FIBROADENOMA MAMMAE I.
Definisi
Fibr Fibroad oaden enom omaa mamm mammae ae adal adalah ah suat suatu u neop neopla lasm smaa jinak jinak yang yang berb berbat atas as tega tegas, s, padat padat,, berkapsul. Merupakan lesi payudara paling umum pada wanita berusia dibawah 25 tahun, sebagian besar (80% bersi!at tunggal. "iasanya bentuk neoplasma ini tampil sebagai massa payudara yang bersi!at mobile, tidak nyeri, kenyal seperti karet berukuran #$&m. "enjolan dapat dipengaruhi oleh hormon dan dapat ber!luktuasi dalam diameter yaitu ' # &m dibawah pengaruh estrogen pada saat menstruasi normal, kehamilan, laktasi atau penggunaan kontrasepsi oral. ertumbuhan dapat dapa t jelas terlihat selama kehamilan atau laktasi. )erapi F*M F*M dengan &ara biopsi eksisi dan jarang regresi in+olusional. enampilan makroskopik berbeda dari tumor payudara lainnya, pada F*M tepi benjolan tajam dan permukaan potongannya putih keabu$abuan sampai merah muda dan homogen. e&ara histologi ada susunan lobus perikanalikuler yang mengandung stroma padat dan epitel proli!erati!. -ar -arian ian F*M F*M bisa memperlihatkan proli!erasi epitel yang jelas dari kelenjar dan epitel sekresi.
II.
Etiologi dan Faktor Predisposisi
F*M F*M merupak merupakan an penyakit penyakit payudar payudaraa terser tersering ing kedua kedua yang menyebab menyebabkan kan benjol benjolan an di payudara. Mun&ul paling sering pada usia antara 20$5 tahun, !ibroadenoma mammae jarang terdapa terdapatt pada pada pada wanita wanita setela setelah h menopau menopause. se. /esi$l /esi$lesi esi ini dapat dapat tumbuh tumbuh lambat lambat selama selama kehamilan.
.
Patogenesis
"elum ada patogenesis yang pasti dari !ibroadenoma tetapi dapat dikaitkan dengan rangsangan hormon estrogen yang tinggi. ada masa remaja, !ibroadenoma mammae bisa terdapat dalam ukuran yang besar. ertumbuhan bisa &epat sekali selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat rangsang estrogen yang tinggi.
IV.
Manifestasi Klinis
Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan se&ara kebetulan. ada #0$#5% kasus, !ibroadenoma mammae bersi!at majemuk. "enjolannya bersi!at keras, kenyal, dan tidak nyeri tekan, bulat, berbatas tegas dan pada palpasi terkesan mobile. emikiran kita yang pertama, adalah untuk membedakan !ibroadenoma dengan kanker. 1iperlukan eksisi tumor, atau memastikan diagnosa dengan aspirasi jarum halus. esiko utama adalah, bila !ibroadenoma yang tidak tereksisi bertumbuh dan menimbulkan nyeri, khususnya selama kehamilan. 3mumnya tidak ditemukan adanya kanker yang tumbuh mengin+asi !ibroadenoma, dan pula sangat jarang (satu per seribu untuk menemukan kanker yang berasal dari jaringan !ibroid (sebagian besar karena kanker in situ. 4arena resiko kanker meningkat menjadi # dalam 0, kemungkinan adanya kanker pada !ibroadenoma menjadi lebihsedikit, dari pada tidak adanya !ibroadenoma. V.
Penegakan Diagnosis
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga &ara, yaitu dengan pemeriksaan !isik, dengan mammography atau 3, dengan Fine 6eedle *spiration 7ytology (F6*7. ada pemeriksaan !isik diperiksa benjolan yang ada dengan inspeksi pada saat berbaring, duduk, dan membungkuk apakah terlihat benjolan, kerutan pada kulit payudara (peau dorange, dan dengan palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui ukurannya, jumlahnya, apakah mobil atau tidak, kenyal atau keras, bernodul atau tidak, dan mengeluarkan &airan dari putting susu atau tidak.
Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 90 atau :0 tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography, sebagai gantinya digunakan 3, hal ini karena !ibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography. Mammography merupakan suatu teknik pemeriksaan so!t tissue. *danya proses keganasan akan memberikan tanda$tanda primer dan sekunder. )anda primer yaitu jaringan ber!ibrosis reakti!, &omet sign, adanya perbedaan yang nyata ukuran -; dan rontgenologik dan adanya mikrokalsi!ikasi. )anda$tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya +askularisasi, perubahan posisi palpila dan areola adanya bridge o! tumor, keadaan daerah dan jaringan !ibroglanduler tidak teratur, in!iltrasi dalam jaringan lunak di belakang mammae dan adanya metastis ke kelenjar. Mammogra!i ini dapat mendeteksi tumor$tumor yang se&ara palpasi tidak teraba, jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan s&reening.
termogra!i, ?erogra!i. 1ilakukan untuk men&ari jauhnya ekstensi tumor atau men&ari metastasis jauh. emeriksaan ini umumnya hanya dilakukan apabila diperlukan (atas indikasi pemeriksaan laboratorium untuk melihat toleransi penderita, juga dapat melihat kemungkinan adanya metastasis misalnya alkali !os!atase. ada F6*7 kita akan mengambil sel dari !ibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan. 1ari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada !ibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi anatomi (* untuk diperiksa di bawah mikroskop apakah terdapat sel$sel ganas atau tidak. 1ibawah mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut >
a.
)ampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat !ibrosa dan berasal dari epitel (epitel kelenjar yang berbentuk lobus$lobus
b.
/obuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bulat (perikanalikuler atau ber&abang (intrakanalikuler
&.
-.
aluran tersebut dibatasi sel$sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uni!orm
Penatalaksanaan dan Prognosis
)erapi !ibroadenoma mammae adalah eksisi dengan anastesi lokal. "ila penderita muda dengan lesi ke&il, diagnosa dapat ditegakkan dengan aspirasi jarum halus, bila penderita tidak menginginkan biopsi dengan eksisi. (samapai kini belum ada publikasi ilmiah tentang penyelidikan terhadap !ibroadenoma, yang tetap dibiarkan tanpa tindakan, hal ini harus diberitahukan kepada penderita yang menolak pembedahan. Fibroadenoma yang lebih besar (lebih dari 2 &m harus diangkat, karena dapat menyebabkan nyeri, dan dapat bertumbuh terus. rognosis dari !ibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat dengan sempurna, tetapi bila masih tertapat jaringan sisa pada saat operasi dapat kambuh kembali. http://catatankecil-elita.blogspot.com/2012/06/fbroadenoma-mammae.html
Defnisi a.
Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak ang merupakan pertumbuhan ang meliputi kelenjar dan struma jaringan ikat.
b.
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada paudara ang bersimpai
jelas! berbatas jelas! soliter! berbentuk benjolan ang dapat digerakkan. "#lamet #uono! 2001$.
%%.
&tiologi
'emungkinan penebab adalah a.
#ensiti(itas jaringan setempat ang berlebihan terhadap estrogen. b.
)eningkatan aktiftas estrogen ang absolut atau relati*.
c. d.
Faktor , *aktor ang redisposisi : - sia -
-
%%%. a.
+enetik
enis kelamin -
+eograf
-
)ekerjaan
-
ereditas -
Diet
-
#tres
esi prekanker
anda +ambaran 'linis
#ecara makroskopik : tumor bersimpai! berarna putih keabu-abuan! pada penampang tampak jaringan ikat berarna putih! kenal. b.
3da bagian ang menonjol ke permukaan. c.
3da penekanan pada jaring sekitar. d.
e.
3da batas ang tegas.
