BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR LATAR BELAKANG BELA KANG
Anak merupakan hal yang paling penting artinya bagi sebuah keluarga. Selain sebagai penerus keturunan , anak pada akhirnya akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih-lebih bila anaknya mengalami bronchopneumonia. Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di baah umur 3 tahun dengan resiko kematian yang tinggi pada bayi yang berusia kurang dari ! bulan, sedangkan di Amerika pneumonia menunjukkan angka "3% dari seluruh penyakit in#eksi pada anak di baah umur ! tahun $".In#eksi saluran napas baah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju. &ari data S'A(I) *ealth Statistic !00" in#luen+a dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomor di Indonesia, nomor di runei, nomor / di (alaysia, nomor 3 di Singapura, nomor di hailand dan nomor 3 di 1ietnam. 2aporan *O " menyebutkan baha penyebab kematian tertinggi akibat penyakit in#eksi di dunia adalah in#eksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan in#luen+a. *asil Sur4ei 5esehatan 6umah angga angga &epkes tahun !00", penyakit in#eksi saluran s aluran napas baah menempati urutan ke-! sebagai penyebab kematian di Indonesia. 7enggunaan antibiotik, membuat penyakit ini bisa dikontrol beberapa tahun kemudian. 8amun tahun !000, kombinasi bronchopneumonia dan in#luen+a kembali merajalela dan menjadi penyebab kematian ketujuh di negara itu. ronchopneumonia adalah in#eksi yang menyebabkan paru-paru meradang. 5antung-kantung udara dalam paru yang disebut al4eoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. 5ekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. 9ara- gara inilah, selain penyebaran in#eksi ke seluruh tubuh, penderita bronchopneumonia bisa meninggal. meninggal. Sebenarnya bronchopneumonia bronchopneumonia bukanlah penyakit tunggal. 7enyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber in#eksi, dengan sumber utama bakteri, 4irus, mikroplasma, jamur, berbagai senyaa kimia maupun partikel.
1.2TUJUAN
:
ujuan umum ; ". (ahasisa dapat menambah aasan baru mengenai penyakit bronkopneumoni
:
ujuan khusus ; ".
makalah ini mampu menjelaskan tentang de#inisi, etiologi, anatomi #isiologi,
7atho#isiologi, tanda dan gejala, klasi#ikasi, mani#estasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medik, penatalaksanaan keperaatan, pencegahan dan komplikasi bronkopneumoni !.
makalah ini dapat menambah aasan baru mengenai angka kejadian penyakit
bronkopneumoni
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI
ronchopneumonia adalah radang pada paru-paru yang mempunyai penyebaran berbercak, teratur dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru $runner dan Suddarth, !00". !00". ronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya adanya bercak-bercak In#iltrat $halley and ong, ong, ". ronchopneumina adalah #rekensi komplikasi pulmonary, batuk produkti# yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat $Su+anne 9. are, "3. ronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, 4irus, jamur dan benda-benda asing $Syl4ia Anderson, "<. &ari beberapa penngertian tersebut dapat disimpulkan,ronkopneumonia disimpulkan,ronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak bercak in#iltrat yang disebabkan oleh bakteri,4irus dan jamur dan benda benda asing 2.2 ETIOLOGI
7ada umumnya umumnya tubuh terserang ronchopneumonia ronchopneumonia karena disebabkan oleh penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap 4irulensi 4irulensi organisme patogen.7enyebab patogen.7enyebab ronchopneumonia yang biasa ditemukan adalah; ". akteri ; &iplococus 7neumonia, 7neumococcus, Stretococcus *emoliticus Aureus, *aemophilus In#luen+a, asilus =riendlander $5lebsial 7neumoni, (ycobacterium uberculosis. !. 1irus 1irus ; 6espiratory 6espirator y syntical 4irus, 4irus in#luen+a, 4irus sitomegalik. 3. >amur ; )itoplasma )apsulatum, )riptococcus 8epromas, lastomices &ermatides, Aspergillus Sp, )andinda Albicans, (ycoplasma 7neumonia. Aspirasi benda as ing. <. =aktor lain yang mempengaruhi timbulnya ronchopnemonia adalah a =aktor predisposisi -usia ?umur -genetik b =aktor pencetus
