Laporan Kuliah Kerja Praktek
ANALISA JARINGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (V-LAN) PADA GEDUNG UTAMA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek
Disusun Oleh : Samiyah (207140013) Hesty Kusmayanti (207140019) Farah Bawazier (207140024) ( 207140024) Program Studi Teknik Informatika Jenjang Pendidikan Strata Satu
INSTITUT KEUANGAN, PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS JAKARTA
2010
HALAMAN PENGESAHAN Laporan Kuliah Kerja Praktek
ANALISA JARINGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (V-LAN) PADA GEDUNG UTAMA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Disusun Oleh : Samiyah (2071400013) Hesty Kusmayanti (207140019) Farah Bawazier (207140024) ( 207140024)
Dilaksanakan pada tanggal 1 Mei s/d 31 Mei 2010 , telah diteliti dan disetujui oleh pihak akademis sebagai laporan kerja praktek. Menyetujui
Mengetahui
Pembimbing KKP
Ketua Program Studi Teknik Informatika
IGN. Mantra, M.Kom
Nani Tachjar, M.Kom
HALAMAN PENGESAHAN Laporan Kuliah Kerja Praktek
ANALISA JARINGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (V-LAN) PADA GEDUNG UTAMA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Disusun Oleh : Samiyah (2071400013) Hesty Kusmayanti (207140019) Farah Bawazier (207140024) ( 207140024)
Dilaksanakan pada tanggal 1 Mei s/d 31 Mei 2010 , telah diteliti dan disetujui oleh pihak akademis sebagai laporan kerja praktek. Menyetujui
Mengetahui
Pembimbing KKP
Ketua Program Studi Teknik Informatika
IGN. Mantra, M.Kom
Nani Tachjar, M.Kom
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Kuliah Kerja Praktek
ANALISA JARINGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (V-LAN) PADA GEDUNG UTAMA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Disusun Oleh : Samiyah (2071400013) Hesty Kusmayanti (207140019) Farah Bawazier (207140024) ( 207140024) Dilaksanakan pada tanggal 1 Mei s/d 31 Mei 2010 , telah diteliti dan disetujui oleh pihak akademis sebagai laporan kerja praktek. Menyetujui Pembimbing KKP
Mengetahui Kasubag Sumber daya
Informatika
Ripto Wibowo,SE
Ir. Teguh Dwi Utomo,MT
KATA PENGANTAR Segala Segala puji puji dan syukur syukur Kami Kami panjat panjatkan kan kehadi kehadirat rat ALLAH ALLAH SWT atas rahmat dan kurnia-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan laporan KKP dengan judul“Analisa Jaringan Virtual Local Area Network (V-LAN) Pada Gedung Utama Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi ”. Penulisan laporan KKP
ini ini meru merupa paka kan n sala salah h satu satu syara syaratt untu untuk k meme memenu nuhi hi juml jumlah ah sks sks pada pada ABFI ABFI INSTITUTE PERBANAS Jakarta. Didalam Didalam proses proses penuli penulisan san lapora laporan n KKP ini tidak tidak akan akan terwuju terwujud d tanpa tanpa adan adanya ya bant bantua uan n dan dan duku dukung ngan an dari dari bany banyak ak piha pihak. k. Oleh Oleh karen karenaa itu itu Kami Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak DR. Ir. R. Eko
Indrajit, MBA, M.Sc selaku Ketua ABFII Perbanas Jakarta, Ibu Nani Tachjar, M.Kom sela selaku ku Kapro Kaprodi di Tekn Teknik ik Info Inform rmat atik ikaa Perb Perban anas as Jaka Jakart rta, a, Ibu Ibu Elli Ellian anaa Gautam Gautama, a, M.Kom M.Kom selaku selaku Penasi Penasihat hat Akadem Akademis, is, Bapak Bapak IGN. IGN. Mantra Mantra,, M.Kom M.Kom selaku sekretaris program studi Teknik Informatika
Bapak. Ripto Ripto Wibowo,S selaku pembimbing pembimbing KKP di DEPNAKERTRANS DEPNAKERTRANS dan Bapak Ir. Teguh Dwi Utomo,MT, selaku Kasubag Sumber daya Informatika yang telah memberikan kesempatan kepada Kami untuk melakukan KKP. Dan seluruh staff dan karyawan Depnakertrans atas segala bantuan dan kerjasamanya. Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian laporan KKP ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang menuju ke arah perbaikan sangat Kami harapkan. Semoga Semoga Lapora Laporan n KKP ini dapat dapat member memberika ikan n manfaat manfaat dan menunj menunjang ang perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bagi rekan-rekan mahasiswa ABFII Perbanas pada khususnya.
Jak Jaka arta, rta, Mei Mei 2008 008
Penulis
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Pihak Perusahaan Lembar Pengesahan Pihak Perusahaan Kata pengantar…………………………………………………............. pengantar…………………………………………………................. .... i Daftar Isi……………………………………………….……………….... ii Daftar Gambar…………………………………………………………… iv Daftar Tabel………………………………..………………………........... v
BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN……… UAN……………… ……… ……….……… ……….………….... …......... ....... 1 I.1 Latar Belakang…… Belakang…………………… ……………………………… …………………..…… …..………... …... 1 I.2 I.2 Perumu Perumusa san n Masala Masalah… h……… ………… ………… ………… ………… ………… …….. ..…… ……… …
2
I.3 Maksud dan Tujuan Penulisan………………………………..…2 I.4 Ruang Lingkup Masalah………………………………………. 3 I.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan …………………….……….. 3 I.6 Sistematika Penulisan………………………………………….. 4
BAB II LANDASAN TEORI………........................................... TEORI………........................................... 5 II.1 Pengertian Jaringan Komputer……………………………….. 5 II.1.1 Jenis Jaringan Komputer…………………..……….. 6 II.1.2 Topologi Jaringan Komputer…….……………........ 8 II.2 Tentang LAN dan V-LAN…………………….……………. 14 II.2.1 LAN ……………………………………………. 14
II.2.2 V-LAN .. ………………………………………… 15 II.2.3 Perbedaan Mendasar antara LAN dan V-LAN……...... 16 II.2.4 Kelebihan dan Kekurangan V-LAN……………………17 II.2.5 Peralatan Pendukung V-LAN…………………………. 18 II.2.6 Komponen-komponen Dasar V-LAN………………......20 II.2.7 Sistem Operasi Jaringan…………………..…………....22 II.2.8 Protokol…………….………………………………… .23
BAB III LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK…………………30 III.1 Gambaran Umum Perusahaan…………………………………..30 III.1.1 Sejarah Singkat………….……………………….........30 III.1.2 Falsafah Lambang DEPNAKERTRANS……….....….33 III.1.3 Visi dan Misi….. ……………………………………. 36 III.1.3.1 Visi………………………………………….36 III.1.3.2 Misi…………………………………………36 III.2 Hasil dan Pembahasan………………………………………….38 III.2.1 Jaringan Komputer DEPNAKERTRANS……………39 III.2.2 Spesifikasi Server Pada Ruang NOC (Network Operating Centre)………………………. 43 III.2.3 Manfaat VLAN di BALITFO………………………. 43
BAB IV PENUTUP………………………………………………… 46 IV.1 Kesimpulan……………………………………………………. 46
IV.2 Saran…………………………………………………................ 47 Daftar Pustaka…………………………………………………….....49
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar Topologi Star………..……………………………………….. 17 2. Gambar Topologi cincin…………...………………………………….. 18 3. Jaringan konfigurasi LAN………. ……….……………………………25 4. Jaringan konfigurasi VLAN……..……...……………………………. 25 5. Repeater………………………………………………………………...27 6. HUB…………………………………………………………………… 27 7. Switch……………………………………………………................... . 28 8. Router…………………………………………………………………. 28 9. Jaringan Komputer Depnakertrans……………………………………..48 10. Konfigurasi Network Operating System………………………………..
