BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Negara Indonesia yang terletak pada daerah tropis menyimpan keragaman hayati yang tinggi, termasuk keragaman ikan hias air tawar. Komuditas ikan hias air tawar merupakan komuditas unggulan yang paling banyak diminati masyarakat. Bahkan beberapa masyarakat menjadikan komuditas-komuditas air tawar sebagai andalan perekonomian keluarga dengan cara membudidayakannya dan dipasarkan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Oleh karna itu, berbagai usaha yang dilakukan oleh pembudidaya ikan seperti kegiatan pemijahan, pendederan, pembesaran dan sebagainya menjadikan sumberdaya air tawar ini faktor utama dalam keberhasilan dalam membudidayakan. Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang banyak diminati oleh berbagai lapisan masyarakat di dalam negeri maupun di luar negeri karena komposisi warna yang dimilikinya. Salah satu jenis ikan hias air tawar yang digemari oleh masyarakat adalah ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) yang tergolong dalam salah satu strain ikan mas (Cyprinus ( Cyprinus carpio). carpio). Para penggemar ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) atau hobbies hobbies di Indonesia tidak hanya memelihara
ikan
koi
(Cyprinus (Cyprinus
carpio) carpio)
di
kolam,
tetapi
juga
diikutsertakankan dalam kontes koi sehingga dapat menaikkan gengsi bagi pemiliknya (Yulisti & Triyanti, 2012). Permintaan benih ikan hias hingga saat ini belum belum dapat dipenuhi
oleh produsen produsen benih ikan karna produksinya relatif terbatas,
padahal potensi produksi petani sangatlah besar, namun karna adanya berbagai kendala baik teknologi maupun alam, potensi produksipun belum tercapai. Tersedianya teknologi pembenihan yang murah dan mudah diterapkan oleh petani ikan akan mendorong dihasilkannya pembenihan yang berkualitas dan menjamin kontinuitas pasokan benih sesuai permintaan (Sudarti & Rawung, 2014)
1
Permasalahan diatas sangat dipengaruhi oleh aspek budidaya ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) yang dilakukan oleh pembudidaya ikan baik skala rumah tangga maupun balai benih milik pemerintah sendiri. Penguasaan teknik tersebut menjadi mutlak dalam pengembangan usaha budidaya khususnya ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) , ,
sehingga diperlukan dasar
pengetahuan, wawasan maupun keterampilan untuk melakukannya. Oleh karna itu penulis mengambil judul “ Teknik “ Teknik Pemijahan dan Perawatan Larva Ikan Koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) Di Kolam Budidaya Air Tawar Telaga Mandiri Di Desa Wairterang Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka”
1.2
Tujuan
Praktek Kerja Lapang ini difokuskan dengan melakukan pemijahan dan pemeliharaan larva terhadap ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui dan memahami teknik pemijahan hingga perawatan larva ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) secara tepat untuk meningkatkan produktivitas ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) secara carpio) secara maksimal. 2. Mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan pemijahan ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) seperti pemilihan induk yang baik, persiapan kolam pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, manajemen pemberian pakan dan pengelolaan kualitas serta penanggulangan hama dan penyakit. 3. Mengetahui berbagai permasalahan yang muncul dalam kegiatan pemijahan ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio). carpio).
1.3
Manfaat
Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut : 1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang teknik pemijahan dan pemeliharaan larva ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) secara tepat.
2
2. Sebagai informasi kepada pembudidaya dan penggemar ikan hias dalam memahami teknik pemijahan dan perawatan larva ikan koi (Cyprinus carpio). carpio). 3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan melaksanakan pemijahan dan perawatan ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio).
