Keberadaan Candida Albicans di Rongga Mulut 2.1 Deskripsi Candida Albicans Mikroorganisme yang sering diketemukan dalam rongga mulut adalah Candida albicans sekitar 40% sebagai bagian normal flora mulut. Candida albicans adalah suatu organisme oportunistik derivate N-acetylhexosamine (N-acetylglucosamine yang terdiri dari agarose, N-acetylmannosamine, hyaluronic acid, colloidal chitin, and mucin) sebagai flora rongga mulut. Candida Albicans merupakan jamur komensal yang hidup antara lain di rongga mulut, saluran pencernaan, dan vagina. Jamur jenis ini bias ditemukan pada semua mukosa rongga mulut, tetapi paling umum bisa ditemukan pada lidah, terutama bagian punggung lidah dekat papilla circumvalata Sel jamur Candida berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong. Koloninya pada medium padat sedikit menimbul dari permukaan medium, dengan permukaan halus, licin atau berlipat-lipat, berwarna putih kekuningan dan berbau ragi. Besar koloni bergantung pada umur. Pada tepi koloni dapat dilihat hifa semu sebagai benang-benang halus yang masuk ke dalam medium. Pada medium cair jamur biasanya tumbuh pada dasar tabung . C. albicans dapat meragikan glukosa dan maltosa menghasilkan asam dan gas. Selain itu C. albicans juga menghasilkan asam dari sukrosa dan tidak bereaksi dengan laktosa. Pada sediaan apus eksudat, Candida tampak sebagai ragi lonjong, bertunas, gram-positif, berukuran 2 – 3 X 4 – 6 μm, dan sel – sel bertunas gram–positif, yang memanjang menyurupai hifa (pseudohifa).
Adanya faktor predisposisi dapat menyebabkan perubahan Candida yang bersifat komensal menjadi patogen yang dapat menyebabkan kandidiasis antara lain pada mulut dan genital manusia.
2.2 Klasifikasi Candida Albicans Candida albicans diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Fungi Filum : Ascomycota Subfilum : Ascomycotina Kelas : Ascomycetes Ordo : Saccharomycetales
Famili : Saccharomycetaceae Genus : Candida Spesies : Candida albicans 2.3 Pengaruh Candida Albicans terhadap Rongga Mulut Salah satu jamur yang menginfeksi manusia adalah spesies Candida albicans. Jamur ini bersifat patogen dan akan menyebabkan penyakit infeksi jamur yang disebut kandidiasis yaitu penyakit pada selaput lendir, mulut, vagina dan saluran pencernaan. Candida albicans dapat menyebabkan infeksi di dalam mulut yang disebut oral candidiasis. Manifestasi oral candidiasis melibatkan bibir dan membran mukosa mulut. Kandidiasis adalah penyakit infeksi primer atau sekunder yang disebabkan oleh jamur genus Candida terutama Candida albicans (C.albicans). Penyakit ini dapat berjalan akut, subakut atau kronik, terlokalisir pada kulit, mulut, tenggorokan, kulit kepala, vagina, jari, kuku, bronchi, paru-paru dan saluran pencernaan, dan dapat pula sistemik mengenai endokardium, meningen sampai septicemia. Candidiasis di bibir disebut perleche, dengan gambaran erosi labial, bibir pecahpecah, dan tertutup oleh selaput putih atau abu-abu .Pertumbuhan jamur Candida albicans yang tidak terkontrol pada koloni jamur rongga mulut. Salah dalam posisi pemakain gigi tiruan resin akrilik yang menyebabkan teriritasinya jaringan lunak sekitas gigi tiruan merupakan salah satu penyebab candidiasis. Jamur candida albicans merupakan salah satu yang banyak ditemukan pada pemakai gigi tiruan resin akrilik.
2.4 Etiologi dan Gejala Klinis Thrush atau Kandidiasis merupakan prototipe dari infeksi mulut oleh jamur seperti ragi yang disebut Candida. Penyakit ini merupakan suatu infeksi superfisial dari lapisan atas epitelium mukosa mulut dan mengakibatkan terbentuknya plak atau flek putih pada permukaan mukosa yang terdiri atas sel-sel epitel yang berdeskwamasi (pelepasan kulit yang secara normal terjadi selama 2 sampai 4 minggu pertama), sel-sel radang, fibrin, ragi dan elemen miselia (Burket, 1994). Mikroorganisme Candida terdapat lebih dari 50%, orang dewasa tanpa menunjukkan gejala infeksi. Candida dapat berubah menjadi patogen menyebabkan terjadinya infeksi dan rongga mulut perubahan ini disebabkan karena adanya perubahan situasi rongga mulut misalnya karena adanya gigi tiruan. Denture stomatitis terjadi oleh karena tekanan gigi tiruan pada
permukaan mukosa sehingga terjadi perubahan lingkungan mikroorganisme rongga mulut dan menyebabkan infeksi pada mukosa . Gambaran klinis candidiasis dapat ditemukan dengan jelas pada mulut, genitalia wanita, kulit, kuku, paru-paru dan organ lain, serta di daerah mukokutan. Di mulut, sariawan merupakan manifestasi utama dari oral candidiasis. Kondisi ini terutama pada bayi, pada selaput lendir pipi tampak sebagai bercak-bercak putih dan epitel terkelupas. Vulvovaginitis menyerupai sariawan, dengan rasa gatal yang hebat, pengeluaran sekret dan timbul iritasi.
