LAPORAN PRAKTIKUM PRODU SI HIJAUAN PAKAN TERN K
Oleh
Nama kelompok : Redo Putra
E1C010018
Riska Kurnia
E1C010022
Sistanto
E1C010062
Yusuf Kurniawan
E1C010010
M. Ari Kurniawan
E1C010052
JURUSAN P TERNAKAN FAKULTAS P RTANIAN NIVERSITAS BENGKULU TAHUN 2012
Lap apor oran an Pra rakt ktiikum kum Prod Produ u si hijauan Pakan
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dalam usaha peternakan
± 60 %
modal seorang peternak di keluarkan untuk
memproduksi hijauan pakan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak yang di usahakannya. Oleh karena karena itu seorang seorang
peternak akan akan memeperoleh memeperoleh keuntungan keuntungan apabila apabila produksi/jenis
hijauan yang di berikan cukup murah tetapi mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi di dalam tubuh ternak, produksi hijauan pakan pada ternak khususnya ruminansia dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu legum dan rumput serta ada juga bahan pakan tambahan yang yang biasa disebut disebut dengan Konsentrat. Untuk memperoleh hasil produksi yang yang baik dan dan maksimal maka seluruh seluruh jenis bahan pakan di atas harus diberikan pada pada ternak dalam jumlah yang yang cukup, karena karena diharapkan dari berbagai jenis pakan hijauan ini untuk untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak itu sendiri. Produksi hijauan pakan ternak merupakan bahan pakan yang diberikan pada ternak untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ternak. Hijauan merupakan bahan makanan utama ternak ruminanasia karena berfungsi sebagai pengenyang (bulky) dan sebagai sumber karboihidrat, protein, vitamin dan mineral. untuk memperoleh produksi hijauan yang tinggi, dengan kualitas, kuantitas serta kontinuitas yang terjamin maka perlu di rancang rancang dan di rencanakan sesuai dengan kondisi lingkungan klimatologi yg terdapat di daerah dimana sebuah lahan yang akan di di jadikankan sebagai sebagai lahan pastura untuk untuk memproduksi hiauan hiauan pakan pakan ternak dengan hasil hasil yang optimal dengan dengan
media penanaman penanaman yang yang maximal, hal hal tersebut akan
dicapai apabila diikuti dengan perencanaan yang matang dan tekhnik budidaya serta pengembangan pengembangan hijauan yang tepat dan sesuai dengan keadaan setempat. Hijauan pakan ternak ini terdiri dari leguminosa (kacang-kacangan), graminae (rumput), dan tanaman lain. Ke tiganya t iganya memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri, seperti kadar protein yang tinggi terdapat dalam legume, sedangkan protin dalam rumput sangat rendah, namun produksi rumput ini sangat tinggi jika dibandingkan legume, sehingga untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan kombinisi, Rumput memiliki peranan penting dalam penyediaan pakan hijauan bagi ternak ruminansia di Indonesia. Rumput mengandung zat-zat makanan yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup ternak. Hijauan pakan terutama rumput-rumputan (graminae) telah banyak dibudidayakan, terutama rumput gajah (Pennisetum purpureum) yang memiliki produksi dan kandungan nutrisi cukup tinggi sehingga mampu memenuhi kebutuhan ternak. Rumput gajah memiliki sifat baik yaitu
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
2
responsif terhadap pemupukan dan mampu tumbuh pada kondisi tanah yang kurang baik. Hijauan pakan khususnya rumput dapat dikembangbiakkan menggunakan biji (generatif), atau menggunakan stek (vegetatif). Peningkatan produksi ternak khususnya ternak ruminansia akan berhasil dengan baik jika ketersediaan pakan hijauan sebagai sumber pakan dapat dipenuhi secara kualitas dan kuantitas dan tersedia secara kontinyu. Hijauan makanan ternak bersumber dari padang rumput alam atau dengan melakukan penanaman hijauan makanan ternak. Jenis dan kualitas hijauan dipengaruhi oleh kondisi ekologi dan iklim di suatu wilayah. Ketersediaan hijauan pakan ternak di Indonesia tidak tersedia sepanjang tahun, dan hal ini merupakan suatu kendala yang perlu dipecahkan.
1.2. Tujuan. •
Mempelajari berbagai macam rumput dan legume untuk pakan ternak, sehingga mahasiswa lebih mudah mengenal masing-masing tanaman pakan ternak dan perbedaannya .
•
Untuk mengetahui cara pengolahan Lahan
•
untuk mengetahui teknik penanaman hijauan pakan ternak yang benar serta mengetahui teknik pemupukannya dan jumlah pemupukan serta mengetahui waktu dan cara pemotongan rumput.
•
Untuk mengetahui pertumbuhan tanaman berdasarkan waktu dan periode jarak tanam.
•
Agar mahasiswa mengetahui dan memilih bagaimana cara mengatasi
masalah
dormansi dan mempercepat perkecambahan dari berbagai jenis biji. •
Dapat mengetahui cara menentukan kapasitas tampung berdasarkan pasture sampling. Serta dapat mengestimasi produksi suatu pastura dan kapasitas tampung suatu padang rumput.
