LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BENIGNA PROSTAT PROSTAT HIPERPLASIA HIPERPLASI A (BPH) DI RUANG RAWAT INAP MAWAR RSD Dr. SOEBANDI JEMBER
LAPORAN PENDAHULUAN
disusun guna memenuhi tugas pada Program Pendidikan Profesi Ners (P3N) Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB)
oleh Fuad Hasim Wai.! S.K"#. NIM $$%&$$$'$'$
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIERSITAS JEMBER %'$*
A. REIEW REIEW ANA ANATOMI OMI DAN FISI FISIOLO OLOGI GI Kelen Kelenjar jar pros prosta tatt terl terleta etak k diba dibawah wah kand kandun ung g kemi kemih, h, meng mengel elili iling ngii uret uretra ra
posterior dan disebelah proksimalna berhubungan dengan buli!buli, sedangkan bagian distalna kelenjar prostat ini menempel pada diafragma urogenital ang sering disebut sebagai otot dasar panggul ("ibowo # Parana, $%%&)'
ambar *natomi Kelenjar Prostat
Prostat terdiri atas kelenjar majemuk, saluran!saluran, dan otot polos' Prostat dibentuk oleh jaringan kelenjar dan jaringan fibromuskular' Prostat dibungkus oleh oleh kapsul kapsulaa fibros fibrosaa dan bagian bagian lebih lebih luar luar oleh oleh fas+ia fas+ia prostat prostati+a i+a ang ang tebal' tebal' ian iantar taraa fas+i fas+iaa pros prosta tati ti+a +a dan dan kaps kapsul ulaa fibr fibros osaa terd terdap apat at bagi bagian an ang ang beri berisi si anaman anaman -ena -ena ang ang disebu disebutt ple.us ple.us prostat prostati+u i+us' s' /as+ia /as+ia prosta prostati+a ti+a berasal berasal dari dari fas+ia pel-i+ ang melanjutkan diri ke fas+ia superior diaphragmati+ urogenital, dan melekat pada os pubis dengan diperkuat oleh ligamentum puboprostati+um' Bagian posterior fas+ia prostati+a membentuk lapisan lebar dan tebal ang disebut fas+ia enon-illiers' /as+ia ini sudah dilepas dari fas+ia re+talis dibelakangna' 0al ini penting bagi tindakan operasi prostat (Purnomo, $%)'
A. REIEW REIEW ANA ANATOMI OMI DAN FISI FISIOLO OLOGI GI Kelen Kelenjar jar pros prosta tatt terl terleta etak k diba dibawah wah kand kandun ung g kemi kemih, h, meng mengel elili iling ngii uret uretra ra
posterior dan disebelah proksimalna berhubungan dengan buli!buli, sedangkan bagian distalna kelenjar prostat ini menempel pada diafragma urogenital ang sering disebut sebagai otot dasar panggul ("ibowo # Parana, $%%&)'
ambar *natomi Kelenjar Prostat
Prostat terdiri atas kelenjar majemuk, saluran!saluran, dan otot polos' Prostat dibentuk oleh jaringan kelenjar dan jaringan fibromuskular' Prostat dibungkus oleh oleh kapsul kapsulaa fibros fibrosaa dan bagian bagian lebih lebih luar luar oleh oleh fas+ia fas+ia prostat prostati+a i+a ang ang tebal' tebal' ian iantar taraa fas+i fas+iaa pros prosta tati ti+a +a dan dan kaps kapsul ulaa fibr fibros osaa terd terdap apat at bagi bagian an ang ang beri berisi si anaman anaman -ena -ena ang ang disebu disebutt ple.us ple.us prostat prostati+u i+us' s' /as+ia /as+ia prosta prostati+a ti+a berasal berasal dari dari fas+ia pel-i+ ang melanjutkan diri ke fas+ia superior diaphragmati+ urogenital, dan melekat pada os pubis dengan diperkuat oleh ligamentum puboprostati+um' Bagian posterior fas+ia prostati+a membentuk lapisan lebar dan tebal ang disebut fas+ia enon-illiers' /as+ia ini sudah dilepas dari fas+ia re+talis dibelakangna' 0al ini penting bagi tindakan operasi prostat (Purnomo, $%)'
ambar $ *natomi prostat
Kelenjar prostat merupakan suatu kelenjar ang terdiri dari 3%!1% kelenjar ang terbagi atas empat lobus, lobus posterior, lobus lateral, lobus anterior, dan lobus lobus medial' medial' 2obus 2obus poster posterior ior ang ang terleta terletak k di belaka belakang ng uretra uretra dan dibawa dibawah h duktus ejakulatorius, lobus lateral ang terletak dikanan uretra, lobus anterior atau isthmu isthmuss ang ang terleta terletak k di depan depan uretra uretra dan menghu menghubun bungka gkan n lobus lobus dekstra dekstra dan lobus lobus sinistra, sinistra, bagian ini tidak mengandung mengandung kelenjar dan hana berisi otot polos, selanjutna lobus medial ang terletak diantara uretra dan duktus ejakulatorius, banak mengandung kelenjar dan merupakan bagian ang menebabkan terbentukn terbentuknaa u-ula u-ula -esi+ae -esi+ae ang menonjol menonjol kedalam kedalam -esi+a urinaria bila lobus medial ini membesar' Sebagai akibatna dapat terjadi bendungan aliran urin pada waktu berkemih ("ibowo dan Parana, $%%&)' Kelenjar ini pada laki!laki dewasa kurang lebih sebesar buah walnut atau buah kenari besar' kuran, panjangna sekitar 4 ! 5 +m, lebar 3 ! 4 +m, dan tebalna kurang lebih $ ! 3 +m dengan berat sekitar $% gram' Bagian! bagian prostat terdiri dari 1% 6 7% 8 jaringan j aringan kelenjar, 3% 6 1% 8 adalah jaringan stroma (penangga) dan kapsul9muskuler' Bagian prostat terlihat di gambar $
ambar 3 Bagian Prostat
:askularisasi pada prostat berasal dari arteri dan -ena' *rteri -esikal inferior, arteri pudendal interna, dan arteri hemoroid menuplai darah ke prostat' Sedangkan -ena dari prostat akan berlanjut ke pleksus periprostatik ang terhubung dengan -ena dorsal dalam dari penis dan -ena iliaka interna' Prostat merupakan iner-asi otonomik simpatik dan parasimpatik dari pleksus prostatikus atau pleksus pel-ikus ang menerima masukan serabut parasimpatik dari korda spinalis dan simpatik dari ner-us hipogastrikus' ;angsangan parasimpatik meningkatkan sekresi kelenjar pada epitel prostat, sedangkan rangsangan simpatik menebabkan pengeluaran +airan prostat kedalam uretra posterior, seperti pada saat ejakulasi' Sstem simpatik memberikan iner-asi pada otot polos prostat, kapsula prostat, dan leher buli!buli' itempat itu terdapat banak reseptor adrenergi+' ;angsangan simpatik menebabkan dipertahankan tonus otot tersebut' Pada usia lanjut sebagian pria akan mengalami pembesaran kelenjar prostat akibat hiperplasi jinak sehingga dapat menumbat uretra posterior dan mengakibatkan terjadina obstruksi saluran kemih (Purnomo, $%)' Kelenjar prostat mengeluarkan +airan basa ang menerupai susu untuk menetralisir keasaman -agina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma ang optimum pada p0 5,% sampai 5,1'
