TINJAUAN TEORI FRAKTUR METATARSAL
A. Definisi Fraktur
Fraktu Fra kturr ada adalah lah ter terput putusny usnyaa kon kontin tinuit uitas as jari jaringa ngan n tul tulang ang yan yang g umu umumny mnyaa dise di seba babk bkan an ol oleh eh ru ruda dapa paks ksaa (M (Man ansj sjoe oerr, Ari rif, f, et al al,, 20 2000 00). ). Frak Fraktur tur ada adalah lah terputusnya kontuinitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smelter !are, 2002). Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi ("oenges, 2000). "ari "a ri be bebe berap rapaa pe peng ngert ertia ian n di diat atas as da dapa patt di disim simpu puka kan n ba bah# h#aa fr frak aktu turr ad adala alah h terputusny terput usnyaa kont kontinuita inuitass tulang yang dapat disebabkan oleh trauma, ruda paksa atau oleh penyebab patologis, yang dapat digolongkan sesuai dengan jenis dan kontinuitasnya.
B. Anato Anatomi mi Fisiol Fisioloi oi Tu Tulan lan !. Tulan
$ulang membentuk rangka penunjang dan perlindungan bagi tubuh dan tempat melekat mel ekatny nyaa oto otot%o t%otot tot yan yang g men mengge ggerak rakkan kan ker kerang angka ka tub tubuh. uh. $u $ulan lang g pan panjan jang g disusun untuk menyangga berat badan dan gerakan, ruang di tengah tulang%tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik yang membentuk berbagai sel darah. $ulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan menyimpan dan mengatur kalsium. a. Fun uns sii tul tulan an &) Seb ebag agai ai fo form rmas asii
kra ran ngk gka, a, den enga gan n
mem emb ben entu tuk k
ran ra ngk gkaa
tubu tu buh, h,
menentukan bentuk dan ukuran tubuh. 2) 'erg 'ergerakan erakan,, yaitu yaitu untuk untuk berbagai berbagai aktifitas aktifitas selama selama pergera pergerakan. kan. ) 'erlin 'erlindunga dungan, n, yaitu melindun melindungi gi organ%org organ%organ an yang lunak lunak dalam tubuh. tubuh. ) *e *emt mtop opoi oiesi esiss ya yait itu u pem pembe bent ntuk ukan an sel sel%se %sell da darah rah me merah rah ya yang ng te terja rjadi di pada sumsum tulang merah. +) $e $empat mpat penyim penyimpanan panan mineral, mineral, antara antara lain kalsium dan fospor fospor.. ". Ko Kom#o m#osis sisii $ari $arina nan n tula tulan n
1
$ulang terdiri dari sel%sel (osteosit, osteoblash dan osteoklas) dan matrik ekstraseluler yang tersusun dari serat%serat kolagen organik yang tertanam pada substansi dasar dan garam%garam anorganik tulang seperti fospor dan kalsium. %. Kl Klas asif ifik ikas asii tula tulan n lasifikasi tulang menurut bentuknya terbagi atas &) $u $ulang lang panjang panjang yaitu yaitu tulang tulang yang berbent berbentuk uk silindris, silindris, yang yang terdiri terdiri dari diafisi dia fisiss dan efi efifisi fisiss yan yang g ber berfun fungsi gsi unt untuk uk men menahan ahan ber berat at tub tubuh uh dan berperan dalam pergerakan. 2) $ul ulan ang g pe pend ndek ek ya yait itu u tu tula lang ng yang yang be berst rstru rukt ktur ur ku kubo boid id ya yang ng bi bias asany anyaa ditemu dit emukan kan ber berkel kelomp ompok ok yan yang g ber berfun fungsi gsi mem member berika ikan n kek kekuat uatan an dan kekompakan pada area yang pergerakannya terbatas. ) $ula lang ng pi pipi pih h yai aitu tu tu tula lang ng yan ang g st stru rukt ktur urny nyaa mi miri rip p lem lempe peng ng yan ang g berfungsi untuk memberikan suatu permukaan yang meluas untuk perlengketan otot dan memberikan perlindungan. perlindungan. ) $u $ulan lang g ire iregul guler er yai yaitu tu tul tulang ang yang bentukn bentuknya ya tidak berat beratura uran n den dengan gan struktur tulang yang sama dengan tulang pendek. +) $ul ulan ang g se sesam samoi oid d yi yitu tu tu tula lang ng ke keil il bu bula latt ya yang ng ma masu suk k dalam dalam pormasi pormasi persendian yang bersambung dengan kartilago, ligamentum atau tulang lainnya.