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Hijauan pakan merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam sistem usaha peternakan ruminansia.( Bambang R. Prawiradiputra, 2003). Pada ternak ruminansia, hijauan makanan ternak merupakan sumber utama pakan. Hijauan yang sering diberikan kepada ternak ruminanasia yaitu rumput rumputan yang berasal dari padang penggembalaan, rumput tegalan, pematang serta dipinggir jalan. Namun sumber hijauan tersebut kualitasnya sangat rendah dan tidak tahan terhadap musim kemarau ( Muliwarni dan Baharudin Wawo ). Pada dasarnya pertumbuhan hijauan pakan ternak ditentukan oleh air dan unsur hara yang ada dalam tanah . Di samping itu tanah harus menyediakan lingkungan yang sesuai agar akar tanaman dapat berfungsi (Foth dan Turk, 1972 dalam A. Semali, dkk.) Untuk mengetahui ketersediaan hijauan pakan di suatu wilayah sudah berkurang atau masih melimpah dapat dilakukan dengan membuat neraca hijauan pakan. Neraca hijauan pakan dimaksud adalah perbandingan antara produksi dengan kebutuhan hijauan selama satu tahun dengan mempertimbangkan ( Bambang R. Prawiradiputra, 2003). Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat tumbuh bagi bibit, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma. Manfaat pengolahan tanah, baik di tegalan maupun di sawah, tidak boleh terlalu dibesar-besarkan mengingat waktu, tenaga dan biaya yang diperlukan untuk mengolah tanah tidak selalu sebanding dengan tambahan hasil yang didapat ( Sitanala Arsya. 2006). Dengan pengolahan tanah, tanah menjadi longgar dan lebih cepat menyerap air hujan sehingga mengurangi aliran permukaan (Musgrave and Free, 1936), akan tetapi pengaruh ini bersifat sementara. Tanah yang telah diolah sehingga menjadi longgar lebih mudah tererosi. Rumput gajah dibudidayakan dengan potongan batang (stek) atau sobekan rumpun (pous) sebagai bibit. Bahan stek berasal dari batang yang sehat dan tua, dengan panjang stek 20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling sedikit 2 buku atau mata). Pemotongan pada waktu penanaman ruas mata dapat Untuk bibit yang berasal dari sobekan rumpun/ anakan (pous) sebaiknya berasal dari rumpun yang sehat, banyak mengandung akar dan calon anakan baru. Sebelum penanaman bagian vegetatif dari sobekan rumpun dipangkas terlebih dahulu untuk menghindari penguapan yang tinggi sebelum sistem perakaran dapat aktif menghisap air ( sutan muda, 2008 ) Pupuk sebagai bahan-bahan tertentu yang diberikan pada tanah agar dapat menambah unsur atau zat-zat makanan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Disebut juga sebagai zat yang berisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang hilang atau habis terhisap tanaman dari tanah. Umumnya tujuan pemupukan adalah untuk memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah (agustinus.bptpsulut, 2011 ) Faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi penanaman hijauan makanan ternak adalah : Kesuburan tanah, iklim, topografi dan sumber air. Tanah yang kualifikasi kesuburannya tinggi biasanya digunakan untuk budidaya tanaman pangan,
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
4
sedangkan yang tersisa adalah tanah yang kurang subur atau kualifikasi rendah, jika golongan tanah kualifikasi rendah ini digunakan untuk menanam hijauan makanan ternak, maka perlakuan-perlakuan khusus dalam teknik pengolahan tanah dan pemupukan perlu dilakukan. Iklim di Indonesia khususnya di Indramayu adalah ternasuk iklim tropis. Faktor ini sukar dirubah oleh manusia, oleh sebab itu perlu dilakukan pemilihan tanaman hijauan makanan ternak yang sesuai ( Dedi, 2012 ) Pemilihan bibit dilakukan untuk memperoleh bibit hijauan yang akan ditanam cocok dengan lingkungan setempat, mudah dikembangkan dan dikelola serta dapat memberikan produksi yang tinggi ( Dedi, 2012 ) Produksi hijauan di pasture dapat dihitung berdasarkan cara pendekatan dengan melakukan pasture sampling pada lahan pasture yang diamati. Pasture sampling adalah pengukuran dengan menggunakan metode square sampling. Pasture sampling iayalah petak ukuran ( 1x1m atau 0,75x0,75m,.50x50cm ) dengan menggunakan bahan almunium atau bahan lain ( Penuntun Praktikum, 2012 ) Beberapa jenis biji tetap berada dalam keadaan dorman disebabkan oleh kulit bijinya yang cukup kuat untuk menghalangi pertumbuhan dari embrio. Benih-benih pada keadaan normal mampu berkecambah, tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan selama beberapa waktu dapat kehilangan kemampuan untuk berkacambah. Dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolisme pada embrio. Contohnya, keperluan akan cahaya ( Dormansi Benih Dan Uji Tetrazolium (Ttz), 2010 )
