KHASIAT BAWANG PUTIH (Allium sativum ) SEBAGAI PESTISIDA
Litayani Dafrosa BR S
4411412016
ABSTRAK
Saat ini sector pertanian Indonesia mengalami penurunan akibat
serangan hama dan penyakit yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar
mencapai miliaran Rupiah akibatnya saat ini masyarakat menggunakan
pestisida kimia sebagai solusi yang cepat dan efektif (Achmad djunaedy,2009
) . Namun dibalik pemakaian pestisida kimia tersebut berdampak terhadap
kesehatan manusia , pestisida dapat menyebabkan berbagai penyebaran
penyakit seperti sakit pernapasan.. Racun pestisida dapat mengakibatkan
rusaknya kesuburan dan perunahan Ph tanah (Deden,2010).
Bawang putih (Allium sativum) mengandung Allisin yang merupakan zat
antioksidan dan anti mokroba yang kuat. Tujuan dari penulisan paper ini
adalah untuk membuktikan bahwabawang putih juga memiliki khasiat yang besar
sebagai pestisida alami yang memiliki kemampuan membunuh hama dan serangga.
Bawang putih (Allium sativum ) memilki manfaat yang besar bagi
kehidupan manusia karena bawang putih dapat menyembuhkan penyakit yang
disebabkan oleh jamur maupun bakteri (Aras utami, 2006 ) . Bawang putih
merangsang pertumbuhan sel tubuh , dan sebagai sumber vitamin B1 . Selain
itu bawang putih juga mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi dan mengandung
sejumlah komponen kimia yang diperlukan untuk hidup manusia.Saat ini bawang
putih dimanfaatkan sebagai penghambat perkembangan penyakit kanker karena
mengandung komponen aktif yaitu dially sulfide yang merupakan bentuk aktif
dari allysin (Dimas Tri Anantyo,2009). Selain dimanfaatkan sebagai
penghambat penyakit kanker saat ini penelitian terhadap bawang putih telah
ditingkatkan yaitu memanfaatkan bawang putih sebagai pestisida alami.
Penelitian ini dilakukan terkait dengan pemakaian pestisida yang berlebihan
tanpa memperhatikan komposisi dan dosis obat yang merusak lingkungan
sehingga diperlukan pestisida yang aman dan ramah lingkungan (Elanda Fikri
,Onny Setiani dan Nurjazuli,2012).
Kata kunci : Hama , umbi bawang putih, dan pestisida alami .
PENDAHULUAN
Sudah sejak zaman dahulu bawang putih telah digunakan masyarakat
secara luas untuk mengobati infeksi . Bawang putih mempunyai spektrum
antimikroba yang lebar sehingga dapat membunuh bakteri gram negatif dan
bakteri gram positif . Hasil riset telah membuktikan hal-hal sebagai
berikut : 1) jus bawang putih diteliti dapat membunuh bakteri floral
normal intestinal yang menjadi pathogen ; 2) bawang putih dapat mengatasi
bakteri-bakteri yang telah resiten terhadapa antibiotik ; 3) kombinasi
bawang putih dan antibiotik dapat bekerja secara sinergis sebagian atau
menyeluruh ; 4 ) secara sempurna dapat mengurangi resistensi bakteri
telah terbukti dalam penelitian berulang kali ; 5) toksin yang dihasilkan
bakteri dapat dihambat oleh bawang putih . (Hanah dan Usamah Hanif, 2010).
Komposisi Bawang Putih
Komponen bioktif yang terdapat pada bawang putih, senyawa sulfida
adalah senyawa yang banyak jumlahnya . senyawa-senyawa tersebut antara lain
adalah dialil sulfida atau dalam bentuk teroksidasinya disebut dengan
alisin (Andi Yuliana Agnetha, 2014). Alisin berperan memberi aroma pada
bawang putih sekaligus berperan ganda membunuh bakteri gram positif maupun
bakteri gram negatif karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoat
, sedangkan scordinin berupa senyawa kompleks thioglosida yang berfungsi
sebagai antioksidan (Yumono, 1991 ).
