LAPORAN KEGIATAN MAGANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI PT.YOGYAKARTA TEMBAKAU INDONESIA
Disusun untuk Memenuhi Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Disusun Oleh : Hena Imam Ramadhani
08711059
Dwi Erni Ratnasari
09711089
Arliestianto Noor Eka Putra
09711111
Dwi Sapriyantina
09711266
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2013
I.
LATAR BELAKANG
Menurut Lestari (2007) kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan manusia, merusak harta benda ataupun yang menyebabkan kerugian terhadap proses. Secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1. Kecelakaan industri (industrial accident ) yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja 2. Kecelakaan dalam perjalanan (community accident ), yaitu kecelakaan yang terjadi diluar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja Terdapat empat faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan, yaitu : lingkungan, peralatan, bahaya, dan manusia. Sebab lain yang dapat memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai diantaranya, yaitu : keadaan tempat lingkungan kerja, pengaturan udara, pengaturan penerangan, pemakaian peralatan kerja, serta kondisi fisik dan mental pegawai (Lestari, 2007). Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja (Lestari, 2007). Menurut UndangUndang Pokok Kesehatan RI Nomor 9 Tahun 1960 Bab I Pasal 2, kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar masyarakat memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun pen yakit umum. Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan jumlah manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Dalam definisi lain disebutkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut (Budi, 2013). Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan satu upaya perlindungan yang diajukan kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya. Hal tersebut bertujuan agar tenaga kerja dan orang lain yang ada di tempat kerja selalu dalam
keadaan selamat dan sehat serta semua sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Anonim, 2013). Ada beberapa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja, diantaranya : 1. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis 2.
Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif mungkin
3. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja 4. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dimana undang-undang ini berisi mengenai kejelasan tentang kewajiban pimpinan di tempat kerja dan kewajiban pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja (Mutoif, 2010). Sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dimulai dengan mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik dan peralatan yang digunakan, proses produk dan perencanaan tempat kerja dimana sistem manajemen K3 ini meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna tercapainya lingkungan kerja yang aman, efisien, dan produktif (Anonim, 2013). Pada penugasan kali ini kami mengadakan kunjungan ke PT.Yogyakarta Tembakau Indonesia (YKI), dimana disini diberikan kesempatan untuk mempelajari dan menganalisis mengenai pelaksanaan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). PT.YKI merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri rokok. PT.YKI sudah memiliki kebijakan K3 untuk menyediakan tempat kerja yang sehat, aman dan nyaman bagi karyawannya guna mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dimana PT.YKI menyadari bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan tanggungjawab bersama antara perusahaan dan karyawan sehingga keberhasilan kebijakan terletak sepenuhnya pada keterlibatan dan kepedulian seluruh karyawan dengan cara menjaga dan menjalankan kebiasaan kerja yang baik dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja (PT.YKI, 2012).
Pelaksanaan K3 di PT.YKI sudah sangat baik, dimana hal ini terlihat dari kebijakan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah dibentuk, terdapat prosedur tanggap darurat, tersedianya poliklinik kesehatan, penyediaan alat pelindung diri di lingkungan kerja, dan tempat kerja yang nyaman karena perusahaan memperhatikan mengenai sirkulasi udara, kebisingan, dan polusi di tempat kerja. Dari wawancara yang dilakukan dengan petugas kesehatan di poliklinik perusahaan, angka kejadian kecelakaan akibat kerja hanya didapatkan 1 kasus diantara 232 karyawan di bagian tertentu yang menggunakan alat berupa cutter, dimana ini termasuk kecelakaan akibat kerja ringan. Permasalahan lain yang didapatkan di PT.YKI terletak pada permasalahan kesehatan karyawan, dimana keluhan terbanyak yang dirasakan oleh karyawan dari bulan Agustus-September adalah gastritis dan keluhan yang terbanyak kedua adalah ISPA. Permasalahan lain adalah adanya sebagian kecil karyawan yang tidak menggunakan alat pelindung diri seperti masker saat bekerja. Sebenarnya untuk permasalahan yang timbul ini pihak perusahaan sudah melakukan berbagai macam kegiatan untuk menurunkan angka kejadiannya, seperti menempelkan poster di lingkungan kerja mengenai penyebab dari keluhan yang sering timbul ini, pembagian folder kepada karyawan hingga pertemuan ketua tim setiap minggunya untuk mengingatkan dan mensosialisasikan mengenai penyebab dari keluhan yang sering muncul ini dan penggunaan dari alat pelindung diri, tetapi kesadaran dari karyawan sendiri yang masih sangat minim.
II.