Kandidiasi pada mulut dibagi kedalam empat kategori yang berbeda berdasarkan gambaran klinis dan riwayat infeksi lainnya.
A. Kondisi Akut 1) Acute psedomembranous candidiasis (Thrush) 2) Acute atrophic candidiasi (antibiotic sore mouth)
B. Kondisi Kronis 1) Chronic atrophic candidiasis (denture sore mouth) 2) Angular cheilitis 3) Median rhomboid glossitis 4) Chronic hyperplastic candidiasis
Gambaran Klinis :
2.5 Faktor Resiko Pada orang yang sehat, Kandida albikan umumnya tidak menyebabkan masalah apapun dalam rongga mulut, namun karena berbagai faktor, jamur tersebut dapat tumbuh secara berlebihan dan menginfeksi rongga mulut. Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi dua, yaitu :3 a. Patogenitas jamur Beberapa faktor yang berpengaruh pada patogenitas dan proses infeksi Kandida adalah adhesi, perubahan dari bentuk ragi ke bentuk hifa, dan produksi enzim ekstraseluler. Adhesi merupakan proses melekatnya sel Kandida ke dinding sel epitel host. Perubahan bentuk dari ragi ke hifa diketahui berhubungan dengan patogenitas dan proses penyerangan Kandida terhadap sel host. Produksi enzim hidrolitik ekstraseluler seperti aspartyc proteinase juga sering dihubungkan dengan patogenitas Kandida albikan.3 b. Faktor Host Faktor host dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor lokal dan faktor sistemik. Termasuk faktor lokal adalah adanya gangguan fungsi kelenjar ludah yang dapat menurunkan jumlah saliva. Saliva penting dalam mencegah timbulnya kandidiasis oral karena efek pembilasan dan antimikrobial protein yang terkandung dalam saliva dapat mencegah pertumbuhan berlebih dari Kandida, itu sebabnya kandidiasis oral dapat terjadi pada kondisi Sjogren syndrome, radioterapi kepala dan leher, dan obat-obatan yang dapat mengurangi sekresi saliva. Pemakaian gigi tiruan lepasan juga dapat menjadi faktor resiko timbulnya kandidiasis oral. Sebanyak 65% orang tua yang menggunakan gigi tiruan penuh rahang atas menderita infeksi Kandida, hal ini dikarenakan pH yang rendah, lingkungan anaerob dan oksigen yang
sedikit mengakibatkan Kandida tumbuh pesat. Selain dikarenakan faktor lokal, kandidiasis juga dapat dihubungkan dengan keadaan sistemik, yaitu usia, penyakit sistemik seperti diabetes, kondisi imunodefisiensi seperti HIV, keganasan seperti leukemia, defisiensi nutrisi, dan pemakaian obat-obatan seperti antibiotik spektrum luas dalam jangka waktu lama, kortikosteroid, dan kemoterapi.3 2.6 Diagnosis Cara mengidentifikasi jamur Candida albicans dari lesi kelainan lidah adalah bahan pemeriksaan diambil dari lesi kelainan lidah dengan cara dikerok dengan cotton bud steril, dimasukkan ke dalam medium transport glukosa bulyon, simpan dalam termos pendingin untuk dibawa ke laboratorium mikrobiologi. Pemeriksaan mikroskopis dilakukan pengecatan Gram pada bahan pemeriksaan, lalu dilihat di bawah mikroskop, jamur ini memberikan warna ungu karena bersifat Gram positif, bentuk oval dan pada beberapa sel jamur terlihat adanya tunas. Pemeriksaan isolasi dan identifikasi jamur dilakukan melalui perbenihan jamur pada SDA yang dieramkan pada suhu kamar selama 24 jam, dari hasil perbenihan ini didapat koloni berwarna putih, bulat agak cembung dengan bau khas ragi. Dilakukan pemeriksaan Gram dan uji fermentasi terhadap bahan pemeriksaan pada perbenihan karbohidrat (glukosa, maltosa, sakarosa, laktosa) yang telah ditambahkan fenol red sebagai indikator. Perubahan warna merah dari indikator fenol red menjadi kuning menunjukkan terbentuknya asam pada reaksi fermentasi tersebut. Untuk mengetahui pembentukan gas digunakan tabung Durham yang diletakkan secara terbalik dalam tabung reaksi. Gas yang terbentuk akan tampak sebagai ruang kosong pada tabung Durham. Identifikasi Candida albicans diambil berdasarkan reaksi fermentasi karbohidrat dan terbentuknya gas dalam tabung Durham . Untuk spesies Candida albicans memperlihatkan hasil reaksi fermentasi dan gas pada glukosa dan maltosa, dan terjadi proses fermentasi tanpa menghasilkan gas pada sukrosa dan tidak terjadi proses fermentasi pada medium laktosa.