&. Tulan metatarsal
2
$ulang metatarsus atau metatarsal adalah kelompok lima tulang panjang di kaki terletak
di
antara
tulang%tulang
tarsal
dari
belakang%dan
pertengahan%kaki dan falang jari%jari kaki. elompok tulang ini tidak mempunyai nama untuk masing%masing tulang, namun tulang diberi nomor dari sisi medial (sisi kaki besar)- metatarsal pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Metatarsal yang analog dengan tulang metakarpal tangan.
'. (ersen&ian
'ersendian adalah pertemuan antara 2 buah tulang atau beberapa tulang kerangka. Suatu persendian terjadi saat permukaan dari 2 tulang bertemu yang memungkinkan adanya pergerakan atautidak yang bergantung pada sambungannya. a. lasifikasi pesendian seara struktural terbagi menjadi yaitu &) 'ersendian fibrosa, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa. 2) 'ersediaan kartilago yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan kartilago ) 'ersendian sino/ial yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligamen artikular yang membungkusnya. b. lasifikasi persendian menurut fungsinya dibagi menjadi -
3
&) Sendi sinartosis (sendi mati), sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. Sendi jenis ini adalah antara lain a) Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. ontoh - sutura sagital dan parietal. b) Sinkodrosis, yaitu sendi yang tulang%tulangnya dihubungkan dengan kartilagi hialin. ontoh - lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang anak. 2) Sendi amfiartosis (sendi dengan pergerakan terbatas). Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap torsi dan kompresi. Sendi jenis ini antara lain adalah a) Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. ontoh- simpisis pubis. b) Sindesmosis, terbentuk saat tulang%tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat%serat jaringan ikat kolagen. ontoh ditemukan pada tulang yang bersisihan seperti radius dan ulna, serta tibia dan fibula. ) 1omposis, adalah sendi dimana tulang berbentuk keruut masuk dengan pas dalam kantong tulang seperti pada gigi yang tertanam pada tulang rahang. ) Sendi diartosis (sendi dengan pergerakan bebas) disebut juga sendi sino/ial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi airan sino/ial yang terdiri dari a) Sendi sferoidal yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk kedalam rongga berbentuk angkir pada tulang lain.ontoh sendi panggul dan bahu b) Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan satu arah ) Sendi kisar, yaitu tulang bentuk keruut yang masuk pas ekungan tulang kedua dan dapat berputar kesemua arah. ontoh - tulang atlas, persendian bagian kepala
4
d) Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial yang memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. ontoh - sendi antara tulang radius dan tulang karpal. e) Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu sisi dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua pelana yang saling menyatu. Satu% satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah persediaan antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari. f) Sendi peluru adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan melunur antara satu tulang dengan tulang yang lainnya. 'ersendian seperti ini disebut sendi nonaksia. %. (ererakan sen&i 'ergerakan sendi merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada tulang dan membentuk artikulasi dengan ara memberikan tenaga. $ulang hanya berfungsi sebagai pengungkit dan sendi sebagai penumpu. !eberapa pergerakan sendi antara lain &) Fleksi, adalah gerakan memperkeil sudut antara dua tulang. ontoh - saat menekuk siku, menekuk lutut atau menekuk torso kearah lain. a) "orsofleksi, adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan kearah depan (meninggalkan dairah dorsal kaki) b) 'lantar fleksi adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada pergelangan kaki. 2) kstensi, adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang ) Abduksi, adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh seperti gerakan abduksi jari tangan dan jari kaki. ) Aduksi, adalah gerakan tubuh saat kembali keaksis utama tubuh (kebalikan dari gerakan abduksi) +) 3otasi, adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu sendi tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala untuk menyatakan tidak. a) 'ronasi, adalah rotasi medial lengan ba#ah dalam posisi anatomis yang mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang.
5
b) Supinasi yaitu rotasi lateral lengan ba#ah yang mengakibatkan telapak tangan menghadap kedepan. 4) Sirkumduksi, adalah kombinasi dari semua gerakan argular dan berputar untuk membuat suatu ruang berbentuk keruut seperti saat menagyunkan lengan berbentuk putaran 5) 6n/ersi, adalah gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan tulapak kaki menghadap kedalam atau kearah medial 7) /ersi, adalah pergerakan sendi pergelangan
kaki
yang
memungkinkan tulapak kaki menghadap kearah luar 8) 'rotaksi, adalah memajukan bagian tubuh seperti saat menonjolkan rahang ba#ah kedepan atau memfleksi girdel pektoral untuk membungkuskan dada &0) 3etraksi, adalah gerakan menarik bagian tubuh kearah belakang seperti saat menstraksi mandibula &&) le/asi adalah pergerakan suatu struktur kearah superiorseperti saat mengatupkan mulut &2) "epresi adlah menggerakkan suatu struktur kearah inferior, seperti saat membuka mulut.