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
5
BAB III METODELOGI 3.1 Alat dan Bahan Alat : Alat-alat tulis
Square Sampling 50 cm x 50 cm
Penggaris
Timbangan
Karung
Gelas kimia
Erlenmeyer
Ember
Tampah
Tongkat pemukul
Meteran
Traktor
Sabit
Cangkul
Parang
Bahan: Luasan lahan
Berbagai macam hijauan pakan ternak
Pohon indigofera
Asam sulfat
Air panas
Polybag
Amplas
Solar
Pupuk kandang
Bibit rumput Raja, sorghum dan rumput Staria
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
6
3.2 Cara Kerja
Persiapan Lahan 3.2.1. Pengolahan Lahan Pengolahan lahan dengan menggunakan traktor •
Memastikan lahan yang akan dibajak (diolah) telah bebeas dari t onggak kayu
•
Mengecek kondisi traktor
•
Memasang bagian bajaknya
•
Menghidupkan traktor dengan cara memutar engkol
•
Melepaskan rem untuk menjalankan
•
Menarik rem untuk menghentikan
•
Membajak sepetak lahan, sehingga semua bagian sudah terbajak
Lahan hasil bajakan terlihat sudah terbalik/gembur Pengolahan lahan secara manual •
•
Menggembur sebidang tanah yang diawali dengan mencangkul untuk membalikkan tanah sehingga tanah menjadi gembur
3.2.2. Membuat Lubang tanam
Membuat lubang dengan mencangkul, melubangi lahan berdasarkan jarak t anam rumput gajah dan rumput setaria. 3.2.3. Pemupukan Dasar •
•
Memberikan pupuk kandang atas dasar kebutuhan
Penanaman Hijauan
•
Menanam rumput setaria dan rumput gajah dan sorghum
•
Mengukur Pertumbuhan tanaman berdasarkan waktu/periode tanam
•
Pengukuran Produksi
Melemparkan Square sampling pada rumput dan menghitung rumput yang ada didalam Square sampling
Mengatasi masalah Dormansi 0
•
Melakukan perendaman dengan Air Panas selama 4 menit ( suhu 60 C)
•
Melakukan perendaman 1 menit dengan asam sulfat kuat
•
Melakukan Abrasi dengan mengamplas kulit biji
•
kontrol ( tanpa perlakuan)
Pengenalan Jenis Hijauan Pakan
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
7
•
Membandingkan penampilan sampel rumput segar dengan gambar yang ada di buku
•
Mengamati bentuk, tipe daun, bunga maupun akar, dan ciri lain
Produksi Biji
•
Memanen dan memisahkan biji yang masih hijau dengan biji yang sudah berwana coklat atau biji yang sudah tua
•
Menimbang biji dalam kondisi saat panen
•
Mengeringkan biji dengan terik matahari dalam karung yang terbuka
•
Menimbang biji dalam kondisi kering
•
Meremas atau menumbuk polong biji dalam karung sehingga kulit polong biji mengelupas dan biji keluar dari polongnya
•
Memisahkan biji dari kulit polong dan menimbang biji dari kulit polong
•
Menghitung produksi biji dari segar, persen polong dari berat biji utuh
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengenalan Hijauan Pakan Ternak Jenis rumput dan informasi umum Axonopus compressus atau rumput karpet. Mempunyai daun kecil dan pendek, bunga tumbuh dibagian ujung tumbuhan, tumbuh dengan akar stolon menutupi permukaan tanah.
Gambar
Brachiaria decumbens / rumput BD atau rumput signal. Menjalar dengan stolon membentuk hamparan lebat setinggi 80-150 cm. Daun berbulu warna hijau gelap Bunga tersusun dalam malai yang menyerupai bendera.
Cynodon dactylon Pelepah daun panjang, halus, berambut atau gundul;ligula tampak jelas berupa cincin rambut-rambut putih.
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
9
Eleisine indica atau lulangan. Berdaun kecil dan panjang, bunga tumbuh di tengah dan berjari 5 sampai 6.
Imperata cylindrical atau alang alang memiliki bunga berbentuk majemuk berbentuk bulir (spica) dan bertangkai panjang, daun agak tajam dan berakar rimpang.
Paspalum conjugatum atau Helai daun berbentuk pita atau pita-lanset ujungnya lancip, berbulu sepanjang tepinya dan permukaannya. Perbungaan : Tandan (racemosa) hampir selalu tumbuh berhadapan di satu titik (conjugate). Berakar serabut dan tumbuh menjalar.
