11
1
1
33
3
3
MAKALAH
MANAJEMEN BIAYA
STRATEGI ANGGARAN INDUK
OLEH :
AL AMIN
(15.11.1001.3408.107)
CHRISMAN THALIB
(15.11.1001.3408.111)
DANIL
(15.11.1001.3408.002)
MUHAMMAD YUSUF
(15.11.1001.3408.042)
WAHYUDIN PRASETYO
(15.11.1001.3408.038)
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat serta Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesikan dengan baik dan mudah.
Makalah ini yang berjudul "Strategi Anggaran Induk" guna untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Biaya. Penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih Kami sampaikan kepada Ibu Nuuridha Matiin, S.ST., MM selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Manajemen Biaya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Apabila dalam penyusunan banyak terjadi kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan. Dengan demikian kami ucapkan terima kasih.
Samarinda, April 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anggaran 2
2.2 Anggaran Induk 2
Anggaran Penjualan 3
Anggaran Produksi 5
Anggaran Bahan Baku Langsung 6
Anggaran Tenaga Kerja Langsung 7
Anggaran Overhead Pabrikasi 8
Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi 9
Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi 10
Anggaran Kas 11
Laporan Laba Rugi Dianggarkan 13
Neraca Dianggarkan 13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan 16
3.2 Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan dan sasaran dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Perusahaan menyusun anggaran induk (master budget) yang dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri atas anggaran penjualan sampai anggaran (proforma) laba rugi. Adapun anggaran keuangan terdiri atas anggaran neraca dan anggaran (proforma) neraca.
Perusahaan umumnya menyusun anggaran untuk keseluruhan kegiatan operasional yang dijalankan, seperti kegiatan penjualan, produksi, pemasaran, dan administrasi. Anggaran induk adalah gabungan dari seluruh anggaran yang disusun oleh perusahaan setiap tahunnya.
Tujuan dan sasaran tersebut akan dicapai apabila ditunjang oleh kebijakan-kebijakan yang terarah dan perencanaan matang. Perencanaan merupakan pedoman tentang kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Perencanaan dirumuskan untuk menggambarkan apa yang ingin dicapai dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Perusahaan dalam perencanaan yang digambarkan dalam angka-angka dan ukuran tertentu disebut dengan istilah anggaran.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah pengertian dari anggaran ?
Apasaja komponen dari anggaran induk ?
1.3 Tujuan
Memberi penjelasan singkat tentang anggaran.
Mendalami hal-hal yang berkaitan dengan anggaran induk.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anggaran
Ada banyak definisi mengenai anggaran (Budget) yang pada umumnya mempunyai ciri yang sama bahwa yang diangap dengan anggaran merupakan suatu rencana tertulis mengenai aktivitas-akativitas yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi selama periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan uang. Anggaran yang lengkap mencakup rencana untuk seluruh perusahaan dimana dapat memberikan pada manjemen proyeksi yang dapat dipercaya tentang hasil dari rencana sebelum rencana tersebut dilaksanakan,karena sewaktu menyusun anggaran kita diharuskan untuk memperhitungkan semua faktor yang mempengaruhi rencana dan memaksa kita untuk membuat analisa berdasarkan kenyataan yang ada.
2.2 Anggaran Induk
Anggaran Induk (Master Budget ) menerjemahkan sasarn organisasi jangka pendek kedalam langkah-langkah tindakan.Anggaran Induk adalah Rencana aktivitas operasional dan keuangan organisasi untuk periode tertentu yang biasanya jangka pendek satu tahun ,satu kuartal dan satu bulan.
Anggaran induk mencakup semua fungsi dan tingkatan manajemen, walaupun langkah- langkah merumuskan anggaran di masing-masing perusahaan tidak sama.Ada dua pandangan ekstrim yang saling bertentangan mengenai cara-cara menyusun anggaran induk, yaitu: (i) langkah pendekatan manajemen puncak dimana datangnya masukan hanya dari para pejabat tinggi (top down approach) dan (ii). pendekatan yang berakar dari semua tingkatan manajemen ikut serta memberi masukan (Buttom-Up approach). Seluruh tingkatan Manajemen sebaiknya diikutsertakan penyusunan Anggaran sehingga dapat meningkatkan koordinasi dari seluruh unit kerja .Dengan diikut sertakan semua unit kerja dalam menyusun anggaran juga menciptakan harmoni internal dan satu suara yang sama antara manajer dan karyawan yang berkaitan dengan tujuan. Pada saat sekarang perhatian difokuskan kepada implikasi perilaku dari penyediaan data yang dibutuhkan untuk perencanaan dan pengendalian bagi manajemen.
