KHUTBAH IDUL FITRI 1436 H
FITRAH, KASIH SAYANG, DAN AL-QUR`AN Oleh. H. Zamzam Muharamsyah, Lc. M.Si
e ِ اَْ َْ ،ََِْ تِ أََ ِْ َوَِأ ْم ْورُ ُ ِْ ُِِذُُهُ َوَمِْ ََُْ َومََُُِْْهُ َومَ ْ َِ مِ َْ َ اإن أ َ َُُْهُ َورُ َْ ًا َ ُ أن َُ ْ وَأ اَ إ إ ْأن َُ ْ أ. ُ َدِيَ ِْ ْ ُ ََُْ و ِ ُ ْ َ ِْيُ اْا َرسُ ا اَأ َ. َْنُِ ْ ُْم وَأ إُْ َُ َِ وُِ َ ا اا اََُ ءَاِْ ا ِِ َنْ َءََ ْيِ اا اءً وَاًَِا َومِْ َر َُ ْ ِ ََ وَ َ َز ْوَْ ِ َ َ َةٍ َوِ وَا ْ َم ْ ِْ ْ ُ. ًاِْ َ ْ ْاَْ وا اا اََُ ءَاِْ اَأ َ. ًَِْْ رْ َ َن اإن ََ ْر وَا ََِِ اَْ ن ُ؛َْ أ.ًْ َِ زًاْ َز ْ َُُْ َور اِ ُ ََْْ وَْ ُْ ُذم ِْْ َْ َوَْ أ َ ِِْ ٍََُْ َوَََُ ُْ رُ اَََ و َ َِ وْ َ ا َ ٍ َ ُ ُْيَ ْيَ اَْ َو،بُ اَِ .ر اِ ٍ َ َو َ ٍَِْ َو
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu Ma'asyiral muslimin, a'azzakumullah, Dengan ijin Allah, pagi ini kita melangkah penuh kegembiraan dan kesahduan menuju tempat shalat ini. Ditingkahi lantunan takbir yang bersahutan. Allahu Akbar: Allah Maha Besar. Tiada sesuatu pun yang berhadapan dengan Allah kecuali kecil adanya, teramat kecil. Sebesar apapun kekuasaan seseorang, di hadapan Allah tidak ada apa-apanya. Sehebat apapun negara super power di mata kita, keyakinan kita tidak boleh berubah bahwa Allah maha besar.. Allahu
H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |
1
Akbar! Demikian, sebesar apapun masalah yang kita hadapi maka kekuasaan dan kasih sayang Allah jauh lebih besar. Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk berputus asa. Jika hari ini kita bergembira maka sudah sepantasnya, karena itu adalah janji dari Rasulullah Saw bagi umatnya yang menjalankan ibadah shiyam. Dalam sebuah hadits beliau bersabda:
ِ ِ ِ ”ﻟِﻠ ﱠ “ﺼ ْﻮِﻣ ِﻪ َ ِح ﺑ َ َوإِذَا ﻟَﻘ َﻲ َرﺑﱠﻪُ ﻓَ ِﺮ،ح َ إِذَا أَﻓْﻄََﺮ ﻓَ ِﺮ:ﺼﺎﺋ ِﻢ ﻓَـ ْﺮ َﺣﺘَﺎن ﻳَـ ْﻔ َﺮ ُﺣ ُﻬ َﻤﺎ "Untuk orang yang berpuasa ada dua kegembiraan yang dirasakannya: ketika berbuka puasa dia bergembira dan ketika menemui Tuhannya dia bergembira karena shaumnya." (Muttafaq 'Alaihi) Kegembiraan pertama dalam hadits di atas bisa dimaknai saat berbuka pada waktu maghrib setiap harinya, tetapi bisa juga dipahami kegembiraan pada saat lebaran ketika kewajiban berpuasa selama sebulan Ramadhan telah kita laksanakan dengan sempurna lalu kita diperbolehkan untuk berbuka. Namun, dalam kesahduan gema takbir dan kegembiraan yang memenuhi hati kita saat ini, kita tidak mungkin melupakan negeri-negeri yang di sana umat Islam juga menggemakan takbir yang sama, berkumpul seperti kita untuk melaksanakan shalat idul fitri. Tetapi pakaian mereka tidak sebagus pakaian yang kita kenakan hari ini, rumah mereka tinggal puing-puing sisa terjangan roket dan bom, keluarga mereka tidak lagi lengkap dan entah makanan apa yang terhidang di hari raya yang semestinya mereka rayakan dengan penuh suka cita ini. Mari sejenak kita hadirkan wajah saudara-saudara kita di Palestina, di Syiria, di Mesir, di Iraq, di Afganistan, di Arakan Myanmar, dan di negeri-negeri islam lainnya yang sampai hari ini masih dilanda konflik yang berkepanjangan. Semoga mereka tetap gembira meski tak ada pakaian dan hidangan istimewa, semoga mereka tetap bersuka cita meski ayah ibu mereka telah tiada, semoga mereka tetap bahagia meski setiap detik nyawa mereka terancam, semoga Allah anugrahkan kesabaran yang melimpah dan keteguhan yang tangguh... semoga Allah mencurahkan kasih sayang kepada mereka sebagaimana mereka tetap teguh memegang api tauhid dalam jiwa mereka... Aamiin yaa Rabbal ‘alamin Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu Kaum muslimin yang berbahagia,
2 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an
Idul Fitri disebut Idul Fitri karena pada hari ini kita merayakan kembalinya kita kepada fitrah. Kesucian jiwa sebagaimana Allah ciptakan pada awalnya. Sebulan penuh Allah membersihkan kita dengan aneka amal ibadah. Puasa kita, shalat kita, ruku sujud kita, do’a-do’a kita, i’tikaf kita, bacaan dan kajian Qur`an kita serta sedekah-sedekah dan zakat fitrah kita, semuanya diharapkan dapat menanamkan ketaqwaan kedalam jiwa kita sekaligus mengembalikan kesucian fitrah diri kita. Sebagai manusia, setiap kita dilahirkan dalam keadaan fitrah, sebagaimana sabda Nabi Saw:
