BAB I PENDAHULUAN A. Latar Latar Belakang Belakang Masalah Masalah Aliran al-Maturidiyah adalah sebuah aliran yang tidak jauh berbed berbeda a dengan dengan aliran aliran al-Asy al-Asy’ar ’ariya iyah. h. Keduany eduanya a lahir lahir sebag sebagai ai bentuk bentuk pembel pembelaan aan terhad terhadap ap sunnah sunnah.. Bil Bila a aliran aliran al-Asy al-Asy’ar ’ariya iyah h berkembang berkembang di Basrah maka aliran al-Maturidiyah berkembang berkembang di Samark Samarkand and.. Matur Maturidiy idiyah ah merupa merupaka kan n salah salah satu satu sekte sekte Ahl alSunn unnah
wal wal
al-Jam l-Jama’ a’ah ah,,
yang ang
tampi ampill
ber bersam samaan aan
denga engan n
Asy’ar Asy ’ariah iah.. Maturi Maturidiy diyah ah dan Asy Asy’ar ’ariah iah dilahi dilahirk rkan an oleh oleh kondi kondisi si sosi sosial al dan pem pemikir ikiran an sam sama. Kedua edua alir aliran an ini ini data datang ng untu untuk k memen emenuh uhii
kebut ebutuh uhan an
mende endesa sak k
yang yang
meny menyer eruk ukan an
untu untuk k
menye menyelam lamatk atkan an diri diri dari dari ekstri ekstrimit mitas as kaum kaum rasion rasionali alis s di mana mana yang berada di barisan paling depan adalah Mu’tailah, maupun ekstrimitas kaum tektualis di mana yang berada di barisan paling depa depan n adal adalah ah kaum aum !ana !anabi bila lah h "par "para a peng pengik ikut ut #mam #mam #bnu #bnu !ambali$. Maturi Maturidiy diyah ah dan As Asy’a y’ariy riyah ah berusa berusaha ha mengam mengambil bil sikap sikap tengah di antara kedua aliran ekstrim itu. Memberikan banyak send sendii dan dan sara sarana na bagi bagi sik sikap hal hal yang yang meny menyan angk gkut ut masa masala lah h %abang %abang dan detail detailita itas. s. &ada awaln awalnya ya antara antara kedua edua aliran aliran ini dipisahkan oleh jarak, aliran Asy’ariyah di #rak dan Syam "Suriah$ kemudia emudian n melua meluas s ke Mesir, Mesir, sedang sedangka kan n aliran aliran Maturi Maturidiy diyah ah di Samarkand dan di daerah-daerah di seberang sungai '(us. Kedu edua alir aliran an ini ini bis bisa hid hidup dala dalam m ling lingk kungan ngan yan yang komple ompleks ks dan memb membent entuk uk satu satu mahab mahab.. )amun )amun jelas jelas bahwa bahwa perbed perbedaan aan sudut sudut pandan pandang g mengen mengenai ai masal masalahah-ma masal salah ah *+ih *+ih mendor mendorong ong kedua kedua aliran aliran ini untuk untuk berlomba berlomba membuat membuat ijtihadijtihadijti ijtiha had d baru baru.. 'ran 'rang-o g-ora rang ng !ana !ana*a *ah h "par "para a
peng pengik ikut ut !ana !ana*$ *$
membentengi aliran Maturidiyyah, dan mereka kaitkan akarnya sampai sampai pada pada #mam #mam Abu !ania !aniah h sendir sendiri. i. Sement Sementara ara itu para para
pengiku pengikutt #mam al-Sya*’i al-Sya*’i dan #mam al-Malik mendukung mendukung kaum kaum Asy’ariyah, dan mereka berjuang keras untuk menyebarkannya, sehingga aliran ini bisa meluas ke Andalusia dan Arika tara, yang segera menjadi akidah resmi bagi semua Ahl al-Sunnah wal al-Jam al-Jama’ a’ah ah bahw bahwa a pers persai aing ngan an anta antara ra kedua edua alir aliran an ini ini tida tidak k memberi ruang gerak kepada salah satu syeikh dari kalangan peng pengik ikut ut Ab Abu u
!ani !ania ah h
di Mesi Mesir, r, yakn yaknii
al-# al-#m mam alal-/ahaw ahawal al
"01!2 "01!2300 300M$ M$ yang yang hidup hidup semasa semasa dengan dengan al-Mat al-Maturi uridi di dan dan alAsy’ari, Asy’ari, yang juga merasak merasakan an kebutuha kebutuhan n yang dirasak dirasakan an oleh kedua edua tok tokoh ini ini untu untuk k meny menyat atuk ukan an bari barisa san, n, meng menghi hila lang ngk kan sebabsebab-seb sebab ab yang yang membu membuat at merek mereka a bertik bertikai ai dan mengam mengambil bil sikap tengah antara kaum tektualis dan kaum rasionalis. Asy’ As y’ar arii maup maupun un Matu Maturi ridi di buka bukan n tida tidak k paha paham m ter terhada hadap p maha mahab b Mu’ta Mu’tail ilah. ah. Bahka Bahkan n al-Asy al-Asy’ar ’ary y pada pada awalny awalnya a adala adalah h seorang
Mu’tailiy
namun
terdorong
oleh
keinginan
