BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Negara Indonesia yang terletak pada daerah tropis menyimpan keragaman hayati yang tinggi, termasuk keragaman ikan hias air tawar. Komuditas ikan hias air tawar merupakan komuditas unggulan yang paling banyak diminati masyarakat. Bahkan beberapa masyarakat menjadikan komuditas-komuditas air tawar sebagai andalan perekonomian keluarga dengan cara membudidayakannya dan dipasarkan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Oleh karna itu, berbagai usaha yang dilakukan oleh pembudidaya ikan seperti kegiatan pemijahan, pendederan, pembesaran dan sebagainya menjadikan sumberdaya air tawar ini faktor utama dalam keberhasilan dalam membudidayakan. Ikan hias merupakan salah satu komoditas perikanan yang banyak diminati oleh berbagai lapisan masyarakat di dalam negeri maupun di luar negeri karena komposisi warna yang dimilikinya. Salah satu jenis ikan hias air tawar yang digemari oleh masyarakat adalah ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) yang tergolong dalam salah satu strain ikan mas (Cyprinus ( Cyprinus carpio). carpio). Para penggemar ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) atau hobbies hobbies di Indonesia tidak hanya memelihara
ikan
koi
(Cyprinus (Cyprinus
carpio) carpio)
di
kolam,
tetapi
juga
diikutsertakankan dalam kontes koi sehingga dapat menaikkan gengsi bagi pemiliknya (Yulisti & Triyanti, 2012). Permintaan benih ikan hias hingga saat ini belum belum dapat dipenuhi
oleh produsen produsen benih ikan karna produksinya relatif terbatas,
padahal potensi produksi petani sangatlah besar, namun karna adanya berbagai kendala baik teknologi maupun alam, potensi produksipun belum tercapai. Tersedianya teknologi pembenihan yang murah dan mudah diterapkan oleh petani ikan akan mendorong dihasilkannya pembenihan yang berkualitas dan menjamin kontinuitas pasokan benih sesuai permintaan (Sudarti & Rawung, 2014)
1
Permasalahan diatas sangat dipengaruhi oleh aspek budidaya ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) yang dilakukan oleh pembudidaya ikan baik skala rumah tangga maupun balai benih milik pemerintah sendiri. Penguasaan teknik tersebut menjadi mutlak dalam pengembangan usaha budidaya khususnya ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) , ,
sehingga diperlukan dasar
pengetahuan, wawasan maupun keterampilan untuk melakukannya. Oleh karna itu penulis mengambil judul “ Teknik “ Teknik Pemijahan dan Perawatan Larva Ikan Koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) Di Kolam Budidaya Air Tawar Telaga Mandiri Di Desa Wairterang Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka”
1.2
Tujuan
Praktek Kerja Lapang ini difokuskan dengan melakukan pemijahan dan pemeliharaan larva terhadap ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui dan memahami teknik pemijahan hingga perawatan larva ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) secara tepat untuk meningkatkan produktivitas ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) secara carpio) secara maksimal. 2. Mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan pemijahan ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) seperti pemilihan induk yang baik, persiapan kolam pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, manajemen pemberian pakan dan pengelolaan kualitas serta penanggulangan hama dan penyakit. 3. Mengetahui berbagai permasalahan yang muncul dalam kegiatan pemijahan ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio). carpio).
1.3
Manfaat
Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah sebagai berikut : 1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang teknik pemijahan dan pemeliharaan larva ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) secara tepat.
2
2. Sebagai informasi kepada pembudidaya dan penggemar ikan hias dalam memahami teknik pemijahan dan perawatan larva ikan koi (Cyprinus carpio). carpio). 3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan melaksanakan pemijahan dan perawatan ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio).
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Klasifikasi dan Morfologi Ikan Koi ( Cyprinus carpio)
Menurut Redaksi PS (2008), klasifikasi ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) adalah sebagai berikut : Kingdo
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Osteichthyes
Ordo
: Cypiriformes
Sub ordo
:
Family
: Cypridae
Cyprinoidea
Sub family : Cyprinidae Genus
: Cyprinus
Spesies
: Cyprinus carpio
Gambar 1. Morfologi Ikan Koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio). carpio). Menurut Susanto (2008) Ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) memiliki badan yang berbentuk seperti torpedo dengan menggunakan sirip sebagai alat geraknya, sirip-sirip yang melengkapi sebagai morfologi ikan koi tersebut adalah sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah sirip anus, dan sebuah sirip ekor, untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak, dan selaput sirip. Selaput sirip merupakan 4
"sayap" yang memungkinkan ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) mempunyai tenaga dorong yang lebih kuat apabila berenang.. Sirip dada dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari lunak, sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak, sebanyak 9 buah, sirip anus mempunyai mempunyai 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Morfologi koi tidak jauh berbeda dengan ikan species lainnya, badan koi ditutupi oleh dua lapisan kulit, yaitu kulit luar (epidermis) dan kulit dalam (dermis). Epidermis berguna untuk melindungi kulit dari lingkungan luar atau sebagai proteksi seperti benturan, kotoran, dan hama penyakit (Bachtiar, 2002 disitasi Kismiyati disitasi Kismiyati et al ,. ,. 2013).
2.2
Fisiologi Ikan Koi (Cyprinus carpio)
Menurut Redaksi PS (2008) Fisiologi ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) adalah sebagai berikut : 1. Sistem Pernafasan Ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) bernafas dengan ingsan (Gil (Gil l) l) yang terletak disisi kanan dan kiri, tertutup penutup insang (Operculum) Operculum). Air yang masuk melalui insang membawah oksigen (O2), kemudian O2 diikat oleh selaput tipis (Gill ( Gill filament ) di insang, sedangkan CO2 dikeluarkan melewati insang pula. 2. Sistem Peredaran Darah Ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) merupakan binatang berdarah dingin, artinya temperatur suhunya sangat dipengaruhi pada temperaturan air dan akan berubah sesuai dengan temperature lingkungan. Ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) tidak mampu menyesuaikan produksi panas metabolismenya atau mengendalikan kehilangan panas tubuhnya melalui mekanisme fisiologi. Oleh karna itu, temperature tubuh tidak bisa konstan dan akan berubah mengikuti perubahan temperature
tubuhnya melalui
lakunya.