ِِ ﻓَﺄَﺑـﻮاﻩُ ﻳـﻬ ﱢﻮ َداﻧِِﻪ أَو ﻳـﻨَ ﱢ،ُِﻮد إِﻻﱠ ﻳﻮﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ اﻟ ِْﻔﻄْﺮة ٍ ”ﻣﺎ ِﻣﻦ ﻣﻮﻟ “ﺴﺎﻧِِﻪ َُ ََ َ ُ ْ ُ َْ ْ َ َ ﺼ َﺮاﻧﻪ أ َْو ﻳُ َﻤ ﱢﺠ "Tidak ada seorang anakpun yang terlahir kecuali dia dilahirkan dalam keadaan fithrah. Maka kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi” (Muttafaqun ‘alaihi) Kesucian fitrah ini harus dijaga sepanjang hidup kita agar tidak melenceng dan keluar dari kesuciannya, maka Allah menjadikan agama Islam sebagai sarana untuk menjaganya, sebagaimana firman Allah Swt:
ََ َۡ َ َۡ َ ََۡ َ َ َ َ ٗ َۡ َ َ َ َ ِ ۡ َو ۡ َ ِ ّ ِ ِ َ ِ ۚ ِ ۡ َت ٱ ِ ٱ ِ َ َ ٱ س ِ ۚ ِ ٰ ِ ِ ٱ ِۚ ٰ ِ ٱ ّ ِ ُ ٱ ّ ِ ُ َو َ َ ۡ َ َ َ َ ٱ ِس َ ۡ ُ ن أ “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Rum [30] : 30) Fitrah Allah tidak mungkin berubah, jika kita melenceng keluar dari fitrah artinya berhadapan dengan ketentuan Allah, tetapi Jika kita mampu menjaga fitrah kita maka kita terbebas dari kekeruhan dan kekotoran jiwa. Maka hati yang kita miliki menjadi hati yang selamat (Qalbun salim), hati yang seperti ini lah yang akan menyelamatkan kita ketika kelak kita menghadap Allah Swt. Sebagimana firman-Nya Azza Wajalla:
ََ ۡ َ َ َۡ َ ٖ ِ ٖ ِ ٱ
ِإ
َ ٞ َ َ َ َ ۡ َم َ ُ َ ل َو َ ُ ن
H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |
3
“(yaitu) pada hari dimana harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara [26] : 88 – 89)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu Kaum Muslimin rahimakumullah. Menjaga kesucian fitrah dalam waktu yang panjang, sejak kita dilahirkan sampai kita dijemput oleh kematian, bukanlah urusan mudah. Bukan hanya disebabkan oleh kelemahan kita sebagai manusia, tetapi juga ada musuh abadi yang senantiasa mengintai dan terus menerus menebar tipu daya agar kita melenceng jauh dari fitrah yang suci nan lurus. Dalam sebuah hadits Qudsi, Rasulullah meriwayatkan dari Tuhannya:
ِ ﺎدي ﺣﻨـ َﻔﺎء ُﻛﻠﱠﻬﻢ وإِﻧـﱠﻬﻢ أَﺗَـ ْﺘـﻬﻢ اﻟ ﱠ ِ ﺖ ِﻋﺒ “ﺎﺟﺘَﺎﻟَْﺘـ ُﻬ ْﻢ َﻋ ْﻦ ِدﻳﻨِ ِﻬ ْﻢ ْ َﻴﻦ ﻓ َ ُ ” َوإِﻧﱢﻲ َﺧﻠَ ْﻘ ْ ُ ْ ُ َ ْ ُ َ َُ ُ ﺸﻴَﺎﻃ “Sesungguhnya aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif (lurus) semuanya dan sesungguhnya mereka didatangi setan, lalu setan itu membelokkan mereka dari agama mereka.” (HR Muslim). Setan dari golongan jin dan manusia tidak pernah berhenti dan bosan-bosannya menggoda dan melancarkan tipu dayanya. 24 jam dalam sehari mereka berpikir dan berupaya dengan segala cara untuk menyesatkan manusia dari jalan yang lurus, jalan yang dapat menjaga kesucian fitrahnya. Oleh karena kita memiliki banyak kelemahan, ditambah keberadaan setan sebagai musuh yang nyata. Maka kita tidak akan mampu menjaga kesucian fitrah ini seorang diri. Meskipun Allah telah menurunkan bagi kita agama Islam yang lurus yang jika kita pegang teguh niscaya kita akan mampu menjaga kesucian fitrah kita. Akan tetapi, sekali lagi, kita tidak akan mampu memegang erat agama islam ini seorang diri, terlebih di akhir jaman seperti sekarang ini. Berpegang teguh pada ajaran Islam ibarat menggenggam bara api, sebagaimana sabda Nabi Saw:
4 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an
ِ ِﺼﺎﺑُِﺮ ﻓِﻴ ِﻬ ْﻢ َﻋﻠَﻰ ِدﻳﻨِ ِﻪ َﻛﺎﻟْ َﻘﺎﺑ ِ ” ﻳَﺄْﺗِﻲ َﻋﻠَﻰ اﻟﻨ “ْﺠ ْﻤ ِﺮ ﱠﺎس َزَﻣﺎ ٌن اﻟ ﱠ َ ﺾ َﻋﻠَﻰ اﻟ "Akan datang kepada umatku suatu zaman dimana orang yang berpegang kepada agamanya laksana menggenggam bara api”. (HR. At-Tirmidzi) Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu Kaum Muslimin rahimakumullah. Ramadhan yang baru saja kita lewati memberikan pelajaran yang nyata bahwa taat dalam kebersamaan jauh lebih mudah, bahkan kita rasakan sebagai sebuah kenikmatan. Bangun sahur bersama seluruh keluarga: mudah, berjalan sekeluarga menuju masjid: indah, buka bersama keluarga: menggembirakan, shalat tarawih dan tadarus bersama tetangga semua terasa mudah dan indah. Ramadhan telah mengajarkan bagaimana seharusnya keluarga dan masyarakat menjaga fitrah anggota-anggotanya. Secara aplikatif Ramadhan telah mengajak kita untuk mengembalikan fungsi keluarga yang sejati, fungsi menjaga fitrah para anggotanya. Berapa banyak keluarga yang tidak berfungsi sebagai keluarga. Ikatan pernikahan ada tetapi sakinah, mawaddah wa rahmah entah di mana. Ayah bunda ada, tetapi anak-anak menjadikan artis dan selebritis sebagai idola. Rumah kokoh tersedia lengkap dengan segala isinya, tetapi pulang dan berkumpul sekeluarga menjadi beban, sekalinya berkumpul masingmasing sibuk dengan smartphone-nya. Keluarga seperti ini tidak akan kokoh menjaga kesucian fitrah