mempert mempertahank ahankan an sunnah sunnah maka maka lahirlah lahirlah ajaran ajaran mereka mereka hingga hingga kemudian keduanya diberi gelar imam ahlussunnah wal jama’ah. Sepintas kita mungkin menyimpulkan bahwa keduanya pernah bertemu, namun hal ini membutuhkan analisa lebih lanjut. &ada perk perkem emba bang ngan an
alir aliran an
al-M al-Mat atur urid idiy iyah ah
terb terbag agii
menja enjadi di
dua dua
golongan. 4aitu golongan Samarkand, tempat aliran ini lahir, dan golongan Bukhara yang dipelopori oleh Badawi. B. Rumusan Masalah 5ari ari lat latar bela belak kang ang
masal salah
ters ersebu ebut,
pem pemakal akalah ah
merumuskan masalah sebagai berikut6 . Bagaiman Bagaimana a sejarah sejarah timbul timbul aliran al-Matur al-Maturidiyah idiyah7 7 1. Bagaiman Bagaimana a 8iwayat !idup !idup Al-Maturid Al-Maturidii dan Al-Badaw Al-Badawi7 i7 0. !al apa saja saja yang menjadi menjadi pokok pokok pemikiran pemikiran al-Matu al-Maturidiy ridiyah7 ah7 9. :olongan-:o :olongan-:olonga longan n dalam dalam Aliran Aliran Maturi Maturidiyah diyah7 7 ;. Bagaiman Bagaimanakah akah pengar pengaruh uh al-Maturid al-Maturidiyah iyah di dunia dunia #slam7 #slam7
1
BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Munculnya Aliran Al Maturiiyah Aliran al-Maturidiyah berdiri atas prakarsa al-Maturidi pada tahun pertama abad ke-9 ! di wilayah Samarkand. Al-Maturidi di samping al-Asy’ari adalah tokoh Ahl al-Sunnah dalam ilmu kalam. Al-Asy’ari dari kelompok Sya*’iyah dan al-Maturidi dari kelompok !ana*yah1. Mun%ulnya
aliran
teologi
al-Asy’ariyah
dianggap
merupakan reaksi terhadap aliran Muktailah. Al-Maturidi yang merupakan tokoh aliran al-Asy’ariyah memun%ulkan pemikiran yang berbeda dengan pemikiran al-Asy’ariyah. &emikiran alMaturidi ini dinilai lebih dekat kepada al-Mu’tailah karena memberikan daya yang besar kepada akal setingkat dibawah alMu’tailah. &emikiran tersebut kemudian dikenal dengan aliran al-Maturidiyah Samarkand. Antara teologi al-Asy’ari dan teologi al-Maturidi terdapat perbedaan, meskipun keduanya timbul sebagai reaksi terhadap aliran al-Mu’tailah. !al ini disebabkan karena al-Maturidi adalah pengikut Abu !aniah yang banyak menggunakan rasio dalam pandangan keagamaannya0. 5ibanding dengan al-Mu’tailah dan al-Asy’ariyah, alMaturidiyah bisa dikatakan mengambil jalan tengah antara
#brahim Madkour, Aliran dan Teori Filsafat Islam ".
1 Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi,
Kitab al-Tauhid, di-tah+i+ oleh ?ath Allah Khali, "#stanbul6 al-Maktabah al-#slamiyah, 3@3$, hlm. @.
0
!arun )asution, Teologi Islam : Aliran, Sejarah Analisa Perbandingan, "Jakarta6 # &ress, 3@1$, hlm. @
0
keduanya. )amun dalam perkembangan selanjutnya, antara alMaturidiyah Samarkand yang merupakan jalan tengah itu dan alAsy’ariyah masih bisa diambil jalan tengah lagi oleh
seorang
tokoh penting al-Maturidiyah yang bernama al-Badawi dari Bukhara. Abdul
Ai
5ahlan
lebih
%enderung
menamakan
pemikiran al-Badawi tersebut aliran al-Maturidiyah9. )amun istilah yang populer untuk aliran ini adalah al-Maturidiyah Bukhara. Kalau al-Maturidiyah Samarkand lebih dekat kepada alMu’tailah, al-Maturidiyah Bukhara yang dimun%ulkan oleh alBadawi
justru lebih
Asy’ari;. &ada Maturidiyah
awalnya ini
dekat kepada antara
dipisahkan
aliran oleh
pendapat-pendapat
al-
al-Asy’ariyah
al-
jarak.
Aliran
dan
Asy’ariyah
berkembang di #rak dan Syam "Suriah$ kemudian meluas sampai ke Mesir sedangkan aliran Maturidiyah di Samarkand dan di daerah-daerah seberang sungai "'(us-pen$. Kedua aliran ini bisa hidup dalam aliran yang kompleks dan membentuk suatu mahab.
)ampak
jelas
bahwa
perbedaan
sudut
pandang
mengenai masalah-masalah *+h kedua aliran ini merupakan aktor pendorong untuk berlomba. 'rang-orang !ana*ah yaitu pengikut imam !ana* membentengi aliran-aliran Maturidiyah dan mereka kaitkan akarnya sampai pada #mam Abu !aniah sendiri. B. Ri!ayat Hiu" Al#Maturii Al-Maturidi dinisbahkan pada sebuah desa dimana ia dilahirkan yaitu Maturid atau Maturit, yang merupakan sebuah 9
Abdul Ai 5ahlan, Sejarah Perkembangan Pemikiran dalam Islam, "Jakarta6 Beunebi @
;
!arun )asution, Teologi Islam : Aliran, Sejarah Analisa Perbandingan, hlm. @=.
Ibid
9
desa di daerah Samarkand. )ama lengkapnya adalah Al-#mam Abu Mansur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud AlMaturidi@.