PERMASALAHAN
Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, permasalahan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT.Yogyakarta Tembakau Indonesia (YKI) sangat minim. Permasalahan yang didapatkan berupa masih terdapat beberapa karyawan yang tidak menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan ataupun masker dengan alasan ketidaknyamanan, padahal perusahaan ini bergerak di bidang industri rokok yang setiap harinya karyawan selalu terpapar dengan serbuk halus dari bahan baku pembuatan rokok ini, tentu saja dalam jangka panjang dapat menjadi permasalahan kesehatan, walaupun angka karyawan yang tidak menggunakan alat pelindung diri ini sangat kecil. Permasalahan lainnya terletak pada permasalahan kesehatan dimana kasus gastritis dan ISPA banyak ditemui pada karyawan, menurut petugas kesehatan di poliklinik perusahaan keluhan pada karyawan gastritis berkaitan dengan kebiasaan tidak sarapan atau tidak memperhatikan jadwal makan. Sebenernya untuk permasalahan ini sudah diberikan solusi dengan menempelkan poster untuk mengingatkan sarapan di dinding tempat kerja, membagikan folder mengenai cara mencegah kekambuhannya, sampai melakukan pertemuan ketua tim setiap seminggu sekali untuk mengingatkan hal ini yang kemudian diharapkan disampaikan kepada anggota timnya, tetapi masalah kesadaran dari individu yang masih menjadi kendala. Untuk kasus ISPA ini dapat berkaitan dengan karyawan yang tidak menggunakan alat pelindung diri berupa masker karena alasan ketidaknyamanan, padahal hal ini dapat menyebabkan adanya iritasi karena serbuk tembakau sebagai bahan baku rokok ini yang kemudian dapat berlanjut menjadi infeksi saluran pernapasan. Permasalahan lainnya adalah kecelakaan akibat kerja ringan, dimana didapatkan adanya luka gores akibat terkena cutter karena karyawan tidak menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan, tetapi kejadian ini dalam sebulan hanya 1 kasus dari 232 karyawan di bagian push cutter .
III.
PEMBAHASAN
Adanya permasalahan kesehatan yang ditemui pada karyawan di PT.Yogyakarta Tembakau Indonesia (YKI) sebagian besar berkaitan dengan kurangnya kesadaran dari masing-masing individu, mengingat sudah berbagai cara telah dilakukan oleh pihak perusahaan, mulai dari menempelkan poster, pembagian folder, hingga sosialisasi melalui masing-masing ketua tim. Untuk hal ini solusi lain yang dapat kami berikan, diantaran ya : 1.
Kewajiban makan bersama setiap pagi sebelum beraktivitas di perusahaan Diharapkan dengan adanya peraturan yang mewajibkan sarapan bersama ini karyawan dapat sarapan teratur setiap harinya, sehingga angka kejadian gastritis dapat menurun dan kegiatan produksi dapat berjalan secara maksimal.
2.
Penyuluhan mengenai ISPA Dengan adanya penyuluhan ISPA diharapkan karyawan dapat lebih mengerti mengenai bahaya dari penyakit ISPA sehingga tercipta kesadaran dari individu untuk mencegah keluhan ini diantaranya dengan menggunakan masker di lingkungan kerja.
3.
Kewajiban menggunakan masker dan sarung tangan Pihak perusahaan harus memiliki kebijakan untuk mewajibkan karyawan menggunakan alat pelindung diri demi kesehatan individu, kebijakan dapat dibuat dengan cara tidak memperbolehkan karyawan masuk ke dalam lingkungan kerja tanpa menggunakan alat pelindung diri berupa masker ataupun sarung tangan.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan jumlah manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan satu upaya perlindungan yang diajukan kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya. Hal tersebut bertujuan agar tenaga kerja dan orang lain yang ada di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat serta semua sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien. Berdasarkan hasil kunjungan ke PT.Yogyakarta Tembakau Indonesia (YKI) pelaksanaan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sudah berjalan sangat baik karena sudah terdapat kebijakan mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, terdapat prosedur tanggap darurat, tersedianya poliklinik kesehatan, penyediaan alat pelindung diri di lingkungan kerja, dan tempat kerja yang nyaman karena perusahaan memperhatikan mengenai sirkulasi udara, kebisingan, dan polusi di tempat kerja. Hanya terdapat bberapa permasalahan kesehatan berupa gastritis serta ISPA, untuk hal ini pihak perusahaan sudah memberikan solusi berupa sosialisasi tetapi kesadaran individu dalam hal ini masih sangat kurang, oleh sebab itu keluhan ini masih menempati peringkat pertama dan kedua di perusahaan ini. Namun diharapkan pihak perusahaan disini agar terus melakukan sosialisasi kepada karyawan atau membuat kebijakan berupa kewajiban sarapan bersama setiap harinya agar angka kejadian dapat menurun sehingga hasil kerja dapat maksimal. Untuk keluhan ISPA yang kasusnya dapat disebabkan karena tidak menggunakan alat pelindung diri berupa masker, sedangkan di dalam lingkungan kerja banyak serbuk dari tembakau yang dapat mengiritasi jalan napas dan adanya kecelakaan akibat kerja ringan berupa tergores cutter, pihak perusahaan dapat membuat peraturan berupa larangan untuk masuk ke dalam lingkungan kerja tanpa menggunakan alat pelindung diri berupa masker dan sarung tangan, untuk menghindari angka kecelakaan akibat kerja yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22832-BAB%20II_fero.pdf. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2013.
Budi, A.S., 2013. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) : Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Ariesetiabudiblog.wordpress.com/2013/06/20/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3definisi-indikator-penyebab-dan-tujuan-penerapan-keselatan-dan-kesehatan-kerja/ . Diakses pada tanggal 28 Oktober 2013.
Lestari, Trisna. 2007. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Mutoif,
D.,
2010.
Perundang-Undangan
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja.
dorinsbook.blogspot.com. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2013.
PT.Yogyakarta Tembakau Indonesia, 2012. Panduan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan.
LAMPIRAN
Foto Bersama Pihak Dinas Tenaga Kerja Provinsi Yogyakarta beserta pihak dari PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia
Data Keluhan terbanyak di Poliklinik PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia