LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN TEORI GAGAL NAFA N AFAS S
Disusun Oleh : Tiya Fajriyati !"#$#%#"!&
SEKOLAH TINGGI IL'U KESEHATAN PE'KA( )O'(ANG PROGRA' STUDI PROFESI NERS TAHUN *#!" LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL NAFAS
A+
DEFINISI
Gagal nafas merupakan kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran
oksigen
(O2) dan
karbondioksida (CO2) dalam
jumlah yangdapat
mengakibatkan gangguan pada kehidupan. Gagal nafas terjadi apabila pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru paru tidak dapat memelihara laju komsumsi oksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh, sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 5 mm!g (!ipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari "5 mm!g (hiperkapnia). Gagal napas adalah ventilasi tidak adekuat disebabkan oleh ketidakmampuan paru mempertahankan oksigenasi arterial atau membuang karbon dioksida secara adekuat (kapita selekta penyakit, 2011).
ETIOLOGI Etiologi (buku ajar patofisiologi,kowalak dkk, 2011) 1. Depresi Sistem sara pusat ! "engakibatkan gagal naas karena ventilasi tidak adekuat. #usat pernaasan yang menngendalikan pernapasan, terletak diba$ah batang otak (pons dan medulla) sehingga pernaasan lambat dan dangkal. 2. Gangguan ventilasi ! Gangguan ventilasi disebabkan oleh kelainan intrapulmonal maupun ekstrapulmonal. %elainan intrapulmonal meliputi kelainan pada saluran napas ba$ah, sirkulasi pulmonal, åan, dan daerah kapiler alveolar. %elainan ekstrapulmonal disebabkan oleh obstruksi akut maupun obstruksi kronik. 'bstruksi akut disebabkan oleh leksi leher pada pasien tidak sadar, spasme larink, atau oedema larink, epiglotis akut, dan tumor pada trakhea. 'bstruksi kronik, misalnya pada emisema, bronkhitis kronik, asma, '#D, cystic fibrosis, bronkhiektasis terutama yang disertai dengan sepsis. . Gangguan kesetimbangan ventilasi
perusi
(*+ "issmatch) !
#eningkatan
deadspace (ruang rugi), seperti pada tromboemboli, emisema, dan bronkhiektasis. -. rauma ! Disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat men&adi penyebab gagal naas. %ecelakaan yang mengakibatkan cidera kepala,
ketidaksadaran dan
perdarahan dari hidung dan mulut dapat mnegarah pada obstruksi &alan naas atas dan depresi pernapasan. /emothoraks, pnemothoraks dan raktur tulang iga dapat ter&adi dan mungkin meyebabkan gagal naas. lail chest dapat ter&adi dan dapat mengarah pada gagal naas. #engobatannya adalah untuk memperbaiki patologi yang mendasar . usi pleura, hemotoraks
dan
pneumothoraks
!
"erupakan
kondisi
yang
mengganggu ventilasi melalui penghambatan ekspansi paru. %ondisi ini biasanya
diakibatkan penyakti paru yang mendasari, penyakit pleura atau trauma dan cedera dan dapat menyebabkan gagal naas. 3. #enyakit akut paru ! #nemonia disebabkan oleh bakteri dan virus. #nemonia kimia$i atau pnemonia diakibatkan oleh mengaspirasi uap yang mengritasi dan materi lambung yang bersiat asam. 4sma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edema paru adalah beberapa kondisi lain yang menyababkan gagal naas.
TANDA DAN GE)ALA
#anda Gagal nafas total $.