4ila diameter mencapai 10 , 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa "+iant Fibroadenoma$. *.
emiliki 'apsul dan soliter.
g.
4enjolan dapat digerakkan.
h. i. j.
)ertumbuhanna lambat.
udah diangkat dengan lokal surger.
4ila segera ditangani tidak menebabkan kematian. 'lasifkasi
enurut gambaran histologikna fbroadenoma dibagi atas : 1.
Fibroadenoma pericanaliculare
'elenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis. 2.
Fibroadenoma intracanalicculare
aringan ikat mengalami poli*erasi lebih banak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang atau tidak teratur dengan lumen ang sempit atau menghilang. 'adang-kadang tidak dditemukan stroma ang berpoli*erasi ang tampak hana kelenjar-kelanjar ang saling berdesakan. +ambaran tersebut sering ditemukan pada mamma lactans dan disebut lactating adenoma.
%7.
)atofsiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak paudara ang serign ditemukan pada massa reproduksi ang disebabkan oleh beberapa kemungkinan aitu akibat sensiti(itas jaringan setempat ang berlebihan terhadap estroge sehingga kelainan ini sering digolongkan dengan mamar disopiosia. Fibroadenoma biasana ditemukan pada kuadran luar atas! merupakan 100 us ang terbatas jelas! mudah digerakkan dari jaringan disekitarna. )ada gambaran histologi menunjukkan stroma dengan foroblast ang mengelilingi kelenjar dan rongga krisis ang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran ang berbeda "#l(ia 3. )rice! 1885$ 7. 1.
)emeriksaan klinis. a.
b.
#tatus penakit. )enakit utama.
∗
-
#tatus umum.
#tatus penampilan.
c.
-
)emeriksaan
'eluhan utama dan lain-laun keluhan serta sejak kapan.
9iaat penakit "perjalanan penakit! pengobatan ang telah diberikan$. -
Faktor etiologi atau *aktor resiko.
'eadaan tumor lokal "topograf$ tumor "$.
3da atau tidakna metastase "nodus$ regional "$. -
3da atau tidakna metastase jauh "$. #tadium kanker "sistim %;;! 18<=$. 'omplikasi penakit.
∗
∗
2.
)enakit sekunder.
)emeriksaan penunjang klinis :
4ila pada pemeriksaan klinis jelas suatu tumor jinak! pemeriksaan penunjang klinis dilakukan seperluna. ∗
∗
#+ mamma atau mammograf.
∗
#itologi pada cairan puting susu. ∗
@.
>-*oto thorak.
Darah! urin! #+?! #+).
)emeriksaan sitologis atau patologis :
∗
∗
4iopsi 7; atau ); atau dari spesimen operasi.
7%.
)encegahan dan deteksi dini a.
b.
Faktor-*aktor resiko
)emeriksaan paudara sendiri. c.
)emeriksaan klinik d.
e.
F3.
orrogiof
elaporkan tanda dan gejala pada sumber / ahli untuk mendapatkan peraatan.
7%%. 1.
erapi
&ksis tumor! dengan anastesi lokal atau umum! spesimen operasi periksa patologis.
2.
%nsisi pembukaan / pembedahan dianjurkan melalui garis sirkum areoler.
4.
'?#&) 3#3 '&)&93A33 %.
)&+'3%3
)engumpulan data 1.
%dentitas
)erlu dikaji nama! umur! jenis kelamin! alamat! agama! pendidikan! pekerjaan! suku atau bangsa! tanggal 9#! diagnosa medis. 2.
'eluhan utama
4iasana keluhan ang paling menonjol pada pB F3 adalah benjolan pada paudara.
@.
9iaat penakit sekarang
Cang perlu ditanakan adalah hal-hal apa ang menebabkan pB masuk rumah sakit. .
9iaat penakit dahulu
)erlu ditanakan antara lain apakah klien pernah mengalami penakit ang sama sebelumna atau pernah puna penakit ang menular atau menurun sebelumna.
