,
+aal
endokrin, asam urat, +aal hati, biakan kuman. 7. 4adiologi * torak, bone sur!ey, 5S$, atau lin+angiogra+i 9. emeriksaan sitogenetik 8. emeriksaan biologi molekuler (<4 D polymerase "hain ra"tion, SH D +luores"en"e in situ hybridi%ation) 2.1.' Penatalaksanaan
enatalaksanaan anemia ditunjukan untuk men"ari penyebab dan mengganti darah yang hilang. enatalaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya, yaitu * 1. Anemia aplastik sumsum tulang dan terapi immunosupresi+ dengan antithimo"yte globin (A;$) yang diperlukan melalui jalur sentral selama #10 hari. rognosis buruk jika transplantasi sumsum tulang tidak berhasil. ila diperlukan dapat diberikan trans+use 4< rendah leukosit dan platelet. 2. Anemia pada penyakit ginjal ada pasien dialysis harus ditangani denngan pemberian besi dan asam
+olat.
&alau
tersedia,
rekombinan. 7. Anemia pada penyakit kronis
dapat
diberikan
eritropoetin
&ebanyakan
pasien
tidak
menunjukan
gejala
dan
tidak
memerlukan penanganan untuk anemianya. engan menangani kelainan yang mendasariya, maka anemia akan terobati dengan sendirinya. 9. Anemia pada de+isiensi besi dan asam +olat engan pemberian makanan yang adekuat. ada de+isiensi besi diberika sul+as +erosus 7E10 mg/hari. ;rans+usi darah darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 8 gr . 8. Anemia megaloblastik a. e+isiensi !itamin 12 ditangani dengan pemberian !itamin 12, bila di+isiensi disebabkan oleh de+ek absorbsi atau tidak tersedianya +a"tor intrinsi" dapat diberikan !itamin 12 dengan injeksi '. b. 5ntuk men"egah kekambuhan anemia, terapi !itamin 12 harus diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi. ". ada aemia de+isiensi asam +olat diberikan asam +olat 7E8 mg/hari. d. Anemia de+isiensi asam +olat pada pasien dengan gangguan absorbs, penanganannya dengan diet dan penambahan asam +olat 1 mg/hari se"ara '. 3. Anemia pas"a perdarahan engan memberikan trans+usi darah dan plasma. alam keadaan darurat diberikan "airan intra!ena dengan "airan in+us apa saja yang tersedia. . Anemia hemolitik engan penberian trans+usi darah menggantikan darah yang hemolisis. 2.1.( #asala) *ang la+i# #un,ul
1. ketidake+ekti+an pola na+as b.d sindrom hipo!entilasi, penurunan trans+er oksigen keparu.
2. &etidake+ekti+an per+usi jaringan per+usi jaringan peri+er b.d penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang. 7. &etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yag kurang, anoreksia. 9. Nyeri akut b.d perubahan +rekuensi jantung 8. i+isit pera-atan diri b.d kelemahan +isik 3. 4esiko in+eksi b.d penurunan hemoglobin . ntoleransi akti!itas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, proses metabolism yang terganggu 2.1.- is,)arge &lanning
1. 'enjalani diet dengan gi%i seimbang 2. Asupan %at besi yang terlalu berlibihan bisa membahayakan yang menyebebkan sirisis, kardiomiopati, diabetes, dan kangker jenis tertentu. Suplemen %at besi hanya boleh dikonsumsi atas anjuran dokter. 7. 'akan#makanan yang tinggi asam +olat dan !itamin 12, seperti ikan, produk susu, daging, ka"ang#ka"angan, sayuran ber-arna hijau tua, jeruk, dan biji#bijian. 9. atasi minum al"ohol dan pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen asam +olat untuk men"egah terjadinya anemia de+isiesi asam +olat. 8. astikan
untuk
menggunakan
sepatu
atau
sandal
untuk
menghindari resiko ke"a"ingan. 3. Hindari pemeparan berlebihan terhadap minyak, insektisida, %at kimia da %at toksik lainnya karena juga dapat menyebabkan anemia. . &onsultasi kembali jika gejala anemia menetap dan untuk mengetahui +a"tor penyebab. . Ajarkan kepada orang tua tentang "ara#"ara melinndugi anak dari in+eksi. 6. &enali tanda#tanda komplikasi
2.1./ Pat$fisi$l$gi
;imbulnya anemia men"erminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah se"ara berlebihan atau keduanya. &egagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, in!asi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi), hal ini dapat akibat de+ek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyababkan destruksi sel darah merah. ?isis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel +agositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan lim+a. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera dire+leksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal, F 1 mg/dl, kadar diatas 1.8 mg/dl mengakibatkan ikterik pada s"lera). Apabila sel darah merah mengalami penghan"uran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan mun"ul
dalam
plasma
(hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi
plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdi+usi dalam glomerulus ginjal kedalam urin (hemoglobinuria). Anemia de+isiensi %at besi dapat juga terjadi karena kehilangan banyak darah yang kronik. ada bayi hal ini terjadi karena perdarahan usus kronik yang disebabkan oleh protein dalam susu sapi yang tidak tahan panas. ada anak sembarang umur kehilangan darah sebanyak 1 C ml dari saluran "erna setiap hari dapat menyebabkan anemia de+isiensi %at besi. ada remaja puteri anemia de+isiensi %at besi juga dapat terjadi karena menstruasi. Aplasia yang hanya mengenai system eritropoetik disebut eritroblastopenia
(anemia
hipoplastik)
yang
mengenai
system
trombopoetik disebut agranulositosis (penyakit S"hult%), dan yang mengenai
system
trombopoetik
disebut
amegakariositik
trombositopenik purpura (A;). ila mengenai ketiga system disebut panmieloptisis atau la%imnya disebut anemia aplastik. &ekurangan
asam
+olat
akan
mengakibatkan
anemia
megaloblastik. Asam +olat merupakan bahan esensial untuk sintesis NA dan 4NA, yang paling penting sekali untuk metabolisme inti sel dan pematangan sel.