). Otot
Struktur jaringan otot dikhususkan untuk melakukan gerakan, baik oleh badan seara keseluruhan gerakan, baik oleh badan seara keseluruhan maupun oleh berbagai bagian tubuh yang satu terhadap yang lain. Sel%sel otot sangat berkembang dalam fungsi kontraktil dan tidak begitu berkembang dalam hal kondukti/itas. ekhususan ini meliputi pemanjangan sel%selnya sesuai sumbu kontroksi. 'ada jaringan otot, sel%sel atau serat otot itu biasanya bergabung dalam berkas%berkas, sehingga jaringan otot tidak hanya terdiri atas serat% serat otot saja. arena harus melakukan kerja mekanis, serat%serat otot memerlukan banyak kapiler darah yang mendatangkan makanan dan oksigen, dan mengangkut keluar produk sisa toksik. 'embuluh%pembuluh darah itu terdapat di dalam jaringan ikat fibrosa, yang juga berguna untuk mengikat serat%serat otot menjadi satu dan sebagai pembungkus, pelindung sehingga tarikan dapat berlangsung seara efektif. omponen%komponen
6
sel%sel otot seperti hal%hal yang lain, tetapi memiliki istilah khusus, membran
sel disebut sarkolema, sitoplasma disebut sarkoplasma,
retikulum endoplasma disebut retikulum sarkoplasma, dan mitokondria disebut sarkosoma. Ada tiga maam otot digolongkan berdasarkan struktur dan fungsi, yaitu otot rangka, otot jantung, dan otot polos.
a. Otot Ranka 9tot rangka disebut juga otot lurik karena sesuai namanya mempunyai
bagian yang gelap dan terang menyerupai garis lurik. 9tot lurik ini terdiri dari serabut%serabut otot, apabila menggabung semuanya disebut kulit. Setiap gabungan serabut diselaputi oleh suatu selaput disebut fasia propria.1abungan dari seluruh serabut diseluputi lagi oleh fase supersial.
". Otot (olos 9tot polos berbentuk kumparan, yaitu kedua ujungnya meruning dengan
bagian tengahnya membesar dan mempunyai satu inti sel. erja otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita, maka otot ini disebut otot tak sadar. 9tot polos mempunyai karakteristik yang lain, yaitu- tidak melekat pada tulang, akti/itasnya lambat dan teratur, mampu berkontraksi dalam #aktu yang lama, tidak mudah lelah, gerakannya berada dalam kendali saraf otonom (tidak sadar), banyak dijumpai di lambung, usus, indung telur paru%paru, dan pembuluh darah.
%. Otot Jantun $erdiri dari serabut otot yang berabang%abang dan berinti banyak. erja
otot jantung kontraksinya dipengaruhi oleh saraf tidak sadar. 9tot jantung terus berkontraksisepanjang #aktu dengan gerakan yang teratur berirama dalam memompa darah keseluruh tubuh. "enyut jantung disebabkan kontraksi otot jantung seara normal. 'ada orang de#asa berlangsung 52 kali setiap menit. Setiap berkontraksi sangat memerlukan oksigen yang ukup. !ila jantung tidak mendapat oksigen selama 0 detik saja, kontraksi jantung akan berhenti.
7
*. Klasifikasi
lasifikasi fraktur menurut Sjamsuhidajat:ong (200) sebagai berikut&. Menurut ada tidaknya hubungan dengan dunia luar, yaitua. Fraktur tertutup (simple fracture), yaitu fraktur yang fragmen tulangnya tidak menembus kulit sehingga tempat fraktur tidak teremar oleh lingkungan;tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar. b. Fraktur terbuka (compound fracture), yaitu fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka yang ada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk from within (dari dalam), atau from without (dari luar). "erajat patah tulang terbuka&) 1rade 6- luka laserasi kurang <2 m, sederhana, dislokasi fragmen minimal. 2) 1rade 66- luka laserasi =2 m, kontusi otot disekitarnya, dislokasi fragmen jelas. ) 1rade 666- >uka lebar, rusak hebat atau hilangnya jaringan disekitarnya, kominutif, segmental, fragmen tulang ada yang hilang.