:aris
keturunannya
masih
bersambung
dengan
sahabat Abi Ayyub Khalid bin aid bin Kulaib al-Anshari, yang ikut hijrah bersama 8asulullah ke Madinah. /ahun kelahirannya tidak diketahui dengan jelas, diperkirakan sekitar tahun 10= !2=;1 M. Al-Maturidi pernah belajar dengan Muhammad bin Ma+atil al-8ai yang meninggal pada tahun 19= !2 ==1 M. Al-Maturidi kemudian meninggal pada tahun 000 !2 399 M. Beliau dijuluki dengan gelar #mam al-!uda, #mam al-Mutakallimin dan raiys ahlussunnah=. Al-Maturidi banyak belajar dari imam-imam pada amannya yang banyak menganut paham !ana*yah, seperti Abu )ashr al-#yadi, Abu Bakr Ahmad al-Jurjani, Abu Sulaiman al Jurjani, Muhammad bin !asan dan yang lainnya. Menurut keterangan Abu ahrah, al-Maturidi menuntut ilmu pada aman aliran al-Mu’tailah mulai dijauhi orang, yaitu pada sepertiga abad ke-0 !. #a belajar #lmu Kalam dari #bnu 4ahya al-Balkhi yang waat pada tahun 1= !3. #a banyak mempelajari shul akidah #mam Abu !aniah. #a banyak terpengaruh oleh paham Ahl alSunnah yang tidak dapat menerima itikad tanpa argumentasi yang kuat. 5i tangan al-Maturidi, pokok-pokok akidah !ana*yah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah aliran dalam #lmu Kalam>.
@ Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, "Bandung6 &ustaka Setia, 33=$, h. = A#i Jum’ah dkk, Mausu’ah A’lam al-Fikr
=3.
al-lslami , ">9$, h. =@0.
3
Muhammad Abu ahrah, Tarikh al-Ma!ahib al-Islamiah, "Kairo6 5ar al-?ikr al-Arabi, 3@$, Jilid #, hlm. 3;.
> Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi,
;
Kitab al-Tauhid, hlm. ;.
Sebagai seorang tokoh2 pemikir tentu ia mempunyai muridmurid dan tulisan-tulisan. 5i antara muridnya yang terkenal ada 9 orang yaitu6 . Abu al-Easim #sha+ bin Muhammad bin #smail, terkenal dengan al-!akim al-Samarkandi, waat tahun 09> !. 1. Abu al-!asan Ali bin Said al-8astaghani. 0. Al-#mam Abu Muhammad Abdul al-Karim bin Musa alBadawi, waat 03> !2 333 M. 9. Al-#mam Abu al-Fais al-Bukhari. /ulisan-tulisan al-Maturidi banyak sekali terutama yang berkaitan dengan penolakan terhadap pendapat tokoh-tokoh alMu’tailah.
5ia
menolak
pendapat
al-Mu’tailah
dan
membatalkan shul al-Khamsah dan pendapat al-Ka’bi tentang at /uhan. &enolakan tersebut dia tulis dalam karangannya 6 "aan #a hum al-Mu’ta!ilah. &enolakannya terhadap shul alKhamsah karangan Abu Muhammad al-Bahili dia tulis6 $addu al%shul al-Khamsah li Abi Muhammad al-"ahili& &enolakannya terhadap pendapat al-Ka’bi dia tulis 6 $addu A#ail al-Adillah li alKa’bi& /ulisannya dalam bidang shul ?i+h adalah ma’kha! alSara’i dan kitab al-'adl. 5alam bidang /asir dia menulis Ta’#ilat Ahl al-Sunnah, dan Ta’#ilat al-Maturidiah ( "aan %shul Ahl alSunnah #a %shul al-Tauhid. Sedangkan bidang Kalam ia menulis Kitab al-Tauhid. Dalaupun tulisan al-Maturidi begitu banyak, namun yang sampai kepada kita jumlahnya sangat sedikit sehingga
untuk
mengetahui
pemikiran-pemikirannya
orang
sering mendapat kesulitan.
$. Ri!ayat Hiu" Al#Ba%a!i
Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi, Kitab al-Tauhid, hlm. ;.
Bukan hanya satu tokoh agama yang menisbahkan dirinya dengan al-Badawi. )amun al-Badawi yang dianggap tokoh alMaturidiyah Bukhara nama lengkapnya adalah Abu al-4usr Muhammad al-Badawi. #a dilahirkan pada tahun 91 !. /idak diperoleh keterangan yang jelas dimana ia dilahirkan dan dimana ia tinggal sebelum menjabat sebagai +adhi di Samarkand pada tahun 9= !2 >== M. Bisa dipastikan bahwa al-Badawi berada di Bukhara pada tahun 9@= !2 >=; M dan meninggal di Bukhara pada tahun 930!2 >33 M. 5i kota ini ia menghabiskan sebagian besar dari masa hidupnya dan melakukan kegiatan akbarnya sebagai ustad dan pengarang1. Al-Badawi tidak belajar langsung pengetahuan agama kepada al-Maturidi, tetapi ia belajar dari bapaknya yang belajar dari kakeknya bernama Abdul Karim. Kakeknya itulah yang sempat mengenyam
langsung
pengajaran
dari
al-Maturidi.
ntuk
menambah pengetahuannya, al-Badawi belajar kepada tokohtokoh ulama !ana*ah seperti 4a’+ub bin 4usu bin Muhammad al)isaburi dan al-Syaikh al-#mam Abu al- Khaththab. 5iantara kitab-kitab karya al-Badawi adalah %shul al-)in, komentar
terhadap
kitab
al-'ami’
al-Shaghir karangan
al-
Syaibani, al-*a+i’al dan al-Mabsut . Al-Badawi mengaku telah memba%a sebagian besar kitab-kitab al-Asy’ari, tapi yang ia rin%i namanya
hanya
kitab
al-Mu’ji
dan
Ma+alat
al-#slamiyah.
