LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS/DEMAM A. Konsep Dasar Penyakit 1. Penertian
Panas ialah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus (Elizabeth J. Corwin, 2000). Dikatakan panas ika suhu manusia menadi lebih dari !",# $%C (E. &swari, 200'). Panas teradi karena pelepasan pirogen dari dlm leukosit g sebelumna sudah terangsang karena pirogen eksogen g bisa berasal dari mikroorganisme mewuudkanadalah suatu hasil reaksi imunologik g tak berlandaskan suatu in*eksi (+ai*oellah oer, 200-). Men!r!t S!ria"i (200),
panas ialah naikna temperatur suhu tubuh se/ara abnormal.
ebrispanas ialah kenaikan suhu tubuh diatas 1ariasi sirkardian g normal sebagai dampak dari perubahan pada pusat termoregulasi g terletak dlm hipotalamus anterior (sselba/her, (sselba/her, 333). Pana Panass bera berart rtii suhu suhu tubu tubuhh diat diatas as bata batass norm normal al bias biasa, a, bisa bisa dika dikare rena naka kann kare karena na kelainan dlm otak sendiri karena zat toksik g mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penakit4 penakit bakteri, tumor otak dehidrasi(5uton, 330). Panas ialah keadann dimana teradi kenaikan suhu hingga !6â
°C
mengambil batasan lebih dari !",6â
°C.+edangkan
lebih. 7da g g g
kalauika suhu tubuh lebih dari -0â
°C
diuluki panas /ukup tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000). Panas ialah kenaikan suhu tubuh karena adana perubahan pusat termoregulasi hipotalamus (8erhman, 333). +eseorang mengalami panas kalauika suhu tubuhna diatas !",6$%C (suhu oral aksila) suhu rektal (Donna 9. :ong, 200!). ;ipe panas g mungkin kita umpai diantarana< a. Panas septik +uhu badan berangsur naik ketingkat g /ukup tinggi sekali pada malam hari = turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. >erap kali diikuti keluhan menggigil = berkeringat. >alauika panas g /ukup tinggi tersebut turun ketingkat g normal dinamakan g panas hektik. b. Panas remiten +uhu badan bisa turun setiap hari tetapi tak pernah men/apai suhu badan normal. Penebab suhu g mungkin ter/atat bisa men/apai dua tataran = tak sebesar perbedaan suhu g di/atat panas septik. /. Panas intermiten
+uhu badan turun ketingkat g normal selama beberapa am dlm satu hari. >alauika panas seperti ini teradi dlm dua hari sekali diuluki tersiana = kalauika teradi dua hari terbebas panas diantara dua serangan panas diuluki kuartana. d. Panas kontinu ?ariasi suhu sepanang hari tak berbeda lebih dari satu tataran. Pada tataran panas g terus menerus /ukup tinggi sekali diuluki hiperpireksia. e. Panas siklik ;eradi kenaikan suhu badan selama beberapa hari g diikuti karena beberapa periode bebas panas buat beberapa hari g lalu diikuti karena kenaikan suhu seperti semula. +uatu tipe panas kadang4kadang dikaitkan dgn suatu penakit tertentu misalna tipe panas intermiten buat malaria. +eorang pasien dgn keluhan panas mungkin bisa dihubungkan segera dgn suatu sebab g elas seperti < abses, pneumonia, in*eksi saluran ken/ing, malaria, tetapi kadang sama sekali tak bisa dihubungkan segera dgn suatu sebab g elas. Dlm praktek 30@ dari para pasien dgn panas g baru saa dialami, pada dasarna mewuudkanadalah suatu penakit g sel*4limiting seperti in*luensa penakit 1irus seenis lainna. ;api hal ini tak berarti kita tak waib tetap waspada terhadap in*eksi bakterial. #enis Panas
Panas septik
$iri%&iri