Anggaran memainkan peran yang penting dalam mempengaruhi perilaku individu dan kelompok disetiap tingkatan proses manajemen yang meliputi :
(1) Menetapkan tujuan unit /perusahaan;
(2) Menginformasikan kepada individu mengenai apa yang harus mereka berikan untuk mencapai tujuan tersebut;
(3) Memotivasi kinerja yang diinginkan;
(4) Mengevaluasi kinerja; dan
(5) Memberikan saran kapan tindakan korektif sebaiknya diambil dan dilakukan.
Induk anggaran terdiri atas dua komponen utama:
1. Anggaran operasi
Anggaran operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai hasil laba yang memuaskan.
2. Anggaran keuangan
Anggaran keuangan memperlihatkan ekspetasi arus kas dan posisi keuangan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang terencana. Arus masuk dan arus keluar kas yang direncanakan muncul dalam anggaran kas.
Induk Anggaran
Anggaran Operasional
Anggaran Keuangan
Anggaran Penjualan
Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran Produksi
Anggaran Kas
Anggaran Bahan Baku Langsung
Laporan Laba Rugi Dianggarkan
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Neraca Dianggarkan
Anggaran Overhead Pabrikasi
Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi
Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi
Anggaran Penjualan
Sebuah perusahaan mencapai tujuan yang di kehendakinya melalui penjualan. Anggaran penjualan (sales butget) merupakan skedul rinci yang memperlihatkan penjualan yang di harapkan untuk periode yang akan datang. Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan (dan kesanggupan untuk memasok) akan produk perusahaan pada harga tertentu. Estimasi pada ini gilirannya ditentukan berdasarkan prakiraan penjualan. Memproyeksikan atau memprediksi penjualan yang akurat merupakan fungsi Variabel eksternal, sebagai contoh, selera konsumen dan kondisi ekonomi. Dan Variabel internal, seperti harga, upaya penjualan, dan belanja iklan.
Anggaran penjualan merupakan batu penjuru bagi penyusunan anggaran karena perusahaan dapat menyusun rencana aktivitas hanya setelah perusahaan mengetahui tingkat penjualan yang diharapakan. Perusahaan tidak dapat menyusun anggaran produksi tanpa mengetahui banyaknya unit yang akan diproduksi, dan jumlah unit yang akan diproduksi hanya bisa diketahui setelah perusahaan mengetahui banyaknya unit produk dianggarkan yang akan dijual untuk periode tersebut.
Berikut contoh Anggaran penjualan PT. AKUNTANSI A untuk tahun 2014 secara kuartalan. Dalam anggaran ini terlihat bahwa perusahaan merencanakan penjualan 200.000 unit selama tahun2014. Puncak penjualan berlangsung pada kuartal ketiga.
PT AKUNTANSI A
Anggaran Penjualan
31 Desember 2014
I
II
III
IV
Tahun
Ekspetasi penjualan (unit)
20.000
60.000
30.000
18.000
128.000
Harga Jual Per unit
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
Jumlah Penjualan
20.000.000
60.000.000
30.000.000
18.000.000
128.000.000
Skedul Ekspetasi Penagihan Kas
Piutang Usaha 31/12/2013
3.100.000
3.100.000
Penjualan :
Kuartal I
(20.000.000x 70%,30%)
14.000.000
6.000.000
20.000.000
Kuartal II
(60.000.000x 70%,30%)
42.000.000
18.000.000
60.000.000
Kuartal III
(30.000.000x 70%,30%)
21.000.000
9.000.000
30.000.000
Kuartal IV
(18.000.000x 70%)
12.600.000
12.600.000
Jumlah Kas yang Ditagih
17.100.000
48.000.000
39.000.000
21.600.000
125.700.000
Anggaran Produksi
Setelah anggaran penjualan selesai disusun. Kebutuhan produksi untuk periode anggaran yang akan datang dapat di tentukan dan diorganisasikan dalam bentuk anggaran produksi. Anggaran produksi (production budget) adalah skedul rinci yang menidentifikasi produk atau jasa yang harus dihasilkan atau disediakan untuk meraih penjualan yang dianggarkan dan kebutuhan persediaan. Manajemen pertama-tama menentukan apakah tingkat persediaan barang barang jadi akan tetap sama., ditingkatkan, ataukah malahan dikurangi. Tatkala merencanakan tingkat persediaan yang dikehendaki, manajemen mencoba untuk menekankan tiga biaya.