Karangan al-Maturidi yang ia ba%a adalah kitab al-/auhid dan Kitab /a’wilat al-Eur’an. Mengenai sikap al-Badawi terhadap kitab-kitab kalam pendahulunya didapat keterangan bahwa ia 1
Abu al-4usr Muhammad al-Badawi, Kitab %shul al-)in, Gd. !ans &eter Finss, "Kairo6 5ar #hya al-Kutub al-Arabiyah, 30$, hlm. 0.
0
Abu al-4usr Muhammad al-Badawi, Kitab %shul al-)in, hlm. 9.
@
memandang sesat dan tidak bisa dijadikan pedoman kitab-kitab tauhid karangan *loso #shak al-Kindi dan al-Asarai, karangan tokoh-tokoh Mu’tailah seperti Abdul Jabar al-8ai, al-Jubba’i, alKa’bi dan al’)aam, dan karangan tokoh aliran al-Mujassimah seperti Muhammad bin !aisam. D. P&k&k Pemikiran Maturiiyah Sebagai seorang pemikir dan
penentang
paham-paham
Mu’tailah serta pembela ahl al-Sunnah, al-Maturidi banyak berpegang kepada atsar "perkataan, tindakan, dan ketetapan sahabat$. Sebagian pemikirannya %o%ok dengan pemikiran alAsy’ari dan sebagian lagi %o%ok dengan pemikiran Mu’tailah. Adapun pokok-pokok pemikiran al-Maturidi adalah sebagai berikut6 '. Akal an (ahyu /uhan telah memberi akal dan menurunkan wahyu untuk manusia.
&enggunaan
mengetahui
/uhan
akal
dan
dan
pemakaian
mengetahui
wahyu
untuk
kewajiban-kewajiban
manusia terhadap /uhan, antara satu aliran berbeda dengan aliran yang lainnya. 5asar untuk mengetahui agama itu ada dua, yaitu wahyu dan akal "al-sam dan al-a+l$. &enggunaan wahyu adalah dalam hal-hal yang memang tidak sanggup diketahui oleh akal. Sedangkan akal dapat mengetahui segala sesuatu tentang alam. Akal dapat menjauhkan seseorang dari sesuatu yang jelek. Bagi al-Maturidi jalan untuk mengetahui hakikat sesuatu dapat dilakukan melalui tiga %ara yaitu melalui indra "al-a’ah$, melalui berita "al-akhbar $ dan melalui pengamatan2 pemikiran "al-na!har $9. Akal, kata al-Maturidi dapat mengetahui /uhan dan beriman kepada-)ya. /uhan telah menurunkan Al-Eur’an yang di dalamnya diperintahkan manusia supaya menggunakan akalnya semaksimal mungkin. Bagi Mu’tailah dan Maturidiyah perintah 9
Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi, Kitab al-Tauhid, hlm. @.
=
dan larangan /uhan erat hubungannya dengan siat dasar perbuatan yang bersangkutan, dengan kata lain upah dan hukuman bergantung pada siat yang terdapat dalam perbuatan itu sendiri;. Sebelum
turunnya
wahyu,
iman
kepada
/uhan
dan
berterima kasih kepada-)ya wajib dengan akal, bahkan anak yang telah berakal berkewajiban mengetahui /uhan. Menurut alMaturidi akal adalah mengetahui siat baik yang terdapat pada yang baik dan siat buruk dalam yang buruk. 5engan demikian akal juga tahu bahwa berbuat jahat adalah jahat dan berbuat baik adalah baik dan perbuatan inilah yang memastikan adanya perintah dan larangan. 5engan demikian, bagi al-Maturidi akal dapat mengetahui tiga persoalan pokok, yaitu mengetahui /uhan, kewajiban mengetahui /uhan dan mengetahui yang baik dan jahat. Sedangkan mengetahui kewajiban berbuat baik dan menjauhi kejahatan hanya dapat diketahui melalui wahyu. Bagi al-Maturidi wahyu hanya berungsi untuk mengetahui kewajiban melaksanakan yang baik dan kewajiban menjauhi yang jahat. Sedangkan bagi al-Badawi wahyu berungsi untuk mengetahui kewajiban-kewajiban manusia@. Jadi, jelaslah bahwa dalam
sistem
teologi
yang
memberikan daya dan kemampuan yang besar kepada akal, manusia menjadi bebas dan merdeka. /etapi dalam sistem teologi yang memberikan daya dan kemampuan terke%il kepada akal dan ungsi terbesar kepada wahyu, manusia menjadi lemah dan tidak merdeka. 5alam sistem teologi Maturidiyah terlihat ;
!arun )asution, Teologi Islam : Aliran, Sejarah Analisa Perbandingan, hlm. ==.
!arun )asution, Teologi Islam : Aliran, Sejarah Analisa Perbandingan, hlm. =3.
@
!arun )asution, Teologi Islam : Aliran, Sejarah Analisa Perbandingan, hlm. >.