Panicum maximum atau Rumput benggala, rumput guinea
Tumbuh tegak membentuk rumpun - Dapat mencapai tinggi 2.4 m - Sistim perakaran baik dan dalam - Tahan naungan Daun panjang, hijau dan permukaannya luas - Bunga membentuk malai
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
10
Setaria spacelata atau Rumput setaria, Golden Timothy
Tumbuh tegak membentuk rumput - Tinggi tanaman dapat mencapai 2 m - Daun lunak, lebar agak berbulu pada permukaan atasnya terutama dekat batang. Pangkal batang berwarna kemerah-merahan - Bunga bersusun dalam tandan warna coklat keemasan
Pennisetum purpureum atau Rumput gajah, rumput napier tumbuh tegak, membentuk rumpun dengan tinggi dapat mencapai 1,8 – 3,6 m, berumur panjang - Sistim perakaran kuat dan dalam - Batang tebal dan kera Daun relatif besar, tepinya tebal mengkilap. - Bunga tersusun dalam tandan dengan panjang 30 cm, berwarna keemasan Paspalum atratum Termasuk jenis rumput yang tinggi dan daunnya lebih banyak daripada paspalum plicatulum Berdaun lebat dan “succulent”
Cenchrus ciliaris atau Rumput Buffel
Batang berdiri tegak dengan tinggi bervariasi sampai 100-150 cm. - Daun berbulu
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
11
Brachiaria humidicola atau Rumput BH
Menyebar dengan stolon dan rizoma - Membentuk hamparan lebat
Brachiaria brizantha atau rumput bebe. tanaman semak tinggi mencapai 120 cm - batangnya tegak dengan tangkai bunga bisa mencapai 180 cm - daunnya panjang dan tipis
Andropogon gayanus atau rumput gamba. tinggi tegak membentuk rumpun yang lebat permukaan dan pangkal daun tertutup bulu halus perakaran dalam
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
12
Jenis legume Centrosema pubescens - tumbuhan menjalar, memanjat dan melilit - batang agak berbulu, tidak berkayu - berdaun tiga pada setiap tangkai daun - bentuk helai daun oval/agak elips - bunga relatif besar tersusun dalam tandan, warna bunga ungu terang sampai ungu muda atau putih
Gambar
Calopogonium muconoides Tumbuh menjalar, bulu lebih lebat dibanding dengan centro. Kalopo ( Calopogonium mucunoides) merupakan tanaman penutup tanah yang banyak di gunakan diperkebunan.
Calliandra calotyrsus atau kaliandra berbentuk pohon/semak kecil, tinggi antara 4- 6 m - diameter batang mencapai 30 cm - kulit pohonnya hitam kecoklatan
Codariocalyx gyroides - Tumbuh tegak, membentuk semak dengan tinggi 1 -3 m - Dahannya banyak - Tumbuh lambat pada 2 bulan pertama tapi lebih cepat dibandingkan lamtoro
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
13
Desmanthus virgatus - tanaman semak dengan tinggi 0,5 – 3 m - tumbuh tegak, berakar dalam - daun bersirip ganda warna bunga putih sampai krem - buah berwarna merah kecoklatan mengkilat terdiri dari 20 – 30 biji
Desmodim rensonii - merupakan leguminosa semak dan tanaman tahunan berumur pendek ( 2-3) tahun - tinggi 1 – 3 m, berdaun banyak - sangat disukai kambing, kurang disukai sapid an kerbau
Flemingia macropphylla - hijau potongan dan pupuk hijau - tanaman pelindung sementara pada tanaman coklat, kopi, karet dan pisang - pencegah erosi pada sistem terasering, dapat menekan alang –alang - dapat mengurangi cacing tanah pada perkebunan nanas - daunnya untuk obat tradisional - Cabang dan daun muda dapat digunakan sebagai sayuran
Leucaena leucocephala atau lamtoro Berbentuk pohon, dapat mencapai tinggi lebih dari 10 m, dengan diameter batang ± 20 cm - Pada musim kemarau daun-daun akan gugur dan apabila air cukup tersedia akan tumbuh kembali - Berakar dalam dan pada akar serabut kecil dekat permukaan tanah terdapat bintil – bintil akar yang berisi bakteri (rizobium) yang mampu mengikat nitrogen dan udara sebagai zat makanan yang sekaligus dapat menyuburkan tanah - Berbunga dan berbuah sepanjang tahun dengan warna bunga putih kekuningan berbentuk bola
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
14
Gliricideae maculata Berbentuk pohon, ditanam dengan stek dan biji bentuk bunga kupu kupu dan tipe daun imparipinate.
Gliricidia sepium atau gamal atau gliricide. - berbentuk pohon dengan ukuran sedang - Tumbuh tegak, akar dapat menembus tanah cukup dalam - Cirri khas tanaman ini adalah warna hijau daun yang terang pada bagian permukaan dan agak pucat pada bagian Merupakan jenis tanaman legume yang memiliki tipe daun imparipinate.
Pueraria phaseolloides anaman legum tahunan membelit dan memanjat dengan batang utama yang lurus sepanjang sampai 10 m. Daun yang masih muda ditutupi bulu berwarna coklat yang tebal. Daun besar, berdaun tiga (trifoliate) dan berbulu. Helai daun segi tigabulat dan panjang 2-20 cm dan lebar 2-15 cm
Leucaena leucocephala atau lamtoro - Berbentuk pohon, dapat mencapai tinggi lebih dari 10 m, dengan diameter batang ± 20 cm - Pada musim kemarau daun-daun akan gugur dan apabila air cukup tersedia akan tumbuh kembali - Berakar dalam dan pada akar serabut kecil dekat permukaan tanah terdapat bintil – bintil akar yang berisi bakteri (rizobium) yang mampu mengikat nitrogen dan udara sebagai zat makanan yang sekaligus dapat menyuburkan tanah - Berbunga dan berbuah sepanjang tahun dengan warna bunga putih kekuningan berbentuk bola
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
15
Arachis pintoi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Rosidae Ordo: Fabales Famili: Fabaceae (suku polong-polongan) Tanaman tumbuh rendah, legume tahuhan yang membentuk karpet tebal sampai 20-30 cm.
