PRESENTASI KASUS Anestesi Umum Menggunakan TIVA pada Pasien Post ORIF Medial Epicondyle Epicondyl e !umei Sinista "engan Status ASA I
"ia#ukan Kepada $ d% Kunianto Tu&us K' M%kes' Sp%An
"isusun Ole( $ )oo )oo Nugo(o Nu go(o *+,++-,+,+-
.A/IAN I0MU ANESTESI "AN TERAPI INTENSIF RSU" PANEM.A!AN SENOPATI .ANTU0 UNIVERSITAS MU!AMMA"I1A! 1O/1AKARTA 1O/1AKARTA *+,2
!A0AMAN PEN/ESA!AN
Telah Telah dipresentasikan Presentasi Kasus dengan judul Anestesi Umum Menggunakan TIVA pada Pasien Post ORIF Medial Epicondyle Epicondyl e !umei Sinista "engan Status ASA I
Oleh : Woro Nugroho
Mengetahui, Dokter pembimbing,
dr. Kurnianto Trubus Trubus K, M.kes, Sp.n
.A. I STATUS U3IAN
A% I"ENTITAS PASIEN
Nama !mur "enis kelamin lamat Pekerjaan #erat badan Diagnosis
: : : : : : :
Nn. D $% tahun Perempuan Derman &T % Sumbermul'o Pelajar (% kg Post O&)* Medial +piond'ler -umeri Sinistra
.% ANAMNESIS ,% Kelu(an utama Pasien ingin melepas implan *% Ri4ayat Penyakit Sekaang Pasien post operasi pemasangan implan dan saat ini ingin melepas implan 'ang
terpasang. -% Ri4ayat Penyakit "a(ulu &ia'at sma &ia'at -ipertensi &ia'at Diabetes Melitus &ia'at lergi &ia'at Operasi
: disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : Post O&)* Medial +piond'ler -umeri Sinistra
5% Ri4ayat Keluaga &ia'at pen'akit serupa pada keluarga disangkal 6% PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan !mum Kesadaran 0ital Sign # / D
: #aik : /ompos mentis
: /lear : Spontan, && : 1$23menit, 4esikuler 56367, hee8ing 59397, &onkhi 59397 : TD $$;3<; mm-g, N =%23menit, S$9S1 reguler : >ebris, oedem 597, ?/S $@
"% PEMERIKSAAN PENUN3AN/ $. Thorak *oto : /or dan Pulmo dalam batas normal 1. +K? : normal sinus rith'm A. ++? : Tidak dilakukan (. Baboratorium -b : $1$% l : =.(; + : (.%C T : 1$; -MT : A=.( !itung #enis +3#3#3S3B3M : A3$3;3@13A<3%
/olongan "aa( $ # !emostasis PPT : $A.C detik /. PPT : $(.; detik Kimia Klinik Fungsi /in#al !reum : $% /reatinin : ;.%; "ia&etes ?DS : $1A Elektolit Natrium : $(;.; Kalium : (.;= Klorida : $;<.% : negati4e !&SAg
PTT /. PTT
: A1.1 detik : A$.$ detik
E% "IA/NOSIS KER3A Post O&)* Medial +piond'ler -umeri Sinistra dengan status >isik S ) &enana ?eneral nestesi F% PENATA0AKSANAAN ,% Pesiapan Opeasi 9 Bengkapi )n>ormed /onsent nestesi 9 Puasa < jam sebelum operasi 9 Tidak menggunakan perhiasan3kosmetik 9 Tidak menggunakan gigi palsu 9 Memakai baju khusus kamar bedah *% Pemedikasi $ Mida8olam 1,@ mg *entan'l @; Eg -% "iagnosis Pa .eda( $ Post O&)* Medial +piond'ler -umeri Sinistra 5% "iagnosis pasca .eda( $ Post &oi 2% 3enis Anestesi $ ?eneral nestesi 7% Teknik : T)0 : Ketamin A; mg Propo>ol 1; mg 8% Induksi 9% Pemeli(aaan : O1 : Ondansentron ( mg, Ketorola A; mg :% O&at9o&at : &inger laktat ,+% 3enis 6aian ,,% Ke&utu(an caian selama Opeasi MO : 1 2 (% C1 PP : < 2 C1 =A% SO : ( 2 (% $<( Keb. /airan jam ) : F 2 =A% 6 C1 6 $<( %(( +#0 : %@ 2 (% 1.CC; ,*% Instuksi Pasca .eda( Posisi : Supine )n>us : &inger laktat 1; tpm ntibiotik : Sesuai dr. Operator nalgetik : )nj. Ketorola A; mg3< jam3)0 mulai jam $C.;; nti muntah : )nj. Ondansentron ( mg3< jam3)0 K3P mulai jam $C.;; Bain9lain : 9 asi 0ital sign dan K!