2. Menurut garis frakturnya, yaitua. Fisura- disebabkan oleh edera tunggal hebat atau terus%menerus yang ukup lama. b. Fraktur komunitif- fraktur dengan tulang peah menjadi beberapa fragmen. . Fraktur segmental- fraktur yang menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darahnya. d. Fraktur dahan hijau; greenstick - fraktur di mana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok. e. Fraktur impaksi- fraktur di mana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainya.
8
f. Fraktur impresi;depresi- fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi pada tulang tengkorak dan tulang #ajah). g. Fraktur kompresi- fraktur di mana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang).
. Menurut sudut dari fraktur, yaitua. Fraktur trans/ersal- fraktur sepanjang garis tengah tulang. b. Fraktur oblik- fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang (lebih tidak stabil dibanding trans/ersal). . Fraktur spiral- fraktur memuntir seputar batang tulang (Mutta?in, 2007). d. Fraktur a/ulsi, yaitu tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendon pada perlekatannya. e. Fraktur patologi, yaitu terjadi pada daerah%daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses patologik lainnya (kista tulang, penyakit paget , metastasi tulang, tumor). $ulang sering kali menunjukkan penurunan densitas ('rie@ilson, 200+).
D. Etioloi
Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir
mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem (Smelter !are,
200&). $rauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan ba#ah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat pula trauma tidak langsung, misalnya jatuh tertimpa pada tangan yang menyebabkan tulang kla/ikula atau radius distal patah (Sjamsuhidajat :ong, 200). Fraktur lebih sering terjadi pada orang laki%laki dari pada orang perempuan dengan umur di ba#ah + tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan, atau luka yang disebabkan oleh keelakaan kendaraan bermotor. Sedangkan pada orang tua, #anita lebih
9
sering mengalami fraktur dari pada laki%laki yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon pada menopause (>okhart, 1ayle, harlene, 200&).
$rauma muskuloskeletal yang dapat mengakibatkan fraktur adalah sebagai berkut&. $rauma langsung. $rauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang. *al tersebut dapat megakibatkan terjadinya fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat komunitif dan jaringan lunak tidak ikut mengalami kerusakan. 2. $rauma tidak langsung. Apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, trauma tersebut disebut trauma tidak langsung. Misalnya, jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada kla/ikula. 'ada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh (Mutta?in, 2007).
E. (atofisioloi
Fraktur dapat terjadi akibat adanya tekanan yang melebihi kemampuan tulang dalam menahan tekanan. $ekanan pada tulang dapat berupa tekanan berputar yang menyebabkan fraktur bersifat spiral atau oblik, tekanan membengkok yang menyebabkan fraktur trans/ersal, tekanan sepanjang aksis tulang yang dapat menyebabkan fraktur impaksi, dislokasi, atau fraktur dislokasi, kompresi /ertikal dapat menyebabkan fraktur komunitif atau memeah, misalnya pada badan /ertebra, talus, atau fraktur buckle pada anak%anak, trauma langsung yang disertai dengan resistensi pada satu jarak tertentu akan menyebabkan fraktur oblik atau fraktur B, fraktur karena remuk, trauma
10
karena tarikan pada ligamen atau tendon akan menarik sebagian tulang (Mutta?in, 2007). etika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum tulang, dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan,
kerusakan
tulang dan jaringan
sekitarnya.
eadaan
ini
menimbulkan hematom pada kanal medula antara tepi tulang di ba#ah periostium dengan jaringan tulang yang mengalami fraktur. $erjadinya respon inflamasi
akibat sirkulasi
jaringan nekrotik adalah ditandai dengan
/asodilatasi dari plasma dan leukosit. etika terjadi kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses penyembuhan untuk memperbaiki edera, tahap ini menunjukkan tahap a#al penyembuhan tulang. *ematom yang terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum tulang yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut masuk ke dalam pembuluh darah yang menyuplai ke organ%organ yang lain. *ematom menyebabkan dilatasi kapiler, kemudian menstimulasi histamine pada otot yang iskemik dan menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke intersisial. *al ini menyebabkan terjadinya edema. dema yang terbentuk akan menekan ujung syaraf, yang bila berlangsung lama bisa menyebabkan syndrome compartement (Anonim, 2005). Syndrome compartement merupakan komplikasi serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, syaraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. *al ini disebabkan oleh edema atau perdarahan yang menekan otot, syaraf, dan pembuluh darah, atau karena tekanan dari luar seperti gips dan pembebatan yang terlalu kuat (Mutta?in, 2007). F. Manifestasi Klinis $anda%tanda dan gejala klinis yang biasanya menyertai fraktur antara lain
(Smelter!are, 200&)&. Cyeri. Cyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. *al ini dikarenakan adanya spasme otot, tekanan dari patahan tulang, atau kerusakan jaringan sekitarnya.