5
penyesuaian
tingka
3. Sistem Pencernaan Pakan bersama air yang masuk ke dalam mulut langsung ditelan, air keluar melalui lubang insane setelah keping ingsang (Gill ( Gill rakers) rakers) menyerap oksigen. Dari kerongkongan, pakan masuk ke usus yang panjangnya sekitar lima kali panjang tubuhnya. Di usus inilah pakan dicerna, bagian yang tidak di serap oleh tubuh di keluarkan melalui anus berupa Faces. Faces. Sementara nutrisi pakan akan diserap tubuh kemudian digunakan untuk krbutuhan hidup pokok (bernafas, berenang, metabolism, dan lainnya) serta sisanya digunakan untuk pertumbuhan dan reproduksi. reproduksi.
2.3
Siklus Hidup
Amri dan Khairum (2002), menyatakan bahwa ikan mas dan ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) adalah ikan jenis air tawar yang berkerabat sangat dekat karna merupakan spesies yang sama tetapi berbeda ras, begitu juga dalam siklus hidupnya, ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) sama dengan ikan mas. Perkembangan di dalam gonad yakni ovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur, dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma. Embrio akan tumbuh dalam telur yang telah dibuahi spermatozoa. Dua sampai tiga hari telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva dengan ukuran berkisar 0,5-0,6 mm dengan bobot antara 18-20 mg. Larva kemudia berubah menjadi kabul (larva stadia akhir) waktu 4-5 hari, 2-3 minggu kabul akan menjadi burayak (stadia benih) yang mempunyai ukuran panjang 1-3 cm dan bobot 0,1-0,5 gram. Dalam waktu 2-3 minggu kemudian, burayak menjadi benih besar yang mempunya ukuran panjang 3-5 cm dengan bobot 0,5-2,5 gram, dan dalam waktu tiga bulan akan menjadi gelondongan yang mempunyai bobot 100 gram dan gelondongan tersebut akan tumbuh terus sampai menjadi induk.
6
2.4
ypr i nus car car pi o) Jenis-Jenis Ikan Koi ( C ypr Menurut Susanto (2008), terdapat beberapa jenis ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) diantaranya adalah : 1. Kohaku Kohaku adalah varictas koi berwarna putih dengan bercak merah dibadannya.
Gambar 2. Kohaku.
2. Show-sanke Show-sanke adalah koi berwarna hitam dengan bercakak putih dan merah dibadannya.
Gambar 3. Show-sanke. Show-sanke. 3. Taisho-sanke adalah varietas koi mempunyai warna badan putih dengan bercak merah pada bagian badannya.
Gambar 4. Taisho-sanke. Taisho-sanke. 7
4. Utsurimono Utsurimono varietas koi yang mempunyai warna hitam dengan bercak warna putih berbentuk kerucut kerucut di bagian badannya.
Gambar 5. Utsurimono. Utsurimono. 5. Bekko adalah Bekko adalah varietas koi yang mempunyai warnah putih, merah dan kuning.
Gambar 6. Bekko 6. Bekko.. 6. Asagi adalah Asagi adalah varietas koi yang mempunyai badan berwarna biru atau kuning kebiruan.
Gambar 7. Asagi 7. Asagi..
8
7. Shusi Shusi adalah koi yang mempunyai sisik besar, kulitnya lembut dan mempunyai tanda merah ditubuhnya.
Gambar 8. Shusi. Shusi. 8. Koromo adalah Koromo adalah koi yang mempunyai warna hitam.
Gambar 9. Koromo 9. Koromo.. 9. Kawarimono Kawarimono adalah koi mempunyai warna hitam, kuning, hitam putih dan kuning. kuning.
Gambar 10. Kawarimono 10. Kawarimono..
9
10. Ogon adalah Ogon adalah koi yang badannya berwarna emas.
Gambar 11. Ogon. Ogon . 11. Hikarimoyo 11. Hikarimoyo adalah adalah koi yang mempunyai kombinasi 2 atau lebih.
Gambar 12. Hikarimoyo 12. Hikarimoyo.. 12. Kin 12. Kin gin rin adalah rin adalah koi yang mempunyai tanda perak dibadannya.
Gambar 13. Kin 13. Kin gin rin. rin.
10
13. Tanco adalah Tanco adalah koi yang mempunyai warna putih dengan tanda merah hanya pada bagian kepalanya.
Gambar 14. Tanco. Tanco.
2.5
Habitat dan Daerah Penyebarannya
Ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) hidup ada iklim sedang di perairan tawar, ikan ini dapat hidup pada suhu 8- 30˚C 30˚C sehingga bias dipelihara di daerah dataran tinggi atau rendah (150-600 m dpl). Ikan koi koi ( Cyprinus carpio) carpio) tidak tahan mengalami goncangan penurunan suhu yang drastis dan tibatiba, penurunan suhu hingga 5˚C 5 ˚C dalam tempo yang singkat dapat menyebabkan ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) stres. Pada suhu rendah, 7˚C 7˚C ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) akan bergerak dengan lambat dan cenderung berada di dasar air. Meskipun termasuk hewan air tawar, tetapi ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) masih bisa bertahan di perairan air payau dengan kadar garam 20-30 ppm. Nenek moyang ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) adalah ikan mas atau carp yang ang berasal berasa l dari Asia Timur. Tim ur. Ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) ditemukan pada zaman Dinasti Cina pada tahun 265-315 sebelum Masehi di Cina, kemudian diperkenalkan ke Jepang (Redaksi PS, 2008). Pusat pembenihan ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) di Jepang berada di daerah penggunungan Ojiya, Nigata. Di Indonesia pada tahun 1975, ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) sudah dikenal sebagai ikan hias yang diusahakan oleh para petani ikan mas Cisaat Sukabumi Jawa Barat. Hanya saja, ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) masih ikan seleksi dari ikan mas yang digunakan untuk lauk. Sejalan dengan dengan perkembangan zaman, kini sudah banyak anggota masyarakat yang secara khusus membudidayakan ikan koi ( Cyprinus 11
carpio) carpio) dan tidak lagi didominasi petani ikan di salah satu wilayah, tetapi sudah menyebar keseluruh wilayah (Susanto, 2008).
2.6
Pakan dan Kebiasaan Makan
Di dalam air, ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) dapat mengenali pakannya, bahkan mencarinya diantara lumpur dan kotoran karena ikan koi (Cyprinus carpio) carpio)
mempunyai
organ
penciuman
yang
sangat
tajam.