Aalam hari suhu naik sekali, pagi hari turun hingga diatas normal, kerap kali diikuti
Panas remitten
menggigil = berkeringat +uhu badan bisa turun setiap hari tapi tak pernah men/apai normal. Perbedaan suhu mungkin men/apai 2 tataran tapi
Panas intermiten
perbedaanna tak sebesar panas septik. +uhu badan turun menadi normal selama beberapa am dlm satu hari. >alauika panas teradi dua hari sekali diuluki tertiana = apabila teradi 2 hari bebas panas diantara
Panas kontinu
2 serangan panas diuluki kuartana. ?ariasi suhu sepanang hari tak berbeda lebih dari satu tataran. Pada tataran panas g terus menerus /ukup tinggi sekali diuluki hiperpireksia
'. Etio(oi
Panas teradi kalauika pembentukan panas melampaui pengeluaran. Panas bisa berhubungan dgn in*eksi, penakit kolagen, keganasan, penakit metabolik maupun penakit lain (Julia, 2000). Men!r!t )!yton (2000),
panas bisa dikarenakan karena kelainan dlm otak sendiri zat
toksik g mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penakit4penakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. Penebab panas selain in*eksi g bisa dikarenakan karena keadann toksemia, keganasan reaksi terhadap penggunaan obat, g pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalna< perdarahan otak, koma). Pada dasarna buat men/apai ketepatan diagnosis penebab panas dibutuhkan diantarana< ketelitian penggambilan riwaat penakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan *isik, obser1asi peralanan penakit = e1aluasi pemeriksaan laboratorium serta penunang lain se/ara tepat = holistik. 8eberapa hal khusus butuh diperhatikan pada panas ialah /ara mun/ul panas, lama panas, /ukup tinggi panas serta keluhan = geala4geala g menertai panas. +edangkan menurut Pelaanan >esehatan Aaternal = eonatal 2000 bahwa etiologi *ebris,diantarana a. b. /. d. e. *.
+uhu lingkungan. 7dana in*eksi. Pneumonia. Aalaria. &titis media. munisasi
*. Mani+estasi K(inis
5eala = geala4geala teradina *ebris ialah< a. b. /. d. e. *. g.
7nak rewel (suhu lebih /ukup tinggi dari !",6â >ulit kemerahan angat pada sentuhan Peningkatan *rekuensi pernapasan Aenggigil Dehidrasi >ehilangan na*su makan
°C
B -0â
°C)
8erlimpah geala4geala g menertai panas termasuk geala4geala neri punggung, anoreksia = somlolen. 8atasan maorna aitu suhu tubuh lebih /ukup tinggi dari !",# â
°C
-0â
°C,
B
kulit hangat, taki/hardi, sedangkan batasan karakteristik minor g mun/ul aitu kulit
kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigilmerinding perasaan hangat = dingin,
neri = sakit g spesi*ik umum (misal< sakit kepala 1erigo), keletihan, kelemahan, = berkeringat (sselba/her. 333, Carpenito. 2000). ,. Pato+isio(oi
Panas ialah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap in*eksi zat asing g masuk ke dlm tubuhna. >alauika ada in*eksi zat asing masuk ke tubuh mau merangsang sistem pertahanan tubuh dgn dilepaskanna pirogen. Pirogen ialah zat penebab panas, ada g berasal dari dlm tubuh (pirogen endogen) = luar tubuh (pirogen eksogen) g bisa berasal dari in*eksi karena mikroorganisme mewuudkanadalah reaksi imunologik terhadap benda asing (non in*eksi). at pirogen ini bisa berupa protein, pe/ahan protein, = zat lain, terutama toksin polisakarida, g dilepas karena bakteri toksik g dihasilkan dari degenerasi aringan tubuh menebabkan panas selama keadann sakit. Aekanisme panas dimulai dgn mun/ulna reaksi tubuh terhadap pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri pe/ahan aringan mau di*agositosis karena leukosit darah, makro*ag aringan, = lim*osit pembunuh bergranula besar. +eluruh sel ini selanutna men/erna hasil peme/ahan bakteri ke dlm /airan tubuh, g diuluki g zat pirogen leukosit. Pirogen selanutna membawa pesan lewat alat penerima (reseptor) g terdapat pada tubuh buat disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dlm hipotalamus pirogen ini mau dirangsang pelepasan asam arakidonat serta membuat dampak peningkatan produksi prostaglandin (P5E). ni mau memun/ulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dgn /ara menempitkan pembuluh darah tepi = menghambat sekresi kelenar keringat. Pengeluaran panas menurun, teradilah ketidakseimbangan pembentukan = pengeluaran panas. nilah g memun/ulkan panas pada anak. +uhu g /ukup tinggi ini mau merangsang akti1itas FGtentaraFH tubuh (sel makro*ag = sel lim*osit ;) buat memerangi zat asing tersebut dgn menaikkan proteolisis g menghasilkan asam amino g berperan dlm pembentukan antibodi sistem kekebalan tubuh. -. Peeriksaan Pen!nan
+ebelum berkembangberubah naik ke pemeriksaan4pemeriksaan g mutakhir, g siap tersedia buat diberdaakan seperti ultrasonogra*i, endoskopi s/anning, masih bisa diperiksa bebrapa ui /oba darah, pembiakan kuman dari /airan tubuhlesi permukaan sinar tembus rutin.
Dlm tahap berikutna bisa dipikirkan buat membuat diagnosis dgn lebih pasti lewat biops pada tempat4 tempat g di/urigai. Jg bisa dikerakan pemeriksaan seperti angiogra*i, aortogra*i, lim*angiogra*i 0. Penata(aksanaan
a. +e/ara isik Aengawasi keadann klien dgn < Pengukuran suhu se/ara berkala setiap -4' am. Perhatikan ap-k-h anak tidur gelisah, kerap kali terkeut, mengigau. Perhatikan pula ap-k-h mata anak /enderung melirik ke atas ap-k-h anak mengalami keang4keang. Panas g diikuti keang g terlalu lama mau berbahaa bagi pertumbuhan otak, karena oksigen tak mampu men/apai otak. ;erputusna suplai oksigen ke otak mau berakibat rusakna sel4sel otak. Dlm keadann demikian, /a/at seumur hidup bisa teradi berupa rusakna *ungsi intelektual tertentu. . 8ukalah pakaian = selimut g berlebihan 2. Aemperhatikan aliran udara di dlm ruangan !. Jalan na*as waib terbuka buat men/egah terputusna suplai oksigen ke otak g mau berakibat rusakna sel4sel otak. -. 8erikan /airan lewat mulut, minum sebanak4banaknaAinuman g diberikan bisa berupa air putih, susu (anak diare menesuaikan), air buah air teh. ;uuannna ialah agar /airan tubuh g menguap dampak naikna suhu tubuh memperoleh gantina. #. ;idur g /ukup agar metabolisme berkurang '. >ompres dgn air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. ;uuanna buat menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. ;urunna suhu tubuh dipermukaan tubuh ini bisa teradi karena panas tubuh diberdaakan buat menguapkan air pada kain kompres. Jangan meman*aatkan air es karena ustru mau membuat pembuluh darah menempit = panas tak bisa keluar. Aeman*aatkan alkohol bisa menebabkan iritasi = intoksikasi (kera/unan). ". +aat ini g lazim diberdaakan ialah dgn kompres hangat suam4suam kuku. >ompres air hangat suam4suam kuku kian suhu di luar terasa hangat = tubuh mau menginterpretasikan bahwa suhu diluar /ukup panas. Dgn demikian tubuh mau menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaa tak menaikkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping tu lingkungan luar g hangat mau membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar mengalami 1asodilatasi, g mau membuat pori4 pori kulit terbuka sehingga mau mempermudah pengeluaran panas dari tubuh. b. &bat4obatan 7ntipiretik 7ntipiretik bekera se/ara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus. 7ntipiretik berguna buat men/egah pembentukan prostaglandin dgn alan menghambat enzim //looIgenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali menadi normal g mana