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Klasifikasi dan Morfologi Ikan Koi ( Cyprinus carpio)
Menurut Redaksi PS (2008), klasifikasi ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) adalah sebagai berikut : Kingdo
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Osteichthyes
Ordo
: Cypiriformes
Sub ordo
:
Family
: Cypridae
Cyprinoidea
Sub family : Cyprinidae Genus
: Cyprinus
Spesies
: Cyprinus carpio
Gambar 1. Morfologi Ikan Koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio). carpio). Menurut Susanto (2008) Ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) memiliki badan yang berbentuk seperti torpedo dengan menggunakan sirip sebagai alat geraknya, sirip-sirip yang melengkapi sebagai morfologi ikan koi tersebut adalah sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuah sirip ekor, untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak, dan selaput sirip. Selaput sirip merupakan 4
"sayap" yang memungkinkan ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) mempunyai tenaga dorong yang lebih kuat apabila berenang.. Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak, sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah, sirip anus mempunyai mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Morfologi koi tidak jauh berbeda dengan ikan species lainnya, badan koi ditutupi oleh dua lapisan kulit, yaitu kulit luar (epidermis) dan kulit dalam (dermis). Epidermis berguna untuk melindungi kulit dari lingkungan luar atau sebagai proteksi seperti benturan, kotoran, dan hama penyakit (Bachtiar, 2002 disitasi Kismiyati disitasi Kismiyati et al ,. ,. 2013).
2.2
Fisiologi Ikan Koi (Cyprinus carpio)
Menurut Redaksi PS (2008) Fisiologi ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) adalah sebagai berikut : 1. Sistem Pernafasan Ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) bernafas dengan ingsan (Gil (Gil l) l) yang terletak disisi kanan dan kiri, tertutup penutup insang (Operculum) Operculum). Air yang masuk melalui insang membawah oksigen (O2), kemudian O2 diikat oleh selaput tipis (Gill ( Gill filament ) di insang, sedangkan CO2 dikeluarkan melewati insang pula. 2. Sistem Peredaran Darah Ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) merupakan binatang berdarah dingin, artinya temperatur suhunya sangat dipengaruhi pada temperaturan air dan akan berubah sesuai dengan temperature lingkungan. Ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) tidak mampu menyesuaikan produksi panas metabolismenya atau mengendalikan kehilangan panas tubuhnya melalui mekanisme fisiologi. Oleh karna itu, temperature tubuh tidak bisa konstan dan akan berubah mengikuti perubahan temperature
tubuhnya melalui
lakunya.
5
penyesuaian
tingka
3. Sistem Pencernaan Pakan bersama air yang masuk ke dalam mulut langsung ditelan, air keluar melalui lubang insane setelah keping ingsang (Gill ( Gill rakers) rakers) menyerap oksigen. Dari kerongkongan, pakan masuk ke usus yang panjangnya sekitar lima kali panjang tubuhnya. Di usus inilah pakan dicerna, bagian yang tidak di serap oleh tubuh di keluarkan melalui anus berupa Faces. Faces. Sementara nutrisi pakan akan diserap tubuh kemudian digunakan untuk krbutuhan hidup pokok (bernafas, berenang, metabolism, dan lainnya) serta sisanya digunakan untuk pertumbuhan dan reproduksi. reproduksi.
2.3
Siklus Hidup
Amri dan Khairum (2002), menyatakan bahwa ikan mas dan ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) adalah ikan jenis air tawar yang berkerabat sangat dekat karna merupakan spesies yang sama tetapi berbeda ras, begitu juga dalam siklus hidupnya, ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) sama dengan ikan mas. Perkembangan di dalam gonad yakni ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur, dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma. Embrio akan tumbuh dalam telur yang telah dibuahi spermatozoa. Dua sampai tiga hari telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva dengan ukuran berkisar 0,5-0,6 mm dengan bobot antara 18-20 mg. Larva kemudia berubah menjadi kabul (larva stadia akhir) waktu 4-5 hari, 2-3 minggu kabul akan menjadi burayak (stadia benih) yang mempunyai ukuran panjang 1-3 cm dan bobot 0,1-0,5 gram. Dalam waktu 2-3 minggu kemudian, burayak menjadi benih besar yang mempunya ukuran panjang 3-5 cm dengan bobot 0,5-2,5 gram, dan dalam waktu tiga bulan akan menjadi gelondongan yang mempunyai bobot 100 gram dan gelondongan tersebut akan tumbuh terus sampai menjadi induk.
6
2.4
ypr i nus car car pi o) Jenis-Jenis Ikan Koi ( C ypr Menurut Susanto (2008), terdapat beberapa jenis ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) diantaranya adalah : 1. Kohaku Kohaku adalah varictas koi berwarna putih dengan bercak merah dibadannya.
Gambar 2. Kohaku.
