KEPERA KEPER AWT WTAN AN (NUR (NURSING SING))
Beranda
Sabtu, 22 Februari 2014 ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak – anak – anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, bisa karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah dari kadar normal.
B. Ruang lingkup Ruang lingkup laporan terbatas pada pemberian asuhan keperawatan pada Tn. H dengan diagnosa medis anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya, yang meliputi tahap pengkajian, keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan head to toe, aktivitas sehari – hari, data penunjang, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
C. Tujuan penulisan 1. Tujuan umum Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan diagnosa medis anemia. 2. Tujuan khusus Melalui proses keperawatan diharapkan mampu:
a. Melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan penyakit anemia. b. Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai prioritas masalah. c. Mampu melaksanakan rencana tindakan dan rasional dalam praktek nyata sesuai dengan masalah yang telah diprioritaskan. d. Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan masalah yang diprioritaskan. e. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan penyakit anemia. f. Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan. g. Mampu membahas kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan studi kasus.
D. Metode penulisan Metode yang digunakan adalah pendekatan studi kasus yaitu metode yang memberikan gambaran terhadap suatu kejadian atau keadaan yang berlangsung melalui proses keperawatan. Adapun tehnik – tehnik – tehnik tehnik yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara: 1. Wawancara Penulisan mengadakan wawancara dengan pasien dan keluarga untuk mendapatkan data subjektif pasien. 2. Studi dokumentasi Data – Data – data data yang didapatkan dari rekam medis pasien di ruangan seperti catatan keperawatan dan catatan dokter. 3. Studi kepustakaan Penulis mendapatkan literatur dan tinjauan teori mengenai konsep dasar penyakit anemia dan konsep dasar keperawatan. 4. Observasi Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien dan mengamati perubahan – perubahan – perubahan yang terjadi untuk memperoleh data serta mencatat hal – hal penting termasuk pemeriksaan fisik. 5. Pemeriksaan fisik 1. Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melihat apakah terdapat luka, dan lain – lain. lain. 2. Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba apakah ada benjolan atau tidak.
3. Perkusi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengetuk dengan menggunakan refleks hummer. 4. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan stetoskop.
E. Sistematika penulisan Penulis membagi penulisan laporan yang terdiri dari : LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang
B. Ruang lingkup C. Tujuan penulisan D.Metode penulisan E. Sistematika penulisan BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi
B. Etiologi C. Tanda dan gejala D. Patofisiologi E. Pemeriksaan penunjang F. Data fokus G. Riwayat kesehatan H. Pemeriksaan fisik I. Diagnosa keperawatan J. Intervensi dan rasional K. Evaluasi BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian
B. Pemeriksaan fisik C. Aktivitas sehari – sehari – hari hari D. Data penunjang
E. Analisa data F. Diagnosa keperawatan G. Intervensi, implementasi, evaluasi BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian
B. Diagnosa keperawatan C. Perencanaan D. Implementasi E. Pelaksanaan F. Evaluasi BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru – paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh (kamus bahasa Indonesia). Berikut pengertian anemia menurut para ahli diantaranya : Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999). Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, kapita selekta, jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999). Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah.
B. Etiologi Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat. Anemia juga dapat diakibatkan dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. 1.
Perdarahan hebat
2.
Akut (mendadak)
3.
Kecelakaan
4.
Pembedahan
5.
Persalinan
6.
Pecah pembuluh darah
7.
Penyakit Kronik (menahun)
8.
Perdarahan hidung
9.
Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum 11. Kanker atau polip disaluran pencernaan 12. Tumor ginjal atau kandung kemih 13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak 14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah 15. Kekurangan zat besi 16. Kekurangan vitamin B12 17. Kekurangan asam folat 18. Kekurangan vitamin C 19. Penyakit kronik 20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa 22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah 23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah 24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal 25. Sferositosis herediter dan elliptositosis herediter 26. Kekurangan G6PD 27. Penyakit sel sabit 28. Penyakit hemoglobin C dan penyakit hemoglobin E
C. Tanda dan gejala 1. Lemah, letih, lesu dan lelah. 2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang – kunang. 3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
D. Patofisiologi Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum – sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum – sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan. Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah. Lisis sel darah merah terjadi dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Proses bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau kurang, kadar 1,5 mg / dl mengakibatkan ikterik pada sklera. Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang, akibatnya dapat menghambat kerja organ – organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya
kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, lambat menangkap, jika sudah rusak tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).
E. Pemeriksaan penunjang Pada pemeriksaan laboratorium ditemui : 1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl ) 2. Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41%) 3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik ) 4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi 5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)
F. Data fokus Terdiri dari DS (data subjektif) dan DO (data objektif). Data subjektif merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengkajian terhadap pasien atau keluarga pasien (apa yang dikatakan pasien atau keluarga pasien), sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan. Biasanya data fokus yang didapatkan adalah : Data Subjektif : 1. Pasien mengatakan lemah, letih, lesu. 2. Pasien mengatakan nafsu makan menurun. 3. Pasien mengatakan mual. 4. Pasien mengatakan sering haus. Data Objektif : 1. Pasien tampak lemah, letih, lesu 2. Berat badan menurun, pasien tidak mau makan 3. Pasien tampak mual dan muntah – muntah. 4. Bibir tampak pecah – pecah, kulit pasien tampak kering.
G. Riwayat kesehatan 1. Keluhan utama
Biasanya keluhan yang paling utama pada penderita anemia adalah lemah atau pusing. 2. Riwayat kesehatan sekarang Keadaan pasien pada saat dikaji dan diperiksa. 3. Riwayat kesehatan dahulu Apakah pasien pernah mengalami penyakit anemia sebelumnya ?. 4. Riwayat kesehatan keluarga Apakah anggota keluarga pasien
memiliki riwayat penyakit keturunan seperti diabetes
militus, penyakit jantung, struk ?.
H. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum Pucat, keletihan, kelemahan, nyeri kepala, demam, dispnea, vertigo, sensitif terhadap dingin, berat badan menurun. 2. Kulit Kulit kering, kuku rapuh. 3. Mata Penglihatan kabur, perdarahan retina. 4. Telinga Vertigo, tinnitus. 5. Mulut Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis. 6. Paru – paru Dispneu. 7. Kardiovaskuler Takikardi, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung. 8. Gastrointestinal Anoreksia.
9. Muskuloskletal Nyeri pinggang, nyeri sendi. 10. System persyarafan
Nyeri kepala, binggung, mental depresi, cemas.
I.
Diagnosa keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan). 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. 3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
J.
Intervensi dan rasional
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan). a. Tujuan Infeksi tidak terjadi. b. Kriteria hasil Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah / menurunkan risiko infeksi dan meningkatkan penyembuhan luka. c. Intervensi 1) Anjurkan pasien untuk mencuci tangan. 2) Berikan perawatan kulit, perianal dan oral. d. Rasional 1) Mencegah kontaminasi mikroorganisme. 2) Menurunkan risiko kerusakan kulit, jaringan atau infeksi. 2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel. a. Tujuan Peningkatan perfusi jaringan. b. Kriteria hasil Penunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
c. Intervensi 1) Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit / membran mukosa, dasar kuku. 2) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. d. Rasional 1) Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan kebutuhan intervensi. 2) Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. 3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. a. Tujuan kebutuhan nutrisi terpenuhi. b. Kriteria hasil 1) Menunujukkan peningkatan / mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal. 2) Midak mengalami tanda mal nutrisi. 3) Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan atau mempertahankan berat badan yang sesuai. c. Intervensi 1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai. 2) Observasi dan catat masukan makanan pasien. 3) Timbang berat badan setiap hari. 4) Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering atau makan diantara waktu makan. d. Rasional 1)
Mengidentifikasi defisiensi, mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.
2) Memudahkan intervensi. 3) Mengawasi penurunan berat badan. 4) Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukan nutrisi.
K. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya (Lynda Juall Capenito, 1999:28). Evaluasi pada pasien dengan diagnose medis anemia adalah : a. Infeksi tidak terjadi. b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi. c. Peningkatan perfusi jaringan.
BAB III TINJAUAN KASUS A.
Pengkajian
1. Biodata pasien a. Nama
: Tn. H
Umur
: 80 tahun
Jenis kelamin
: Laki – laki
Status perkawinan
: Kawin
Agama
: Islam
Suku
: Sunda
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
No. Registrasi
: 0182
Diagnosa medis
: Anemia
Tanggal masuk Rumah Sakit: 12 Februari 2014, Rabu ajian
: 13 Februari 2014, Kamis : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung Tandala Kawalu b. Identitas penanggung jawab Nama
: Tn. A
Umur
: 35 tahun
Jenis kelamin
: Laki – laki
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Buruh
Hubungan dengan pasien
: Anak
: Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung Tandala Kawalu. 2. Keluhan utama Pasien mengatakan sakit kepala (pusing). 3. Riwayat kesehatan sekarang Pada tanggal 13 Februari 2014, Kamis, pukul 08.30 WIB, pasien mengeluh mual, muntah – muntah, lemah, lemas, pusing pada pagi hari, pusing dirasakan setelah beraktivitas mencangkul padi, pusing yang dirasakan pada bagian depan atas. Skala n yeri : 3 (nyeri sedang). 4. Riwayat kesehatan dahulu Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami penyakit yang dialami sekarang sebelum masuk ke Rumah Sakit. 5. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti diabetes militus, penyakit jantung, struk, hipertensi. B. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum 2. Tingkat kesadaran
: Pasien tampak bersih : Apatis
3. Tanda – tanda vital a. Tekanan darah
: 120 / 60 mmHg
b. Nadi
: 85 x / menit
c. Pernafasan
: 28 x / menit
d. Suhu
: 36,2 0 C
4. Berat badan dan tinggi badan Berat badan dan tinggi badan telah dikaji namun keluarga pasien tidak tahu dan pasien tidak bersedia untuk dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. 5. Pemeriksaan head to toe a. Kepala / rambut
Simetris, warna rambut hitam dan beruban, terlihat rapi, penyebaran rambut merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, rambut tampak bersih. b. Mata Simetris, penglihatan tidak tajam, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tampak bersih. c. Telinga Simetris, tampak bersih, pendengaran kurang tajam, tidak ada perdarahan, tidak ada serumen. d. Hidung Simetris, tampak bersih, tidak ada benjolan, penciuman normal, tidak ada sekret, tidak ada kotoran, tidak ada luka, ada bulu hidung, tidak ada perdarahan. e. Mulut Simetris, gigi tidak lengkap, tidak bau mulut, tidak kotor, warna bibir sedikit merah. f. Leher Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tampak bersih, tidak ada jaringan parut, tidak ada lesi. g. Dada (paru – paru dan jantung) Bentuk dada simetris, bunyi jantung regular, nafas cepat, tidak ada penumpukan cairan pada pleura. h. Ketiak Simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak ada pigmentasi. i. Perut Simetris, tidak ada busung, tidak obesitas, bentuk perut datar, tidak ada penumpukan cairan. j. Genetalia Tidak ada keluhan maupun kelainan. k. Kulit dan kuku Kulit keriput, kering, warna kulit kuning langsit, kuk u dan kulit tampak bersih. l. Ekstermitas atas Simetris, ada nyeri tekan pada tangan kiri karena terpasang infus, tidak ada kelainan, agak lemah. Kekuatan otot :
4 3
m. Ekstermitas bawah Simetris, tidak ada nyeri tekan, tampak bersih. Kekuatan otot :
4
4
C. Aktivitas sehari – hari No. 1.
Aktivitas
Sebelum sakit
Sesudah sakit
Nasi
D5
Frekuensi
2x / 3x sehari
Belum makan
Porsi
1 porsi habis
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Air putih / kopi
Air putih
4x / hari
1 gelas
Tidak ada
Tidak ada
4x / hari
2x
Kuning / putih
Kuning
Tidak ada
Tidak ada
1x / hari
Belum
Kuning khas
Tidak ada
Lembek
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Mandi
2x / hari
1x
Gosok gigi
2x / hari
Belum
3x / minggu
Belum
Nutrisi Makan Jenis
Keluhan Minum Jenis Frekuensi Keluhan 2.
