Tugas Rangkuman Akuntansi Manajemen
Anggaran Induk
Disusun Oleh : M.Yasin
A21107613
Irwan Sabri
A2110763
Abu Bakar
A21108854
Dymitra Liandy
A31108899
AKU LTAS LTAS EKONOM U N I V E R S I TA TA S H A S A N U D D I N 2011
A. Definisi Anggaran Secara umum Anggaran adalah merupakan rencana keuangan yang telah disepakati untuk dilaksanakan bersama. Definisi anggaran menurut para penulis : 1.
Anggaran (budget) adalah hasil dasi sebuah proses perencanaan, sementara penganggaran
(budgeting) adalah sebuah paket kegiatan yang dimulai dari persiapan perencanaan- pelaksanaan dan pertanggungjawaban serta evaluasi dari hasil pelaksanaan tersebut. (Gunawan dan Marwan Asri) 2.
Anggaran Operasi (Operating budget) adalah rencana kegiatan yang dinyatakan didalam
satuan uang untuk satu periode tertentu. Sementara anggaran (budget) diartikan sebagai rencana manajemen yang disepakai untuk dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terkait didalam manajemen. (Anthony Dearden)
B.Anggaran vs Ramalan Anggaran berbeda dengan ramalan (forecasting) , ramalan hanya memperlihatkan sesuatu yang akan terjadi dimasa yang akan datang tanpa ada ikatan bahwa yang membuat ramalan itu harus/ berusaha untuk mewujudkan ramalan tersebut. Berbeda dengan anggaran. Didalam anggaran sipembuat anggaran memiliki komitmen untuk melaksanakan apa yang sudah dianggarkan. Istilah lain yang sering digunakan misalnya ”Projeksi” , ”Prediksi”. Projeksi adalah ramalan yang akan terjadi dengan asumsi-asumsi tertentu, sementara prediksi ramalan masa yang akan datang yang didasarkan pada pengalaman masa lalu. Berikut perbedaan karakteristik anggaran dengan ramalan: Karakteristik Anggaran
Karakteristik Ramalan
1. Seluruh informasi dinyatakan dalam satuan 1. Informasi disajikan secara bebas uang 2. Mencakup satu periode tertentu
2. Periode tidak terikat
3. Ada kesepakatan dari manajemen untuk 3. Pembuat ramalan tidak memiliki keterikatan melaksanakannya
untuk melaksanakannya
4. Anggaran telah disetujui oleh atasan
4. Tidak perlu pengesahan oleh siapapun
5. Anggaran bersifat final/mutlak, tidak dapat 5. Akan berubah dinamis sesuai dengan diubah (kecuali dengan alasan khusus) 6.
Dilakukan
evaluasi
dengan
perkembangannya cara 6. Tidak dilakukan evaluasi secara formal
membandingkan hasil aktual dengan anggaran
C.Anggaran dan Standar. Anggaran dengan standar adalah suatu hal yang berbeda, namun bila keduanya dijalankan secara bersamaan akan menimbulkan sinerji bagi prestasi perusahaan. Anggaran merupakan batasan yang tidak boleh dilanggar; anggaran biaya = batas maksimal yang boleh terjadi , anggaran penjualan = batas minimal yang harus dicapai Sementara standar adalah menentukan berapa nilai yang seharusnya terjadi pada sebuah organisasi yang efisien. Biaya standar biasanya digunakan didalam biaya pabrik karena kegiatan yang dilakukan relatif sama antara satu dengan lainnya, tetapi untuk biaya penjualan tidak dapat dilakukan biaya standar.