a. Biaya penyimpanan persediaan yang menumpuk;
b. Biaya hilangnya penjualan sewaktu permintaan pelanggan tidak dapat dipenuhi;
c. Biaya tambahan persediaan dari pesanan khusus.
PT AKUNTANSI A
Anggaran Produksi
31 Desember 2014
I
II
III
IV
Tahun
Ekspetasi penjualan (unit)
Tambah: persediaan akhir
yang dikehendaki*
20.000
60.000
30.000
18.000
128.000
12.000
6.000
3.600
4.000
4.000
Jumlah kebutuhan persediaan
Kurang: Persediaan awal
Barang jadi**
32.000
66.000
33.600
22.000
132.000
3.000
12.000
6.000
3.600
Unit yang diproduksi
29.000
54.000
27.600
18.400
129.000
*20% dari penjualan kuartal berikutnya
** Jumlah sama seperti pada persediaan akhir pada kuartal sebelumnya
* Taksiran
Anggaran Bahan Baku Langsung
Setelah kebutuhan produksi dihitung, anggaran bahan baku langsung (direct materials budget) harus disusun guna memperlihatkan bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi. Taksiran penggunaan bahan baku berhubugan langsung dengan kebutuhan produksi, namun pembelian bahan baku tergantung pada baik taksiran penggunaan bahan baku maupun persediaan bahan baku. Bahkan dangan jumlah yang memadai sepatutnya tersedia untuk memenuhi kebutuhan produksi dan menyadiakan persediaan akhir yang dikehendaki untuk tahun anggaran. Sebagian kebutuhan bahan baku ini sudah tersedia dalam bentuk persediaan awal bahan baku. Sisanya harus dibeli dari pemasok.
PT AKUNTANSI A
Anggaran Bahan Baku Langsung
31 Desember 2014
I
II
III
IV
Tahun
Unit yang akan diproduksi
Kebutuhan bahan baku per
unit (kg)
29.000
54.000
27.600
18.400
129.000
10
10
10
10
10
Jumlah kebutuhan produksi (kg)
Tambah: Persediaan bahan baku
yang dikehendaki*
290.000
540.000
276.000
184.000
1.290.000
54.000
27.600
18.400
16.000
16.000
Jumlah kebutuhan (kg)
Kurang: Persediaan awal bahan
baku
344.000
567.000
294.400
200.000
1.306.000
29.000
54.000
27.600
18.400
29.000
Bahan baku yang akan dibeli (kg)
315.000
513.000
266.800
181.600
1.277.000
*10% kebutuhan produk di kuartal berikutnya
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Anggaran tenaga kerja langsung juga disusun dengan mengacu kepada anggaran produksi. Tujuan anggaran tenaga kerja langsung (direct labor budget) adalah untuk mempertahankan tenaga kerja yang memadai dalam rangka memenuhi kebutuhan produksi, namun tidak menyebabkan waktu menganggur yang memakan biaya. Seiring dengan itu, tenaga kerja haruslah cukup banyak untuk menghindari waktu lembur yang berlebihan, yang menyebabkan tingginya biaya. Kebutuhan tenaga kerja langsung mestilah dihitung sehingga perusahaan mengetahui apakah tersedia waktu kerja yang memadai untuk mememnuhi kebutuuhan produksi. Dengan mengetahui sebelumnya apa yang di butuhkan menyangkut waktu kerja sepanjang tahun anggaran, perusahaan dapat merumuskan rencana untuk menyesuaikan tenaga kerja manakala didesak oleh situasi. Perusahaan yang mengabaikan anggaran ini menanggung resiko kekurangan tenaga kerja atau harus merekrut atau merumahkan karyawannya pada masa suram bisnis. Kebijakan tenaga kerja yang yangb tidak menentu akan menyebabkan ketidakamanan dan efesiensi tenaga kerja.