Purnomo ($%) mengatakan bahwa fisiologi prostat adalah suatu alat tubuh ang tergantung kepada pengaruh endokrin' Pengetahuan mengenai sifat endokrin ini masih belum pasti' Bagian ang peka terhadap estrogen adalah bagian tengah, sedangkan bagian tepi peka terhadap androgen, oleh karena itu pada orang tua bagian tengahlah ang mengalami hiperplasi karena sekresi androgen berkurang sehingga kadar estrogen relatif bertambah' Sel!sel kelenjar prostat dapat membentuk en=im asam fosfatase ang paling aktif bekerja pada p0 1' Kelenjar prostat mensekresi sedikit +airan ang berwarna putih susu dan bersifat alkalis' 3,1!4)'
Benigna Prostate Hiperplasia (BP0) merupakan perbesaran kelenjar prostat, memanjang ke atas ke dalam kandung kemih dan menumbat aliran urin dengan menutupi orifisium uretra akibatna terjadi dilatasi ureter (hidroureter) dan ginjal (hidronefrosis) se+ara bertahap (Smelt=er dan Bare, $%%$)' Pri+e # "ilson ($%%5) menjelaskan bahwa BP0 merupakan pertumbuhan nodul!nodul fibroadenomatosa
majemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut dimulai dari bagian periuretral sebagai proliferasi ang terbatas dan tumbuh dengan menekan kelenjar normal ang tersisa, prostat tersebut mengelilingi uretra dan, dan pembesaran bagian periuretral menebabkan obstruksi leher kandung kemih dan uretra parsprostatika (Pri+e dan "ilson, $%%5)' BP0 juga didefisisikan sebagai suatu keadaan ang sering terjadi pada pria umur 1% tahun atau lebih ang ditandai dengan terjadina perubahan pada prostat aitu prostat mengalami atrofi dan menjadi nodular, pembesaran dari beberapa bagian kelenjar ini dapat mengakibatkan obstruksi urine ( Baradero dan arit, $%%7)' ari beberapa pernataan di atas dapat disimpulkan, bahwa Benigna Prostate Hiperplasia (BP0) adalah suatu penakit ang diakibatkan oleh pembesaran kelenjar prostat ang dapat menumbat aliran urin dengan menutupi orifisium uretra akibat terjadina dilatasi ureter dan ginjal, sehingga menghambat pengosongan kandung kemih dan menebabkan gangguan perkemihan'
ambar 4 BP0
%. E-i/,i Penebab pasti BP0 belum diketahui' Smelt=er dan Bare ($%%$)
menebutkan bahwa beberapa bukti ang dapat menebabkan BP0 adalah hormon ang menebabkan hperplasia jaringan dan penuaan' Beberapa bukti lain menebutkan bahwa penebab BP0 ini berhubungan dengan adana beberapa
teori,
aitu
?eori
ehidrotestosteron
(0?),
teori
hormon
(ketidakseimbangan antara estrogen dan testosteron), faktor interaksi stroma dan epitel!epitel, teori berkurangna kematian sel (apoptosis), teori sel stem' a' ?eori ehidrotestosteron (0?)
ehidrotestosteron (0?) adalah hormon pria ang aktif dalam kelenjar prostat' 0ormon ini dibuat ketika en=im 1!alpha reduktase mengubah testosteron menjadi dehidrotestosteron, ang merangsang pertumbuhan kelenjar prostat' 0? adalah metabolit androgen ang sangat penting pada pertumbuhan sel!sel kelenjar prostat' *ksis hipofisis testis dan reduksi testosteron menjadi dehidrotestosteron (0?) dalam sel prostat merupakan faktor terjadina penetrasi 0? kedalam inti sel ang dapat menebabkan gangguan pada ;N*, sehingga dapat menebabkan terjadina sintesis protein ang menstimulasi pertumbuhan sel prostat' Pada berbagai penelitian dikatakan bahwa kadar 0? pada BP0 tidak jauh berbeda dengan kadarna pada prostat normal, hana saja pada BP0, akti-itas en=im 1alfa6reduktase dan jumlah reseptor androgen lebih banak pada BP0' 0al ini menebabkan sel!sel prostat pada BP0 lebih sensitif terhadap 0? sehingga replikasi sel lebih banak terjadi dibandingkan dengan prostat normal' b' ?eori 0ormon (Ketidakseimbangan antara estrogen dan testosteron) Penurunan kadar testosteron sering terjadi pada pria dengan usia lanjut' Penurunan produksi testosteron dan kon-ersi testosteron menjadi estrogen pada jaringan adiposa di perifer dapat merangsang terjadina hiperplasia pada stroma' @strogen berberan dalam perkembangan stroma ang awalna terjadi akibat proliferasi sel oleh testosteron' Pada keadaan normal hormon gonadotropin hipofise akan menebabkan produksi hormon androgen testis ang akan mengontrol pertumbuhan prostat' engan makin bertambahna usia, akan terjadi penurunan dari fungsi testikuler (spermatogenesis) ang akan menebabkan penurunan ang progresif dari sekresi androgen ang dapat berpengaruh pada estrogen dan testosteron' +' /aktor interaksi Stroma dan @pitel iferensiasi dan pertumbuhan sel epitel prostat se+ara tidak langsung dikontrol oleh sel!sel stroma melalui suatu mediator ang disebut Growth factor ' Setelah sel!sel stroma mendapatkan stimulasi dari 0? dan estradiol, sel!sel stroma mensintesis suatu growth factor ang selanjutna mempengaruhi sel!sel stroma itu sendiri' Stimulasi itu menebabkan
terjadina poliferasi sel!sel epitel maupun sel stroma' Basic Fibroblast Growth Factor (b//) dapat menstimulasi sel stroma dan ditemukan dengan konsentrasi ang lebih besar pada pasien dengan pembesaran prostat jinak' b// dapat diakibatkan oleh adana mikrotrauma karena miksi, ejakulasi atau infeksi' d' ?eori berkurangna kematian sel (apoptosis) *poptosis pada sel prostat adalah mekanisme
fisiologik
untuk
