LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM “Musium Sepuluh Nopember”
Dosen Pemateri: Helmi Boemiya, M.H.
Disusun Oleh: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Riyan Maulana Wijanarko Putra Rajeb Marwa Majida Ayu Suraida Dwi Mayangsari Alfin NIAM
(170411100065/Kewarganegaraan (170411100065/Kewarganegaraan C) (170411100061/ (170411100061/ Kewarganegaraan C) (170411100067/ (170411100067/ Kewarganegaraan C) (170411100077/ (170411100077/ Kewarganegaraan C) (170411100078/ (170411100078/ Kewarganegaraan C) (170411100091/ (170411100091/ Kewarganegaraan C)
FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BAB 1 PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang
Kunjungan museum adalah salah satu kegiatan untuk mengingat dan mengenang sejarah perjuangan para pahlawan pada masa sebelum merdeka. Oleh karena itu, pada mata kuliah kewarganegaraan, di berikan tugas untuk melakukan kunjungan museum dan laporan ini di buat untuk memenuhi tugas tersebut. Objek museum yang kami pilih adalah Musium Sepuluh Nopember yang berada di Surabaya.
2.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah singkat yang ada dalam Museum Sepuluh Nopember? 2. Apa saja koleksi yang terdapat di Museum Sepuluh Nopember? 3. Bagaimana sistem pada pembagian ruangan di Museum Sepuluh Nopember?
2.3 Tujuan
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sejarah lengkap di Museum Sepuluh Nopember serta dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah nilai sosial, kepekaan dan rasa ingin tahu akan perkembangan sejarah kemerdekaan Indonesia.
2.4 Waktu dan Tempat Tujuan
1. Waktu
: 18 Maret 2018
2. Tempat
: Museum Sepuluh Nopember, Jalan Pahlawan, Alun-alun Contong, Bubutan, Kota Surabaya, Jawa Timur 60174
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Museum Sepuluh Nopember Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota Surabaya. Museum Sepuluh Nopember (di sebut juga tugu pahlawan) didirikan sebagai kebanggaan atas kemenangan arek-arek suroboyo pada pertempuran heroik tanggal 10 Nopember 1945. Museum yang diresmikan pada tahun 2000 dan berlokasi di dalam lapangan Tugu Pahlawan ini terkenal sebagai salah satu tujuan wisata Kota Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia. Museum 10 November berada di dalam kompleks Tugu Pahlawan Surabaya, tepatnya di sebelah utara Tugu Pahlawan. Gedung museum tersebut memiliki 3 atap bangunan berbentuk prisma segi empat atau tumpeng segi empat yang berjajar. Letak Museum 10 November cukup unik. Ketiga bangunan prisma tampak tertanam dan menyembul dari bawah tanah karena museum tersebut lantai dasarnya dibuat turun di bawah tanah sehingga lantai dua dan atapnya tampak berada di permukaan tanah. Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November mengenang peristiwa pada tahun1945 ketika banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan.
Di museum ini rekaman asli pidato Bung Tomo yang berapi-api membangkitkan gelora dan hasrat serta semangat masyarakat akan kemerdekaan dapat didengarkan dari sebuah radio kuno. beberapa diorama statis menggambarkan aksi kepahlawanan arek-arek Suroboyo, yang hanya dengan menggunakan senjata sederhana berupa bambu runcing mampu memenangkan pertempuran melawan musuh. Dengan berkunjung ke Museum Tugu Pahlawan ini kami mendapat pengetahuan dan informasi tentang perjuangan
arek-arek Suroboyo
melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Semuanya berguna untuk bisa menjadi bekal dikemudian hari.
2.2 Koleksi Museum Tugu Pahlawan a. Pernak- pernik 10 November 1945 Macam-macam warisan dalam pertempuran 10 November 1945 di kota Surabaya : 1. Buku strategi dan cara menembak. Buku-buku yang digunakan oleh pelatih dari pertempuran untuk memberikan informasi tentang bagaimana strategi yang digunakan dalam perang dan membuat menembak dengan baik.
2. Mata uang dai nippon teikokusheihu dan perangko. Mata uang ini telah beredar dan digunakan oleh warga sebelum dan sesudah pertempuran 10 November 1945.
3. Alat-alat kesehatan. Peralatan ini telah digunakan oleh dokter Mr Agusti yang pernah peduli korban perang dari jalan Pahlawan Surabaya sampai Mojosari, Mojokerto. Setelah berhenti perang, ia masih
melanjutkan perjuangannya saat agresi militer Belanda 2, peralatan medis ini terdiri dari perban, kapas, thermometer, jarum suntik dan penyangga tulang.
b. Pidato Bung Tomo
Bismillahirrohmanirrohim.. Merdeka!!!
Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudarasaudara penduduk kota Surabaya. Kita semuanya telah mengetahui. Bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang telah kita rebut dari tangannya tentara Jepang. Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada mereka
Saudara-saudara. Di dalam pertempuran-pertempuran yang lampau kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya. Pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, Pemuda-pemuda yang berawal dari Sulawesi, Pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali, Pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, Pemuda-pemuda dari seluruh Sumatera, Pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Di dalam pasukan-pasukan mereka masing-masing. Dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung. Telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol. Telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit di mana-mana.
Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu s audara-saudara. Dengan mendatangkan Presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya
ini.
Maka
kita
ini
tunduk
untuk
pertempuran. Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri. Dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.
memberhentikan
Saudara-saudara kita semuanya. Kita bangsa indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu, dan kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya. Ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia. Ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Dengarkanlah ini tentara Inggris. Ini jawaban kita. Ini jawaban rakyat Surabaya. Ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.
Hai tentara Inggris! Kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu. Kau menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu. Kau menyuruh kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara jepang untuk diserahkan kepadamu Tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita: Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah Yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga
Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting! Tetapi saya peringatkan sekali lagi. Jangan mulai menembak, Baru kalau kita ditembak, Maka kita akan ganti menyerang mereka itukita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita saudara-saudara. Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati! Dan kita yakin saudara-saudara. Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara. Tuhan akan melindungi kita sekalian.
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!!!
c. Divisi Dapur Umum
Bentuk perjuangan pada masa pertempuran 10 November 1945 tidak hanya dilakukan di garis depan dengan cara mengangkat senjata maju ke medan pertempuran melawan musuh. Perjuangan juga dilakukan dengan mendirikan dapur umum oleh para wanita remaja maupun dewasa, yang bertugas untuk menyiapkan makanan dan minuman bagi para pejuang. Di wilayah Surabaya, markas dapur umum pertama kali didirikan di jalan Jagalan dan bertambah di rumah salah seorang anggotanya yang bernama Dr. Angka Nitisatro, di jalan Ambengan No. 20. Namun kemudian berkembang hingga sebanyak 51 dapur umum mulai wilayah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Dapur umum dipelopori dan diketuai oleh Ibu S. Dariah yang lebih dikenal dengan sebutan Bu Dar Mortir. Prinsip semangat Bu Dar dalam menyiapkan dapur umum untuk pejuang adalah “Orang dapat bekerja dengan tenang dan penuh se mangat bila perut mereka kenyang.” Dahulu, masyarakat Surabaya menyebut konsumsi makanan dan minuman untuk pejuang dengan istilah “Jaminan” makan. Setiap hari, Dapur Umum menyiapkan jaminan sebanyak 500-1000 bungkus nasi. Dalam menyiapkannya, rutin dilakukan mulai pada saat sebelum matahari terbit dengan memasak nasi, menggoreng ikan,
memasak sayur, membungkus nasi dengan daun pisang dan menyediakan nasi bungkus dalam keranjang. Setelah itu, siap untuk diambil oleh para pemuda pejuang untuk didistribusikan kepada para pejuang yang ada di garis depan dengan menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh Mayor Sungkono, bahkan dengan angkutan kereta api. d. Sepeda Kuno
Sepeda ini merupakan peninggalan pada masa pendudukan Belanda di Indonesia. Pada masa pertempuran 10 November 1945 pernah digunakan pejuang Arek-arek Surabaya sebagai sarana transportasi. Merk
: Sepeda Gazelle
Buatan
: Belanda
Tahun Pembuatan : 1916 Bahan
: Besi
Nomer Rangka
: 546405
Hibah dari
: Bapak Hariadi Suparto
e. Bayonet
Bayonet adalah pisau atau lebih dikenal dengan sangkur yang digunakan oleh tentara. Dan bayonet ini merupakan hibah dari warga kota Surabya yang tidak mau disebutkan namanya, sisa peninggalan tentara Jepang saat menduduki kota Surabaya pada tahun 1945, buatan perusahaan Toyota Jepang antara tahun 1938-1940. f. Parang
Teman seperjuangan bapak Sadji yang bernama bapak Manan (Alm.) memberikan parang kepada bapak Sdji untuk disimpan sebagai kenangkenangan. Pada masa pertempuran di Surabaya tahun 1945, parang ini pernah digunakan untuk melumpuhkan Tentara Gurkha di daerah jalan Gadukan. Hibah dari : Bapak Sadji (LVRI Surabaya)
g. Helm Tentara Dua Lapis
Helm ini adalah hasil rampasan dari tentara Belanda, dan pernah digunakan oleh bapak Kasmin untuk bertempur dengan tentara Belanda di daerah Jombang. Karena helm inilah nyawa bapak Kasmin bisa diselamatkansaat bertempur. Helm yang saat itu digunakan oleh bapak Kasmin menangkal dua peluru yang menembus helm itu, sehingga helm ini terdapat bekas lubang peluru. Hibah dari : Bapak Kasmin (LVRI Surabaya)
h. Helm Tentara Knil
Helm ini pernah digunakan sebagai helm kebesaran tentara KNIL (koninklijk Nederland Indisch Leger/ Tentara pasukan Belanda). Saat menduduki Indonesia pada tahun 1942. Sebagian dari helm ini banyak digunakan pemuda pejuang arek-arek Surabaya dalam pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaaya, dimana sebelumnya didapat dari hasil perampasan dari tentara KNIL, dan ada juga dari pemuda arek-arek Surabaya yang memang ikut dalam pendidikan militer tentara kesatuan KNIL. (Hibah dari Sdr. Adi. Erlianto. Setyawan, ST_Rooderburgh, Surabaya)
i.