DAFTAR TABEL
Tabe l Spesifikasi Jaringan Depnakertrans…………………………………. 47 Tabel 2 Spesifikasi Pembagian IP VLAN Depnakertrans Kalibata……….. 49 Tabel 3 Jumlah Switch di gedung Utama……………………………………51
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang pembuatan laporan kuliah kerja praktek ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan dari program akademik yang ada di ABFI / IKPIA Perbanas. Namun bagi kami yang bersangkutan adalah pembelajaran yang membantu kami mengetahui dunia kerja yang akan kami hadapi nanti setelah lulus.
Kami memilih DEPNAKERTRANS sebagai tempat melaksanakan kerja praktek, karena DEPNAKERTRANS memiliki teknologi informasi yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional departemen tersebut. Adapun kegiatan pokok dari Departemen ini adalah : 1. Mengatur masalah tenaga kerja dan transmigrasi 2. Mengatur UU ketenagakerjaan dan ketransmigrasian 3. Mengatur
tentang
pembukaan
lahan
untuk
transmigrasian 4. Menentukan upah minimum ketenagakerjaan Pemanfaatan teknologi jaringan komputer sebagai media komunikasi data hingga saat ini semakin meningkat. Kebutuhan atas penggunaan bersama resources yang ada dalam jaringan baik software maupun hardware telah menakibatkan timbulnya berbagai pengembangan teknologi jaringan itu sendiri. Dengan memanfaatkan berbagai teknik khususnya teknik subnetting dan penggunaan hardware yang lebih baik (antara lain switch), munculnya konsep Virtual Local Area Network (VLAN) yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan Local Area Network (LAN). DEPNAKERTRANS merupakan salah satu organisasi yang menuntut kinerja LAN
yang lebih baik. Badan
tersebut telah
menerapkan dan
mengembangkan sistem jaringan komputer khususnya VLAN untuk lebih mengoptimalkan fungsi dan kinerja dari DEPNAKERTRANS.
seluruh
sistem
yang ada
di
1.2 Perumusan Masalah
Departemen Tenaga Kerja dan Transportasi memiliki kantor di beberapa Lokasi yang terdiri dari banyak lantai yang memiliki jaringan komputer untuk menghubungkan komputer yang ada pada masing-masing lantai dan unit kerja dalam satu gedung untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Untuk itu VLAN sangat dibutuhkan dalam system jaringan komputer di Depnakertrans.
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan :
Tujuan Praktek Lapangan ini adalah : •
Menganalisis
sistem
jaringan
komputer
di
Badan
Penelitian, Pengembangan, dan Informasi (BALITFO) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, guna mengetahui kelebihan dan kekurangan pada sistem tersebut. •
Memperoleh wawasan yang lebih luas tentang jaringan komputer khususnya VLAN dalam sebuah instansi.
1.4 Ruang Lingkup Masalah
Adapun ruang lingkup kerja praktek ini adalah menganalisis sistem jaringan komputer pada Virtual Local Area Network (VLAN) dan pemanfaatan teknologi VLAN.
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja praktek di laksanakan di DEPNAKERTRANS, bagian Balitfo lantai 3 gedung utama DEPNAKERTRANS, jln. Taman Makam Pahlawan Kalibata no.17 Jakarta Selatan. Ditempatkan di pengembangan system dan sumber daya informatika. Dilaksanakan tanggal 1 Mei sampai 31 Mei 2010. 1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan Laporan Kuliah Kerja Praktek:
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan pengantar untuk menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan masalah, ruang lingkup masalah, waktu dan tempat pelaksanaan, metode penulisan, sistematika penulisan yang digunakan penulis. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang gambaran dari dasar-dasar jaringan VLAN serta komponen-komponen yang digunakan dalam suatu jaringan. BAB III : LAPORAN KKP Bab ini berisi tentang gambaran umum tentang Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi khususnya pada jaringan Virtual Local Area Network (VLAN). BAB IV : PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari keseluruhan laporan yang di buat penulis agar mempermudah dalam menjalaninya dan berguna bagi pembaca.
BAB II LANDASAN TEORI
II.1
Pengertian Jaringan Komputer
Jaringan Komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, program – program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, harddisk , dan sebagainya. Selain itu jaringan komputer bisa diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada diberbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang saling berhubungan.
II.1.1 Jenis Jaringan Komputer •
Local Area Network (LAN)
Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resouce,misalnya printer) dan saling bertukar informasi. •
Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. •
Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesinmesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai.
•
Internet
Sebenarnya terdapat banyak jaringan didunia ini, seringkali menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda . Orang yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidak kampatibel dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang disebut gateway guna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut dengan internet. •
Jaringan Tanpa Kabel
Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komukasi yang tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya orang yang ingin mendapat informasi atau melakukan komunikasi walaupun sedang berada diatas mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan dengan
memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel.
II.1.2
Topologi jaringan
Topologi jaringan adalah, hal yang menjelaskan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link , dan station. Topologi jaringan dapat dibagi menjadi 5 kategori utama seperti di bawah ini.
Topologi bintang
Gambar menunjukkan diagram bintang
Topologi bintang merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa
konvergensi dari node tengah ke setiap node atau pengguna. Topologi jaringan bintang termasuk topologi jaringan dengan biaya menengah.
Kelebihan
•
Kerusakan pada satu saluran hanya akan mempengaruhi jaringan pada saluran tersebut dan station yang terpaut.
•
Tingkat keamanan termasuk tinggi.
•
Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk.
•
Penambahan dan pengurangan station dapat dilakukan dengan mudah.
Kekurangan
•
Jika node tengah mengalami kerusakan, maka seluruh jaringan akan terhenti.
Penanganan
•
Perlunya disiapkan node tengah cadangan.
Topologi cincin
Gambar menunjukkan diagram jaringan cincin
Topologi cincin adalah topologi jaringan berbentuk rangkaian titik yang masing-masing terhubung ke dua titik lainnya, sedemikian sehingga membentuk jalur melingkar membentuk cincin. Pada topologi cincin, komunikasi data dapat terganggu jika satu titik mengalami gangguan. Jaringan FDDI mengantisipasi kelemahan ini dengan mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan arah Topologi bus
Topologi bus
Topologi bus Pada topologi Bus, kedua unjung jaringan harus diakhiri dengan
sebuah
terminator.
