Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan, dan multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga posterior dinding bola mata, membentang dari papil saraf optik ke depan sampai )raserata. Retina mempunyai ketebalan *,+ mm pada polus posterior dan *,1 mm pada )raserata yang merupakan lapisan paling tipis. E"$riologi #an Ana!o"i Re!ina
Retina berasal dari bagian dalam (aan optik yang timbul dari bagian sefal tabung neural embrio. -agian luar (aan ini akan menjadi satu lapisan epitel pigmen. el bakal retina tersebut terus berkembang dari satu jenis sel embrional akhirnya menjadi / jenis sel yang tersusun teratur. 1. el0sel reseptor, berupa sel batang dan keru(ut. el keru(ut (ones2 paling banyak terdapat di bagian sentral yang dinamakan sebagai daerah ma(ula lutea. !ada sentral ma(ula lutea, yaitu daerah fo&ea sentralis yang tidak ter(ampuri sel0sel batang. -esar ma(ula lutea 10+ mm, daerah ini daya penglihatannya paling tajam terutama di fo&ea sentralis. truktur ma(ula lutea : a. Tidak ada sel saraf
2
b. el sel ganglion sangat banyak di pinggir (. Lebih banyak sel keru (ut daripada sel bata ng. !ada fo&ea sentralis hanya terdapat sel keru(ut. !ada nasal dari ma(ula lutea terdapat papilla ner&i opti(um yaitu tempat dimana ner&us 33 menembus s(lera. !apil ini hanya terdiri dari serabut saraf, tidak mengandung sel batang atau sel keru(ut sama sekali. )leh karena itu, tidak dapat melihat sama sekali dan disebut titik buta skotoma fisiologis, blind spot2. -entuk papil lonjong, berbatas tegas, pinggirnya lebih tinggi dari retina sekitarnya. -agian tengahnya ada lekukan yang tampak agak pu(at besarnya 14 diameter papil yang disebut ekska&asasi fisiologis. Dari tempat ini keluarlah arteri dan &ena retina sentral yang kemudian ber(abang0(abang ke temporal dan ke nasal, keatas dan ke baah. 5ungsi sel keru(ut adalah untuk photopti( &ision melihat arna, (ahaya intensitas tinggi dan penglihatan sentral4ketajaman penglihatan2. !ersepsi detail dan arna pada (ahaya yang (ukup terang. !ada (ahaya yang remang0remang sel keru(ut ini kurang berfungsi. Didalam sel keru(ut terdapat ma(am pigmen yang masing0masing peka terhadap sinar merah, hijau, biru. !igmen yang peka terhadap sinar merah, spe(trum absorbsinya luas, /6/ m7. !igmen yang peka terhadap sinar hijau mempunyai frekuensi maksimal /"* m7, sedang pigmen yang peka terhadap sinar biru frekuensi absorbs maksimalnya "* m7. el0sel batang lebih banyak di bagian perifer terutama di sekitar makula. 5ungsinya adalah untuk penglihatan di tempat gelap untuk s(otopti( &ision, yaitu untuk melihat (ahaya dengan intensitas rendah tidak dapat melihat arna, untuk penglihatan perifer dan orientasi ruangan. +.
el0sel bipolar 8aitu penghubung dari sel sel reseptor dengan sel ganglion. -entuknya ada yang khusus menyambungkan satu sel reseptor keru(ut
3
dengan sel ganglion dan ada pula ber(abang banyak yang menghubungkan beberapa sel batang ke satu sel ganglion. . el ganglion el ganglion menyampaikan impuls ke arah otak. 7ksonnya panjang meliputi lapisan permukaan retina, yang terus berkumpul di saraf opti( dan selanjutnya sampai di badan genikulatum lateral untuk bersinaps di sini dengan sel sel saraf yang melanjutkan impuls &isual kekorteks ke daerah fissure (al(arina lobus oksipitalais. ". 9euron Lainnya : sel or i;ontal dan sel amakrin Diduga berfungsi mengatur atau menggabungkan dan menyaring aliran impuls dari masing0masing sel saraf sebelumnya. /. el
4
1. Lapisan membran limitan interna, merup akan membran hialin anta ra retina dan badan ka(a. +. Lapisan sera t saraf dari sel ganglion, yang mengandung akson0akson sel ganglion yang berjalan menuju ke ner&us optikus. . Lapisan inti sel ganglion ". Lapisan moli kuler fle'iform2 dalam, yang menga ndung sambu ngan0 sambungan sinaps2 sel ganglion dengan sel amakrin dan sel bipolar.