9 "ika sadar penuh, Peristaltik 567 , mual 597, muntah 597, oba minum makan perlahan. ,-% 0ama Opeasi : @ menit ,5% Maintanence anastesi
#$ 5#reathing7 : Suara na>as 4esikuler, na>as terkontrol #1 5#leeding7 : Perdarahan G 1; #A 5#rain7
: Pupil )sokor
#( 5#ladder7
: tidak terpasang kateter
#@ 5#oel7
: #! 597
#% 5#one7
: )ntak
,2% Monitoing pasca Opeasi
Skor Bokharte3ldrete Pasien "am ) 5per $@H7 kti4itas
1
&espirasi
1
Sirkulasi
1
Kesadaran
$
"am ))
"am )))
Warna Kulit 1 Skor total
C
.A. II TIN3AUAN PUSTAKA
"am )0
T)0 adalah teknik anestesi umum dengan han'a menggunakan obat9obat anestesi 'ang dimasukkan leat jalur intra4ena tanpa penggunaan anestesi inhalasi termasuk N1O. T)0 digunakan buat menapai ( komponen penting dalam anestesi 'ang menurut Woodbridge 5$C@=7 'aitu blok mental, re>leks, sensoris dan motorik. tau trias 5A 7 dalam anestesi 'aitu $.
mnesia
1.
re>leksia otonomik
A.
nalgesik
(.
639 relaksasi otot
"ika keempat komponen tadi perlu dipenuhi, maka kita membutuhkan kombinasi dari obat9obatan intra4ena 'ang dapat melengkapi keempat komponen tersebut. Keban'akan obat anestesi intra4ena han'a memenuhi $ atau 1 komponen di atas keuali Ketamin 'ang mempun'ai e>ek A menjadikan Ketamin sebagai agen anestesi intra4ena 'ang paling lengkap.
Kelebihan T)0: $. Kombinasi obat9obat intra4ena seara terpisah dapat di titrasi dalam dosis 'ang lebih akurat sesuai 'ang dibutuhkan. 1. Tidak menganggu jalan na>as dan perna>asan pasien terutama pada operasi sekitar jalan na>as atau paru9paru. A. nestesi 'ang mudah dan tidak memerlukan alat9alat atau mesin 'ang khusus. (. /epat menghasilkan e>ek h'pnosis. @. Mempun'ai e>ek analgesi. %. Disertai amnesia pasa anestesi. =. /epat dieliminasi oleh tubuh. <. Dampak 'ang tidak baik mudah dihilangkan oleh obat antagonisn'a.
Teknik anestesi intra4ena merupakan suatu teknik pembiusan dengan memasukkan obat langsung ke dalam pembuluh darah seara parenteral, obat9obat tersebut digunakan untuk premedikasi seperti dia8epam dan analgetik narkotik. )nduksi anestesi seperti misaln'a tiopenton 'ang juga digunakan sebagai pemeliharaan dan juga sebagai tambahan pada tindakan analgesia regional. Dalam perkembangan selanjutn'a terdapat beberapa jenis obat I obat anestesi dan 'ang digunakan di indonesia han'a beberapa jenis obat saja seperti, Tiopenton, Dia8epam , Dehidroben8operidol, *entanil, Ketamin dan Propo>ol.
IN"IKASI ANESTESI INTRAVENA
$.
Obat induksi anesthesia umum
1.
Obat tunggal untuk anestesi pembedahan singkat
A.
Tambahan untuk obat inhalasi 'ang kurang kuat
(.
Obat tambahan anestesi regional
@.
Menghilangkan keadaan patologis akibat rangsangan SSP 5SSP sedasi7
6ARA PEM.ERIAN ,%
Sebagai obat tunggal :
J
)nduksi anestesi
J
Operasi singkat: abut gigi
*%
Suntikan berulang :
J
Sesuai kebutuhan : olonosop'
-%
Diteteskan leat in>us :
J
Menambah kekuatan anestesi.
O.AT O.ATAN 1AN/ "IPAKAI $ PROPOFO0
Merupakan deri4at >enol 'ang ban'ak digunakan sebagai anastesia intra4ena dan lebih dikenal dengan nama dagang Dipri4an. Pertama kali digunakan dalam praktek anestesi pada tahun $C== sebagai obat induksi. Propo>ol digunakan untuk induksi dan pemeliharaan dalam anastesia umum, pada pasien deasa dan pasien anak I anak usia lebih dari A tahun. Mengandung leitin, gl'erol dan min'ak
so'bean,
sedangkan
pertumbuhan
kuman
dihambat
oleh
adan'a
asam
etilendiamintetraasetat atau sul>at, hal tersebut sangat tergantung pada pabrik pembuat obatn'a. Obat ini dikemas dalam airan emulsi lemak berarna putih susu bersi>at isotonik dengan kepekatan $ 5$ ml $; mg7 dan p- =9<. $,1 Propo>ol adalah C< protein terikat dan mengalami metabolisme hati untuk metabolit glukuronat, 'ang akhirn'a diekskresikan dalam urin.