anggota-anggotanya. Keluarga semestinya menjadi tempat paling penuh dengan cinta dan kasih sayang. Bagi seorang ayah dan suami rumah dan keluarga adalah tempat paling sempurna untuk melepas lelah dan kembali mengumpul energi setelah seharian berjuang mencari nafkah yang halal. Bagi seorang ibu, rumah dan keluarga adalah tempat mengekpresikan jiwa keibuannya, mengekpresikan cinta dan kasih sayangnya dalam bentuk aneka masakan dan penataan rumah yang harmonis. Suara-suara yang terdengar di dalam keluarga adalah suara penuh cinta, penuh kasih sayang, senyum, canda, bahkan tangis dan duka menjadi rangkaian cerita indah karena terjalin dalam benang-benang fitrah yang diridhai ilahi.
H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |
5
Dalam keluarga seperti ini anak-anak akan menemukan jati dirinya tanpa harus dicari. Bagi mereka ayah adalah pahlawan yang layak jadi idola dan ibu adalah malaikat yang sempurna. Setiap kata-kata ayah adalah mantera sakti yang membakar semangat dan menumbuhkan segala potensi. Tatapan lembut ibu, belaian kasih tangannya, dan do’a yang tak henti mengalir adalah energy terbesar bagi setiap anak yang tinggal di keluarga seperti ini. Dari keluarga seperti ini tidak akan lahir remaja tukang tawuran yang terpapar racun-racun pornografi, narkoba dan tindakan-tindakan amoral lainnya! dari keluarga seperti ini tidak akan keluar anak perempuan nakal yang tidak menghargai kemuliaan dirinya, tidak mengindahkan kehormatan keluarganya. Bahkan dari rumah seperti ini akan lahir pemuda-pemudi cemerlang, generasi bangsa dan agama yang gemilang! Mereka yang akan menjaga harum nama keluarga bukan hanya di mata manusia, tetapi juga di hadapan Allah yang Maha Perkasa. Tidakkah kita menginginkan, ketika kita gelisah di hadapan Allah atas dosa-dosa kita, tiba-tiba anak kita datang menjadi penyelamat? Bukankah kita akan merindukan do’a-do’a anak kita saat semua amal kita sudah terputus? Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu Kaum Muslimin rahimakumullah. Sejatinya, menjaga fitrah juga menjadi tanggung jawab masyarakat dan Negara. Masyarakat yang baik adalah masyarakat yang mampu menjalankan kontrol sosial yang baik. Masyarakat yang sadar dan peduli atas apa yang terjadi disekitarnya. Di tengah fenomena maraknya terjadi penyimpangan, baik penyimpangan pemikiran maupun penyimpangan perilaku yang melenceng jauh dari kesucian fitrah, peran masyarakat sangat penting dalam membentengi anggotanya. Demikian halnya peran negara, sangat strategis dalam menjaga fitrah rakyatnya. Dengan kekuasaan yang dimilikinya, dengan mandat yang diterimanya seharusnya negara selalu hadir dan memberikan jaminan bagi rakyatnya untuk bisa hidup tentram, aman, dan nyaman sehingga mereka bisa menjaga kesucian diri dan fitrahnya. Namun realita yang kita saksikan berkata lain. Semakin hari kontrol sosial masyarakat semakin melemah. Sikap individualisme dan materialisme telah membentuk budaya nafsi-nafsi, elu-
6 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an
elu gue-gue. Orang yang lebih dewasa segan menegur anak muda yang bersikap buruk, hanya karena dia orang lain, akhirnya anak-anak muda tidak hormat lagi terhadap norma-norma sosial yang ada. Adapun negara, nampaknya sangat sulit kita mengharapkan perhatian mereka terhadap lurus atau tidaknya fitrah rakyatnya. Pemerintahan terus berputar dan pemimpin berganti-ganti tetapi kondisi yang diharapkan berlum pernah terbukti. Padahal sebelumnya janji-janji mereka begitu tinggi. Alih-alih mewujudkan janji-janji manis yang terucap untuk mensejahterakan rakyat, pemerintahan hari ini tak henti-henti melontarkan kontroversi yang sangat tidak produktif. Semoga Allah memberi hidayah kepada para pemimpin kita, atau kalau tidak semoga Allah segera menggantinya dengan yang lebih baik, yang mampu menjaga rakyatnya tetap dalam kesucian fitrahnya. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu Kaum muslimin hafidzakumullah… Kita tidak bisa mengharapkan negara untuk mengurusi kesucian fitrah kita dan anak-anak kita… kita juga sulit mengandalkan masyarakat dalam urusan ini… sementara upaya-upaya busuk setan untuk menyesatkan manusia tidak pernah berhenti di sisi lain, kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas amal kita dan keluarga kita. Masih ingatkah peringatan Allah dalam firman-Nya berikut ini?