5.
9iaat penakit keluarga
)erlu ditanakan apakah ada keluarga ang pernah menderita penakit ang sama! menular! kronis atau keturunan. 6.
)ola-pola *ungsi kesehatan
a.
)ola persepsi dan konsep diri
)erlu ditanakan persepsi klien mengenai penakit ang dideritana. 4iasana pB dengan F3 akan mengalami gangguan persepsi diri. b.
)ola sensori dan kogniti*
4iasana pada pB dengan F3 tidak mengalami gangguan kogniti* tapi pada pola sensori kadang mengalami neri tekan. c.
)ola reproduksi seksual
)ertumbuhan F3 akan cepat biasana pada saat klien dalam masa kehamilan dan laktasi atau menjelang menopouse akibat rangsangan estrogen ang meninggi. d.
)ola nutrisi dan metabolisme
)ada F3 tidak mengalami penurunan na*su makan. eskipun menu berubah! misalna makanan dirumah giEi tetap sama sedangkan di 9#. Disesuaikan dengan penakit dan diit kB e.
)ola eliminasi
embagi kebiasaan eliminasi al(i dan uri meliputi jumlah! arna! pola apakah ada gangguan. *.
)ola istirahat dan tidur
'ebiasaan pada pola tidur dan istirahat mengalami gangguan ang disebabkan oleh neri! misalna neri akibat )ost ?p. g.
)ola akti(itas dan latihan
3kti(itas dan latihan mengalami perubahan atau gangguan akibat dari operasi sehingga kebutuhan kB perlu dibantu oleh peraat atau keluarga.
h.
)ola hubungan peran
erjadina perubahan peran ang dapat menggangu hubungan akibat interpersonal i.
)ola penggulangan stress
)erlu di pertanakan apakah membuat kB menjadi stress dan biasana malah di pendam sendiri atau di rundingkan dengan keluarga. j.
)ola persepsi dan tata laksanan hidup sehat
)ada F3 tidak mengalami perubahan atau gangguan personal hgiene misal :
kebiasaan mandi! gosok gigi! memcuci rambut! ganti pakaian! 43' dan 434 k.
)ola tata nilai dan keperacaaan
3dana kecemasan dan stress sehingga pertahanan dan klien meminta perlindungan dan pendekatan diri kepada tuhan. 33%#3 D33 %.
Data ang telah dikumpulakan kemudian dikelompokkan dan dianalisa untuk
menentukan masalah kB untuk mengelompokkan dibagi menjadi 2 aitu data ang subekti* dan obekti*dan kemudian ditentukan masalah keperaatan agn timbul berdasarkan prioritas.
%%. 1. 2.
D%3+?#3 '&)&93A33
eri berhubungan dengan jaringan ikat pada mammae.
+angguan psikologis "cemas$ berhubungan dengan ketidak tahuan tentang prosedur operasi. @.
'eterbatasan akti(itas berhubungan dengan luka )ost ?p
%%%.
)&9&;333
a.
Diagnosa 1
eri berhubungan dengan jaringan ikat pada mammae.
ujuan : eri berkurang / neri dapat teratasi
'riteria hasil :
-
eri berkurang
#kala neri normal "0$ / neri dapat terkontrol -
7 normal # G @6 o; G << B/mnt
99 G 16 B/mnt D G 120/=0 1.
9encana indakan
akukan pendekatan terhadap kB dan keluarga 9 / agar kB dan keluarga kooperasti* 2.
'aji tingkat neri dan *rekuensi
9 / sebagai e(aluasi tau e*ektiftas inter(ensi ang dilakukan @.
4eri kenamanan dengan mengatur posisi pB dan akti(itas dirersional
9 / menolong dan meningatkan relaksasi dan retokus .
3jarkan teknik relaksasi
9 / agar neri berkurang dan pB dapat mengalihkan perhatianna saat neri timbul 5.
&(aluasi / kontrol berkurangna rasa naman.