+>ek Klinis: propo>ol menghasilkan hilangn'a kesadaran dengan epat, dengan aktu pemulihan 'ang epat dan langsung kembali pada kondisi klinis sebelumn'a 5sebagai hasil aktu paruh distribusi 'ang pendek dan tingkat learane tinggi7. Propo>ol menekan re>leks laring sehingga sangat ook untuk digunakan dengan perangkat BM agar dapat dimasukkan dengan lanar. da insiden rendah mual dan muntah pasa operasi dan reaksi alergi atau hipersensiti4itas. Karena propo>ol tidak signi>ikan menumpuk setelah bolus ulangan, propo>ol sangat ook untuk in>us jangka panjang selama operasi sebagai bagian dari teknik anestesi Total intra4ena 5Ti4a7 dan di )/! untuk obat penenang jangka panjang. A
+>ek pada sistem kardio4askuler
)nduksi bolus 191,@ mg3kg dapat men'ebabkan depresi pada jantung dan pembuluh darah dimana tekanan dapat turun sekali disertai dengan peningkatan den'ut nadi. )ni diakibatkan Propo>ol mempun'ai e>ek mengurangi pembebasan katekolamin dan menurunkan resistensi 4askularisasi sistemik seban'ak A;. Pengaruh pada jantung tergantung dari :
J
Perna>asan spontan I mengurangi depresi jantung berbanding na>as kendali
J
Pemberian drip leat in>us I mengurangi depresi jantung berbanding pemberian seara bolus
J
!mur I makin tua usia pasien makin meningkat e>ek depresi jantung
+>ek pada sistem perna>asan
Dapat menurunkan >rekuensi perna>asan dan 4olume tidal, dalam beberapa kasus dapat men'ebabkan henti na>as keban'akan munul pada pemberian dipri4an. Seara lebih detail konsentrasi 'ang menimbulkan e>ek terhadap sistem perna>asan adalah seperti berikut:
J
Pada 1@9(; kasus Propo>ol dapat menimbulkan apnoe setelah diberikan dosis
induksi 'ang bisa berlangsung lebih dari A; saat.
Dosis dan penggunaan
a7 )nduksi : 1,; sampai 1.@ mg3kg )0.
b7 Sedasi : 1@ to =@ Eg3kg3min dengan ).0 in>us 7 Dosis pemeliharaan pada anastesi umum : $;; 9 $@; Eg3kg3min )0 5titrate to e>>et7, bolus i4 1@9@;mg. d7 Turunkan dosis pada orang tua atau gangguan hemodinamik atau apabila digabung penggunaan'a dengan obat anastesi 'ang lain. e7 Dapat dilarutkan dengan De2trosa @ untuk mendapatkan konsentrasi 'ang minimal ;,1 >7 Propo>ol mendukung perkembangan bakteri, sehingga harus berada dalam lingkungan 'ang steril dan hindari pro>o>ol dalam kondisi sudah terbuka lebih dari % jam untuk menegah kontaminasi dari bakteri.$,1
+>ek Samping
Dapat men'ebabkan n'eri selama pemberian pada @; sampai =@. N'eri ini bisa munul akibat iritasi pembuluh darah 4ena, n'eri pada pemberian propo>ol dapat dihilangkan dengan menggunakan lidokain 5;,@ mg3kg7 dan jika mungkin dapat diberikan $ sampai 1 menit dengan pemasangan torniLuet pada bagian proksimal tempat suntikan, berikan seara ).0 melaui 4ena 'ang besar. ?ejala mual dan muntah juga sering sekali ditemui pada pasien setelah operasi menggunakan propo>ol. Propo>ol merupakan emulsi lemak sehingga pemberiann'a harus hati I hati pada pasien dengan gangguan metabolisme lemak seperti hiperlipidemia dan pankreatitis. Pada sesetengah kasus dapat men'ebabkan kejang mioklonik 5thiopental propo>ol etomidate atau methohe2ital7. Phlebitis juga pernah dilaporkan terjadi setelah pemberian induksi propo>ol tapi kasusn'a sangat jarang. Terdapat juga kasus terjadin'a nekrosis jaringan pada ekstra4asasi subkutan pada anak9anak akibat pemberian propo>ol.A Propo>ol tidak dii8inkan untuk digunakan pada anak9anak berusia kurang dari A tahun. da laporan kematian tak terduga pada anak9anak karena asidosis metabolik dan kegagalan miokard setelah penggunaan jangka panjang di )/!.
TIOPENTON
Tiopental sekarang lebih dikenal dengan nama sodium Penthotal, Thiopenal, Thiopenton Sodium atau Trapanal 'ang merupakan obat anestesi umum barbiturat short ating, tiopentol
dapat menapai otak dengan epat dan memiliki onset 'ang epat 5A;9(@ detik7. Dalam aktu $ menit tiopenton sudah menapai punak konsentrasi dan setelah @ I $; menit konsentrasi mulai menurun di otak dan kesadaran kembali seperti semula.C Dosis 'ang ban'ak atau dengan menggunakan in>us akan menghasilkan e>ek sedasi dan hilangn'a kesadaran.
+>ek pada sistem sara> pusat
Dapat men'ebabkan hilangn'a kesadaran tetapi menimbulkan hiperalgesia pada dosis subhipnotik, menghasilkan penurunan metabolisme serebral dan aliran darah sedangkan pada dosis 'ang tinggi akan menghasilkan isoelektrik elektroensepalogram.Thiopental turut menurunkan tekanan intrakranial. Manakala methohe2ital dapat men'ebabkan kejang setelah pemberian dosis tinggi.
+>ek pada mata
Tekanan intraokluar menurun (; setelah pemberian induksi thiopental atau methohe2ital. #iasan'a diberikan suksinilkolin setelah pemberian induksi thiopental supa'a tekanan intraokular kembali ke nilai sebelum induksi.