5
/. Lapisan nukleus dalam, merupakan lapisan aselu lar yang mer upakan tempat sinaps sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion. $. Lapisan fle'iform luar, merupakan lapisan aselular mengandung sambungan0sambungan sel bipolar dan sel hori;ontal dengan fotoreseptor. 6. Lapisan nuklearis luar, me rupakan susunan lapis nu(l eus sel keru(u t dan sel batang >. Lapisan membrane limitan eksterna, merupakan membrane ilusi =. Lapisan segmen luar dari sel reseptor 1*. ?pitel pigmen !endarahan pada Retina
!embuluh darah di dalam retina merupakan (abang arteri oftalmika, arteri retina sentral masuk retina melalui papil syaraf optik yang akan memberikan nutrisi pada retina dalam. Dari ekska&asasi fisiologis papilla ner&i optisi keluarlah arteri dan &ena retina sentral yang kemudian ber(abang0(abang ke temporal dan ke nasal, juga ke atas dan ke baah. 7rteri ini merupakan arteri terminal dan tidak ada anastomose end artery2. #adang0kadang didapat anastomose antara pembuluh darah arteri siliaris dan arteri retina sentral yang disebut arteri silioretina yang biasanya terletak di daerah makula. !ada pemeriksaan funduskopi, dinding pembuluh darah tidak dapat dilihat. 8ang tampak pada pemeriksaan adalah kolom darah :
6
7rteri : diameter lebih ke(il dengan perbandingan a:& @ +:. Aarnanya lebih merah, bentuknya lebih lurus di tengah0tengahnya terdapat refle' (ahaya. Bena : lebih besar, arna lebih tua dan bentuk lebih berkelok0kelok. Retina menerima darah dari + sumber : 1. #oriokapilaris yang mendarahi 14 luar retin a termasuk lapisan fle'iform luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor dan lapisan epitel pigmen retina. +. 7rteri retina sentral yang mendarahi +4 sebelah dalam retina. 5o&ea sepenuhnya diperdarahi oleh koriokapilaris. !embuluh darah retina mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang yang membentuk saar darah retina. aar darah retina sebelah luar terletak setinggi lapisan epitel pigmen retina. . 5isiologi Retina Retina berfungsi sebagai bidang di mana gambar ruang luar terproyeksikan atau terfokuskan. ?nergi (ahaya yang membentuk gambar itu menimbulkan perubahan kimia dari rhodopsin yang banyak terkumpul di segmen luar sel0sel reseptor. Dengan (ara tertentu perubahan kimia tersebut menyebabkan pengaturan keluar masuknya ion 9a, #, Ca leat “ion gate” sehingga menimbulkan perubahan potensial pada membrane sel. !enjalaran perubahan potensial dinding membran sel yang kemudian terjadi terus di sampaikan ke sel0sel bipolar dan ke sel0sel anglion menerjemahkan potensial menjadi rentetan impuls saraf yang diteruskan kearah otak se(ara berantai leat beberapa neuron lainnya. Di
dalam
retina
diduga
terdapat
sel0sel
khusus
yang
memantau
kekuatan4jumlah (ahaya yang diterimanya. -ila (ahaya berlebihan, maka sel itu memberikan perintah leat suatu busur refle' untuk penyempitan lobang pupil. 2.
Definisi
Retinoblastoma adalah neoplasma murni dari sel retina. Diantara insiden kasus tumor pada anak, retinoblastoma adalah tumor dengan insiden yang rendah yakni
7
E dari keganasan pada anak dibaah 1/ tahun, tetapi merupakan keganasan primer intraokuler yang paling sering pada anak.