Pestisida atau pembasmi hama adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan , menolak , atau membasmi organisme penganggu atau berbagai
hama . Berdasarkan asal katanya pestisida berasal dari bahasa inggris
yaitu pest berarti hama dan cida berarti pembunuh .
Pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan
virus yang dipergunakan untuk :
1. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak
tanaman atau hasil-hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan.
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman atau bagian –bagian
tanaman tidak termasuk pupuk .
4. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan dan
ternak .
5. Memberantas dan mencegah hama-hama air .
6. Memberikan atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam
rumah tangga , bangunan dan alat-alat pengangkutan , memberantas atau
mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia
atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah
dan air . (Djojosumarto,2008).
Kandungan senyawa yang sudah ditemukan pada bawang putih diantaranya
"Allicin" dan" sulfur ammonia acid allin " . sulfur ammonia acid allin ini
oleh enzim Allicin lyase diubah menjadi piruvad acid ,ammonia, dan allicin
anti mikroba . selanjutnya allicin mengalami perubahan menjadi "diallyl
sulphide". Senyawa allicin dan diallyl suilphide inilah yang memiliki
banyak kegunaan dan berkhasiat untuk obat . Allicin dan turunannya bersifar
larvasida(Hasnah dan Usamah Hanif,2010)
GAMBARAN KHUSUS
Penggunaan pestisida sekarang ini merupakan hal umum yang kita temui
karena saat ini penggunaan pestisida merupakan salah satu bahan utama dalam
bercocok tanam karena dengan penggunaan pestisida dapat meningkatkan hasil
panen termasuk meningkatan kualitas dan bobot tanaman. Selain itu pengunaan
pestisida bertujuan untuk melindungi tumbuhan dari organisme penganggu
seperti hewan pembusuk daun, pembusuk buah maupun pembusuk batang pada
tanaman. Akan tetapi, dibalik keuntungan yang kita peroleh, banyak dampak
negatif yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida secara terus-menerus.
Keliru dalam penggunaan insektisida sintetik dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan dan penggunanya (Afriyanto, 2008 ).
Kebiasaan petani dalam menggunakan pestisida kadang-kadang menyalahi
aturan, selain dosis yang digunakan melebihi takaran, penggunaan pestisida
yang dilarang beredar, petani juga sering mencampur beberapa jenis
pestisida , dengan alasan untuk meningkatkan daya racunnya pada hama
tanaman . Penyemprotan pestisida yang tidak memenuhi aturan mengakibatkan
dampak bagi kesehatan petani itu sendiri yaitu timbulnya keracunan .
(Afriyanto.2008)
Salah satu cara mengurangi dosis pestisida dan frekuensi penggunanya adalah
mengkombinasikan insektisida sintetik dengan penggunaan insektisida nabati
salah satunya yaitu dengan penggunaan bawang putih sebagai pengganti
pestisida sintetik (Agus Kardinan, 2011).
Penelitian terhadap ekstrak bawang putih sebagai pengendali hama atau
pestisida nabati (Andi Yuliana Agnetha, 2014 ). membunuh mikroba dan
diduga sebagai larvasida terhadap Aedes sp. Dengan ditingkatkan dosis
Bawang putih terhadap larva nyamuk maka akan semakin cepat waktu yang
digunakan untuk membunuh larva (larvasida ) nyamuk Aedes sp. Selain dapat
membunuh larva nyamuk aedes sp , ekstrak bawang putih juga dapat digunakan
untuk membasmi larva nyamuk culex sp dengan perlakuan yang sama dan dengan
tujuan yang sama ( Andi Yuliana Agnetha , 2014)
Ekstrak bawang putih dapat berfungsi sebagai penolak kehadiran
serangga (Novizan,2002). Pestisida dari bawang putih juga dapat berfungsi
untuk mengusir keong, siput dan bekicot ,bahkan mampu membasmi siput dengan
merusak sistem saraf . Minyak astiri yang terkandung dalam bawang putih
mengandung komponen aktif bersifat asam (Dimas tri anantyo,2009) .