2. Show-sanke Show-sanke adalah koi berwarna hitam dengan bercakak putih dan merah dibadannya.
Gambar 3. Show-sanke. Show-sanke. 3. Taisho-sanke adalah varietas koi mempunyai warna badan putih dengan bercak merah pada bagian badannya.
Gambar 4. Taisho-sanke. Taisho-sanke. 7
4. Utsurimono Utsurimono varietas koi yang mempunyai warna hitam dengan bercak warna putih berbentuk kerucut kerucut di bagian badannya.
Gambar 5. Utsurimono. Utsurimono. 5. Bekko adalah Bekko adalah varietas koi yang mempunyai warnah putih, merah dan kuning.
Gambar 6. Bekko 6. Bekko.. 6. Asagi adalah Asagi adalah varietas koi yang mempunyai badan berwarna biru atau kuning kebiruan.
Gambar 7. Asagi 7. Asagi..
8
7. Shusi Shusi adalah koi yang mempunyai sisik besar, kulitnya lembut dan mempunyai tanda merah ditubuhnya.
Gambar 8. Shusi. Shusi. 8. Koromo adalah Koromo adalah koi yang mempunyai warna hitam.
Gambar 9. Koromo 9. Koromo.. 9. Kawarimono Kawarimono adalah koi mempunyai warna hitam, kuning, hitam putih dan kuning. kuning.
Gambar 10. Kawarimono 10. Kawarimono..
9
10. Ogon adalah Ogon adalah koi yang badannya berwarna emas.
Gambar 11. Ogon. Ogon . 11. Hikarimoyo 11. Hikarimoyo adalah adalah koi yang mempunyai kombinasi 2 atau lebih.
Gambar 12. Hikarimoyo 12. Hikarimoyo.. 12. Kin 12. Kin gin rin adalah rin adalah koi yang mempunyai tanda perak dibadannya.
Gambar 13. Kin 13. Kin gin rin. rin.
10
13. Tanco adalah Tanco adalah koi yang mempunyai warna putih dengan tanda merah hanya pada bagian kepalanya.
Gambar 14. Tanco. Tanco.
2.5
Habitat dan Daerah Penyebarannya
Ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) hidup ada iklim sedang di perairan tawar, ikan ini dapat hidup pada suhu 8- 30˚C 30˚C sehingga bias dipelihara di daerah dataran tinggi atau rendah (150-600 m dpl). Ikan koi koi ( Cyprinus carpio) carpio) tidak tahan mengalami goncangan penurunan suhu yang drastis dan tibatiba, penurunan suhu hingga 5˚C 5 ˚C dalam tempo yang singkat dapat menyebabkan ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) stres. Pada suhu rendah, 7˚C 7˚C ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) akan bergerak dengan lambat dan cenderung berada di dasar air. Meskipun termasuk hewan air tawar, tetapi ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) masih bisa bertahan di perairan air payau dengan kadar garam 20-30 ppm. Nenek moyang ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) adalah ikan mas atau carp yang ang berasal berasa l dari Asia Timur. Tim ur. Ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) ditemukan pada zaman Dinasti Cina pada tahun 265-315 sebelum Masehi di Cina, kemudian diperkenalkan ke Jepang (Redaksi PS, 2008). Pusat pembenihan ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) di Jepang berada di daerah penggunungan Ojiya, Nigata. Di Indonesia pada tahun 1975, ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) sudah dikenal sebagai ikan hias yang diusahakan oleh para petani ikan mas Cisaat Sukabumi Jawa Barat. Hanya saja, ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) masih ikan seleksi dari ikan mas yang digunakan untuk lauk. Sejalan dengan dengan perkembangan zaman, kini sudah banyak anggota masyarakat yang secara khusus membudidayakan ikan koi ( Cyprinus 11
carpio) carpio) dan tidak lagi didominasi petani ikan di salah satu wilayah, tetapi sudah menyebar keseluruh wilayah (Susanto, 2008).
2.6
Pakan dan Kebiasaan Makan
Di dalam air, ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) dapat mengenali pakannya, bahkan mencarinya diantara lumpur dan kotoran karena ikan koi (Cyprinus carpio) carpio)
mempunyai
organ
penciuman
yang
sangat
tajam.