mempertahankan homeostatis kelenjar prostat' Pada apoptosis terjadi kondensasi dan fragmentasi sel, ang selanjutna sel!sel ang mengalami apoptosis akan difagositosis oleh sel!sel di sekitarna, kemudian didegradasi oleh en=im lisosom' Pada jaringan normal, terdapat keseimbangan antara laju poliferasi sel dengan kematian sel' Pada saat terjadi pertumbuhan prostat sampai pada prostat dewasa, penambahan jumlah sel!sel prostat baru dengan ang mati dalam keadaan seimbang' Berkurangna jumlah sel!sel prostat baru dengan prostat ang mengalami apoptosis menebabkan jumlah sel!sel prostat se+ara keseluruhan menjadi meningkat, sehingga terjadi pertambahan masa prostat' e' ?eori Sel Stem Sel!sel ang telah apoptosis selalu dapat diganti dengan sel!sel baru' idalam kelenjar prostat istilah ini dikenal dengan suatu sel stem, aitu sel ang mempunai kemampuan berpoliferasi sangat ekstensif' Kehidupan sel ini sangat tergantung pada keberadaan hormone androgen, sehingga jika hormon androgen kadarna menurun, akan terjadi apoptosis' ?erjadina poliferasi sel!sel BP0 diper+aai sebagai ketidaktepatan akti-itas sel stem sehingga terjadi produksi ang berlebihan sel stroma maupun sel epitel'
&. K/asii0asi
erajat berat BP0 menurut Sjamsuhidajat ($%%1) dibedakan menjadi 4 stadium> ' Stadium A
*da obstruktif tapi kandung kemih masih mampu mengeluarkan urine sampai habis' $' Stadium AA *da retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai habis, masih tersisa kira!kira 5%!1% ++' *da rasa ridak enak B*K atau disuria dan menjadi no+turia' 3' Stadium AAA Setiap B*K urine tersisa kira!kira 1% ++' 4' Stadium A: ;etensi urine total, buli!buli penuh pasien tampak kesakitan, urine menetes se+ara periodik (over flowin continent )' Pembagian berdasarkan tingkat keparahan penderita BP0 dapat diukur dengan skor APSS ( Internasional Prostate Symptom Score) untuk membantu diagnosis dan menentukan tingkat beratna penakit'
?abel ?ingkatan Keparahan BP0 N
$
3
4
1 5
7
K"/u1a+ #ada 2u/a+ -"ra01ir
Seberapa sering anda merasa tidak puas saat selesai berkemih Seberapa sering anda harus ken+ing dalam waktu C$ jam setelah selesai berkemih Seberapa sering anda mendapatkan ken+ing anda terputus!putus Seberapa sering anda mendapatkan bahwa anda sulit menahan ken+ing Seberapa sering pan+aran ken+ing anda lemah Seberapa sering anda harus mengedan untuk mulai berkemih Seberapa sering anda harus bangun untuk berkemih sejak mulai tidur pada malam hari hingga bangun di pagi hari
Tida0 #"r+a 1
3$4 da/am 5 0a/i
3dari s"-"+, a1
8dari s"-"+, a1
Ham#ir S"/a/u
$
Kada+,6 0ada+, s"0i-ar (5'7) 3
%
4
1
%
$
3
4
1
%
$
3
4
1
%
$
3
4
1
%
$
3
4
1
%
$
3
4
1
%
$
3
4
1
?otal APSS S+ore > ' ;ingan ( Mild ) > % 6 7 $' Sedang ( Moderate) > D!& 3' Berat (Severe) > $% ! 31 9. Ma+i"s-asi K/i+is Manifestasi klinis ang dapat ditimbulkan oleh BP0 salah satuna adalah
adana obstuksi' Ebstruksi prostat ini dapat menimbulkan keluhan pada saluran kemih maupun keluhan diluar saluran kemih' Purnomo ($%) mengatakan bahwa manifestasi klinis BP0 adalah keluhan pada saluran kemih bagian bawah, gejala pada saluran kemih bagian atas, dan gejala di luar saluran kemih' a' Keluhan pada saluran kemih bagian bawah Manifestasi klinis ang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut> ) ejala obstruksi meliputi retensi urin (urin tertahan dikandung kemih sehingga urin tidak bisa keluar), straining9harus mengejan, hesitansi (sulit
memulai miksi), pan+aran miksi lemah, Antermiten (ken+ing terputus! putus), dan miksi tidak puas (menetes setelah miksi9terminal dribling )F $) ejala iritasi meliputi frekuensi, nokturia, urgensi (perasaan ingin miksi ang sangat mendesak) dan disuria (neri pada saat miksi)' b' ejala pada saluran kemih bagian atas Keluhan akibat hiperplasi prostat pada sluran kemih bagian atas berupa adana gejala obstruksi, seperti neri pinggang, benjolan dipinggang (merupakan tanda dari hidronefrosis), atau demam ang merupakan tanda infeksi atau urosepsis' +' ejala diluar saluran kemih Pasien datang ke petugas kesehatan biasana diawali dengan keluhan penakit hernia inguinalis atau hemoroid' ?imbulna penakit ini dikarenakan sering mengejan pada saat miksi sehingga mengakibatkan tekanan intraabdominal' *dapun gejala dan tanda lain ang tampak pada pasien BP0, pada pemeriksaan prostat didapati membesar, kemerahan, dan tidak ada neri tekan, keletihan, anoreksia, mual dan muntah, rasa tidak naman pada epigastrik, dan gagal ginjal dapat terjadi dengan retensi kronis dan -olume residual ang besar'
ambar 1 ?anda gejala BP0
5. Pa-isi/,i 0iperplasi prostat adalah pertumbuhan nodul!nodul fibroadenomatosa
majemuk dalam prostat, pertumbuhan tersebut dimulai dari bagian periuretral sebagai proliferasi ang terbatas dan tumbuh dengan menekan kelenjar normal ang tersisa' Garingan hiperplastik terutama terdiri dari kelenjar dengan stroma fibrosa dan otot polos ang jumlahna berbeda!beda' Proses pembesaran prosta terjadi se+ara perlahan!lahan sehingga perubahan pada saluran kemih juga terjadi se+ara perlahan!lahan' Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostad, resistensi pada leher buli!buli dan daerah prostat meningkat, serta otot destrusor menebal dan merenggang sehingga timbul sakulasi atau di-ertikel' /ase penebalan destrusor disebut fase kompensasi, keadaan berlanjut, maka destrusor menjadi lelah dan akhirna mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk
berkontraksi9terjadi dekompensasi sehingga terjadi retensi urin' Pasien tidak bisa mengosongkan -esika urinaria dengan sempurna, maka akan terjadi statis urin' rin ang statis akan menjadi alkalin dan media ang baik untuk pertumbuhan bakteri (Baradero at al, $%%7)' Ebstruksi urin ang berkembang se+ara perlahan!lahan dapat mengakibatkan aliran urin tidak deras dan sesudah berkemih masih ada urin ang menetes, ken+ing terputus!putus (intermiten), dengan adana obstruksi maka pasien mengalami kesulitan untuk memulai berkemih (hesitansi)' ejala iritasi juga menertai obstruksi urin' :esika urinariana mengalami iritasi dari urin ang tertahan tertahan didalamna sehingga pasien merasa bahwa -esika urinariana tidak menjadi kosong setelah berkemih ang mengakibatkan inter-al disetiap berkemih lebih pendek (nokturia dan frekuensi), dengan adana gejala iritasi pasien mengalami perasaan ingin berkemih ang mendesak9 urgensi dan neri saat berkemih 9disuria (Purnomo, $%)' ?ekanan -esika ang lebih tinggi daripada tekanan sfingter dan obstruksi, akan terjadi inkontinensia parado. (keadaan dimana tekanan -esika urinaria menjadi lebih tinggi daripada tekanan sfingter dan terjadi obstruksi)' ;etensi kronik menebabkan refluk -esika ureter, hidroureter, hidronefrosis dan gagal ginjal' Proses kerusakan ginjal diper+epat bila terjadi infeksi' Pada waktu miksi pasien harus mengejan sehingga lama kelamaan menebabkan hernia atau hemoroid' Karena selalu terdapat sisa urin, dapat menebabkan terbentukna batu endapan didalam kandung kemih' Batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuria' Batu tersebut dapat juga menebabkan sistitis (peradangan kandung kemih) dan bila terjadi refluk akan mengakibatkan pielonefritis (inflamasi pada pel-is ginjal dan parenkim ginjal ang disebabkan karena adana infeksi oleh bakteri) (Sjamsuhidajat dan e jong, $%%1)'
*. P"m"ri0saa+ 01usus da+ #"+u+:a+,
ntuk menegakkan diagnosis BP0 dilakukan beberapa +ara antara lain sebagai berikut'
a' *namnesa' Kumpulan gejala pada BP0 dikenal dengan 2?S ( 2ower rinar ?ra+t Smptoms) antara lain > hesitansi, pan+aran urin lemah, intermittensi, terminal dribbling, terasa ada sisa setelah miksi disebut gejala obstruksi dan gejala iritatif dapat berupa urgensi, frekuensi serta disuria' b' Pemeriksaan /isik ) ;e+tal tou+h atau pemeriksaan +olok dubur bertujuan untuk menentukan konsistensi sistem persarafan unit -esiko uretra dan besarna prostat' engan re+tal tou+her dapat diketahui derajat dari BP0, aitu > a) % 6 +m HHHH' I grade % b) 6 $ +m HHHH' I grade +) $ 6 3 +m HHHH' I grade $ d) 3 6 4 +m HHHH' I grade 3 e) J 4 +mHHHHH I grade 4
ambar 1' ;ektal tou+her
ambar 5' Posisi saat ;ektal ?ou+her $)
Patokan banakna sisa urine dilakukan dengan +ara pagi hari pasien bangun tidur disuruh ken+ing sampai selesai kemudian masukkan kateter : mengukur sisa urine ' Sisa urine % ++ HHHH' I normal $' Sisa urine % 6 1% ++ HH I grade 3' Sisa urine 1% 6 1% ++H' I grade $ 4' Sisa urine J 1% ++ HH' I grade 3 +' Pemeriksaan 2aboratorium a'
Pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal, serum elektrolit dan kadar
b' +'
gula digunakan untuk memperoleh data dasar keadaan umum klien' Pemeriksaan urin lengkap dan kultur' PS* (Prostatik Spesifi+ *ntigen) penting diperiksa sebagai kewaspadaan adana keganasan'
d' Pemeriksaan roflowmetri Salah satu gejala dari BP0 adalah melemahna pan+aran urin' Se+ara objektif pan+aran urin dapat diperiksa dengan uroflowmeter dengan penilaian> ) /low rate maksimal J 1 ml 9 dtk I non obstruktif' $) /low rate maksimal % 6 1 ml 9 dtk I border line' 3) /low rate maksimal C % ml 9 dtk I obstruktif' e' Pemeriksaan Amaging dan ;ontgenologik ) BE/ (Buik E-er=i+h /oto) untuk melihat adana batu dan metastase pada tulang' $) S (ltrasonografi), digunakan untuk memeriksa konsistensi, -olume dan besar prostat juga keadaan buli6buli termasuk residual urin' Pemeriksaan dapat dilakukan se+ara transrektal, transuretral dan suprapubik' 3) A:P (Pielografi Antra-ena), digunakan untuk melihat fungsi ekskresi ginjal dan adana hidronefrosis' . Km#/i0asi Sjamsuhidajat dan e Gong ($%%1) menebutkan bahwa komplikasi BP0
adalah sebagai berikut> a' retensi urin akut, terjadi apabila buli!buli menjadi dekompensasiF b' infeksi saluran kemihF +' in-olusi kontraksi kandung kemihF d' refluk kandung kemihF
e' hidroureter dan hidronefrosis dapat terjadi karena produksi urin terus berlanjut maka pada suatu saat buli!buli tidak mampu lagi menampung urin ang akan mengakibatkan tekanan intra-esika meningkatF f' gagal ginjal bisa diper+epat jika terjadi infeksiF g' hematuri, terjadi karena selalu terdapat sisa urin, sehingga dapat terbentuk batu endapan dalam buli!buli, batu ini akan menambah keluhan iritasi' Batu tersebut dapat pula menibulkan sistitis, dan bila terjadi refluks dapat mengakibatkan pielonefritisF h' hernia atau hemoroid lama!kelamaan dapat terjadi dikarenakan pada waktu miksi pasien harus mengedan'
;. P"+a-a/a0sa+aa+ Penatalaksanaan ang dapat
dilakukan tergantung dengan penebab,
keparahan obstruksi, dan kondisi pasien (Smelt=er dan Bare, $%%$)' '
Penatalaksanaan ang dapat dilakukan adalah sebagai berikut> Ebser-asi Ebser-asi biasana dilakukan pada pasien dengan keluhan ringan' Pasien dianjurkan untuk mengurangi minum setelah makan malam ang ditujukan agar
tidak
terjadi
nokturia,
menghindari
obat!obat
dekongestan
(parasimpatolitik), mengurangi minum kopi, dan tidak diperbolehkan minum alkohol agar tidak terlalu sering miksi' Pasien dianjurkan untuk menghindari mengangkat barang ang berat agar perdarahan dapat di+egah' *njurkan pasien agar sering mengosongkan kandung kemih (jangan menahan ken+ing terlalu lama) untuk menghindari distensi kandung kemih dan hipertrofi kandung kemih' Pasien dianjurkan untuk melakukan kontrol keluhan, pemeriksaan laboratorium, sisa ken+ing dan pemeriksaan +olok dubur (Purnomo, $%)' Pemeriksaan derajat obstruksi prostat menurut Purnomo ($%) dapat a'
diperkirakan dengan mengukur residual urin dan pan+aran urin' ;esidual urin
;esidul urin aitu jumlah sisa urin setelah miksi' Sisa urin dapat diukur dengan +ara melakukan kateterisasi setelah miksi atau ditentukan dengan pemeriksaan S setelah miksi' b'
Pan+aran urin ( flow rate) Flow rate dapat dihitung dengan +ara menghitung jumlah urin dibagi dengan lamana miksi berlangsung (ml9detik) atau dengan alat urofometri ang