%liran
udara
di
mulut,
hidung
tidak
dapat
didengar&dirasakan. 2.'ada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klaikula dan sela iga serta tidak ada pengembangan dada pada inspirasi. .%danya kesulitasn inflasi parudalam usaha memberikan entilasi buatan. Gagal nafas parsial $.#erdenganr suara nafas tambahan gargling, snoring, gro*ing dan *hee+ing. 2.%da retraksi dada Gejala $. !iperkapnia ('CO2 meningkat) gejalanya yaitu penurunan kesadaran 2. !ipoksemia ('O2 menurun) gejalanya yaitu #akikardia, gelisah, berkeringat, sianosis
D+ KLASIFIKASI Klasifikasi a. Gagal napas akut Gagal napas akut ter&adi dalam hitungan menit hingga &am, yang ditandai dengan perubahan hasil analisa gas darah yang mengancam &i$a. er&adi
peningkatan kadar #a'2. Gagal napas akut timbul pada pasien yang keadaan parunya normal secara struktural maupun ungsional sebelum a$itan penyakit timbul. b. Gagal napas kronik Gagal napas kronik ter&adi dalam beberapa hari. 5iasanya ter&adi pada pasien dengan penyakit paru kronik, seperti bronkhitis kronik dan emisema. #asien akan mengalami toleransi terhadap hipoksia dan hiperkapneu yang memburuk secara bertahap.
enurut ubekti (2$$) gagal napas terbagi mejadi 2 yaitu $. Gagal napas hipoksemia & #ipe / 0engan karakteristik 'aO2 kurang dari 1 mm!g dengan 'aCO2 normal atau rendah, terjadi pada penyakit kardiogenik atau nonkardiogenik pulmonary edema (%0), pneumionia, pulmonary hemorrhage. 2. Gagal napas !iperkapnia & #ipe // 0itandai dengan 'aCO2 lebih dari 5 mm!g, hiperkapnia sering disertai hipoksemia, terjadi pada drug oerdose, neuromus3ular disease, 3hest *all abnormalities, dan seere air*ay disorder (CO'0).
E+ PENTALAKSANAAN Penatalaksaan 1. Non Farakologi a. 5ernaas dalam dengan bibir di kerutkan ke depan &ika tidak di lakukan intubasi dan ventilasi mekanis, cara ini di lakukan untuk membantu memelihara patensi &alan napas. b. 4ktiitas sesuai kemampuan. c. #embatasan cairan pada gagal &antung.
2. Farakologi a. erapi oksigen untuk meningkatkan oksigenasi dan menaikan #a'2. b. *entilasi mekanis dengan pemasangan pipa endotrakea atau trakeostomi &ika perlu untuk memberikan oksigenasi yang adekuat dan membalikkan keadaan asidosis.
!. *entilasi rekuensi tinggi &ika kondisi pasien t idak nereaksi terhadap terapi yang di berikan6tindakan ini di lakukan untuk memaksa &alan naas terbuka, meningkatkan oksigenasi, dan mencegah kolaps alveoli paru. d. #emberian antibiotik untuk mengatasi ineksi. e. #emberian bronkodilator untuk mempertahankan patensi &alan naas. f. #emberian kortikosteroid untuk mengurangi inlamasi. g. #embatasan cairan pada kor pulmonaleuntuk mengurangi volume dan beban ker&a &antung. ". #emberian preparat inotropik positi untuk meningkatkan curah &antung. i. #emberian vasopresor untuk mempertahankan tekanan darah. j. #emberian diuretik untuk mengurangi edema dan kelebihan muatan cairan.