+>ek pada sistem kardio4askuler
Menurunkan tekanan darah dan ardia output ,dan dapat meningkatkan >rekensi jantung, penurunan tekanan darah sangat tergantung dari konsentrasi obat dalam plasma. -al ini disebabkan karena e>ek depresin'a pada otot jantung, sehingga urah jantung turun, dan dilatasi pembuluh darah. )ritabilitas otot jantung tidak terpengaruh, tetapi bisa menimbulkan disritmia bila terjadi resistensi /O1 atau hipoksia. Penurunan tekanan darah 'ang bersi>at ringan akan pulih normal dalam beberapa menit tetapi bila obat disuntik seara epat atau dosisn'a tinggi dapat terjadi hipotensi 'ang berat. -al ini terutama akibat dilatasi pembuluh darah karena depresi pusat 4asomotor. Dilain pihak turunn'a tekanan darah juga dapat terjadi oleh karena e>ek depresi langsung obat pada miokard.
+>ek pada sistem perna>asan
Men'ebabkan depresi pusat perna>asan dan sensiti>itas terhadap /O1 menurun terjadi
penurunan >rekensi na>as dan 4olume tidal bahkan dapat sampai men'ebabkan terjadin'a asidosis respiratorik. Dapat juga men'ebabkan re>leks laringeal 'ang lebih akti> berbanding propo>ol sehingga men'ebabkan laringospasme. "arang men'ebabkan bronkospasme.
Dosis
Dosis 'ang biasan'a diberikan berkisar antara A9@ mg3kg. !ntuk menghindarkan e>ek negati> dari tiopental tadi sering diberikan dosis keil dulu @;9=@ mg sambil menunggu reaksi pasien.
+>ek samping
+>ek samping 'ang dapat ditimbulkan seperti alergi, sehingga jangan memberikan obat ini kepada pasien 'ang memiliki ria'at alergi terhadap barbiturat, sebab hal ini dapat men'ebabkan terjadin'a reaksi ana>ilaksis 'ang jarang terjadi, barbiturat juga kontraindikasi pada pasien dengan por>iria akut, karena barbiturat akan menginduksi en8im d9 aminoleu4ulini aid sintetase, dan dapat memiu terjadin'a serangan akut. )ritasi 4ena dan kerusakan jaringan akan men'ebakan n'eri pada saat pemberian melalui ).0, hal ini dapat diatasi dengan pemberian heparin dan dilakukan blok regional simpatis.
KETAMIN
Ketalar sebagai nama dagang 'ang pertama kali diperkenalkan oleh Domino dan /arson tahun $C%@ 'ang digunakan sebagai anestesi umum. Ketamin kurang digemari untuk induksi anastesia, karena sering menimbulkan takikardi, hipertensi , hipersali4asi , n'eri kepala, pasa anasthesi dapat menimbulkan muntah I muntah , pandangan kabur dan mimpi buruk. Ketamin juga sering menebabkan terjadin'a disorientasi, ilusi sensoris dan persepsi dan mimpi gembira 'ang mengikuti anesthesia, dan sering disebut dengan emergene phenomena. Ketamin lebih larut dalam lemak sehingga dengan epat akan didistribusikan ke seluruh organ.$; +>ek munul dalam A; I %; detik setelah pemberian seara ).0 dengan dosis induksi, dan akan kembali sadar setelah $@ I 1; menit. "ika diberikan seara ).M maka e>ek baru akan munul setelah $@ menit.
+>ek pada susunan sara> pusat
pabila diberikan intra4ena maka dalam aktu A; detik pasien akan mengalami perubahan tingkat kesadaran 'ang disertai tanda khas pada mata berupa kelopak mata terbuka spontan dan nistagmus. Selain itu kadang9kadang dijumpai gerakan 'ang tidak disadari 5atalepti appearane7, seperti gerakan mengun'ah, menelan, tremor dan kejang. )tu merupakan e>ek anestesi dissosiati> 'ang merupakan tanda khas setelah pemberian Ketamin. pabila diberikan seara intramuskular, e>ekn'a akan tampak dalam @9< menit, sering mengakibatkan mimpi buruk dan halusinasi pada periode pemulihan sehingga pasien mengalami agitasi. liran darah ke otak meningkat, menimbulkan peningkatan tekanan darah intrakranial.
+>ek pada mata
Menimbulkan lakrimasi, nistagmus dan kelopak mata terbuka spontan, terjadi peningkatan tekanan intraokuler akibat peningkatan aliran darah pada pleksus koroidalis.
+>ek pada sistem kardio4askuler
Ketamin adalah obat anestesia 'ang bersi>at simpatomimetik, sehingga bisa meningkatkan tekanan darah dan jantung. Peningkatan tekanan darah akibat e>ek inotropik positi> dan 4asokonstriksi pembuluh darah peri>er.
+>ek pada sistem perna>asan
Pada dosis biasa, tidak mempun'ai pengaruh terhadap sistem respirasi. dapat menimbulkan dilatasi bronkus karena si>at simpatomimetikn'a, sehingga merupakan obat pilihan pada pasien asma.