9 / tujuan umum / maksimal mengontrol tingkat neri 6.
'olaborasi dengan tim dokter dalam pemberian analgesik 9 / *ungi interdependent b.
Diagnosa 2
+angguan psikologis "cemas$ berhubungan dengan ketidak tahuan tentang prosedur operasi.
ujuan : )B tidak merasa takut / cemas
'riteria hasil :
-
)B lebih tenang )B lebih percaa diri -
7 normal # G @6 o; G << B/mnt
99 G 16 B/mnt D G 120/=0 mmg 1.
9encana indakan
akukan pendekatan terapoeurik pada pB
9 / untuk membina hubungan sling percaa antara pB dengan peraat 2.
4erikan kesempatan pada pB untuk mengeskpresikan perasaanna. 9 / untuk mengetahui kecemasan pB @.
4erikan moto(asi pB untuk menjalankan prosedur pembedahan 9 / menimbulkan rasa percaa diri pB .
elaskan e*ek samping bila tidak dilakukan pendekatan
9 / agar pB mengetahui bahaa ang timbul bila tidak dilakukan pembedahan 5.
dampingi pB saat memasuki ruang operasi
9 / memberikan perasaan aman dan tenag pada diri pB c.
Diagnosa @
'eterbatasan akti(itas berhubungan dengan luka )ost ?p
ujuan : #etelah dilakukan tindakan keperaatan pB dapat melakukan akti(itas secara normal atau mandiri.
-
'riteria hasil :
)B dapat melakukan tindakan secara mandiri
)B dapat melakukan latihan mobilisasi secara bertahap 1.
9encana indakan
akukan pendekatan pada pB dan keluarga 9 / agar pB dan keluarga kooperati*
2.
4erikan lingkungan ang tenag dan naman.
9 / menurunkan stress dan meningkatkan aktu istirahat. @.
ingkatkan akti(itas sesuai toleransi
9 / mengontrol kemampuan pB dalam berakti(itas .
3njurkan latihan mobilisasi
9 / mencegah terjadina kekakuan otot 5.
'olaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik 9 / untuk mempercepat proses penembuhan
%7.
)&3'#333
3dalah pengelolahan dan perujudan ang direncanakan oleh peraat! pelaksanaan ad(is dokter dan ketentuan rumah sakit ang meliputi (alidasi rencana keperaatan memberikan 3skep serta pengumpulan data "ismidar! 1880$.
7.
&733#%
)erbandingan ang sistematis dari rencana tindakan masalah kesehatan dengan tujuan ang telah ditetapkan dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan kB dan tenaga kesehatan ang lain. dan merupakan suatu peningkatan ang bersi*at sistematis dari rencana tindakan dan masalah kesehatan pB dengan tujuan ang telah ditetapkan pB dan kesehatan lainna "&Hendi! 1885$.
BAB II
TINJAAN TEORI A. Pengertian Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar
dan stroma jaringan ikat. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan. F*M adalah tumor jinak dan berbatas tegas dengan konsistensi padat dan kenyal, penanganannya dengan pengangkatan tumor kemudian spe&imen diperiksa untuk mengetahui adanya keganasan ( yl+ia *. ri&e, #==5 > ### B. Etiologi eningkatan akti+itas estrogen yang absolut atau relati! #. enetik > payudara 2. Faktor$!aktor predisposisi @ a. 3sia > A 0 tahun b. Benis kelamin &. eogra!i d. ekerjaan !. Patofisiologi Fibroadenoma mamae bukan merupakan satu$satunya penyakit pada payudara, namun insiden
kasus tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, estrogen dan usia permulaan. )umor dapat terjadi karena mutasi dalam 16* sel. enimbunan mutasi merupakan pemi&u mun&ulnya tumor. enimbunan mutasi di jaringan !ibrosa dan jaringan epitel dapat menyebabkan proli!erasi sel yang abnormal sehingga akan tampak tumor yang membentuk lobus$ lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang menyebabkan sel kehilangan
!ungsi de!erensiasi yang
disebut
anaplasia.