11
2. !engkak;edema. dema munul lebih epat dikarenakan airan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur dan ekstra/asasi daerah jaringan sekitarnya. . Memar;ekimosis, merupakan perubahan #arna kulit sebagai akibat dari ekstra/asasi daerah di jaringan sekitarnya. . 'enurunan sensasi, terjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf karena edema. +. Mobilitas abnormal, adalah pergerakan yang terjadi pada bagian%bagian yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan. 6ni terjadi pada fraktur tulang panjang. 4. repitasi, merupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian%bagian tulang digerakkan. 5. "eformitas, yaitu abnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari keelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya. 7. 'eningkatan temperatur lokal.
+. (emeriksaan (enun$an
!eberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus fraktur antara lain (Mutta?in, 2007)&. 'emeriksaan radiologi, penitraan menggunakan sinar rontgen (sinar%D). Entuk mendapatkan gambaran tiga dimensi dari keadaan dan kedudukan tulang yang sulit. $eknik khusus lain, yaitua. $omografi, menggambarkan tidak hanya satu struktur saja, tetapi juga struktur tertutup yang sulit di/isualisasikan. b. Mielografi, menggambarkan abang%abang saraf spinal dan pembuluh darah di ruang tulang /ertebra yang mengalami kerusakan akibat trauma. . Artografi, menggambarkan jaringan ikat yang rusak karena ruda paksa.
12
d. Computed
Tomography-Scanning
($%San) ,
menggambarkan
potongan seara trans/ersal dari tulang tempat terdapatnya struktur tulang yang rusak.
2. 'emeriksaan laboratorium meliputia. alsium serum dan fosfor serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang. b. Fosfatase
alkali
meningkat
pada
saat
kerusakan
tulang
dan
menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang. . nim otot seperti kreatinin kinase, laktat dehidrogenasi (>"*%+), aspartat amino transferase (AS$), dan aldolase meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
. 'emeriksaan lain%lain meliputia. !iopsi tulang dan otot, diindikasikan bila terjadi infeksi. b. lektromiografi, terdapat kerusakan konduksi saraf akibat fraktur. . Artoskopi, didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang berlebihan d. Indium imaging , pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang. e. agnetic !esonant Imaginering (M36), menggambarkan semua kerusakan tulang akibat fraktur. ,. Kom#likasi
omplikasi fraktur meliputi (Mutta?in, 2007)&. omplikasi a#al a. erusakan arteri 'eahnya arteri karena trauma dapat ditandai dengan tidak adanya nadi, 3$ (capillary refill time) menurun, sianosis pada bagian distal, hematoma melebar, dan dinding pada ekstremitas yang disebabkan oleh tindakan darurat splinting , perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi dan pembedahan.
13
b. Sindrome kompartemen Syndrome compartement merupakan komplikasi yang serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. *al ini disebabkan oleh edema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah, atau karena tekanan dari luar seperti gips dan pembebatan yang terlalu kuat. . "at #mbolism Syndrome (FS) Adalah komplikasi yang serius yang sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FS terjadi karena sel%sel lemak yang dihasilkan bone marrow kuning ke aliran darah dan menyebabkan kadar oksigen dalam darah menjadi rendah. *al tersebut ditandai dengan gangguan pernafasan, takikardi, hipertensi, takipnea, dan demam. d. Infeksi Sistem pertahanan tubuh akan terganggu bila terdapat trauma pada jaringan. 'ada trauma ortopedi, infeksi dimulai pada kulit ( superficial ) dan masuk ke dalam. *al ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka tetapi dapat juga karena penggunaan bahan lain pembedahan, seperti pin (936F93F) dan plat. e. Cekrosis a/askular $erjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu, sehingga menyebabkan nekrosis tulang. !iasanya, dia#ali dengan adanya iskemia. f.
Syok Syok terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler sehingga menyebabkan oksigenasi menurun. *al ini biasanya terjadi pada fraktur. 'ada beberapa kondisi tertentu, syok neurogenik sering terjadi pada fraktur femur karena rasa sakit yang hebat pada klien.
