Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil cipta manusia selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran hidup. Orang dapat mengetahui nilai- nilai hidup, susunan adat istiadat, suatu keyakinan, dan pandangan hidup orang lain atau masyarakat melalui karya sastra. Dengan hadirnya karya sastra yang membicarakan persoalan manusia, antara karya sastra dengan manusia memiliki hubungan yang tidak terpisahkan. Sastra dengan segala ekspresinya merupakan pencerminan dari kehidupan manusia. Adapun permasalahan manusia merupakan ilham bagi pengarang untuk mengungkapkan dirinya dengan media karya sastra. Hal ini dapat dikatakan bahwa tanpa kehadiran manusia, sastra mungkin tidak ada. Memang sastra tidak terlepas dari manusia, baik manusia sebagai sastrawan maupun sebagai penikmat sastra. Mencermati hal tersebut, jelaslah manusia berperan sebagai pendukung yang sangat menentukan dalam kehidupan sastra. . Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain- lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadangkadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Karya satra yang baik senantiasa mengandung nilai (Volue). Nilai itu dikemas dalam wujud struktur karya sastra, yang secara implisit terdapat dalam alur, latar, tokoh, tema, dan amanat atau di dalam larik, rima, dan irama.Nilai yang terkandung dalam karya sastra itu adalah, nilai hedonic, nilai artistik, nilai kultural, nilai etis, moral, atau agama, nilai praktis. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah pengertian puisi? 2. Bagaimakah unsur struktur batin puisi? 3. Bagaimanakah pemahaman unsur romantisme dalam puisi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut. 1. dapat memahami pengertian puisi, 3. mengetahui struktur batin puisi, dan 4. mengetahui unsur- unsur romantisme dalam puisi. 1.4 Manfaat penelitian Memberikan pemahaman yang mendalam terhadap pembelajaran ilmu Bahasa Indonesia khususnya pemahaman tentang puisi
BAB II
2.1 kajian pustaka Pengertian Romantisme Sastra Aliran romantisme mengutamakan rasa, membawa pembaca kealam mimpi. Yang melukiskan mungkin saja terjadi, tetapi semua dilukiskan dengan mengutamakan keharuan rasa pembaca. Bila seseorang berada dalam keadaan gembira, maka suasana sekitarnya harus pula memperlihatkan suasana yang serba gembira, hidup, berseri-seri. Demikian juga sebaliknya. Kata-katanya pilihan dengan perbandingan-perbandingan yang muluk- muluk. Aliran romantisme terbagi pula atas romantisme pasif dan romantisme aktif. Dinamakan aktif romantik apa bila lukisannya menimbulkan semangat untuk berjuang, mendorong keinginan untuk maju. Dinamakan pasif romantic apabila lukisannya berkhayalkhayal, bersedih-sedih, melemahkan semangat perjuangan. Aliran romantik dipelopori di Perancis oleh J.J. Rousseau dengan romannya La Nouvelle Heloise yang kemudian dicontoh di seluruh Eropa Barat. penyair-penyair Byron, Shelley, Victor Hugo dari Perancis pada abad XIX, dan lain- lain. Di Jerman ( Sturm und Drang ) kejayaan romantik terlebih kentara (Novalis, Schiller, Goethe, dll) dan tak saja meliputi kesusasteraan tetapi pelbagai lapangan lainnya seperti filologi, gelanggang politik (liberalisme lawan reaksi) filsafat (idealisme lawan realisme), seni rupa, musik (misalnya Chopin dan R. Wagner), ilmu hukum (aliran yang berdasarkan sejarah dan sebagainya (Van Hoeve, tt:1186) 2.2 kerangka teoretis Aliran romantisme ini menekankan kepada ungkapan perasaan sebagai dasar perwujudan pemikiran pengarang sehingga pembaca tersentuh emosinya setelah membaca ungkapan perasaannya. Untuk mewujudkan pemikirannya, pengarang menggunakan bentuk pengungkapan yang seindah- indahnya dan sempurna-sempurnanya. Aliran romantisme biasanya dikaitkan dengan masalah cinta memang membangkitkan emosi tetapi anggapan demikian tidaklah selamanya benar.