Helm Tentara Lapis Jaring
Pada Masa Pendudukan sekutu di Surabaya, Para serdadu Inggris selalu memakai helm saat bertempur. Helm ini merupakan peninggalan serdadu Inggris yang dibuat pada tahun 1943 dan diperoleh dari hasil rampasan pejuang arek-arek Surabaya saat bertempur melawan sekutu. Hibah dari Adi Setiawan (Roodeburg Surabaya)
j. Laras Senapan Siap Ditembakkan
Laras senapan ini adalah bagian yang tersisa dari pertempuran 10 Nopember 1945. Ditemukan terpendam di dalam tanah di daerah Mojokerto, tanpa ada badan senjatanya dan dalam keadaan siap untuk ditembakkan. Jenis
: Senapan Steyr Munnlicher
Buatan : Austria Bahan : Besi Hibah dari Adi Setiawan (Roodeburg Surabaya) k. Ketapil
Ketapil adalah senjata tradisional yang digunakan oleh bapak sadji sebagai senjata untuk berjuang pada masa pertempuran tahun 1945, cara menggunakan ketapil ini adalah dengan system komando ara bisa
membidik secara bersama-sama dengan teman-teman seperjuangan yang lainnya. 10 ketapil bisa membidik 1 orang serdadu tentara Gurkha sekutu. Hibah dari Bapak Sandji (IVRI Surabaya) l.
Pistol Bius
Pistol ini adalah hasil rampasan dari pihak jepang pada masa pertempuran 10 Nopember 1945, dimana pernah digunakan tentara Jepang untuk membius para tawanan pejuang arek-arek Surabaya yang dipindahkan keluar kota Surabaya agar tidak tahu keberadannya. Hibah dari : Bapak Hartoyik (IVRI Surabaya) m. Parang
Teman seperjuangan bapak Sadji yang bernama bapak Manan (Almarhum) memberikan parang kepada bapak Sadji untuk disimpan sebagai kenang-kenangan. Pada masa pertempuran di Surabya tahun 1945, parang ini pernah digunakan untuk melumpuhkan tentara Gurkha di daerah Jl Gadukan. Hibah dari : Bapak Sadji(LVRI Surabaya)
n.
Senter
Merk
: PHILIPS KNIJPKAT TYPE 7424 – 03
Buatan
: Jerman
Tahun Pembuatan
: 1941
Bahan
: besi
Suasana malam hari yang gelap ditambah fasilitas listrik yang belum memadai waktu itu, membuat lampu senter sangat diperlukan untuk menunjang aktifitas militer. Dan pada masa pertempuran di Surabaya, lampu senter peninggalan Belanda in ipernah digunakan oleh Arek-Arek Surabaya untuk menunjang pergerakan perjuangan dalam menghadapi pasukan Inggris. Hibah dari: Rubbin Nanda, ST
o.
Gelas Bung Tomo
Pada saat menghadiri konggres Pemuda (BPRI) se Jawa Timur di Kota Blitar, Bung Tomo mendapatkan kenang-kenangan, berupa souvenir gelas. Hibah dari : Ny. Soelistomo
p. Radio Bung Tomo
Radio ini pernah digunakan oleh masyarakat Tanah Abang – Jakarta,
untuk
mendengarkan
pidato-pidato
Bung
Tomo.