2.6 Perawatan Candida Albicans Pengobatan terhadap penderita kandidiasis pada hakikatnya harus meliputi kegiatankegiatan sebagai berikut: 1) Pemberian obat antijamur a) Obat derivat poli-en (1) Nistatin Obat topikal berbentuk krem atau salep dipakai pada kandidiasis kulit, sebagai suspensi pada kandidiasis mulut dan sebagai tablet vagina pada vaginitis. Tablet oral dipakai untuk mengatasi enteritis dan menghilangkan Candida dari usus dan dengan demikian mencegah kemungkinan infeksi ulang pada kandidiasis bentuk lainnya.
(2) Amfoterisin B
Bentuk kristalnya dipakai sebagai obat topikal baik pada kandidiasis kulit maupun selaput lendir, sebagai obat tunggal atau dikombinasi dengan antibiotik, tanpa menimbulkan reaksi sampingan. Tablet oral dipakai untuk mengatasi infeksi saluran pencernaan dan untuk menghilangkan sumber infeksi yang dapat menyebabkan infeksi tulang.
(3) Pimarisin atau Natamisin Kerja obat ini sebagai obat topikal misalnya sebagai tablet vagina terhadap vaginitis.
(4) Trikomisin Obat ini berkhasiat sebagai obat topikal terhadap kandidiasis kulit dan selaput lendir, tanpa menimbulkan reaksi sampingan.
b) Obat 5-fluorositosin (5-FC) Obat ini mudah larut di dalam air dan dengan demikian mudah diserap oleh usus, maka pemberian secara oral dapat berkhasiat terhadap infeksi sistemik.
c) Obat derivat imidasol (1) Mikonasol Penyerapan obat oleh usus sangat rendah, maka penggunaan tablet oral ialah untuk mengatasi kandidiasis usus atau membersihkan usus dari Candida. Sebagai obat topikal, baik terhadap kandidiasis kulit ataupun selaput lendir didapat hasil yang baik.
(2) Klotrimasol Pemberian topikal memberikan baik pada pengobatan kandidiasis kulit maupun selaput lendir.
(3) Ekonasol Pemberian topikal memberikan hasil baik pada kandidiasis kulit dan vaginitis.
(4) Ketokonasol Merupakan obat yang dapat dipakai untuk mengatasi infeksi sistemik, karena obat ini dapat diserap oleh usus dengan baik. Reaksi samping yang dapat timbul berupa gangguan fungsi alat pencernaan ringan dan rasa gatal bila diberikan dalam waktu yang lama.
2) Penanggulangan faktor predisposisi Faktor-faktor predesposisi utama infeksi candida albicans adalah diabetes melitus, kelemahan menyeluruh, imunodefisiensi, penyalahgunaan narkotika intravena, pemberian antimikroba (yang mengubah flora normal bakteri), dan obat-obatan kortikosteroid.
3) Penanggulangan sumber infeksi
KESIMPULAN
Candida albicans merupakan jamur yang komensal yang dapat ditemukan pada semua mukosa rongga mulut, terutama pada bagian punggung lidah dekat papilla circumvalata. Sel jamur candida berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong. Koloninya pada medium padat sedikit menimbul dari permukaan medium, dengan permukaan halus, licin, atau berlipat – lipat, berwarna putih kekuningan dan berbau ragi. Candida albicans bersifat patogen dan dapat menyebabkan penyakit infeksi jamur yang disebut kadidiasis yaitu penyakit pada selaput lendir, mulut, vagina dan saluran pencernaan. Candida yang dapat berubah menjadi patogen menyebabkan terjadinya infeksi pada rongga mulut yang disebut dengan oral candidiasis. Terdapat faktor yang menyebabkan jamur tersebut dapat tumbuh secara berlebihan dan menginfeksi rongga mulut, yaitu: patogenisasi jamur dan faktor host. Pemakaian gigi tiruan lepasan juga dapat menjadi faktor resiko timbulnya kandidiasis oral, hal ini dikarenakan pH yang rendah, lingkungan anaerob dan oksigen yang sedikit. Pengobatan terhadap penderita kandidiasis diantaranya adalah: pemberian obat antijamur, penanggulangan faktor predisposisi, penanggulangan sumber infeksi.