F+ PE'ERIKSAAN PENUN)ANG Peeriksaan Penunjang (kowalak jenifer, 2011) 1. #emerikasan gas7gas darah arteri /ipoksemia 8ingan ! #a'2 9 :0 mm/g Sedang ! #a'2 9 30 mm/g 5erat ! #a'2 9 -0 mm/g 2. 'ksimetri nadi dapat menun&ukkan penurunan saturasi oksigen arterial. . %adar hemoglobin serum dan hematokrit menun&ukkan penurunan kapasitas mengangkut oksigen. -. lektrolit menun&ukkan hipokalemia dan hipokloremia /ipokalemia dapat ter&adi karena hiperventilasi kompensasiyang merupakan upaya tubuh untuk mengoreksi asidosis. /ipokloremia biasanya ter&adi alkalosis metabolik. #emeriksaan kultur darah dapat menemukan kuman patogen. . %ateterisasi arteri pulmonalis membantu membedakan penyebab pulmoner atau kardiovaskuler pasa gagal naas akut dan memantau tekanan hemodinamika. #. K$%P&'K' 1. /ipoksia åan 2. 4sidosis respiratorik kronis ! kondisi medis dimana paru7paru tidak dapat mengeluarkan semua karbondioksida yang dihasilkan dalam tubuh. /al ini mengakibatkan gangguan keseimbangan asam7basa dan membuat cairan tubuh lebih asam, terutama darah. . /enti napas -. henti &antung
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI I+
PENGKA)IAN /dentitas 4lien dapat terjadi pada semua usia, baik laki-laki atau perempuan 4eluhan utama sesak nafas i*ayat 4epera*atan (ursing !istory) Ri,ayat Penya-it Se-aran. 'ada umumnya klien datang ke dengan keluhan sesak nafas atau sulit
bernafas. Ri,ayat Penya-it Dahulu 'ada umumnya terdapat ri*ayat penyakit yang berhubungan dengan paru seperti pneumonia, emfisema, asma, ataupun penyakit yang berhubungan dengan kardiak atau jantung. Ri,ayat Penya-it Keluar.a 'ada umumnya keluarga memiliki ri*ayat penyakit paru seperti pneumonia, ppok, asma, dsb PE'ERIKSAAN FISIK 6ital ign (#anda-tanda ital berariasi namun pada umumnya meningkat) PE'ERIKSAAN PER SISTE'
a. 51 (5reathing) ;nspeksi %esulitan bernaas tampak dalam perubahan irama dan rekuensi pernaasan. •
%eadaan normal rekuensi pernaasan 13720<+menit dengan amplitude yang cukup besar. =ika seseorang bernaas lambat dan dangkal, itu menun&ukan adanya depresi pusat pernaasan. #enyakit akut paru sering menun&ukan rekuensi pernaasan > 20<+menit atau karena penyakit sistemik seperti sepsis, •
perdarahan, syok, dan gangguan metabolic seperti diabetes militus. #alpasi #era$at harus memerhatikan pelebaran ;S dan penurunan taktil remitus yang
•
men&adi penyebab utama gagal naas. #erkusi #erkusi yang dilakukan dengan saksama dan cermat dapat ditemukan daerah redup7 sampai daerah dengan daerah naas melemah yang disebabkkan oleh peneballan pleura, eusi pleura yang cukup banyak, dan hipersonor, bila
•
ditemukan pneumothoraks atau emisema paru. 4uskultasi 4uskultasi untuk menilai apakah ada bunyi naas tambahan seperti $hee?ing dan ronki serta untuk menentukan dengan tepat lokasi yang didapat dari kelainan
yang ada. b. 52 (5lood) "onitor dampak gagal naas pada status kardovaskuler meliputi keadaan hemodinamik seperti nadi, tekanan darah dan 8. c. 5 (5rain) #engka&ian perubahan status mental penting dilakukan pera$at
karena
merupakan ge&ala sekunder yang ter&adi akibat gangguan pertukaran gas. Diperlukanan pemeriksaan GS unruk menentukan tiingkat kesadaran. d. 5- (5ladder #engukuran volume output urin perlu dilakukan karena berkaitan dengan intake cairan. 'leh karena itu, perlu memonitor adanya oliguria, karena hal tersebut merupaka tanda a$al dari syok. e. 5 (5oo$el) #engka&ian terhadap status nutrisi klien meliputi ¨ah, rekuensi dan kesulitan7 kesulitan dalam memenuhi kebutuhanya. #ada klien sesak naas potensial ter&adi kekurangan pemenuhan nutrisi, hal ini karena ter&adi dipnea saat makan, la&u .
metabolism, serta kecemasan yang dialami klien. 53 (5one) Dika&i adanya edema ekstermitas, tremor, tanda7tanda ineksi pada ekstermitas, turgon kulit, kelembaban, pengelupasan atau bersik pada dermis+ integument.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
$. 4etidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2. . ". 5. 1. 7. 9.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan abnormalitas entilasi 4etidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produksi sekret esiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak 'enurunan 3urah jantung %nsietas&3emas berhubungan dengan penyakit yang diderita Gangguan komunikasi erbal berhubungan dengan pemasangan 8## esiko /nfeksi berhubungan dengan pemasangan selang 8##
INTER/ENSI KEPERAWATAN
$. 0iagnosa 4etidakefektifan pola nafas OC tatus 'ernafasan ("$5) 0efinisi proses keluar masuknya udara ke paru-paru serta pertukaran oksigen dan karbondioksida di aleoli /ndi3ator - 'enggunaan otot bantu nafas - etraksi dinding dada - uara nafas tambahan kala $ (berat), 2 (3ukup berat), (sedang), " (ringan), 5 (tidak ada) /C onitor 'ernafasan (5) -
onitor ke3epatan, irama, kedalaman, dan kesulitan bernafas Catat pergerakan dada, penggunaan otot bantu nafas, retraksi dinding dada onitor suara nafas tambahan %uskultasi suara nafas dan 3atata dimana terjadi penurunan atau tidak
adanya entilasi dan keberadaan suara nafas tambahan - :erikan bantuan terapi nafas jika diperlukan - dsb 2. 0iagnosa Gangguan pertukaran Gas OC tatus 'ernafasan 'ertukaran gas 0efinisi 'ertukaran karbondioksida dan oksigen di aleoli untuk mempertahankan konsentrasi darah arteri /ndi3ator 'aO2 (#ekanan 'arsial oksigen di darah arteri) 'aCO2 (#ekanan 'arsial 4arbondioksida di darah arteri) 'h arteri aturasi Oksigen kala $ (0eiasi berat dari kisaran normal) ; 2 (deiasi 3ukup berat dari kisaran normal) ; ( 0eiasi sedang dari kisaran normal ) ; " ( 0eiasi ringan dari kisaran ) ; 5 ( tidak ada deiasi dari kisaran normal ). /C anajemen entilasi mekanik (noninasif) 2 0efinisi membantu klien mendapatkan pernafasan dengan alat bantu nafas tanpa insersi trakhea - onitor kondisi yang memerlukan bantuan dukungan entilasi
-
4onsultasikan dalam memilih jenis entilator non inasif ulai penggunaan aplikasi entilator Obserasi klien se3ara berkelanjutan pada jam pertama penggunaan
-
entilator nitor penurunan olume 'astikan alarm entilator dalam keadaan hidup :erikan pera*atan untuk mengurangi distres pasien :erikan pera*atan mulut se3ara rutin yang lunak dan basah, antiseptik dan
-
melakukan su3tion se3ara perlahan 0okumentasikan semua perubahan pengaturan entilator dan
-
rasionalisasinya dsb
DEPRESI SSP
KELAINAN NEUROLOGI S
PENURUNAN RESPON PERNAPASAN KEGAGALAN VENTILASI PERNAFASAN
PENYAKIT PARU
TRAUMA
HIPOVENTILASI ALVEOLI
HIPOKSIA JARINGAN
BREATHING
PENINGKAT AN KERJA
KELELAHAN , SIANOSIS, DIAFORESI
KETIDAKEF EKTIFAN
PENINGKAT AN PRODUKSI
KETIDAKEF EKTIFAN BERSIHAN
PENINGKAT AN PCO2
DEPRESI PUSAT
BLOOD
BRAIN
PENINGKAT AN TD DAN
PENINGKAT AN TIK
DEKOMPEN
SEL OTAK
PENURUNA N CURAH JANTUNG
SUPLAY O2 KE OTAK BERKURAN G
GANGGUAN PERTUKARA N GAS
RESIKO KETIDAKEF EKTIFAN PERFUSI JARINGAN
DAFTAR PUSTAKA
oorhead, . (2$).ursing Out3omes Classifi3ation (OC) easurement of !ealth Out3omes.5th 8dition. issouri 8lseier oorhead, . (2$).ursing interentions Classifi3ation (OC) easurement of !ealth Out3omes.1th 8dition. issouri 8lseier aunderhttps&&*eb3a3he.googleuser3ontent.3om&sear3h<=>3a3he4"?C@ABOihttps&&karyatulisilmiah.3om&*p-3ontent&uploads&2$1&5&%48'-G%G%? %@%.do3DE3d>$Ehl>idE3t>3lnkEgl>id
4rdiansyah, "uhammad. 2012. Medical Bedah untuk Mahasiswa. =og&akarta! D;*4 #ress %o$alak, =ennier #. 2011. Buku Ajar Patofisiologi . =akarta!G "ans&oer, 4,.Suprohaita, @ardhani @;,.A Setio$ulan, (2011). Kapita Selekta Kedokteran edisi 2 . =akarta: G