Sastra romantik ditandai dengan ciri-ciri : keinginan untuk kembali ke tengah alam, kembali kepada sifat-sifat yang asli, alam yang belum tersentuh dan terjamah tangan-tangan manusia. Istilah ini juga mencakup ciri-ciri adanya : keterpencilan, kesedihan, kemurungan, dan kegelisahan yang hebat. Kecuali itu romantik juga cenderung untuk kembali kepada zaman yang sudah menjadi sejarah, masa lampau yang terkadang melahirkan manusiamanusia besar. Pengungkapan yang romantis sering dikaitkan dengan percintaan yang asyik dunia muda-mudi yang masih hijau dan belum banyak pengalaman. Tokoh-tokoh dalam fiksi romantik sering digambarkan dengan sangat dikuasai oleh perasaannya dalam merumuskan segala persoalan. Dikisahkan juga tokoh-tokoh yang tak tahan menghadapi hidup yang keras dan kejam. Mereka itu kemudian ada yang lari kegunung atau tempat terpencil lainnya yang dirasakannya jauh dari kekerasan hidup. Aoh K. Hadimadja menyatakan bahwa salah satu ciri alam romantik tokoh-tokohnya suka membunuh diri, karena terlalu kuat dihinggapi perasaan. Romantisme, aliran yang mementingkan curahan perasaan yang indah dan menggetarkan yang diungkapkan dalam estetika diksi dan gaya bahasa yang mendayu-dayu membuai sukma. Contoh : puisi-puisi Amir Hamzah “ Buah Rindu“, “ Karena Kasihmu “, “ Memuji Dikau “, “ Mengawan “, “ Do’a “, karya-karya Hamka “ Tenggelamnya Kapal Van der Wijk “, “ Di Bawah Lindungan Ka’bah “, “ Di dalam Lembah Kehidupan “, roman “ Upacara “ dan kumpulan sanjak “ Nyanyian Ibadah “ nya Korrie Layun Rampan, kumpulan sanjak
“ Romance Perjalanan “ Kirjomulyo, “ Buku Puisi “ nya Hartoyo Andangjaya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian 1. Fungsi rekreatif, yaitu karya sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi pembaca atau penikmatnya. Ketika kita jenuh dengan segala kesibukan yang kita lakukan setiap hari. Ketika hati dan pikiran kita sedang sedih menghadapi masalah tertentu, maka dengan membaca maupun mendengarkan pembaca karya sastra dapatlah menghilangkan beban pikiran yang kita tanggung. Kita merasa terhibur dan mendapat penyegaran. 2. Fungsi didaktif, yaitu karya sastra mampu mengarahkan pembaca untuk bertindak sesuai dengann nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Setiap karya sastra yang tercipta secara langsung maupun tidak langsung memberi hikmah yang dapat kita terapkan dalam kehidupan. 3. Fungsi estetis, yaitu karya sastra mampu memberikan keindahan bagi pembacanya. Karya sastra diciptakan dengan mempertimbangkan sifat keindahannya. Melalui bentuk yang indah inilah karya sastra dapat hadir dan diterima oleh banyak orang. 4. Fungsi moralitas,yaitu karya sastra mampu memberikan pengetahuan tentang moral yang baik dan buruk. Melalui karya sastra pembaca dapat mengetahui moral yang patut dicontoh karena baik dan tidak perlu dicontoh karena buruk. 5. Fungsi religius, yaitu karya sastra juga memperhatikan ajaran-ajaran agama yang dapat diteladani oleh para pembacanya. Terkadang ajaran itu tidak dapat diterima secara langsung oleh seseorang lewat khotbah. Akan tetapi, melalui karya sastra yang dikemas dalam bentuk cerita, maka ajaran itu dapat tersampaikan dan diterima dengan senang hati tanpa merasa ada paksaan.
3.2Subjek Penelitian Puisi karya Chairil Anwar cukup dikenal masyarakat, termasuk di antaranya oleh mereka yang bukan termasuk pecinta puisi. Chairil memang dikenal sebagai penyair yang mampu mengolah kata-kata sederhana menjadi sebuah lirik puisi yang sarat makna. Dalam kesederhanaannya, puisi Chairil membuka ruang tafsir yang begitu luas. Salah satunya adalah senja di pelabuhan kecil. Bila dicermati kata dan lariknya, puisi senja di pe labuhan kecil memiliki diksi yang sederhana, bahkan sangat akrab dengan keseharian kita. Kesederhanaan kata-kata tersebut tidak sekedar dirangkai menjadi larik- larik yang sangat indah, tetapi juga diberinya ruh. Sehingga pembaca puisi karya Chairil anwar tidak sekadar membaca deretan kata demi kata secara fisik, tetapi juga dibawa masuk ke dalam suasana tertentu. 3.3 Variabel Penelitian Berdasarkan hubungan antara satu variabel satu dengan variabel yang lain, maka macam – macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi : 1.
Variabel Independen (variabel bebas) Variabel ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent, Variabel
Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, atau Variable Bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Eksogen. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat). Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain. Contoh : “Pengaruh metode ceramah terhadap hasil perkembangan motorik siswa”, maka metode ceramah adalah variabel independen (variabel bebas)
2.
Variabel Dependen (Variabel terikat) Sering disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek,
Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Indogen. Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent. Contoh : “Pengaruh metode ceramah terhadap hasil perkembangan motorik siswa”, maka hasil perkembangan motorik adalah variabel dependen (variabel terikat) 3.4 1.
Data Dan Sumbe r Data Data Data yang akan di kaji dalam penelitian ini adalah puisi yang berjudul Senja di
pelabuhan kecil yang di tafsirkan dari karya sastra. 2.
Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini diambil dari beberapa situs di internet dan buku
Paradigma Aliran Sastra yang diterbitkan oleh PT. Erlangga tahun 2004 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik Kepustakaan Teknik kepustakaan adalah metode yang digunakan untuk menemukan masalah yang diteliti dengan memanfaatkan pustaka. Dalam hal ini masalah yang akan diteliti ada lah tentng romantisme sastra dalam puisi “Senja di pelabuhan kcil” karya Chairil Anwar. Hal yang sangat mendasari peneliti mengambil sajak ini adalah karena sajak ini adalah diksi yang sangat indah dari pengarang
3.6 Teknik Analisis Data Teknik data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui metode pengumpulan data, sehingga dapat dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Yudin, 2007:81). Metode yang digunakan dalam menganalisis
data
adalah
metode
deskriptif
kualitatif
dan
metode
deskriptif
kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk memaparkan (mendeskripsi) informasi tertentu, suatu gejala, peristiwa, kejadian sebagaimana adanya. Pada penelitian deskriptif tidak diadakan perlakukan terhadap variabel- variabel yang akan di deskripsikan dan tidak menggunakan angka-angka (Anggoro, dkk, 2007:65). Dalam menganalisis data, maka ada beberapa prosedur yang akan digunakan diantaranya. 1.
Identifikasi Data Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap identifikasi data adalah sebagai
berikut a.
Memasukkan data yang penting dan benar-benar dibutuhkan;
b.
Hanya memasukkan data yang bersifat objektif; dan
c.
Hanya memasukkan data yang outentik.
2.
Klasifikasi Data
a.
Pengklasifikasian data yaitu penggolongan aneka ragam data itu ke dalam kategori-
kategori yang jumlahnya terbatas. b.
Koding yaitu usaha mengklasifikasikan uraian data dengan jalan menandai masing-
masing kode tertentu. 3.
Interpretasi Data Dalam interpretasi data merupakan acuan penarikan simpulan, penulis menggunakan
metode deduksi. Metode deduksi adalah suatu pola pemikiran untuk mengambil simpulan dimulai dari hal- hal yang sifatnya umum untuk mengajak kepada hal- hal yang khusus. Metode ini digunakan untuk menganalisa menentukan data tentang pengkajian aliran Romantisme sastra dalam puisi Sajak Putih karya Chairil Anwar.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Romantisme, aliran yang mementingkan curahan perasaan yang indah dan menggetarkan yang diungkapkan dalam estetika diksi dan gaya bahasa yang mendayu-dayu membuai sukma. Contoh puisi chairil anwar “ Senja di pelabuhan kecil”. Sastra romantik ditandai dengan ciri-ciri : keinginan untuk kembali ke tengah alam, kembali kepada sifat-sifat yang asli, alam yang belum tersentuh dan terjamah tangan-tangan manusia. Istilah ini juga mencakup ciri-ciri adanya : keterpencilan, kesedihan, kemurungan, dan kegelisahan yang hebat. Kecuali itu romantik juga cenderung untuk kembali kepada zaman yang sudah menjadi sejarah, masa lampau yang terkadang melahirkan manusiamanusia besar. Pengungkapan yang romantis sering dikaitkan dengan percintaan yang asyik dunia muda-mudi yang masih hijau dan belum banyak pengalaman. Tokoh-tokoh dalam fiksi romantik sering digambarkan dengan sangat dikuasai oleh perasaannya dalam merumuskan segala persoalan. Dikisahkan juga tokoh-tokoh yang tak tahan menghadapi hidup yang keras dan kejam. Mereka itu kemudian ada yang lari kegunung atau tempat terpencil lainnya yang dirasakannya jauh dari kekerasan hidup. 4.2 Pembahasan A. Penge rtian Puisi Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir- hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Tarigan (dalam Djososuroto, 2006:10), mengatakan bahwa kata puisi berasal dari bahasa Yunani “poeisis” yang berarti penciptaan. Dalam bahasa Inggris disebut poetry yang berarti puisi, poet berarti penyair, poem berarti sajak atau syair. Arti yang semacam ini lamakelamaan dipersempit ruang lingkupnya menjadi “hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kata-kata kiasan”. Dapat dikatakan bahwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan, berbeda dengan prosa yang diungkapkan melalui pengucapan dengan pikiran. Pengertian lain dikemukakan Zulfahnur (1996:79) bahwa puisi merupakan ekspresi pengalaman batin (jiwa) seseorang tentang kehidupan manusia, alam, dan Tuhan dengan media bahasa yang indah yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya, dalam bentuk teks. Najid (2003:14), puisi termasuk salah satu bentuk karya sastra. Puisi adalah jenis sastra imajinatif yang mengutamakan unsur fiksionalitas, nilai seni, dan rekayasa bahasa. Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dengan pemilihan kata-kata kias/imajinatif (Waluyo, 2005:1). Puisi menurut (Tjahjono, 2000:1) ialah sebagai pembentuk, pembangun atau pembuat, karena memang pada dasarnya dengan menciptakan sebuah puisi maka seorang penyair telah membangun, membuat atau membentuk sebuah dunia baru, secara lahir maupun batin. Pradopo (2005:7), menyatakan bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan berirama.
B. struktur batin puisi Senja di Pelabuhan Kecil Karya Chairil Anwar buat: Sri Ajati Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap Analisis Makna ini kali tiada yang mencari cinta Diantara gudang, rumah tua, pada cerita Tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam Mempercaya mau berpaut Dalam bait pertama Chairil mencoba menuangkan perasaannya, bagaimana seorang kekasih tidak lagi bersamanya. Si “aku” dalam puisi ini merasakan kesendirian yang memilukan, semenjak ditinggalkan kekasinya. Semuanya memang terlewat, tetapi terlewat tanpa sesuatu yang perlu dikenang. Chairil anwar merasakan kehampaan hati karena cintanya yang hilang. Kenangan cinta sangat memukul hatinya sehingga hatinya mati setelah orang yang di cintainya pergi seperti kapal yang tidak berlaut hidupnya tiada berarti.
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang Menyinggung muram, desir hari lari berenang Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak Alam berjalan seperti biasanya, tetapi si “aku” dalam puisi ini tidak dapat merasakan apa-apa. Hanya kesendirian yang setia bersamanya. Duka hati penyair menambah kelemahan jiwa karna sepi, kelam, sehingga kelepak elang dapat didengar. Harapan bertemu dengan kekasihnya timbul tenggelam tetapi harus dilupakan karena cintanya tinggal bertepuk sebelah tangan dan menimbulkan kelukaan yang dalam. Tiada lagi.
Aku sendiri. Berjalan Menyusur semenanjung,
masih pengap
harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan Dari pantai keempat, sendu penghabisan bisa berdekap Dalam bait terakhir ini si ”aku” sudah mulai terbuka dengan kesendiriannya. Berjalan ke semenanjung, namun pikirannya selalu dalam kesendirian yang mencekam. Namun Si “Aku” masih berharap di akhir perjalanan, dia bisa menemukan kekasihnya dan mendekapnya. Setelah mendengar ia telah mempunyai seorang suami hingga harapannya di pertegas dengan “sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan”. Ratap tangis menggema sampai pantai keempat. c. unsur romantis me Pelabuhan kecil yang ditulis menurut Sri Ayati adalah Sunda Kelapa. Senja di Sunda Kelapa bersitkan satu hal bagi seorang Chairil Anwar. Satu tempat dimana ia curahkan isi hati akan kekagumannya atas seorang Sri Ayati, wanita idamannya. “Saya tahu Chairil mencintai saya namun tak pernah mengatakan bahwa ia suka pada saya,” kata Sri Ayati di sebuah wawancara yang sempat di unggah di Youtube. Menurut Sri Ayati, Sunda Kelapalah pelabuhan kecil yang dimaksud dalam puisi Chairil. Dalam Sajak itu dengan satu imajinasi bisa dibayangkan indahnya pelabuhan saat itu. Membayangkan Chairil yang sedang kasmaran berjalan diantara perahu-perahu yang tertambat tidak berlayar dan dari kejauhan nampak elang yang terbang mengitarinya. Unsur-romantisme juga tertuang dalam bait-bait puisi senja di pelabuhan kecil seperti dalam kajian unsur batin puisi.
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Puisi merupakan ungkapan perasaan atau pikiran penyairnya yang dirangkai menjadi suatu bentuk tulisan yang mengandung makna. Puisi senja di pelabuhan kecil yang bermakna penyair merasakan kesendirianya karena kehilangan yang digambarkan dalam suasana senja Romantisme, aliran yang mementingkan curahan perasaan yang
indah dan
menggetarkan yang diungkapkan dalam estetika diksi dan gaya bahasa yang mendayudayu membuai sukma. Contoh puisi chairil anwar “ Senja di pelabuhan kecil” dengan adanya aliran romantisme pembacaan dan pembawaan puisi tersebut akan semakin bagus,berirama dan menjiwai. 5.2 Saran Pembahasan dalam makalah ini hanya pembahasan unsur batin puisi, Romantisme dalam Puisi, perlu pembahasan yang lebih mendalam, karena memahami unsur unsur dala m puisi diperlukan kepekaan dan kecermatan untuk membedakan dan memahami makna yang terkandung, dan disertai dengan contoh yang lebih lengkap, agar lebih mudah memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Salma, mega. 2010. Senja di pelabuhan kecil. http://id.wikipedia.org/wiki/Puisi. 24 Oktober 2010 Azis, Siti Aida. 2009. Sosiologi sastra sebagai pendekatan menganalisis karya sastra. http://kajiansastra.blogspot.com/. 15 April 2009. Elistia,
inong.
2012.
Sosiologi sastra
sebagai pendekatan menganalisis karya
sastra.
http://inongelistia.blogspot.com/. 02 April 2012. Ratna, Nyoman Khuta. 2003. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Emaluhun.
2012.
Kajian
sastra
dan
peahaan
unsur-unsurnya.
http://emaluhun21.blogspot.com/2012/06/kajian-sastra-pemahaman-unsur-unsur.html. 2012
Juni