3
manusia mempunyai kedudukan menengah antara manusia dalam pandangan Mu’tailah dalam manusia pada pandangan AAsy’ariyah. Manusia dalam pandangan al-Maturidi lebih bebas dan lebih berkuasa daripada manusia dalam pandangan alBadawi. ). Si*at#si*at Allah 5alam masalah ketuhanan, al-Maturidi berpendapat bahwa /uhan mempunyai siat yang berbeda dengan siat makhluk. Allah mengetahui sesuatu dengan ilmu-)ya, tetapi tidak seperti ilmu manusia " Allah Alim bi-ilm la ka-al-ulum$. Allah berkuasa dengan kekuasaan-)ya tetapi tidak seperti kekuasaan manusia=. Al-Maturidi menetapkan bahwa /uhan mempunyai siat-siat aali seperti al-ilm, al-hayah, al-sam’, al-bashr, al-kalam, al-+udrah, aliradah, al-tahkim, al-rahmah, al-ri+, dan sebagainya. Siat-siat tersebut merupakan siat datiyah dan *’liyah. Siat-siat itu bukan dat-)ya dan tidak pula selain dat-)ya3. Febih lanjut al-Maturidi menjelaskan bahwa /uhan mempunyai siat yang dapat diterima karena didasarkan pada wahyu dan akal. Siat itu adalah nama, ia tidak dapat disamakan dengan benda-benda lainnya, sebab /uhan diberi nama dengan nama diri-)ya, diberi siat dengan siat diri-)ya. Menurut akal juga dapat diterima karena apabila Allah menetapkan sesuatu adalah dengan substansi-)ya dan siatnya menunjukkan perbuatan-)ya,
=
#brahim Madkur, Fi al-Falsafah al-Islamiah Manhaj #a Tatbi+uha, "Mesir6 5ar al-Ma’ari, 3@$, jilid ##. hlm. ;@.
3
Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi, Kitab al-Tauhid, hlm. 0-
0@.
>
tapi
tidak
dengan
perbuatan
tabi’at
akan
tetapi
dengan
perbuatan ikhtiar2 (’il al-ikhtiat ./. 5i sini tampaknya al-Maturidi ingin tetap mempertahankan bahwa /uhan mempunyai siat, tetapi ingin membebaskan diri dari ta’addud al-0udama’ , akhirnya ia membuat jalan yang berbelit-belit. Bagi al-Maturidi /uhan selain mempunyai dat juga mempunyai siat. Apakah siat itu menyatu dengan dat-)ya atau terpisah sama sekali tidak jelas karena baginya siat itu bukan dat-)ya dan bukan pula selain dat-)ya. +. ,alam Allah Bagi al-Maturidi, karena /uhan mempunyai siat maka pendapatnya mengenai Kalam Allah bersiat +adim sama dengan siat-)ya. 4ang dinamakan Kalam Allah itu bagi al-Maturidi sama dengan al-Asy’ariyah yaitu arti atau makna yang abstrak dan tidak tersusun. Sabda bukan huru, bukan suara, jadi hanya dalam arti kiasan, artinya yang dibalik tersusun itu adalah kekal. Adapun yang tersusun yang disebut Al-Eur’an bukanlah sabda /uhan, tapi merupakan tanda dari sabda /uhan1. Menurut al-Maturidi Kalam Allah itu terbagi dua yaitu6 . Kalam al-)asi, yang ada pada dat /uhan, kalam ini bersiat +adim, ia bukan termasuk jenis kalam manusia yang tersusun dari huru dan bunyi. Kalam al-)asi menjadi siat /uhan sejak aman aali. /idak diketahui hakikatnya, tidak dapat pula didengar atau diba%a ke%uali dengan perantara. 1>
Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi, Kitab al-Tauhid, hlm. 99.
1
!arun )asution, Teologi Islam : Aliran, Sejarah Analisa Perbandingan, hlm. 9.
1. Kalam al-Fai, yaitu kalam yang tersusun dari huru dan suara, kalam ini adalah jenis kalam manusia yang tentu saja bersiat baru11. -. Melihat uhan Menurut al-Maturidi melihat /uhan itu bisa "laim$ dan pasti terjadi "ha+$, bukan dengan akal "idrak$ dan juga tidak bisa ditasirkan. 8u’yah Allah dapat terjadi di hari kiamat menurut keadaannya, keadaan itu tergantung pada ilmu Allah, kita tidak mengetahuinya. Akal tidak dapat mengajukan bukti adanya ru’yah itu, tetapi harus diper%ayai tanpa interpretasi karena ada ayat
yang menjelaskan10.
Ayat
yang
dimaksud
adalah Al
Eiyaamah ayat 11-10 6
!"#$ %&' ( 11. Dajah-wajah "orang-orang mukmin$ pada hari itu berseri-seri. 10. Kepada /uhannyalah mereka melihat.
Kata na!hirah pada ayat tersebut tidak berarti al-inti!har sebab itu hanya terjadi di dunia nyata dan wujud, dan huru ila dipakai untuk memandang kepada sesuatu, tidak al-intihar. Maka ayat ini memastikan melihat /uhan19. Jadi jelaslah, bagi al-Maturidi akal lemah untuk membuktikan ru’yah itu. /etapi al-Maturidi yakin akan melihat /uhan di akhirat kelak. 5asarnya adalah ayat Al-Eur’an tersebut diatas. )amun 11
Ahmad !ana*, Pengantar Teologi Islam, "Jakarta6 5jajamurni, 3@$, hlm. >.
10
Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi, Kitab al-Tauhid, hlm. 03.
19
Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi, Kitab al-Tauhid, hlm. @3.