1engan rangsangan estrogen
!ibroadenoma mamae ukurannya akan lebih meningkat hal ini terlihat saat menstruasi dan hamil. 6yeri pada payudara disebabkan karena ukuran dan tempat pertumbuhan !ibroadenoma mamae. 4arena !ibroadenoma mamae tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan adalah dengan mengangkat tumor tersebut, untuk mengetahui apakah tumor itu ganas atau tidak tumor yang sudah di ambil akan di bawa ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan lebih lanjut. etiap kelainan pada payudara.
D. ". a. #.
Penatalaksanaan Medis Terapi Konser#atif Far$akoterapi )ama?i!ien > untuk menghentikan pembentukan esterogen biasa dilakukan pembedahan untuk
mengangkat o+arium (indung telur atau terapi penularan untuk menghan&urkan o+arium 2. *minoglutetimid > Cbat penghambat hormone yang banyak digunakan untuk mengatasi rasa nyeri akibat kanker di dalam tulang .
Non Far$akoterapi "erikan lingkungan yang nyaman anti balutan setiap hari *jarkan teknik relaksasi ( napas dalam apab ila terasa nyeri pada bagian tulang "erikan posisi tubuh yang nyaman
&. #.
Terapi operatif Mastektomi ( pengangkatan seluruh payudara atau pembedahan beast&on+ering ( hanya
mengangkat tumor dan jaringan normal di sekitarnya 2. /umpektomi pengangkatan tumor dan sejumlah ke&il jaringan normal di sekitarnya . ;ksisi luas dan mastektomi parsial pengangkatan tumor dan jaringan normal sekitarnya yang lebih banyak . 4uadrantektomi pengangkatan seperempat bagian payudara 5. Mastektomi simplek seluruh jaringan payudara diangkat tetapi otot dibawah payudara dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang &ukup untuk menutup luka bekas operasi 9. Mastektomi radikal seluruh payudara, otot dada dan jaringan lainnya diangkat '. Pe$eriksaan Diagnostik a. Mamogra!i memperlihatkan struktur internal payudara, dapat untuk mendeteksi kanker yang tak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal b. alaktrogra!i mammogram dengan kontras dilakukan dengan menginjeksi Dat kontras kedalam aliran duktus &. 3ltrasound dapat membantu dalam membedakan antar massa padat atau kista dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras, hasil komplemen mamogra!i d. Eeroradiogra!i menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor e. )ermogra!i mengidenti!ikasi pertumbuhan &epat tumor sebagai titik panas karena peningkatan !.
suplai darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi 1ia!anogra!i mengidenti!ikasikan tumor atau masa dengan membedakan bahwa jaringan mentransmisikan dan menyebarkan sinar
g. 7). &an dan M teknik s&an yang dapat mendeteksi penyakit payudara khususnya massa yang lebih besar atau tumor ke&il, payudara mengeras yang sulit diperiksa dengan mamogra!i h. "iopsi payudara (jarum atau eksisi memberikan diagnosa de!initi+e terhadap massa dan berguna untuk klasi!ikasi histology penahapan dan seleksi terapi yang tepat i. *sal hormon reseptor menyatakan apakah sel tumor atau spe&imen biopsy mengandung reseptor hormone (esterogen dan progesteron. ada sel maligna reseptor maligna, reseptor estrogen$plus j.