%.
E&i#e"iologi
Retinoblastoma terjadi 1 dalam 1"***0+*.*** kelahiran kelahiran anak. %ntuk umur 10" tahun, insiden 1*,$ per satu juta pendudukF untuk /0= tahun, 1,/ per satu juta pendudukF dan untuk 1*01" tahun, *,+6 per satu juta penduduk. Tidak ada perbedaan insiden berdasarkan jenis kelamin atau antara mata kanan dengan mata kiri. =/ E kasus didiagnosis sebelum umur / tahun. 7da dua bentuk pola retinoblastoma. !ola herediter germinal2 dan nonheredditer non germinal2. 8ang herediter dapat timbul unilateral sekitar atau bilateral pada mata, dan kebanyakan unilateral pada yang nonherediter, dimana anak0anak dengan retinoblastoma bilateral lebih (endrung untuk bentuk herediter. !ada herediter retinoblastoma, tumor terjadi pada usia yang lebih muda dibandingkan dengan yang nonherediter. %ntuk bisa melihat hubungan lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibaah ini F
'.
E!iologi
Retinoblastoma disebabkan oleh mutasi pada gen Rb1 yaitu gen yang berfungsi menekan perkembangan retinoblastoma sendiri. #edua kopi gen Rb1 ini harus bermutasi supaya dapat terbentuk tumor. en Rb1 berlokasi pada lengan
8
panjang kromosom 1 lokus 1" 1G1"2. Rb1 yang (a(at ini dapat diariskan dari salah satu orang tua, biasanya mengenai kedua mata dan (enderung berkembang pada usia yang muda. 9amun pada beberapa kasus lain mutasi baru terjadi pada tahap aal perkembangan janin berupa kesalahan anak pada tahap aal perkembangan janin berupa kesalahan pada proses penyalinan ketika sel membelah.
(. Pa!ofisiologi
7alnya retinoblastoma dianggap sel glia, sehingga disebut pseudoglia, dan saat ini diterima baha tumor ini berasal dari sel neuroblastik pada lapisan inti retina. !enelitian imunohistokimia membuktikan baha retinoblastoma berasal dari keganasan sel keru(ut, diperlihatkan oleh hasil positif tumor untuk neuron spesifik enulase, rod spesifik antigen 0fotoreseptor segmen luar, dan rodopsin. Tumor sel mensekresikan substansi ekstrasel yang disebut retinoid interfotoreseptor binding protein, normalnya merupakan produk dari fotoreseptor. ).
Klasifikasi #an s!a#iu"
#lasifikasi Retinoblastoma yang digunakan berdasarkan Reese0?llsorth
tadium Retinoblastoma :
9
1. tadium tenang : !upil melebar. Di pupil tampak reflek kuning yang disebut “amouroti( (atHs eye”. al inilah yang menarik perhatian orang tuanya untuk kemudian berobat. !ada fundoskopi, tampak ber(ak yang bearna kuning mengkilap, dapat menonjol kedalam badan ka(a. Dipermukaannya ada neo&askularisasi dan perdarahan. Dapat disertai dengan ablasi retina. +. tadium glaukoma : )leh karena tumor menjadi besar, menyebabkan tekanan intraokuler meninggi, glau(oma sekunder yang disertai dengan rasa sakit yang sangat.
Diagnosis # an D iagnosis $an#ing
!emeriksaan pada retinoblastoma seharusnya menjadi sebagian dari pemeriksaan pada bayi normal yang baru lahir hingga bayi berumur bulan, antaranya adalah : a2 "ed reflex : pemeriksaan retina mata dengan menggunakan alat ophthalmos(ope atau retinos(ope untuk melihat refle' reddish0orange yang normal dengan jarak * (m 4 1 kaki, dilakukan di dalam ruangan yang kurang (ahaya atau rungan gelap.
