BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak-anak, remaja remaja usia subur, ibu hamil ataupun ataupun orang tua. Penyebabnya Penyebabnya sangat beragam, beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik. Anem Anemia ia dapat dapat dike diketa tahu huii deng dengan an peme pemeri riks ksaa aan n fisi fisik k maup maupun un denga dengan n pemer pemerik iksa saan an laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari harga normal.
B.
Tujuan
1. Tuju ujuan Umum Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia 2. Tujua ujuan n Khus Khusus us a. Mahasi Mahasiswa swa mampu mampu menge mengetah tahui ui penger pengertia tian n anemia. anemia. b. Mahasi Mahasiswa swa mampu mampu menyebu menyebutka tkan n penyebab penyebab anemia. anemia. c. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu mengeta mengetahui hui diagnosa-d diagnosa-diagnos iagnosaa yang mungkin mungkin muncul muncul pada pasien anemia. d. Mahasiswa Mahasiswa mampu mampu memahami memahami penatalaksana penatalaksanaan an pada pasien pasien dengan anemia. anemia.
1
BAB II DASAR TEORI A.
Definisi Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001) Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah, 1997)
B.
Etiologi Penyebab anemia antara lain :
1.
Perdarahan 2.
Kekura urangan gan gi gizi se sepert erti : za zat be besi, vi vitamin B12, dan asam folat. (Barbara C. Long,
1996 ) 3.
Peny Penyak akiit kro kroni nik, k, seper eperti ti gaga gagall gi ginjal njal,, abs abses es par paru, bron bronki kiek ekttasi asis, empi empiem ema, a, dll dll.
4.
Kelainan darah 5.
Keti Ketida daks ksan angg ggup upan an sum-s sum-sum um tulan tulang g memb memben entu tuk k selsel-se sell dara darah. h. (Arif (Arif Mans Mansjo joer er,,
2001)
C.
Klasifikasi Secara patofisiologi anemia terdiri dari :
1.
Penurunan produk duksi : anemia def defisiens ensi, anemia aplast astik.
2.
Peni Pening ngka kattan peng pengha hanc ncur uran an : anem anemiia kar karen enaa perd perdar arah ahan an,, anem anemiia hem hemol olit itiik. Secara umum anemia dikelompokan menjadi : 1. Anem Anemia ia mikr mikros osit itik ik hipo hipokr krom om a. Anem Anemia ia defi defisi sien ensi si besi besi Untuk membuat sel darah merah diperlukan zat besi (Fe). Kebutuhan Fe sekitar 20 mg/hari, dan hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4 mg, kira-kira kira-kira 50 mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. wanita. Anemia ini umumnya umumnya disebabkan disebabkan oleh perdarahan perdarahan kronik. kronik. Di Indonesia Indonesia banyak disebabkan disebabkan oleh infestasi cacing tambang (ankilostomiasis), inipun tidak akan menyebabkan anemia bila tidak disertai malnutrisi. Anemia jenis ini dapat pula disebabkan karena :
Diet yang tidak mencukupi
Absorpsi yang menurun
Kebutuhan yang meningkat pada wanita hamil dan menyusui 2
Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah
Hemoglobinuria
Penyimpanan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru. b. b. Anem Anemia ia pen penya yaki kitt kron kronik ik Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with reticuloendothelial siderosis. Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, paru ( abses, empiema, dll ). 2. Anem Anemia ia mak makro rosi siti tik k a. Anem Anemia ia Pern Pernis isio iosa sa Anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12 akibat faktor intrinsik karena gangguan gangguan absors absorsii yang yang merupa merupakan kan penyak penyakit it heredi herediter ter autoim autoimun un maupun maupun faktor faktor ekstrinsik karena kekurangan asupan vitamin B12. b. Anemia Anemia defisi defisiens ensii asam asam fola folatt Anemia ini umumnya berhubungan dengan malnutrisi, namun penurunan absorpsi asam folat jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di seluruh saluran cerna. Asam folat terdapat dalam daging, susu, dan daun – daun yang hijau. 3. Anem Anemia ia kar karen enaa perd perdar arah ahan an a. Perda erdara raha han n aku akutt Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian. b. b. Perd Perdar arah ahan an kron kronik ik Pengel Pengeluar uaran an darah darah biasan biasanya ya sediki sedikitt – sediki sedikitt sehing sehingga ga tidak tidak diketa diketahui hui pasien pasien.. Penyebab yang sering antara lain ulkus peptikum, menometroragi, perdarahan saluran cerna, dan epistaksis. 4. Anem Anemia ia hemo hemoli liti tik k Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah ( normal 120 hari ), baik sementara atau terus menerus. Anemia ini disebabkan karena kelainan membran, kelainan glikolisis, kelainan enzim, ganguan sistem imun, infeksi, hipersplenisme, dan luka bakar. Biasanya pasien ikterus dan splenomegali. 5. Anem Anemia ia apla aplast stik ik Terjad Terjadii karena karena ketida ketidaksa ksanggu nggupan pan sumsum sumsum tulang tulang untuk untuk memben membentuk tuk sel-se sel-sell darah. darah. Penyebabnya bisa kongenital, idiopatik, kemoterapi, radioterapi, toksin, dll.