1
demikian al-Maturidi tidak menjelaskan lebih jauh bagaimana %ara melihat tersebut. /. Antr&"&m&r0sme Masalah antropomor*sme dapat dilihat dari dua segi, yaitu sebagai sesuatu dat yang mempunyai bentuk "jism$, dan bukan yang berbentuk tapi merupakan sesuatu dat yang mengetahui segala sesuatu yang di%iptakan. 5alam hal ini al-Maturidi sepaham dengan Mu’tailah. /uhan bersiat immateri, #a tidak mempunyai bentuk "jasmani$. Jika ada ayat yang menyatakan /uhan mempunyai jasmani maka ayat tersebut perlu ditakwil1;. &enyebutan tempat buat /uhan bukanlah yang dimaksud tempat yang mempunyai batas "hadd$ sebab setiap tempat mesti terbatas, padahal /uhan Mahabesar yang tidak terbatas. Jadi tidak mungkin yang dimaksud dengan menyebutkan /uhan mempunyai tempat, itu tempat yang sesungguhnya, sebab /uhan tidak mempunyai siat yang dikaitkan dengan tempat. 'leh sebab itu, kemungkinan yang dimaksud adalah makna kiasan "maja al-lughah$. 1. Per2uatan Manusia Bagi
al-Maturidi
manusia
dapat
berbuat
sekehendak
hatinya, manusia punya kebebasan untuk bertindak. Dahyu menjelaskan kepada manusia tentang perbuatan-perbuatan yang diperintahkan dan perbuatan-perbuatan yang dilarang. Ada perbuatan yang dian%am dan ada pula perbuatan yang diberi upah. Ayat yang berkaitan dengan perbuatan manusia seperti ayat 6 Hi’malu ma si’tumI dan yang sema%amnya menunjukkan bahwa perbuatan tersebut tidak dapat disandarkan kepada 1;
!arun )asution, Teologi Islam : Aliran, Sejarah Analisa Perbandingan, hlm. 0@-0=.
0
/uhan. /uhanlah yang memerintahkan dan melarang suatu perbuatan, namun manusialah yang berbuat dan melakukan perbuatan tersebut. Sebagai pengikut Abu !aniah, al-Maturidi menyebut dua perbuatan yaitu perbuatan /uhan dan perbuatan manusia. &erbuatan /uhan mengambil bentuk men%iptakan daya dalam diri manusia dan perbuatan
pemakaian daya itu
manusia.
5aya
menurut
sendiri
al-Maturidi
merupakan di%iptakan
bersama-sama dengan perbuatan, tidak sebelum perbuatan sebagaimana dikatakan oleh Mu’tailah. &erbuatan manusia adalah perbuatan manusia dalam arti sebenarnya bukan dalam arti kiasan1. 5engan demikian jelaslah bahwa al-Maturidi membagi perbuatan antara perbuatan /uhan disebut khal+, sedang yang disandarkan kepada manusia disebut kasb1@. /uhan men%iptakan daya dalam diri manusia, manusia berbuat dengan daya yang di%iptakan /uhan itu. Karena manusia diberi kebebasan untuk menggunakan daya
itu
maka
manusia
akan
dimintakan
pertanggungjawabannya terhadap penggunaan daya tersebut. 3. ,eailan uhan &aham
keadilan
/uhan
kebebasan manusia menganut
paham
dan
banyak
tergantung
kekuasaan mutlak.
kebebasan
berkehendak
pada
paham
/uhan sendiri dan
kebebasan
berbuat bagi manusia, serta adanya batasan bagi kehendak mutlak /uhan. !al ini membawa konsekuensi kepada paham 1
!arun )asution, Teologi Islam : Aliran, Sejarah Analisa Perbandingan, hlm. 1.
1@
Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi, Kitab al-Tauhid, hlm. 9-
91.
9
keadilan /uhan, al-Maturidi lebih dekat kepada paham Mu’tailah. Akan tetapi, tendensi golongan ini untuk meninjau wujud dari sudut kepentingan manusia lebih ke%il dari tendensi kaum Mu’tailah. #ni mungkin disebabkan karena kekuatan yang diberikan golongan ini kepada akal serta batasan yang mereka berikan kepada kekuasaan mutlak /uhan lebih ke%il dari yang diberikan kaum Mu’tailah. Keadilan erat kaitannya dengan hak dan kewajiban, artinya memberikan kepada seseorang haknya dan berbuat menurut semestinya sesuai dengan kepentingan manusia. Karena bagi alMaturidi perbuatan manusia bukanlah perbuatan /uhan, akan tetapi adalah perbuatan manusia sendiri, wajarlah manakala manusia dihukum karena perbuatannya sendiri, bukan paksaan tetapi dengan kebebasan yang diberikan /uhan kepadanya1=. Sebaliknya /uhan
juga
punya
kewajiban
kepada
manusia,
sekurang-kurangnya kewajiban menepati janji tentang pemberian upah kepada mereka yang telah berlaku taat kepada-)ya. 5alam hal berbuat baik dan yang terbaik terhadap manusia itu juga merupakan
kewajiban
/uhan
menepati
janji
juga
menjadi
kewajiban /uhan. #tulah perwujudan dari keadilan /uhan.
4. Pem2uat D&sa Besar Mengenai orang mukmin yang membuat dosa besar, menurut alMaturidi
tidaklah
keluar
dari
#slam,
tetapi
tetap
mukmin
meskipun dianggap durhaka, sesat dan masuk neraka13. &embuat dosa besar tersebut tidak kekal di neraka walaupun ia mati tanpa 1=
!arun )asution, Teologi Islam : Aliran, Sejarah Analisa Perbandingan, hlm. 1@.
;
bertaubat. Mukmin yang tidak ka*r dan tidak pula musyrik, tetapi berbuat dosa besar, dosanya tidak sama dengan dosa ka*r dan syirik. Allah telah menetapkan siksa yang kekal bagi orang ka*r dan musyrik. Seandainya Allah menyiksa mukmin yang berbuat dosa besar seperti siksa kepada ka*r dan musyrik, berarti siksanya melebihi kadar dosanya. 4ang demikian menyalahi janjin-)ya dan bertentangan dengan keadilan-)ya0>. /idak ada antara iman dan kuur atau man!ilah bain al-man!ilatain. /idak ada nama diantara dua nama itu. Se%ara teologis /uhan telah membagi manusia kepada dua golongan yaitu mukmin dan ka*r. !al ini semakin membuktikan betapa al-Maturidi amat terikat kepada wahyu. Karena al-Eur’an tidak pernah menyinggungnyinggung tempat man!ilah bain al-man!ilatain maka al-Maturidi menolak pendapat tersebut, karena dianggapnya mengada-ada. Selama ada penjelasan wahyu, ia akan terima sekalipun akal lemah untuk membuktikannya. E. 5&l&ngan -Golongan dalam Aliran Maturidiyah Maturidiyah dan Asy’ariyah disebut juga dengan golongan Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, tetapi dalam sistem teologinya terdapat perbedaan pendapat mengenai penempatan kedudukan akal dan wahyu. Sementara itu al-Maturidiyah ini terbagi lagi menjadi dua golongan yang masing-masing memiliki persepsi yang berbeda dalam menempatkan kedudukan wahyu dan akal 31. ua golongan itu adalah !
13
Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi, Kitab al-Tauhid, hlm. 01;.
0>
Muhammad Abu ahrah, Tarikh al-Ma!ahib al-Islamiah, hlm. 1>3-1>.
0
Araniati Aan dkk, Sejarah Pemikiran dalam Islam, "Jakarta6 &ustaka Antara FS#K, 33$ h.
@
1. "olongan Samarkand #okoh dalam golongan ini adalah Abu Mansur al-Maturidi sendiri. "olongan ini $enderung lebih dekat kepada paham Mu’ta%ilah. Sebagaimana pendapatnya tentang si&at-si&at #uhan, Maturidi dan Asy’ari mempunyai kesamaan pandangan. Mengenai perbuatan-perbuatan manusia, Maturidi sependapat dengan Mu’ta%ilah bahwa manusia lah sebenarnya yang mewujudkan perbuatannya '(adariyah). Maturidi menolak paham-paham Mu’ta%ilah, antara lain ! a. #idak sepaham mengenai pendapat Mu’ta%ilah yang mengatakan Al(ur’an itu makhluk. b. Al Shalah wa Al-Ashlah. Allah men$iptakan segala yang baik-baik 'alshalah) dan berman&aat bagi manusia. engan kata lain Allah menurut pemikiran al-Mu’ta%ilah telah bertindak %alim dan jahat, akan tetapi dibalik itu semua selalu ada hikmah baiknya. $. *aham posisi menengah kaum Mu’ta%ilah 'al-Man%ilah
bain al-
man%ilatain). engan demikian al-Maturidi berpendapat #uhan mempunyai kewajibankewajiban tertentu dan +alam '&irman) tidak di$iptakan, tetapi bersi&at adim. . "olongan ukhara "olongan ukhara ini dipimpin oleh Abu Al-/usr Muhammad Ala%dawi. ia merupakan pengikut Maturidi yang penting dan penerus yang baik dalam pemikirannya. "olongan ukhara di bawah pimpinan al-a%dawi menganut paham yang lebih dekat kepada al-Asy’ariyah. 0enek Al-a%dawi menjadi salah satu murid Maturidi. an orang tuanya, Al-a%dawi dapat menerima ajaran-ajaran Maturidi. +emudian Al-a%dawi dalam perkembangan pemikirannya mempunyai salah seorang murid yaitu 0ajm Al-in Muhammad Al-0asa&i dengan karyanya Al-Aaidul 0asa&iyah.
@
engan demikian yang dimaksud dengan golongan ukhara adalah pengikut-pengikut Al-a%dawi di dalam aliran Al-Maturidiyah, yang mempunyai pendapat lebih dekat kepada pendapat-pendapat Al-Asy’ari. 0amun walaupun sebagai aliran Maturidiyah, Al-a%dawi tidak selamanya sepaham dengan Maturidi. Ajaran-ajaran teologinya banyak dianut oleh sebagian umat islam yang berma%hab 2ana&i. an pemikiran-pemikiran Maturidiyah sampai s ekarang masih hidup dan berkembang di kalangan umat islam 3. #ampaknya
al-a%dawi
sepaham
dengan
al-Maturidi
dalam
hal
kemampuan akal manusia untuk mengetahui adanya #uhan dan mengetahui baik dan buruk. Akan tetapi, al-a%dawi berpendapat bahwa sebelum datangnya wahyu tidak ada kewajiban mengetahui #uhan dan berterima kasih kepada-0ya. Manusia tidak diwajibkan untuk mengerjakan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan jahat. Menurut al-a%dawi kewajiban-kewajiban hanya ditentukan oleh #uhan dan ketentuan-ketentuan #uhan itu hanya dapat diketahui melalui wahyu 33. F. Pengaruh al-Maturidiyah di Dunia Islam
Aliran al-Maturidiyah ini telah meninggalkan pengaruh dalam dunia slam. 2al ini bisa dipahami karena manhajnya yang memiliki $iri mengambil sikap tengah antara aal dan dalil nali, pandangannya yang bersi&at uni4ersal dalam menghubungkan masalah yang si&atnya ju%iy ke sesuatu yang kulliy. Aliran ini juga berusaha menghubungkan antara &ikir dan amal, mengutamakan pengenalan pada masalah-masalah yang diperselisihkan oleh banyak ulama kalam namun masih berkisar pada satu pemahaman untuk dikritisi letak-letak kelemahannya. +eistimewaan yang juga dimiliki al-Maturidiyah bahwa pengikutnya dalam
perselisihan
atau
perdebatan
tidak
sampai
saling
01
Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, h.3>-3
00
!arun )asution, Teologi Islam : Aliran, Sejarah Analisa Perbandingan, hlm. =@.