Sesbania glandiflora atau turi - Tumbuh tegak dapat mencapai tinggi sampai 15 m dengan diameter batang bawah ± 30 cm - Cabangnya sedikit, bentuk buah panjang seperti kacang panjang dengan warna hijau pada waktu masih muda, dan coklat kekuningan pada saat sudah masak
Stylosanthes guinensis - Tumbuh tegak atau agak rebah - Membentuk rumpun yang berdaun lebat - Batang dapat mencapai tinggi 1,5 m, daun relative kecil berbentuk ellips, sempit agak panjang, sedikit berbuku - Bunga berwarna kuning, kecil – kecil berbentuk kupu-kupu
Indigofera arrecta Tanaman Indigofera Sp tahan terhadap kekeringan, sehingga dapat menjadi sumber pakan pada musim kemarau. Memiliki ciri-ciri morfologi antara lain : bentuk daun lonjong memanjang berwarna hijau, dengan panjang daun 6,93 cm dan lebar daun 2, 49 cm. Tinggi pohon sekitar 400 cm dan rataan produksi per pohon sekitar 2,595 kg.
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
16
Tamarindus indica Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Batang pohonnya yang cukup keras dapat tumbuh menjadi besar dan daunnya rindang. Daun asam jawa bertangkai panjang, sekitar 17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning kemerah-merahan dan buah polongnya berwarna coklat dengan rasa khas asam. Di dalam buah polong selain terdapat kulit yang membungkus daging buah, juga terdapat biji berjumlah 2 - 5 yang berbentuk pipih dengan warna coklat agak kehitaman. Medicago Sativa L atau alfalfa - Alfalfa sangat prima ditinjau dari kandungan protein, lemak maupun serat kasarnya, sehingga sangat penting bagi ternak ruminansia dibandingkan rumput gajah atau hijauan lainnya - Akar memiliki bintil-bintil nitrogen - Kadar protein sekitar 18 – 22%
Mimosa pudica Tumbuh di pinggir jalan, tanah lapang, cepat berkembang biak, tumbuh tidur ditanah, kadangkadang tegak. Batang bulat, berbulu dan berduri. Daun kecil-kecil tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna hijau (ada yangwarna kemerahmerahan). Bila daun disentuh akan menutup (sensitif plant). Bungabulat seperti bola, warna merah muda, bertangkai.
Flemingia congesta atau Orok-orok hutan Semak, menahun, tinggi 0,5-2 m. Tegak, bulat, permukaan kasar, coktat. Majemuk, berbilang 3, tersebar, helai daun bentuk lonjong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 10-18 cm, tebar 5-7 cm, tangkai pendek, pertulangan menyirip, permukaan berbulu, hijau. Majemuk, di ketiak daun, bentuk malai, panjang 10-15 cm, kelopak panjang 1 cm, benang sari pendek, putih, putik satu, panjang ± 2 mm, mahkota bentuktabung, panjang 5-11 mm, putih. Polong, lonjong, panjang 3-13 mm, lebar 6 mm, masih muda hijau setelah tua coklat. Bulat, kecil, hitam. Tunggang, putih kecoklatan.
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
17
4.2 Pengukuran Produksi Pastura Dengan Metode Pasture Sampling
Luas Lemparan pastura 1 Rumput 755 segar (g) Setelah dikeringkan 0.420 (g)
Lemparan 2
Lemparan 3
Lemparan 4
Lemparan 5
Rata-rata
340
235
140
455
385
0.150
0.050
0.075
0.250
0.185
Estimasi Produksi (A)
Keb. BK/ekor (4%XBB) (B)
3.080 kg/ha
2880 kg/th
Kapasitas Tampung =A/B (ekor/ha/th) 4 ekor/ha/th
Pembahasan Dik: Ukuran square sampling = 50 X 50 cm atau 0,5 X 0,5 m Rata-rata produksi rumput = 385 gr Luas lahan 1 ha = 10000 m BK rumput = 20% = 20% X 385 = 77 Jawab: 0,5 X 0,5 = 0,25 m dijadikan 1 m 0,25 (x) = 1 X=
,
= 4
Produksi per square sampling rata-rata = 77 X 4 = 308 gr
Estimasi Produksi/ha (A) = estimasi luas lahan/ha X produksi per Square sampling rata-rata. = 10.000 X 308 = 3.080.000 gr
=
..
= 3.080 kg/ha
Kebutuhan BK/ekor (B) = (4%XBB), misalkan BB sapi 200 kg selama 1 tahun (360 hari) = 4% X 200 = 8 kg/hr Dalam 1 th = 8 X 360 = 2.880 kg/th Kapasitas tampung = A/B, misalkan umur panen 90 hari. Jadi panennya 4 kali/th Produksi/tahun = 3.080 X 4 = 12.320kg/th Jadi kapasitas tampung = A/B
=
. .