PT AKUNTANSI A
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
31 Desember 2014
I
II
III
IV
Tahun
Unit yang akan diproduksi
Jam Kerja Langsung per unit (jam)
29
54
27,6
18,4
129
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
Jumlah jam kerja langsung
yang dibutuhkan
Biaya tenaga kerja langsung
per jam
17,4
32,4
16,6
11,0
77,4
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
Jumlah biaya tenaga kerja
langsung
3.480.000
6.480.000
3.312.000
2.208.000
15.480.000
Anggaran Overhead Pabrik
Anggaran overhead Pabrikasi (manufacturing oaverhead budget) merupakan skedul rinci taksiran biaya pabrikasi, selain biaya bahan biaya langsung, yang harus dikeluarkan untuk memenuhi ekspektasi produksi di masa yang akan datang. Biaya overhead harus dipilih pilih berdasarkan biayanya untuk tujuan penyusunan anggaran, dan di buat tariff overhead yang ditentukan di muka. Anggaran Overhead Pabrikasi mempunyai 2 tujuan, yaitu:
a. Mengintegrasikan anggaran biaya overhead yang disusun oleh manajer produksi dan departemen jasa; dan
b. Menghitung tarif overhead pabrikasi untuk priode akutansi yang akan datang.
PT AKUNTANSI A
Anggaran Overhead Pabrikasi
31 Desember 2014
I
II
III
IV
Tahun
Jumlah jam kerja langsung
Tarif overhead pabrikasi
17.400
32.400
16.560
11.040
77.400
25
25
25
25
25
Overhead variabel yang
dianggarkan
Overhead tetap yang
dianggarkan
435.000
810.000
414.000
276.000
1.935.000
180.000
180.000
180.000
180.000
720.000
Jumlah overhead dianggarkan
Kurang: Penyusutan
615.000
990.000
594.000
456.000
2.655.000
40.000
40.000
40.000
40.000
160.000
Pengeluaran kas untuk overhead pabrikasi
575.000
950.000
554.000
416.000
2.495.000
Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi
Setelah anggaran penjualan hingga ke anggaran overhead pabrikasi selesai disusun, kini tersedia data yang memadai untuk menghitung biaya pokok barang jadi. komputasi itu diperlukan karena dua sebab:
a. Untuk mengetahui seberapa banyak yang akan di bebankan ke biaya pokok penjualan pada laporan laba rugi dianggarkan.
b. Untuk mengetahui berapa besar yang akan di laporkan pada rencana untuk pos barang yang belum terjual.
Nilai rupiah unit barang yang belum terjual yang di rencanakan ada di tangan
perusahaan yang dihitung dalam anggaran persediaan akhir barang jadi
(ending finished goods inventory budget).
PT AKUNTANSI A
Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi
31 Desember 2014
Kuartal
Komponen
Kuantitas
Biaya
Jumlah
Biaya Produksi per unit :
Bahan Baku Langsung
10kg
Rp 5/kg
50
Tenaga Kerja Langsung
0,6 jam
Rp 200/jam
120
Overhead Pabrikasi
0,6
Rp 35/jam
21
Total
191
Persediaan Barang Jadi Dianggarkan
Persediaan Akhir Barang Jadi (Unit)
4.000
Jumlah Biaya Produksi per Unit
191
Persediaan Akhir Barang Jadi Dalam Rupiah
764.000
Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi
Anggaran beban penjualan dan adm berisi daftar antisipasi prediksi beban dalam bidang selain pabrikasi yang akan dikeluarkan dalam periode anggaran. Beban penjualan adalah biaya-biaya promosi, penjualan, dan pengiriman produk kepada pelanggan. Beban administrasi adalah biaya yang berkaitan dengan aktivitas seperti pemberian arahan umum bagi perushaan dan penyediaan jasa bagi personalia.