Organ
penciumman ini berupa dua pasang kumis yang berada disekitar mulutnya (Susanto, 2008). Ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) termasuk omnivore (pemakan sagalanya), ketika kecil, ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) menyantap udang-udangan renik serta dapnia dan setelah ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) menjadi dewasa akan memakan serangga air, jentik nyamuk, lumut yang menempel di batu serta daun. Untuk mendapatkan makanan, ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) sering mengaduk-aduk lumpur yang biasanya dihuni cacing dan binatang kecil lainnya. Ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) tidak mempunyai gigi rahang, sehingga mangandalakan gigi taring yang ada di rongga mulutnya (Redaksi PS, 2008).
2.7
Proses Pemijahan Ikan Koi (Cyprinus carpio)
Menurut Nugroho & Kristanto (2008), ada dua teknik pemijahan yang sering dilakukan adalah : 1. Pemijahan alami yaitu : pemijahan ikan yang terjadi secara alami tanpa adanya pemberian rangsangan hormonal maupun perlakuan lainnya. 2. Pemijahan buatan yaitu : pemijahan yang dilakukan dengan cara pemberian
rangsangan
hormonal
untuk
mempercepat
proses
reproduksi, baik dari induk ikan jantan (menghasilakan sperma) maupun betina (menghasilkan sel telur).
12
2.7.1. Persiapan Kolam Pemijahan
Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam di keringkan di bawah terik matahari. Pintu pemasukan dipasang saringan untuk mencegah telur yang mungkin hanyut. Telur ikan menempel (adesif ( adesif ) sifatnya, penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk memijahkan ikan koi (Cyprinus carpio). carpio). Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku. Kakaban yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan rata, panjang 120 cm dan lebar 40 cm. c m. Jumlah J umlah kakaban yang diperlukan disesuaikan dengan besar induk betina, biasanya 46 buah untuk setiap 1 kg induk betina. Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh. Diatas kakaban diberi bambu dan diikat agar kumpulan kakaban tidak tercerai-berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang, kakaban dibersihkan, dicuci dan dibilas agar terbebas dari lumpur. Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke kolam
pemijahan untuk merangsang pasangan koi koi yang akan
memijah. Selain kakaban, tempat menempel telur bisa juga menggunakan tanaman Hydrilla yang disusun atau potongan tali raffia sebagai pengganti ijuk ( Susanto, 2008 ).
2.7.2. Seleksi Induk
Menurut Susanto (2008) Umur ikan untuk dipijahkan berkisar antara 2-3 tahun. Seleksi induk harus dilakukan dengan hati-hati yaitu yang sudah matang kelamin dan matang tubuh. Matang kelamin artinya induk jantan sudah menghailkan sperma dan induk betina sudah menghasilkan telur yang matang. Sementara matang tubuh artinya secara fisik calon induk sudah siap menjadi indukinduk produktif. Ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) yang mengalami gangguan fisik atau psikis akan menjadi stres sehingga ikan tidak akan memijah. Pemijahan ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) dilakukan pada induk-induk yang baik dan sehat. 13
Dalam penyeleksian induk ini, ada hal penting yang harus diperhatikan
terutama
bagi
para
pembudidaya
pemula
atau
penggemar ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) agar tidak salah dalam menentukan induk jantan dengan induk betina. Ada perbedaan antara ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio)
berapa
Menurut Redaksi SP
(2008) dapat dilihat pada table 1 : Tabel 1. Perbedaan Spesifik Ikan Koi (Cyprinus carpio) Jantan carpio) Jantan dan Betina. No Ciri-ciri Jantan Betina 1 Tubuh Ramping Gendut
2.7.3
2
Perut
Mengecil
Membesar
3
Anus
Menonjol
Cekung Kedalam
4
Bagian perut ke Bila dipijat akan Bila dipijat keluar anus mengeluarkan cairan bening seperti susu kekuningan
5
Gerakan Berenang
Gesit
Lamban
6
Pertumbuhan
Lebih cepat
Lamban
Pemijahan
Menurut Takano (2003) induk terpilih yang sudah betul-betul matang dilepaskan kedalam kolam atau bak pemijahan yang sudah dipersiapkan. Pemijahan dilakukan dalam bak yang terbuat dari semen, sebelum bak bak digunakan dilakukan pencucian, pengeringan selama 2 hari, kemudian dilanjutkan dengan pengisian air dengan ketinggian 100 cm. Adapun teknologi dalam pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) dapat dilakukan dimulai dari persiapan kakaban, kemudian induk betina dimasukkan terlebih dahulu kedalam kolam agar induk betina melakukan adaptasi yang cukup sehingga induk tidak stres. Dengan demikian telur yang di keluarkan dapat banyak dan berkualitas.
14
Pemijahan ikan dilakukan dengan cara memasangkan induk ikan mas jantan dan betina di dalam kolam pemijahan ikan dengan perbandingan jantan dan betina adalah 3:1. Selanjutnya ikan mas akan melakukan perkawinan secara alami dan biasanya baru berlangsung pada malam hari (tengah malam) dengan selang waktu 11-18 jam setelah dipasangkan. Ikan jantan yang siap memijah dilihat dari aktifnya mengejar ikan betina dan membawa ikan betina kesekitar substrat yang telah disisapkan dan melepas sperma setelah ikan betina melepaskan telur di sekitar substrat. ikan betinah memijah dengan cara melepaskan telurnya di substrat yang telah disediakan sehingga telur menempel pada substrat (Sriati et al ,. ,. 2012)
2.7.4
Penetasan Telur
Pada waktu akan terjadi penetasan, embrio sering mengubah posisinya karena kekurangan ruang di dalam cangkangnya. Dengan pergerakanpergerakan tersebut bagian cangkang telur yang lembek akan pecah. Dengan dua atau tiga kali pembetulan posisinya embryo itu mengatur dirinya lagi. Biasanya pada bagian cangkang yang pecah ujung ekor embryo dikeluarkan terlebih dahulu sambil digerakkan. Kepalanya dikeluarkan terakhir karena ukurannya lebih besar dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya, lai nnya, tetapi banyak juga didapatkan kepala yang dikeluarkan terlebih dahulu. Ada beberapa telur yang mati, hal ini menunjukkan bahwa tidak semua telur yang terbuahi ( fertil fertil ) akan menetas menjadi larva. Telur tidak menetas ini dapat disebabkan oleh kualitas telur yang kurang baik ditandai dengan adanya campuran air pada saat pengambilan telur. Penyebab lainnya adalah kondisi telur yang saling tempel atau saling tindih pada saat penyebaran di saringan penetasan sehingga sirkulasi oksigen terganggu akibatnya telurtelur tersebut kekurangan oksigen dan diikuti kematian. Telur-telur yang mati akan berpotensi ditumbuhi oleh jamur Saprolegnea sp . dan jika arak telur mati yang 15
terinfeksi jamur berdekatan dengan telur fertil maka akan terjadi penularan jamur (Setyono, 2009).