merangsang pertumbuhan dan pembagian sel Foto dada pemeriksaan !ungsi hati, hitung sel darah dan s&an tulang dilakukan untuk megkaji adanya metastase
E. #. 2. .
Diagnosa Kepera(atan 6yeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan. angguan &itra tubuh berhubungan dengan proses penyakitnya. 4urang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
keterbatasan . esiko tinggi in!eksi berhubungan dengan terdapatnya pintu masuk organisme. F. Peren&anaan Kepera(atan #. 6yeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan. 4riteria hasil > Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol. 6ampak rileks dan mampu istirahat dengan normal. nter+ensi > a. 1orong pasien untuk melaporkan nyeri. asional > men&oba untuk mentoleransi nyeri dari pada meminta analgetik. b. 4aji nyeri, &atat lokasi, lamanya, dan intensitas. asional > penentuan skala tersebut menentukan metode yang baik untuk e+aluasi subjekti!. &. 4aji ulang !aktor$!aktor yang meningkatkan nyeri atau menghilangkan nyeri. asional > dapat menyebutkan pen&etus atau !aktor pemberat. d. "erikan tindakan yang nyaman. asional > meningkatkan relaksasi, meningkatkan kemampuan koping. e. 4olaborasi pemberian obat analgetik dan antibiotik. asional > nyeri ber+ariasi dari ringan sampai berat dan perlu penanganan untuk memudahkan
b. &.
istirahat adekuat dan penyembuhan ( 1oenges, 2000 > 8# . 2. angguan &itra tubuh berhubungan dengan proses penyakitnya. 4riteria hasil > ersepsi yang positi! terhadap penampilan dan !ungsi tubuh sendiri. nter+ensi > a. "eri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya. asional > menumbuhkan rasa per&aya. 1iskusikan tentang hal$hal yang berkaitan dengan operasi dan pemeriksaan. asional > memberikan pemahaman lebih tentang tindakan pengobatan. "eri dorongan pada pasien untuk mengidenti!ikasi perasaannya tentang masalah$masalah akti+itas seksual dan mendiskusikan perasaannya dengan pasangannya.
asional > pasien dapat membuat ren&ana untuk masa depan. d. 1iskusikan dan rujuk ke kelompok pendukung. asional > memberikan tempat untuk pertukaran masalah dengan orang lain dengan masalah .
yang sama. ( Budith M. ilkinson, 200:> 4urang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan 4riteria hasil >
pasien dan
keluarga mengatakan pemahaman
proses penyakit dan
pengobatan. nter+ensi > a. 4aji tingkat pendidikan dan pengetahuan klien dan keluarga. asional > mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman pasien pada materi yang akan disampaikan. b. "erikan penjelasan tentang penyakit dan perawatannya. asional > pengetahuan tentang penyakit dan perawatannya, dapat meningkatkan kekuatan pada program dan mengurangi tingkat ke&emasan. &. 4aji ulang obat, tujuan, !rekuensi, dosis dan e!ek samping. asional > meminimalkan e!ek samping obat yang bisa menimbulkan e!ek buruk bagi klien. d. 1orong keluarga untuk bertanya ( 7arpenito, 2000>28= asional > meningkatkan status mental pasien dan berusaha mendengarkan apa yang dikeluhkan pasien. . esiko tinggi in!eksi berhubungan dengan terdapatnya pintu masuk organisme. 4riteria hasil > meningkatkan waktu penyembuhan luka. nter+ensi > a. 4aji balutan luka, awasi tanda$tanda in!eksi pada insisi. ( 1oenges, 2000 > :5 . asional > pengenalan diri terjadinya in!eksi dapat memampukan pengobatan dengan &epat. b. )ekankan teknik aseptik dalam perawatan. asional > meminimalkan !aktor yang menyebabkan in!eksi. &. )ekankan pentingnya kebersihan diri dan lingkungan. asional > meminimalkan !aktor yang menyebabkan in!eksi d. antau hasil laboratorium. (Buditt M. ilkinson, 200:>29 asional > pada in!eksi terjadi peningkatan lekosit. e. 4olaborasi pemberian antibiotik. ( 1oenges, 2000>:5 asional > mengobati in!eksi dan meningkatkan penyembuhan. e. arus dipikirkan ganas sebelum dinyatakan tidak (*ri! Mansjoer, 2000>28 .