= 4 ekor/ha/th
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
18
4.3. Mengukur Produksi Biji Tanaman Indigofera
Buah indigofera yang dipanen dalam keadaan basah.
Hasil Penimbangan Pengambilan
Buah indigofera yang dipanen dalam keadaan kering batang.
P. Segar/gr
P.Kering/gr
P.Biji/gr
% Polong/gr
sampel
(A)
(B)
(C)
(D)
Basah (Muda)
10.565 gr
2.750 gr
0.465 gr
2.285 gr
Kering (Tua)
2.990 gr
1.935 gr
0.470 gr
1.465 gr
6.7775 gr
2.3425 gr
0.4675 gr
1.875 gr
Rata-rata
Hitungan Produksi Biji % Sampel Produksi Kering (%) = (B/A) X 100
Kulit Polong (%) =(D/B) X 100
X 100 Produksi Biji (%) = (C/B)X 100
1 . Hijau
26.02934
83.09091
16.90909
2. Coklat Tua
64.71572
75.71059
24.32712
Rataan
45.37%
79.4 %
20.61%
Dari biji kering dipisahkan antara biji berisi (bagus) dan biji kempes (tidak berisi ) kemudian hitung persen biji bagus Sampel Biji Bagus (G) Produksi Biji Biji Bagus (%) Biji Jelek (%) Jelek (G) 1 . Hijau
0.38 kg
0.03 kg
81,7
6,4
2. Coklat Tua
0.42 Kg
0.06 kg
89,3
12,7
Rataan
0.40 kg
0.045 kg
85,6
9,5
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
19
4.4. Persiapan Lahan 4.4.1. Pengolahan Lahan Menggunakan Traktor Pengolahan tanah dalam rangka mempersiapkan lahan tanam membutuhkan peralatan untuk memudahkan dalam pengolahan lahan. Ada tiga macam sumber tenaga, antara lain tenaga manusia, tenaga hewan, dan tenaga mesin atau traktor. Berdasarkan hasil praktikum pengolahan lahan menggunakan traktor tipe Quick G1000, menggunakan alat bantu dinilai lebih ekonomis karena dapat menghasilkan luasan yang besar dalam waktu yang relatif singkat, namun perlu diperhatikan bahwa kebutuhan bahan bakar tergantung dari besar daya dari alat yang digunakan. Semakin besar daya maka kebutuhan bahan bakar semakain besar, hal ini tentu akan menambah biaya operasional. 4.4.2. Pengolahan Lahan Secara Manual Pengolahan lahan secara manual dilakukan diatas lahan seluas 3 x 6 meter, yang selanjutnya akan digunakan sebagai tempat menanam hijauan sebanyak 3 jenis yaitu rumput setaria, rumput gajah, dan sorghum. Pengolahan diawali dengan membersihkan sisa sisa vegetasi yang masih tumbuh, kemudian membolak balikan tanah dengan cangkul sampai gembur. Setelah itu melakukan pengukuran jarak tanam dan jumlah lubang tanam yang dibutuhkan. 4.4.3. Pemupukan dasar. Pemupukan dasar dilakukan satu minggu sebelum penanaman dilakukan. Pupuk kandang yang digunakan yaitu kotoran ayam dicampur sekam sisa liter. Luas lahan yang tersedia seluas 6 x 3 meter, jumlah lubang untuk menanam rumput gajah sebanyak 15 lubang, 2 rumput setaria 35 lubang dan sorghum 15 lubang. Jadi didalam lahan seluas 18 m terdapat lubang sebanyak 15 + 35 + 15 = 65 lubang. Pemupukan dasar menggunakan patokan kebutuhan pupuk per ha yaitu 20 ton. Jadi luas lahan 3 x 6 m membutuhkan pupuk sebanyak 18/10000 x 20000 = 36 kg. Bila tersedia lubang sebanyak 65 jadi pupuk yang dibutuhkan adalah 36000 gr/ 65 lu bang = 554 gram. 4.5 . Penanaman Hijauan 4.5.1. Menanam rumput gajah ( Pennisetum purepureum ) Dari lahan yang tersedia, luas yang digunakan untuk menanam rumput gajah disesuaikan dengan jarak tanam yaitu, 0,75 cm. Dari lahan 18 m2 diambil seluas 1,5 m x 3 m sehingga jumlah lubang yang didapatkan yaitu 3/0,75 + (1) = 5 dikalikan dengan 1,5/0,75 + (1) = 3 didapatkan hasil 15 lubang. Rumput gajah dapat ditanam dengan cara stek dan pols. Setelah dilakukan pengamatan dan pengukuran selama tiga minggu didapatkan data rata rata seperti pada tabel dibawah ini.
