-B A SE SE D P R AC AC TI TI C E LAPORAN E V I D E N C E D -B
KEPERAWATAN KEPERAWATAN GERONTIK
Nama mahasiswa
: Winda Siti Juliani
NIM
: SN162208
I.
Latar Belakang
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah baik diastolik maupun sistolik secara hilang timbul atau menetap. Hipertensi dapat terjadi secara esensial (primer atau idiopatik) dimana faktor penyebabnya tidak dapat diidentifikasi, atau secara sekunder, akibat dari penyakit tertentu yang diderita. Hipertensi adalah penyebab utama stroke, penyakit jantung, dan gagal ginjal. Hipertensi primer terjadi sebesar 90 - 95 % kasus dan cenderung bertambah seiring dengan waktu. Faktor resiko meliputi obesitas, stres, gaya hidup santai dan merokok ( Robinson dan Saputra, 2014). Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan stroke, infark miokard, gagal jantung, demensia, gagal ginjal, dan
gangguan
pengelihatan.
World
Health
Organization
(WHO)
memperkirakan hipertensi menyebabkan 9,4 juta kematian dan mencakup 7% dari beban penyakit di dunia (WHO, 2014). Hasil survei sesuai pedoman Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2015 angka kejadian Hipertensi dari usia 18 tahun keatas pada laki-laki 24% dan perempuan 20,5% secara Dunia. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdes) tahun 2013 menyebutkan bahwa hipertensi adalah penyakit terbesar nomor tiga di Indonesia setelah Stroke dan tuberculosis, yakni mencapai 24% dan 22,6% Perempuan (Depkes RI 2014). Hipertensi dapat ditangulangi dengan dua cara yaitu dengan cara farmakologi dan non farmakologi. Penatalaksanakan secara farmakologi yaitu dengan
mengunakan
obat-obatan
kimiawi.
Penanganan
secara
non
farmakologis yaitu terapi komplementer (Yuliani, 2013). Tanaman herbal
umum digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi antara lain adalah Advokad, Labu Siam, Mengkudu dan Seledri (Wibowo 2015). Labu siam atau dengan bahasa latinya sechium edule sw dikenal sebagai sayuran buah yang menyehatkan, murah, mudah di dapatkan dan enak rasanya. Buah Labu Siam juga kaya akan kalium. Kalium berguna bagi tubuh untuk mengendalikan tekanan darah, sebagai terapi darah tinggi, serta membersihkan karbondioksida di dalam darah. Kalium juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul saraf. Kalium yang tinggi akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu menjaga keseimbangan cairan, sehingga tubuh menjadi lebih segar. Penderita tekanan darah tinggi dianjurkan mengkonsumsi labu siam secara rutin (Aini 2015). Dalam penelitian Dire (2007) menyebukan bahwa labu siam memiliki efek antihipertensi, menurut Djaelani (2012) dia menemukan adanya perbedaan tekanan sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah pemberian labu siam. Tanpa obat, tekanan darah penderita hipertensi turun setelah mengkonsumsi labu siam selama lima hari berturu-turut. Hal ini terjadi karena labu siam mengandung kalium yang tinggi, dan senyawa lain seperti alkaloid dan flavanoid. Cara perasan digunakan untuk memperoleh sari perasan yaitu larutan dalam air dan mengandung seluruh bahan yang terkandung dalam tumbuhan segarnya, sebandingkan dengan material awalnya, yang tertinggal adalah bahan yang tidak terlarut.
II.
PICO Problem :
Pasien dengan pusing dan nyeri tengkuk leher karena peningkatan tingkatan tekanan darah. Intervetion :
Dilakukan pemberian perasan atau sari labu siam pada penderita hipertensi Comparation :
Pada jurnal yang pertama berjudul “Air rebusan daun seledri untuk menurunkan tekanan darah” dengan hasil penelitian : ada pengaruh rebusan
seledri terhadap tekanan darah lansia dengan hipertensi. Dan pada jurnal yang kedua berjudul “Pengaruh pemberian labu siam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi” dengan hasil penelitian : Terdapat pengaruh bermakna antara perasan labu siam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Penulis lebih memilih jurnal yang kedua karena buah Labu Siam kaya
akan kalium. Kalium berguna bagi tubuh untuk mengendalikan tekanan darah, sebagai terapi darah tinggi, serta membersihkan karbondioksida di dalam darah. Kalium juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul saraf. Kalium yang tinggi akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu menjaga keseimbangan cairan, sehingga tubuh menjadi lebih segar. Outcome : Hasil analisa didapatkan rata-rata penurunan tekanan darah sistolik 15,500 mmHg dan diastolik 9,000 mmHg dan p-value 0,000 setelah diberikan perasan labu siam. Kesimpulan terdapat pengaruh bermakna antara perasan labu siam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
III.