=
mengka&irkan
sebagaimana yang pernah terjadi dikalangan khawarij, rawa&idh dan adariyah 35. Aliran ini selanjutnya banyak dianut oleh ma%hab 2ana&iyah. Jika kita men$ermati pemikiran kalam al-Maturidiyah maka dapat dikatakan bahwa sumbangsih pemikiran al-Maturidiyah terhadap dunia slam sangat besar diantaranya! 1. Mampu memadukan dan mendamaikan kon&lik kalam antara golongan 6asional Mu’ta%ilah dengan golongan tradisional Asy’ariah. +ehadiran aliran al-Maturidi ditengah-tengah dua golongan yang beradu argumentasi antara golongan Mu’ta%ilah yang sangat rasional dan golongan Asy’ariah yang $enderung &atalis membawa dampak positi& dalam perkembangan pemikiran kalam al-Maturidi, sebagaimana kita ketahui bahwa ajaran alMaturidi sangat mengambil posisi yang $ukup seimbang diantara dua alam pemikiran yang $enderung ekstrim. engan menempuh manhaj syntenesis nali dan ali nyatalah bahwa al-Maturidi berhasil menyelesaikan kon&lik se$ara tuntas tanpa harus bertentangan dengan petunjuk 0abi dan sejalan dengan logika dan &ilsa&at. . kut memperkaya khasanah intelektual muslim. engan sumbangsihnya berupa buku-buku karya al-Maturidi sendiri seperti kitab al-#auhid, dan buku-buku karya murid-murid dan pengikutnya seperti al-7shul al-din karangan al-a%dawi, telah menjadi kekayaan yang $ukup berharga bagi kaum muslimin yang dapat dijadikan pegangan dalam memahami ilmu kalam lebih jauh. 3. oktrin kalam al-Maturidi nampak jelas pada Al-(ur’an dan Sunnah. *engaruh paham al-Maturidiyah dan al-Asy’ariyah dalam dunia slam hampir seimbang namun sulit dibedakan karena keduanya sejalan dengan bingkai 8Ahlussunnah 9aljamaah:. Meskipun klaim satu kelompok mengaku sebagai penganut kalam al-Asy’ariyah tulen tapi kadang-kadang tanpa disadari sesungguhnya mereka menjalankan paham al-Maturidiyah.
09Abdul +adir bin #ahir bin Muhammad, Al-Farqu Bainal Firaq 'ar al-+utub al-ilmiah! eirut! t.th). h, ;
3
BAB III PENUTUP
A. Kesimulan
1. Maturidiyyah merupakan salah satu sekte Ahl al-Sunnah wal al-Jama’ah, yang berdiri bersamaan dengan Asy’ariyah. Aliran dilahirkan oleh suatu kondisi untuk memenuhi kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan diri dari ekstrimitas kaum rasionalis 'Mu’ta%ilah), dan ekstrimitas kaum tektualis ' kaum 2anabilah, para pengikut mam bnu 2ambali). . Aliran Maturidiyyah berdiri atas prakarsa al-Maturidi pada tahun pertama abad ke- 5 2. alam sejarah, salah satu pengikut Maturidiyyah yang berpengaruh Abu al-/usr Muhammad al-a%dawi '51-53< 2) tidak selalu sepaham dengan al-Maturidi, sehingga dalam aliran Maturidiyyah terdapat dua golongan, yakni= pertama, golongan Samarkand 'pengikut Abu Musa al-Maturidi) yang mempunyai paham lebih dekat dengan paham Mu’ta%ilah= kedua, golongan ukhara 'pengikut Maturidiyyah 4ersi ala%dawi) mempunyai pendapat yang lebih dekat kepada Asy’ariyah. 3. *erpe$ahan dalam aliran Maturidiyyah mempunyai dampak,
dan
menyebabkan paham-paham yang dihasilkan tidak berdiri sendiri, sehingga se$ara garis besar paham yang dihasilkan menjadi dua kelompok, yaitu paham yang dipengaruhi oleh $ara berpikir Mu’ta%ilah, dan paham yang dipengaruhi oleh $ara berpikur Asy’ariyah. B. !aran
Semoga makalah ini bisa berman&aat bagi penulis dan seluruh pemba$a. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan dan kesempurnaan di masa mendatang. 9all>hu alam bi as-shaw>b.
DAFTA" PU!TAKA 1>
Abdul +adir bin#ahir bin Muhammad, Al-Farqu Bainal Firaq, eirut! ar al-+utub allmiah. Abu al-/usr Muhammad al-a%dawi, Kitab Ushul al-Din, ?d. 2ans *eter @inss, +airo! ar hya al-+utub al-Arabiyah, 1<3. Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi, Kitab al-Tauhid, ditahi oleh Bath Allah +hali&, stanbul! al-Maktabah al-sla miyah, 1
ahlan, Abdul A%i%, Sejarah Perkemban!an Pemikiran Dalam Islam, Jakarta! eunebi Fipta, 1<;C. 2ana&i, Ahmad, Pen!antar Te"l"!i Islam, Jakarta! jajamurni, 1<C. Madkour, brahim, r, Fi al-Falsa#ah al-Islamiah Manhaj $a Tatbiqub al %u&’al Sani, #erj. /udian 9ahyudi Asmin, Aliran dan #eori Bilsa&at slam, Jakarta! Sinar "ra&ika G&set, 1<
KATA PENGANTA"
1
*uji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S9#, yang atas rahmat dan karunia-0ya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul 8Aliran Maturidiyah:. *enulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Sejarah *erkembangan *emikiran dalam slam. alam *enulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. 7ntuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin /aa 6obbal Alamiin.
*ekanbaru,
*enulis
11
April E1