Rata- rata pertumbuhan Pennisetum purepureum Minggu
Tinggi rumput
Panjang daun
Lebar daun
Jumlah anakan
1
7
6.4
0.4
0.6
2
9.3
7.9
0.7
1.4
3
15.6
15
0.7
2.3
4
16.4
14.7
1.3
3.7
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
20
Data grafik pertumbuhan pennisetum purepureum
16," 1",7
15,6 15
20
Minggu 1
15
,3
Minggu 2 7,9
10 6,"
5
0,7 0,7
0 Tinggi rumput Panj ng da n
4.5.2
3,7
1,3
7
0," Lebar daun
Minggu 3 Minggu "
2,3 1,"
0,6
Jumla ana!an
. Menanam Rump t Setaria.
Jarak tanam rumput setaria adalah 0.5 m, dari lahan yang tersed ia luas lahan yang digunakan yaitu 2 x 3 meter, adi lubang yang didapat adalah 2/0,5 +(1)= 5 dikalikan dengan 3/0,5+(1) = 7 jadi total luba g untuk setaria sebanyak 35 lubang. Rum ut setaria ditanam dengan cara sobekan dan ba ian daun dipotong. Hasil pengukuran terha dap rumput setaria yang ditanam tersaji pada tab l dibawah ini. Rata –rata pertumbuhan Setaria Tinggi rump t
Panjang daun
Lebar daun
Jumlah anakan
Minggu 1
33.9
16.1
0.9
2.3
Minggu 2
38.8
22.9
1.3
5.9
Minggu 3
31.8
17.3
1.5
8.9
Minggu 4
32.2
21
1.6
11.3
Data grafik pertumbuhan Setaria Sp Mi ggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu "
38,8 33,9
31,8 32,2 22,9 6,1
21 17,3 5,9 0,9 1,3 1,5 1,6
Tinggi rumput
Panjang daun
Laporan Praktikum Produ si hijauan Pakan
Lebar daun
8,9
11,3
2,3
Juml ana!an
21
Dari tabel rata rata an grafik pertumbuhan rumput setaria di tas terlihat bahwa jumlah tinggi tanaman punc knya minggu ke dua yaitu mencapai 38,8 cm, pada minggu berikutnya grafik terlihat menurun karena dipengaruhi oleh beberapa f ktor salah satunya yaitu ternak yang masuk kel han, sehingga mengganggu tanaman. Mes ipun demikian hal tersebut tidak mempengaruhi terhadap pertumbuhan lebar daun dan ju lah anakan karena grafiknya mengalami peningk atan meskipun jumlahnya tidak begitu besar. 4.5.3
Menanam sorghum.
Sorgum ditanam den an biji sebanyak 5 butir untuk satu lubang. Jarak tanam yang digunakan adalah 0,75 cm. Ju mlah yang dapat ditanam yaitu 3/0,75+(1) = 5 dikalikan dengan lebar 1,5/ 0,75+(1) = 3 jad i sorgum dapat ditanam di 15 lubang ya g tersedia. Untuk memenuhi jumlah lubang dibutuhkan biji sebanyak 5 x 15 = 75 butir biji s orghum. (ata Pertumbuan Tanaman )&rgum Minggu 'e
%& m& r tanaman
1
2
3
"
a
8,5
17,5
2"
13
b
6
21
15
d
","
11
15
e
6,5
18,5
20
$
2
g
8,7
17
23
# 18
15
i j
Laporan Praktikum Produ si hijauan Pakan
22
Dari data pengukuran pertumbuhan sorghum, hanya beberapa yang dapat t umbuh. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengolahan lahan yang tidak maksimal, pengemburan tanah terlalu padat, bahan tanam yang telah rusak, hilangnya daya tumbuh, gagal dalam berkecambah dan kematian kecambah. Fase rawan perkecambahan dipengaruhi oleh air, udara, temperatur dan kelembaban. Sedangkan fase rawan pemantapan kecambah dipengaruhi oleh kekeringan, penutupan dengan tanah tidak sempurna, biji terlalu dalam dan tanah yang terlalu keras. Jika diperhatikan dari tabel dan grafik diatas, pertumbuhan menurun karena disebabkan oleh faktor lingkungan. Adanya ternak yang memasuki area penanaman dapat mengganggu hijauan yang baru ditanam karena lahan terinjak injak dan kemungkinan tunas yang baru tumbuh juga dimakan. 4.6. Mengatasi Masalah Dormansi Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. Dengan demikian, dormansi merupakan suatu reaksi atas keadaan fisik atau lingkungan tertentu. Pemicu dormansi dapat bersifat mekanis, keadaan fisik lingkungan, atau kimiawi. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Dari sumber online http://raseko.blogspot.com/2011/10 mengatakan bahwa dormansi adalah suatu keadaan di mana terjdinya pertumbuhan yang tertunda, karena tanaman berada pada fase istrahat. Dormansi ini berlangsung pada suatu periode tertentu. Biasanya hal ini di pengaruhi oleh lingkungan. Suatu tumbuhan akan melakukan dormansi jika lingkungan dianggap tidak menguntungkan pada saat itu.