-gi+i buruk?kurang -berat badan lahir rendah $26 -tidak mendapatkan ASI yang memadai -imunisasi yang tidak lengkap -polusi udara -kepadatan tempat tinggal 2.3 EPIDEMIOLOGI
erdasarkan Sur4ei 5esehatan 6umah angga angga $S56 $S56 sejak "@ sampai era !000 an hampir @0 sampai 0 persen pers en kematian balita akibat serangan IS7A dan pnemonia.< Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari < tahun dan mengurang dengan meningkatnya umur. 7neumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh 7neumococcus, ditemukan pada orang deasa dan anak besar, bes ar, sedangkan ronkopneumonia ronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi. 7neumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang sekitar "% penduduk amerika. (eskipun telah ada kemajuan dalam bidang antibiotik, pneumonia tetap sebagai penyebab te rbanyak dari kematian di Amerika. 2.4 ANATOMI FISIOLOGI
a. Anatomi Sistem pernapasan terdiri atas ; *idung (erupakan saluran udara yang pertama, ber#ungsi mengalirkan udara ke dan dari paru-paru. >alan napas ini ber#ungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru. =aring atau tenggorokan Struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke la ring.#aring dibagi menjadi tiga region ; naso#aring, oro#aring, dan laringo#aring. 2aring atau pangkal tenggorokan Struktur epitel kartilago yang menghubungkan #aring dan trakea. =ungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya 4okalisasi,melindungi jalan napas baah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk. batuk. 2aring sering juga disebut sebagai kotak suara. &an terdiri atas ; epiglotis , glotis, kartilago tiroid, kartilago krikoid,kartilaago aritenoid dan pita suara.
rakea atau batang tenggorokan (erupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh "-!0 cincin yang dari tulang-tulang raan. ronkus atau cabang tenggorokan (erupakan lanjutan dari trakea terdiri dari bronkus kiri dan kanan. 7aru-paru (erupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung al4eoli. 7aru-paru dibagi menjadi ! bagian yaitu ; paru-paru kanan dan kiri, dimana paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus dan paru-paru kiri terdiri dari ! lobus. b. =isiologi 7roses pernapasan paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru. 7roses ini terdiri dari 3 tahap yaitu ; a. 1entilasi 1entilasi 1entilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmos#er ke dalam al4eoli atau dari al4eoli ke atmos#er. Ada dua gerakan pernapasan yang terjadi seaktu pernapasan, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi atau menarik napas adalah proses akti# yang diselenggarakan oleh kerja otot. 5ontraksi dia#ragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke baah, yaitu 4ertikal. 7enaikan iga-iga dan sternum meluaskan rongga dada ke kedua sisi dan dari depan ke belakang. 7ada ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena paru-paru kempis kembali, disebabkan si#at elastik paru-paru itu. 9erakangerakan ini adalah proses pasi#. 7roses 4entilasi dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmos#er dengan paru, adanya kemampuan thoraks thoraks dan paru pada al4eoli dalam melaksanakan ekspansi, re#leks batuk dan muntah. b. &i#usi gas &i#usi gas merupakan pertukaran antara oksigen di al4eoli dengan kapiler paru dan )O! di kapiler dengan al4eoli. 7roses pertukaran dipengaruhi oleh beberapa #aktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi, dan perbedaan tekanan dan konsentrasi O!. c. ransportasi gas ransportasi gas merupakan proses pendistribusian O! kapiler ke jaringan tubuh dan )O! jaringan tubuh ke kapiler. ransportasi gas dipengaruhi oleh beberapa #aktor, yaitu curah jantung $kardiak output, kondisi pembuluh pembuluh darah, latihan $eBercise, eritrosit dan *b.