Organ
penciumman ini berupa dua pasang kumis yang berada disekitar mulutnya (Susanto, 2008). Ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) termasuk omnivore (pemakan sagalanya), ketika kecil, ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) menyantap udang-udangan renik serta dapnia dan setelah ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) menjadi dewasa akan memakan serangga air, jentik nyamuk, lumut yang menempel di batu serta daun. Untuk mendapatkan makanan, ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) sering mengaduk-aduk lumpur yang biasanya dihuni cacing dan binatang kecil lainnya. Ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) tidak mempunyai gigi rahang, sehingga mangandalakan gigi taring yang ada di rongga mulutnya (Redaksi PS, 2008).
2.7
Proses Pemijahan Ikan Koi (Cyprinus carpio)
Menurut Nugroho & Kristanto (2008), ada dua teknik pemijahan yang sering dilakukan adalah : 1. Pemijahan alami yaitu : pemijahan ikan yang terjadi secara alami tanpa adanya pemberian rangsangan hormonal maupun perlakuan lainnya. 2. Pemijahan buatan yaitu : pemijahan yang dilakukan dengan cara pemberian
rangsangan
hormonal
untuk
mempercepat
proses
reproduksi, baik dari induk ikan jantan (menghasilakan sperma) maupun betina (menghasilkan sel telur).
12
2.7.1. Persiapan Kolam Pemijahan
Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam di keringkan di bawah terik matahari. Pintu pemasukan dipasang saringan untuk mencegah telur yang mungkin hanyut. Telur ikan menempel (adesif ( adesif ) sifatnya, penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk memijahkan ikan koi (Cyprinus carpio). carpio). Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan rata, panjang 120 cm dan lebar 40 cm. c m. Jumlah J umlah kakaban yang diperlukan disesuaikan dengan besar induk betina, biasanya 46 buah untuk setiap 1 kg induk betina. Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh. Diatas kakaban diberi bambu dan diikat agar kumpulan kakaban tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang, kakaban dibersihkan, dicuci dan dibilas agar terbebas dari lumpur. Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke kolam
pemijahan untuk merangsang pasangan koi koi yang akan
memijah. Selain kakaban, tempat menempel telur bisa juga menggunakan tanaman Hydrilla yang disusun atau potongan tali raffia sebagai pengganti ijuk ( Susanto, 2008 ).
2.7.2. Seleksi Induk
Menurut Susanto (2008) Umur ikan untuk dipijahkan berkisar antara 2-3 tahun. Seleksi induk harus dilakukan dengan hati-hati yaitu yang sudah matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah menghailkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang. Sementara matang tubuh artinya secara fisik calon induk sudah siap menjadi indukinduk produktif. Ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) yang mengalami gangguan fisik atau psikis akan menjadi stres sehingga ikan tidak akan memijah. Pemijahan ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) dilakukan pada induk-induk yang baik dan sehat. 13
Dalam penyeleksian induk ini, ada hal penting yang harus diperhatikan
terutama
bagi
para
pembudidaya
pemula
atau
penggemar ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) agar tidak salah dalam menentukan induk jantan dengan induk betina. Ada perbedaan antara ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio)
berapa
Menurut Redaksi SP
(2008) dapat dilihat pada table 1 : Tabel 1. Perbedaan Spesifik Ikan Koi (Cyprinus carpio) Jantan carpio) Jantan dan Betina. No Ciri-ciri Jantan Betina 1 Tubuh Ramping Gendut
2.7.3
2
Perut
Mengecil
Membesar
3
Anus
Menonjol
Cekung Kedalam
4
Bagian perut ke Bila dipijat akan Bila dipijat keluar anus mengeluarkan cairan bening seperti susu kekuningan
5
Gerakan Berenang
Gesit
Lamban
6
Pertumbuhan
Lebih cepat
Lamban
Pemijahan
Menurut Takano (2003) induk terpilih yang sudah betul-betul matang dilepaskan kedalam kolam atau bak pemijahan yang sudah dipersiapkan. Pemijahan dilakukan dalam bak yang terbuat dari semen, sebelum bak bak digunakan dilakukan pencucian, pengeringan selama 2 hari, kemudian dilanjutkan dengan pengisian air dengan ketinggian 100 cm. Adapun teknologi dalam pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) dapat dilakukan dimulai dari persiapan kakaban, kemudian induk betina dimasukkan terlebih dahulu kedalam kolam agar induk betina melakukan adaptasi yang cukup sehingga induk tidak stres. Dengan demikian telur yang di keluarkan dapat banyak dan berkualitas.