َٓ َ َ ُ َۡ نٱ
َ ٞ َ ٞ َ ٌ َ َ َ ََۡ َ َُ َ ۡ َ ُ َ ُ ِ ظ ِ اد ُ ۡ ٗر َو ُد ٱ س وٱ ِ رة ِ َ َ َ ُ ۡ ۡ أ َ َ ُ ۡ َو َ َ ن َ ُ َ ُ ون
َۡ ُ ِ ۡ َوأ
َ ُ ََ َ َ ٱ ِ َ َءا َ ُ ا ْ ُ ٓا ْ أ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At-Tahrim [66] : 6) Tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali kita merevitalisasi peran dan fungsi keluarga kita. Memperbaharui kembali niat dan tujuan kita berkeluarga. Mengembalikan keluarga pada
H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |
7
fitrahnya yang mulia. Merubah mindset dan membangun kebiasaan kebiasaan baru yang lebih mendekatkan pada rahmat Allah. Bukankah tujuan puncak keluarga adalah mewujukan rahmah kasih sayang? Tentunya kita masih ingat firman Allah berikut ini:
َ ٖ ٰ
ً ۡ ٗ َ َٰ ِ ِ َدة َو َر َ ۚ إِن
ُ َ ۡ ّ ُ َ َۡ َ َ َ َ َ َۡ ْٓ ُ ُ ۡ َ ّ ٗ َٰ ۡ َ ۡ ُ ا إِ و أز ِ ِ ِ أ
ُ َ َ َ َ ۡ َ ٓ َٰ َ ۡ ِ َ و ءا ِ ِۦ أن
َ َّ َ ِ ۡ ٖ َ َ ُ ون “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa cinta dan kasih-sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Ruum [30]: 21) Kasih sayang adalah kata kuncinya. Hanya keluarga yang mampu mewujudkan kasih sayang dalam rumah tangganya yang akan mampu memiliki ketangguhan dalam menjaga fitrah anggota keluarganya. Kasih sayang bukan semata kata kata indah atau perasaan mendalam yang terpendam dalam dada. Kasih sayang adalah energy positif yang mengalir dalam jiwa dan memberi kekuatan besar pada pemiliknya serta nyata dirasakan oleh orang-orang disekitarnya. Kasih sayang adalah energy besar yang memberi kekuatan bagi para ayah dalam mencari nafkah yang halal dan mencukupi untuk keluarganya. Kasih sayang jua lah yang energy besar ibu dalam menjalankan peran-peran kemuliaannya. Dan kasih sayang juga adalah energy besar bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang dalam menyempurnakan karakter dan kepribadiannya. Sebagaimana energy dalam sebuah perangkat yang terkadang penuh dan terkadang kosong, maka kasih sayang juga demikian. Terkadang ada orang yang setiap hari kasih sayangnya penuh terus, tetapi ada juga yang kembang kempis, bahkan tidak menutup kemungkinan ada orang hidup tanpa memiliki sedikitpun energy kasih sayang. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu Kaum Muslimin rahimakumullah. 8 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an
Untuk menjadi pribadi yang penuh kasih sayang kita tentunya juga membutuhkan suplay energy kasih sayang. Orang yang tidak punya sumber kasih sayang tidak akan mampu memberikan kasih sayang kepada yang lainnya. Persaudaraan dan hubungan darah bisa menjadi sumber kasih sayang, bisnis dan kepentingan bisa mejadi sumber kasih sayang, materi dan kekayaan juga bisa menjadi sumber kasih sayang. Tetapi ketahuilah! Hal-hal tersebut adalah sumber kasih sayang yang fana dan sangat rapuh. Pada satu masa persaudaraan bisa menjadi sumber kasih sayang, tetapi pada saat yang sama persaudaraan bisa menjadi alasan yang kuat untuk sebuah pertikaian yang membinasakan. Bisnis dan kepentingan bisa menyatukan berbagai pihak dalam ikatan kasih sayang, tetapi setelah bisnis dan kepentingan berakhir maka kasih sayang pun ikut menguap. Oleh karena itu, kita membutuhkan sumber kasih sayang yang abadi, sumber kasih sayang yang terus memberikan suplay yang melimpah dalam bermacam situasi dan kondisi. Sumber kasih sayang itu tiada lain adalah Allah yang Maha Rahman, Allah yang Maha Rahim. Berpegang teguhlah pada tali Allah yang menuliskan Rahmah kasih sayang pada diri-Nya yang Mulia. Allah berfiman:
َ ۡ ۡ َ َٰ َ ۡ ُ … َ ِ ِٱ
َ ُ ََ َ َُۡ َ َ َ ٰ ٌ ۡ ۡ ۖ َ َ َر ِٰ
ٓ َ َ ۡ ذا َ َء َك ٱ ِ َ ُ ِ ُ ن
“Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: "Salaamun alaikum.” Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya Rahmat kasih sayang,” (QS. Al-An’am [6]: 54) Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu Kaum Muslimin rahimakumullah. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara mendapatkan suplai rahmat dari Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim tersebut? Salah satu cara paling esensial untuk mendapatkan suplai kasih sayang dari Allah adalah dengan mendekatkan diri dan keluarga kita pada Al-Qur`an. Ya, hidupkan Al-Qur`an di
H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |
9
tengah-tengah kita, akrabkan keluarga kita dengan Al-Qur`an niscaya Allah akan melimpahkan suplai kasih sayang pada kita dan keluarga kita. Al-Qur`an adalah wujud kasih sayang Allah pada manusia. Dalam Al-Qur`an Allah banyak menegaskan bahwa Al-Qur`an adalah bentuk rahmat dari Allah Swt bagi hamba-hambanya yang beriman. Seperti dalam sebuah firmanNya:
ِ
ۡ َ ِ
ُۡ
َ ِ ِ ۡ ُ ۡ ِ ّ ٞ َ ۡ ُ ور َو ُ ٗ ى َو َر ِ
ّ َٓ ٞ َ ُ ِ َ ِ ٱٞۡ ِ ّ ِ ر ّ ِ ۡ َو ِ ء
َ َ ُ َۡٓ َ َۡ ُ ء َ ٱ س
ۡ ۡ َ َ َٰ َ ۡ َ ُ ْ ِ ِ ٱ ِ َو ِ َ َ ِ ِۦ ِّ ٞ ۡ َ َ َ ُ ا
َ َۡ َُ ن
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman # Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan" (QS. Yunus [10] : 57 – 58) Dalam ayat ini jelas sekali Allah menyebutkan tiga fungsi AL-Qur`an yaitu: obat penyakit hati, petunjuk dan rahmat kasih sayang bagi orang beriman, dan dengan rahmat Allah inilah manusia akan mendapat kegembiraan. Bayangkan keluarga yang setiap harinya dipenuhi perasaan gembira dan bahagia, bukankah itu yang kita dambakan? Di dalam Al-Qur`an juga Allah banyak memberikan petunjuk kepada kita tentang orang-orang yang berhak mendapatkan suplai kasih sayang. Misalnya dalam firman Allah Swt. berikut ini:
َ ۡ َ َِٰ ُ ُِ ن
ُ َ َ ََٰ ِ ة وٱ
َ ُۡ َ ُ ۡ َ َ َ ۡ َ ُ ُ َ ِ ِ َ َ ن َو ُ ن ٱ ٖء
ُ ۡ َ َ ََۡ َ ِ ۞…… ور ِ و
“…dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orangorang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayatayat Kami" (QS. Al-A’raf [7] : 156) Berdasar ayat ini ada golongan yang akan mendapatkan rahmat kasih sayang Allah. Mereka adalah orang-orang yang berusaha bertaqwa, membayar zakat dan beriman kepada ayat-ayat Allah.
10 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an
Ayat-ayat ini hanyalah sebagian kecil dari pelajaran dan arahan dari Allah tentang energy kasih sayang yang kita butuhkan. Masih banyak yang bisa kita tadaburi, kita kaji dan kita jadikan pedoman dalam membina keluarga dan rumah tangga kita. Oleh karena itu, marilah kita kembali kepada Al-Qur`an. Sudah terlalu lama kita meninggalkan Al-Qur`an. Sudah terlalu banyak waktu kita habiskan untuk hiburan dan kesenangan yang pada akhirnya membuat kita semakin jauh dari Al-Qur`an. Bersyukurlah, tahun-tahun terakhir ini kita menyaksikan syiar Al-Qur`an mulai menggeliat. Hafizh-hafizhah cilik mulai bermunculan bahkan menghiasi layar kaca seolah menjadi bintang yang berkelipan indah di tengah-tengah gelap gulitanya program-program televisi yang ada. rumah-rumah dan pesantren tahfizh bermuculan di berbagai wilayah. Perguruan-perguruan tinggi yang memberi beasiswa khusus bagi pada penghafal Al-Qur`an. Tentunya fenomena ini harus kita sambut dengan gegap gempita. Sudah bukan jamannya kita memimpikan anak-anak kita menjadi artis dan selebritis, terlalu banyak contoh buruk yang dipertontonkan oleh para selebritis itu. Kini jamannya kita mengidam-idamkan anak-anak kita menjadi penghafal Al-Qur`an. Mulai hari ini mari kita canangkan sebuah gerakan mulia: Satu Rumah Satu Orang Hafizh Al-Qur`an. Sekali lagi saya serukan. Mulai hari ini mari kita canangkan sebuah gerakan mulia: Satu Rumah Satu Orang Hafizh Al-Qur`an. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu Kaum Muslimin rahimakumullah. Yakinlah dengan Al-Qur`an, diri kita akan dipenuhi kasih sayang. Dengan Al-Qur`an, suplai energy kasih sayang di rumah dan keluarga kita tidak akan pernah habis bahkan akan terus bertambah dan memberi berkah bagi orang-orang dan keluarga di sekitarnya. Jangan tunda-tunda lagi. Momentum bulan syawal sebagai bulan peningkatan amal adalah waktu yang tepat untuk kembali kepada Al-Qur`an. Kita mulai dari rumah kita. Kita mulai dari membaca sehari satu ayat. Jika sudah istiqomah tingkatkan jumlah bacaan kita. Lalu ditambah dengan kajian tadabur ayat-ayat pilihan. Jika dibutuhkan bisa mengundang ustadz yang
H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |
11
kompeten. Jika ini sudah berjalan ajak tetangga dan jadikan ini sebagai kegiatan mushala di cluster atau RT kita. Jika kita konsisten dengan program ini, tidak perlu menunggu satu tahun atau dua tahun, sebulan dua bulan insya Allah kita akan merasakan rahmat kasih sayang Allah mulai bertambah dan terus bertambah. Insya Allah. Bahkan, Rasulullah menjanjikan banyak hal bagi orang-orang senantiasa membaca, mempelajari, menghafal dan mengamalkan Al-Qur`an. Di antaranya sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah berikut ini:
ِ ِ ِِ ِ ﱠ ِ ﺸ ْﻤ ﺿ ْﻮِء اﻟ ﱠ َ ﺿ ْﻮُؤﻩُ ِﻣﺜْ ُﻞ َ ﺲ ﻳَـ ْﻮ َم اﻟْ ِﻘﻴَ َﺎﻣ ِﺔ ﺗَﺎﺟﺎً ِﻣ ْﻦ ﻧـُ ْﻮٍر ُ ِوﻳَ ْﻜﺴﻰ َواﻟ َﺪاﻩُ ُﺣﻠَﺘَـ ْﻴ ِﻦ َﻻ ﺗَـ ُﻘ ْﻮم،ﺲ َ َ“ َﻣ ْﻦ ﻗَـ َﺮأَ اﻟْ ُﻘ ْﺮآ َن َوﺗَـﻌَﻠ َﻤﻪُ َو َﻋﻤ َﻞ ﺑﻪ أَﻟْﺒ ” ﺑِﺄَ ْﺧ ِﺬ َوﻟَ َﺪ ُﻛ َﻤﺎ اﻟْ ُﻘ ْﺮآن:ﺎل ُ ﺑِ َﻢ ُﻛ ِﺴ ْﻴـﻨَﺎ؟ ﻓَـﻴُـ َﻘ: ﻓَـﻴَـ ُﻘ ْﻮَِﻻن،ﺑِ ِﻬ َﻤﺎ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ “Siapa yang membaca Alquran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini? Dijawab “Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Alquran”. (HR. Al Hakim). Imam Ali Bin Abi Thalib karamallahu wajhah pernah berkata: “barangsiapa membaca AlQur`an dan menghafalnya, maka Allah akan memasukannya ke dalam surga dan memberinya hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya di mana mereka semuanya telah ditetapkan untuk masuk neraka." Inilah sebagian keutaman bagi orang-orang yang mencintai Al-Qur`an. Semoga Allah merahmati kita dengan AL-Qur`an dan semoga Allah menjadikan kita Ahlul Qur`an. Amin Yaa Rabbal ‘alamin. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu Bulan Ramadhan adalah mata rantai kebaikan yang hendaknya tidak terputus dengan berakhirnya bulan suci ini. Amalan sunnah yang dianjurkan untuk kita laksanakan adalah berpuasa enam hari di bulan Syawal. Nabi kita tercinta Shallallahu ‘Alayhi Wasallam bersabda:
ِ ﻀﺎ َن ﺛُ ﱠﻢ أَﺗْـﺒـﻌﻪُ ِﺳﺘﺎ ِﻣﻦ َﺷ ﱠﻮ ٍال َﻛﺎ َن َﻛ ﱠﻫ ِﺮ َ ﺎم َرَﻣ ْ ﺼﻴَ ِﺎم اﻟﺪ ََ َﺻ َ ﻣﻦ ْ ْ 12 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian melanjutkannya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawwal, maka dia seperti berpuasa satu tahun penuh." (HR. Muslim). Waktu pelaksanaannya adalah mulai hari kedua bulan Syawal hingga akhir bulan, dapat dilakukan secara berturut-turut atau berpisah-pisah. Bagi yang harus meng-qadha’ puasa Ramadhan hendaknya mendahulukan puasa qadha’nya, kecuali apabila dianggap tidak cukup waktu atau berat melaksanakannya, maka dibolehkan untuk mendahulukan puasa Syawal, Wallahu a'lam.
MUNAJAT Kaum muslimin yang berbahagia, akhirnya, marilah kita semua menundukkan hati dengan penuh harap kepada Allah, memanjatkan doa kepadaNya, Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, tempat semua keluh-kesah disampaikan, tempat semua masalah mendapat jalan keluar. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Sang Rasul tercinta, para keluarga dan sahabatnya, manusia-manusia terbaik yang pernah terlahir.
ِِ ِ ﻚ ﻧَـﻮ ِ ِ ِ ِ ﱠ ٍ اﺻ ْﻴﻨﺎَ ﺑِﻴَ ِﺪ َك َﻣ ﻀﺎ ُؤ َك َ َﻚ َﻋ ْﺪ ٌل ﻓِ ْﻴﻨﺎَ ﻗ َ ﺎض ﻓِ ْﻴﻨﺎَ ﺣ ْﻜ ُﻤ َ َ اﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ إﻧﱠﺎ َﻋﺒ ْﻴ ُﺪ َك ﺑَـﻨُﻮا َﻋﺒ ْﻴﺪ َك ﺑَـﻨُﻮا إ َﻣﺎﺋ Ya Allah sesungguhnya kami adalah hamba-Mu, anak dari hamba-hamba Mu, ubun-ubun kami ada di tangan-Mu. Segala takdir-Mu terhadap kami telah Engkau tetapkan, dan sungguh betapa adilnya ketetapan itu atas kami.
ِ ِ َ َﻚ ﺳ ﱠﻤﻴ ِ ت ﺑِ ِﻪ ﻓِﻰ ِﻋﻠ ِْﻢ اﻟْﻐَْﻴ ﺐ َ اﺳﺘَﺄْﺛَـ ْﺮ َ ِﻚ أ َْو أَﻧْـ َﺰﻟْﺘَﻪُ ﻓِﻰ ﻛِﺘَﺎﺑ َ َﺣﺪاً ِﻣ ْﻦ َﺧﻠ ِْﻘ َﺴ َ ﻧَ ْﺴﺄَﻟ ْ َ َ اﺳ ٍﻢ ُﻫ َﻮ ﻟ ْ ﻚ أَ ِو ْ ُﻚ ﺑِ ُﻜ ﱢﻞ َ ﻚ أ َْو َﻋﻠﱠ ْﻤﺘَﻪُ أ َ ﺖ ﺑﻪ ﻧَـ ْﻔ ِﻋ ْﻨ َﺪ َك Kami memohon kepada-Mu dengan semua Nama yang Engkau Miliki, yang telah Engkau Namakan untuk Diri-Mu, atau telah Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara makhlukMu, atau Engkau Turunkan dalam Kitab-Mu, atau Engkau simpan dalam Ilmu yang Ghaib di sisi-Mu
ِ أَ ْن ﺗَﺠﻌﻞ اﻟْ ُﻘﺮآ َن رﺑِﻴﻊ ﻗُـﻠُﻮﺑِﻨﺎَ وﻧُﻮر ﺻ ُﺪوِرﻧﺎَ وﺟﻼَء أ ﺎب ُﻫ ُﻤ ْﻮِﻣﻨﺎ ْ َ ََ ْ ُ َ َ ْ َ َ ْ َ َْ َ َﺣ َﺰاﻧﻨﺎَ َوذَ َﻫ
H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |
13
Kami mohon, jadikanlah Al-Qur’an sebagai penyejuk hati kami, cahaya bagi dada kami, penghapus duka dan kesedihan kami, dan pelipur kegundahan jiwa kami. Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakan kami, dan kami adalah hambaMu dan kami selalu berusaha menepati ikrar dan janji kami kepadaMu dengan segenap kekuatan yang kami miliki. Kami berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatan kami. Kami mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu yang tercurah kepada kami dan kami tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah kami lakukan. Karenanya, ampunilah kami. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau. Ya Allah Tuhan Yang Maha Penyayang, sayangi kami, sayangi kedua orang tua kami, yang telah berpeluh lelah merawat dan mendidik kami. Ampuni setiap kata keras kami yang pernah terlontar pada mereka, Ya Allah. Ampuni sikap tak peduli kami atas mereka, Ya Rabb. Berikan kesempatan kami berbakti pada mereka, Ya Allah. Lembutkan hati mereka untuk kami agar ridha mereka mengantar kami kepada RidhaMu, Ya Allah. Dan jika Engkau telah memanggil mereka ke haribaanMu, maka basuhlah mereka dengan kelembutan ampunan dan rahmatMu, serta pertemukan kami dengan mereka dalam keabadian nikmat JannahMu. Ya Allah sayangilah isteri/suami kami, sayangi anak-anak kami, berkatilah keluarga kami, jadikan mereka penyejuk pandangan mata dengan ketaqwaan dan ketaatan padaMu. Duhai Rabb kami yang Maha Penyayang, Sayangilah para ustadz, guru-guru kami, lindungi dan bimbinglah mereka. Lapangkan rezkinya, kuatkan azamnya dan berkati jalannya. Ya Allah bersihkan hati dan jiwa ini dari hasad dan dengki, persatukan jiwa-jiwa ini dalam cinta karenaMu dan dalam ketaatan padaMu, jangan Engkau biarkan syaithan musuhMu menggerogoti persaudaraan kami. Ya Allah, berilah bimbinganMu untuk pemimpin negeri ini agar dapat berlaku adil dengan syari'atMu di atas bumi yang tidak sejengkal pun melainkan milikMu. Wahai Rabb kami, berkahilah negeri ini dengan ketaatan para pemimpin & penduduknya, janganlah Engkau menimpakan azab atas kami karena kezaliman para pelaku dosa di antara kami. Ya Allah, Rabb yang Maha Kuat, yang Maha Perkasa. Kami yakin bahwa kepongahan musuhmusuhMu terlalu kecil di hadapan keperkasaanMu. Kami memohon kepadaMu Ya Rabb, 14 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an
dengan sifat ‘izzah-Mu, luluh-lantakkanlah kesombongan rezim Syi'ah yang zalim di Suriah, tolonglah para pengikut sunnah Nabi-Mu di sana, gembirakanlah mereka dengan runtuhnya kezaliman dan kekufuran. Ya Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang, sayangi dan lindungilah saudara-saudara kami di Burma, Palestina, Mesir dan di setiap negeri kaum muslimin. Satukan hati mereka, satukan langkah mereka, dan berikanlah kemenangan yang sejati kepada mereka. Ya Allah, Tuhan pemilik segala kerajaan, karuniakanlah kepada kami pemimpin yang shaleh dan takut kepadaMu, pemimpin yang berani dan cerdas, serta paham dan mengerti agamaMu, agar mereka tidak mudah digelincirkan oleh ahlusyubuhat wasyahawat, dan sehingga dapat menuntun kami untuk tetap berada di atas jalanMu. Karuniakanlah kepada pemimpin kami para penasehat dan pembisik yang baik untuk mengajaknya kepada jalan kebaikan dan ketakwaan karena Rasul-Mu bersabda: “Tiada khalifah diangkat kecuali ia akan dikelilingi dua jenis bithonah (pembisik); ada pembisik yang mengarahkan khalifah kepada kebaikan, dan ada pembisik yang mengarahkannya kepada kejahatan. Pemimpin yang dilindungi Allah adalah yang terpelihara dari pembisik jahat.” (HR. Ahmad) Ya Allah, Zat Yang Maha Pengasih, masih banyak di antara kami hamba-hambaMu yang lemah dan terpinggirkan, Engkau lebih mengetahui keadaan kami, maka anugerahkanlah kepada kami pemimpin yang sungguh-sungguh peduli terhadap kami dan menyayangi kami sepenuhnya. Ya Allah berkahi kami di setiap langkah yang kami ayunkan, terimalah setiap kebaikan yang kami kerjakan, anugerahkanlah ikhlas pada setiap amal itu.