2.7.5
Pemeliharaan Larva
Kelangsungan hidup terutama pada larva sangat ditentukan oleh pakan. Larva Larva
akan mengalami kematian kematian jika dalam waktu waktu
singkat tidak mendapatkan makan. Pemberian pakan yang optimal, baik kualitas mapun kuantitasnya dapat meningkatkan kelangsungan hidup (Purbomartono & Suwarsito, 2016). Tingginya sintasan benih ikan mas ini tidak lepas dari perawatan yang diberikan. Dalam tahap awal dari daur hidup ikan terutama dalam stadia larva terdapat masa kritis yang terletak pada saat, sebelum dan sesudah penghisapan kuning telur dan masa transisi mulai mengambil makanan dari luar. Sehubungan dengan hal ini, pergerakan larva atau tingkah laku larva untuk mendapatkan makanan, juga kepadatan persediaan makanan yang baik merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan hidup (Setyono, 2009) Pakan untuk larva tersebut selama masih mempunyai cadangan makanan kuning telur ditambahkan Artemia dan diseling dengan Moina sampai larva dipindah pada kolam pendederan. Larva yang telah berumur satu minggu langsung ditebar pada kolam pendederan yang telah disiapkan. Pendederan dalam kolam bertujuan untuk membesarkan benih yang masih berukuran kecil. Pemindahan larva ke kolam pendederan dilakukan pada pagi hari atau sore hari untuk menghindari suhu yang terlalu tinggi yang dapat mematikan benih ikan. Sebelum benih ditebar, pastikan ketinggian air sudah mencapai 40 cm atau lebih agar fluktuasi suhu kisarannya tidak terlalu lebar. Pakan yang diberikan selain pakan alami yang telah tersedia pada kolam tanah tersebut, juga ditambahkan dengan cacing sutera. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi apabila pakan alami yang tersedia di kolam tidak mencukupi untuk kebutuhan larva, mengingat jumlah larva yang banyak ( Prasetio et al ., ., 2015) 16
2.8
Pemberian Pakan
Peranan pakan ikan dalam suatu budidaya dapat ditinjau dari beberapa aspek, dari aspek biologis, pakan ikan sangat dibutuhkan untuk kehidupan, pertumbuhan, dan reproduksi. Jenis pakan yang digunakan dalam usaha budidaya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pakan buatan dan pakan alami. Pakan alami biasanya diberikan pada masa awal pemeliharaan, sedangkan pakan buatan diberikan pada pembesaran ikan. Pakan alami yang umum digunakan adalah artemia, moina, daphnia, kutu air dan cacing, sedangkan padakan buatan berupa pelet (Nugroho & Kristanto, 2008) Koi yang tetap cantik dan sehat salah satunya dipengaruhi oleh pakan yang dikonsumsinya. Pada dasarnya ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) mebutuhkan pakan yang spesifik, terutama keseimbangan nutrisi. Pakan sebaiknya diberikan dalam jumlah sedikit, tetapi sering, pakan dapat diberikan 2-4 kali sehari yaitu pagi, siang, sore, dan malam. Adapun jumlah pakan yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada koi yaitu disesuaikan dengan bobot tubuh ikan (Redaksi PS, 2008)
2.9
Parameter Kualitas Air
Air merupakan media paling penting bagi kehidupan ikan. Selain jumlahnya, kualitas kuali tas air yang memenuhi syarat merupakan salah s alah satu kunci keberhasilan dalam budidaya. Beberapa parameter kualitas air perlu diperhatikan, menurut Lasmana et al ,.(2016) ,.(2016) diantaranya adalah sebagai berikut : A. Suhu Suhu dapat mempengaruhi aktivitas penting ikan seperti pernapasan, pertumbuhan dan reproduksi. Suhu yang tinggi dapat mengurangi oksigen terlarut dan selera makan ikan, ikan koi dapat hidup pada kisaran suhu 25 – 25 – 30ºC. 30ºC.
17
B. Derajat keasaman (pH) pH air mengekspresikan intensitas asam maupun basa perairan. Bentuk persamaan pH adalah logaritma negatif dari aktivitas ion hidrogen. Skala pH berkisar antara 0 – 14 14 dan pH yang baik untuk pemeliharaan ikan koi berkisar antara 7,2 – 7,2 – 7,4. 7,4. C. Kelarutan oksigen (O2) Oksigen terlarut merupakan oksigen dalam bentuk terlarut dalam air
karena ikan tidak dapat mengambil oksigen dalam
perairan secara difusi langsung dari udara, kadar oksigen terlarut yang menunjang pertumbuhan dan proses pemeliharaan ikan koi lebih yaitu > 3 ppm. D. Kecerahan kecerahan yang baik bagi usaha budidaya budidaya ikan dan biota lainnya berkisar 30 – 40 cm. Bila kecerahan sudah mencapai kedalaman kurang dari 25 cm, berarti akan terjadi penurunan oksigen terlarut secara dratis (Arfiati et al ,. ,. 2016)
2.10 Hama dan Penyakit
Kesehatan ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) sangat berpengaruh pada penampilannya. Ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) sehat memiliki warna yang cantik karna tubuhnya tampak bersih. Namun karna sebab tertentu, koi menjadi sakit, faktor pemicunya adalah pemeliharaan yang kurang baik, bila tidak ditangani secara cepat ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) akan mati (Redaksi SP, 2008). A. Hama Jenis hama yang memangsa ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) yaitu berupa kucing, musang, burung elang, kodok dan ular. Hail ini terjadi karena ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) mempunyai carpio) mempunyai sifat jinak dan bias berenang dipermukaan kolam, sehingga sangat mudah bagi predator untuk memangsanya, terutama pada waktu ditebar dikolam dengan ukuran tubuh yang masih sangat kecil (Susanto, 2008).