Secara anatomis, system respirasi dibagi menjadi dua yaitu saluran perna#asan dan parenkim paru. Saluran perna#asan dimulai dari organ hidung, hidung, mulut, trakea, bronkus, dan bronkiolus. &idalam rongga toraks bronkus bercabang menjadi dua yaitu ; kanan dan kiri. ronkus kemudian bercabang menjadi bronkiolus, bagi parenkim paru berupa kantong-kantong yang menempel diujung bronkiolus yang disebut al4eoli $ bila banyak . 2.5 PATOFISIOLOGI
ronkopneumonia merupakan in#eksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh 4irus penyebab ronchopneumonia ronchopneumonia yang masuk ke saluran perna#asan sehingga terjadi peradangan broncus dan al4eolus dan jaringan sekitarnya. . In#lamasi pada bronkus bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produkti#, produkti#, ronchi positi# dan mual. Setelah itu mikroorganisme tiba di al4eoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu ; A. Stadium I $< C "! jam pertama?kongesti &isebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terin#eksi. *al ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat in#eksi. *iperemia ini terjadi akibat pelepasan mediatormediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengakti#an sel imun dan cedera jaringan. (ediator-mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. &egranulasi sel mast juga mengakti#kan jalur komplemen. 5omplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos polos 4askuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. *al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan al4eolus. 7enimbunan cairan di antara kapiler dan al4eolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin. . Stadium II?hepatisasi $<@ jam berikutnya &isebut hepatisasi merah, terjadi seaktu al4eolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan #ibrin yang dihasilkan oleh penjamu $ host sebagai bagian dari reaksi peradangan. 2obus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga arna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara al4eoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama <@ jam. ). Stadium III?hepatisasi kelabu $3 C @ hari
&isebut hepatisasi kelabu yang terjadi seaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terin#eksi. 7ada saat ini endapan #ibrin terakumulasi di seluruh daerah yang yang cedera dan terjadi #agositosis sisa-sisa sel.7ada stadium ini eritrosit di al4eoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi #ibrin dan leukosit, arna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti. &. Stadium I1?resolusi $/ C "" hari &isebut juga stadium resolusi yang terjadi seaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel #ibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makro#ag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula. In#lamasi pada bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produkti#, ronchi positi# dan mual. ila penyebaran kuman sudah mencapai al4eolus maka komplikasi yang terjadi adalah kolaps al4eoli, #ibrosis, em#isema dan atelektasis.5olaps al4eoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan napas ronchi. =ibrosis bisa menyebabkan penurunan penurunan #ungsi paru dan penurunan produksi sur#aktan sebagai pelumas yang ber#ungsi untuk melembabkan rongga #leura. 'm#isema $ tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru adalah tindak lanjut dari pembedahan. Atelektasis mengakibatkan peningkatan #rekuensi napas, hipoksemia, acidosis respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya gagal napas. 2.6 MENISFESTASI KLINIK
iasanya didahului in#eksi traktus respiratoris atas &emam $30 C <00) kadang-kadang disertai kejang karena demam yang tinggi Anak sangat gelisah,dan adanya nyeri dada yang tera sa ditusuk-tusuk, yang dicetuskan oleh bernapas dan batuk 7ernapasan cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut. 5adang-kadang disertai muntah dan diare Adanya Adanya bunyi tambahan pernapasan seperti ronchi, he+ing. 6asa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila in#eksinya serius. 1entilasi 1entilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang menyebabkan atelektasis absorbsi. 2.7 KLASIFIKASI