diperintah memproduksi panas diatas normal = mengurangi pengeluaran panas tak ada lagi. Petunuk pemberian antipiretik< . 8ai ' F 2 bulan < $K4 sendok the sirup parasetamol 2. 7nak F ' tahun < $L4$K parasetamol #00 mg 4$K sendokteh sirup parasetamol !. 7nak ' F 2 tahun < $K4 tablet parasetamol #00 mg 2 sendok teh sirup parasetamol. ;ablet parasetamol bisa diberikan dgn digerus lalu dilarutkan dgn air teh manis. &bat penurun panas in diberikan ! kali sehari.5unakan sendok takaran obat dgn ukuran # ml setiap sendokna. Pemberian obat antipiretik mewuudkanadalah pilihan pertama dlm menurunkan panas = sangat berguna khususna pada pasien berisiko, aitu anak dgn kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penakit neurologis = pada anak g berisiko keang panas.&bat4obat anti in*lamasi, analgetik = antipiretik tersusun dari golongan g berma/am4ma/am = kerap kali berbeda dlm susunan kimiana tetapi memiliki kesamaan dlm e*ek pengobatanna. ;uuanna menurunkan set point hipotalamus lewat pen/egahan pembentukan prostaglandin dgn alan menghambat enzim //looIgenase. 7setamino*en mewuudkanadalah deri1at para 4amino*enol g bekera menekan pembentukan prostaglandin g disintesis dlm susunan sara* pusat. Dosis terapeutik antara 04# mgrkg88kali tiap - am maksimal # kali sehari. Dosis maksimal 30 mgrkb88hari Pada umumna dosis ini bisa d itoleransi dgn baik.Dosis besar angka lama bisa menebabkan intoksikasi = kerusakkan hepar.Pemberianna bisa se/ara per oral maupun rektal.;urunan asam propionat seperti ibupro*en g bekera meneka n pembentukan prostaglandin.&bat ini memiliki si*at antipiretik, analgetik = antiin*lamasi. E*ek samping g mun/ul berupa mual, perut kembung = perdarahan, tetapi lebih arang dibandingkan aspirin. E*ek samping hematologis g berat meliputi agranulositosis = anemia aplastik.E*ek terhadap ginal berupa gagal ginal akut (terutama kalauika dikombinasikan dgn asetaminopen).Dosis terapeutik aitu #40 mgrkg88kali tiap ' hingga 6 am.Aetamizole (antalgin) bekera menekan pembentukkan prostaglandin.Aemiliki e*ek antipiretik, analgetik da n antiin*lamasi. E*ek samping pemberianna berupa agranulositosis, anemia aplast ik = perdara han saluran /erna. Dosis terap eutik 0 mgrkg88kali tiap ' 46 am = tak dianurkan unt uk anak minus dari ' bulan.Pemberianna se/ara per oral, intramuskular intra1ena. 7sam me*enamat suatu obat gol ongan *enamat.>hasiat analgetikna lebih kuat dibandingkan sebagai antipiretik.E*ek sampingna berupa dispepsia = anemia hemolitik.Dosis pemberianna 20 mgrkg88hari dibagi ! dosis. Pemberianna se/ara per oral = tak boleh diberikan anak usia minus dari ' bulan. . Kop(ikasi
a. Dehidrasi < panas MNpenguapan /airan tubuh b. >eang panas < arang sekali teradi ( dari !0 anak panas). >erap kali teradi pada anak usia ' bulan hingga # tahun. +erangan dlm 2- am pertama panas = umumna sebentar, tak berulang. >eang panas ini g tak membahaakan otak
B. Konsep Dasar As!2an Kepera3atan 1. Penkaian
a. b. /. d.