10
b2 Corneal li!ht reflex : pemeriksaan untuk melihat kesimetrisan reflek (ahaya pada titik yang sama pada tiap mata saat (ahaya dipan(arkan ke tiap kornea, untuk membedakan apakah kedua mata bersilangan atau tidak (2 (ye examination : mendeteksi semua kelainan struktur
Temuan klinis seluruh stadium retinoblastoma ber&ariasi 1. Leukokoria Leukokoria refleks pupil putih atau refleks mata ku(ing2 merupakan gambaran klinis yang paling sering sekitar /$,1E kasus, terjadi karena proses kalsifikasi intraretina pada pertumbuhan tumor. Leukokoria terjadi karena ada kandungan masa putih menutupi refleks merah pupil.
+. trabismus esotropia 11E dan e'otropia =E2 trabismus bisa berupa ekstropia maupun esotropia. Terjadi akibat gangguan fiksasi akibat pertumbuhan tumor di daerah ma(ula. trabismus mun(ul sebagai temuan kedua yang sering didapatkan. Iadi pemeriksaan fundoskopi melalui pupil yang berdilatasi dengan baik harus dilakukan pada seluruh kasus strabismus pada anak0anak . Retinoblastoma dapat menyebabkan perubahan sekunder di mata termasuk glaukoma, sobekan retina dan inflamasi sekunder karena nekrosis tumor
11
•
!seudou&eitis, dengan mata merah dan nyeri yang berhubungan dengan hipopion dan hipema merupakan gambaran klinis yang jarang mun(ul. !ada pseudou&eitis ini sel0sel tumor mengin&asi retina se(ara difus tanpa membentuk massa tumor yang nyata
•
3nflamasi orbital menyerupai selulitis orbital dapat terjadi pada mata dengan tumor yang nekrosis.
+. Pe"eriksaan &enun,ang
a2 !emeriksaan laboratorium •
pesimen darah harus diambil tidak hanya dari pasien tetapi juga dari orang tua untuk analisa D97 : R- gene, serum (ar(inoembrionik antigen C?72, serum alpha fetoprotein. 7da metode direk dan indirek untuk analisa gen retinoblastoma.
pertumbuhan
tumor.
Iadi,
pemeriksaan
ini
menentukan apakah mutasi terjadi pada sel benih pasien.
7ssay le&el ?n;yme umor 7Geous Dapat digunakan untuk memperoleh informasi yang berguna pada pasien dengan ke(urigaan retinoblastoma. Laktat Dehidrogenase LD2 adalah en;im glikolitik yang menggunakan glukosa sebagai sumber energi. ?n;im ini terdapat dalam konsentrasi yang tinggi dalam
sel
yang
aktif
se(ara
metabolis.
e(ara
normal,
konsentrasinya di dalam serum dan aGeous humor rendah. !ada pasien dengan retinoblastoma menunjukkan peningkatan akti&itas LD •
!emeriksaan (airan (erebrospinal dan sumsum tulang
b2 !emeriksaan pen(itraan
12
•
CT0(an #ranial dan )rbital, merupakan metode yang sensitif untuk
didiagnosis
dan
deteksi
kalsifikasi
intraokuler
dan
menunjukkan perluasan tumor intraokuler bahkan pada keadaan tidak adanya kalsifikasi
•
% berguna dalam membedakan retinoblastoma dari keadaan non neoplastik. % berguna juga untuk mendeteksi kalsifikasi
•
retinoblastoma
yang
berhubungan
dengan
perdarahan atau ablasio retina eksudatif •
J0Ray. !ada daerah dimana % dan CT0(an tidak tersedia, pemeriksaan J0ray dapat merupakan modalitas untuk mengidentifikasi kalsium intrao(ular pada pasien dengan media opaG
13
(2 ambaran istopatologi !enemuan histology klasik pada retinoblastoma adalah 5le'ner0 Aintersteiner Rosettes, merupakan sel dengan susunan kuboid mengelilingi suatu lumen dengan nu(leus di daerah basal, inti besar arna gelap dan sedikit sitoplasma -. Diagnosis $an#ing
a2 !ersistent hyperplasti( primary &itreous !!B2 : kelainan (ongenital pada mata terjadi pada kegagalan embriologi, &itreous primer dan &askuler hyaloid menyempit, dimana bola mata memendek, terbentuknya katarak, dan dilihat pupil memutih. b2 CoatHs disease : karakteristik kelainan unilateral yang tipikal dengan terbentuknya pembuluh darah di belakang retina yang abnormal, menyebabkan kelainan pada pembuluh darah retina dan perlengketan retina menyerupai seperti retinoblastoma. (2 To'o(ara (anis : penyakit inf eksi pad a mata yan g berhubung
dengan
paparan infeksi dari anak anjing, yang menyebabkan lesi pada retina dan terjadi perlengketan retina. d2 Retinopathy of prematurity R)!2 : berhubung dengan berat bad an lahir rendah pada bayi yang menerima bantuan oksigen emergen(y setelah lahir, bisa menyebabkan jaringan retina rusak dan perlengketan retina. e2 #atarak (ongenital, perdarahan &itreus, u&eitis anterior
1.