PT AKUNTANSI A
Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi
31 Desember 2014
I
II
III
IV
Tahun
Penjualan dianggarkan (unit)
20.000
60.000
30.000
18.000
128.000
Beban penjualan dan adm
per unit
20
20
20
20
20
Bebam variabel yang
dianggarkan
400.000
1.200.000
600.000
360.000
2.560.000
Beban penjualan dan adm tetap yang dianggarkan:
Periklanan
200.000
200.000
200.000
200.000
800.000
Beban eksekutif
180.000
180.000
180.000
180.000
720.000
Asuransi
20.000
-
30.000
-
50.000
Jumlah
400.000
380.000
410.000
380.000
1.570.000
Jumlah beban penjualan dan adm
dianggarkan
800.000
1.580.000
1.010.000
740.000
4.130.000
Anggaran Kas
Kas merupakan salah satu aspek paling penting dari siklus operasi perusahaan. Tanpa kas, perusahaan tidak dapat berfungsi. Namun, jikalau saldo kas terlampau besar, dana tersebut mungkin tidak menawarkan tingkat imbalan yang paling baik. Sesunggunya demikian, cadangan kas yang terlalu rendah dapat mengidinkasikan bahwa perusahaan tidak sanggup melunasi kewajibannya. Untuk mencegah hal-hal semacam itu terjadi, perlu dilakukan perencanaan kas yang cermat.
Anggaran kas adalah suatu rencana rinci yang memperlihatkan bagaimana sumber daya kas akan diperoleh dan dikonsumsi selama periode waktu tertentu. Anggaran kas yang rinci akan memaparkan kapan perusahaan mempunyai kas untuk diinvestasikan dan kapan harus meminjam dana dari kreditor. Hal itu memungkinkan perusahaan untuk memperoleh bunga maksimal atas kelebihan dana dan menghindar biaya yang tidak perlu dari peminjaman dana.
PT AKUNTANSI A
Anggaran Kas
31 Desember
I
II
III
IV
Tahun
Saldo kas pada awal kuartal
3.000.000
2.800.000
2.800.000
3.900.000
3.000.000
Tambah penerimaan:
Penagihan dari pelanggan
17.100.000
48.000.000
39.000.000
21.600.000
125.700.000
Jumlah kas tersedia sebelum
pendanaan
20.100.000
50.800.000
41.800.000
25.500.000
128.700.000
Kurang pengeluaran:
Bahan Baku Langsung
15.800.000
32.400.000
34.300.000
18.600.000
101.100.000
Tenaga Kerja Langsung
3.360.000
7.680.000
8.640.000
4.560.000
24.240.000
Overhead Pabrikasi
560.000
1.100.000
1.220.000
710.000
3.590.000
Penjualan dan Adm
800.000
1.580.000
2.010.000
1.180.000
5.570.000
Pajak Penghasilan
200.000
200.000
200.000
200.000
800.000
Pembelian Perlengkapan
340.000
160.000
-
-
500.000
Deviden
120.000
120.000
120.000
120.000
480.000
Jumlah pengeluaran
21.180.000
43.240.000
46.490.000
25.370.000
136.280.000
Kelebihan (kekurangan) kas yang tersedia terhadap pengeluaran
-1.080.000
7.560.000
-4.690.000
130.000
-7.580.000
Pendanaan:
Pinjaman pada awal kuartal
3.680.000
-
7.490.000
2.670.000
13.840.000
Pelunasan pada akhir
-
-3.680.000
-
-
-3.680.000
Bunga (suku bunga 10%)
-
-194.000
-
-
-194.000
Jumlah pendanaan
3.680.000
-3.874.000
7.490.000
2.670.000
9.966.000
Saldo kas akhir
2.600.000
3.686.000
2.800.000
2.800.000
2.386.000
Laba Rugi Dianggarkan
Laporan laba rugi dianggarkan memaparkan estimasi pendapatan dan beban beragam aktivitas yang menghasilkan laba untuk periode anggaran tertentu. Tujuan laporan laba rugi dianggarkan adalah untuk mengantisipasi laba setelah pajak perusahaan. Pada tahap penyusunan anggaran ini, perhatian manajemen bergeser dari pengembalian keputusan, perencanaan, dan pengendalian ke pelaporan eksternal kepada pihak pemegang saham. Setelah laporan disusun, laporan tersebut merupakan tolak ukur terhadap kinerja perusahaan berikutnya akan diukur/dibandingkan.