2. omplikasi lama a. $elayed union
14
Merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan #aktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung (%+ bulan). *al ini terjadi karena suplai darah ke tulang menurun. b. %on-union Fraktur yang tidak sembuh antara 4%7 bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga terdapat pseudoartrosis (sendi palsu). c. al-union Adalah keadaan ketika fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas.
I. (enatalaksanaan
Medis (Mutta?in, 2007) $im medis yang menangani keadaan klinis klien yang mengalami fraktur memerlukan penilaian penatalaksanaan yang sesuai, yaitu dengan mempertimbamgkan faktor usia, jenis fraktur, komplikasi yang terjadi, dan keadaan sosial ekonomi klien seara indi/idual. $erdapat prinsip penatalaksanaan fraktur, yaitu !ecognition "iagnosis dan penilaian fraktur, prinsip pertama adalah mengetahui dan menilai keadaan fraktur dengan anamnesis, pemeriksaan klinik, dan radiologis. 'ada a#al pengobatan diperhatikan- lokalisasi fraktur, bentuk fraktur, menentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan dan menghindari komplikasi yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengobatan. !eduction 3estorasi fragmen fraktur sehingga posisi yang paling optimal didapatkan, reduksi fraktur apabila diperlukan. 3eduksi bisa meliputi pembidaian, gips, pin (936F;93F), atau traksi. !etention 6mobilisasi fraktur. Seara umum, teknik penatalaksanaan yang digunakan adalah mengistirahatkan tulang yang mengalami fraktur
15
dengan tujuan penyatuan yang lebih epat antara kedua fragmen tulang yang mengalami fraktur. !ehabilitation Mengembalikan akti/itas dapat dilakukan dengan mengoptimalkan seluruh keadaan klien pada fungsinya agar akti/itas dapat dilakukan kembali. Misalnya,
pada
klien
pasaamputasi
kruris,
program
rehabilitasi yang dijalankan adalah bagaimana klien dapat melajutkan hidup dan melakukan akti/itas dengan maksimalkan organ lain yang tidak mengalami masalah. Camun, seara umum, tahapan rehabilitasi fraktur (khususnya fraktur pada ekstremitas ba#ah) antara lain&) %on &eight 'earing (C@!)- klien diajarkan untuk melakukan latihan pada ekstremitas yang mengalami fraktur tidak boleh dilakukan akti/itas, sedangkan untuk tumpuan menggunakan kaki yang sehat. "ilakukan selama & minggu. 2) artial &eight 'earing ('@!)- ekstremitas yang mengalami fraktur boleh untuk menempelkan telapak kaki pada lantai dilakukan selama & bulan. ) Total @eight 'earing ($@!)- latihan bertumpu pada kaki yang sakit dengan menggunakan alat bantu dilakukan selama bulan.
epera#atan (Smelter!are, 2002) 'era#atan pasien fraktur tertutup 'enyembuhan fraktur dan pengembalian kekuatan penuh dan mobilitas mungkin memerlukan #aktu sampai berbulan%bulan. 'asien diajari bagaimana mengontrol pembengkakan dan nyeri sehubungan dengan fraktur dan trauma jaringan lunak. Mereka didorong untuk aktif dalam batas imobilisasi fraktur. $irah baring diusahakan seminimal mungkin. >atihan segera dimulai untuk mempertahankan kesehatan otot dan untuk meningkatkan kekuatan otot yang dibutuhkan untuk pemindahan
16
dan untuk menggunakan alat bantu (misal, tongkat, walker ). 'asien diajari mengenai bagaimana menggunakan alat bantu tersebut dengan aman. 'erenanaan dilakukan untuk membantu pasien menyesuaikan lingkungan rumahnya sesuai kebutuhan dan keamanan pribadi, bila perlu. 'engajaran pasien meliputi pera#atan diri, informasi obat% obatan, pemantauan kemungkinan potensial masalah, dan perlunya melanjutkan super/isi pera#atan kesehatan.