D.Manfaat dan Keterbatasan Anggaran. Meskipun para akhli dan para pelaku bisnis telah menyatakan bahwa sistem anggaran sangat menolong mereka untuk menaikkan pprestasi
pada kenyataannya masih terdapat pihak-pihak
lainyang merasakan kekurangan dari istem anggaran ini seperti ringkasan berikut ini:
Manfaat Anggaran
Keterbatasan Anggaran
1. Dapat memproyeksi alternatif yang 1. Proyeksi dapat berubah jika tiba-tiba ada, sehingga manajemen dapat memilih kondisi mengalami perubahan alternatif yang terbaik. 2. Anggaran selalu dibuat teliti dan 2. Dalam kondisi fluktuatif, manajemen akurat
disibukkan dengan perubahan anggaran
3. Merupakan patokan untuk digunakan 3. Seringkali terjadi sengketa antara sebagai alat ukur prestasi
unit
kerja
masing-masing
masing-masing
pihak
karena
mengurus
kepentingannya. 4. Meningkatkan tanggung jawab dari 4. Dengan adanya anggaran, tidak setiap unit kerja yang terkait
berarti menggantikan fungsi directing oleh manajemen
5. Meningkatkan kebersamaan dan rasa saling memiliki karena dalam sistem anggaran, semua pihak diliibatkan
E.Anggaran Induk Anggaran Induk (master budget) adalah rencana keuangan menyeluruh untuk suatu organisasi yang memadukan seluruh aspek kegiatan bisnis seperti anggaran bahan baku, anggaran upah, anggaran Biaya overhead, anggaran produksi, angaran penjualan, anggaran kas. Anggaran induk ini merupakan kompilasi dari anggaran-anggaran yang dibuat sebelumnya oleh masing-masing unit kerja terkait Didalam anggaran induk ini akan tergambar tujuan dan target operasional dari setiap unit didalam organisasi yang sudah terintegrasi untuk mencapai tujaun perusahaan secara menyeluruh. Anggaran induk ini dapat disusun untuk satu perusahaan sebagai satu kesatuan dan dapat disusun sebagai divisi laba.
F. Komponen Anggaran Induk Anggaran induk yang dibuat terdiri dari dua komponen utama yaitu: 1. Anggaran Operasional, yang terdiri dari: a. Anggaran Penjualan b. Anggaran Produksi c. Anggaran Persediaan Bahan d. Anggaran Bahan e. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung f. Anggaran Biaya Overhead Pabrik g. Anggaran Harga Pokok Penjualan h. Anggaran Persediaan Produk Jadi i. Anggaran Beban Penjualan j. Anggaran Beban umum dan Adm k. Anggaran Laba/Rugi
2. Anggaran Keuangan yang terdiri dari: a. Anggaran Kas (Penerimaan dan Pengeluaran) b. Anggaran Neraca c. Perubahan Posisi Keuangan
Berdasarkan Anggaran Operasional: 1. Anggaran Penjualan Anggaran penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan yang diperkirakan akan dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang akan datang. Pada umumnya anggaran penjualan ini akan menyebutkan jumlah unit yang dijual serta harga jual per unit produk tersebut untuk masing-masing daerah penjualan yang ada. Dengan demikian, maka dari anggaran penjualan yang disusun tersebut akan dapat diketahui proyeksi penerimaan pendapatan perusahaan dari penjualan produk serta jumlah unit untuk masing-masing jenis produk yang dijual. Untuk menyusun anggaran penjualan ini perlu disusun peramalah penjualan perusahaan dengan mempergunakan model yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari penjualan produk perusahaan. Beberapa model yang dapat dipergunakan untuk mengadakan penyusunan anggaran penjualan produk perusahaan ini antara lain model tren pangkat tunggal, tren pangkat dua, regresi, dan lain-lain.
2. Anggaran Produksi Anggaran produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat dalam anggaran penjualan. Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut serta dengan mempertimbangkan perubahan persediaan produk akhir yang ada , maka anggaran produksi akan dapat disusun. Di dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi untuk perusahaan, maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai macam faktor yang berhubungan dengan biaya– biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan tersebut memilih salah satu dari pola produksi tersebut. Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tiga macam: 1. Pola produksi konstan Merupakan pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau relatif sama, walaupun terdapat perubahan penjualan produk perusahaan dari satu bulan dengan bulan yang lain. 2. Pola produksi bergelombang Merupakan pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan mengalami perubahan sesuai dengan perubahan penjualan, sedangkan jumlah persediaan barang jadi adalah stabil atau tetap.
3. Pola produksi moderat Merupakan suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan selalu mengalami perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar perubahan penjualan produk yang ada. Perubahan penjualan produk akan diserap secara bersama-sama di dalam perubahan jumlah produksi dan persediaan barang jadi. Manajemen perusahaan akan berusaha untuk mengadakan pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari perusahaan tersebut.
