JURNAL BUDIDAYA TANAMAN COKELAT BUDIDAYA TANAMAN COKELAT
(Sebuah Kajian Potensi Tanaman Cokelat)
Istnaini Zakiyyah Darajah
Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya JL. Veteran, Malang 65145. Telp. (0341) 551661 Fax (0341) 565420 Email:
[email protected]
Abstract
The development of cocoa crops in Indonesia experienced rapid growth. Developed quite rapidly is expected to occupy an equal place with other commodities, such as tea plantations, oil palm, rubber, and coffee. By utilizing existing natural resources, humans must be able to develop the cultivation of cocoa cultivation techniques are efficient and practical. Writing of this paper is to examine and find out how cocoa cultivation in Indonesia. Brown plant ((Theobroma cacao L) one of the plants from tropical rain forests in South America. Plants can flourish in the brown air humidity, temperature, and rainfall is relatively insufficient. In addition, brown plants can grow well with conditions loose soil is not too hard and the soil contains humus and organic material
Keywords: Brown, Techniques Cultivation, Harvesting Fruit
Abstrak
Perkembangan komoditas tanaman cokelat di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang cukup pesat ini diharapkan dapat menduduki tempat yang sejajar dengan komoditas perkebunan lainnya, seperti perkebunan teh, kelapa sawit, karet, dan kopi. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, manusia harus bisa bisa mengembangkan budidaya tanaman cokelat dengan teknik pembudidayaan yang efisien dan praktis. Penulisan jurnal ini adalah untuk mengkaji dan mengetahui cara budidaya tanaman cokelat di Indonesia. Tanaman cokelat ((Theobroma ((Theobroma cacao L) salah satu tanaman yang berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan. Tanaman cokelat dapat tumbuh subur pada kelembapan udara, suhu, dan curah hujan yang relatif mencukupi. Selain itu, tanaman cokelat dapat tumbuh dengan baik dengan kondisi tanah yang gembur tidak terlalu keras dan tanah banyak mengandung humus serta bahan organik.
Kata Kunci: Cokelat, Teknik Budidaya, Pemungutan Buah
1. A.
Pend Pendah ahul ulua uan n
Perkembangan komoditas tanaman cokelat di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat di setiap tahunnya sehingga, diharapkan dapat menduduki tempat yang sejajar dengan komoditas perkebunan lainnya, seperti kelapa sawit, teh, kopi serta karet. “Sejak 1980-an, kakao di Indonesia berkembang berkembang pesat” (Amin, (Amin, 2005:1). 2005:1). Maka dari itu dengan didukung pendapat dari (Tumpal dkk., 1989:1) yang berpendapat bahwa dengan berkembangnya komoditas perkebunan dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada, memenuhi konsumsi dan memperoleh devisa ekspor serta meningkatkan pendapat produsen biji cokelat pada tahun yang akan datang. Denga ngan
memanfaatkan
sumber
daya
alam
yang ang
ada ada,
manus nusia
harus
bisa
mengembangkan mengembangkan budidaya tanaman cokelat dengan teknik teknik pembudidayaa pembudidayaan n yang efisien dan praktis. Usaha untuk mendapatkan bibit unggul tanaman cokelat melalui proses hibrida atau proses persilangan dengan tetua-tetua yang unggul ungg ul yang telah di seleksi dan disesuaikan dengan berbagai habitat yang ada di Indonesia. Tidak hanya itu saja, tetapi perlu usaha perlindungan
terhadap hama dan penyakit yang dapat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan serta pemeliharaan cokelat yang efisien dan tepat pada sasaran.
1. B.
Tekn Te knik ik Bud Budida idaya ya Coke Cokelat lat
Sebelum Sebelum melaku melakukan kan pembudi pembudiday dayaan aan tanama tanaman n cokela cokelat, t, sebaik sebaiknya nya harus harus mengeta mengetahui hui semua yang berkaitan dengan tanaman yang satu ini. Mulai dari klasifikasi tanaman cokelat, syar syarat at tumb tumbuh, uh, pemil pemilih ihan an bibi bibitt yang yang baik baik,, penan penanam aman, an, peme pemeli lihar haraan aan,, pemun pemungu guta tan n dan dan pengolahan buah cokelat menjadi kajian makanan dan minuman yang banyak disukai banyak kalangan.
1. 1.