'era#atan pasien fraktur terbuka Fraktur terbuka terdapat resiko infeksi (osteomielitis, gas ganggren, dan tetanus). $ujuan penanganan adalah meminimalkan kemungkinan infeksi
luka,
jaringan
lunak
dan
tulang
untuk
memperepat
penyembuhan jaringan lunak dan tulang. 'asien diba#a ke ruangan operasi, di mana luka dibersihkan, didebridemen dan irigasi. Fraktur direduksi dengan hati%hati dan distabilitasi dengan fiksasi eksterna. Setiap kerusakan pada pembuluh darah, jaringan lunak, tendon, otot, dan saraf diperbaiki. kstremitas ditinggikan untuk meminimalkan terjadinya edema. Status neuro/askuler dikaji sesering mungkin. Suhu tubuh pasien diperiksa dengan inter/al teratur, dan pasien dipantau mengenai adanya tanda infeksi. 'enutupan primer mungkin tidak dapat diapai karena adanya edema dan potensial iskemia, airan luka yang tidak
dapat
keluar,
dan
infeksi
anaerob.
>uka
yang
sangat
terkontaminasi sebaiknya tidak dijahit, dibalut dengan pembalut steril, dan tidak ditutup sampai ketahuan bah#a daerah tersebut tidak mengalami infeksi. 'rofilaksis tetanus diberikan. !iasanya, diberikan antibioti intra/ena untuk menegah atau menangani infeksi serius. >uka ditutup dengan jahitan atau graft atau flap autogen pada hari ke%+ sampai ke%5.
J. (enka$ian Ke#era-atan Doenes/ '0001 Mutta2in/ '0034
&. Akti/itas;istirahat
17
$anda- keterbatasan;kehilangan fungsi pada bagian yang terkena (mungkin segera, fraktur itu sendiri, atau terjadi seara sekunder, dari pembengkakan jaringan, nyeri). 2. Sirkulasi $anda- *ipertensi (kadang%kadang terlihat sebagai respons terhadap nyeri;ansietas) atau hipotensi (kehilangan darah), takikardi (respons stress, hipo/olemia), penurunan;tak ada nadi pada bagian distal yang edera pengisian kapiler lambat, puat pada bagian yang terkena, pembengkakan jaringan atau massa hematoma pada sisi edera. . Ceurosensori 1ejala- *ilang gerakan;sensasi, spasme otot, kebas;kesemutan (parestesis). $anda- "eformitas fokal angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi (bunyi berderit), spasme otot, terlihat kelemahan ; hilang fungsi, agitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri;ansietas atau trauma lain). . Cyeri 1ejala- Cyeri berat tiba%tiba pada saat edera (mungkin terlokalisasi pada area jaringan;kerusakan tulang dapat berkurang pada imobilisasi) tak ada nyeri akibat kerusakan saraf, spasme;kram otot (setelah imobilisasi). +. eamanan $anda- >aserasi kulit, a*ulse jaringan, perdarahan, perubahan #arna, pembengkakan lokal (dapat meningkat seara bertahap atau tiba%tiba). 4. 'ola persepsi dan tatalaksana hidup sehat 'ada kasus fraktur, klien biasanya merasa takut akan mengalami keaatan pada dirinya.
5. 'ola hubungan dan peran lien akan mengalami kehilangan peran dalam keluarga dan masyarakat karena klien harus menjalani ra#at inap. 7. 'ola persepsi dan konsep diri
18
"ampak yang timbul pada klien fraktur adalah timbul ketakutan akan keaatan akibat fraktur, rasa emas, rasa ketidakmampuan melakukan akti/itas seara optimal, dan gangguan itra diri. 8. 'ola penanggulangan stress 'ada klien fraktur timbul rasa emas akan keadaan dirinya, yaitu ketakutan timbul keaatan pada diri dan fungsi tubuhnya. Mekanisme koping yang ditempuh klien dapat tidak efektif.
K. Dianosa &an Inter5ensi Ke#era-atan !. (re6O#erasi a.
*emas
".&. Kuran (eneta7uan Tentan Tin&akan (em"e&a7an Dianosa Ke#era-atan8 Masala7
Ren%ana ke#era-atan
19
Kola"orasi
*emas ".&. Kuran (eneta7uan Tentan Tin&akan (em"e&a7an
Tu$uan &an Kriteria ,asil
Inter5ensi
NO* 9 &. ontrol keemasan '. oping Setelah dilakukan asuhan selama &G& jam klien keemasan teratasi dgn kriteria hasil&. lien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala emas 2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol emas . Hital sign dalam batas normal . 'ostur tubuh, ekspresi #ajah, bahasa tubuh dan tingkat akti/itas menunjukkan berkurangnya keemasan
NI* 9 &. 1unakan pendekatan yang menenangkan 2. Cyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien . :elaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur . $emani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut +. !erikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis 4. 6nstruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi 5. "engarkan dengan penuh perhatian 7. 6dentifikasi tingkat keemasan 8. !antu pasien mengenal situasi yang menimbulkan keemasan &0. "orong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi &&. elola
20
pemberian obat anti emas-........