(enurut buku 7neumonia 5omuniti, 7edoman &iagnosis dan 7enatalaksanaan di Indonesia yang dikeluarkan 7erhimpunan &okter 7aru Indonesia, !003 menyebutkan tiga klasi#ikasi pneumonia. ". erdas erdasark arkan an klini kliniss dan epid epidemi emiolo ologis; gis; ". 7neu 7neumo moni niaa kom komun uniti iti $ community-acquired pneumonia. pneumonia . !. 7neu 7neumo moni niaa nosok nosokom omial ial,, $hospital-acquired $ hospital-acquired pneumonia/nosocomial pneumonia. pneumonia. 3. 7neu 7neum monia onia aspir aspiras asi. i. <. 7neu 7neumo moni niaa pada pada pende penderi rita ta immunocompromised . !. erdas erdasark arkan an bakteri bakteri penye penyebab bab;; ". 7neumonia 7neumonia bakteri?ti bakteri?tipikal. pikal. &apat &apat terjadi terjadi pada pada semua usia. usia. eberapa eberapa bakteri bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka, misalnya klebsiella pada penderita alkoholik, staphyllococcus pada penderita penderita pasca in#eksi in#luen+a. 7neumonia Atipikal disebabkan mycoplasma, legionella, dan chalamydia. !. 7neu 7neum monia onia 4iru 4irus. s. 3. 7neumonia 7neumonia jamur, jamur, sering sering merupakan merupakan in#eksi in#eksi sekunder sekunder.. 7redileksi 7redileksi terutama terutama pada penderita dengan daya tahan lemah $immunocompromised $immunocompromised . . 3. erdas erdasark arkan an predil predileks eksii in#eks in#eksi; i; ". 7neumonia 7neumonia lobaris, lobaris, pneumo pneumonia nia yang yang terjadi terjadi pada satu lobus lobus $percaban $percabangan gan besar dari pohon bronkus baik kanan kanan maupun kiri. !. 7neumonia 7neumonia bronkopn bronkopneumo eumonia, nia, pneumonia pneumonia yang yang ditandai ditandai bercak-bercak bercak-bercak in#eksi in#eksi pada berbagai tempat di paru. isa kanan maupun maupun kiri yang disebabkan 4irus atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua. 3. 7neu 7neumo moni niaa inte interst rstisi isial. al. 2.8 GAMBARAN KLINIS
ronkopneumonia biasanya didahului oleh in#eksi saluran na#as bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 3C<0D) dan mungkin disertai kejang karena demam yag tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, perna#asan cepat dan dangkal
disertai perna#asan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. atuk biasanya tidak dijumpai di aal penyakit, anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, dimana pada aalnya berupa batuk kering kemudian kemudian menjadi produkti#. 7ada bronkopneumonia, bronkopneumonia, hasil pemeriksaan #isik tergantung pada luasnya daerah yang terkena. 7ada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya kelainan. 7ada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai sedang. ila sarang bronkopneumonia menjadi satu $kon#luens mungkin pada perkusi terdengar suara yang meredup dan suara perna#asan pada auskultasi terdengar mengeras. 7ada stadium resolusi ronki dapat terdengar lagi. anpa anpa pengobatan biasanya proses penyembuhan dapat ter jadi antara !-3 minggu. 2.9 TANDA DAN GEJALA
".
!.
5esulitan dan sakit pada saat perna#asan a.
8yeri pleuritik
b.
8a#as dangkal dan mendengkur
c.
akipnea
unyi na#as di atas area yang menglami konsolidasi a.
(engecil, kemudian menjadi hilang
b.
5rekels, ronki,
3.
9erakan dada tidak simetris
<.
(enggigil dan demam 3@,@ D ) sampai <","D), delirium
E.
&ia#oesis
.
Anoreksia
/.
(alaise
@.
atuk kental, produkti# Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi
kemerahan atau berkarat .
9elisah
"0.
Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan
"".
(asalah-masalah psikososial ; disorientasi, ansietas, takut mati
2.10 PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
7emeriksaan 7enunjang yang dilakukan pada bronkopneumonia untuk menegakkan diagnosis diantaranya yaitu ; ". 6ontgen 6ontgen &ada ; *al ini ini dilakukan dilakukan untuk untuk mengidenti mengidenti#ikasi #ikasi distribusi distribusi struktu strukturalF ralF dapat juga menyatakan abses luas?in#iltrat, empiema$stapilococcusF in#iltrasi menyebar atau terlokalisasi $bakterialF atau penyebaran ?perluasan in#iltrat nodul $4irus. 7neumonia mikoplasma sinar B dada mungkin bersih. =oto thoraB bronkopeumoni terdapat bercak-bercak in#iltrat pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus. !. 7engambila 7engambilan n sekret secara broncos broncoscopy copy dan dan #ungsi paru paru untuk untuk preparasi preparasi langsung, langsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari etiologinya, tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar. 3. 