$'
menajikan gambaran grafik pan+aran urin' ?erapi medikamentosa Baradero at al ($%%7) megatakan bahwa tujuan dari obat!obat ang diberikan
pada pasien BP0 adalah sebgai berikut> a' mengurangi pembesaran prostat dan membuat otot!otot berelaksasi untuk b'
mengurangi tekanan pada uretraF mengurangi resistensi leher buli!buli dengan obat!obatan golongan alfa
blo+ker (penghambat alfa adrenergenik)F +' mengurangi -olum prostat dengan menentuan kadar hormone testosterone atau disebut dengan dehidrotestosteron (0?)' *dapun obat!obatan ang sering digunakan pada pasien BP0, menurut Purnomo ($%) diantarana adalah sebagai penghambat adrenergenik alfa, penghambat en=in 1 alfa reduktase, dan fitofarmaka' ) Penghambat adrenergenik alfa Ebat!obat ang sering dipakai diantarana adalah pra=osin, do.a=osin, tera=osin, aflu=osin atau ang lebih selektif alfa a (?amsulosin)' osis dimulai mg9hari sedangkan dosis tamsulosin adalah %,$!%,4 mg9hari' Penggunaaan antagonis alfa adrenergenik karena se+ara selektif dapat mengurangi obstruksi pada buli!buli tanpa merusak kontraktilitas detrusor' Ebat ini menghambat reseptor!reseptor ang banak ditemukan pada otot polos di trigonum, leher -esika, prostat, dan kapsul prostat sehingga terjadi relakasi didaerah prostat' Ebat!obat golongan ini dapat memperbaiki keluhan miksi dan laju pan+aran urin' 0al ini akan menurunkan tekanan pada uretra pars prostatika sehingga gangguan aliran air seni dan gejala!gejala berkurang' Biasana pasien mulai merasakan berkurangna keluhan dalam !$ minggu setelah ia mulai memakai obat' @fek samping ang mungkin timbul adalah pusing, sumbatan di hidung dan lemah' *da beberapa obat!obat ang menebabkan ekasaserbasi retensi urin maka perlu dihindari seperti
antikolinergenik, antidepresan, transuili=er, dekongestan, obatobat ini mempunai efek pada otot kandung kemih dan sfingter uretra' $) Penghambat en=im 1 alfa reduktase Ebat ang dipakai adalah finasteride (pros+ar) dengan dosis L1 mg9hari' Ebat golongan ini dapat menghambat pembentukan 0? sehingga prostat ang membesar akan menge+il' Namun obat ini bekerja lebih lambat dari golongan alfa bloker dan manfaatna hana jelas pada prostat ang besar' @fektifitasna masih diperdebatkan karena obat ini baru menunjukkan perbaikan sedikit atau $D 8 dari keluhan pasien setelah 5!$ bulan pengobatan bila dilakukan terus menerus, hal ini dapat memperbaiki keluhan miksi dan pan+aran miksi' @fek samping dari obat ini diantarana adalah 3)
libido, impoten dan gangguan ejakulasi' /itofarmaka atau fitoterapi Penggunaan fitoterapi ang ada di Andonesia antara lain e-iprostat' Substansina misalna pgeum afri+anum, saw palmetto, serenoa repeus' @fekna diharapkan terjadi setelah pemberian selama ! $ bulan dapat
3'
memperke+il -olum prostat' ?erapi bedah Pembedahan adalah tindakan pilihan, keputusan untuk dilakukan pembedahan didasarkan pada beratna obstruksi, adana ASK, retensio urin berulang, hematuri, tanda penurunan fungsi ginjal, ada batu saluran kemih dan perubahan fisiologi pada prostat' "aktu penanganan untuk tiap pasien ber-ariasi tergantung pada beratna gejala dan komplikasi' Smelt=er dan Bare ($%%$) mengatakan bahwa inter-ensi bedah ang dapat dilakukan meliputi pembedahan terbuka dan pembedahan endourologi'
a)
Pembedahan terbuka Beberapa teknik operasi prostatektomi terbuka ang biasa digunakan adalah
sbegai berikut> ) Prostatektomi suprapubik *dalah salah satu metode mengangkat kelenjar melalui insisi abdomen' Ansisi dibuat dikedalam kandung kemih, dan kelenjar prostat diangat dari atas' ?eknik demikian dapat digunakan untuk kelenjar dengan segala ukuran, dan komplikasi ang mungkin terjadi ialah pasien akan kehilangan darah ang +ukup banak dibanding dengan metode lain, kerugian lain ang dapat terjadi
adalah insisi abdomen akan disertai bahaa dari semua prosedur bedah abdomen maor' $) Prostatektomi perineal *dalah suatu tindakan dengan mengangkat kelenjar melalui suatu insisi dalam perineum' ?eknik ini lebih praktis dan sangat berguan untuk biops terbuka' Pada periode pas+a operasi luka bedah mudah terkontaminasi karena insisi di lakukan dekat dengan rektum' Komplikasi ang mungkin terjadi dari tindakan ini adalah inkontinensia, impotensi dan +edera re+tal' 3) Prostatektomi retropubik *dalah tindakan lain ang dapat dilakukan, dengan +ara insisi abdomen rendah mendekati kelenjar prostat, aitu antara arkus pubis dan kandung kemih tanpa memasuki kandung kemih' ?eknik ini sangat tepat untuk kelenjar prostat ang terletak tinggi dalam pubis' Meskipun jumlah darah ang hilang lebih dapat dikontrol dan letak pembedahan lebih mudah dilihat, akan tetapi infeksi dapat terjadi diruang retropubik'
ambar' 5 ?erapi Bedah
b)
Pembedahan endourologi Pembedahan endourologi transurethral dapat dilakukan dengan memakai
)
tenaga elektrik diantarana> ?ransurethral Prostati+ ;ese+tion (?;P) Merupakan tindakan operasi ang paling banak dilakukan, reseksi kelenjar prostat dilakukan dengan transuretra menggunakan +airan irigan (pembilas) agar daerah ang akan dioperasi tidak tertutup darah' Andikasi ?;P ialah gejala!gejala sedang sampai berat, -olume prostat kurang dari &% gr'?indakan ini dilaksanakan apabila pembesaran prostat terjadi dalam lobus medial ang langsung mengelilingi uretra' Setelah ?;P ang memakai kateter threewa' Arigasi kandung kemih se+ara terus menerus dilaksanakan untuk men+egah pembekuan
darah'
Manfaat
pembedahan
?;P
antara
lain
tidak
meninggalkan atau bekas saatan serta waktu operasi dan waktu tinggal dirumah sakit lebih singkat'Komplikasi ?;P adalah rasa tidak enak pada kandung kemih, spasme kandung kemih ang terus menerus, adana perdarahan, infeksi, fertilitas (Baradero at al, $%%7)' ;eseksi prostat transurethral sering membuka jaringan ekstensif sinus -ena pada prostatdan memungkinkan absorbsi sistemik dari +airan irigasi' *bsorbsi dari +airan dalam