'. Intra6O#erasi a. Resiko S:ok ".& Tin&akan S#inal Anastesi Dianosa Ke#era-atan8 Masala7 Kola"orasi
Ren%ana ke#era-atan
Tu$uan &an Kriteria ,asil Resiko S:ok ".& Tin&akan S#inal Anastesi
NO*9 &. 'enegahan Syok 2. Manajemen Syok Kriteria ,asil9 &. $ekanan darah dalam batas normal 2. Cadi dalam batas normal . 6rama jantung normal . Frekuensi nafas normal +. 6rama nafas normal 4. '* darah serum dbn
21
Inter5ensi
NI*9
&. Monitor status sirkulasi, #arna kulkit, suhu, denyut jantung, *3, dan ritme, nadi perifer, dan kapilery refill 2. Monitor tekanan darah dan pernafasan . Monitor input dan output . Monitor tanda a#al syok +. >ihat dan pelihara kepatenan jalan nafas 4. !erikan airan 6H atau oral yang tepat 5. Memantau faktor penentu pengiriman jaringan oksigen
).
(ost6O#erasi a. Resiko Infeksi ".&. (ost O#erasi ORIF
Dianosa Ke#era-atan8 Masala7 Kola"orasi
Ren%ana ke#era-atan
Tu$uan &an Kriteria ,asil Risiko infeksi ".& (ost O#erasi ORIF
Inter5ensi
NO* 9 NI* 9 &. 6mmune &. 'ertahankan teknik Status aseptif 2. no#le 2. !atasi pengunjung bila dge 6nfetion perlu ontrol . ui tangan setiap . 3isk sebelum dan sesudah ontrol tindakan kepera#atan Setelah dilakukan . 1unakan baju, sarung tindakan kepera#atan tangan sebagai alat pelindung selama &G2 jam pasien +. 1anti letak 6H perifer dan tidak mengalami dressing sesuai dengan infeksi dengan kriteria petunjuk umum hasil4. 1unakan kateter &. lien bebas dari intermiten untuk menurunkan tanda dan gejala infeksi kandung kening infeksi 5. $ingkatkan intake nutrisi 3. 2. Menunjukkan !erikan terapi kemampuan untuk antibiotik-............................... menegah .. timbulnya infeksi Monitor tanda dan gejala • . :umlah leukosit infeksi sistemik dan lokal dalam batas normal 'ertahankan teknik isolasi • . Menunjukkan k;p perilaku hidup sehat 6nspeksi kulit dan • +. Status imun, membran mukosa terhadap gastrointestinal, kemerahan, panas, drainase genitourinaria Monitor adanya luka • dalam batas normal "orong masukan airan • "orong istirahat • Ajarkan pasien dan • keluarga tanda dan gejala infeksi aji suhu badan pada •
22
pasien neutropenia setiap jam
DAFTAR (USTAKA
!runner and Suddarth, 2000, 'uku +ar eperawatan edikal 'edah, disi 7, Hol. , 1, :akarta
Anonim. (2005). "raktur . http-;;medial.om, diakses tanggal &+ April 20&0.
"oenges, M., Moorhouse, MF., 1eissler, A. (2000). !encana asuhan keperawatan,
pedoman
untuk
perencanaan
dan
pendokumentasian
perawatan pasien, edisi . :akarta- 'enerbit !uku edokteran.
>okhart, 1ayle, dan harlene. (200&). eperawatan medikal bedah. :akarta'enerbit Salemba Medika.
Mutta?in, Arif. (2007). 'uku aar asuhan keperawatan klien gangguan sistem muskuloskeletal . :akarta- 'enerbit !uku edokteran.
'rie, SA., >orraine M, @. (200+). atofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, edisi . :akarta- 'enerbit !uku edokteran.
23
Sjamsuhidajat, 3. :ong, @". (200). 'uku aar ilmu bedah, edisi /. :akarta'enerbit !uku edokteran. Smelter, S., !are, !1. (&885). 'uku aar keperawatan medikal-bedah bruner 0 suddarth, edisi 1 *ol./. :akarta- 'enerbit !uku edokteran. Currarif *.A., usuma *. (20&). +plikasi +suhan eperawatan 'erdasarkan $iagnosa edis 0 %+%$+ %IC-%2C #disi !e*isi 3ilid /. IogyakartaMediAtion 'ublishing.
24