Dan
selanjutnya, pemilik radio tersebut, Bapak Achmad menyerahkan kepada Bung Tomo sebagai apresiasi dan kenang-kenangan. Hibah dari : Ny. Soelistomo
q. Replika Bambu Runcing
Senjata tradisional khas Arek-Arek Suroboyo yang dipergunakan dalam
pertempuran
melawan
Tentara
Sekutu
pada
peristiwa
pertempuran 10 Nopember 1945. Senjata in ibiasanya dibuat dari bamboo “Apus” atau “Ori” yang dipangkas meruncing pada salah satu ujungnya. Konon menurut beberapa cerita, bamboo runcing tersebut diberi mantra agar memiliki kekuatan. r.
Botol Relaksasi
Buatan : Inggris/Tahun 1918 Merk : Gillete Bahan : Logam
Botol berbentuk bulat pipih ini merupakan peninggalan pasukan Inggris yang pernah digunakan pada masa perang dunia I, II, dan pertempuran Surabaya. Yang unik, bila botol diisi air hangat, akan berfungsi sebagai isi bantal, untuk terapi leher dan kepala pasukan yang sedang istirahat. Hibah : Rubin Nanda, ST s. Sangkur
Bapak Sadji mendapatkan sangkur dari teman seperjuangannya. Sangkur ini pernah digunakansebagai senjata untuk melumpuhkan tentara sekutu pada pertempuran 10 Nopember Hibah dari : Bapak Sadji (LVRI Surabaya)
t.
Keris Kanuragan
Keris ini adalah keris kanuragan (Ajimat) peninggalan dari seorang dokter yang pernah berjuang di garis belakang sebagai petugas medis yang merawat korban pertempuran. Antara lain pernah digunakan di daerah Semarang saat melawan Sekutu, pada tahun 1945. Sebelumnya, Warangka keris ini berwarna merah, namun untuk kepentingan perawatan, kemudian warangka in disepuh (dicat dengan warna emas oleh pemiliknya). Hibah dari DR. Dr. Hariadi Soeparto, Doc, Msc – Surabaya
u. Replika Surat Ultimatum Sekutu
Selebaran ini adalah surat ultimatum yang dibuat oleh pihak sekutu pada tanggal 9 November 1945 dan disebarkan melalui udara dengan menggunakan pesawat terbang. Surat ultimatum ini ditujukan kepada masyarakat Surabya sebagai bentuk ancaman agar masyarakat Surabaya menyerah tanpa syarat kepada pihak Sekutu. Adapun salah satu penyebab ultimatum ini dibuat karena Brigjend. AWS, Mallaby terbunuh di depan Gedung Internatio pada tanggal 30 Oktober 1945 sekitar pukul 20.30 WIB.
v. Senjata – senjata hasil rampasan pemuda pejuang arek-arek Surabaya dari tentara sekutu
2.3 Pembagian Ruang di Museum Museum terdiri dari dua lantai, lantai pertama digunakan untuk pameran 10 patung yang melambangkan semangat juang arek-arek suroboyo dan sosiodrama pidato Bung Tomo pada sebuah radio kuno. Pada lantai kedua merupakan ruang pamer koleksi-koleksi dr. Sutomo, reproduksi foto-foto dokumenter serta ruang diodrama statis yang menyajikan delapann peristiwa yang terjadi di seputar pertempuran Sepuluh Nopember 1945 Surabaya yang juga lengkap dengan narasinya dalam berbagai bahasa.
BAB 3 PENUTUP 3.3 SIMPULAN Tugu Pahlawan adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota Surabaya. Museum Sepuluh Nopember (di sebut juga tugu pahlawan) didirikan sebagai kebanggaan atas kemenangan arek-arek suroboyo pada pertempuran heroik tanggal 10 Nopember 1945. Museum yang diresmikan pada tahun 2000 dan berlokasi di dalam lapangan Tugu Pahlawan ini terkenal sebagai salah satu tujuan wisata Kota Surabaya. Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Di museum ini rekaman asli pidato Bung Tomo yang berapi-api membangkitkan gelora dan hasrat serta semangat masyarakat akan kemerdekaan dapat didengarkan dari sebuah radio kuno. 3.2 SARAN Diharapkan supaya masyarakat menjadikan kunjungan museum sebagai salah satu tujuan wisata karena dari kunjungan tersebut kita dapat bersenangsenang sekaligus mendapat tambahan pengetahuan serta mengenang jasa-jasa yang telah para pejuang rasakan, terlebih menambahkan rasa nasionalisme kita pada NKRI.
LAMPIRAN Anggota Kelompok 5 yang mengunjungi “Museum Sepuluh Nopember”
Miniatur Monumen Tugu Pahlawan
Replika Saat Perang
Patung Pahlawan Berjuang