Barel
connector
dapat
digunakan
untuk
memperluasnya. Jaringan hanya terdiri dari satu saluran kabel yang menggunakan kabel BNC. Komputer yang ingin terhubung ke jaringan dapat mengkaitkan dirinya dengan mentap Ethernetnya sepanjang kabel.
Linear Bus: Layout ini termasuk layout yang umum. Satu kabel utama menghubungkan tiap simpul, ke saluran tunggal komputer yang mengaksesnya ujung dengan ujung. Masing-masing simpul dihubungkan ke dua simpul lainnya, kecuali mesin di salah satu ujung kabel, yang masing-masing hanya terhubung ke satu simpul lainnya. Topologi ini seringkali dijumpai pada sistem client/server, dimana salah satu mesin pada jaringan tersebut difungsikan sebagai File Server,
yang berarti bahwa mesin tersebut dikhususkan hanya untuk pendistribusian data dan biasanya tidak digunakan untuk pemrosesan informasi.
Instalasi jaringan Bus sangat sederhana, murah dan maksimal terdiri atas 5-7 komputer. Kesulitan yang sering dihadapi adalah kemungkinan terjadinya tabrakan data karena mekanisme jaringan relatif sederhana dan jika salah satu node putus maka akan mengganggu kinerja dan tr afik seluruh jaringan.
•
Keunggulan
topologi
Bus
adalah
pengembangan
jaringan
atau
penambahan workstation baru dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain.
•
Kelemahan dari topologi ini adalah bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat maka keseluruhan jaringan akan mengalami gangguan.
Topologi linear bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa penggunaan kabel Coaxial menjamur. Dengan menggunakan T-Connector (dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain. Kesulitan utama dari penggunaan kabel coaxial adalah sulit untuk mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-benar matching atau tidak. Karena kalau tidak sungguhsungguh diukur secara benar akan merusak NIC (network interface card) yang dipergunakan
dan
kinerja
jaringan
menjadi
terhambat,
tidak
mencapai
kemampuan maksimalnya. Topologi ini juga sering digunakan pada jaringan
dengan basis fiber optic (yang kemudian digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan dengan client atau node.).
Topologi jala
Topologi jala atau Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links).
Dengan demikian maksimal banyaknya koneksi antar perangkat pada jaringan bertopologi mesh ini dapat dihitung yaitu sebanyak n(n-1)/2. Selain itu karena setiap perangkat dapat terhubung dengan perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan maka setiap perangkat harus memiliki sebanyak n-1 Port Input/Output (I/O ports).
Berdasarkan pemahaman di atas, dapat dicontohkan bahwa apabila sebanyak 5 (lima) komputer akan dihubungkan dalam bentuk topologi mesh maka agar seluruh koneksi antar komputer dapat berfungsi optimal, diperlukan kabel koneksi sebanyak 5(5-1)/2 = 10 kabel koneksi, dan masing-masing komputer harus memiliki port I/O sebanyak 5-1 = 4 port (lihat gambar).
Dengan bentuk hubungan seperti itu, topologi mesh memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
•
Hubungan dedicated links menjamin data langsung dikirimkan ke komputer tujuan tanpa harus melalui komputer lainnya sehingga dapat lebih cepat karena satu link digunakan khusus untuk berkomunikasi dengan komputer yang dituju saja (tidak digunakan secara beramairamai/sharing).
•
Memiliki sifat Robust, yaitu Apabila terjadi gangguan pada koneksi komputer A dengan komputer B karena rusaknya kabel koneksi (links) antara A dan B, maka gangguan tersebut tidak akan mempengaruhi koneksi komputer A dengan komputer lainnya.
•
Privacy dan security pada topologi mesh lebih terjamin, karena komunikasi yang terjadi antara dua komputer tidak akan dapat diakses oleh komputer lainnya.
•
Memudahkan proses identifikasi permasalahan pada saat terjadi kerusakan koneksi antar komputer.
Meskipun demikian, topologi mesh bukannya tanpa kekurangan. Beberapa kekurangan yang dapat dicatat yaitu:
•
Membutuhkan banyak kabel dan Port I/O. semakin banyak komputer di dalam topologi mesh maka diperlukan semakin banyak kabel links dan port I/O (lihat rumus penghitungan kebutuhan kabel dan Port).
•
Hal tersebut sekaligus juga mengindikasikan bahwa topologi jenis ini * Karena setiap komputer harus terkoneksi secara langsung dengan komputer lainnya maka instalasi dan konfigurasi menjadi lebih sulit.
•
Banyaknya kabel yang digunakan juga mengisyaratkan perlunya space yang memungkinkan di dalam ruangan tempat komputer-komputer tersebut berada.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya, topologi mesh biasanya diimplementasikan pada komputer-komputer utama dimana masing-masing komputer utama tersebut membentuk jaringan tersendiri dengan topologi yang berbeda (hybrid network).
Topologi Jaringan Pohon (Tree)
Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral denganhirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer .
Pada jaringan pohon, terdapat beberapa tingkatan simpul (node). Pusat atau simpul yang lebih tinggi tingkatannya, dapat mengatur simpul lain yang lebih rendah tingkatannya. Data yang dikirim perlu melalui simpul pusat terlebih dahulu. Misalnya untuk bergerak dari komputer dengan node-3 kekomputer node7 seperti halnya pada gambar, data yang ada harus melewati node-3, 5 dan node-6 sebelum berakhir pada node-7.
Keungguluan jaringan model pohon seperti ini adalah, dapat terbentuknya suatu kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat. Sebagai contoh, perusahaan
dapat membentuk kelompok yang terdiri atas terminal pembukuan, serta pada kelompok lain dibentuk untuk terminal penjualan. Adapun kelemahannya adalah, apabila simpul yang lebih tinggi kemudian tidak berfungsi, maka kelompok lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga menjadi tidak efektif. Cara kerja jaringan pohon ini relatif menjadi lambat.
II.2
Tentang VLAN dan LAN
II.2.1
LAN
LAN dapat definisikan sebagai network
atau
jaringan
sejumlah
system komputer yang lokasinya terbatas didalam satu gedung, satu kompleks gedung atau suatu kampus dan tidak menggunakan media fasilitas komunikasi umum seperti telepon, melainkan pemilik dan pengelola media komunikasinya adalah pemilik LAN itu sendiri. Dari definisi diatas dapat kita ketahui bahwa sebuah LAN dibatasi oleh lokasi secara fisik. Adapun penggunaan LAN itu sendiri mengakibatkansemua komputer yang terhubung dalam jaringan dapat bertukar data atau dengan kata lain berhubungan. Kerjasama ini semakin berkembang dari hanya pertukaran data hingga penggunaan peralatan secara bersama. LAN yang umumnya menggunakan hub, akan mengikuti prinsip kerja hub itu sendiri. Dalam hal ini adalah bahwa hub tidak memiliki pengetahuan tentang alamat tujuan sehingga penyampaian data secara broadcast, dan juga karena hub hanya memiliki satu domain collision sehingga bila sibuk maka port-port yang lain harus menunggu.
salah satu port
II.2.2
V-LAN
VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN,hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel dimana dapat dibuat segmen yang bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation seperti pada gambar dibawah ini
II.2.3
Perbedaan Mendasaar antara LAN dan V-LAN
Perbedaan yang sangat jelas dari model jaringan Local Area Network dengan Virtual Local Area Network adalah bahwa bentuk jaringan dengan model Local Area Network sangat bergantung pada letak/fisik dari workstation, serta penggunaan hub dan repeater sebagai perangkat jaringan yang memiliki beberapa kelemahan. Sedangkan yang menjadi salah satu kelebihan dari model jaringan dengan VLAN adalah bahwa tiap-tiap workstation/user yang tergabung dalam satu VLAN/bagian (organisasi, kelompok dsb) dapat tetap saling berhubungan walaupun terpisah secara fisik. Atau lebih jelas lagi akan dapat kita lihat perbedaan LAN dan VLAN pada gambar dibawah ini.