Eliminasi a. BAK Frekuensi Warna Keluhan b. BAB Frekuensi Warna Konsistensi Keluhan
3.
Personal higiene
Keramas 4.
Istirahat dan tidur a. Malam
Frekuensi Keluhan
8 jam
4 jam
Tidak ada
Ada
2 jam
Belum
Tidak ada
Tidak ada
Tani / mencangkul
Istirahat
Tidak ada
Ada
b. Siang Frekuensi Keluhan 5.
Mobilisasi dan aktivitas Jenis aktivitas Keluhan
D. Data penunjang 1. Pemeriksaan laboratorium Gula darah sewaktu
144,0
Faal ginjal(kreatinin)
1,38 *
Faal hati : SGOT
52,5 *
SGPT
74,6 *
2. Terapi Infus D5 Obat injeksi : Levofioksan
1x1
Pantoprazol
1x1
Kalneks
3x1
E. Analisa data No. 1.
Data Ds : Pasien mengatakan pusing pada bagian depan atas kepala.
Etiologi
Masalah
Kekurangan jumlah
Gangguan rasa
sel darah merah
nyaman nyeri
didalam tubuh Pengangkutan sel
Do : Pasien tampak
darah merah ke
meringis kesakitan,
seluruh tubuh tidak
mengeluh, tampak
optimal
tidak nyaman pada
Sedangkan sel darah
sakit pada kepalanya,
merah diperlukan
skala nyeri : 3 (nyeri
untuk mengangkut
sedang).
oksigen ke dalam otak Sehingga suplai oksigen ke dalam otak pun berkurang Sakit kepala (pusing) Gangguan rasa nyaman nyeri
2.
Ds : Pasien
Mual
mengatakan belum makan, lemas, mengeluh mual.
Gangguan pemenuhan
Mual dapat
kebutuhan nutrisi
merangsang output
Do : Pasien tampak
dari dalam tubuh
mual dan muntah –
Muntah – muntah
muntah, lemas, muka pucat.
Tubuh kekurangan nutrisi
Intek tidak terpenuhi
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi 3.
Ds : Pasien mengatakan lemah,
Tangan kiri dipasang
Gangguan
infus
aktivitas
lemas. Do : pasien tidak bisa beraktivitas dengan
Tangan kiri tidak dapat bergerak bebas
leluasa karena badanya
dengan leluasa
lemah, tangan kiri tidak bisa digerakan dengan bebas karena
Keterbatasan dalam melakukan aktivitas
terpasang infus. Gangguan aktivitas
F. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut prioritas masalah 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan berkurangnya pengangkutan sel darah merah ke seluruh tubuh. 2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah. 3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan terpasang infus pada tangan kiri.
G. No .
INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI Diagnosa keperawatan
1.
Intervensi Tujuan
Implementasi
Perencanaan
Rasional
Gangguan rasa
Setelah dilakukan
- Observasi tanda –
- Mengobservasi
13 Februari 2014,
nyaman nyeri
tindakan
tanda vital
tanda – tanda vital
Kamis, pukul 08.3
berhubungan dengan
keperawatan selama - Relaksasi
dapat membantu
WIB.
berkurangnya
30 menit
dalam menentukan
- Mengobservasi
pengangkutan sel
diharapkan tanda –
diagnosa
tanda – tanda vital
darah merah ke
tanda vital normal
keperawatan dan
dengan hasil :
seluruh tubuh.
kembali, nyeri pada
dapat memberikan
tekanan darah : 12
Ds : Pasien
kepala dapat
tindakan
80 mmHg
mengatakan pusing
berkurang dan
keperawatan dengan
nadi : 85x / menit
pada bagian depan
hilang.
tepat.
pernafasan : 28x /
atas kepala.
- Relaksasi dapat
menit
Do : Pasien tampak
mengurangi rasa
suhu : 36,2 0 C.
meringis kesakitan,
nyeri pada kepala,
- Memposisikan
mengeluh, tampak
tidak memperparah
pasien dengan tep
tidak nyaman pada
nyeri.
dan nyaman,
sakit pada
- Distraksi dapat
memberikan
kepalanya, skala
memberikan
lingkungan yang
nyeri : 3 (nyeri
ketenangan pada
tenang, membatasi
sedang).
pasien, sehingga
pengunjung,
pasien tidak fokus
menganjurkan
pada nyeri.
pasien beristirahat
- Distraksi
dengan tenang. - Menganjurkan pasien untuk menarik nafas sec perlahan, memotivasi pasien
untuk sembuh kembali. 2.
Gangguan
Pasien mampu
- Beri nutrisi
- Membantu rencana
- Berkolaborasi
pemenuhan
menghabiskan 1
- Beri minum air
diet untuk
dengan ahli gizi
kebutuhan nutrisi
porsi makan,
hangat (cairan)
memenuhi
dalam memberika
berhubungan dengan
kebutuhan nutrisi
- Beri makan
kebutuhan nutrisi
makanan yang
mual dan muntah.
terpenuhi,
sedikit tapi sering
pasien.
sesuai dengan
Ds : Pasien
mempertahankan
- Air hangat dapat
kebutuhan pasien.
mengatakan belum
keseimbangan berat
merangsang
- Memberikan
makan, lemas,
badan yang sesuai,
kenyamanan perut
minum air hangat
lemah, mengeluh
tidak mual dan
agar tidak merasa
- Memberikan
mual.
tidak muntah –
mual dan muntah –
makan sedikit tapi
Do : Pasien tampak
muntah.
muntah.
sering.
mual dan muntah –
- Meningkatkan
muntah, lemas,
energi dan
lemah, muka pucat,
mengurangi
konjungtiva anemis.
pengeluaran energi yang berlebihan.
3.
Gangguan aktivitas
Pasien dapat
- Anjurkan dan
- Menghindari
- Menganjurkan d
berhubungan dengan
melakukan gerakan
ajarkan pasien
terjadinya kekakuan
mengajarkan pada
terpasang infus pada
ringan dengan baik.
untuk melakukan
otot – otot pada
pasien untuk
tangan sebelah kiri.
gerakan ringan
tangan yang
melakukan geraka
Ds : Pasien
pada tangan yang
terpasang infus.
ringan pada tanga
mengatakan lemah.
terpasang infus.
- menghindari
yang terpasang
Do : pasien tidak
- Anjurkan pasien
terjadinya kekakuan
infus.
bisa beraktivitas
untuk melakukan
pada ekstermitas
- Menganjurkan
dengan leluasa
gerakan ringan
atas dan bawah.
pasien untuk
karena badanya
pada ekstermitas
melakukan geraka
lemah, tangan kiri
atas dan bawah.
ringan pada
tidak bisa digerakan
ekstermitas atas d
dengan bebas karena
bawah.
terpasang infus.
BAB IV PEMBAHASAN Dalam pembahasan asuhan keperawatan pada Tn. H dengan diagnosa medis anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya, pada tanggal 13 Februari 2014 melalui pendekatan kesengajaan secara teori dan kenyataan di lapangan, pembahasan dibahas melalui langkah – langkah keperawatan sebagai berikut: A. Pengkajian Penulis dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa medis anemia yang dapat meliputi identitas pasien, identitas penanggung jawab. B. Diagnosa keperawatan Menurut tinjauan analisa data pada diagnosa keperawatan terdapat beberapa masalah di antaranya: 1.
Gangguan rasa nyaman nyeri
2.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3.
Gangguan aktivitas
C. Intervensi Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap keluarga dan pasien yang kooperator. Perencanaan berdasarkan teori yang diperoleh dari beberapa literatur yang mendukung. D. Implementasi Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Banyak faktor yang mendukung terlaksananya implementasi keperawatan diantaranya peran keluarga yang mendukung, tersedianya alat – alat serta adanya bimbingan dari perawat ruangan, pembimbing akademik, serta adanya peran dokter yang menentukan diagnosa medis. E. Pelaksanaan Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan dan melibatkan kerjasama pasien, keluarga dan tim kesehatan yang lain dengan menggunakan sarana dan prasarana yang disediakan oleh institusi pendidikan SMK Bhakti Kencana Ciawi dan Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya.
F. Evaluasi Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan selanjutnya setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif, berdasarkan apa yang dikatakan oleh pasien, objektif, berdasarkan pengamatan terhadap keadaan pasien.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
B. Saran Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit anemia dari pada kita sudah terkena dampak nya.
DAFTAR PUSTAKA 1. Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, rencana asuhan keperawatan, edisi 3, EGC. Jakarta. 2.
Wikjnjo Sastro Hanifa, 2002, ilmu kebidanan, yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta.
3.
Mansjoer, dkk, 2001, kapita selekta kedokteran jilid I, media aesculapius fakultas universitas indonesia, Jakarta.
4.
Tucker susan martin, dkk, 1999, standar perawatan pasien, proses keperawatan, diagnosis dan evaluasi, edisi V, Vol IV, EGC Jakarta.