D.
Manifestasi Klinis Gejala-gejala umum yang sering dijumpai pada pasien anemia antara lain : pucat, lemah, cepat cepat lelah, lelah, kering keringat at dingin dingin,, takika takikardi rdi,, hypote hypotensi nsi,, palpit palpitasi asi.. (Barba (Barbara ra C. Long, Long, 1996). 1996).
3
Takipn Takipnea ea (saat (saat latiha latihan n fisik) fisik),, peruba perubahan han kulit kulit dan mukosa mukosa (pada (pada anemia anemia defisi defisiens ensii Fe). Fe). Anorexia, diare, ikterik sering dijumpai pada pasien anemia pernisiosa (Arif Mansjoer, 2001)
E.
Pemeriksaan Penunjang Pada pemeriksaan laboratorium ditemui : 1.
Juml umlah Hb lebi lebih h ren renda dah h dar darii nor norm mal ( 12 12 – 14 g/dl g/dl )
2.
Kadar Ht Ht me menurun ( normal 37 37% - 41% )
3.
Peni Pening ngka kata tan n bil bilir irub ubin in tota totall ( pada pada anem anemia ia hemo hemoli liti tik k)
4.
Terl Terlih ihat at reti retikul kulos osit itos osis is dan sfer sferos osit itos osis is pada pada apusa apusan n dar darah ah tepi tepi
5.
Ter Terdapa dapatt pans pansiitopen openiia, sumsu umsum m tulan ulang g koso kosong ng diga digant ntii lem lemak ( pada pada anem anemiia
aplastik )
4
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN. 1.
Aktifitas / Istirahat •
Keletihan, kelemahan, malaise umum.
•
Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja
•
Toleransi terhadap latihan rendah.
•
Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
2.
Sirkulasi •
Riwayat kehilangan darah kronis,
•
Riwayat endokarditis infektif kronis.
•
Palpitasi.
3.
Integritas ego •
Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan, misalnya:
penolakan tranfusi darah. 4.
Eliminasi •
Riwayat pielonenepritis, gagal ginjal.
•
Flatulen, sindrom malabsobsi.
•
Hematemesi, melana.
•
Diare atau konstipasi
5.
Makanan / cairan •
•
Mual/ muntah
•
Berat badan menurun
6.
Nyeri / kenyamanan •
7.
Lokasi nyeri terutama di daerah abdomen dan kepala. Pernapasan
•
8.
Nafsu makan menurun
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas Seksualitas
5
•
Perubahan menstuasi misalnya menoragia, amenore
•
Menurunnya fungsi seksual
•
Impotent
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN.
1. Gangguan Gangguan perfusi jaringan berhubu berhubungan ngan dengan dengan penurunan penurunan suplai suplai oksigen oksigen / nutrisi nutrisi ke sel. •
Ditandai dengan: −
Palpitasi,
−
kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh,
−
ekstremitas dingin
−
−
•
perubahan tekanan darah, pengisian kapiler lambat ketidakmampuan berkonsentrasi, disorientasi
Tujuan : menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat
2. Intoleran Intoleran aktifitas berhubu berhubungan ngan dengan ketidakseimbangan ketidakseimbangan suplai oksigen •
•
Ditandai dengan: −
Kelemahan dan kelelahan
−
Mengeluh penurunan aktifitas /latihan
−
Lebih banyak memerlukan istirahat /tidur
−
Palpitasi,takikardi, peningkatan tekanan darah,
Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas.
3. Perubah Perubahan an nutrisi nutrisi kurang dari kebutuha kebutuhan n berhubungan berhubungan dengan dengan kegagalan kegagalan untuk untuk mencerna, absorbsi makanan . •
Ditandai dengan: −
Penurunan berat badan normal
−
Penurunan turgor kulit, perubahan mukosa mulut.
−
−
•
Nafsu makan menurun, mual Kehilangan tonus otot
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi yang dikuti dengan peningkatan berat badan.
4. Konst onstip ipa asi atau atau diar diaree
berh berhub ubun unga gan n
deng denga an
penu penuru runa nan n
jum jumlah lah
maka makana nan, n,
perubahan proses pencernaan , efek samping penggunaan obat •
Ditandai dengan : −
Adanya perubahan pada frekuensi, karakteristik, dan jumlah feses 6
−
−
−
•
Mual, muntah, penurunan nafsu makan Nyeri abdomen Ganguan peristaltik
Tujuan: pola eliminasi normal sesuai dengan fungsinya
5. Resiko Resiko tinggi tinggi terjadi terjadi infeksi berhubun berhubungan gan dengan dengan pertahan pertahanan an skunder skunder yang tidak adekuat. •
Ditandai Ditandai dengan tidak dapat dapat diterapkan diterapkan adanya tanda-tanda tanda-tanda dan gejalagejala- gejala
yang membuat diagnosa actual •
C.