jumlah
ang besar
($ liter
atau lebih)
gejala dan tanda ang disebut dengan sindrom?;P'
$)
?ransurethral An+ision of the Prostate (?AP)
menghasilkan konstelasi
*dalah prosedur lain dalam menangani BP0' ?indakan ini dilakukan apabila -olume prostat tidak terlalu besar atau prostat fibroti+' Andikasi dari penggunan ?AP adalah keluhan sedang atau berat, dengan -olume prostat normal atau ke+il (3% gram atau kurang)' ?eknik ang dilakukan adalah dengan memasukan instrument kedalam uretra' Satu atau dua buah insisi dibuat pada prostat dan kapsul prostat untuk mengurangi tekanan prostat pada uretra dan mengurangi konstriksi uretral' Komplikasi dari ?AP adalah pasien bisa mengalami ejakulasi retrograde (%!378) (Smelt=er dan Bare, $%%$)' 3) ?erapi in-asi-e minimal Purnomo ($%) terapai in-asi-e minimal dilakukan pada pasien dengan resiko tinggi terhadap tindakan pembedahan' ?erapi in-asi-e minimal diantarana ?ransurethral Mi+ro-awe ?hermotherap (?M?), ?ransuretral Ballon ilatation (?B), ?ransuretral Needle *blation9*blasi jarum a)
?ransuretra (?N*), Pemasangan stent uretra atau prostat+att' ?ransurethral Mi+ro-awe ?hermotherap (?M?) Genis pengobatan ini hana dapat dilakukan di beberapa rumah sakit besar' ilakukan dengan +ara pemanasan prostat menggunakan gelombang mikro ang disalurkan ke kelenjar prostat melalui transdu+er ang diletakkan di uretra pars prostatika, ang diharapkan jaringan prostat menjadi lembek'
b)
?ransuretral Ballon ilatation (?B) ?ehnik ini dilakukan dilatasi (pelebaran) saluran kemih ang berada di prostat dengan menggunakan balon ang dimasukkan melalui kateter' ?eknik ini efektif pada pasien dengan prostat ke+il, $3 kurang dari 4% +m3' Meskipun dapat menghasilkan perbaikan gejala sumbatan, namun efek ini hana
+)
sementar, sehingga +ara ini sekarang jarang digunakan' ?ransuretral Needle *blation (?N*) Pada teknik ini memakai energ dari frekuensi radio ang menimbulkan panas men+apai %% derajat selsius, sehingga menebabkan nekrosis jaringan prostat' Pasien ang menjalani ?N* sering kali mengeluh hematuri, disuria, dan kadang!kadang terjadi retensi urine (Purnomo, $%)' Pemasangan stent uretra atau prostat+atth ang dipasang pada uretra prostatika untuk mengatasi obstruksi karena pembesaran prostat, selain itu supaa uretra prostatika selalu terbuka, sehingga urin leluasa melewati lumen
uretra prostatika' Pemasangan alat ini ditujukan bagi pasien ang tidak mungkin menjalani operasi karena resiko pembedahan ang +ukup tinggi'
<. a? Perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan etrogen ehidrotestosteron (0?) iikat reseptor (dalam sitoplasma sel prostat Proses menua Mempengaruhi inti sel (;N*) Ketidakseimbangan hormon
Peningkatan sel stem
Proliferasi sel
Anteraksi sel epitel dan stroma
Anflamasi
0iperplasia pada epitel dan stroma ada kelen ar rostat Statis urin Penempitan lumen uretra ars rostatika Menghambat aliran urin
Media bekembangna bakteri
Bendungan -esi+a urinaria
R"si0 i+"0si
Peningkatan tekanan intra -esikal
0iperiritabel pada bladder
Peningkatan kontraksi otot destrusor dan buli!buli
Kontraksi otot suprapubik ?ekanan mekanis Merangsang nosiseptor
0ipertrofi otot destrusor trabekulasi ?erbentukna selula, sekula, dan di-ertikel buli!buli ejala obtruktif ( intermiten, hesistansi, terminal dribling, pan+aran lemah, B*K tidak puas) Ga+,,ua+ "/imi+asi uri+"
Persepsi neri N?"ri a0u-
Pembedahan ?;P
Antra o erasi
Pre E erasi Kurang informasi @@@@@
?indakan in-asif
akan kondisi penakit dan embedahan
Pendarahan
Post operasi
@fek anastesi Menumpukna sekret di jalan
?idak terkontrol Khawatir akan prosedur pembedahan
R"si0 S?0
B"rsi1a+ :a/a+ +aas -ida0 ""0-i
@fek anastesi hilang
Sakit pada bekas reseksi
N?"ri a0u-
A+si"-as
Kura+, P"+,"-a1ua+
R"si0 <"d"ra
Kurangna informasi proses penembuhan Kura+, #"+,"-a1ua+
Pemasangan kateter
Bekuan darah
;etensi urin
R"si0 i+"0si
Asu1a+ K"#"ra>a-a+
katarak
P"+,0a:ia+ Umum ' *namnesa a) ata demografi ikaji terkait data nama, umur (terjadi pada usia lanjut diatas 41
tahun), jenis kelamin (laki!laki), pekerjaan (pekerjaan berisiko tinggi terjadina BP0 adalah orang ang pekerjaana mengangkat barang! barang berat), ras (Erang dari ras kulit hitam memiliki risiko $ kali lebih besar untuk terjadi BP0 dibanding ras lain), penddikan, dan status perkawinan b) ;iwaat Penakit Klien Kumpulan gejala ang ditimbulkan oleh BP0> pan+ar urin lemah, intermitensi, terasa ada sisa setelah selesai miksi, urgensi, frekuensi dan disuria' Perlu ditanakan mengenai permulaan timbulna keluhan, hal!hal ang dapat menimbulkan keluhan dan ketahui pula bahwa mun+ulna gejala untuk pertama kali atau berulang' ikaji riwaat penakit dahulu klien aitu penakit ang dapat menebabkan BP0 salah satuna adalah pasien pernah mengalami ASK atau pembedahan prostat atau hernia sebelumna +) Keluhan tama Keluhan utama ang biasa mun+ul pada klien BP0 adalah sering miksi pada siang hari dan nokturia, urgensi, disuria, dan rasa tidak puas saat miksi' d) Pola /ungsi Kesehatan Pengkajian pada klien dengan BP0 menurut Pola /ungsional ordon adalah sebagai berikut > ' Pola persepsi dan Manajemen kesehatan Biasana kasus BP0 terjadi pada pasien laki!laki ang sudah tua, dan pasien
biasana
tidak memperdulikan hal ini, karena
sering
mengatakan bahwa sakit ang dideritana pengaruh umur ang sudah tua' Perawat perlu mengkaji apakah klien mengetahui penakit apa ang dideritana an apa penebab sakitna saat ini $' Pola nutrisi dan metabolik
?ergangguna sistem pemasukan makan dan +airan aitu karena efek penekanan9neri pada abomen (pada preoperasi), maupun efek dari anastesi pada postoperasi BP0, sehingga terjadi gejala> anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan, tindakan ang perlu dikaji adalah awasi masukan dan pengeluaran baik +airan maupun nutrisina' 3' Pola eliminasi angguan eliminasi merupakan gejala utama ang seringkali dialami oleh pasien dengan preoperasi, perlu dikaji keragu!raguan dalam memulai aliran urin, aliran urin berkurang, pengosongan kandung kemih inkomplit, frekuensi berkemih, nokturia, disuria dan hematuria' Sedangkan pada postoperasi BP0 ang terjadi karena tindakan in-asif serta prosedur pembedahan sehingga perlu adana ober-asi drainase kateter untuk mengetahui adana perdarahan dengan menge-aluasi warna urin' @-aluasi warna urin, +ontoh > merah terang dengan bekuan darah, perdarahan dengan tidak ada bekuan, peningkatan -iskositas, warna keruh, gelap dengan bekuan' Selain terjadi gangguan eliminasi urin, juga ada kemugkinan terjadina konstipasi' Pada post operasi BP0, karena perubahan pola makan dan makanan' 4' Pola latihan! akti-itas *dana keterbatasan akti-itas karena kondisi klien ang lemah dan terpasang traksi kateter selama 5 6 $4 jam' Pada paha ang dilakukan perekatan kateter tidak boleh fleksi selama traksi masih diperlukan, klien juga merasa neri pada prostat dan pinggang' Klien dengan BP0 akti-itasna sering dibantu oleh keluarga'
1' Pola istirahat dan tidur
Pada pasien dengan BP0 biasana istirahat dan tidurna terganggu, disebabkan oleh neri pinggang dan B*K ang keluar terus menerus dimana hal ini dapat mengganggu kenamanan klien' 5' Pola konsep diri dan persepsi diri Pasien dengan kasus penakit BP0 seringkali terganggu integritas egona karena memikirkan bagaimana akan menghadapi pengobatan ang dapat dilihat dari tanda!tanda seperti kegelisahan, ka+au mental, perubahan perilaku' 7'
Pola kognitif! perseptual Klien BP0 umumna adalah orang tua, maka alat indra klien biasana terganggu karena pengaruh usia lanjut' Namun tidak semua pasien mengalami hal itu'
D' Pola peran dan hubungan Pada pasien dengan BP0 merasa rendah diri terhadap penakit ang diderita na' Sehingga hal ini menebabkan kurangna sosialisasi klien dengan lingkungan sekitar' Perawat perlu mengkaji bagaimana hubungan klien dengan keluarga dan masarakat sekitar apakah ada perubahan peran selama klien sakit &' Pola reproduksi! seksual Pada pasien BP0 baik preoperasi maupun postoperasi terkadang mengalami masalah tentang efek kondisi9terapi pada kemampuan seksualna, takut inkontinensia9menetes selama hubungan intim, penurunan kekuatan kontraksi saat ejakulasi, dan pembesaran atau neri tekan pada prostat' %' Pola pertahanan diri dan toleransi stres Klien dengan BP0 mengalami peningkatan stres karena memikirkan pengobatan dan penakit ang dideritana menebabkan klien tidak bisa melakukan akti-itas seksual seperti biasana, bisa terlihat dari perubahan tingkah laku dan kegelisahan klien'
' Pola keakinan dan nilai
Pasien BP0 mengalami gangguan dalam hal keakinan, seperti gangguan dalam beribadah shalat, klien tidak bisa melaksanakanna, karena B*K ang sering keluar tanpa disadari' $' Pemeriksaan fisik ) ilakukan dengan pemeriksaan tekanan darah, nadi dan suhu' Nadi dapat meningkat pada keadaan kesakitan pada retensi urin akut, dehidrasi sampai sok pada retensi urin serta urosepsis sampai sok ! septik' $) Pemeriksaan abdomen dilakukan dengan tehnik bimanual
untuk
mengetahui adana hidronefrosis, dan pelonefrosis' Pada daerah supra simfiser padakeadaan retensi akan menonjol' Saat palpasi terasa adana ballotemen dan klien akan terasa ingin miksi' Perkusi dilakukan untuk mengetahui ada tidakna residual urin' $) ;e+tal tou+h atau pemeriksaan +olok dubur bertujuan untuk menentukan konsistensi sistim persarafan unit -esiko uretra dan besarna prostat' engan re+tal tou+her dapat diketahui derajat dari BP0, aitu > a) ' % 6 +m HHHH' I grade % b) $' 6 $ +m HHHH' I grade +) 3' $ 6 3 +m HHHH' I grade $ d) 4' 3 6 4 +m HHHH' I grade 3 e) 1' J 4 +mHHHHH I grade 4 3)
3' Pemeriksaan Penunjang
a' Pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal, serum elektrolit dan kadar gula digunakan untuk memperoleh data dasar keadaan umum klien' b' Pemeriksaan urin lengkap dan kultur' +' PS* (Prostatik Spesifi+ *ntigen) penting diperiksa sebagai kewaspadaan adana keganasan' d' Pemeriksaan roflowmetri Salah satu gejala dari BP0 adalah melemahna pan+aran urin' Se+ara objektif pan+aran urin dapat diperiksa dengan uroflowmeter dengan penilaian> ) /low rate maksimal J 1 ml 9 dtk I non obstruktif' $) /low rate maksimal % 6 1 ml 9 dtk I border line' 3) /low rate maksimal C % ml 9 dtk I obstruktif' e' Pemeriksaan Amaging dan ;ontgenologik ) BE/ (Buik E-er=i+h /oto)> untuk melihat adana batu dan metastase pada tulang' $) S (ltrasonografi), digunakan untuk memeriksa konsistensi, -olume dan besar prostat juga keadaan buli6buli termasuk residual urin' Pemeriksaan dapat dilakukan se+ara transrektal, transuretral dan suprapubik' 3) A:P (Pielografi Antra-ena), digunakan untuk melihat fungsi ekskresi ginjal dan adana hidronefrosis' Dia,+sa K"#"ra>a-a+
a' Pre Eperasi )
Neri akut berhubungan dengan distensi kandung kemih
$)
*nsietas berhubungan dengan prosedur pembedahan ang akan dilakukan, krisis situational
3)
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangna informasi terkait kondisi ang dialami9prosedur pembedahan
b' Antra Eperatif )
;esiko +edera berhubungan dengan tindakan operasi
$)
;esiko sok berhubungan dengan tindakan operasi
+' Pas+a Eperasi
)
Neri berhubungan dengan insisi bedah, pemasangan kateter, dan spasme kandung kemih
$)
;isiko infeksi berhubungan dengan insisi operasi
3) Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan paskaoperatif dan masa penembuhan
R"+=a+a -i+da0a+ 0"#"ra>a-a+ N.