Gambar konfigurasi LAN
[hub]-[1]-[1]-[1] <-- lan 1/di lantai 1 | [x]--[hub]-[2]-[2]-[2] <-- lan 2/di lantai 2 | [hub]-[3]-[3]-[3] <-- lan 3/di lantai 3
Gambar konfigurasi VLAN [switch]-[1]-[3]-[2] | [x]--[switch]-[3]-[1]-[1] | [switch]-[2]-[3]-[1] [x] = router [1] = pc termasuk lan 1 ; [2] = lan 2 ; [3]= lan 3 Terlihat jelas VLAN telah merubah batasan fisik yang selama ini tidak dapat diatasi oleh LAN. Keuntungan inilah yang diharapkan dapat memberikan kemudahan-kemudahan baik secara teknis dan operasional.
II.2.4
Kelebihan dan Kekurangan V-LAN
Isu utama implementasi VLAN dibandingkan jaringan hub/flat adalah scalability terhadap topologi jaringan dan penyederhanaan manajemen. Kelebihan yang ditawarkan pada VLAN adalah:
•
Broadcast control, layaknya switch biasa membatasai broadcast domain VLAN mampu membatasi broadcast dari masing-masing grup-grup VLAN, antar VLAN tidak terjadi broadcast silang.
•
Security, meskipun secara fisik berada dalam switch yang sama VLAN membentengi sebuah grup dari VLAN lain atau dari akses luar jaringan, selain itu implementasi firewall di routernya bisa dipasang juga.
•
Performance, pengelompokkan secara grup logik ini memberikan jalur data yang dedicated untuk setiap grup, otomatis masing-masing grup mendapat kinerja jalur data yang maksimum.
•
Management, prinsip logik pada VLAN memberikan kemudahan secara manajemen, seorang user dari satu grup VLAN yang berpindah lokasi tidak perlu lagi mengganti koneksi/sambungan ke switch, administrator cukup mengubah anggota grup VLAN tersebut (port baru masuk grup VLAN dan port lama dikeluarkan dari grup VLAN).
II.2.5
Peralatan Pendukung V-LAN
a.Repeater
•Pada OSI, bekerja pada lapisan Physical •Meneruskan dan memperkuat sinyal •Banyak digunakan pada topologi Bus
•Penggunaannya mudah dan Harga yang relatif murah •Tidak memiliki pengetahuan tentang alamat tujuan sehingga penyampaian data secara broadcast •Hanya memiliki satu domain collision sehingga bila salah satu port sibuk maka port-port yang lain harus menunggu. b.Hub
•Bekerja pada lapisan Physical •Meneruskan sinyal •Tidak memiliki pengetahuan tentang alamat tujuan •Penggunaannya relatif mudah dan harga yang terjangkau •Hanya memiliki satu buah domain collision c.Bridge
•Bekerja di lapisan Data Link •Telah menggunakan alamat-alamat untuk meneruskan data ke tujuannya •Secara otomatis membuat tabel penterjemah untuk diterima masing2 port d.Switch
•Bekerja di lapisan Data Link •Setiap port didalam swith memiliki domain collision sendiri-sendiri •Memiliki tabel penterjemah pusat yang memiliki daftar penterjemah untuk semua port •Memungkinkan transmisi secara full duflex (dua arah) e.Router
•Router berfungsi menyaring atau memfilter lalu lintas data •Menentukan dan memilih jalur alternatif yang akan dilalui oleh data •Menghubungkan antar jaringan LAN, bahkan dengan WAN
II.2.6
•
Komponen-komponen Dasar V-LAN
Workstation
Pada jaringan komputer, workstation adalah komputer yang terhubung dengan sebuah local area network(LAN). Istilah workstation juga digunakan
untuk menyebut komputer yang digunakan untuk aplikasi teknik (CAD/CAM), destkop publishing, pengembangan software, dan aplikasi lainnya yang membutuhkan tingkat komputasi dan kemampuan grafis yang cukup tinggi. Workstation biasanya terdiri dari layar grafik yang besar dengan revolusi tinggi, RAM minimal 64 MB, dukungan jaringan built-in, dan graphical user interface.
Sebagian besar workstation juga mempunyai piranti penyimpanan seperti disk drive, tetapi jenis workstation khusus yang disebut diskless workstation, tidak mempunyai disk drive. Sistem operasi yang banyak digunakan untuk workstation adalah UNIX dan windows NT. Seperti halnya PC, sebagian besar workstation adalah komputer single user, meski demikian workstation pada dasarnya dihubungkan dengan local area network, meskipun dapat juga sebagian sistem yang berdiri sendiri stand alone.
•
Link (hubungan)
Workstation dan server tidak dapat berfungsi apabila peralatan tersebut secara fisik tidak terhubung. Hubungan tersebut dalam LAN dikenal sebagai media transmisi yang umumnya berupa kabel. Adapun beberapa contoh peralatan yang digunakan adalah :
1. Kabel Twisted Pair •
Kabel ini terbagi dua, yaitu Shielded Twisted Pair dan Unshielded Twisted Pair (UTP)
•
Lebih banyak dikenal karena merupakan kabel telepon relatif murah
•
Jarak yang pendek, max 100 meter dan min 1,5 meter mudah terpengaruh oleh gangguan
•
Kecepatan data yang dapat didukung terbatas, 10-16 Mbps
2. Kabel Coaxial
•
Umumnya digunakan pada televisi
•
Max 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment)
•
Jarak yang relatif jarak jauh, max 1640 feet (sekitar 500 meter)
•
Kecepatan pengiriman data lebih tinggi dibanding Twisted Pair, 30 Mbps
•
Harga yang relatif tidak mahal
•
Ukuran lebih besar dari Twisted Pair
3. kabel Fiber Optic
•
•
Jarak yang jauh
•
Kecepatan data tinggi
•
Sulit dipengaruhi gangguan
•
Harga relatif mahal
•
Instalasi relatif sulit
Network interface card (NIC)
Suatu workstation tidak dihubungkan secara langsung dengan kabel jaringan ataupun tranceiver cable, tetapi melalui suatu rangkaian elektronika yang dirancang khusus untuk menangani network protocol yang dikenal sebagai network interface card (NIC)
•
Network software
Tanpa adanya software jaringan maka jaringan tersebut tidak akan bekerja sebagaimana yang dikehendaki. Software ini juga yang memungkinkan sistem komputer yang satu berkomunikasi dengan komputer lainnya.