dentitas< umur buat menentukan umlah /airan g dibutuhkan Oiwaat kesehatan >eluhan utama (keluhan g dirasakan pasien saat pengkaian) < panas. Oiwaat kesehatan sekarang (riwaat penakit g diderita pasien saat masuk rumah sakit)< seak kapan mun/ul panas, si*at panas, geala4geala lain g menertai panas (misalna< mual, muntah,
na*su makn, eliminasi, neri otot = sendi dll), ap-k-h menggigil, gelisah. e. Oiwaat kesehatan g lalu (riwaat penakit g sama penakit lain g pernah diderita karena pasien). *. Oiwaat kesehatan keluarga (riwaat penakit g sama penakit lain g pernah diderita karena anggota keluarga g lain baik memiliki si*at genetik tak) '. Peeriksaan +isik
>eadann umum< kesadaran, 1ital sign, status nutrisi *. Peeriksaan persiste
a. b. /. d. e. *.
+istem persepsi sensori +istem persara*an< kesadaran +istem perna*asan +istem kardio1askuler +istem gastrointestinal +istem integument
g. +istem perkemihan ,. Pa"a +!nsi kese2atan
a. b. /. d. e. *. g. h. i.
Pola persepsi = pemeliharaan kesehatan Pola nutrisi = metabolism Pola eliminasi Pola akti1itas = latihan Pola tidur = istirahat Pola kogniti* = perseptual Pola toleransi = koping stress Pola nilai = keakinan Pola hubungan = peran
-. Peeriksaan pen!nan
a. 9aboratorium b. oto rontgent /. +5 0. Dianosa Kepera3atan
a. b. /. d.
ipertermia berhubungan dgn proses in*eksi, proses penakit. Oesiko inuri berhubungan dgn in*eksi mikroorganisme. Oesiko minus /airan berhubungan dgn intake g minus = dia*oresis. 7nsietas berhubungan dgn hipertermi, e*ek proses penakit
. Inter4ensi Kepera3atan
o .
Diagnosa
;uuan = >riteria asil
nter1ensi
>eperawatan ipertermia
(&C) +esudah dikerakan tindakan
berhubungan dgn
keperawatan selamaFQI2-am
ℜ•
proses in*eksi, proses klien menunukkan temperatur
ℜ•
penakit.
dlm batas normal dgn kriteria
8atasan karakeristik < hasil<
(C) e1er treatment
ℜ• ℜ• ℜ•
Aonitir suhu sesering mungkin Aonitor :9 Aonitor warna = suhu kulit Aonitor tekanan darah, nadi = RR Aonitor menurunna tataran kesadaran Aonitor :8C, 8 = C; Aonitor intake = output >olaborasikan pemberian antipiretik 8erikan pengobatan buat menangani
suhu ℜ• S!2! 5!6!2 dlm batas normalℜ• ℜ• ℜ• 8ebas dari kedinginan tubuh diatas rentang 0 0 ℜ• ℜ• +uhu tubuh stabil !',# 4!",# / normal ℜ• ℜ• ;ermoregulasi dbn +erangan ℜ• adi dbn ℜ• penebab panas kon1ulsi (keang) ℜ• +elimuti pasien R bln < 304"0 ℜ• >ulit kemerahan ℜ• 8erikan /airan intra1ena R thn < 604'0 ℜ• Pertambahan OO ℜ• >ompres pasien pada lipat paha = aksila ℜ• ;akikardi ℜ• ;ingkatkan sirkulasi udara 2 thn < 60420 +aat disentuh ℜ• ℜ• 8erikan pengobatan buat men/egah ' thn < "#4# ℜ•
>enaikan
tangan terasa hangat
0 thn < "040
teradina menggigil
- thn < '#400
;emperature regulation
S-thn < '0400
ℜ•
Oespirasi dbn
ℜ•
ℜ•
BBL < !04#0 Im
7nak4anak < #4!0 Im Dewasa < 2420 Im
Aonitor suhu minimal tiap 2 am Oen/anakan monitoring suhu se/ara
kontinu ℜ• Aonitor ;D, nadi = OO ℜ• Aonitor warna = suhu kulit ℜ• Aonitor geala4geala hipertermi = hipotermi ℜ• ;ingkatkan intake /airan = nutrisi ℜ• +elimuti pasien buat men/egah hilangna kehangatan tubuh ℜ• Diskusikan tentang pentingna pengaturan suhu = kemungkinan e*ek negati1e dari kedinginan ℜ• 8erikan antipiretik kalauika butuh ?ital +ign Aonitoring ℜ• ℜ• ℜ•
Aonitor ;D, nadi, suhu = OO Catat adana *luktuasi tekanan darah Aonitor ?+ pada saat pasien berbaring,
duduk berdiri ℜ• Aonitor ;D , nadi, OO, sebelum, selama = sesudah akti1itas ℜ• Aonitor kualitas dari nadi ℜ• Aonitor *rekuensi = irama dari perna*asan ℜ• Aonitor suara paru ℜ• Aonitor pola perna*asan abnormal ℜ• Aonitor warna, suhu = kelembaban kulit ℜ• Aonitor sianosis peri*er ℜ• Aonitor adana /ushing triad (tekanan nadi g melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) ℜ• denti*ikasi penebab dari perubahan 2.