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa ekstrak bawang
putih memiliki daya kerja sebagai insektisida terhadap perkembangan
S.zeamais dan dengan konsentrasi 7% mampu menurunkan populasi serangga
turunan pertama menjadi nol . Penggunaan bawang putih merupakan pestisida
yang relatif aman dalam penggunaanya dan ekonomis .Dalam berbagai
penelitian yang menggunakan tanaman bawang putih (Allium sativum) sebagai
tanaman yang mempunyai berbagai macam khasiat lebih banyak menggunakan umbi
bawang putih sebagai bahan penguji dibandingkan dengan daun dan akar bawang
putih (Hasnah dan Usamah Hanif, 2010).
Aktivitas biologi bawang putih (Allium sativum)
Tahapan pengujian ,penelitian,dan pengembangan secara sistematis perlu
dilakukan agar pemanfaatan dan khasiat bawang putih dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Budhi,1994). Penelitian farmakologi
tentang bawang putih telah banyak dilakukan bukan hanya secara in vivo
(dengan hewan percobaan ) tetapi dengan in vitro ( dalam tabung kultur ).
Hal ini ditempuh untuk membuktikan khasiat dan aktivitas biologi dari
senyawa aktif bawang putih ,sekaligus dosis dan kemungkinan efek
sampingnya. Berbagai penelitian yang telah dikembangkan untuk mengesplorasi
aktivitas biologi umbi bawang putih yang terkait dengan farmakologi antara
lain sebagai anti diabetes , anti-hipertensi, anti-kolesterol, anti
atherosklerosis, anti-oksidan, anti-agregasi, anti-mikroba, dan anti
kanker.
Usaha untuk mempromosikan bawang putih sebagai pestisida alam yaitu
dengan menginformasikan melalui berbagai media seperti media cetak dan
media masa bahwa dalam usaha pengendalian organisme penganggu tanaman (OPT)
, pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk menerapkan sistem
penegndalian hama terpadu (PHT) , usaha pengelolaan OPT yang menggunakan
beberapa cara pengendalian yang sesuai dalam satu sistem yang kompatibel.
Penerapan PHT bertujuan untuk mengurangi atau mempertahankan populasi
organisme penganggu di bawah tingkat yang dapat menimbulkan kerugian
ekonomi dengan tujuan memantapkan produksi pada taraf tinggi untuk
mempertahankan kelestarian lingkungan , aman bagi produsen dan konsumen
serta menguntungkan petani . Dalam sistem PHT tersebut pestisida kimia
sintesis merupakan alternatif terakhir , yaitu apabila cara-cara lain
tidak dapat memberikan hasil yang memuaskan.(Achmad Djunaedy , 2009)
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sampai dewasa ini penggunaan
pestisida kimiawi sintetik merupakan pilihan utama petani dan penggunaannya
pun masih seperti yang diharapkan . Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya
perubahan ekologi yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman dan
sebaliknya menguntungkan bagi OPTnya . Hal lain yang timbul kemudian adalah
resurjensi , resistensi dan keracunan pada pengguna pestisida , binatang
piaraan , satwa liar , organisme bukan sasaran lainnya dan lingkungan .
Keadaan yang tidak menguntungkan bagi manusia dan lingkungan tersebut
di atas masyarakat mulai memikirkan kembali cara-cara untuk mengembalikan
keadaan tersebut kearah keadaan yang lebih aman untuk manusia dan
lingkungan atau menciptakan kembali lingkungan yang sehat . Saat ini
terdapat usaha untuk mencari pestisida baru yang tidak memberikan dampak
negatif atau setidaknya sifat negatif relatif kecil . Peluangnya adalah
pemanfaatan bahan-bahan alami, khususnya yang berasal dari tumbuhan .
Pengendalian organisme penganggu tanaman menggunakan pestisida nabati
, pestisida biologi, dan agensia hayati merupakan terobosan baru yang perlu
dikembangkan dan ditindak lanjuti . Hal tersebut sangat penting karena saat
ini sangat dirasakan adanya perubahan ekosistem tumbuhan yang tidak
menguntungkan bagi pertumbuhannya dan menguntunggkan bagi organisme
penganggu tanaman . Cara pengendalian tersebut merupakan suatu usaha
pengendalian yang sesuai dengan pengendalian hama terpadu (PHT ) dan
dipandang lebih aman dan akrab dengan lingkungan . Tanaman yang dikaji
kandungannya sebagai pestisida alami adalah bawang putih (Allium sativum
).
Klasifikasi dari tumbuhan bawang putih:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium sativum
(Syamsiah dan Tajudin,2003 ) dan (Wikipedia 2008)
Cara membuat ekstrak bawang putih sebagai Fungisida :
Bagian : umbi bawang putih
Pembuatan : 1 ons bawang putih ditumbuk dicampur dengan minyak mineral
lalu direndam selama 2 hari . Tambahkan o,5 liter air dan 30
gram sabun lalu disaring . Penggunaan 3 sendok teh larutan
dicampur 1 liter air .
Sasaran : penyakit fusarium .
Pembuatan Ekstrak Bawang Putih :
Bawang putih dikupas lalu diblender bersama dengan pelarut aquadest
dengan perbandingan 1:1 , artinya dalam 100 gram bawang putih dilarutkan
dalam 100 ml aquadest, kemudian diendapkan selama 24 jam agar zat-zat aktif
yang terkandung didalam bawang putih larut dalam pelarut, kemudian disaring
dengan menggunakan kain halus untuk memperoleh filtrat yang akan digunakan
didalam pengujian. (Hasnah dan Usamah Hanif,2010).
Dari hasil penelitian Arannilewa et al.(2006) bahwa pada konsentrasi 1,5 %
ekstrak bawang putih dengan pelarut petroleum ether , mortalitas S. zeamais
sebesar 4 HSI sebesar 85 %.
Nammour et al dalam Auger et al (2004) mengemukakan dimetyl disulfida
dan dipropyl; disulfide dalam bawang putih menyebabkan kematian serangga
Bruchidus atrolineatus dari ordo Coleoptera , senyawa belerang juga
mempunyai efek terhadap serangga Calosobruchus maculatus .Selanjutnya
Adedire dan Ajayi dalam Arannilewa et al (2006) menjelaskan bahwa bawang
putih sangat berpotensi terhadap kematian S. Zeamais karena aroma tajam
yang dihasilkannya dapat menyebabkan efek keracunan karena menganggu
aktivitas pernafasan kumbang , dan akhirnya menyebabkan kematian .
Bawang putih mengandung zat-zat yang bersifat racun bagi serangga
hama, antara lain awcin, minyak astiri, alinase, germanium, sativine ,
sulfide., sinistrine, selenium, scordinin, nicotinic, dan saponin. Dialil
sulfida yang terkadung pada bawang putih dapat digolongkan sebagai
insektisida organik. Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa
ekstrak bawang putih efektif sebagai insektisida nabati , hal ini ditandai
dengan adanya pengaruh nyata terhadap mortalitas S. Zeamais (IPTEKnet
(2002) .
Dari berbagai penelitian yang telah diuji kebenarannya dapat
disimpulkan bahwa bawang putih (Allium sativum ) mempunyai potensi sebagai
insektisida alami (Hasnah dan Usamah Hanif , 2010) dan tidak diragukan lagi
bahwa bawang putih dapat dikembangkan sebagai salah satu insektisida alami
yang tepat digunakan saat ini karena pestisida alami memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan pestisida kimiawi sintesis antara lain :
1. Relatif lebih ramah lingkungan .
2. Tersedia di alam.
3. Relatif murah .
4. Mudah membuatnya dan aplikasinya.
Kemampuan bawang putih untuk membunuh hama, serangga, bakteri, fungi,
maupun mikroorganisime lainnya disebabkan karena pada bawang putih terdapat
zat Allicin yang terdapat pada umbi bawang putih yang memilki aktivitas
mikroba yang bervariasi. Allicin dalam bentuk yang murni mempunyai: 1)
Daya antibakteri dengan spectrum yang luas pada bakteri E.coli ; 2) Daya
aktivitas antifungi pada Candida abligans; 3)Daya aktivitas anti parasit
yaitu parasit protozoa yang terdapat pada usus manusia seperti Entamoeba
histolytica dan Giardia lamblia ; dan 4) Daya antivirus (IrmuditaAri
Ramadanti,2008).