II.2.7
Sistem Operasi Jaringan
Sistem operasi jaringan (Inggris: network operating system) adalah sebuah jenis sistem operasi yang ditujukan untuk menangani jaringan. Umumnya, sistem operasi ini terdiri atas banyak layanan atau service yang ditujukan untuk melayani pengguna, seperti layanan berbagi berkas, layanan berbagi alat pencetak (printer), DNS Service, HTTP Service, dan lain sebagainya. Istilah ini populer pada akhir dekade 1980-an hingga awal dekade 1990-an.
II.2.8
Protokol
Protokol jaringan adalah aturan-aturan atau tatacara yang digunakan dalam melaksanakan pertukaran data dalam sebuah jaringan. Protokol mengurusi segala hal dalam komunikasi data, mulai dari kemungkinan perbedaan format data yang dipertukarkan hingga ke masalah koneksi listrik dalam jaringan. Dalam suatu jaringan komputer , terjadi sebuah proses komunikasi antar entiti atau perangkat yang berlainan sistemnya. Entiti atau perangkat ini adalah segala sesuatu yang mampu menerima dan mengirim. Untuk berkomunikasi mengirim dan menerima antara dua entiti dibutuhkan saling-pengertian di antara kedua belah pihak. Pengertian inilah yang dikatakan sebagai protokol. Jadi protokol adalah himpunan aturan-aturan main yang mengatur komunikasi data.
Protokol mendefinisikan apa yang dikomunikasikan bagaimana dan kapan terjadinya komunikasi. Elemen-elemen penting daripada protokol adalah : syntax, semantics dan timing.
•
Syntax mengacu pada struktur atau format data, yang mana dalam urutan tampilannya memiliki makna tersendiri. Sebagai contoh, sebuah protokol sederhana akan memiliki urutan pada delapan bit pertama adalah alamat pengirim, delapan bit kedua adalah alamat penerima dan bit stream sisanya merupakan informasinya sendiri.
•
Semantics mengacu pada maksud setiap section bit. Dengan kata lain adalah bagaimana bit-bit tersebut terpola untuk dapat diterjemahkan.
•
Timing mengacu pada 2 karakteristik yakni kapan data harus dikirim dan seberapa cepat data tersebut dikirim. Sebagai contoh, jika pengirim
memproduksi data sebesar 100 Megabits per detik (Mbps) namun penerima hanya mampu mengolah data pada kecepatan 1 Mbps, maka transmisi data akan menjadi overload pada sisi penerima dan akibatnya banyak data yang akan hilang atau musnah.
Setiap jenis topologi jaringan memiliki protokol tertentu, misalnya pada topologi Bus dikenal protokol Ethernet, dan pada topologi Cincin dikenal protokol Token-Ring. Protokol standard komunikasi data yang menjadi acuan dalam perancangan hardware maupun software jaringan adalah: Model Referensi OSI (Open System Interconnection) yang ditetapkan oleh organisasi acuan sedunia ISO (International Standard Organization). Menurut OSI komunikasi antara dua komponen dalam jaringan memerlukan 7 lapisan, mulai dari lapisan Aplikasi, dimana pengguna memulai pengiriman datanya, hingga ke lapisan Fisik, dimana data dalam bentuk sinyal listrik di-transmisikan melalui media komunikasi.
Protokol jaringan praktis yang digunakan dewasa ini pada jaringan Internet maupun Intranet adalah protokol Model Referensi TCP/IP (Transmission Control
Protocol/Internet
Protocol).
Protokol
TCP/IP
ini
merupakan
penyederhanaan dari OSI dengan menggabungkan lapisan-lapisannya sehingga tersisa hanya 5 lapisan. Perbandingan kedua protokol ini disajikan pada gambar berikut:
GAMBAR: OSI vs TCP/IP
Fungsi utama masing-masing lapisan OSI disajikan dalam tabel berikut ini:
Lapisan
Fungsi Lapisan
Application (Aplikasi) Lapisan yang menangani program aplikasi yang digunakan oleh user dalam mengirim/menerima data, misalnya program e-mail, Messenger, Browser, dsb Presentation
Lapisan ini melakukan presentasi data, perubahan
(Presentasi)
format agar terjadi kesesuaian antara pengirim dan penerima
Session (Sessi)
Lapisan ini yang membuka koneksi antara dua komponen yang berkomunikasi, menjaga koneksi selama komunikasi berlangsung dan memutuskan-nya ketika selesai
Transport (Transport) Lapisan ini yang menjamin pengiriman data dari satu komponen ke komponen lainnya yang berkomunikasi Network (Jaringan)
Lapisan yang mengatur rute dari paket data melalui
jaringan, sehingga paket ini bisa sampai ke tujuan Data Link (Sambung Lapisan yang menjamin paket-paket data terbebas Data)
dari kesalahan ketika disampaikan ke penerima
Physical (Fisik)
Lapisan yang menangani medium fisik / koneksi listrik yang menghubungkan dua komponen yang berkomunikasi.
Fungsi utama masing-masing lapisan TCP/IP disajikan dalam tabel berikut ini:
Lapisan
Fungsi Lapisan
Physical (Fisik)
Lapisan yang menangani antarmuka antara medium transmisi dengan peralatan. Karakteristik fisik, seperti medium, bentuk signal, kecepatan signal, ditentukan pada lapisan ini.
Network (Jaringan)
Access Lapisan ini menangani rute data dan akses antara dua komputer yang saling berkomunikasi dalam jaringan yang sama. Lapisan ini juga memeriksa alamat penerima data, menetapkan prioritas pengiriman.
Internet
Lapisan ini menangani rute data dan akses antara dua komputer yang berkomunikasi dalam jaringan yang berbeda. Lapisan ini menggunakan protokol Internet untuk memilih rute data dalam jaringan yang beragam.
Transport
Lapisan yang menjamin reliabilitas pengiriman paket paket data, serta mengatur urutan paket tersebut.
Protokol TCP digunakan pada lapisan ini. Application (Aplikasi) Lapisan ini menangani berbagai aplikasi yang akan menggunakan jaringan. Protokol TCP/IP mengenali tiap terminal dalam jaringan melalui nomer IP (IP number), setiap komputer harus memiliki nomer IP yang berbeda. Nomer IP dewasa ini menggunakan bilangan biner 32 bit yang dibagi menjadi 4 bagian masing-masing 8 bit, sebagai contoh dalam jaringan intranet biasa digunakan nomer IP untuk satu komputer sebagai berikut : 192.168.1.10, dan pada jaringan yang sama nomer IP komputer lainnya adalah : 192.168.1.15, dan sebagainya.