Pena!alaksanaan e#is
Terapi medis adalah untuk pengaasan tumor dan pertahankannya sebisa mungkin. Iika kanker tidak memberikan respon terhadap pengobatan, mungkin perlu diangkat. Iika kanker hanya menyerang satu mata, maka keseluruhan bola mata diangkat bersamaan dengan sebagian ner&us optikus. Iika kanker menyerang
14
kedua mata, digunakan teknik bedah mikro khusus untuk mengangkat atau menghan(urkan tumor, sehingga kedua mata tidak harus diangkat. E/!ernal Bea" Ra#ia!ion T0era& EBRT ?-RT menghambat pertumbuhan tulang dimana terjadi hipoplasia. ?-RT
juga meningkatkan
resiko kanker sekunder. ?-RT masih diindikasi untuk
beberapa keadaan : ignifikan &itreous seading !ada anak0anak yang perjalanan penyakitnya alaupun sedang menjalani terapi kemoreduksi. !ada tumor yang berkembang meleati batas pemotongan ner&us optikus setelah enukleasi. Pla3 Iso!o& Ra#ioak!if
-iasanya digunakan radioaktif (obalt $*, iodine 1+/, iridium 1=+ dan ruthneum 1*$. #euntungannya adalah se(ara langsung diarahkan ke tumor sehingga meminimalisir radiasi ke jaringan normal. 9amum kerugiannya adalah dosis yang tinggi ke s(lera. Ke"o!era&i
#emoterapi neoadju&ant primer atau kemoreduksi digunakan untuk terapi retinoblastoma intraokuler group C dan D atau stadium . #emoterapi profilaksis dianjurkan jika tumor sudah menyokong ner&us optikus yang telah meleati lamina kribosa. Pe"$e#a0an
Terapi pembedahan tumor merupakan standar terapi untuk kasus tahap lanjut. Enukleasi
Dilakukan pada tumor endofilik. ?nukleasi dilakukan saat tidak ada kesempatan untuk pertahankan penglihatan pada mata. -iasanya orang yang
15
perlukan enukleasi adalah orang dengan sobekan retina total atau segmen posterior penuh dengan tumor. ?nukleasi diikuti dengan !emotongan 9 33 dan radioterapi. Ke"o!era&i
Dapat digunakan se(ara primer untuk tumor yang berukuran ke(il yang berlokasi di anterior berpindah dari diskus dan ma(ula. Dapat diguna juga untuk rekuren setelah radioterapi. 4o!okoagulasi
Dapat digunakan untuk tumor yang ke(il di posterior. 5otokoagulasi dapat juga digunakan untuk tumor rekuren setelah ?-RT. Caranya dengan merusak pembuluh darah tumor. E/en!erasi or$i!a
Dilakukan pada tumor eksofilik tapi tidak memperlihatkan tanda destruksi pada tulang. Iika satu mata yang terserang, pengobatan bergantung pada kalsifikasi tumor: olongan 3 dan 33 dengan pengobatan lokal radiasi, (ryotherapy, fotokoagulasi laser2. #adang0kadang digabung dengan kemoterapi. Iika tumor besar golongan 3B dan B2 mata harus dienukl easi segera.