ِ ِ ِ ِ ُﻠﻬ ﱠﻢ ذّﱢﻛ ْﺮﻧَﺎ ﻣ ْﻨﻪُ َﻣﺎ ﻧَ ِﺴ ْﻴـﻨَﺎ َو َﻋﻠﱢ ْﻤﻨَﺎ ﻣ ْﻨﻪُ َﻣﺎ َﺟ ِﻬﻠ ْﻨﺎَ َو ْارُزﻗْـﻨَﺎ ﺗَِﻼ َوﺗَﻪ ُ اﺟ َﻌﻠْﻪُ ﻟَﻨَﺎ ا َﻣ ًﺎﻣﺎَ َوﻧُـ ْﻮًرا َو ُﻫ ًﺪى َو َر ْﺣ َﻤﺔ اﻟﱠ ْ اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْار َﺣ ْﻤﻨَﺎ ﺑِﺎْﻟ ُﻘ ْﺮآن َو ب اْ َﻟﻌﺎﻟَ ِﻤ ْﻴ َﻦ اﺟ َﻌﻠْﻪُ ﻟَﻨَﺎ ُﺣ ﱠﺠﺔً ﻳَﺎ َر ﱠ َ ﺎء اﻟﻠﱠْﻴ ِﻞ َو اَﻃْ َﺮ ْ اف اﻟﻨﱠـ َﻬﺎ ِر َو َ َآﻧ Ya Allah limpahkanlah kasih sayang-Mu kepada kami dengan Al Qur’an, jadikanlah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk dan rahmat bagi kami. Ya Allah ingatkanlah apa-apa yang kami lupa darinya, ajarkanlah yang kami tidak tahu, dan limpahkanlah rizki kepada kami (dalam bentuk) membacanya sepanjang siang dan malam hari. Dan jadikanlah ia pembela kami di hari kiamat nanti, wahai Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |
15
Inilah doa dan permintaan kami, Engkaulah Sang Maha Mendengar dan Maha Kuasa mengabulkan doa hamba-hambaMu.
ﱠﺎب َرﺑـﱠﻨَﺎ ﻻَ ﺗُ ِﺰ ْ ﻚ َر ْﺣ َﻤﺔً إِﻧﱠ َ ﺐ ﻟَﻨَﺎ ِﻣﻦ ﻟﱠ ُﺪﻧْ َ ﻚ أَﻧْ َ ﺖ ٱﻟ َْﻮﻫ ُ غ ﻗُـﻠُﻮﺑَـﻨَﺎ ﺑَـ ْﻌ َﺪ إِ ْذ َﻫ َﺪﻳْـﺘَـﻨَﺎ َو َﻫ ْ ِ ِ ِ ِ ِ ِ اب اﻟﻨﱠﺎ ِر ﺴﻨَﺔً َوﻗﻨَﺎ ﻋَ َﺬ َ ﺴﻨَﺔً َوﻓﻲ اﻵﺧ َﺮة َﺣ َ َرﺑـﱠﻨَﺎ آﺗﻨَﺎ ﻓﻲ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ َﺣ َ َوﺗَـ َﻘﺒﱠ َﻞ اﷲُ ِﻣﻨﱠﺎ َو ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ َوُﻛ ﱡﻞ َﻋ ٍﺎم َوأَﻧْـﺘُ ْﻢ ﺑِ َﺨ ْﻴ ٍﺮ ِﻣ َﻦ اْ َﻟﻌﺎﺋِ ِﺪﻳْ َﻦ َواْﻟ َﻔﺎﺋِ ِﺰﻳْ َﻦ ِ ِ ِ ﻴﻦ ْﺤ ْﻤ ُﺪ ﻟِﻠﱠ ِﻪ َر ﱢ َوآﺧ ُﺮ َد ْﻋ َﻮاﻧﺎَ أَن اﻟ َ ب اﻟ َْﻌﺎﻟَﻤ َ
16 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an