Selain kedua protokol diatas dikenal pula protokol akses media, protokol antar jaringan, dan protokol transport data. Protokol akses media adalah protokol pada lapisan fisik dan lapisan data-link , mengatur bagaimana data disalurkan pada media fisik dan bagaimana data diakses dari media fisik. Protokol akses media yang terkenal adalah protokol ethernet yang biasa disebut sebagai CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access / Collision Detection) dan Token-Ring. CSMA/CD mengatur data pada topologi bus dan topologi star. Token-Ring mengatur data pada topologi ring yang menggunakan media kabel koaksial, pada topologi ring dengan kabel serat optik digunakan protokol FDDI (Fiber Distributed Data Interface).
CSMA/CD yang di-standarisasi sebagai IEEE 802.3 memiliki prinsip kerja sebagai berikut:
•
Terminal yang akan mengirim data melalui media harus memeriksa media apakah dalam keadaan sibuk (ada yang pakai) atau tidak (carrier sense).
•
Bila tidak sibuk maka segera kirim data melalui media
•
Bila sibuk maka terminal harus terus mendengarkan (memeriksa) berulang-kali hingga tidak sibuk.
•
Bila karena suatu hal terjadi tabrakan (dua terminal secara bersamaan mendeteksi media pada keadaan tidak sibuk, keduanya mengirim data pada saat yang sama), maka sinyal gangguan akan dikirim ke semua terminal (collision detection), dan kedua terminal yang bertabrakan akan di-stop untuk mengirim data sementara waktu.
•
Setelah sinyal gangguan berlalu beberapa saat maka terminal dapat mulai berlomba untuk mendapatkan media.
Token-Ring adalah protokol akses media pada topologi cincin yang distandarisasi sebagai IEEE 802.5. Token adalah sebuah frame data kecil yang dialirkan (sirkulasi) satu-arah ke semua terminal dalam jaringan cincin. Prinsip kerjanya sebagai berikut:
•
Terminal yang akan mengirim data harus menunggu untuk mendeteksi adanya token yang melintas pada koneksi-nya.
•
Ketika ada token, dan token ini bebas, maka terminal ini akan mengubah bit token menjadi terpakai kemudian menyertakan frame data untuk disirkulasi dalam jaringan.
•
Setiap terminal akan memeriksa: apakah data yang dibawa token ini adalah untuknya atau bukan. Apabila frame data ini bukan untuknya maka frame diteruskan ke terminal berikutnya.
•
Apabila frame data ini untuknya maka data akan diambil kemudian bit token diubah menjadi bebas (kosong).
•
Apabila token dan frame data tidak ada yang mengambil-nya maka token akan dibebaskan pada saat melintas kembali ke terminal pengirim.
BAB III LAPORAN KKP 3.1
Gambaran Umum
3.1.1
Sejarah Singkat
Pada awal pemerintahan RI, waktu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia menetapkan jumlah kementrian pada tanggal 19 agustus 1945, Kementerian yang bertugas masalah ketenegakerjaan belum ada tugas dan fungsi yang menangani masalah-masalah perburuhan diletakkan pada Kemementrian Sosial baru mulai tanggal 3 Juli 1947 ditetapkan adanya kement-rian Perburuhan dan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1947 tanggal 25 juli 1947 ditetapkan tugas pokok Kementrian Perburuhan kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Perburuan (PMP) Nomor 1Tahun 1948
tanggal 29 juli 1947
ditetapkan tugas pokok Kementerian Perburuhan dan Sosial, pada saat pemerintahan darurat di Sumatera Menteri Perburuhan dan Sosial diberi jabatan rangkap meliputi urusan-urusan pembangunan, Pemuda dan Keamanan. Pada pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) organisasi Kementerian Perburuhan tidak lagi mencakup urusan social dan struktur organisasinya didasarkan pada Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 1Tahun 1951. Berdasarkan peraturan tersebut mulai tampak kelengkapan struktur organisasi Kementerian
Perburuhan yang mencakup struktur organisasi sampai tingkat daerah dan resort dengan uraian tugas yang jelas. Struktur organisasi ini tidak mengalami perubahan sampai dengan kwartal pertama tahun 1954. Melalui Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 70 mulai terjadi perubahan yang kemudian disempurnakan melalui Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 77 junto Peraturan Menteri Perburuhan Nomor : 79 Tahun 1954. Berdasarkan peraturan tersebut Kementerian Perburuhan tidak mengalami perubahan sampai dengan tahun 1964, kecuali untuk tingkat daerah. Sedangkan struktur organisasinya terdiri dari Direktorat Hubungan dan Pengawasan Perburuhan dan Direktorat Tenaga Kerja. Sejak awal periode Demokrasi Terpimpin, terdapat organisasi buruh dan gabungan serikat buruh baik yang berafiliasi dengan partai politik maupun yang bebas, pertentangan-pertentangan mulai muncul dimana-mana, pada saat itu kegiatan
Kementerian.
Perubahan
dipusatkan
pada
usaha
penyelesaian
perselisihan perburuhan, sementara itu masalah pengangguran terabaikan, sehingga melalui PMP Nomor :12 Tahun 1959 dibentuk kantor Panitia Perselisihan Perburuhan Tingkat Pusat (P4P) dan Tingkat Daerah (P4D). Struktur Organisasi Kementerian Perburuhan sejak Kabinet Kerja I sampai dengan Kabinet Kerja IV (empat) tidak mengalami perubahan. Struktur Organisasi mulai berubah melalui Peraturan Menteri Perburuhan Nomor : 8 Tahun 1964 yaitu dengan ditetapkannya empat jabatan. Pembantu menteri untuk urusanurusan administrasi, penelitian, perencanaan dan penilaian hubungan dan pengawasan perburuhan, dan tenaga kerja.
Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi Kementerian Perburuhan yang berdasarkan Peraturan tersebut disempurnakan dengan Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 13 Tahun 1964 tanggal 27 November 1964, yang pada pokoknya menambah satu jabatan Pembantu Menteri Urusan Khusus. Dalam periode Orde Baru (masa transisi 1966-1969), Kementerian Perburuhan berubah nama menjadi Departemen Tenaga Kerja (DEPNAKER) berdasarkan Keputusan tersebut jabatan Pembantu Menteri
dilingkungan
DEPNAKER dihapuskan dan sebagai panggantinya dibentuk satu jabatan Sekretaris Jendral. Masa transisi berakhir tahun 1969 yang ditandai dengan dimulainya tahap pembangunan Repelita I, serta merupakan awal pelaksanaan Pembangunan Jangka Panjang Tahap I (PJPT I). Pada pembentukan Kabinet Pembangunan II, DEPNAKER diperluas menjadi Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, sehingga ruang lingkup
tugas
dan
fungsinya
tidak
hanya
mencakup
permasalahan
ketransmigrasian dan pengkoperasian. Susunan organisasi dan tata kerja Departeman Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi diatur melalui Kepmen Nakertranskop Nomor Kep 1000/Men/1975 yang mengacu kepada KEPPRES No 44 Tahun 1974. Dalam Kabinet Pembangunan III, unsure koperasi dipisahkan dan Departeman Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, sehingga menjadi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (DEPNAKERTRANS). Dalam masa bakti Kabinet Pembangunan IV dibentuk Departemen Transmigrasi, sehingga unsur transmigrasi dipisah dari Depnaker Susunan organisasi dan tata kerja
Depnaker ditetapkan dengan Kepmennaker No. Kep 199/Men/1984 sedangkan susunan Organisasi dan Tata Kerja Departeman Transmigrasi Nomor : Kep55A/Men/1983. Pada masa reformasi Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Transmigrasi kemudian bergabung kembali pada tanggal 22 February 2001. Usaha penataan organisasi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi terus dilakukan dengan mengacu kepada Keputusan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2002 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja.