THANKS FOR YOUR ATTENTION ^_^ EVA KASHIKOI SIPPOYY
Diposting oleh
[email protected] di 05.43 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Label: NURSE'S BLOG 2 komentar:
1. ASEP HERMAWAN GUNTARA11 November 2016 16.42 Mantapp sudah, ini yg saya cari, banyak askep cmn gk selengkap inii.
Kakaners.blogspot.co.I'd Thank Balas
2. Akkes Askep3 Februari 2017 21.47 Terima Kasih Mba untuk informasi tentang Askep Anemia Lengkapnya Balas Muat yang lain... Posting Lebih Baru Beranda Langganan: Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
[email protected] Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2014 (4) ► April (3) o ▼ Februari (1) o ▼ Feb 22 (1) ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA
Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger .
Ngurah Jaya Antara Info Seputar Dunia Keperawatan dan Kesehatan
Menu Skip to content Beranda About
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.P DENGAN ANEMIA DENGAN INDIKASI MELENA A.
Pengkajian
Pengkajian dilakukan oleh Sulimah NIM 03.0341 pada hari rabu tanggal 19 Juli 2006 pada pukul 08.00 WIB. Di ruang flamboyan RSUD Kudus. Informasi didapat dari allou, anamnesa, autoanamnese, catatan medis dan petugas RS. Biodata
1.
Identitas Klien
Nama
: Tn.P
Umur
: 51 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Mejobo Kudus
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Swasta
Status
: Menikah
Agama
: Islam
No.Registrasi
: 500100
Tanggal masuk
: 17 Juli 2006
Diagnosa medis
: Anemia dengan indikasi Melena
2.
Identitas Penanggungjawab
Nama
: Ny.S
Umur
: 45 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Mejobo Kudus
Pekerjaan
: Ibu Rumah tangga
Hub. dg keluarga
: Istri klien
B.
1.
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Klien lemas 2.
Riwayat penyakit sekarang
+ 4 hari yang lalu klien datang ke RSU Kudus dnegan keluhan lemas BAB hitam cair oleh dokter disarankan untuk rawat inap 3.
Riwayat penyakit yang lalu
Klien sudah pernah diobname di RS mardi rahayu 1x dengan penyakit yang sama. (Anemia) 4.
Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit anemia, hipertensi, DM, asma 5. a.
pola fungsional menurut gordon Pola persepsi kesehatan
Menurut klien kesehatan sangat penting dan berharga, jika klien mengalami gangguan klien langsung berobat ke dokter umum b.
Pola nutrisi
Sebelum sakit per hari
: Klien makan 3x sehari, makan nasi, lauk, sayur, minum + 8 gelas (2000 cc)
Selama sakit
: Klien makan 3x sehari makan bubur, minum 5 gelas (1250 cc)
c.
Pola eliminasi
Sebelum sakit : Klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning. Klien BAK 45 x sehari dengan warna kuning jernih dan bau yang khas. Selama sakit : Klien BAB 3x sehari dengan konsistensi cair warna hitam. Klien BAK 4-5x sehari dengan warna kuning jernih dan bau yang khas d.
Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit
: Sebelum sakit klien melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
Selama sakit
: Klien melakukan aktivitas dibantu keluarga dan perawat
e.
Pola kognitif
Sebelum sakit : Klien memandang kesehatan adalah hal yang penting. Klien bisa berfikir dan bertindak dan bisa menyelesaikan masalahnya. Selama sakit : Klien masih bisa berpikir dan mengambil keputusan jika ada sesuatu masalah klien membicarakannya dengan perawat dan petugas Rumah Sakit f.
Pola istirahat
Sebelum sakit
: Klien tidur mulai jam 21.00-05.00 WIB
Selama sakit perut mules
: Selama sakit klien tidur mulai jam 21-00 sebentar-sebentar bangun karena
g.
Pola konsep diri
Identitas diri
: Klien adalah seorang kepala rumah tangga yang bekerja di sebuah kota
Ideal diri : Harapan klien setelah pulang dari RS klien dapat bekerja lagi untuk menafkahi keluarganya
Harga diri
: Klien tidak malu dengan keadaan di RS sekarang ini.
Gambaran diri : Klien merasa sedih tentang penyakitnya h.
Pola hubungan dan peran
Sebelum sakit
: Hubungan dengan keluarga baik dan harmonis
Selama sakit : Hubungan dengan keluarga baik dengan perawat dan dengan pasien di sekitarnya baik i.
Pola reproduksi dan seksual
Klien menikah dan mempunyai anak 5 j.
Koping terhadap stres
Klien setiap ada masalah dibicarakan dengan keluarga dan perawat
k.
Keyakinan / kepercayaan
Klien beragama islam dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.
C.
Pemeriksaan Fisik
1.
Keadaan umum lemah
2.
Tingkat kesadaran composmentis
3.
Tanda-tanda vital : TD 100/60 mmHg, suhu 370C, N : 80 x/mnt,
4.
Kepala : mesochepal
Rambut
RR : 20 x/mnt
: Beruban, tidak berketombe, tidak berminyak
Mata : Konjungtiva anemis, sklera mata tidak ikteris, reflek pupil terhadap cahaya baik dan tidak menggunakan alat bantu pengelihatan Hidung
: Simetris, tidak ada sekret
Telinga
: simetris, bersih tidak ada serumen
Mulut
: Bibir lembab, tidak ada sariawan
Leher dan tenggorok : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid 5.
Dada dan thorak
Paru-paru
Inspeksi
: Pengembangan nafas kanan dan kiri simetris
Perkusi
: Sonor
Palpitasi
: Tidak ada krepitasi paru
Auskultasi
: Vesikuler
Jantung
Inspeksi
: Ictus cordis tidak tampak
Perkusi
: Pekak
Palpitasi
: Ictus cordis teraba pada IC-5 garis tengah klavikula kiri
Auskultasi
: S1-S2 murni
Abdomen
Inspeksi
: Perut cembung
Perkusi
: Pekak
Palpitasi
: Teraba nyeri pada ulu hati
Auskultasi
: Bunyi normal
6. 7.
Genital bersih
Ekstremitas : tidak ada oedema, ektremitas atas karena terpasang infus normal saline + drip ranitidin 20 tts/menit
D.
Data penunjang
1.
Laboratorium dilakukan tanggal 17 Juli 2006
Darah rutin
WBC
: 8,7
103/mm3
RBC
: 2,87
106/mm3
HGB
: 7,9
g/dl
(11,0-16,5)
HCT
: 25,1
%
(35,0-50,0)
PLT
: 173
103/mm3
(150-390)
PCT
: 153
%
(100-500)
(3,5-10,0) (3,80-5,80)
Kimia darah
GDS
: 149
mg/dl
(70-150)
Ureum:
: 29,5
mg/dl
(11,0-55,0)
Creatinin : 1,5
mg/dl
(0,6-1,36)
sGOT
: 34
U/L
(<37)
SGPT
: 28
U/L
(<41)
mg/dl
(2,6-7,2)
Uric acid : 6,7 2.
Therapi lain
Ulsidex 3 x 2 tablet (oral, jam 08.00, 16.00, 24.00 WIB)
Ranitidin 2 x 1 ampul drip 1 jam Infus NS (Normal salin) C.
Analisa Data
Data DS : Klien mengatakan lemasDO : Klien terlihat pucat
Etiologi Hb turun
Problem Gangguan perfusi aringan
Hb (7,9) g/dl Capiler refil < 2 detik Turgor kulit < DS1. Klien mengatakan perut merasa sebah
Iritasi pada mukosa Nyeri lambung
2. Klien mengatakan nyeri pada waktu BAB, nyeri seperti ditusuktusuk pada ulu hati dengan skala 4. 3. Klien mengatakan nyerinya kira-kira 2 menit DO
1.
BAB klien 3x sehari
2.
Skala nyeri 4
3. Klien tampak lemah DS1. Klien mengatakan lemas 2. Klien mengatakan pandangan kabur DO
1.
Klien tampak pucat
2.
Klien tampak lemah
3.
Hb (7,9) g/dl
Ketidakseimbangan Intoleransi antara suplai O2 aktifitas dengan kebutuhan
D.
Diagnosa Keperawatan
1.
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan Hb turun
2.
Nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 dengan kebutuhan
E.
Intervensi
No 1
Hari/tgl Nodx Tujuan dan kreteria hasil Intervensi TTD Rabu19 I Setelah dilakukan 1. Monitor TTV2. uli tindakan keperawatan Jaga kehangatan klien selama 1×24 jam agar sirkulasi darah klien ke 3. 2006 Bantu dan organ tubuh anjurkan pasien untuk meningkatKreteria merubah posisi Jam Hasil 4. Monitor Hb 11.00 1. Warna kulit tidak pucat 5. Ambil sampel WIB darah 2. Hb meningkat (11,0-16,5) 6. Kolaborasi pemberian tramfusi darah Rabu19 II Setelah dilakukan 1. Kaji karakteristik uli tindakan keperawatan nyeri2. Anjurkan selama 1 x 24 jam nyeri teknik relaksasi berkurang / 2006 hilang.Kreteria Hasil 3. Monitor TTV Jam 1. Keluhan nyeri 4. Berikan posisi berkurang yang nyaman 11.30
2
WIB 2.
Ekpresi wajah
5. Libatkan keluarga dalam mengatur posisi
tenang
3
3. Tanda-tanda vital normal Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam intoleransi aktivitas teratasiKreteria Hasil
Rabu19 III uli 2006 Jam
Klien ke kamar mandi sendiri tanpa bantuan
11.45
1. Anjurkan klien beraktivitas secara bertahap2. Anjurkan duduk saat klien pusing 3. Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktivitas 4. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
WIB
F.
yang nyaman
Implementasi
Hari/tgl No dx Rabu19 I uli
Implementasi 1. Memonitor TTV
Respon TTD 1. TTVTD : 100/60 mmHg
2006
S : 370C
Jam
N : 80 x/menit
11.00
RR : 20 x/menit
WIB
2. Klien mau melakukan perubahan posisi miring kanan
2. Membantu dan menganjurkan klien untuk merubah posisi
3. Warna kulit klien tampak pucat 3.
Memonitor warna kulit 4.
Hb 7,9 g/dl
5. Klien mau diambil darahnya
4.
Memonitor Hb
6. Klien mendapat tranfusi darah PRC
5. Mengambil sampel darah
Rabu19 II uli 2006
6. Kolaborasi pemberian tranfusi darah 1. Mengkaji karakteristik 1. Klien merasa nyeri2. Mengajarkan nyeri di ulu hati2. teknik relaksasi Klien mau melakukan tarik nafas dalam
Jam 11.30
3. Memberikan posisi yang nyaman
3. Klien dalam posisi nyaman duduk 4. Keluarga mau membantu klien
WIB
Rabu19 III uli 2006 Jam 11.45
4. Melibatkan keluarga dalam mengatur posisi yang nyaman 1. Menganjurkan klien 1. Klien beraktivitas secara mengatakan mau bertahap2. Menganjurkan beraktivitas2. Klien klien duduk saat pusing terlihat duduk 3. Menciptakan 3. Membatasi lingkungan yang tenang dan pengunjung nyaman
WIB
G.