Hasil praktikum pengamatan dormansi disajikan pada tabel dibawah ini : Sesbania glandifora
Perlakuan Air panas H2so4 Abrasi Kontrol
minggu ke 1 0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
minggu ke 4 0 0 0 0
0 0 0 0
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
jumlah
1 1 1 1
1 1 1 1
6 6 6 6
Indigofera arecta
Perlakuan
minggu ke 1
Air panas 0 0 0 0 0 0 H2so4 0 0 0 0 0 0 Abrasi 0 0 0 0 0 0 Kontrol 0 0 0 0 hijauan 0 Pakan 0 Laporan Praktikum Produksi
minggu ke 4 1 1 1 0
1 1 1 0
0 1 1 0
0 1 1 0
0 0 1 0
jumlah
0 0 1 0
2 4 6 0
23
Pengamatan dormansi diatas dilakukan menggunakan empat macam perlakuan, yaitu perendaman dengan asam sulfat (H2SO4), perendeman dengan air panas, pengikisan dan tanpa perlakuan atau kontrol. Biji yang digunakan dalam pengamatan yaitu biji indigofera dan biji turi. Dari pengamatan selama satu minggu pertama sejak penanaman, biji turi hampir semua perlakuan tidak menunjukan perbedaan hal tersebut dikarenakan biji turi mempunyai daya viabilitas tinggi sehingga tidak mengalami kesulitan untuk berkecambah. Sedangkan pada sampel biji indigofera, pengamatan sampai minggu ke empat masing masing perlakuan memiliki perbedaan pertumbuhan. Antara lain perlakuan perendaman dengan air panas biji yang tumbuh 2 buah, H2SO4 sebanyak 4 buah, abrasi sebanyak 6 buah dan tanpa perlakuan belum ada yang menunjukan pertumbuhan. Perendaman dengan air panas dimaksudkan agar kulit biji mudah menyerap air oleh benih didalam biji. Keberhasilan perlakuan ini dipengaruhi oleh ketebalan kulit biji dan lama perendaman. Perendaman dengan bahan kimia seperti asam sulfat untuk memudahkan kulit biji dimasuki air pada saat proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah. Sementara itu perlakuan dengan pengikisan atau skarifikasi bertujuan untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas.
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
24
BAB V KESIMPULAN
Dari serangkaian kegiatan praktikum bahan makanan ternak dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Jenis jenis hijauan yang dapat diberikan ke ternak pada umumnya ada dua kelompok yaitu leguminosa dan graminae atau rerumputan. Jenis leguminosa antara lain lamtoro, gamal, indigofera, kalopo, sengon, turi, stylo, arachis dan lain lain. Sedangkan rumput yang umum dibudidayakan antara lain rumput gaja, setaria, rumput BD, rumput BH, rumput benggala , rumput karpet dan masih banyak lagi. 2. Pada pengamatan dormansi perlakuan dengan menggunakan metode abrasi menunjukan pertumbuhan yang lebih cepat di bandingkan metode air panas dan asam sulfat. 3. Pertumbuhan dan pertambahan jumlah anakan pada rumput Setaria Spacelata di rata-ratakan lebih tinggi pada minggu ke empat. 4. Pengukuran produksi biji menghasilkan biji tertinggi pada sampel yang sudah mengering dibatang. Sedangkan yang kulit bijinya masih segar menghasilkan biji kering lebih sedikit. 5. Penanaman hijauan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti stek, sobekan dan menggunakan benih. Cara stek digunakan untuk menanam rumput penissetum purpureum atau rumput gajah, sobekan untuk menanam rumput setaria spacelata dan biji untuk menanam sorghum.
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
25
DAFTAR PUSTAKA
Akbarilah, tris dan hidayat . 2012. Petunjuk praktikum produksi hijauan pakan. Jurusan peternakan unib. Armiadi Semali, Bambang Setiadi dan MH . Togatorop. Prospek Pengembangan Hijauan Pakan Ternak Di Lahan Pasang Surut Dan Rawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor Bambang R. Prawiradiputra, 2003 Sistem Produksi Hijauan Pakan di Lahan Kering DAS Jratunseluna. Balai Penelitian Ternak, PO BOX 221, Bogor 16002. (Diterima dewan redaksi tanggal 2 Juni 2003). Muliwarni dan Baharudin Wawo . Pedoman Budidaya Dan Produksi Hijauan Makanan Ternak. Sitanala ,Arsya .(2006). Konservasi Tanah dan Air. Bogor, IPB Press. Hal 154 – 155 BACAAN ONLINE http://setiono774.blogspot.com/2011/01/perlakuan-benih.html http://ras-eko.blogspot.com/2011/10/dormansi-dormansi-adalah-suatu-keadaan.html http://id.wikipedia.org/wiki/Dormansi http://sutanmuda.wordpress.com/2008/07/22/budidaya-rumput-gajah-untuk-pakan-ternak/ http://epetani.deptan.go.id/budidaya/pengolahan-kotoran-sapi-sebagai-pupuk-organik-1821 http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-hijauan-makanan-ternak-hmt-6918
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
26
LAMPIRAN
1. Data pengukuran pertumbuhan rumput gajah
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
27
2. Data pertumbuhan rumput setaria
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
28
Laporan Praktikum Produksi hijauan Pakan
29