Dosis dan pemberian
Ketamin merupakan obat 'ang dapat diberikan seara intramuskular apabila akses pembuluh darah sulit didapat ontohn'a pada anak I anak. Ketamin bersi>at larut air sehingga dapat diberikan seara ).0 atau ).M. Dosis induksi adalah $ I 1 mg3Kg## seara ).0 atau @ I $; mg3Kgbb ).M , untuk dosis sedati> lebih rendah 'aitu ;,1 mg3Kg## dan harus dititrasi untuk
mendapatkan e>ek 'ang diinginkan. !ntuk pemeliharaan dapat diberikan seara intermitten atau kontin'u. Pemberian seara intermitten diulang setiap $; I $@ menit dengan dosis setengah dari dosis aal sampai operasi selesai.A Dosis obat untuk menimbulkan e>ek sedasi atau analgesi adalah ;,1 I ;,< mg3kg )0 atau 1 I ( mg3kg )M atau @ I $; Eg3kg3min )0 drip in>us.
+>ek samping
Dapat men'ebabkan e>ek samping berupa peningkatan sekresi air liur pada mulut,selain itu dapat menimbulkan agitasi dan perasaan lelah , halusinasi dan mimpi buruk juga terjadi pasa operasi, pada otot dapat menimbulkan e>ek mioklonus pada otot rangka selain itu ketamin juga dapat meningkatkan tekanan intraranial. Pada mata dapat men'ebabkan terjadin'a nistagmus dan diplopia.
Kontra indikasi Mengingat e>ek >armakodinamikn'a 'ang relati4e kompleks seperti 'ang telah disebutkan diatas, maka penggunaann'a terbatas pada pasien normal saja. Pada pasien 'ang menderita pen'akit sistemik penggunaan'a harus dipertimbangkan seperti tekanan intrakranial 'ang meningkat, misaln'a pada trauma kepala, tumor otak dan operasi intrakranial, tekanan intraokuler meningkat, misaln'a pada pen'akit glaukoma dan pada operasi intraokuler. Pasien 'ang menderita pen'akit sistemik 'ang sensiti> terhadap obat I obat simpatomimetik, seperti hipertensi tirotoksikosis, Diabetes militus , P"K dl$,1 OPIOI"
Morphine, meperidine, >entan'l, su>entanil, al>entanil, and remi>entanil merupakan golongan opioid 'ang sering digunakan dalam general anestesi. e>ek utaman'a adalah analgetik. Dalam dosis 'ang besar opioid kadang digunakan dalam operasi kardiak. Opioid berbeda dalam potensi, >armakokinetik dan e>ek samping.
bsorbsi epat dan komplit terjadi setelah injeksi mor>in dan meperedin intramuskuler, dengan punak le4el plasma setelah 1;9%; menit. *entanil sitrat transmukosal oral merupakan metode e>ekti> menghasilkan analgesia dan sedasi dengan onset epat 5$; menit7 analgesia dan sedasi pada anak9anak 5$@91; g3Kg7 dan deasa 51;;9<;; g7.
Waktu paruh opioid umumn'a epat 5@91; menit7. Kelarutan lemak 'ang rendah dan mor>in memperlambat laju meleati saar darah otak, sehingga onset kerja lambat dan durasi kerja juga )ebih panjang. Sebalikn'a >entanil dan su>entanil onsetn'a epat dan durasi singkat setelah injeksi bolus.%
+>ek pada sistem kardio4askuler
Sistem kardio4askuler tidak mengalami perubahan baik kontraktilitas otot jantung maupun tonus otot pembuluh darah.Tahanan pembuluh darah biasan'a akan menurun karena terjadi penurunan aliran simpatis medulla, tahanan sistemik juga menurun hebat pada pemberian meperidin atau mor>in karena adan'a pelepasan histamin.
+>ek pada sistem perna>asan
Dapat me'ebabkan penekanan pusat na>as, ditandai dengan penurunan >rekuensi na>as, dengan jumlah 4olume tidal 'ang menurun .Pa/O1 meningkat dan respon terhadap /O1 tumpul sehingga kur4e respon /O1 menurun dan bergeser ke kanan, selain itu juga mampu menimbulkan depresi pusat na>as akibat depresi pusat na>as atau kelenturan otot na>as, opioid juga bisa merangsang re>leks batuk pada dosis tertentu.
+>ek pada sistem gastrointestinal
Opioid men'ebabkan penurunan peristaltik sehingga pengosongan lambung juga terhambat.