18
B. Penyakit Penyakit yang umumnya menyerang ikan koi ( Cyprinus carpio) menurut carpio) menurut Susanto (2008) adalah sebagai berikut : 1. Bintik putih (white spot) White spot s pot atau juga j uga disebut penyakit bintik putih, adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Ichthyophirus gejala yang ditimbulkan yaitu dengan adanya bintik putih dipermukaan tubuh. Pada awalnya bintik putih tersebut muncul dipermukaan badan kemudian menyebar keseluruh bagian badan. 2. Jamur Gejala yang di yang ditimbulkan ikan koi (Cyprinus carpio) yang terserang jamur adalah tubuhnya kelihatan seperti lapisan kapas tipis. Jamur tersebut menyerang ketika air dalam kolam kotor. 3. Harpes Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes koi (KHV) dan gejala yang muncul saat terkena adalah insangnya berwarna coklat, terdapat bercak putih dan berlubang-lubang. berlubang-lubang. 4. Cacing jangkar (learnea) Parasit learnea learnea biasanya menempel bagian tubuh ikan atau insang. Learnea insang. Learnea akan akan mengisap cairan dalam tubuh, sehingga badan ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) akan lemah dan bentuk
tubuhnya
tidak
bagus
yang
tentu
sangat
membahayakan kelangsungan hidup ikan koi (Cyprinus carpio).
19
BAB III METEDOLOGI
3.1
Tempat dan Waktu
Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di Kolam Budidaya Air Tawar Telaga Mandiri, Desa Wairterang, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Selama 1 (satu) bulan dari Tanggal 14 Agustus Tanggal 2017 sampai 14 september 2017.
3.2
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah : Tabel 2. Nama dan Fungsi Alat yang Digunakan selama Praktek Kerja Lapang No Alat Alat Spesifikasi Keterangan Keterangan Fungsi 1 Buku 1 Buah Mengisi Kegiatan 2 Bolpoin 1 Buah Mencatat Kegiatan 3
Kamera
13 Mega Pixel
1 Buah
4
Kolam Induk
3x5 m²
2 Buah
5
2x2 m²
1 Buah
6
Kolam Pemijahan Kolam Larva
3x5 m²
1 Buah
7
Serok
1 Inci
2 Buah
8
Kakaban
1m
5 Buah
9
Kepingan CD
-
1 Buah
10
Kertas Lakmus Literan
-
1 Buah
1L
1 Buah
11
(Sumber : Data Primer)
20
Mendokumentasi Kegiatan Wadah Pemeliharaan Induk Wadah Pemijahan Ikan Koi Wadah Pemeliharaan larva Ikan Koi Mengambil Induk Ikan Koi Menempelnya Telur Ikan Koi Mengukur Kecerahan Air Mengukur Derajat Asam Air Mengukur Debit Air Kolam
Tabel 3. Nama dan Fungsi Bahan yang Digunakan selama Praktek Kerja Lapang No Bahan Spesifikasi Keterangan Keterangan Fungsi 1
Pelet/Pakan Buatan
Pelet terapung yang disesuaikan dengan bukaan mulut ikan Pakan Keong dan Buatan/Alami Tepung serta Kuning Telur Induk Koi 8 Ekor
2
3
5 Bungkus
Pakan sadi siap dikonsumsi
2 Kali Sehari
Pakan yang diolah sendiri
4 ekor/Kolam
Induk ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) yang akan dipijah
(Sumber : Data Primer) 3.3
Metode Pengumpulan Data
Pada kegiatan praktek kerja lapang ini adapun metode yang digunakan dalam proses pengumulan data adalah : 1.
Partisipasi langsung merupakan bagian dari kegiatan praktek kerja lapang, dengan mengikuti secara aktif kegiatan yang berkaitan dengan teknik pemijahan hingga hingga perawatan larva ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) .
2.
Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung di tempat praktek kerja lapangan.
3.
Melakukan
wawancara
langsung
kepada
pembudidaya
guna
mendapatkan data yang akurat. 4.
Sumber Data Untuk sumber data yang dikumpulkan dalam praktek kerja lapang (PKL) ini, seperti data perimer dan sekunder, antara lain : 1. Data Perimer Data perimer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber.
21
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan praktek kerja lapangan (PKL) ini.
3.4
Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam Praktek Kerja Lapang (PKL) ini, baik berupa data Primer maupun Sekunder dibahas secara deskriptif komperatif yaitu dengan menggambarkan dan menguraikan tentang teknik pemijahan ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) yang dilakukan di kolam budidya ikan air tawar Telaga Mandiri yang berada di Desa Wairterang, Serta menjelaskan semua data
yang
diperoleh
selama
mengikuti
kegiatan
praktek
dengan
membandingkan data dari hasil praktek dan materi atau lit eratur yang ada.
22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Keadaan Umum Lokasi 4.1.1
Lokasi Kawasan Perkolaman Ikan
Kolam ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) terletak di Desa Wairterang, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka. Batas-batas wilayah Desa Wairterang adalah : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Natakoli Kecamatan Mapitara 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Runut Kecamatan Waigete 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Nangatobong Kecamatan Waigete
Gambar 15. Lokasi Budidaya Air Tawar Telaga Mandiri
4.1.2
Sejarah Berdirinya Kolam Budiday Air Tawar Telaga Mandiri
Kolam ikan budidaya air tawar Telaga Mandiri yang berlokasi di Desa Wairterang, Kecamatan Waigete merupakan pemilik dari Bapak Kornelius Kapo. Tempat ini sebelumnya adalah tempat tinggl dari Bapak Kornelis Kapo, karna ketertarikan bapak tersebut terhadap ikan serta letaknya yang strategis serta didukung 23
oleh keadaan alam seperti dektanya sumber air (mata air), maka bapak Kornelius Kapo membuat satu kolam ikan di samping rumahnya. Awalnya bapak Kornelis Kapo memelihara ikan nila. Setelah beberapa bulan kemudian ia memelihara lagi ikan koi dan ikan lele. Pada tahun 1983 bapak Kornelis Kapo menikuti pelatihan tentang budidaya ikan di Bogor selama 5 bulan dan pada tahun 1990 Bapak Kornelis Kapo dikirim oleh Yayasan Bina Daya selama tiga bulan untuk mengikuti pelatihan tentang pengembangan budidaya ikan dan pupuk organik utuk budidaya ikan air tawar di Bali, dan saat ini Bapak Kornelis Kapo sudah memiliki beberapa kolam budidaya ikan air tawar. Pada kolam ikan ini dapat dijadikan salah satu tempat praktek untuk kegiatan budidaya ikan air tawar pada perikanan budidaya.