3. Anggaran Bahan Baku Apabila anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan baku telah dapat disusun pula. Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah mengidentifikasi tingkat penggunaan bahan baku atau yang disebut dengan material usage rate . Apabila tingkat penggunaan bahan baku ini telah diketahui, maka dengan mempergunakan data anggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang akan diproduksi selama satu periode) maka akan dapat disusun jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi. Setelah itu baru kemudian diperhitungkan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli. Jumlah unit bahan baku yang akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk proses produksi ditambah atau dikurangi dengan selisih yang terjadi antara persediaan awal dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku yang akan dipergunakan tersebut. Apabila persediaan awal bahan baku ternyata lebih besar dari rencana persediaan akhir, maka besarnya pembelian bahan baku akan sama dengan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi dikurangi dengan selisih persediaan awal dengan persediaan tersebut, begitu pula sebaliknya. Dengan dasar kebutuhan bahan baku yang akan dibe li ini maka manajemen perusahaan akan dapat memperhitungkan berapa besarnya dana yang diperlukan di dalam pembelian bahan baku untuk keperluan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.
4. Anggaran Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung akan sangat perlu pula untuk dikendalikan biayanya, karena tenaga kerja langsung ini juga merupakan salah satu unsur pembentuk harga pokok produksi. Tanpa adanya
pengendalian biaya tenaga kerja langsung yang baik, maka besar kemungkinan bahwa biaya tenaga kerja langsung ini menjadi lebih besar dari biaya yang sewajarnya, sehingga harga pokok produksi atau HPP akan menjadi bertambah besar. Kondisi ini tentu saja akan menurunkan daya saing perusahaan. Untuk mengadakan perhitungan terhadap biaya tenaga kerja langsung yang dipergunakan di dalam pelaksanaan proses produksi, maka perlu ditentukan terlebih dahulu satuan dasar yang akan dipergunakan untuk perhitungan tersebut. Satuan dasar ini penting artinya karena dengan adanya satuan dasar yang dipergunakan untuk perhitungan biaya tenaga kerja langsung, maka kesimpangsiuran di dalam penyusunan biaya tenaga kerja langsung tersebut akan dapat dihindarkan. Pada umumnya untuk menyusun perhitungan biaya tenaga kerja langsung ini dikenal dua macam dasar perhitungan, yaitu upah per unit produk, dan upah per jam. Masing-masing sistem upah tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga sebelum mengadakan pemilihan sistem mana yang akan dipergunakan di dalam perusahaan maka perlu mempelajari terlebih dahulu sistem mana yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Di dalam sistem upah per unit, maka para karyawan langsung akan cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebanyak-banyaknya sehingga produktivitas karyawan tersebut akan cenderung meningkat. Namun upah per unit memiliki kelemahan dimana karena para karyawan cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebesar-besarnya, maka terkadang kualitas unit produk yang dihasilkan cenderung menurun karena menjadi terabaikan. Bila tidak diimbangi dengan pengawasan yang ketat dari pihak manajemen, maka dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar karena hilangnya kepuasan konsumen terhadap produk yang dibelinya. Sistem upah menurut waktu (unit per jam) dapat membuat para pekerja menghasilkan unit produk yang berkualitas tinggi karena tidak terfokus pada tujuan menghasilkan produk sebanyak banyaknya. Namun kelemahan dari sistem ini adalah karyawan cenderung untuk memperlama waktu waktu penyelesaian pekerjaan karena tidak mempengaruhi besarnya penerimaan mereka.
5. Anggaran Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam penyusunan perhitungan besarnya harga pokok produksi. Biaya overhead pabrik terdiri dari seluruh biaya yang terjadi di dalam pabrik kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Untuk menyusun biaya overhead pabrik ini manajemen akan menetapkan besarnya tarif
biaya overhead pabrik atas dasar anggaran biaya overhead pabrik yang akan dikeluarkan pada tahun yang akan datang yang dibebankan kepada setiap unit produk yang diproduksikan. Manajemen perusahaan akan memilih suatu variabel sebagai dasar perhitungan biaya overhead pabrik yang ada di dalam perusahaan. Pada dasarnya manajemen perusahaan akan mempergunakan dasar jam kerja buruh langsung untuk mengadakan perhitungan besarnya biaya overhead pabrik di dalam perusahaan tersebut.