Tinjauan Kasus
Ny. M (55 tahun) mengatakan pusing dan nyeri dibagian tengkuk leher. Ny. M juga mengatakan mempunyai riwayat hipertensi. Pusing dan nyeri tengkuk leher sering dirasakan oleh Ny. M. Bila merasa pusing Ny. M biasanya hanya beristirahat dirumah. Ny. M jarang memeriksakan kondisinya ke pelayanan kesehatan terdekat. Biasanya bila sudah merasa tidak kuat dengan sakit kepalanya Ny. M baru akan pergi kedokter. Pada saat pengkajian tanggal 13 Desember 2017 didapatkan tekanan darah Ny. M 160/100 mmHg, nadi 94 kali/menit, respirasi 18 kali/menit.
IV.
Dasar Pembanding
Hipertensi dapat ditangulangi dengan dua cara yaitu dengan cara farmakologi dan non farmakologi. Penatalaksanakan secara farmakologi yaitu dengan
mengunakan
obat-obatan
kimiawi.
Penanganan
farmakologis yaitu terapi komplementer (Yuliani, 2013).
secara
non
Dalam penelitian Dire (2007) menyebukan bahwa labu siam memiliki efek antihipertensi, menurut Djaelani (2012) dia menemukan adanya perbedaan tekanan sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah pemberian labu siam. Tanpa obat, tekanan darah penderita hipertensi turun setelah mengkonsumsi labu siam selama lima hari berturu-turut. Hal ini terjadi karena labu siam mengandung kalium yang tinggi, dan senyawa lain seperti alkaloid dan flavanoid. Labu siam mengandung getah serta zat-zat seperti protein. Selain itu labu siam juga mengandung bin, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A,B,C, albuminoid, dan kaya akan kalsium. Menurut Dr. Setiawan Dalimartha, daging buah labu siam terdiri dari 90% air, 7,5% karbohidrat, 1% protein, 0,6% serat, 0,2% abu, 0,1% lemak, kurang lebih 20 mg kalsium, 25 mg fosfor, 100 g kalium, 0,3 mg zat besi, 2 g natrium, saponin, alkaloid, tannin, dan beberapa zat obat lainnya (Wibowo 2015). Buah Labu Siam juga kaya akan kalium. Kalium berguna bagi tubuh untuk mengendalikan tekanan darah, sebagai terapi darah tinggi, serta membersihkan karbondioksida di dalam darah. Kalium juga bermanfaat untuk memicu kerja otot dan simpul saraf. Kalium yang tinggi akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak dan membantu menjaga keseimbangan cairan, sehingga tubuh menjadi lebih segar. Penderita tekanan darah tinggi dianjurkan mengkonsumsi labu siam secara rutin (Aini 2015). Pengaruh pemberian air perasan labu siam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi karena kandungan kalium yang tinggi yang bersifat mengikat Natrium untuk dibawa keluar dan di buang melalui keringat dan saluran sekresi lainya, dengan berkurangnya Natrium dalam darah maka volume cairan dalam darah juga berkurang maka terjadi penurunan tekanan darah.
V.
Implementasi
Implementasi yang diberikan pada Ny. M yaitu dengan memberikan perasan sari labu siam selama 3 hari. Adapun tahap kerja untuk memberikan perasan sari labu siam adalah sebagai berikut : a. Tahap pra interaksi 1) Persiapan alat
Buah labu siam
Parutan
Gelas
Baskom berisi air
Saringan
b. Tahap orientasi 1) Memberikan salam sebagai pendekatan therauptik 2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien c. Tahap kerja 1) Cuci 1 buah labu siam didalam baskom yang sudah di siapkan 2) Kemudian parut labu siam 3) Lalu peras parutan labu siam didalam gelas menggunakan saringan 4) Setalah selesai berikan hasil perasan labu siam pada klien dan anjurkan untuk membuat parutan labu siam secara mandiri dan diminum pagi dan sore hari. VI.
Hasil
Hasil implementasi pemberian perasan sari labu siam selama 3 hari