4.1.3
Sarana dan Prasarana
Kolam budidaya ikan air tawar Telaga Mandiri di Desa Wairterang dilengkapi berbagai sarana dan prasarana untuk mendukung semua kegiatan budidaya, yang meliputi kegiatan budidaya ikan lele, ikan nila, ikan koi, ikan comet dan keong untuk pakan alami, mulai dari kolam pemijahan, larva, pembenihan dan pembesaran. Terdapat sarana prasarana yang menunjang proses budidaya dalam kegiatan pemeliharaan ikan air tawar serta kesehatan ikan dan lingkungan tempat tinggalnya, serana prasarana yang tersedia antara lain:
24
Kolam Semi Insentif : Kolam semi insentif adalah kolam yang bagian dinding dan pematangnya terbuat dari tembok, biasanya tembok beton dan batu bata, sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah. Di kolam budidaya air tawar telaga mandiri, bagian dinding dan pematangnya terbuat dari batu bata. 1. 2 kolam induk yang masing-masing berukuran 3 X 5 m² untuk ikan koi.
Gambar 16. Kolam Induk Betina Ikan Koi
Gambar 17. Kolam Induk Jantan Ikan Koi
25
2. 3 kolam pembesaran yang masing-masing berukuran 5 X 12 m² untuk ikan nila, ikan koi, dan ikan lele.
Gambar 18. Kolam Pembesaran Ikan Nila
Gambar 19. Kolam Pembesaan Ikan Koi
Gambar 20. Kolam Pembesaran Ikan Lele
26
3. 1 kolam induk jantan ikan comet yang berukuran 3 X 5 m²
Gambar 21. Kolam Induk Jantan Ikan Comet
Kolam insentif : Kolam
insentif
adalah
kolam
yang
keseluruhan
bagiannya terbuat dari tembok beton atau batu bata dari mulai dari pembatas kolam sampai dasar kolam semuanya dari tembok beton atau bata. Di kolam budidaya air tawar telaga mandiri keseluruhan bagiannya terbuat dari batu bata. 1. 4 kolam pembenihan yang masing-masing berukuran 3 X 5 m² untuk ikan nila, ikan koi, dan ikan comet serta keong.
Gambar 22. Kolam Pembenihan Ikan Nila, Ikan Koi, Ikan Comet Serta Keong.
27
2. 2 kolam pemijahan yang mana berukuran 2 X 2 m² dan 2 X 1 m²
Gambar 23. Kolam Pemijahan yang Pertama.
Gambar 24. Kolam Pemijahan yang Kedua. 3. 1 kolam pemeliharaan induk betina ikan comet yang berukuran 1 X 1 m²
Gambar 25. Kolam Pemeliharaan Induk Betina Ikan Comet 28
4. 1 kolam pemeliharaan pemeliharaan induk ikan lele yang berukuran berukuran 1 X 1 m²
Gambar 26. Kolam Pemeliharaan Induk Ikan Lele.
4.2
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan Teknik Pemijahan dan Perawatan Larva Ikan Koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) di kolam budidaya ikan air tawar Telaga Mandiri Desa Wairterang adalah sebagai berikut :
4.2.1
Manajemen Pemeliharaan Induk Ikan Koi ( Cyprinus carpio)
Manajemen pemeliharaan induk sangat penting peranannya dalam kegiatan pemijahan ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio). Induk yang baik merupakan salah satu faktor penunjang untuk mendapatkan keberhasilan dalam pemijahan. Pemeliharaan induk ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) dilakukan di 2 kolam semi intensif dengan ukuran yang sama yaitu 3 X 5 m² dengan kedalamanya 70 cm. Induk ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) yang dipelihara adalah 2 jenis Ogon, 2 jenis Kohaku, dan 2 jenis Bekko. Pada pemeliharaan induk ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) yang perlu diperhatikan adalah pemberi pakan, yang berupa pakan buatan dan pakan alami yaitu pelet dan keong yang diberikan 3 kali sehari dengan takarannya disesuaikan jumlah induk dalam 1 kolam, yaitu keong yang di hancurkan pada kaleng yang berukuran 100 gram untuk 3 induk dalam 1 kolam dan 2 tebaran pelet dalam 1 kali 29
pemberian pakan. Selain pemberian pakan, yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan induk adalah parameter kualitas air, yang diukur saat melakukan prakter kerja lapang adalah pH airnya menggunakan kertas lakmus, dan menunjukan bahwa pH air pada kolam induk relatif normal dengan adanya perubahan warna dari biru menjadi kehijauan yang terjadi pada kertas lakmus, selain pH kecerahan air juga
diukur
menggunakan kepingan
CD,
yang menunjukan
kecerahan air pada kolam induk ini, karna pada kedalaman 40 cm kepingan CD masih terlihat jelas. Semua hal diperhatikan dengan tujuan agar mendapatkan kualitas telur yang baik.
4.2.2
Teknik Pemijahan
Pemijahan ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) di kolam pemijahan Telaga Mandiri dilakukan dikolam Intensif air mengalir dengan ukuran 2X2 m² dengan kedalamannya 40 cm yang telah disediakan. Sebelum melakukan kegiatan pemijahan perlu diadakan persiapan persiapan untuk memaksimalkan proses pemijahan. Persiapan yang dimaksud adalah : 1. Persiapan kolam pemijahan. Melakukan persiapan kolam untuk pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) ini dimaksudkan untuk memaksimalkan proses pemijahan sehingga dapat menghasilkan telur yang baik. Persiapan kolam untuk kegiatan pemijahan ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) antara lain membersihkan kolam, mengeringkan kolam dan menutup pintu pengeluaran air dengan menyumbat pipa pengeluaran, pengisihan air, serta memeriksa dan menyiapkan fasilitas penunjang seperti serok untuk memindahkan induk ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) dan kakaban yang berfungsi sebagai tempat menempelnya telur serta ditebar daun kering pohon ketapang untuk mencegah adanya jamur dan bakteri yang menyerang larva, selain daun kering pohon ketapang, diberikan
30
juga pohon cemarah air yang dapat mencegah adanya udara beracun pada air di kolam larva serta menjernihkan air. 2. Seleksi induk. Seleksi induk harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan gangguan fisik dan membuat ikan menjadi stres. Ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) yang mengalami gangguan fisik dan stres
dapat menyebabkan ikan tidak akan memijah. Dalam
seleksi induk yang dilakukan di kolam budidaya Telaga Mandiri meliputi aspek-aspek sebagai berikut : A. Seleksi induk jantan dan betina Perbedaan induk jantan dan betina ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) dapat dilihat pada table berikut : Tabel 4. Perbedaan Induk Jantan dan Betina Jantan Betina Alat kelamin berupa Alat kelamin berupa tonjolan tonjolan di belakang dibelakang anus, pada lubang anus. Pada tonjolan tonjolan tersebut terdapat dua itu terdapat satu lubang lubang. Lubang pertama untuk mengeluarkan terletak didekat anus, yang sperma dan urine berfungsi sebagai tempat keluarnya telur, lubang yang kedua terletak dibelakangnya yang berfungsi sebagai keluarnya urine Sumber : Data Primer B. Seleksi induk yang matang gonad Memilih induk ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) cermat dan teliti agar memperoleh induk yang baik dan sehat. Melakukan pemijahan haruslah dilakukan seleksi induk yang yang baik, yaitu : Tabel 5. Ciri-Ciri Induk Matang Gonad. Ciri-Ciri Induk Jantan Ciri-Ciri Induk Betina Tidak cacat, sirip sisiknya lengkap
dan Tidak cacat, sirip dan sisiknya lengkap
Jika perutnya diurut akan Jika perut diraba akan terasa keluar cairan berwarnah lembek dan jika diurut akan putih keluar cairan kuning dan terlihat telur Sumber : Data Primer 31
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahapan seleksi induk ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) saat melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) : 1. Seleksi induk dilakukan pada pagi hari, karna pada saat itu dianggap kondisi perairnya, mulai dari suhu, pH , kecerahan serta Do berada pada kondisi setabil agar induk tidak mudah stres. 2. Menangkap induk menggunakan serok yang berukuran besar dengan sizenya 2 cm, tidak dengan tangan karna dapat melukai ikan dan menghindari penangkapan induk yang kurang baik. 3. Mengamati ciri-ciri kematangan gonad pada ikan secara visual yaitu dengan melihat kondisi tubuh induk apakah kondisinya baik dan sehat, tidak catat serta sisik dan siripnya masih lengkap. 4. Untuk mengetahui induk yang siap matang gonad, maka dilakukan kegiatan Stripping (Pengurutan) secara hatihati guna mengurangi stres pada ikan. Jika saat dilakukan pengurutan
pada
induk
dan
mengeluarkan
cairan
berwarna putih susu, maka itu adalah induk jantan yang siap untuk memijah. Demikian juga pada induk betinah, jika mengeluarkan sel telur tel ur berwarna kekuning-kuningan, maka induk betina tersebut sudah siap dipijahkan. 5. Induk yang sudah diseleksi segera dibawah ke kolam pemijahan.
4.2.3
Pemijahan
Pemijahan merupakan proses pertemuan sperma yang dihasilkan oleh induk jantan dengan telur yang dihasilkan oleh induk betina untuk menghasilkan pembuahan. Penebaran induk ikan koi (Cyprinus carpio) carpio) yang dilakukan di kolam budidaya air tawar Telaga Mandiri dilakukan pada pagi hari, pada jam 10.00 WIT, karna 32
dianggap kondisi suhu pada air kolamnya stabil. Pemijahan yang dilakukan saat praktek kerja lapangan sebanyak 1 kali. Perbandingan antara induk jantan dan betina yang dipijahkan yaitu 3 ekor : 3 ekor. Metode pemijahan yang digunakan merupakan metode secara alami dengan cara menempatkan induk jantan dan betina pada satu kolam, induk betina melepas telur, selanjutnya dengan capat induk jantan membuahi telur tersebut dengan menyemprotkan spermanya. Butuh waktu 1 malam untuk ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) memijah, dan waktu memijahnya adalah pagi pagi hari pada jam 04.00-07.00 WIT, karna butuh waktu sekitar 18-24 jam untuk ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) bertelur.
4.2.4
Penetasan Telur
Setelah melakukan pemijahan, telur yang yang telah dibuahi akan menempel pada kakaban yang disiapkan, kemudian induk jantan dan betinah dipindahkan kembali pada kolam induk. Pada kolam akan ditebar daun kering pohon ketapang, dengan tujuan pencegahan adanya jamur yang dapat merusak telur ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio). carpio). Telur yang dibuahi dianggap baik apabila berwarnah kuning terang karna telur ikan yang berwarna kuning terang memiliki embrio, sedangkan telur yang berwarna putih pucat merupakan telur yang rusak atau tidak dapat untuk menetas. Waktu yang diperlukan untuk penetasan telur ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) di kolam budidaya air tawar Telaga Mandiri adalah selama 2 hari.
4.2.5
Perawatan Larva
Perawatan larva ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) dilakukan setelah telur menetas. Selama 3 hari larva tidak diberi makan karna masih memiliki pakan alaminya sendiri berupa kuning telur. Setelah 3 hari, larva kemudian dengan sendirinya berpindah ke kolam yang berukuran 3X5 m² dengan kedalaman 40 cm melalui pipa
33
pengeluaran air yang mana dirancang agar langsung dialirkan pada kolam perawatan larva. Setelah larva ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) berada pada kolam perawatan larva, maka larva ikan diberi pakan, dimana pakan yang diberikan berupa tepung yang dicampur kuning telur dan keong yang dihancurkan atau dihaluskan kemudian diberikan dengan cara menggunakan serokan yang berukuran paling kecil sehingga pakan yang diberikan bisa diterima larva karna pakan yang diberikan sangatlah halus dengan takaran 2 kali sehari dengan pemberian 2 ekor keong yang dihaluskan dalam sekali pemberian pakan. Selain pemberian pakan, yang harus diperhatikan adalah hama dan penyakit yang dapat menyerang larva ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) yang masih sangat rentan. Kolam larva kemudian ditebar daun kering pohon ketapang untuk mencegah adanya jamur dan bakteri yang menyerang larva karna ketapang kering dapat melepaskan asam organik seperti humic humic dan tannin, tannin, yang dapat menurunkan pH air dan menyerap bahan kimia berbahaya serta memberikan kondisi air yang nyaman bagi ikan, selain daun kering pohon ketapang, diberikan juga pohon cemarah air yang dapat mencegah adanya udara beracun pada air di kolam larva serta menjernihkan airkarna pohon ketapang air dapat memproduksi oksigen yang berguna bagi kualitas air. Pengontrolan selalu dilakukan pada kolam larva, karna takut adanya gangguan serangga dari luar kolam, selain parameter kualitas air juga dilakukan, yang diukur adalah pH airnya menggunakan kertas lakmus, dan menunjukan bahwa pH air pada kolam larva relatif normal dengan adanya perubahan warna dari biru menjadi kehijauan yang terjadi pada kertas lakmus, artinya bahwa pH air pada kolam berada pada kisaran normal yaitu 6-9 dan layak untuk dilakukannya budidaya ikan air tawar, kecerahan air juga diukur menggunakan kepingan CD, yang menunjukan kecerahan air pada
34
kolam induk ini, karena pada kedalaman 40 cm kepingan CD CD masih terlihat jelas.
4.3 Kualitas Air
Faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) selain pakan adalah kualitas air. Secara fisisk, air harus bersih dan tidak keruh, kondisi air jernih akan membuat kulit koi menjadi halus. Selain itu, air harus terbebas dari cemaran dan sebaiknya air memiliki seluru elemen yang dibutuuhkan ikan koi ( Cyprinus carpio) carpio) mulai mulai dari Suhu
air yang ideal bagi pertumbuhan ikan koi
(Cyprinus carpio) carpio) adalah suhu 25 – 30ºC, 30ºC, pH yang baik untuk pemeliharaan ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) berkisar antara 7,2 – 7,4 kadar oksigen terlarut yang menunjang pertumbuhan dan proses pemeliharaan ikan koi lebih yaitu > 3 ppm dan kecerahan yang baik bagi usaha budidaya budidaya ikan dan biota lainnya berkisar 30 – 30 – 40 40 cm. Pada kolam budidaya air tawar telaga mandiri yang berada di Desa Wairterang kualitas airnya terjaga dengan baik, dinyatakan dengan pengukuran pH membuktikan bahwa air pada kolam derajat keasamannya terjaga serta kecerahan air kolam, selain itu perawatan kolam dengan alternatif daun ketapang dan pohon cemara air demi menjaga kesetabilan kualitas air terbukti dengan keberhasilan yang diperoleh melalui kegiatan pemijahan dan perawatan larva ikan koi (Cyprinus (Cyprinus carpio). carpio).
35
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain : 1. Dalam melakukan pemijahan ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) terdapat beberapa tahapan atau langkah-langkah yang perlu diperhatikan. diperhatikan. 2. Salah satu faktor pendukung keberhasilan suatu pemijahan adalah dengan mengetahui langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam membudidayakan ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) 3. Saat melakukan pemijahan ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) ada beberapa kendala yang muncul. 5.2
Saran
Dari hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah dilakukan, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Pengelolaan kualitas air sebaiknyam tetap dikontrol dan dilakukan pembersihan secara teratur. 2. Pemberian pakan yang teratur, yang mana merupakan salah satu keberhasilan dalam budidaya ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio). carpio). 3. Kepada pembudidaya ikan koi (Cyprinus ( Cyprinus carpio) carpio) agar lebih memperhatikan perawatan larva, karna pada saat larva masih terjadi masa keritis.
36
DAFTAR PUSTAKA
Amri, K dan Khairuman. 2002. Menanggulangi Penyakit Pada Ikan Mas dan Koi. Jakarta. Arfianti, D, Zulfa R., dan Uun Y. 2016. Analisis Histopatologi Otot Ikan Mas (Cyprinus carpio) carpio) Yang Terinfeksi Koi Herpes Virus (KHV) Pada Kolam Pemeliharaan Ikan Mas. Prosending Seminar Nasional Kelautan. Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Krismiyati, Novy P., dan Sri S. 2013. Prevelensi Ektoparasit Yang Menyerang Benih Ikan Koi (Cyprianus corpio) di Bursa Ikan Hias Surabaya. Jurnal Ilmiah dan Kelautan. Vol. 5, No. 1. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo. Surabaya Lasmana, I, Emaliana dan Syammaun. 2016. Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadapa Pertumbuhan Benih Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio). Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Nugroho, E dan Anang H. K. 2008. Panduan Lengka Ikan Konsumsi Air Tawar Populer. Penebar Swadaya. Jakarta. Prasetio, A.B., Emi K., dan Sawung C. 2015. Pengembangan Budidaya Ikan Hias Koi(Cyprinus carpio) Lokal Di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias Depok. Media Akuakultur. Vol. 7, No. 2. 71-78. Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias. PS, Redaksi. 2008. Koi. Penebar Swadaya. Jakarta. Setyoro, B. 2009. Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Bahan Pada Pengencer Sperma Ikan “Skim Kuning Telur“ Terhadap Laju Fertilisasi, Laju Penetasan dan Sintasan Ikan Mas (Cyprianus ( Cyprianus Carpio). Carpio). Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhamadiyah Malang. Sriati, Chaerul N. F., dan Ibnu Dwi B. 2012. Penambahan Ekstrat Tauge Dalam Pakan Untuk Menigkatkan Keberhasilan Penijahan Ikan Mas Koki (Carassius auratus). auratus). Jurnal Perikanan dan Kelautan. ISSN 2088-3137. Vol. 3, No. 3. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD. Sudarty, Zulkifli M., dan J.B.M. Rawung. 2004. Pembenihan Ikan Mas Yang Efektif dan Efisien. Jurnal Litbang Pertanian. Vol. 23, No. 2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara. Susanto, H. 2002. Koi . Penebar Swadaya. Jakarta. Takano. 2003. Pemijahan ikan koi. Balai Budidaya Air Tawar Jambi. Jambi. 37
Yulisti, M., dan Riesti T. 2012. Rantai Pemasaran Ikan Koi (Cyprinus carpio) Di Kabupaten Belitar Jawa Timur. Balai Besar Penelitian Pe nelitian Sosial Sosia l Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Widiastuti, I.M. 2009. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup (Survival Rate) Ikan Mas (Cyprinus (Cyprinus carpio) carpio) Yang Dipelihara Dalam Wadah Terkontrol Dengan Padat Penebaran Yang Berbeda. Media Litbang Sulteng. ISSN 1979-5971. Vol. 2, No. 2. 126-130. Universitas Tadulako.
38
LAMPIRAN
39
Lampiran 1. Kolam Pemijahan
ypr i nus ca car pi o) Lampiran 2. Pemindahan Induk Ikan Koi ( C ypr
40
ypr i nus car car pi o) Lampiran 3. Pengecekan Induk Jantan dan Betina Ikan Koi( C ypr
ypr i nus ca car pi o) Lampiran 4. Telur Hasil Pemijahan Ikan Koi (C ypr
41
Lampiran 5. Pemberian Pakan
Keong Sebagai Pakan Alami
Pemberian Pakan Menggunakan Serok
Campuran Telur dan Terigu Sebagai Pakan Buatan
42
Lampiran 6. Pengukuran Kualitas Air
Pengukuran pH Menggunakan Kertas Lakmus
Pengukuran Kecerahan Air Menggunakan Kepingan CD
43