Prognosis
!rognosis retinoblastoma baik jika dilakukan terapi yang tepat. 7ngka kesembuhannya hampir =*E jika ner&us optikus tidak terlibat dan enukleasi dilakukan sebelum tumor meleati lamina kribosa. 7ngka ketahanan hidup jadi $*E jika tumor meluas meleati lamina kribosa. #ematian terjadi kerana perluasan intrakranial. Di % =>E dari penderita retinoblastoma mempunyai sur&i&al rate yang baik tapi di negara berkembang sur&i&al rate hanya /*E. elain itu fa(tor lain juga mempengaruhi prognosis penderita retinoblastoma seperti :
16
0
asil patalogis
0
!enyebaran ke tempat lain.
12.
Ko"&likasi
Tumor non okuler sekunder dapat mun(ul pada penderita retinoblastoma. Contohnya adalah ostoesarkoma, berbagai jenis sarkoma jaringan lunak yang lain, melanoma maligna, leukemia dan limfoma. elain itu, kekambuhan semula retinoblastoma setelah dioperasi.
2.%
KATARAK KON5ENITAL 1.
Ana!o"i #an 4isiologi Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikon&eks, a&askular, tak berarna, dan hampir transparan sempurna. Tebalnya sekitar " mm dan diameternya = mm. Di belakang iris, lensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum yang dikenal sebagai ;onula Konula Kinnii2, yang tersusun dari banyak fibril dari permukaan korpus siliare dan menyisip ke dalam ekuator lensa. Di sebelah anterior terdapat aGuaeus humor, di sebelah posteriornya &itreus humor.
17
!ermukaan lensa bagian posterior lebih (embung daripada permukaan anterior. Lensa terdiri dari #apsul anterior dan posterior, ?pitel lensa, #orteks anterior dan posterior, serta 9ukleus. #apsul lensa adalah suatu membran yang semi permeabel yang akan memperbolehkan air dan elektrolit masuk. Di sebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. ?pitel lensa di ekuator dan baah kapsul depan membentuk korteks yang berlapis0lapis. 9ukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. 9ukleus dan korteks terbentuk dari lamella konsentris yang panjang.
2.
4isiologi Lensa
?nam puluh lima persen lensa terdiri dari air, sekitar /E protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. #andungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. 7sam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah, atau saraf di lensa. e(ara fisiologik, lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu kenyal atau lentur karena memegangn peranan terpenting dalam akomodasi menjadi (embung. elain itu, lensa jernih atau transparan karena diperlukan dalam media penglihatan, dan terletak pada tempatnya.
18
5ungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas (ahaya ke retina. %ntuk memfokuskan (ahaya yang datang dari jauh, otot0otot siliaris relaksasi, menegangkan serat ;onula dan memperke(il diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terke(il. 5ungsi retina memfokuskan objek jauh ke retina ini dinamakan "efra)si. Dalam posisi ini, daya refraksi lensa diperke(il sehingga berkas (ahaya paralel akan terfokus ke retina. %ntuk memfokuskan (ahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi, sehingga tegangan ;onula berkurang. #apsul lensa yang elastik kemudian mempengaruhi lensa mejadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya. #erjasama fisiologik antara korpus siliaris, ;onula, dan lensa untuk memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai *)omodasi.