7emeriksaan 7emeriksaan #ungsi #ungsi paru. paru. 7ada 7ada pemeriksaan pemeriksaan ini ini akan didapatk didapatkan an 4olume 4olume paru mungkin menurun $kongesti dan kolaps al4eolarF tekanan jalan na#as mungkin meningkat dan komplain paru menurun, terjadi hipoksemia. <. Analisa Analisa 9as &arah. &arah. 7ada pemerik pemeriksaan saan darah ini biasanya biasanya akan akan didapatkan didapatkan hasil hasil yang yang tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada. E. 7emeriksaan 7emeriksaan radiolog radiologii yaitu pada #oto #oto thoraks, thoraks, konsolid konsolidasi asi satu atau beberapa beberapa lobus lobus yang berbercak-bercak in#iltrate . 7emeriksaan 7emeriksaan laborato laboratorium rium didapati didapati lekositosi lekositositt antara "E000 "E000 sampai sampai <0000 ?mm3. ?mm3. /. *itung *itung sel darah darah putih putih biasanya biasanya meningkat meningkat kecuali kecuali apabila apabila pasien mengalami mengalami imunode#iensi. @. 7emeriksaan 7emeriksaan A9& A9& $analisa $analisa gas darah, darah, untuk untuk mengetahui mengetahui status status kardiopulm kardiopulmoner oner yang yang berhubungan dengan oksigen. oksigen. . 7emeriksaan 7emeriksaan gram?ku gram?kultur ltur sputum sputum dan darah darah ; diambil diambil dengan dengan biopsi biopsi jarum, jarum, untuk untuk mengetahui mikroorganisme penyebab dan obat yang cocok untuk menanganinya. 2.11 DIAGNOSIS
&iagnosis ditegakkan berdasarkan riayat penyakit dan pemeriksaan #isik yang sesuai dengan gejala dan tanda yang diuraikan sebelumnya disertai pemeriksaan penunjang. 7ada
bronkopneumonia, bercak-bercak in#iltrat didapati pada satu atau beberapa lobus. =oto =oto rontgen dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis, atelektasis, abses paru, pneumotoraks atau perikarditis. 9ambaran ke arah sel polimor#onuklear juga dapat dijumpai. dijumpai. &iagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi, karena pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dilakukan dan bila dapat dilakukan kuman penyebab penyebab tidak selalu dapat ditemukan. Oleh karena itu *O mengajukan pedoman diagnosa dan tata laksana yang lebih sederhana. erdasarkan pedoman tersebut pneumonia dibedakan berdasarkan ; •
7neumonia sangat berat ;
G bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum, maka anak harus diraat di rumah sakit dan diberi antibiotika. •
7neumonia berat ;
G bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum, maka anak harus diraat di rumah sakit dan diberi antibiotika. •
7neumonia ;
G bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai perna#asan yang cepat ; -
H 0 B?menit pada anak usia ! bulan
-
H E0 B?menit pada anak usia ! bulan C " tahun
-
H <0 B?menit pada anak usia " C E tahun •
ukan 7neumonia ;
G hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu diraat dan tidak perlu diberi antibiotika. 2.12 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
". 9ambaran 9ambaran darah menunjukk menunjukkan an leukositos leukositosis, is, biasanya biasanya "E.000 "E.000 C <0.000 <0.000 ? mm 3 dengan pergeseran ke kiri. >umlah leukosit yang tidak meningkat meningkat berhubungan dengan in#eksi 4irus atau mycoplasma. !. 8ilai 8ilai *b biasan biasanya ya tetap tetap normal normal atau sedik sedikit it menuru menurun. n. 3. 7eni 7ening ngka kata tan n 2'& 2'&..
<. 5ultur 5ultur dahak dapat positi# positi# pada pada !0 C E0 % penderita penderita yang yang tidak tidak diobati. diobati. Selain Selain kultur kultur dahak, biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok $throat sab. E. Analisa Analisa gas darah $A9&A $A9&A menunjukk menunjukkan an hipoksemia hipoksemia dan dan hiperkarbia. hiperkarbia. 7ada 7ada stadium stadium lanjut dapat terjadi asidosis meyabolik. 2.13 PEMERIKSAAN RONTGEN
7emeriksaan ini dapat menunjukan kelainan sebelum hal ini dapat ditemukan secara pemeriksaan #isik. 7ada bronkopneumoni bercak-bercak in#iltrat didapatkan pada satu atau beberapa lobus. =oto rongent dapat juga juga menunjukkan adanya komplikasi komplikasi seperti pleuritis, abses paru, perikarditis dll 2.14 PENATALAKSANAAN PENATALAKSANAAN
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetapi hal ini tidak dapat selalu dilakukan dan memakan aktu yang cukup lama, maka dalam praktek diberikan pengobatan poli#ragmasi seperti penisilin diambah dengan kloram#enikol atau diberi antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampicillin. 7engobatan diteruskan sampai anak bebas demam selama < C E hari. 7engobatan dan penatalaksaannya meliputi •
ed rest
•
Anak dengan sesak na#as memerlukan cairan inta 4ena dan oksigen $" C ! l?mnt. >enis cairan yang digunakan adalah campuran 9lukosa E% dan 8a)l 0,% ditambah larutan 5)l "0 m'J?E00 ml botol in#us.