14
Pemijahan ikan dilakukan dengan cara memasangkan induk ikan mas jantan dan betina di dalam kolam pemijahan ikan dengan perbandingan jantan dan betina adalah 3:1. Selanjutnya ikan mas akan melakukan perkawinan secara alami dan biasanya baru berlangsung pada malam hari (tengah malam) dengan selang waktu 11-18 jam setelah dipasangkan. Ikan jantan yang siap memijah dilihat dari aktifnya mengejar ikan betina dan membawa ikan betina kesekitar substrat yang telah disisapkan dan melepas sperma setelah ikan betina melepaskan telur di sekitar substrat. ikan betinah memijah dengan cara melepaskan telurnya di substrat yang telah disediakan sehingga telur menempel pada substrat (Sriati et al ,. ,. 2012)
2.7.4
Penetasan Telur
Pada waktu akan terjadi penetasan, embrio sering mengubah posisinya karena kekurangan ruang di dalam cangkangnya. Dengan pergerakanpergerakan tersebut bagian cangkang telur yang lembek akan pecah. Dengan dua atau tiga kali pembetulan posisinya embryo itu mengatur dirinya lagi. Biasanya pada bagian cangkang yang pecah ujung ekor embryo dikeluarkan terlebih dahulu sambil digerakkan. Kepalanya dikeluarkan terakhir karena ukurannya lebih besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya, lai nnya, tetapi banyak juga didapatkan kepala yang dikeluarkan terlebih dahulu. Ada beberapa telur yang mati, hal ini menunjukkan bahwa tidak semua telur yang terbuahi ( fertil fertil ) akan menetas menjadi larva. Telur tidak menetas ini dapat disebabkan oleh kualitas telur yang kurang baik ditandai dengan adanya campuran air pada saat pengambilan telur. Penyebab lainnya adalah kondisi telur yang saling tempel atau saling tindih pada saat penyebaran di saringan penetasan sehingga sirkulasi oksigen terganggu akibatnya telurtelur tersebut kekurangan oksigen dan diikuti kematian. Telur-telur yang mati akan berpotensi ditumbuhi oleh jamur Saprolegnea sp . dan jika arak telur mati yang 15
terinfeksi jamur berdekatan dengan telur fertil maka akan terjadi penularan jamur (Setyono, 2009).
2.7.5
Pemeliharaan Larva
Kelangsungan hidup terutama pada larva sangat ditentukan oleh pakan. Larva Larva
akan mengalami kematian kematian jika dalam waktu waktu
singkat tidak mendapatkan makan. Pemberian pakan yang optimal, baik kualitas mapun kuantitasnya dapat meningkatkan kelangsungan hidup (Purbomartono & Suwarsito, 2016). Tingginya sintasan benih ikan mas ini tidak lepas dari perawatan yang diberikan. Dalam tahap awal dari daur hidup ikan terutama dalam stadia larva terdapat masa kritis yang terletak pada saat, sebelum dan sesudah penghisapan kuning telur dan masa transisi mulai mengambil makanan dari luar. Sehubungan dengan hal ini, pergerakan larva atau tingkah laku larva untuk mendapatkan makanan, juga kepadatan persediaan makanan yang baik merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan hidup (Setyono, 2009) Pakan untuk larva tersebut selama masih mempunyai cadangan makanan kuning telur ditambahkan Artemia dan diseling dengan Moina sampai larva dipindah pada kolam pendederan. Larva yang telah berumur satu minggu langsung ditebar pada kolam pendederan yang telah disiapkan. Pendederan dalam kolam bertujuan untuk membesarkan benih yang masih berukuran kecil. Pemindahan larva ke kolam pendederan dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari suhu yang terlalu tinggi yang dapat mematikan benih ikan. Sebelum benih ditebar, pastikan ketinggian air sudah mencapai 40 cm atau lebih agar fluktuasi suhu kisarannya tidak terlalu lebar. Pakan yang diberikan selain pakan alami yang telah tersedia pada kolam tanah tersebut, juga ditambahkan dengan cacing sutera. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi apabila pakan alami yang tersedia di kolam tidak mencukupi untuk kebutuhan larva, mengingat jumlah larva yang banyak ( Prasetio et al ., ., 2015) 16