2.2 !"NEP !EPE0AATAN 2.2.1
PEN!AJIAN
1.
iodata
* isa terjadi pada semua anak
2.
&eluhan utama
* ?emah badan, pusing anak re-el
3.
4i-ayat penyakit sekarang Adanya lemah badan yang diderita dalam -aktu lama, terasa lemah setelah akti!itas, adanya pendarahan, pusing, jantung berdebar, demam, na+su makan menurun, kadang#kadang sesak na+as, penglihatan kabur dan telinga berdengung.
4.
4i-ayat penyakit keluarga Ada anggota keluarga yang menderita hematologis.
5.
4i-ayat penyakit dahulu a. b.
Antenatal
* enggunaan sinar#G yang berlebihan
Natal
* =bat#obat
c. ostnatal 6.
* endarahan, gangguan sistem pen"ernaan
A"ti!ity daily li+e a. b.
Nutrisi
* na+su makan menurun, badan lemah
A"ti!ity
* :antung berdebar, lemah badan, sesak na+as, penglihatan
kabur c. ;idur d. 7.
Bliminasi
* &ebutuhan istirahat dan tidur berkurang banyak * &adang#kadang terjadi konstipasi
emeriksaan a. emeriksaan umum
&eadaan umum lemah, terjadi penurunan tekanan sistol dan diastole, perna+asan takipnea, dipsnea, suhu normal, penurunan berat badan. b. emeriksaan +isik
- &epala
* 4ambut kering, menipis, mudah putus, -ajah pu"at, konjungti!a pu"at, penglihatan kabur, pu"at pada bibir, terjadi perdarahan pada gusi, telinga berdengung
- ?eher
* :> melemah
- ;horaE
* Sesak na+as, jantung berdebar#debar, bunyi jantung murmur sistolik
- Abdomen * Sistem abdomen, perdarahan saluran "erna, hepatomegali dan kadang#kadang splenomegali
- BEtrimitas * u"at, kaku mudah patah, telapak tangan basah dan hangat ". emeriksaan penunjang
-
emeriksaan darah lengkap
-
emeriksaan +ungsi sumsum tulang
2.2.2
DIAN"A !EPE0AATAN
1. erubahan per+usi jaringan b/d perubahan komponen seluler yang diperlukan untuk mengirim oksigen atau nutrien ke sel 2.
ntoleransi
akti!itas
b/d ketidakseimbangan
antara
pengirim dengan
kebutuhan oksigen 7. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidakmampuan untuk men"erna makan atau absorbsi nutrisi yang diperlukan 9. 4esiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d perubahan sirkulasi dan neurologis gangguan mobilitas. 8. 4esiko tinggi terjadi b/d perubahan sekunder tidak adekuat (menurunnya Hb)
2.2.3
0ENANA !EPE0AATAN
1. E * erubahan per+usi jaringan b/d perubahan komponen#komponen seluler yang diperlukan untuk mengirim oksigen atau nutrien ke sel ;ujuan * er+usi jaringan adekuat &riteria hasil * # ;anda !ital
# 'embran mukosa merah # Akral hangat nter!ensi
-
A-asi ;;>, kaji -arna kulit atau membran mukosa dasar kulit 4/ 'emberikan in+ormasi tentang denyut per+usi jaringan dan membantu menentukan inter!ensi selanjutnya.