Mengingat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan kita
seharusnya mengurangi penggunaan pestisida sintetik yang dapat merusak
lingkungan kita harus beralih ke pestisida yang ramah lingkungan, meskipun
pestisida alami proses kerja dan keefektifannya lebih lambat dibandingkan
dengan pestisida sintetik namun hal ini lebih bermanfaat dibandingkan
penggunaan pestisida kimia yang dapat merusak lingkungan dan menganggu
kesehatan pernapasan .
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanto.2008.kajian Keracunan Pestisida pada Petani Penyemprot Cabe di
Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang . Program Pasca Sarjana
Magister Kesehatan Lingkungan Universitas Diponogoro Semarang .
Agnetha,Andi yuliana . 2014.Efek Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum)
Sebagai Larvasida Nyamuk Aedes sp . Program Studi Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang, Indosesia .
Amagase,H.2006 Clafrifying the Real bioactive Constituens of Garlic .J
nurt 136(3 suppl) :716-25
Anantyo , Dimas Tri.2009. Efek dari Minyak Astiri Bawang Putih (Allium
sativum ) Terhadap Persentase Jumlah Neutrofil Tikus Wistar yang diberi
Diet Kuning Telur. Program Studi Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro
Semarang: Semarang
Aranillewa,S,T.,T.EtrakenedanJ.O.Akinneye.2006. Protectans the Maize
Weevil, Sitophilus Zeamais (Motsch) Aficant Journal of Biotechnology vol
5(21).pp.2032-2036
Auger, J.,I.Arnault,S,Diwo-Alllain ,M.Ravier,
F.Molia,M.Peltiti.2004.Insectidical and Fungicidal Potential of Allium
Substance as Biofugmigants , Agroindustria vol .3
Djojosumarto,2008, Manfaat Bawang Putih. Universitas Sumatera Utara .
Djunaedy ,Achmad .2009. Biopestisida Sebagai Pengendali Organism Penganggu
Tanaman (OPT) yang Ramah Lingkungan. Jurusan Agroekoteknologi Fak.
Pertanian Unijoyo.EMBRYO VOL. 6 NO. 1 JUNI 2009 ISSN 0216-0188
Fikri,Elanda, Onny Setiani dan Nurjazuli.2012.Hubungan Paparan Pestisida
dengan Kandungan Arsen (AS) Dalam Urin dan Kejadian Anemia (Studi : Pada
Petani Penyemprot Pestisida di Kabupaten Brebes ).Jurnal Kesehatan
Lingkungan Indonesia VOL. 11 NO. 1/April 2012: Brebes.
Hanif,Usamah dan Hasnah (2010) J. Floratek 5:1-10 Efektivitas Ekstrak
Bawang Putih Terhadap Mortalitas Sitophilus zeamais M Pada Jagung di
Penyimpanan. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Jurusan Pertanian Unsyiah
,Banda Aceh Darusalam.
IPTEKnet . 2002. Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah
Lingkungan,PT.Agromedia Pustaka.Jakarta. payne,T.S.2007.Harvest and Storage
Management of Wheat.
Kardinan ,Agus. 2011. Penggunaan Pestisida Nabati Sebagai Kearifan Local
dalam Pengendalian Hama Tanaman Menuju System Pertanian Organic.
Pengembangan Inovasi Pertanian 4(4) 2011 262-278 Balai Penelitian. Tanaman
Obat dan Aromatic : Bogor
Ramadanti,Irmudita Ari. Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Bawang Putih
(Allium sativum) terhadap Bakteri Escherichia coli IN VITRO.2008. Program
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro Semarang .
Utami,Aras. 2006. Uji Banding Efektifitas Perasan Bawang Putih (Allium
sativum) 25% dengan Ketokonazol 2% Secara IN VINTRO Terhadap Pertumbuhan
Candida abligans Pada Kandidiasis Vaginalis Program Studi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponogoro Semarang : Semarang.