Evaluasi
Hari/tgl No dx Kamis20 I uli
Evaluasi S : Klien mengatakan mau diambil darahnyaO : Darah sudah diambil 2 cc
2006
A : Masalah teratasi sebagian
Jam
P : Lanjutkan intervensi
TTD
11.00
1.
Monitor
WIB
2.
Hb
3.
Monitor
4.
Warna kulit
Kamis20 II uli
5. Kolaborasi pemberian tranfusi darah S : Klien mengatakan sudah nyaman dalam posisi dudukO : Wajah klien tampak rilek
2006
A : Masalah teratasi sebagian
Jam
P : Lanjutkan intervensi
11.30
Lanjutkan teknik relaksasi
WIB Kamis20 III uli
S : Klien mengatakan mau beraktivitasO : Klien terlihat duduk
2006
A : Masalah teratasi sebagian
Jam
P : Lanjutkan intervensi
11.45
Batasi pengunjung
WIB
Iklan
Share this:
Twitter Facebook
Posted on Desember 1, 2012 by Ngurah Jaya Antara • Tandai permalink .
Navigasi pos
← ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN BPH (HIPERPLASIA PROSTAT BENIGNA) APLIKASI NANDA, NOC, NIC
Tinggalkan Balasan
Cari
Tulisan Terakhir
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.P DENGAN ANEMIA DENGAN INDIKASI MELENA ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN BPH (HIPERPLASIA PROSTAT BENIGNA) APLIKASI NANDA, NOC, NIC ASUHAN KEPERAWATAN: PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILISASI PADA PASIEN STROKE HEMORAGI Hello world!
Arsip
Desember 2012
Kategori
Uncategorized
Meta
Daftar Masuk RSS Entri RSS Komentar WordPress.com
Blog di WordPress.com.
Ikuti
Jan 29
Askep Kasus Anemia BAB 3 TINJAUAN KASUS
Tanggal Masuk : 12 Juni 2011 Ruang / Kelas : Dahlia Tanggal Pengkajian : 20 juni 2011 Dx. Medis : Anemia Aplastik No. MR : 15 91 59
3.1 Pengkajian 3.1.1 Data Biografi. 3.1.4.1 Identitas Klien
/Bangsa
Nama
: An. ”I”
Umur
: 6 bulan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam : Sasak/Indonesia
Pendidikan
:-
Pekerjaan
:-
Status perkawinan at
:-
:Bengkel,Labu Api 3.1.4.2 Identitas Penanggung Jawab : Tn ”S” : 30 Tahun
Jam Masuk
: pukul 19.15 Wita
Jam Pengkajian : pukul 16.30 Wita
:Nikah : Ibu rumah tangga :Bengkel dengan klien : Bibik 3.1.2 Riwayat Keperawatan. 3.1.4.1
Keluhan Utama. Muntah darah dan badan terasa lemah
3.1.4.2
Keluhan saat dikaji Badan terasa lemah dan pusing
3.1.4.3
Riwayat Penyakit Sekarang. Pada tanggal 12 Juni 2011 pukul 19.15 Wita klien dibawa kerumah sakit oleh keluarganya melalui IGD dengan keluhan muntah darah sejak 2 minggu, badan terasa lemah, pusing, sulit tidur, nyeri ulu hati, panas dalam dan nyeri abdomen, klien tampak pucat dan keringat dingin, kemudian pukul 12.05 Wita klien dipindahkan keruang Dahlia untuk mendapatkan perawatan lanjut.
3.1.4.4
Riwayat Penyakit Dahulu. Ibu klien mengatakan klien tidak pernah mengalami penyakit yang serius seperti TBC, kanker, Hepatitis B, dan penyakit berat lainnya, klien hanya menderita penyakit ringan yang biasa diderita seperti demam, batuk, dan pilek, kemudian klien pergi berobat ke puskesmas kemudian sembuh".
3.1.4.5
Riwayat Penyakit Keluarga. Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang dialami oleh klien saat ini, ataupun penyakit lain yang berbahaya
Genogram :
Keterangan : : Laki-laki
: Perempuan : Garis keturunan : Klien : Garis perkawinan +
: Tinggal serumah : Meninggal
3.1.4.6
Riwayat pre natal, natal, dan post natal
1. Pre natal Ibu klien ANC rutin saat posyandu dan tidak ada kelainan. 2. Natal ibu klien menyatakan bahwa ia melahirkan dengan lahir spontan di polindes, berat badan lahir:4300 gr, tidak ada komplikasi. 3. Post natal pada saat lahir klien langsung menangis, APGAR SCORE tidak terkaji.
3.1.4.7
Riwayat Tumbuh Kembang 1. Fisik a. Rumus BB pada anak 2 – 12 bulan Umur ( bulan ) + 9 BB seharusnya = 2 2+9 =
= 5,5 kg 2
BB = 4300 gr b. Rumus PB bayi -
Pada tahun pertama bertambah 1,25 cm perbulan atau
-
PB seharusnya
= 1,5 x panjang badan lahir
= 1,2 x 48 cm = 72 cm c.
PB Bayi
: 63 cm
Lingkar kepala : 33 cm
d. Lngkar lengan
: 9 cm
2. Tahap perkembangan psikoseksual Klien tampak belum percaya dengan orang tuanya karena kondisi yang mengharuskan klien untuk dirawat. Klien tampak menangis saat digendong beberapa saat oleh ibunya. 3. Tahap bahasa Klien belum mampu membentuk komunikasi yang efektif melalui gerakan – gerakan aktif karena kondisinya yang lemah. Klien hanya menangis walaupun kadang tersendat – sendat bila merasa tidak nyaman, biasanya karena lapar atau karena BAB atau BAK. 4. Motorik Kasar
Anak bisa meraba dan mengepalkan tangan, belum bisa miring dan tengkurap, klien hanya mengepak – ngepakkan tangan dan kakinya apabila nangis 5. Motorik Halus Pasien belum mampu memegang dengan telapak tangan, refleks menghisap cukup baik
6. Sensorik Pandangan mata sudah mulai mengikuti gerak – gerak tapi masih terbatas, anak sudah bisa tersenyum dan memperhatikan
bunyi – bunyian
7. Sosialisasi Pasien hanya bisa bersosialisasi dengan menangis dan tersenyum 8. Riwayat Imunisasi Menurut keterangan dari orang tua pasien yaitu dari pihak ibu, pasien sudah mendapatkan BCG 1x, HB 2x, DPT 1x, Polio 2x. 3.1.4.8
Psikologi Keluarga Melihat klien dirawat diruang intensif dengan berbagai macam alat penunjang, suasana hati orang tua klien cemas. Ibu klien mengatakan ”saya khawatir dengan kondisi anak saya”. Keluarga selalu menanyakan kondisi klien dan kapan klien bisa dibawa pulang dengan kondisi yang baik. Ibu klien mengatakan ”kapan anak saya bisa pulang pak?” Mekanisme koping dalam memecahkan masalah yang dihadapi keluarga klien yaitu dengan cara musyawarah dan konsultasi dengan keluarga lainnya. Keluarga selalu menanyakan kondisi klien dan apakah klien bisa kembali normal. Ekspresi wajah keluarga tampak sedih melihat keadaan klien.
3.1.4.9
Peranan Hubungan Keluarga Keluarga yang lain selalu memberikan dorongan moral supaya orangtua klien tabah dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan disertai do’a dan usaha agar anaknya yang kini sedang dirawat mendapatkan kemajuan dan perkembangan kondisi yang baik.
3.1.4.10 Persepsi Orang Tua Terhadap Penyakit Klien Orang tua klien tabah dan menerima kelahiran bayinya dengan ikhlas sebagai ujian dari Allah SWT. Ibu dan ayah klien selalu berdoa untuk kemajuan perkembangan bayinya. 3.1.3 Riwayat Bio-Psikososial-Spiritual (Virginia Handerson). 1) Kebutuhan respirasi Sebelum Sakit: Ibu klien mengataan klien tidak pernah mengalami gangguan pernapasan, tidak ada riwayat asma”, frekuensi napas 20x/menit Saat Sakit: Ibu klien mengatakan, klien tidak mengalami kesulitas dalam bernapas, tidak sesak”, frekuensi pernapasan 22 x/menit
2) Kebutuhan nutrisi Sebelum Sakit :
Ibu klien mengatakan nafsu makan klien normal, frekuensi makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur, tahu dan tempe. Klien mengatakan minum 7-8 gelas perhari (200 ml) dengan air yang sudah direbus/dimasak. klien biasanya minum kopi dengan frekuensi 1-2 gelas perhari. Saat Sakit
:
Ibu klien mengatakan napsu makan klien berkurang, dan habis ½ dari porsi yang disediakan rumah sakit, klien juga mengatakan sulit menghabiskan makanan yang disediakan rumah sakit. Makan sesuai anjuran dan jadwal makan rumah sakit. Makanan selingan berupa buah”. 3) Kebutuhan Eliminasi Sebelum Sakit : Ibu klien mengatakan klien, BAB 1-2x/hari dengan feses berwarna kuning kecoklatan, konsistensi lembek berbentuk dan bau khas feses. BAK 4-6 kali sehari dengan urine berwana kuning jernih dan bau khas urine.
Saat Sakit
:
Ibu klien mengatakan, klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek berbentuk, warna kuning kecoklatan, bau khas feses. Klien mengatakan buang air kecil 3-5 kali sehari, warna kuning jernih, serta bau khas urine. 4) Aktivitas Klien belum mampu melakukan aktivitas apa-apa, klien digendong oleh ibunya. 5) Kebutuhan istirahat tidur Sebelum Sakit :
hanya
Ibu klien mengatakan klien tidak mengalami gangguan dalam istirahat tidur, klien kadangkadang terbangun pada malam hari, klien klien biasa tidur siang siang 1- 3 jam dan pada malam hari sekitar pukul 22.00 wita dan bangun pada pukul 05.00 wita jadi frekwensi frekwensi tidur klien 7- 8 jam perhari. Saat Sakit
:
Ibu klien mengatakan klien tidak mengalami gangguan dalam istirahat tidur. Meski terasa demam tapi klien masih bisa masih bisa untuk tidur”.