+>ek pada endokrin
*entan'l mampu menekan respon sistem hormonal dan metabolik akibat stress anesthesia dan pembedahan, sehingga kadar hormon katabolik dalam darah relati> stabil. $,1 a% Mo;in Penggunaan'a untuk premedikasi, analgesi, anastesi, pengobatan n'eri 'ang berjaitan
dengan iskemia miokard, dan dipsnea 'ang berkaitan dengan kegagalan 4entrikel kiri dan edema paru. Dosis :
nalgesi : i4 1,@9$@ mg, im 1,@91; mg, Po $;9A; mg, retal $;91; mg setiap ( jam )nduksi : i4 $ mg3kg
itan aksi
: i4 $ menit, im $9@ menit
Bama aksi
: 19= jam
+>ek samping obat :
-ipotensi, hipertensi, bradikardia, aritmia #ronkospasme, laringospasme Penglihatan kabur, sinkop, euphoria, dis>oria &etensi urin, spasme ureter Spasme traktus biliaris, konstipasi, anoreksia, mual, muntah, penundaan pengosongan
lambung Miosis (
&% Petidin Penggunaann'a untuk n'eri sedang sampai berat, sebagai suplemen sedasi sebelum
pembedahan, n'eri pada in>ark miokardium alaupun tidak see>ekti> mor>in sul>at, untuk menghilangkan ansietas pada pasien dengan dispnea karena aute pulmonar' edema dan aute le>t 4entriular >ailure. @ Dosis Oral3 )M,3SK : Deasa : Dosis la8im @;I$@; mg setiap A9( jam jika perlu, )njeksi intra4ena lambat : deasa $@IA@ mg3jam. nak9anak oral3)M3SK : $.$I$.< mg3kg setiap AI( jam jika perlu. !ntuk sebelum pembedahan : dosis deasa @; I $;; mg )M3SK Petidin dimetabolisme terutama di hati Kontraindikasi Pasien 'ang menggunakan trisiklik antidepresan dan MOi. $( hari sebelumn'a 5men'ebabkan
koma,
depresi
pernapasan
'ang
parah,
sianosis,
hipotensi,
hipereksitabilitas, hipertensi, sakit kepala, kejang7 -ipersensiti4itas. Pasien dengan gagal ginjal lanjut +>ek samping obat Depresi pernapasan, Sistem sara> : sakit kepala, gangguan penglihatan, 4ertigo, depresi, rasa mengantuk,
koma, e>oria, dis>oria, lemah, agitasi, ketegangan, kejang, Penernaan : mual, muntah, konstipasi, Kardio4askular : aritmia, hipotensi postural, &eproduksi, ekskresi endokrin : retensi urin, oliguria. +>ek kolinergik : bradikardia, mulut kering, palpitasi, takikardia, tremor otot, pergerakan
'g tidak terkoordinasi, delirium atau disorintasi, halusinasi. Bain9lain : berkeringat, muka merah, pruritus, urtikaria, ruam kulit
Peringatan -ati9hati pada pasien dengan dis>ungsi hati ginjal krn akan memperlama kerja e>ek kumulasi opiod, pasien usia lanjut, pada depresi sistem sara> pusat 'g parah, anoreksia, hiperkapnia, depresi pernapasan, aritmia, kejang, edera kepala, tumor otak, asma bronhial c% Fentanil Digunakan sebagai analgesi dan anastesia Dosis :
nalgesi : i43im 1@9$;; Eg )nduksi : i4 @9(; Eg3 kg ## Suplemen anastesi : i4 191; Eg3kg ## nastetik tunggal : i4 @;9$@; Eg3 kg ##
itan aksi
: i4 dalam A; detik, im < menit
Bama aksi
: i4 A;9%; menit, im $91 jam
+>ek samping obat :
#radikardi, hipotensi Depresi saluran pernapasan, apnea Pusing, penglihatan kabur, kejang Mual, muntah, pengosongan lambung terlambat Miosis (
Tamadol Tramadol adalah analgesik kuat 'ang bekerja pada reseptor opiat. Tramadol mengikat seara
stereospesi>ik pada reseptor di sistem sara> pusat sehingga menghambat sensasi n'eri dan respon terhadap n'eri. Disamping itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmiter dari sara> a>eren 'ang sensiti> terhadap rangsang, akibatn'a impuls n'eri terhambat. Tramadol peroral diabsorpsi dengan baik dengan bioa4ailabilitas =@. Tramadol dan metabolitn'a diekskresikan terutama melalui urin dengan aktu %,A I =,( jam. )ndikasi : !ntuk pengobatan n'eri akut dan kronik 'ang berat, n'eri pasa pembedahan. Dosis : Deasa dan anak di atas $% tahun : •
Dosis umum : dosis tunggal @; mg Dosis tersebut biasan'a ukup untuk meredakan n'eri, apabila masih terasa n'eri dapat ditambahkan @; mg setelah selang aktu ( I % jam.
•
Dosis maksimum (;; mg sehari.
•
Dosis sangat tergantung pada intensitas rasa n'eri 'ang diderita. Penderita gangguan hati dan ginjal dengan bersihan klirens A; mB3menit : @; I $;; mg setiap $1 jam, maksimum 1;; mg sehari.
•
Dosis 'ang dianjurkan untuk pasien dengan irrhosis adalah @; mg setiap $1 jam.
+>ek samping +>ek samping 'ang umum terjadi seperti pusing, sedasi, lelah, sakit kepala , pruritis, berkeringat, kulit ke kering, mual, muntah, dispepsia dan konstipasi.
.EN
?olongan ben8odia8epine 'ang sering digunakan oleh anestesiologi adalah Dia8epam 54alium7, Bora8epam 5ti4an7 dan Mida8olam 50ersed7, dia8epam dan lora8epam tidak larut dalam air dan kandungann'a berupa prop'lene gl'ol. ?olongan ben8odia8epine bekerja sebagai
hipnotik,
sedati4e,
an2iolitik,
amnestik,
antikon4ulsan, pelumpuh otot 'ang bekerja di sentral. Obat golongan ben8odia8epine dimetabolisme di hepar, e>ek punak akan munul setelah ( 9 < menit setelah dia8epam disuntikkan seara ).0 dan aktu paruh dari ben8odia8epine ini adalah 1; jam. Dosis ulangan akan men'ebabkan terjadin'a akumulasi dan pemanjangan e>ekn'a sendiri. Mida8olam dan dia8epam didistribusikan seara epat setelah injeksi bolus, metabolisme mungkin akan tampak lambat pada pasien tua.