•
>umlah cairan disesuaikan dengan berat badan dan kenaikan suhu.
•
5oreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
•
7emberian antibiotik sesuai biakan atau berikan ;
•
Kntuk kasus pneumonia community base ;
-
Ampisilin "00 mg?kg?hari dalam < kali pemberian
-
5loram#enikol /E mg?kg?hari dalam < kali pemberian •
-
Kntuk kasus pneumonia hospital base ; Se#otaksim "00 mg?kg?hari dalam ! kali pemberian
-
Amikasin "0-"E mg?kg?hari dalam ! kali pemberian •
Antipiretik ; paracetamol "0-"E mg?kg?B beri
•
(ukolitik ; AmbroBol ",!-", mg?kg?! dosis?oral
•
>ika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan #eeding drip. >ika sesaknya berat maka pasien harus dipuasakan.
A. =armakologi
ϖ 7emberian antibiotik misalnya penisilin 9, streptomisin, ampicillin, gentamisin. ϖ 7emilihan jenis antibiotik didasarkan atas umur, keadaan umum penderita, dan dugaan kuman penyebab; ". Kmur 3 bulan-E tahun,bila toksis disebabkan oleh streptokokus pneumonia, *emo#ilus in#luen+a atau sta#ilokokus.7ada umumnya tidak diketahui penyebabnya, maka secara praktis dipakai ; 5ombinasi ; penisilin prokain E0.000-"00.000 5I?kg?!< jam I(, "-! kali sehari dan 5loram#enikol E0-"00 mg?kg?!< jam I1?oral, < kali sehari. Atau kombinasi Ampisilin Ampisilin E0"00 mg?kg?!< jam I(?I1 I(?I 1, < kali sehari dan 5loksasilin E0 mg?kg?!< jam I(?I1, < kali sehari atau kombinasi 'ritromisin E0 mg?kg?!< jam, oral < kali sehari dan 5loram#enikol $dosis sama dengan diatas. !. Anak Canak E tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh ; Streptokokus pneumonia; o 7enisilin prokain I( atau o =enoksimetilpenisilin =enoksimetilpenisilin !E.000-E0.000 5I?!< jam oral, < kali sehari o 'ritromisin atau o 5otrimoksa+ol ?30 mg?kg?!< jam, oral ! kali sehari. o Oksigen "-! 2?menit. ϖ I1=& dekstrose E % L 8a)l 0,!!E% 3E0cc ? !< jam ϖ ASI?7ASI ASI?7ASI @ B !0cc per sonde s onde . 8on #armakologi ". Istirahat, umumnya penderita tidak perlu diraat, cukup istirahat dirumah. !. Simptomatik terhadap batuk. 3. atuk yang produkti# jangan ditekan dengan antitusi# <. ila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada #ebris, diberikan broncodilator. E. 7emberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat. Antibiotik yang paling baik adalah antibiotik yang sesuai dengan penyebabnya. penyebabnya.
) . &IS)*A69' 72A88I89 *al-hal yang perlu disampaikan kepada keluarga dan pasien sebelum pulang adalah ;
(emberitahukan kepada pasien dan keluarga untuk melanjutkan pengobatan di rumah sesuai dosis dan instruksi dokter
(emberitahukan jadal kontrol di dokter kepada pasien dan keluarga (engajarkan kepada keluarga seperti ; -minum air hangat -istirahat secukupnya -mencuci tangan dengan sering -membersihkan mulut dengan sering
(emberitahukan keluarga pasien tentang pentingnya memberi ASI eksklusi# dan nutrisi pada anak untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh dan mempercepat proses penyembuhannya. penyembuhannya.
(emberitahukan pada keluarga pasien tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal ,hindari merokok,polusi udara,lingkungan berdebu karena dapat menurunkan kesehatan dan melemahkan kondisi saluran napas anak.