6) Kebutuhan Personal Hygiene. Sebelum Sakit : Ibu klien mengatakan, klien biasanya dimandikan 2x sehari dengan menggunakan air hangat, mengganti pakaian dan popok setelah mandi dan bila kotor/basah, ibu juga biasa membersihkan hidung dan telinga pasien setiap habis mandi. Saat Sakit
:
Ibu hanya mengelap badan pasien dengan air hangat, mengganti popok dan pakaian apabila basah/kotor. 7) Mempertahankan suhu tubuh Sebelum Sakit : Ibu klien mengatakan klien pernah demam tetapi sembuh setelah berobat kepuskesmas. Bila kedinginan klien dipakaikan selimut, memakai pakaian tipis atau ibu klien melepaskan pakaian klien bila kepanasan. Saat Sakit
:
Ibu Klien mengatakan klien demam mengigil biasanya biasanya timbul malam hari, dan hanya hanya diberi kompres air hangat dan obat anti panas oleh perawatnya”. 8) Kebutuhan berpakaian Ibu klien biasanya mengganti pakaian anaknya setelah mandi dan bila kotor atau basah 9) Kebutuhan Aman dan Nyaman Sebelum Sakit : Ibu Klien mengatakan klien tidak pernah mengeluh mengenai keamanan dan kenyamanan,karena masih bayi semua terpenuhi dengan keberadaan keluarga disampingnya. disampingnya. Saat Sakit
:
ibu Klien mengatakan klien tidak tenang, rewel dan tidak merasan nyaman, dan ibu klien masih cemas karena penyakit yang diderita klien. 10) Kebutuhan Komunikasi Klien hanya mampu berkomunikasi dengan menangis dan tersenyum.. 11) Kebutuhan Bekerja Klien belum mampu bekerja karena umurnya masih 6 bulan 12) Kebutuhan berekreasi/bermain Klien biasanya diajak jalan-jalan pagi oleh ibunya, tidak pernah diajak bepergian jauh.
13) Kebutuhan belajar Klien belum mampu belajar karena umurnya masih 6 bulan 14) Kebutuhan spiritual Klien tidak pernah melakukan ibadah seperti orang dewasa lainnya karena umurnya masih 6 bulan.
3.1.4 Pemeriksaan Fisik. 3.1.4.1
3.1.4.2
3.1.4.3
Pemeriksaan Umum. Keadaan Umum
: Lemah
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital. Nadi
: 120 x/menit
Suhu
: 37,°C
Respirasi
: 24 x/menit
Pemeriksaan Head To Toes.
1) Kepala dan Rambut. Inspeksi
: Bentuk bulat, tidak terdapat lesi pada kulit,
rambut
hitam rata, tidak berketombe. Palpasi
: Tidak terdapat hematum, tidak ada nyeri.
2) Mata. Inspeksi
: Simetris, penglihstsn normal, konjungtiva
pucat, sklera putih.
3) Hidung. Inspeksi
: Tidak ada penumpukan sekret, tidak ada
polip.
4) Gigi dan Mulut. Inspeksi
: Gigi belum lengkap, mukosa mulut
tidak pecah, lidah bersih. 5) Telinga. Inspeksi
: Simetris, tidak ada serumen, tidak terdapat sekret.
lembab, bibir
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan.
6) Leher. Inspeksi
: Tidak ada pembesaran klenjar tiroid, tidak
ada distensi vena
jugularis. 7) Dada. Inspeksi
: Tidak ada tarikan dinding dada,
Palpasi
: Pergerakan dada normal, tyidak ada nyeri
Perkusi
: Suara sonor dan tidak ada penumpukan
cairan pada paru.
Auskultasi
: Denyut jantung teratur, tidak ada wheezing,
tidak ada ronki
tekan.
8) Abdomen. Inspeksi
: Tidak ada distensi abdomen
Auskultasi
: Terdengar bising usus 18 x/menit.
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan.
9) Genetalia Inspeksi
: Tidak terpasang kateter.
10) Ekstremitas atas. Inspeksi
: Sebelah kiri terpasang infus RL 20 tts
lengan terasa lemah, tidak
permenit, kedua
terdapat oedema, CRT < 2 detik
11) Ekstremitas bawah Inspeksi
: tidak terdapat luka dan gangguan pada
ekstremitas bawah.
3.1.5 Pemeriksaan Penunjang (tanggal 22 juni 2011) 1) Pemeriksaan Hematologi tanggal 22 juni 2011 Jenis Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
HB
5
gr%
P ; 14-18 W : 12-16
Jumlah Leukosit
15.000
/mm³
Dewasa : 4.000-11.000 4-12 th : 4.000-15.000 1-4 th : 6.000-18.000
Jumlah Trombosit
186.000 / mm³
150.000-400.00
Hematokrit
28,3
P :25-42 W : 36-48
2) Pemeriksaan Kimia Klinik tanggal 23 Juni 2011 Jenis Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Normal
mg/dl
70-60
102
mg/dl
< 160
1,0
mg/dl
L=0,9-1,3
Glukosa puasa Sewaktu Kreatinin
P= 0,6-1,1 Ureum
39
mg/dl
Asam urat
6-26 L= 3,5-7,2 P = 2,6-6,0
Bilirubin total
<1 o:p="">
Bilirubin indirect SGOT
46
mg/dl
SGPT
39
mg/dl
Albumin
g/dl
Ket.
<0 o:p=""> <40 o:p=""> <41 o:p=""> 3,5-5,0
3.1.6 Terapi. 1) Infus Nacl 24 tts/menit/makro 2) As .Folat 3x1 3) Vit.B12 4) Ondan 5) Ranitidin 2x150 IV 6) Mp 125mg/8jam 7) As.Tramexamat 8) Cipro 1 fls/121 jam 9) Kalnek 3x1 Ampul IV 10) Transfusi Darah 3.2 Diagnosa Keperawatan a
Analisa data No
Symptom
1
ibu klien mengatakan nafsu makan
berkurang,
mengatakan
sulit
Etiologi
klien untuk
Problem Gangguan
Proses penyakit
Nafsu makan berkurang
pemenuhan nutrisi kurang dari
menghabiskan makanan yang
kebutuhan tubuh
diberikan. - Porsi habis 1/2dari porsi yang disediakan rumah sakit.
Intake menurun
- Klien tampak lemah. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Ibu klien mengatakan klien hanya bisa digendong seperti biasanya karena tubuhny masih
Intoleransi aktivitas. Pembentukan kalori menurun
lemah. Do : - Klien tampak lemah Klien
hanya
terbaring
ditempat tidur. Kebutuhan
Kelemahan
Keterbatasan klien
masih
aktifitas
dibantu keluarga. Badan masih lemah.
Cemas Ibu klien mengatakan belum mengerti sepenuhnya mengenai perawatan pengelolaan anemia, karena
Kurangnya sumber imformasi mengenai penyakit anemia
klien masih kecil, keluarga mengatakan cemas akan
pengetahuan
kondisi klien saat ini.
ibu klien banyak bertanya pada
perawat
Kurang
Kecemasan
tentang
penyakitnya Klien tampak gelisah. :- Ibu Klien mengatakan klien badannya terasa panas,ibu klien mengatakan badannya
Resiko tinggi Penurunan
terhadap infeksi
hemoglobin
terasa lemah. DO: Klien tampak lemah
Tidak adekuatnya pertahanan sekunder
HB menurun5 Suhu tubuh 37,9ºC. Resiko tinggi tehadap infeksi
b 1)
Rumusan Diagnosa Keperawatan Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang ditandai dengan ibu Klien mengatakan nafsu makan klien berkurang, klien mengatakan
sulit untuk menghabiskan makanan/bubur yang diberikan, porsi habis 1/2dari porsi yang disediakan rumah sakit, klien tampak lemah. 2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan ibu klien mengatakan klien selalu digendong karena tubuhny masih lemah , klien tampak lemah, klien hanya terbaring ditempat tidur, kebutuhan klien masih dibantu keluarga, badan masih lemah. 3)
Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan atau imformasi mengenai penyakit anemia ditandai dengan ibu klien mengatakan belum mengerti sepenuhnya mengenai perawatan pengelolaan Anemia, klien dan keluarga mengatakan cemas akan kondisi klien saat ini, ibu klien banyak bertanya pada perawat tentang penyakitnya,ibu klien tampak gelisah.
4)
Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekundder ditandai dengan klien mengatakan badannya terasa panas, klien mengatakan badannya terasa lemah, klien tampak lemah, HB menurun 5, leukosit Suhu tubuh 37,9ºC.
3.3 Intervensi Keperawatan Hari/tanggal
No.Dx
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Senin
1
Setelah dilakukan tindakan
Kaji
20-06-2011
Rasional riwayat
Mengidentifikasi
keperawatan selama 3x24
nutrisi, termasuk defisiensi,
jam diharapkan kebutuhan
makanan
nutrisi terpenuhi dengan
disukai
kriteria hasil : Menunjukkann peningkatan/ pertahanan berat badan
yang memudahkan intervensi
Observasi catat
dan
masukan masukan kalori atau
makanan klien
kualitas kekurangan
dengan nilai laboratorium normal.
Mengawasi
konsumsi makanan timbang
berat
Mengawasi
Tidak mengalami mal nutrisi badan setiap hari
penurunan
Menunjukkan
badan
prilaku/perubahan pola hidup
atau
Berikan makan efektivitas
untuk meningkatkan dan atau
sedikit
mempertahankan berat badan
frekuensi
yang sesuai.
dan atau makan kelemahan,
Tanda-tanda vital dalam batas normal.
berat
dengan intervensi nutrisi sering
diantara
waktu meningkatkan
makan
pemasukan
Motivasi bantu
Menurunkan
dan mencegah
dan distensi
hygiene gaster
mulut yang baik
meningkatkan nafsu
sebelumdan
makan
dan
sesudah makan
pemasukan
oral,
Kolaborasi menurunkan dengan ahli gizi pertumbuhan bakteri untuk
rencana
diet.
Membantu dalam rencana diet unutk memenuhi
Kolaborasi; kebutuhan pantau
hasil individual
pemeriksaan
Meningkatkan
laboratorium
efektivitas program pengobatan, termasuk diet
sumber
nutrisi
yang
dibutuhkan Senin 20-06-2011
3
Setelah dilakukan tindakan
Observasi
Sebagai acuan
keperawatan selama 3x24
keadaan umum
dalam menentukan
jam diharapkan klien mampu
klien.
intervensi sesuai
melakukan ADL sesuai
keadaan klien.
dengan kondisinya dengan
Kaji kemapuan
Mengetahui tingkat
kriteria hasil :
kien dalam
kemampuan klien.
Klien mampu melakukan
melakanakan
ADL sesuai kondisinya di
ADL di tempat
Melatih
tampat tidur.
tidur.
kemampuan klien
Klien mampu duduk dan berjalan sekitar tempat tidur. TTV dalam batas normal
Ajarkan klien
untuk mobilisasi.
melakukan room
Tanda-tanda vital
fasif dan aktif di
yang normal
tempat tidur.
memungkinkan
Observasu
klien untuk
Tanda-tanda vital.
melakukan ADL secara Mandiri. Keluarga dapat
Anjurkan klien
membantu klien
untuk selalu
untuk memenuhi
mendampingi
kebutuhan klien.
klien. Senin 20-06-2011
4
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama
Lakukan
5x24 pendekatan
Bertujuan agar klien
tiap lebih
yakin
atas
jam diharapkan klien mampu melakukan
tindakan
melakukan
diberikan perawat
ADL
sesuai tindakan
dengan kondisinya dengan
Klien dan keluarga
kriteria hasil Klien dapat tidur nyenyak Klien tentang
dapat
Berikan faham informasi
tentang
penyakit klien
mengerti berhubungan
penjelasan
diberikan Klien
yang
yang dengan klien
mengatakan
tidak tindakan
penyakit dan
Bertujuan apakah penjelasan
dan
cemas lagi
keperawatan yang tindakan yang telah
Klien tampak rileks
diberikan.
diberikan
Observasi rasa
mengurangi
cemas
mampu
klien kecemasan
sebelum
dan sebelumnya
setelah
Dengan
melakukan
mendengarkan
tindakan
keluhan-keluhan klien
bertujuan
Dengarkan untuk
memulihkan
keluhan-keluhan
rasa
percaya
klien
klien pada perawat dan
diri
menandakan
bahwa
perawat
memperhatikan Berikan motivasi kepada
Memberikan
keluarga ketenangan
klien
dan
meningkatkan harapan
sembuh
bagi klien Senin 20-06-2011
4
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama
Tingkatkan cuci
3x24 tangan yang baik
jam diharapkan tidak terjadi
Mencegah kontaminasi
Pertahankan silang/kolonisasi
infeksi
pada
kliendengan tekhnik
kriteria hasil:
aseptik bakterial
yang ketat pada prosedur
o
Menurunkan resiko kolonisasi/
infeksi
Mengidentifikasi Tingkatkan bakteri prilaku
untuk masukan
cairan
Menghindari
mencegah/ yang adekuat menurunkan
dehidrasi ringan
resiko Pantau/batasi
infeksi pengunjung, o
Membatasi
Meningkatan berikan penyembuhan
isolasi pemajanan
luka, bila
bakteri/infeksi
bebas draenase dan memungkinkan demam Pantau tubuh.
suhu
Adanya
proses
Catat implamas/
infeksi
adanya mengigil dan
membutuhkan
takikardia evaluasi
dengan atau tanpa adanya demam Motivasi
Meningkatkan
perubahan
ventilasi
posisi/ambulasi
segman paru-paru
yang sering
semua
3.4 Implementasi Tanggal Senin
Jam
No.Dx
14.30
1
20-06-11
Implementasi
Respon Hasil
Kaji riwayat nutrisi, .
Kliem
termasuk makanan yang menghabiskan disukai
mampu ½
dari
porsi yang disediakan RS
14.45
Observasi dan catat . masukan makanan klien
yang
disediakan habis ½ porsi
Berikan makan sedikit . 15.00
Makanan
Klien
bisa
makan
dengan frekuensi sering sedikit demi sedikit dan atau makan diantara waktu makan Motivasi dan bantu keluarga klien hygiene .
15.10
mulut
yang
sebelumdan
ibu
klien
mau
baik membersihkan mulutnya sesudah klien dengan tisue
makan pada klien Kolaborasi dengan ahli 15.30
gizi untuk rencana diet
.
Klien diberikan diet
TKTP Senin 20-06-11
2
.
Mengobservasi . Keadaan umum klien
keadaan umum klien. .
Kaji kemapuan kien
lemah
09.10
dalam
melakanakan .
ADL di tempat tidur. .
Mengajarkan
Klien masih dibantu
keluarganya
dalam
ibu memenuhi ADLnya
klien melakukan room 09.13
fasif dan aktif di tempat . tidur klien. .
Klien masih dibantu
untuk duduk di tempat
Mengobservasi tidur oleh keluarganya.
Tanda-tanda vital. 13.00
. TTV: Nadi : 124 x/menit .
Menganjurkan Suhu : 37,9 °C
keluarga untuk selalu Respirasi : 22 x/menit mendampingi klien.
. Keluarga mendampingi
09.20
dan
membantu
memenuhi
dalam
kebutuhan
klien.
Senin
08.00
3
.
Melakukan
20-06-
pendekatan
2011
melakukan tindakan 10.00
.
Klien bisa menerima
tiap dengan baik.
Memberikan
keluarga
informasi berhubungan mendengarkan
klien dengan
dengan penyakit klien baik dan bisa memahami
dan
tindakan informasi
keperawatan
yang
yang diberikan.
diberikan. 10.15
. Mengobservasi rasa cemas sebelum
ibu dan
Klien masih kelihatan
klien cemas. setelah
melakukan tindakan 10.18
.
Mendengarkan
keluhan-keluhan klien . 10.20
ibu Klien masih mengeluh cemas dengan
Memberikan motivasi penyakitnya
kepada klien
Klien dan keluarga berterimakasih karena merasa diperhatikan
Senin 20 -06-
14.30
4
Meningkatkan
cuci
tangan yang baik.
2011
Perawat selalu mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan.
Mempertahankan
Perawat selalu
tehnik aseptikketat pada melakukan tehnik prosedur
aseptik.
Meningkatkan masukan
Klien tampak lebih
cairan yang adekuat.
sering minum.
Memantau/membatasi
pengunjung.
Berikan
isoloasi
Klien ditemani oleh satu
bila keeluarganya.
memumgkinkan. Memantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil
Suhu tubuh klien 37,9ºC
dan takikardia.
disertai menggigil.
Memotivasi perubahan posisi/ambulasi
yang
sering
Klien sering mengubah posisi setiap saat
No.D Tanggal
Jam
Implementasi
Respon Hasil
x Selasa
08.15
21-08-09
1
Kaji riwayat nutrisi,
Kliem
mampu
termasuk makanan yang menghabiskan disukai.
porsi
yang
½
dari
disediakan
RS. Observasi dan catat masukan makanan klien Berikan makan sedikit
Makanan
yang
disediakan habis ½ porsi Klien
bisa
makan
dengan frekuensi sering sedikit demi sedikit 13.00
dan atau makan diantara waktu makan Motivasi dan bantu ibu
klien 08.25
hygiene
mulut
ibu
Klien
yang baik sebelumdan membersihkan sesudah
08.30
makan
mau mulutn
pada klien dengan tisue
klien
Klien diberikan diet
Kolaborasi dengan ahli TKTP gizi untuk rencana diet
08.32 Selasa
08.15
21-06-
2
Mengobservasi keadaan umum klien.
2011
Keadaan umum klien lemah
Kaji kemapuan klien 09.10
dalam
melakanakan
ADL di tempat tidur. Mengajarkan
dan
aktif
di
keluarganya
dalam
klien memenuhi ADLnya
melakukan room fasif 09.13
Klien masih dibantu
Klien masih dibantu
tempat untuk duduk di tempat
tidur.
tidur oleh keluarganya.
Mengobservasi Tandatanda vital.
TTV Nadi : 124x/menit
13.00
Suhu : 37,9 °C Respirasi:24 x/menit Menganjurkan keluarga untuk
Keluarga mendampingi
selalu dan
membantu
dalam
mendampingi klien.
memenuhi
09.20
Selasa
08.00
klien.
3
Melakukan pendekatan
21-06-
tiap
2011
tindakan 10.00
kebutuhan
melakukan dengan baik.
Memberikan informasi kepada
Klien bisa menerima
ibu
berhubungan
keluarga mendengarkan
klien dengan baik dan bisa dengan memahami
penyakit
klien
tindakan
keperawatan
informasi
dan yang diberikan.
yang diberikan.
Klien masih kelihatan
10.15
cemas. Mengobservasi rasa cemas klien sebelum dan setelah melakukan
10.18
tindakan
Klien masih mengeluh cemas
dengan
Mendengarkan penyakitnya keluhan-keluhan 10.20
ibu
klien
keluarga berterimakasih karena diperhatikan
Memberikan motivasi
merasa
kepada ibu klien Selasa 21-06-
14.30
4
Meningkatkan
cuci
tangan yang baik.
Perawat selalu mencuci tangan sebelum dan
2011
setelah melakukan tindakan. Mempertahankan
Perawat selalu
tehnik aseptikketat pada melakukan tehnik prosedur
aseptik.
Meningkatkan masukan
Klien tampak lebih
cairan yang adekuat.
sering minum.
Memantau/ membatasi pengunjung.
Berikan
isoloasi
Klien ditemani oleh satu
bila keeluarganya.
memumgkinkan. Memantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia.
Suhu tubuh klien
Memotivasi perubahan 37,9ºC disertai posisi/ambulasi
yang menggigil.
sering Klien sering mengubah posisi setiap saat
Tanggal
Jam
No.D
Implementasi
Respon Hasil
x Rabu
08.15
1
Mengkaji
riwayat
22-06-
nutrisi,
2011
makanan yang disukai
Kliem
termasuk menghabiskan
mampu ½
dari
porsi yang disediakan RS
Mengboservasi 13.00
dan
yang
catat masukan makanan disediakan habis ½ porsi klien
Klien
Memberikan 08.25
Makanan
bisa
makan
makan sedikit demi sedikit
sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan Memotivasi dan bantu ibu
08.30
klien
hygiene
melakukan mulut
Klien
mau
yang membersihkan mulutnya
baik
sebelumdan dengan tisue
sesudah
makanpada
klien berkolaborasi dengan 08.32
Klien diberikan diet
ahli gizi untuk rencana TKTP diet
Rabu
08.15
2
22-062011
Mengobservasi keadaan umum klien.
09.10
Mengkaji
Keadaan umum klien lemah
kemapuan
kien
Klien selalu dibantu
dalam keluarganya
dalam
melakanakan ADL di memenuhi ADLnya tempat tidur. 09.13
Klien masih dibantu
Mengajarkan
klien untuk duduk di tempat
melakukan room fasif tidur oleh keluarganya dan
aktif
di
tempat .
tidur. 13.00
TTV
Mengobservasi Tanda- Nadi : 124 x/menit tanda vital.
Suhu : 37,9 °C Respirasi : 24 x/menit
09.20
Keluarga mendampingi Menganjurkan keluarga dan untuk
selalu memenuhi
mendampingi klien.
Rabu
08.00
3
Melakukan pendekatan
22-06-
tiap
2011
tindakan 10.00
membantu
dalam
kebutuhan
klien.
Ibu Klien bisa menerima
melakukan dengan baik. keluarga mendengarkan
Memberikan informasi dengan baik dan bisa
berhubungan
dengan memahami
penyakit
klien
tindakan
keperawatan
dan yang diberikan.
yang diberikan.
ibu
Mengobservasi rasa 10.15
informasi
klien
masih
kelihatan cemas.
cemas klien sebelum dan setelah melakukan tindakan
ibu
Klien
masih
Mendengarkan mengeluh cemas dengan 10.18
keluhan-keluhan klien Memberikan motivasi kepada klien
22 -06-
14.30
keluarga berterimakasih
10.20 Rabu
penyakitnya klien karena
merasa diperhatikan 4
Meningkatkan
cuci Perawat selalu mencuci
tangan yang baik.
2011
tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan.
Mempertahankan
Perawat selalu
tehnik aseptikketat pada melakukan tehnik prosedur
aseptik.
Meningkatkan masukan
Klien tampak lebih
cairan yang adekuat.
sering minum.
Memantau/membatasi
pengunjung.
Berikan Klien ditemani oleh satu
isoloasi
bila keeluarganya.
memumgkinkan. Memantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil
Suhu tubuh klien 37,9ºC
dan takikardia.
disertai menggigil.
Memotivasi perubahan posisi/ambulasi
yang
sering
Klien sering mengubah posisi setiap saat
3.5 EVALUASI Hari/tanggal
No.Dx Catatan Perkembangan
Kamis
1
23-06-2011
ibu klien mengatakan napsu makan klien masih berkurang O : - Klien tampak lemah - porsi habis ½ dari yang disediakan A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan dengan Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai Observasi dan catat masukan makanan klien timbang berat badan setiap hari Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan Motivasi dan bantu hygiene mulut yang baik sebelumdan sesudah makan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk rencana diet.
Kolaborasi; pantau hasil pemeriksaan laboratorium Kamis
2
23-06-2011
:
Ibu
Klien
mengatakan
klien
belum
bisa
menggerakkan tanngannya dengan maksimal O : - Aktivitas masih dibantu keluarga - Kaki dan tamgan masih lemas - Keadaan umum lemah - Nadi : 124x/menit - Suhu : 37,5 °C - Respirasi : 22 x/menit A : Masalah belum teratasi P : Intervensi Intervensi dilanjutkan dengan Observasi keadaan umum klien. Kaji kemapuan kien dalam melakanakan ADL di tempat tidur. Ajarkan ibu klien melakukan room fasif dan aktif di tempat tidur kepada klien. Observasi Tanda-tanda vital.
Kamis 23-06-2011
3
S : - ibu klien mengatakan masih merasa cemas ibu Klien sudah mengerti mengenai penyakitnya dan tindakan perawatan yang diberikan O : - Klien tidak terlihat tegang lagi - Klien terlihat santai A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan dengan :
Berikan informasi berhubungan dengan penyakit klien dan tindakan keperawatan yang diberikan. Observasi rasa cemas ibu klien sebelum dan setelah melakukan tindakan Dengarkan keluhan-keluhan ibu klien Berikan motivasi kepada ibu klien Rabu 23-06-2011
4
Ibu klien mengatakan badannya terasa panas, ibu klien mengatakan badan klien terasa lemah - Hb menurun 5 - suhu tubuh 37,9 - Klien tampak lemah Masalah belum teratasi Intervensi dilanjutkan dengan :
1. Tingkatkan cuci tangan yang baik 2. pertahankan teknik aseptik ketat pada prosedur 3. tingkatkan masukan cairan yang adekuat 4. pantau/batasi pengunjung, berikan isolasi bila memungkinkan 5. pantau suhu tubuh. Catat adanya mengigil dan takikardia dengan atau tanpanya demam
6. motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering.
BAB 4 PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus pada klien dengan Anemia yang dirawat di ruang Mawar RSUP NTB , sehingga diperoleh suatu asuhan keperawatan yang benar dan tepat 4.1
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang akan mempengaruhi tindakan keperawatan, pengkajian data ini dilakukan penulis secara lengkap. Pada tinjauan kasus terdapat data diare, dyspepsia, perubahan kulit yang progresif seperti lidah yang halus, dan adanya perubahan fungsi serebral, sedangkan data yang diperoleh pada tinjauan kasus dengan kenyataan di lapangan ditemukan kesenjangan berupa tidak ditemukan data yang ada pada tinjauan kasus, klien hanya mengalami badan terasa lemah, anorexia, dan pusing pada tinjauan kasus 4.2
Diagnosa Keperawatan
Pada landasan teori muncul lima diagnosa keperawatan yaitu, resiko infeksi, pemenuhan nutrisi kurang, intoleransi aktivitas, perubahan perfusi jaringan, resiko tinggi kerusakan integritas kulit, konstivasi, dan kurang pengetahuan, pada kasus yang diangkat diagnosa yang muncul tidak sama dengan diagnosa yang muncul pada landasan teori sehingga terdapar suatu kesenjangan. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus yang diangkat adalah pemenuhan nutrisi kurang, intoleransi aktivitas, kecemasan, dan resiko tinggi infeksi. 4.3
Intervensi Keperawatan
Setelah perumusan dioagnosa keperawatan dilanjutkan dengan menentukan masalah dan memprioritaskan masalah, akan intervensi keperawatan ditentukan berdasarkan masalah yang telah ditemukan. 4.4
Implementasi Keperawatan
Implementasi atau pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana perawatan yang telah disusun sebelumnya. Adapun kesulitan yang penulis rasakan langsung dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan Anemia adalah penulis tidak dapat melaksanakan asuhan keperawatan selama 24 jam. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang ada menyebabkan penulis tidak dapat melakukan sendiri semua rencana kegiatan secara terus menerus. Untuk mengatasi masalah ini penulis bekerja sama dengan perawat ruangan untuk mengetahui tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan serta respon klien terhadap tindakan tersebut. 4.5
Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada klien Tn “I” telah dilakukan dengan menggunakan catatan perkembangan dengan pendekatan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa dan Planning) yang berorientasi pada tujuan yang telah dirumuskan. Pada tinjauan kasus didapatkan evaluasi pada semua masalah dapat teratasi ditandai dengan hasil evaluasi sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Pada bagian ini penulis akan menyimpulkan hal-hal yang ditemukan pada kasus Anemia pada klien An. “I” yang dirawat di ruang Dahlia RSUP NTB. Adapun kesimpunnya sebagai berikur:
1.
Anemia merupakan penyakit pyang banyak diderita oleh masyarakat pada semua golongan semua umur, dari anak-anak sampai orang tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik.
2.
Tanda dan gejala yang umum ditemukan adalah klien mengalami lemah, letih, malaise, kehilangan produktivitas, dan penurunan semangat kerja ditemukan pada tinjauan kasus.
3. Klien dengan Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium. 4. pada pasien dengan anemia berat dapat diberikan transfusi darah sesuai dengan golongan dan kebutuhannya. Adapun kesimpulan berdasarkan proses keperawatan antara lain: 5.1.1
Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan yang akan mempengaruhi tindakan keperawatan, pengkajian data ini dilakukan penulis secara lengkap. Pada tinjauan kasus terdapat data diare, dyspepsia, perubahan kulit yang progresif seperti lidah yang halus, dan adanya perubahan fungsi serebral, sedangkan data yang diperoleh pada tinjauan kasus dengan kenyataan di lapangan ditemukan kesenjangan berupa tidak ditemukan data yang ada pada tinjauan kasus, klien hanya mengalami badan terasa lemah, anorexia, dan pusing pada tinjauan kasus. 5.1.2
Diagnosa Keperawatan
Pada landasan teori muncul lima diagnosa keperawatan yaitu, resiko infeksi, pemenuhan nutrisi kurang, intoleransi aktivitas, perubahan perfusi jaringan, resiko tin ggi kerusakan integritas kulit, konstivasi, dan kurang pengetahuan, pada kasus yang diangkat diagnosa yang muncul tidak sama dengan diagnosa yang muncul pada landasan teori sehingga terdapar suatu kesenjangan.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus yang diangkat adalah pemenuhan nutrisi kurang, intoleransi aktivitas, kecemasan, dan resiko tinggi infeksi. 5.1.3
Intervensi Keperawatan
Setelah perumusan diagnosa keperawatan dilanjutkan dengan menentukan masalah dan memprioritaskan masalah, akan intervensi keperawatan ditentukan berdasarkan masalah yang telah ditemukan.
5.1.4
Implementasi Keperawatan
Implementasi atau pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana perawatan yang telah disusun sebelumnya. Adapun kesulitan yang penulis rasakan langsung dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien dengan Anemia adalah penulis tidak dapat melaksanakan asuhan keperawatan selama 24 jam. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu yang ada menyebabkan penulis tidak dapat melakukan sendiri semua rencana kegiatan secara terus menerus. Untuk mengatasi masalah ini penulis bekerja sama dengan perawat ruangan untuk mengetahui tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan serta respon klien terhadap tindakan tersebut. 5.1.5
Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada klien An.“I” telah dilakukan dengan menggunakan catatan perkembangan dengan pendekatan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa dan Planning) yang berorientasi pada tujuan yang telah dirumuskan. 5.2
Saran
Dalam melaksanakan pengkajian hendaknya memandang klien secara keseluruhan berupa kebutuhan Bio.Fsiko.Sosial Spiritual dan juga harus secara menyeluruh dengan melibatkan kleuarga, sehingga didapatkan data yang tepat dan akurat. 1. Penulis menyarankan agar perawat di ruangan meningkatkan kemampuannya dalam hal pengkajian agar didapatkan data-data yang akurat guna menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi klien. 2. Perawat ruagan perlu terus belajar dalam menyusun diagnosa keperawatan yang sesuai dengan konsep teori, sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat lebih berkualitas dan professional. Bagi mahasiswa perawat perlu meningkatkan kemampuan dan melakukan analisa data guna mendapatkan diagnosa keperawatan yang akurat. 3. Dalam menyusun rencana asuhan keperawatan perlu disesuaikan dengan kondisi klien dan fasilitas pendukung yang ada di rumah sakit 4. Pihak rumah sakit hendaknya perlu mempertimbangkan pengadaan alat diagnostik yang belum tersedia di rumah sakit untuk menegakkan diagnosa, memonitor kemajuan pengobatan dan perawatan guna meningkatakn kompetensi perawat dimasa yang akan datag. 5.