Oesiko inuri
+esudah dikerakan tindakan
1ital sign ℜ• +ediakan lingkungan g aman buat
berhubungan dgn
keperawatan selama FQI2-am
in*eksi
anak bebas dari /idera dgn
mikroorganisme.
kriteria hasil<
pasien ℜ• denti*ikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai dgn keadann *isik = *ungsi kogniti*
pasien = riwaat penakit terdahulu pasien Aenunukan homeostatis ℜ• Aenghindari lingkungan g berbahaa ℜ• ;ak ada perdarahan mukosa = misalna memindahkan perabotan bebas dari komplikasi lain ℜ• Aemasang side rail tempat tidur ℜ• Aenediakan tempat tidur g naman = ℜ•
bersih ℜ• Aembatasi pengunung ℜ• Aemberikan penerangan g /ukup ℜ• Aenganurkan keluarga buat menemani pasien ℜ• Aengontrol lingkungan dari kebisingan ℜ• Aemindahkan barang4barang g bisa membahaakan ℜ• 8erikan penelasan pada pasien = keluarga pengunung adana perubahan !.
status kesehatan = penebab penakit. luid management<
Oesiko minus /airan
+esudah dikerakan tindakan
berhubungan dgn
keperawatan selama FQI2-am
ℜ•
intake g minus =
isi /airan adekuat dgn kriteria
akurat ℜ• Aonitor status dehidrasi (kelembaban
diaphoresis, *aktor g hasil< mempengaruhi kebutuhan /airan (hipermetabolik).
Pertahankan /atatan intake = output g
Aempertahankan urine output membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan sesuai dgn usia = 88, 8J urine darah ortostatik) ℜ• Aonitor 1ital sign normal, ; normal ℜ• Aonitor asupan makanan /airan = ℜ• ;ekanan darah, nadi, suhu hitung intake kalori harian tubuh dlm batas normal ℜ• 9akukan terapi ? ℜ• ;ak ada geala4 gealaℜ• Aonitor status nutrisi dehidrasi, elastisitas turgor kulitℜ• 8erikan /airan baik, membrane mukosa lembab,ℜ• 8erikan /airan ? pada suhu ruangan ℜ• Dorong masukan oral tak ada rasa haus g berlebihan. ℜ• 8erikan penggantian nasogastrik sesuai ℜ•
output ℜ• Dorong keluarga buat membantu pasien
makan ℜ• 7nurkan minum minus lebih "46 gelas belimbing perhari ℜ• >olaborasi dokter ika geala /airan
-.
7nsietas
+esudah dikerakan tindakan
berlebih mun/ul memburuk ℜ• 7tur kemungkinan trans*usi ℜ• >ai = identi*ikasi serta luruskan
berhubungan dgn
keperawatan selama 2I2-am
in*ormasi g dimiliki klienkeluarga
hipertermi, e*ek
ansietas klienkeluarga hilang
proses penakit
dgn kriteria hasil<
mengenai hipertermi ℜ• 8erikan in*ormasi pada klienkeluarga
ℜ•
>lienkeluarga bisa
mengidenti*ikasi hal4hal g bisa menaikkan = menurunkan suhu tubuh ℜ• >lienkeluarga mau berpartisipasi dlm setiap tidakan g dikerakan ℜ• >lienkeluarga
g akurat tentang penebab hipertermi ℜ• ?alidasi perasaan klienkeluarga = akinkan klienkeluarga bahwa ke/emasan mewuudkanadalah respon g normal ℜ• Diskusikan dgn klienkeluarga ren/ana tindakan g dikerakan berhubungan dgn hipertermi = keadann penakit
mengungkapkan menurunna /emas g berhubungan dgn hipertermi, proses penakit 7. Ip(eentasi Kepera3atan
mplementasi mewuudkanadalah tindakan g sesuai dgn g sudah diren/anakan men/akup tindakan mandiri = kolaborasi. ;indakan mandiri ialah tindakan keperawatan berlandaskan analisis = kesimpulan perawat serta bukan atas petunuk tenaga kesehatan g lain. +edangkan tindakan kolaborasi ialah tindakan keperawatan g didasarkan karena hasil keputusan bersama dgn dokter petugas kesehatan lain. 8. E4a(!asi Kepera3atan
Aewuudkanadalah penilaian pertumbuhan ibu hasil implementasi keperawatan g berpedoman kepada hasil = tuuan g hendak di/apai. 19. Dis&2are P(annin
a. 7arkan pada manusia tua mengenal geala4geala kekambuhan = laporkan dokterperawat b. nstruksikan buat memberikan pengobatan sesuai dgn dosis = waktu /. 7arkan bagaimana mengukur suhu tubuh = inter1ensi
d. nstruksikan buat /ontrol ulang e. Jelaskan *a/tor penebab demand an menghindari *a/tor pen/etus
DAF5AR PUS5AKA
Corwin, Elizabeth J. 2003. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta< Penerbit 8uku >edokteran E5C. Doenges, A.E, Aarr . Aand7li/e, C.5. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Buat Perencanaan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta< E5C. 5uton, 7rthur C. (330). !isiologi manusia mekanisme pen"akit. Ed. 3. Jakarta, E5C. 5uton, 7rthur C. (33"). Buku A#ar !isiologi Kedokteran. Ed. $. Jakarta, E5C. http<khakarangga.blogspot./om20!0asuhan4keperawatan4pasien4dgn4*ebris.html diakses pada Oabu, ' Juli 20-, pukul < 20.00 :;7 http<putririzkadewi.blogspot./om20*ebris4panas.html diakses pada Oabu, ' Juli 20-, pukul < 20.00 :;7 http<riezkhamalia.wordpress./om20!2"laporan4pendahuluan4panas4*ebris.html diakses pada Oabu, ' Juli 20-, pukul < 20.00 :;7 Julia >laarte >adang, +p7 (2000). %etode &epat %enangani Panas. Dlm http<rentalhikari.wordpress./om2000!22lp4*ebris4panas.html diakses pada Oabu, ' Juli 20-, pukul < 20.00 :;7 7D7 C4&C. 202. 7plikasi 7suhan >eperawatan 8erlandaskan 7D7. Togakarta< Aedia ard :ong, Dona 9, dkk,. 200!. %aternal child nursing care 'nd edition. +anta 9uis< Aosb n/. edit this post ;ags< 889, Diagnosa >eperawatan, Dis/harge Planning, E5C, E1aluasi >eperawatan, C;, nter1ensi >eperawatan, Julia >laarte >adang, >riteria asil, Aenurut 5uton, Aenurut +uriadi, &bat4obatan 7ntipiretik , Oen/ana 7suhan >eperawatan, OO , +anta 9uis Aosb n/, +e/ara isik , +ai*oellah oer , +uhu ;ubuh, ?ital +ign Aonitoring, Togakarta Ae