(emberitahukan pentingnya pemberian imunisasi pada anak, karena dengan imunisasi kekebalan tubuh semakin kuat dan mikroorganisme sulit masuk dalam tubuh.
(engajarkan tindakkan sederhana yang dapat dilakukan bila anak sakit misalnya ; memberikan kompres hangat untuk menurunkan demam, memberikan minuman yang c ukup untuk mencegah dehidrasi, memberikan minuman hangat untuk membantu mengencerkan sekret yang kental. 2.17 PENEGAHAN
7enyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan penderita atau mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya bronkopneumonia ini. Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kaita terhadap berbagai penyakit saluran na#as seperti ; cara hidup sehat, makan makanan bergi+i dan teratur ,menjaga kebersihan ,beristirahat yang cukup, rajin berolahraga, dll. (elakukan 4aksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terin#eksi antara lain; 1aksinasi 7neumokokus 1aksinasi *. in#luen+a
1aksinasi 1aksinasi 1arisela 1arisela yang dianjurkan pada anak dengan daya tahan tubuh rendah 1aksin 1aksin in#luen+a yang diberikan pada anak sebelum anak sakit. sa kit. 2.18 KOMPLIKASI
7enyakit bronkopneumonia ini selain terjadi pada deasa, seringkali juga terjadi !"#$%#&$'()#$*+ &+,+ +$+% . erikut beberapa komplikasi dari penyakit dari penyakit
bronkopneumonia yaitu ; 1.
Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau re#leks batuk hilang.
2.
Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
3.
'mpisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
4.
'ndokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
5.
(eningitis yaitu in#eksi yang menyerang selaput otak.
. In#e In#eks ksii site sitem mik
BAB III
maka berdasarkan uraian di atas penulis dapat menarik kesimpulan serta memberikan saran sebagai berikut ; 3.1 KESIMPULAN
ronchopneumonia adalah in#eksi yang menyebabkan paru-paru meradang. 5antung-kantung udara dalam paru yang disebut al4eoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang. 5ekurangan oksigen membuat sel-sel tubuh tidak bisa bekerja. 9ara- gara inilah, selain penyebaran in#eksi ke seluruh tubuh, penderita bronchopneumonia bisa meninggal. meninggal. Sebenarnya bronchopneumonia bronchopneumonia bukanlah penyakit tunggal. 7enyebabnya bisa bermacam-macam dan diketahui ada 30 sumber in#eksi, dengan sumber utama bakteri, 4irus, mikroplasma, jamur, berbagai senyaa kimia maupun partikel. 3.2 SARAN
7erlu penyuluhan yang intensi# tentang penyakit, proses penyakit dan pengobatannya pada penderita ronchopneumonia. ronchopneumonia. (engin#ormasikan tentang pencegahan pencegahan terjadinya ronchopneumonia ronchopneumonia dengan cara ; ".
erhenti merokok
!.
5onsumsi obat secara teratur
3.
7erhatikan berat badan
<.
*indari +at polusi
E.
>aga stamina tubuh
.
Istirahat cukup
/.
6utin mengikuti rehabilitasi paru-paru
@.
2akukan latihan bernapas
.
etap etap berakti4itas
"0. 2akukan terapi oksigen jika keadaan parah
"". 5onsumsi makanan sehat sehat
DAFTAR PUSTAKA
*idayat, A. !00E. Pengantar !00E. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. >akarta; I. >akarta; Salemba (edika. 8anda, !00". Diagnosis !00". Diagnosis Keperawatan NANDA: NANDA: Klasiikasi dan Deinisi !""#-!""!. Alih $ahasa: Ani %aryani& %aryani& dkk , >akarta; 7SI5O-OM K9(. 8gastiyah. "/. Perawatan "/. Perawatan Anak Anak 'akit . >akarta; '9). 7rince, S.A. N ilson ilson 2.(. "00E. Patoisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Proses-proses Penyakit (disi I) . ong, O.2. !00<. Pedoman !00<. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik . >akarta; '9) (cgro *ill $"E, 7erinatal? 8eonatal, KSA 8gastiyah $"/, 7eraatan Anak Anak Sakit, 'disi III '9) ,>akarta. Sta# 7engajar I5A$"@E, Ilmu 5esehatan Anak KI , >akarta