-
Atur posisi lebih tinggi 4/ 'eningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi
-
=bser!asi perna+asan 4/ ispnea menunjukkan gejala gagal jantung ringan
-
&aji untuk respon !erbal melambatkan mudah terangsang gangguan memori 4/ 'engindikasikan de+inisi dan kebutuhan pengobatan
-
&olaborasi dalam pemberian trans+usi 4/ 'eningkatkan jumlah sel pemba-a oksigen, memperbaiki de+isiensi, menurunkan resiko tinggi pendarahan
2. E * ntoleransi akti!itas b/d ketidakseimbangan antara pengirim dengan kebutuhan oksigen ;ujuan * apat melakukan akti!itas sampai tingkat yang diinginkan &riteria hasil * # 'elaporkan peningkatan toleransi akti!itas # 'enunjukkan penurunan tanda#tanda !ital nter!ensi
-
&aji kehilangan atau gangguan keseimbangan jaya jalan atau kelemahan otot 4/ 'enunjukkan perubahan neorologi karena de+isiensi !itamin 12 mempengaruhi keamanan pasien atau resiko "idera.
-
A-asi ;, nadi, perna+asan selama dan sesudah akti!itas 4/ 'ani+estasi kardiopulmunal dari upaya jantung dan paru untuk memba-a jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
-
5bah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing 4/ Hipotensi atau hipoksia dapat menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko "idera
-
erikan bantuan dalam akti!itas atau ambulasi bila perlu 4/ 'embantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila pasien melakukan sesuatu sendiri.
-
erikan lingkungan tenang, pertahankan tirah baring bila diindikasikan 4/ 'eningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru
7. E * Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d ketidak mampuan untuk men"erna makanan atau absorbsi nutrisi yang diperlukan ;ujuan * &ebutuhan nutrisi dapat terpenuhi &riteria hasil * # 'enunjukkan peningkatan berat badan # Na+su makan meningkat # asien tidak mual dan muntah nter!ensi
-
&aji ri-ayat nutrisi termasuk makan yang disukai 4/ 'engidenti+ikasi de+isiensi
-
=bser!asi dan "atat masukan makanan klien 4/ menga-asi masukan kalori atau kualitas kekurangan makanan
-
;imbang berat badan tiap hari 4/ 'enga-asi penurunan berat badan atau e+ekti!itas inter!ensi
-
erikan makanan sedikit tapi sering 4/ 'enurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan men"egah disiensi gaster
-
antau pemeriksaan Hb, albumen protein dan %at besi serum 4/ 'eningkatkan e+ekti!itas program pengobatan termasuk diet nurtrisi yang diberikan
9. E * 4esiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d perubahan sirkulasi dan neurologis gangguan mobilitas ;ujuan * ntegritas kulit adekuat &riteria hasil * # 'empertahankan integritas kulit # 'engidenti+ikasi +aktor resiko / perilaku indi!idu untuk men"egah "edera dermal nter!ensi
-
&aji integritas kulit "atat perubahan pada turgor, gangguan -arna, hangat lokal, eritema 4/ &ondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan mobilisasi
-
5bah posisi se"ara periodik dan pijat permukaan tulang bila pasien tidak bergerak atau tidur di tempat tidur 4/ 'eningkat sirkulasi kesemua area kulit membatasi iskemia jaringan atau mempengaruhi hipoksia seluler
-
Anjuran permukaan kulit kering dan bersih, batasi penggunaan sabun 4/ Area lembab, terkontaminasi, memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan organisme patogen, sabun dapat mengeringkan kulit se"ara berlebihan dan dapat meningkatkan iritasi.
8. E * 4esiko tinggi terjadi in+eksi b/d perubahan sekudner tidak adekuat (penurunan Hb) ;ujuan * ;idak adanya in+eksi pada sistem tubuh &riteria hasil * # 'engidenti+ikasi untuk men"egah atau menurunkan resiko in+eksi # 'eningkatkan penyembuhan luka, eritema dan demam nter!ensi
-
;ingkatkan "u"i tangan yang baik untuk pemberi pera-atan dan pasien 4/ 'en"egah kontaminasi silang atau kolonisasi bakteri
-
ertahankan teknik aseptik tepat pada prosedur pera-atan luka 4/ 'enurunkan resiko kolonisasi atau in+eksi bakteri
-
antau atau batasi pengunjung berikan isolasi bila memungkinkan 4/ 'embatasi pemajaran pada bakteri in+eksi
-
antau suhu "atat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam 4/ ndikator proses in+lamasi atau in+eksi membutuhkan e!aluasi atau pengobatan
2.2.%
PELA!ANAAN !EPE0AATAN
isesuaikan dengan inter!ensi
2.2.'
E4ALUAI !EPE0AATAN