3.1.2 Falsafah Lambang DEPNAKERTRANS
1. Arti Warna Yang Terdapat Dalam Lambang •
Biru
: Lambang Kesetiaan
•
Kuning
: Lambang Keluhuran
•
Putih
: Lambang Kemurnian
•
Coklat
: Lambang Bumi Pertiwi
•
Hijau
: Lambang Kemakmuran
•
Hitam
: Lambang Keteguhan
2. Arti Unsur Lambang
•
Persegi Lima
:
Segi
PANCASILA.
Bentuk
lima
perisai
mempunyai
arti
mempunyai
arti
perlindungan dan penangkis bahaya.
•
Bintang
: Terletak di tempat paling atas, merupakan
idealism yang akan dicapai oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
•
Rumah
tugas
:
Berpilar dua menggambarkan dua unsure
pokok
Transmigrasi.
Departemen Rumah
Tenaga
bearti
tempat
Kerja
dan
berlindung,
berteduh memberikan ketentraman dan pemukiman.
•
Padi – Kapas
:
Lambang
kemakmuran
dan
keadilan yang merata. Jumlah padi 17 butir bearti tanggal Proklamasi. Jumlah kapas 8 biji bearti bulan Proklamasi.
•
Sayap
:
Dinamika, pengembangan, mobilitas.
Sayap kanan dan kiri masing-masing berelar 4+5 bearti tahun Proklamasi.
•
Manusia :
Tergambar secara
abstrak bearti ;
Lambang kemanusiaan tanpa perbedaan Pria, Wanita, Tua, Muda. Lambang Tenaga Kerja. Mengangkat tangan keatas bearti gerak yang mengandung kekuatan, produktivitas. Apabila dihubungkan dengan lambing Padi – Kapas, bearti kekuatan dan produktivitas dalam pembangunanuntuk
mencapai
kemakmuran
dan
keadilan.
•
Roda
: Lambang Dinamika Pekerjaan/Buruh.
3. Bentuk Penampilan Lambang
•
Tongkat bendera berpucuk kuncup kapas dan berpangkal kuncup Padi adalah lambing potensi untuk berkembang (berwarna emas).
•
Lambang ditampilkan dalam bentuk bendera, panji, vandal atau badge dengan dasar warna biru muda, dengan rumbairumbai warna kuning.
4. Kata – Kata Yang Terdapat Dalam Roda Bergigi Dalam roda tersebut tercantum tulisan yang berbunyi : MAKARTI KARYA MUKTI TAMA
Berasal dari rangkaian kata – kata : Makarti
: artinya mengerjakan
Karya
: artinya hasil kerja yang harus dikerjakan
Mukti
: artinya kesejahteraan/kebahagiaan
Tama
: artinya luhur/lebih
Arti seluruhnya
: Mengerjakan sesuatu pekerjaan
yang luhur untuk kebahagiaan Nusa dan Bangsa.
3.1.1 Visi dan Misi 3.1.3.1 Visi Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat Transmigrasi yang Produktif, Kompetitif dan Sejahtera.
3.1.3.2 Misi •
Perluasan kesempatan kerja dan peningkatan pelayanan penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi pasar kerja dan bursa kerja.
•
Peningkatan kompetensi ketrampilan dan prouktivitas tenaga kerja dan masyarakat transmigrasi
•
Peningkatan perlindungan
pembinaan social
hubungan
tenaga
kerja
industrial dan
serta
masyarakat
transmigrasi
•
Peningkatan pengawasan ketenagakerjaan
•
Percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah dan
•
Penerapan organisasi yang efisien,
tatalaksana
yang
efektifdan terpadu dengan prinsip kepemerintahan yang baik ( good govermance ), yang didukung oleh penelitian, pengembangan dan pengelolaan informasi yang efektif. STRUKTUR ORGANISASI BALITFO (Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi)
KEPALA
SEKRETARIAT
BAGIAN PROGRAM , EVALUASI DAN LAPORAN
KEPALA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANG
KEPALA PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGA
BIDANG PROGRAM DAN
BIDANG PROGRAM DAN
BIDANG EVALUASI DAN
BIDANG EVALUASI DAN
KEPALA PUSAT DATA DAN INFORMASI KETENAGAKERJ AAN
KETERANGAN : : Lokasi KKP
KELOMPOK JABATAN
BIDANG PERENCANAAN TENAGAKERJA
BIDANG INFORMASI PENEMPATAN DAN PELATIHAN
BIDANG DATA DAN INFORMASI DAN PENGAWASAN
BAG.
BAG. KEUANG AN
KEPALA PUSAT DATA DAN INFORMASI KETRANSMIGRASI AN
BIDANG PENGOLAAN DATA
BIDANG PERANCANGAN DAN PENYAJIAN INFORMASI
BAG. PENGEMBANGA N SISTEM DAN SUMBERDAYA
3.2
Hasil Pembahasan
Komputer DEPNAKERTRANS
Sistem jaringan computer di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi ( DEPNAKERTRANS ) Jakarta mempunyai empat wilayah yang terhubungsecara wireless . Yang meliputi : No. Lokasi
IP Radio
IP Radio
Kalibata
Lokasi
Proxy
1
Kalibata
192.168.x.x/x
192.168.x.x/x
192.168.x.x
2
Kampung Makasar
192.168.x.x/x
192.168.x.x/x
192.168.x.x
3
Cikoko
192.168.x.x/x
192.168.x.x/x
192.168.x.x
4
Gatot Subroto
192.168.x.x/x
192.168.x.x/x
192.168.x.x
5
Ahmad Yani
192.168.x.x
192.168.x.x
192.168.x.x
Tabel 1. Spesifikasi jaringan Depnakertrans Untuk lebih jelasnya tentang gambar system jaringan Komputer Depnakertrans berikut ini gambarnya:
Gambar 10 : Jaringan Komputer Depnakertrans
No. 1.
Lokasi Kalibata/Gd Utama
VLAN 51
IP 192.168.51.1 s/d 225
2.
Lt.1 Kalibata/Gd Utama
52
192.168.52.1 s/d 225
3.
Lt.2 Kalibata/Gd Utama
53
192.168.53.1 s/d 225
4.
Lt.3 Kalibata/Gd Utama
54
192.168.54.1 s/d 225
5.
Lt.4 Kalibata/Gd Utama
55
192.168.55.1 s/d 225
6.
Lt.5 Kalibata/Gd Utama
56
192.168.56.1 s/d 225
7.