!ada usia $ minggu, sel0sel pada dinding posteriornya mulai memanjang, mengisi rongga yang kosong, dan akhirnya memenuhinya. Lalu sel0sel lensa mensekresi sebuah kapsul hialin. erat0serat lensa sekunder memanjang dari daerah ekuatorial dan bertumbuh ke depan di baah epitel subkapsular, yang tetap berupa selapis sel epitel kuboid. erat0serat ini bertemu membentuk sutura lentis 82 tegak di anterior dan 82 terbalik di posterior, yang rampung pada bulan ke tujuh. !ertumbuhan dan proliferasi serat0serat lensa berlangsung terus selama hidup, tetapi dengan ke(epatan yang makin menurun. #arenanya, lensa dengan perlahan membesar, sehingga menekan serat0serat lensa. aat lahir, lensa berbentukk lebih bulat daripada kemudian, menghasilkan daya refraksi yang lebih kuat sebagai kompensasi diameter anteroposter ior mata yang pendek. Lensa bertumbuh seumur hidup dengan menambahkan serat0serat baru di tepian, sehingga bertambah gepeng. #onsistensi lensa saat lahir seperti plastik lunak, sedangkan pada usia lanjut konsistensinya mirip ka(a. '. Definisi
#atarak berasal dari bahasa 8unani
+atarrha)ies dan bahasa Latin
Cataracta yang berarti air terjun. #atarak adalah setiap keadaan kekeruh an pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi penambahan (airan2 lensa, denaturasi protein lensa, atau terjadi akibat kedua0duanya. #atarak kongenital merupakan kekeruhan pada lensa mata yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. #atarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang (ukup berarti terutama akibat penanganan yang kurang tepat. (. E&i#e"iologi
#atarak kongenital merupakan penyebab kebutaan terbanyak pada anak0 anak di seluruh dunia. -erdasarkan data A), terdapat sekitar 1/E kebutaan yang terjadi pada anak merupakan katarak kongenital bilateral. Tiga dari 1*** anak yang lahir di negara industri didiagnosis katarak kongenital pada tahun pertama kelahiran.
20
#atarak kongenital lebih banyak terjadi di negara berkembang. Dua puluh persen dari kejadian katarak kongenital bilateral disebabkan familial, +*E disebabkan sindroma atau kelainan metabolik, /E disebabkan infeksi intrauterin, dan /*E idiopatik. ).
E!iologi
!ada kebanyakan pasien, penyebab atau etiologi yang mendasari katarak kongenital ini tidak diketahui atau idiopatik. Tapi dari berbagai penelitian, faktor keturunan atau herediter memainkan peranan yang besar dalam penyakit ini. #atarak kongenital ini diturunkan se(ara autosomal dominan sebanyak +E dari seluruh kejadian katarak kongenital. ering disertai dengan kelainan kongenital lainnya seperti mikroftalmus, aniridia, koloboma iris, keratokonus, lensa ektopik, displasia retina, dan megalokornea. elain herediter katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu0ibu yang menderita infeksi ketika masa kehamilannya. 3nfeksi intra uterin ini antara lain berupa infeksi Rubella, Bari(ella, To'oplasmosis, erpes imple', Rubeola, Cytomegalo &irus, serta !oliomyelitis, terutama yang terjadi saat kehamilan trimester 3 . !enyebab lain yang diketahui adalah yang berhubungan dengan kelainan kromosom seperti Trisomi +1 indrom Don2, indrom Turner, Trisomi 1, Trisomi 1>, indrom Cri du Chat. elain itu, ada yang berhubungan dengan gangguan metabolik seperti alaktosemia, Defisiensi galaktonase, ipokalsemia, ipoglikemia, Diabetes
dengan
Retardasi
indrom
kraniofasialF
!enyakit
neurometabolikF !enyakit muskularF dan !enyakit Dermatologikal. *. Pa!ogenesis
#atarak kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir, dan terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin. -iasanya kelainan
21