6. Anggaran Persediaan Merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai persediaan pada periode yang akan datang.
7. Anggaran Biaya Non Produksi Dalam akuntansi biaya tradisional, hanya biaya produksi yang dibebankan ke produk. Beban penjualan, umum, administrasi diperlakukan beban periodek dan tidak dibebankan ke produk. Meskipun demikian, biaya non produksi juga sebagai bagian dari biaya produksi, penjualan, distribuís, dan pelayanan atas produk. Contoh : komisi yang dibayarkan kepada tenaga penjualan.
8. Anggaran Pengeluaran Modal Anggaran pengeluaran modal adalah pengalokasian modal adalah proses keputusan simultan mengenai berapa besar dan dari mana sumber daya akan diperoleh serta dikeluarkan untuk penggunaan masa datang, khususnya dalam produksi barang dan jasa di masa datang.
9. Anggaran Rugi-Laba Bagian dari sasasas suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Berdasarkan Anggaran Keuangan:
10. Anggaran Kas Anggaran kas merupakan suatu cara yang efektif dalam merencanakan dan mengendalikan arus kas, menilai kas yang dibutuhkan dan menggunakan kelebihan kas yang ada secara efektif pula. Anggaran kas merupakan alat utama untuk membuat estimasi keuangan jangka pendek. Tujuan utama di dalam penyusunan anggaran kas adalah untuk merencanakan atau menentukan kegiatan operasional perusahaan sebagai dasar untuk menentukan optimalisasi kas dimasa yang akan datang.
11 Anggaran Neraca Laporan yang berisi harta, utang dan modal perusahaan pada suatu saat tertentu. Harta yang disajikan dalam neraca disusun berdasarkan likuiditas, yaitu tingkat kecepatan harta tersebut menjadi uang, dalam kegiatan perusahaan. Sedangkan utang disusun atas jangka waktu pembayaran. Dan modal disusun berdasarkan tingkat kekekalan/ lamanya bertahan dalam perusahaan.
12. Anggaran Perubahan Posisi Keuangan Laporan perubahan posisi keuangan atau laporan aliran dana, atau disebut juga laporan sumber dana penggunaan dana. Laporan tersebut dapat dimasukan sebagai pelengkap dalam laporan keuangan.Adapun tujuan dari laporan perubahan posisi keuangan ini terutama adalah untuk memberikan informasi tentang perubahan aktiva lancar dan utang lancar. Jadi, titk berat dari laporan ini adalah para sumber dan penggunaan modal kerja untuk satu periode.
G. Jenis Anggaran Induk 1. Anggaran konvensional. Anggaran konvensional adalah sebuah rencana keuangan yang didasarkan pada anggaran yang mendahuluinya. Hasil akhir dari pelaksanaan a nggaran kemudian dikoreksi dengan menambah atau mengurangi dan dijadikan anggaran baru untuk dilaksanakan didalam periode berikutnya. Anggaran konvensional dapat juga dimodifikasi dengan cara menambahkan harapan harapan dimasa terhadap anggaran yang sudah direvisi.
Tujuan dari modifikasi ini adalah untuk
menentukan arah pertumbuhan dari perusahaan dimasa yang akan datang.
2. Zero Based Budget ( ZBB). Anggaran dengan konsep ZBB dibuat berdasarkan anggapan bahwa semua kegiatan yang akan dilakukan dimulai dari nol (Zero based). Setiap manajer dari pusat tanggung jawab harus dapat menetapkan kegiatan apa yang akan dilakukannya serta berapa total biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Penyusunan anggaran sistem ZBB akan dimulai dengan menyusun daftar kegiatan yang akan dilaksanakan yang disebut paket pertanggung jawaban dari paket-paket tersebut disusun rencana kebutuhan fisik dan dengan menentukan tari f disusun sebuah anggaran.