Dia,+sa Neri kepala akut berhubungan dengan peningkatan tekanan intra+ranial (?AK) (N*N*> 44%)
Tu:ua+ Kri-"ria Hasi/ NE<> Pain Control (NE<> 51b) Pain Level (NE<> 3&$b) Comfort Stats (NE<> 1Db) Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama 3.$4 Gam Pasien tidak mengalami neri, dengan kriteria hasil> •
Mampu
mengontrol
neri
(tahu
penebab neri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi neri, men+ari bantuan) •
•
Melaporkan bahwa neri berkurang dengan neri
menggunakan
Mampu
mengenali
manajemen
neri
(skala,
intensitas, frekuensi dan tanda neri) •
Menatakan rasa
naman setelah
I+-"r@"+si NA<> Pain Management ' 2 ak uk an p en gk aj ian n e ri s e+ ar a ' k om pre hen si f t er mas uk l ok as i, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi $' $' Ebser-asi reaksi non-erbal dari ketidaknamanan 3' 4' 3' Bantu pasien dan keluarga untuk men+ari dan menemukan dukungan 4' Kontrol lingkungan ang dapat 1' mempengaruhi neri seperti suhu ruangan, 5' 7' pen+ahaaan dan kebisingan 1' Kurangi faktor presipitasi neri 5' Kaji tipe dan sumber neri D' 7' *jarkan tentang teknik non farmakologi> napas dada, relaksasi, distraksi, kompres &' %' hangat9 dingin
Rasi+a/
Mengetahui gambaran klinis neri ang dirasakan
Mem-alidasi ketidaknamanan klien melalui subjektif dan objektif ukungan untuk kesembuhan klien Memberikan kenamanan klien agar tidak fokus pada neri Menghindari timbulna neri ntuk menentukan inter-ensi Memberikan kenamanan klien agar tidak fokus pada neri Bantuan farmakologis dasar Mengurangi timbulna neri Meningkatkan koping diri klien
Berikan analgetik untuk mengurangi neri> HH''' • ?anda -ital dalam rentang normal &' ?ingkatkan istirahat (Suhu > 35,1!3,1 %%97%! %' Berikan informasi tentang neri seperti 4%9&% mm0gF nadi> 5%!%% .9menitF penebab neri, berapa lama neri akan ;;> 5!$4 .9menit) berkurang dan antisipasi ketidaknamanan • ?idak mengalami gangguan tidur dari prosedur neri berkurang
$
angguan eliminasi urin NE< > berhubungan dengan NE<> hipertrofi otot destrusor rinar elimination trabekulasi rinar Kandung kemih kosong
se+arapenuh ?idak ada residu urine J%%!$%% ++
Antake +airan dalam rentang normal
Bebas dari ASK
?idak ada spasme bladder
Balan+e +airan seimbang
D'
NA< > rinar ;etention
' 3
; es ik o in fek si b er hub un gan NO< dengan statis urin Immne Stats !nowledge " Infection control #is$ control Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3.$4 Gam pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil> a' Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi b' Menunjukkan kemampuan untuk men+egah timbulna infeksi +' G um lah l euk osi t d al am b at as
NA<> a' Pertahankan teknik aseptif b' Batasi pengunjung bila perlu +'
W"i,1- Ma+a,"m"+-
'
Memberikan pengetahuan bagi klien
$'
Memberikan pengetahuan bagi klien
3'
Memberikan pengetahuan bagi klien
4'
Penurunan BB menebabkan kekurangan nutrisi untuk peningkatan kesembuhan
1'
Mengontrol BB
5'
Mengetahui target peningkatan BB
Exercise therapy : ambulatio ' Mengontrol kemampuan klien
$'
Melakukan terapi sesuai dengan kemampuan klien
3'
Men+egah +idera
4'
Melatih klien untuk melakukan rentang gerak minimal Menentukan terapi mobilisasi
1'
$
angguan eliminasi urin NE< > berhubungan dengan NE<> hipertrofi otot destrusor rinar elimination trabekulasi rinar
NA< > rinar ;etention
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3.$4 Gam retensi urin pasien teratasi dengan kriteria hasil> Kandung kemih kosong
se+arapenuh ?idak ada residu urine J%%!$%% ++
Antake +airan dalam rentang normal
Bebas dari ASK
?idak ada spasme bladder
Balan+e +airan seimbang
' 3
; es ik o in fek si b er hub un gan NO< dengan statis urin Immne Stats !nowledge " Infection control #is$ control Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3.$4 Gam pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil> a' Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi b' Menunjukkan kemampuan untuk men+egah timbulna infeksi +' G um lah l euk osi t d al am b at as
d' e'
NA<> a' Pertahankan teknik aseptif b' Batasi pengunjung bila perlu +'
normal Menunjukkan perilaku hidup sehat i' Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas norm j' k'
antibiotik>''''''''''''''''''''''''''''''''' Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Pertahankan teknik isolasi k9p Anspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase l' Monitor adana luka m' orong masukan +airan n' orong istirahat o' *jarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi p' Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam
W"i,1- Ma+a,"m"+-
'
Memberikan pengetahuan bagi klien
$'
Memberikan pengetahuan bagi klien
3'
Memberikan pengetahuan bagi klien
4'
Penurunan BB menebabkan kekurangan nutrisi untuk peningkatan kesembuhan
1'
Mengontrol BB
5'
Mengetahui target peningkatan BB
Exercise therapy : ambulatio ' Mengontrol kemampuan klien
$'
Melakukan terapi sesuai dengan kemampuan klien
3'
Men+egah +idera
4'
Melatih klien untuk melakukan rentang gerak minimal Menentukan terapi mobilisasi
1'
5'
7'
D'
selanjutna Memandirikan klien untuk melakukan activity daily living (*2) Memberikan dukungan bagi kemajuan klien
Membantu klien terbiasa se+ara pelahan dengan kondisi tubuhna &' Membantu klien terbiasa se+ara pelahan dengan kondisi tubuhna
d' e'
!"
normal Menunjukkan perilaku hidup sehat i' Status imun, gastrointestinal, genitourinaria dalam batas norm j' k'
antibiotik>''''''''''''''''''''''''''''''''' Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal Pertahankan teknik isolasi k9p Anspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase l' Monitor adana luka m' orong masukan +airan n' orong istirahat o' *jarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi p' Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam
#ischar$e Plai$ (NA<> 1%) a'
5'
7'
selanjutna Memandirikan klien untuk melakukan activity daily living (*2) Memberikan dukungan bagi kemajuan klien
D'
Membantu klien terbiasa se+ara pelahan dengan kondisi tubuhna &' Membantu klien terbiasa se+ara pelahan dengan kondisi tubuhna
Kaji kemampuan klien untuk
meninggalkan ;S b'
Kolaborasikan dengan terapis, dokter, ahli gi=i, atau petugas kesehatan lain tentang kebelanjutan perawatan klien di rumah
+'
Adentifikasi bahwa pelaanan kesehatan tingkat pertama (puskesmas atau petugas kesehatan di rumah klien) mengetahui keadaan klien
d'
Adentifikasi pendidikan kesehatan apa ang dibutuhkan oleh klien aitu hindari penebab peningkatan ?AK, kontrol tekanan darah dengan diet hipertensi dan gaa hidup sehat, hindari benturan pada kepala, dan mengenali tanda dan gejala timbulna perdarahan serebral'
e'
Komunikasikan dengan klien tentang peren+anaan pulang
!"
#ischar$e Plai$ (NA<> 1%) a'
Kaji kemampuan klien untuk
meninggalkan ;S b'
Kolaborasikan dengan terapis, dokter, ahli gi=i, atau petugas kesehatan lain tentang kebelanjutan perawatan klien di rumah
+'
Adentifikasi bahwa pelaanan kesehatan tingkat pertama (puskesmas atau petugas kesehatan di rumah klien) mengetahui keadaan klien
d'
Adentifikasi pendidikan kesehatan apa ang dibutuhkan oleh klien aitu hindari penebab peningkatan ?AK, kontrol tekanan darah dengan diet hipertensi dan gaa hidup sehat, hindari benturan pada kepala, dan mengenali tanda dan gejala timbulna perdarahan serebral'
e'
Komunikasikan dengan klien tentang peren+anaan pulang
f'
okumentasikan peren+anaan pulang
g'
*njurkan klien untuk melakukan pengontrolan kesehatan se+ara rutin
Da-ar Pus-a0a