Lt.6 Kalibata/Gd Utama
7
192.168.7.1 s/d 225
8. 9. 10.
Lt.7
(khusus IP wireless point to
Kalibata/Gd A Lt.1-4 Kalibata/Gd C Lt.1-4 Kalibata/Gd Makarti
point) 192.168.2.1 s/d 225 192.168.4.1 s/d 225 192.168.5.1 s/d 225
2 4 5
Lt.1 Tabel 2. Spesifikasi pembagian IP VLAN Depnakertrans Kalibata
Jaringan VLAN khususnya di gedung Utama Depnakertrans Kalibata mempunyai client sebanyak 115 client yang tersebar disetiap lantai dan ruangan termaksud Balitfo, terhubung dengan jaringan internet. Setiap client rata-rata menggunakan standar Pentium 4 dengan memori 512 MB – 1 GB dan harddisk berkapasitas 30 GB – 120 GB. Topoligi yang digunakan adalah topoligi star dengan alasan karena topologi ini lebih mudah dikembangkan dan mudah dilakukan perbaikan apabila terjadi kerusakan pada jaringan. Protocol yang digunakan di internet adalah
TPC/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol), dengan menggunakan kelas C. Untuk koneksi ke internet menggunakan tipe koneksi wireless ke ISP (Internet Service Provider) Indosat. Komponen VLAN yang dipakai di dalam system jaringan Depnakertrans yaitu: •
Switch Catalys Cisco 2900
•
Switch VLAN AT Repier 241
•
Switch VLAN 5 AT ATFS
•
LAN Card
•
UPS
•
Fiber Optic
•
Kabel UTP
•
Router Cisco 2600
•
Firewall Cisco ASA 5510
•
Akses Point Wireless
Adapun jumlah HUB dan SWITCH yang digunakan di gedung utama yaitu: No.
LANTAI
SWITCH
JUMLAH
1
I
1
1
2
II
2
2
3
III
4
4
4
IV
1
1
5
V
6
VI
3
3
7
VII
1
1
12
12
TOTAL
Switch di gedung Utama
3.2.2 Spesifikasi Server Pada Ruang NOC (Network Operating Center)
Untuk lebih jelasnya tentang gambaran Server NOC berikut Terlampir pada gambar berikut ini :
Gambar 11 : Konfigurasi Network Operating System
3.2.3 Manfaat VLAN di BALITFO
VLAN dimanfaatkan di lingkungan BALITFO untuk berbagai keperluan diantaranya adalah : •
Internet Sharing, dimana semua computer yang terhubung
ke
server
melalui
VLAN
dapat
menggunakan internet, sehingga setiap user bias mendapatkan informasi tanpa batasan dari luar.
•
Akses DATABASE kepegawaian dilakukan secara online melalui jaringan internet
•
Dengan deterpkannya system VLAN yang merupakan pengembangan
system
berbasis
LAN,
maka
diharapkan akan memberikan manfaat, diantaranya: 1. Memberikan kemudahan, fleksibilitas, serta sedikitnya biaya
yang dikeluarkan
untuk
membangunnya. 2. Membuat jaringan yang besar lebih mudah diatur untuk manajernay karena VLAN mampu untuk melakukan konfigurasi secara terpusat terhadap peralatan yang ada pada lokasi yang terpisah.
3. Dengan kemampuan VLAN untuk melakukan konfigurasi secara terpusat, maka memudahkan bagi pengembangan manajemen jaringan di lingkungan Depnakertrans.
•
VLAN yang merupakan pengembangan dari teknologi LAN ini tidak terlalu banyak melakukan perubahan, tetapi telah dapat memberikan berbagai tambahan pelayanan pada teknologi jaringan.
Berbagi sumber daya (Resource Sharing) dapat dilakukan seperti, berbagai data unit kerja dan berbagai perangkat keras misalnya pemakaian printer secara bersama.
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan mengenai analisis sistem jaringan komputer menggunakan teknologi Virtual Local Area Network (VLAN) yang merupakan pengembangan dari teknologi Local Area Network (LAN) di Balitfo Depnakertrans, dapat diambil kesimpulannya berupa : 1. Dalam sistem pengamanan lalu lintas jaringan, diterapkan : •
Sistem Firewall yang bertujuan untuk mencegah pihak luar masuk jaringan internal dan sebagai pembatasan hak pengguna jaringan internal di lingkungan Depnakertrans.
•
Penggunaan Symantec Anti Virus sebagai sistem pengamanan terhadap berbagai ancaman virus
2. Jaringan VLAN di Gedung Utama Depnakertrans mempunyai client 115 yang tersebar di setiap lantai dan ruangan termasuk Balitfo. Topologi yang digunakan adalh topologi star dan menggunakan protokol yng digunakan di internet adalah TCP/IP (Transmission Control Protocol), dengan menggunakan kelas C. 3. Sebagai lalu lintas data dalam sistem jaringan yang digunakan di Depnakertrans menggunakan : •
Kabel UTP yang menghubungkan antara komputer di dalam ruangan di setiap gedung.
•
Kabel Fiber Optic yang menghubungkan antara gedung di kalibata dengan server pusat.
•
Wireless yang menghubungkan antara lokasi Kmp.Makasar, Cikoko, Gatot Subroto, dan Ahmad Yani dengan Gedung Utama di Kalibata, denagan koneksi Internet Indosat di server pusat.
4.2
Saran
Pada penulisan ini kami mencoba memberikan beberapa saran dan hasil pengamatan selama kerja praktek di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, diantaranya : •
Perluasan ruang server
•
Meningkatkan sistem pengamanan terhadap berbagai gangguan dan ancaman seperti serangan virus dan cracker yang akan merusak sistem jaringan. Dengan cara terus mengupdate anti virus, meningkatkan jaringan dengan system firewall.
•
Meningkatkan Sumber Daya Manusia terutama dalam hal penguasaan pengetahuan mengenai keamanan jaringan.
•
Meningkatkan pengontrolan dan pemeliharaan sistem jaringan.
•
Sosialisasi teknologi jaringan terhadap seluruh pegawai di lingkungan Depnakertrans agar dapat menyesuaikan dengan
kemajuan
teknologi
informasi
yang
semakin
cepat
perkembangannya sesuai dengan kemajuan di era globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA •
Andrew. S. Tanenbaum, Jaringan Komputer Jilid 1, PT. Prenhallindo dan Pearson Education Asia Pte. Ltd, 2000.
•
Kristanto, Andri, Jaringan Komputer, Graha Ilmu, 2003.
•
Wijaya, Hendra, Belajar Sendiri cisco switch, membahas mengenai cisco switch, penggunaan Cisco Switch Virtual LAN, PT. Elex Media Komputindo, 2003.
•
Kurniawan, Wiharsono, Jaringan Komputer , Penerbit Andi, 2007.
•
Sutedjo, Budi Dharma Oetomo, Konsep & Perancangan Jaringan
Komputer Bangunan Satu Lantai, Gedung Bertingkat & Kawasan, Penerbit Andi, 2004.
•
Syafrizal, Melwin, Pengatar Jaringan Komputer , Penerbit Andi, 2005.