ini tidak meluas mengenai seluruh lensa. Letak kekeruhan sangat tergantung pada saat terjadinya gangguan metabolisme serat lensa. #atarak kongenital yang terjadi sejak perkembangan serat lensa terlihat segera setelah bayi lahir sampai berusia 1 tahun. #atarak ini terjadi karena gangguan metabolisme serat0serat lensa pada saat pembentukan serat lensa akibat infeksi &irus atau gangguan metabolisme jaringan lensa pada saat bayi masih di dalam kandungan, dan gangguan metabolisme oksigen. !ada katarak kongenital, kelainan utama terjadi di nu(leus fetal atau nu(leus embrional tergantung pada aktu stimulus kataraktogenik2, atau di kutub anterior atau posterior lensa apabila kelainannya terletak di kapsul lensa. timulasi faktor0 fakator kataraktogenik seperti infeksi intrauterine, trauma, penyakit metaboli(2 ke nukleus atau serat lentikuler, dapat menyebabkan kekeruhan pada media lentikuler yang jernih. #ekeruhan pada katarak kongenital jarang sekali mengakibatkan keruhnya seluruh lensa. Letak kekeruhannya tergantung saat terjadinya gangguan pada kehidupan janin, sesuai dengan perkembangan embriologik lensa. -entuk katarak (ongenital memberikan kesan tentang perkembangan embriologik lensa, juga saat terjadinya gangguan pada perkembangan tersebut. 3nfeksi intrauterine menyebabkan katarak kongenital bilateral. #atarak yang terjadi pada infeksi intrauterine kekeruhannya sentral dan bisa +. Klasifikasi
#atarak lamelar atau ;onular, katarak polaris anterior piramidalis anterior, kutub anterior2, katarak polaris posterior piramidalis posterior, kutub posterior2, katarak inti nukleus2, katarak sutural. Ka!arak La"ellar a!au 6onular . Di dalam perkembangan embriologik
dimana pada permulaan terdapat perkembangan serat lensa maka akan terlihat bagian lensa yang sentral yang lebih jernih. #emudian terdapat serat lensa keruh dalam kapsul lensa. #ekeruhan berbatas tegas dengan bagian perifer tetap bening. #atarak lamelar ini mempunyai sifat herediter dan ditransmisi se(ara dominan.
22
#atarak biasanya bilateral. Terlihat segera sesudah bayi lahir. #ekeruhan dapat menutupi seluruh (elah pupil, sehingga bila tidak dilakukan dilatasi pupil sering dapat mengganggu penglihatan. angguan penglihatan pada katarak Konullar tergantung pada derajat kekeruhan lensa. -ila kekeruhan sangat tebal sehingga fundus tidak dapat terlihat pada pemeriksaan oftalmoskopi, maka perlu dilakukan aspirasi dan irigasi lensa.
Ka!arak Polaris An!erior. angguan terjadi pada kornea belum seluruhnya
melepaskan lensa dalam perkembangan embrional. al ini yang mengakibatkan terlambatnya pembentukan bilik mata depan pada perkembangan embrional. #adang0kadang didapatkan suatu bentuk kekeruhan yang terdapat di dalam bilik mata depan yang menuju kornea sehingga memperlihatkan bentuk kekeruhan seperti piramid. #atarak jenis ini tidak progresif. !engobatan sangat tergantung keadaan kelainan. -ila sangat mengganggu tajam penglihatan atau tidak terlihatnya fundus pada pemeriksaan oftalmoskopi, maka dilakukan pembedahan.
23
Ka!arak Polaris Pos!erior . Disebabkan karena menetanya selubung
&askuler lensa. #adang0kadang terdapat arteri hialoid yang menetap, sehingga mengakibatkan kekeruhan pada lensa bagian belakang. !engobatan dengan melakukan pembedahan lensa.
24
Ka!arak In!i 7Nuklear8 . Iarang ditemukan dan tampak sebagai bunga
karang. #ekeruhan terletak di daerah nukleus lensa. ering hanya merupakan kekeruhan berbentuk titik0tit ik. angguan terjadi pada aktu kehamilan bulan pertama. -iasanya bilateral dan berjalan tidak progresif. -iasanya herediter dan bersifat dominan. Tidak mengganggu tajam penglihatan. !engobatan, bila tidak mengganggu tajam penglihatan maka tidak memerlukan tindakan.
Ka!arak Su!ural. 8 suture merupakan garis pertemuan serat0serat lensa
primer dan membentuk batas depan dan belakang daripada inti lensa. #atarak sutural merupakan kekeruhan lensa pada daerah sutura fetal, bersifat statis, terjadi bilateral dan familial. #arena letak kekeruhan ini tidak tepat mengenai media penglihatan maka ia tidak akan mengganggu penglihatan. -iasanya tidak dilakukan tindakan.