Tujuan: terjadi terjadi penurunan resiko infeksi
INTERVENSI Diagnosa 1
•
1. Kaji tanda-tanda tanda-tanda vital vital,, warna kulit, kulit, membrane membrane mukosa, mukosa, dasar dasar kuku kuku 2. Beri Beri posi posisi si semi semi fowl fowler er 3. Kaji Kaji nyeri nyeri dan adanya adanya palpit palpitasi asi 4. Pertah Pertahanka ankan n suhu lingku lingkungan ngan dan dan tubuh tubuh pasien pasien 5. Hindar Hindarii penggun penggunaan aan pengh penghanga angatt atau atau air panas panas Kolaborasi:
1. Monitor Monitor pemeriksa pemeriksaan an laborator laboratorium ium misal misal Hb/Ht Hb/Ht dan dan jumlah jumlah SDM SDM 2. Berika Berikan n SDM SDM darah darah lengkap lengkap /pocket /pocket 3. Berika Berikan n O2 tambaha tambahan n sesuai sesuai denga dengan n indikas indikasii •
Diagnosa 2
1 Kaji kemampuan aktifitas aktifitas pasien 2 Kaji tanda-tanda vital saat melakukan aktifitas 3. Bantu kebutuhan aktifitas pasien jika diperlukan 4. Anjurkan kepada pasien untuk menghentikan aktifitas jika terjadi palpitasi 5 Gunakan tehnik penghematan energi misalnya mandi dengan duduk. •
Diagnosa 3.
1 Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai 2 Observasi dan catat masukan makanan pasien 3. Timbang berat badan tiap hari 4 Berikan makanan sedikit dan frekuensi yang sering 5 Observasi mual, muntah , flatus dan gejala lain lain yang yang berhubungan 6. Bantu dan berikan hygiene mulut yang baik 7
Kolaboras i:
1. Kons Konsul ul pada pada ahl ahlii giz gizii 2. Berikan Berikan obat sesuai sesuai dengan dengan indikasi indikasi misalnya misalnya:: vitamin vitamin dan mineral mineral suplemen. suplemen. 3. Beri Berika kan n suple supleme men n nutri nutrisi si •
Diagnosa 4
1. Observasi Observasi warna feses, feses, konsistens konsistensi, i, frekuensi frekuensi dan jumlah. jumlah. 2. Kaj Kaji bun buny yi us usus 3. Beri cairan cairan 2500-3000 2500-3000 ml/har ml/harii dalam dalam toleran toleransi si jantung jantung 4. Hindar Hindarii maka makan n yang yang berben berbentuk tuk gas 5. Kaji Kaji kondi kondisi si kuli kulitt peria periana nall Kolaborasi
1. Konsul Konsul ahli ahli gizi gizi untuk untuk pember pemberian ian diit diit seimb seimbang ang 2. Beri Beri laks laksat atiif 3. Beri Beri obat obat ant antii diar diaree •
Diagnosa 5.
1. Tingka Tingkatka tkan n cuci cuci tang tangan an denga dengan n baik baik 2. Pertahan Pertahan kan kan tehnik tehnik aseptik aseptik ketat pada setia setiap p tindakan tindakan 3. Bantu perawatan perawatan kulit kulit perianal perianal dan oral dengan cermat cermat 4. Bata Batasi si peng pengun unju jung ng Kolaborasi
1. Ambi Ambill spese speseme men n untuk untuk kult kultur ur 2. Berikan Berikan antise antiseptic ptic topikak, topikak, antibiotic antibiotic sistemik sistemik
8
PENUTUP
A.
Kesimpulan Anemia sering di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali (di diagnosa ). Tanda dan
gejalanya beragam, seperti pucat, lemah, maul,dll. Pendiagnosaan anemia dapat di tunjang dengan pemeriksaan laborat yakni adanya penurunan kadar Hb. B.
Saran Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda – tanda anemia dan memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.
9
DAFTAR PUSTAKA
Manjoer, Arief. 2001. Kapita 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Kedokteran. FK UI : Media Aeskulatius
Haznan. 1987. Compadium Diagnostic dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Dalam.
Bandung : Ganesa.
Ngastiyah. 2001. Ilmu 2001. Ilmu Keperawatan Anak . Jakarta : EGC. Brunner & Suddarth. 1997. Buku 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Bedah. Jakarta :
EGC.
Doenges, Marilynn, dkk. 1993. Rencana 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Pasien. Jakarta : EGC.
Long, Barbara C.1996. C.1996. Perawatan Medikal Bedah ( Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan ). ). Bandung : Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung.
10