+>ek pada sistem sara> pusat
Dapat menimbulkan amnesia, anti kejang, hipnotik, relaksasi otot dan mepun'ai e>ek sedasi, e>ek analgesik tidak ada, menurunkan aliran darah otak dan laju metabolisme.
+>ek pada sistem kardio4askuler
Men'ebabkan 4asodilatasi sistemik 'ang ringan dan menurunkan ardia out put. Ttidak mempengaruhi >rekuensi den'ut jantung, perubahan hemodinamik mungkin terjadi pada dosis 'ang besar atau apabila dikombinasi dengan opioid
+>ek pada sistem perna>asan
Mempengaruhi penurunan >rekuensi na>as dan 4olume tidal , depresi pusat na>as mungkin
dapat terjadi pada pasien dengan pen'akit paru atau pasien dengan retardasi mental.
+*ek pada sistem sara> otot
Menimbulkan penurunan tonus otot rangka 'ang bekerja di tingkat supraspinal dan spinal , sehingga sering digunakan pada pasien 'ang menderita kekakuan otot rangka. (,%
a% "ia=epam Karena tidak larut air, maka obat ini dilarutkan dalam pelarut organi 5propilen glikol dan
sodium ben8oate7. Karena itu obat ini bersi>at asam dan menimbulkan rasa sakit ketika disuntikan, trombhosis, phlebitis apabila disuntikan pada 4ena keil. Obat ini dimetabolisme di hepar dan diekskresikan melalui ginjal. 1 Obat ini dapat menurunkan tekanan darah arteri. Karena itu, obat ini digunakan untuk induksi dan supplement pada pasien dengan gangguan jantung berat. 1 Dia8epam biasan'a digunakan sebagai obat premedikasi, amnesia, sedati4e, obat induksi, relaksan otot rangka, antikon4ulsan, pengobatan penarikan alohol akut dan serangan panik. itan aksi : i4 1 menit, retal $; menit, oral $@ menit9$ jam Bama aksi : i4 $@ menit9 $ jam, PO 19% jam ( Dosis : Premedikasi : i43im3po3retal 19$; mg Sedasi : ;,;(9;,1 mg3kg ## )nduksi : i4 ;,A9;,% mg3kg ntikon4ulsan : i4 ;,;@9;,1 mg3kg ## setiap @9$; menit dosis maksimal A; mg, PO3retal 19$; mg 19( kali sehari ( +>ek samping obat : Men'ebabkan bradikardi dan hipotensi Depresi pernapasan Mengantuk, ataksia, kebingungan, depresi, )nkontinensia &uam kulit D0T, phlebitis pada tempat suntikan ( &% Mida=olam Obat ini mempun'ai e>ek ansiolitik, sedati4e, anti kon4ulsi>, dan anteretrogad amnesia.
Durasi kerjan'a lebih pendek dan kekuatann'a $,@9A2 dia8epam. Obat ini menembus plasenta, akan tetapi tidak didapatkan nilai P?& kurang dari = pada neonatus. 1 Dosis : Premedikasi : im 1,@9$; mg, Po 1;9(; mg Sedasi : i4 ;,@9@ mg
)nduksi : i4 @;9A@; Eg3kg
(
+>ek samping obat :
Takikardi, episode 4aso4agal, komplek 4entrikuler premature, hipotensi #ronkospasme, laringospasme, apnea, hipo4entilasi +uphoria, agitasi, hiperakti4itas Sal4asi, muntah, rasa asam &uam, pruritus, hangat atau dingin pada tempat suntikan (
Taget contolled in;usion
Propo>ol terutama digunakan untuk intra4ena Total anaesthesia, teknik kon4ensional diapai dengan han'a men'untikkan obat melalui pompa jarum suntik pada tingkat 'ang telah ditentukan 5mg 3 jam atau ml 3 jam7 berdasarkan berat badan. Satu masalah dengan metode ini adalah baha, jika tingkat in>us pompa meningkat dari, misaln'a, $; ml 3 jam untuk 1; ml 3 jam, perubahan tidak akan seara epat terermin dalam konsentrasi darah atau otak. Meningkatn'a teknologi pompa, bersama dengan estimasi 'ang lebih baik dari konsentrasi situs e>ek 5konsentrasi agen di otak untuk setiap konsentrasi darah 'ang diberikan7 mem>asilitasi pengembangan in>us dikendalikan target. Dengan teknik ini, dokter anestesi han'a menetapkan konsentrasi darah target aal 5atau daerah e>ek7 'ang dibutuhkan: konsentrasi target diapai dan dipertahankan tanpa inter4ensi lebih lanjut diperlukan oleh pengguna. Nomogram dari studi klinis 5dan pengalaman klinis operator 7 digunakan untuk mengkorelasikan konsentrasi darah 5atau daerah e>ek7 dengan e>ek klinis. Konsentrasi darah 5atau daerah e>ek7 ditampilkan oleh pompa adalah perkiraan dari perobaan besar 'ang menghubungkan dosis in>us dengan konsentrasi darah. A,=