Institusi pendidikan atau rumah sakit perlu membuat suatu format baku penyusunan SOAP/SOAPIER
sehingga
indikasi
keberhasilan
suatu
asuhan
keperawatan
dapat
dipertanggungjawabkan. 6. Kepada pembimbing ruangan ataupun pembimbing akademik diharapkan untuk memberikan bimbingan yang lebih intensif kepada mahasiswa. 7. Diharapkan kepada semua perawat agar lebih teliti dalam menemukan masalah yang terjadi baik aktual maupun potensial terhadap klien, sehingga dirumuskan suatu doagnosa keperawatan yang tepat.
8. Dalam membuat suatu perencanaan tindakan keperawatan diharapkan kepada perawat untuk memperhatikan prioritas masalah, kriteri hasil yang ingin dicapai agar tidak menyimpang dari apa yang telah ditetapkan.
Diposting 29th January 2016 oleh Mumtaz Tauba Label: Askep 0
Tambahkan komentar
Perawat Pena (Aku Bangga Menjadi Perawat)
Feb
Beranda Info Sehat Info Perawat KTI Skripsi Askep
4
Perawat Indonesia Peringkat 1 di Jepang Mengalahkan Perawat Filipina dan Jepang Perawatpena.com – Keunggulan Perawat Indonesia di Jepang telah mendapat pengakuan resmi. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyebutkan bahwa TKI Perawat di Jepang menduduki peringkat 1. Prestasi ini perlu mendapatkan perhatian lebih agar dapat dipertahankan. Pasalnya, Perawat Indonesia di Jepang lebih unggul daripada perawat Filipina Filipina dan perawat asal Jepang. Nusron Wahid selaku ketua BNP2TKI memberikan apresiasi kepada para perawat Indonesia yang mampu memberikan nama harum di Jepang. “Di Jepang, alhamdulillah, rangking perawat kita nomor satu yang paling diniminati, mengalahkan mitos perawat Filipina,” papar Ketua BPNP2TKI Nusron Wahid di Gedung Kementerian Perdagangan, Selasa (12/1/2016). Jan 31
Bahaya BABS (Buang Air Besar Sembarangan) Semakin banyak orang yang tahu mengenai bahaya BABS (Buang Air Besar Sembarangan) Semakin banyak aksi yang bisa kita kumpulkan! Share fakta-fakta terkait isu Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di timeline kamu dan ajak teman-temanmu ikut ambil bagian dalam aksi melawan perilaku BABS! #AksiNasional #TinjuTinja Sumber: UNICEP Indonesia Jan 31
KTI Apendisitis BAB 3 LAPORAN KASUS 3.1 Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 5 Agustus 2011 Jam Pengkajian : 8:10 Wita Tanggal Masuk Rumah Sakit : 4 Agustus 2011 No RM : 249687 Diangnosa Medis : Post Op Apendiksitis 3.1.1 Data Biografi Identitas Klien Nama : An ”Q” Umur : 9 Th Alamat : Sukaraja Ampenan Agama : Islam Pekerjaan : Pelajar Identitas Penanggung Jawab Nama : Tn “Z” Umur : 35 Th Alamat : Sukaraja Ampenan Pekerjaan : PNS Agama : islam Hubungan dengan klien : Ayah 3.1.2 Riwayat Kesehata Jan 31
Askep Apendisitis
BAB 2 TIJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Apendiks 2.1.1 Pengertian 1. Apendiks adalah peradangan dari apendiks dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer,2000). 2. Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm ( 4 inci), melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal(burner & sudarth, 2001). 3. Apendiks adalah penyakit bedah akibat kebudayaan terutama yang menyangkut kebiasaan makan(E.Oswari, 2005). 4. Jan 31
KTI Meningitis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya dapat terwujud. Jan 31
Askep Malaria TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Malaria 2.1.1 Pengertian
1. Malaria merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kemanusia melalui air liur n yamuk (Wiwik Handayani, 2008) 2. Malaria adalah penyakit infeksi farasit yang di sebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan di tandai dengan di temukannya bentuk aseksual di dalam darah(Aru W. Sudoyo,2006) 3. Jan 29
Manfaat Menangis Bagi Kesehatan Jangan sepelekan saat Anda sedang menangis, karena menangis juga menjadi obat ampuh yang berguna bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Bagaimana bisa? Berikut ini ketujuh manfaat menangis bagi kesehatan dan tubuh yang bisa Anda temukan setelah menangis dan mengeluarkan air mata: 1. Membantu Penglihatan Air mata ternyata juga bisa membantu penglihatan seseorang, jadi bukan hanya karena faktor mata itu sendiri. Jan 29
KTI Pneumonia BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian Tanggal MRS : 13/07/2011 Jam MRS : 23:05 WITA Tanggal Pengkajian : 15/07/2011
Jam Pengkajian : 14:00 WITA Ruangan : Dahlia No.RM : 247777 Diagnosa Medis : Bronkopneumonia 3.1.1 Data Biografi A. Identitas Klien Nama : An. “K” Umur/Tgl. lahir : 14 Bulan (14 Mei 2010) Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : Belum Sekolah Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia Alamat : Dasan Agung B. Jan 29
Askep Pneumonia BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Penyakit 2.1.1 Definisi Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkhiolus terminalis yang mencakup bronkhiolus respiratorius, alveoli, serta menimbulkan konso lidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat (Doenges, 2005).
Jan 29
Askep Thypoid (Thypus Abdominalis) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Penyakit 2.1.1 Definisi Thypoid adalah penyakit infeksi akut usus halus (Suparman, 2007). Thypoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh salomella thypy atau salmonella paratipi A,B dan C (Sudarto, 2003). Thypoid adalah suatu penyakit infeksi pada usus yang menimbulkan gejala sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Thyposa, Salmonella Parathyfy A, B dan C. (Suparman, 2003). Jan 29
KTI CVA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kelumpuhan yaitu terganggunya aliran darah ke sel saraf otak. Hal yang perlu kita ketahui mengenai saraf otak yaitu bahwa gangguan aliran darah ke otak dapat menghambat pemasukan nutrisi dan oksigen ke sel-sel saraf otak dan sel-sel seluruh tubuh. P erlu diketahui, kebutuhan otak terhadap oksigen mencapai 20% dari kebutuhan seluruh tubuh. Oksigen yang terputus selama 8-10 detik dapat menyebabkan gangguan fungsi otak. Jan 29
Askep Asma
KONSEP DASAR ASMA A.
KONSEP DASAR
1.
Definisi
Asma adalah obstruksi jalan nafas akut episodik yang diakibatkan oleh rangsangan yang tidak menimbulkan respon terhadap orang sehat. (Jan Tambayong, 2000) Asma adalah penyakit paru dengan ciri khas, yaitu saluran nafas sangat mudah bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus manifestasi berupa serangan asma. 1 Jan 29
Otak Cuma Butuh Seperlima Detik untuk Jatuh Cinta Lombok, seperti dikutip dari ScienceDaily. Meski banyak yang mengatakan cinta itu tumbuh di hati, proses sesungguhnya lebih banyak terjadi di otak. Lebih mencengangkan lagi, cinta pada pandangan pertama benar-benar bisa terjadi karena otak memberikan respons sangat cepat. Bukan hanya cepat karena terjadi dalam waktu 0,2 detik saja, hadirnya perasaan cinta juga melibatkan proses yang sangat kompleks. Jan 29
KTI Gastritis BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian Pengkajian kasus ini dilakukan pada tanggal 03 Agustus 2013 Pukul 09.00 Wita, di Ruang perawatan bangsal Mawar. 3.1.1 Data Biografi 1. Identitas klien
Nama : Ny. “Y” Umur : 30 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT Suku/ Bangsa : Sasak/ Indonesia Status Perkawinan : Kawin Alamat : Pejarakan, Ampenan Tgl. Jan 29
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT PERILAKU KEKERASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang sebagaimana adan ya, serta mempunyai sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Jan 29
Askep Hepatitis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis merupakan masalah kesehatan global dan penyebab kesakitan serta kematian yang cukup besar di dunia. Dari data organisasi kesehatan dunia WHO pada tahun 2006 menyantakn bahwa virus hepatitis B kronis diperkirakan menyerang 350 juta orang di dunia, terutama Asia Tenggara dan Afrika, dan menyebabkan kematian 1,2 juta orang pertahun. Dari jumlah itu 15 – 25% yang terinfeksi kronis meninggal dunia karena komplikasi dari sirosis dan kanker hati. Jan 29
Askep Kasus Hepatitis BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1. Pengkajian Tanggal MRS : 16 Agustus 2011 Jam : 17.30 wita Ruang : Mawar Tanggal Pengkajian : 18 Agustus 2011 Jam : 11.00 wita No. RM : 250844 3.1.1. Data Biografi a. Identitas Pasien Nama : Ny “I” Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 60 tahun Alamat : Tanjung, KLU Pendidikan : -
Pekerjaan : Pedagang Agama : Islam b. Identitas Penanggung Jawab Nama : Tn “W” Hub. Jan 29
Askep Kasus GGK BAB 3 TINJAUAN KASUS Bab ini menguraikan tentangpenerapan nyata asuhan keperawatan pada klien dengan Gagal Ginjal Kronik dengan menggunakan proses keperawatan yang terdiri dari 5 tahap yaitu :Pengkajian, Perumusan Diagnose, Rencana Keperawatan, Pelaksanaan Dan Evaluasi. Tanggal masuk :25 juni 2013 Jam masuk : 09:55 WITA Ruang : Mawar No. RM : 038011 Tanggal pengkajian : 5 juli 2013 Jam pengkajian : 08:05 WITA 3.1 PENGKAJIAN 3.1.1 Data Biografi 1. Jan 29
Askep Kasus DHF BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian Tanggal MRS : 13/07/2011 Jam MRS : 15:30 WITA Tanggal Pengkajian : 13/07/2011 Jam Pengkajian : 20:00 WITA Ruangan : Dahlia No.RM : 247757 Diagnosa Medis :DHF 3.1.1 Data Biografi A. Identitas Klien Nama : An. “M” Umur : 3 tahun 1 bulan Agama : Islam Pendidikan : Belum Sekolah Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia Pekerjaan : Status Perkawinan : Belum kawin Alamat : Gomong lama, Mataram. B. Jan 29