PT AKUNTANSI A
Laporan Laba Rugi Dianggarkan
31 Desember 2014
Penjualan (128.000 unit x Rp 1.000)
128.000.000
Kurang: Biaya pokok penjualan (128.000 unit x Rp 191)
24.448.000
Laba kotor
103.552.000
Kurang: Beban penjualan dan administrasi
4.130.000
Laba operasi bersih
99.422.000
Kurang: Beban bunga
635.250
Laba bersih sebelum pajak
98.786.750
Kurang: Pajak penghasilan
800.000
Laba bersih setelah pajak
97.986.750
Neraca Dianggarkan
Neraca dianggarkan mengestimasi kondisi keuangan pada akhir periode anggaran. Neraca dianggarkan disusun dengan memulainya dari neraca sekarang dan menyesuaikannya dengan data yang tertera pada anggaran sebelumnya. Neraca dianggarkan mengasumsikan bahwa semua anggaran operasi dan rencana keuangan dipenuhi.
PT AKUNTANSI A
Neraca Dianggarkan
31 Desember 2014
Aktiva
Aktiva Lancar :
Kas
2.800.000
Piutang Usaha
5.400.000
Persediaan Bahan Baku
800.000
Persediaan Barang Jadi
764.000
Jumlah Aktiva Lancar
9.764.000
Aktiva Tetap:
Tanah
76.800.000
Gedung
79.200.000
Akumulasi Penyusutan
-1.718.000
Jumlah Aktiva Tetap
154.282.000
Jumlah Aktiva
164.046.000
Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham
Kewajiban Lancar:
Utang Usaha
4.540.000
Ekuitas Pemegang Saham:
Saham Biasa, Tanpa Nilai Pari
42.000.000
Saldo Laba
117.506.000
Jumlah ekuitas Pemegang Saham
159.506.000
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
Pemegang Saham
164.046.000
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses penganggaran bermula dari prakiraan penjualan,yang menetapkan taksiran penjualan dan harga jual per unit. Prakiraan penjualan, yang disusun oleh manajer penjualan didasarkan pada analisis kondisi ekonomi secara umum, tren industry, dan prospek perusahaan. Dari sinilah anggaran penjualan disusun. Berikutnya, anggaran produksi disusun berdasarkan prospek penjualan dan tingkat persediaan yang dikehendaki. Anggaran produksi dan anggaran penjualan menjadi landasan yang dipakai untuk menyusun anggaran-anggaran bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead pabrikasi, persediaan akhir barang jadi,dan overhead pabrikasi. Hasil-hasil yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan usaha dirangkum dalam laporan laba rugi dianggarkan. Akhirnya, hasil financial dari kegiatan-kegiatan usaha dirangkum dalam anggaran kas dan neraca dianggarkan.
3.2 Saran
Perusahaan harus memperhatikan setiap penyimpangan yang terjadi agar dalam penyusunan anggaran produksi untuk periode yang akan datang dapat dilakukan dengan baik.
Perencanaan dan pengendalian biaya produksi tidak hanya cukup dilihat pada data masa lalu, tetapi perlu diperhatikan analisa secara menyeluruh terhadap segenap aspek yang berkaitan dengan biaya produksi. Sehingga anggaran produksi selain berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengkoordinasian, juga berfungsi sebagai alat pengendali.
Perencanaan serta penyusunan anggaran harus dilakukan dengan tetap menyesuaikan kebijakan antara anggaran dan realisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sadeli, Lili M dkk. AKUNTANSI MANAJEMEN Sistem, Proses dan pemecahan soal. 1997. Jakarta: Bumi Aksara
Supriyono. proses pengendalian manajemen. 2001. Yogyakarta : BPFE-yogyakarta
Simamora, henry. Akutansi manajemen edisi II. 2002. Jakarta selatan : UUP AMP YKPN.