Tabel $. Dosis induksi T)0=
Tabel 1. Dosis pemeliharaan T)0 =
Tabel A. Properti ringkasan dari obat9obat intra4ena anestesiA
.A. III "ISKUSI KASUS Pada pasien dengan diagnosis Post O&)* Medial +piond'ler -umeri Sinistra ini dilakukan anestesi umum intra4ena dengan nasal anule dengan alasan : − −
− − −
Durasi operasin'a singkat dan >aktor resikon'a lebih rendah Pada pemeriksaan >isik dan penunjang diketahui baha keadaan pasien ukup baik 5S )7 Bambung dalam keadaan kosong Tidak adan'a manipulasi posisi kepala Posisi pasien terlentang
!rutan tindakan : $. Pasien dibaringkan diatas meja operasi, kemudian dipasang monitor +K? dan manset s>ignomanometer. Balu kita lakukan pemeriksaan tanda 4ital dan pemasangan in>us &B ini dikarenakan agar pasien tidak kekurangan airan. 1. Kemudian premedikasi masukanobat sedati4e Mida8olam 1,@mg agar pasien merasa n'aman, serta obat analgetik *entan'l @; mg 'ang berguna untuk menghilangkan rasa sakit pada saat pembedahan. A. Masukkan ketamin A; mg kemudian propo>ol 1; mg sebagai obat induksi 'anrg membuat pasien dari keadaan sadar menjadi tidak sadar. (. Kedalaman anestesi dinilai dari tanda9tanda mata 5bola mata menetap7, nadi tidak epat dan terhadap rangsang operasi tidak ban'ak berubah. "ika stadium anestesi sudah ukup dalam, re>lek bulu mata hilang, nasal anule dipasang dengan aliran oksigen 1 liter. @. Selama operasi perhatikan tanda9tanda 4ital. %. Operasi berlangung @ menit, tanda 4ital dan Saturasi O1 baik selama operasi. =. Pada saat pasien sudah berada di reo4er' room oksigenasi dengan O1 tetap diberikan, kemudian dilakukan >ungsi 4ital menurut ldretteHs sore : orientasi baik, dapat dibangunkan Kesadaran : spontan, pasien dapat berna>as dalam Perna>asan Warna kulit : merah muda, tanpa oksigen Sat O1 C< kti4itas : 1 ekstrimitas bergerak : $$;3=; mm-g Tekanan darah : <1 23mnt Nadi Pada pasien ini : • •
Kesadaran Warna kulit
:1 :1
• • •
kti4itas &espirasi Tekanan darah
:$ :1 :1
"umlah pulih sadar :C Kesimpulan : pasien diperbolehkan keruang peraatan
KESIMPU0AN $. Pada kasus ini pasien dengan diagnosis Post O&)* Medial +piond'ler -umeri Sinistra dilakukan &emo4al o> )mplant dengan anestesi umum intra4ena dengan nasal anule dikarenakan : Durasin'a operasin'a singkat dan >aktor resikon'a lebih rendah • Keadaan umum pasien baik 5S )7 • 1. Selama anestesi dan operasi barlangsung tidak didapati kendali3masalah.
A. Setelah operasi berhasil pasien segera dipindahkan ke ruang pulih sadar. Dan berdasarkan kriteria skala pulih sadar 'ang dinilai pada pasien ini, didapatkan penilaian pulih sadar dengan nilai C, 'ang bermakna pasien dapat langusng dipindahkan ke dalam ruang peraatan.
"AFTAR PUSTAKA
$.
*akultas Kedokteran !ni4ersitas )ndonesia. Departement *armakologi dan Terapeutik +d
1.
@ >armakologi dan Terapi. "akarta : ?a'a #aru 1;;=
Mangku ?,dkk. #uku ajar )lmu nasthesia dan &eanimasi. /etakan pertama. "akarta : !ni4ersitas !da'ana )ndeks 1;$;
A.
"aideep " Pandit. )ntra4enous naestheti Drug. 1;;=. N+ST-+S) ND )NT+NS)0+
/&+
M+D)/)N+
C:(.
Diunduh
dari
:
http:33.philippele>e4re.om3donloads3basiQsienesQartiles3i49anaestheti9 agents3intra4enous9anaestheti9agents.pd> (.
Omoigui, S. $CC=.
Obat-obatan Anastesia.
+?/ : "akarta
@.
Mansjoer , Tri'anti K, Wardhani W). +t all 5editor7, Kapita Selekta Kedokteran, /etakan keenam 1;;= : Media esulapius I *K !) http33as>.en.en8l.om3/M%$CQmultiQ>untionalQanasthesiaQmahine
%.
Batie> S. Sur'adi K. Dahlan M&, Petunjuk Praktis nestesiologi dan Terapi )ntensi> +disi A. "akarta *akultas Kedokteran !ni4ersitas )ndonesia 1;;=
=.
/ollage o> anaesthesiologist adem' o> Mediine Mala'sia. Total )ntra4enous naesthesiologist using target ontrolled in>usion. poket re>erene $ st edition. 1;$1.