Klas Klasif ifik ikas asii
Cokelat Cokelat merupak merupakan an tanama tanaman n yang yang biasany biasanyaa tumbuh tumbuh di hutan hutan hujan hujan tropi tropisMe sMenur nurut ut Sunanto (1992:13) Cokelat (Theobroma cacao L) merupakan tanaman yang berasal dari hutan huja hujan n tropi tropiss di Amer Amerik ikaa Sela Selata tan. n. Coke Cokela latt memi memili liki ki berm bermaca acam m jeni jeniss coke cokela latt yang yang suda sudah h dikelo dikelompo mpokkan kkan menjad menjadii beberap beberapaa bagian bagian,, yaitu: yaitu: jenis jenis Criollo, Criollo, jeni jeniss Forastero, Forastero, dan dan jeni jeniss Trinitario. 1.
a. Jenis Criollo
Jenis cokelat ini menghasilkan biji cokelat yang bermutu baik atau yang dikenal dengan sebagai cokelat mulia atau fine atau fine flovour cocoa (Sunanto, 1992:13). Cokelat jenis ini banyak di temukan di berbagai daerah Asia seperti Indonesia. oleh sebab itu, Indonesia banyak menggunakan jenis cokelat seperti ini dalam setiap pengolahan produksinya. 1.
b. Jenis Forastero, Jenis Forastero,
Jenis cokelat ini menghasilkan biji cokelat yang bermutu sedang atau bulk cocoa, atau dikenal dikenal juga sebagai ordinary cocoa (Sunanto, 1992:13-14).
1.
c. Jenis Trinitario, Trinitario,
Jenis cokelat jenis ini merupakan biji cokelat yang berasal dari campuran dari jenis Criollo dan jenis Forastero secara alami (Sunanto, 1992:13-14). Pernyataan tersebut menyatakan bahwa cokelat jenis ini bisa menghasilkan mutu yang lebih terjangkau dan unggul dibandingkan dengan jenis lainnya.
1. 2.
Syar Syarat at Tu Tumb mbuh uh
Kesuburan tanah, kelembapan udara, suhu, dan curah hujan berpengaruh terhadap proses pembuahan tanaman cokelat menurut Sunanto (1992:23). Banyak hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan komoditas yang saya bahas kali ini yaitu komoditas perkebunan. Sejumlah faktor iklim dan kondisi tanah yang bisa menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi dari tanaman cokelat ini. Lingkungan yang tidak sesuai pun dapat mempengaruhi perkembangan tanaman cokelat. Syarat tumbuh tanaman cokelat ini dapat didukung beberapa faktor yang memdukung dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman cokelat. Masih dalam pendapat menurut Sunanto (1992:23-24) syarat-syarat yang mendukung pertumbuhan tanaman cokelat yaitu faktor tanah dan faktor iklim.
1. Fakt aktor Tan Tanaah Komoditas tanaman cokelat dapat tumbuh subur dan menghasilkan produksi buah yang maks maksim imal al pada pada datar dataran an rend rendah ah.. Menu Menuru rutt Suna Sunant nto o (1992 (1992:2 :23) 3) bany banyak ak fakt faktor or tana tanah h dapat dapat mempengaruhi mempengaruhi pertumbuhan pertumbuhan cokelat. cokelat. Kondisi Kondisi tanah pun dapat mempengaruhi mempengaruhi pertumbuhan. pertumbuhan. Kondisi tanah yang baik adalah tanah yang memiliki sifat yaitu: kondisi tanah yang gembur tidak terlalu keras, tanah yang digunakan mengandung humus, bahan organik serta unsur hara yang tinggi, sehingga dapat mencukupi dan menberikan keseimbangan pertumbuhan yang baik. Selain itu, tanah yang digunakan memiliki pH (derajat keasaman) yang optimum tidak melwati batas kemasaman, karena dapat meimbulkan pertumbuhan tanaman yang tidak sesuai. Pertumbuhan
tanam tanaman an cokel cokelat at pun pun juga juga haru haruss dise disesu suai aika kan n deng dengan an kemi kemiri ring ngan an tanah tanah yang yang ada, ada, kare karena na kemiringan kemiringan mempengaruhi mempengaruhi pertumbuhan pertumbuhan tanaman tanaman komoditas. komoditas. Semakin miring miring suatu lahan bisa mengakibatkan akar dari tanaman tidak dapat berkembang dengan baik dan sempurna.
2. Fakt aktor Ik Iklim Tanaman cokelat dapat tumbuh baik di hutan hujan tropis, dimana pertumbuhan dari tanaman cokelat tersebut membutuhkan kelembapan dan suhu yang cukup dan optimal. Menurut (Tumpal dkk, 1989:27) curah hujan merupakan hal yang terpenting karena, berhubungan dengan proses pertanaman dan produksi cokelat. Jika intensitas hujan berlebihan maka mengakibatkan tanaman cokelat mengalami pembusukan dan gampang terkena hama dan penyakit. Jika curah hujan hujan tidak tidak mencuk mencukupi upi akan sangat sangat berpeng berpengaru aruh h pada pada kondisi kondisi fisik dan kimia kimia tanah tanah yang yang disebabkannya tidak tersedianya unsur hara yang cukup. Pengaruh dari temperatur terhadap cokelat erat kaitannya dengan ketersedian unsur hara (air), sinar matahari dan kelembapan. Masih dalam pendapat dari Tumpal dkk (1989:29) dari hasil penelitian, penelitian, temperatur temperatur yang ideal bagi pertumbuhan pertumbuhan cokelat cokelat adalah 300-320C (maksimum) dan temperature minimumnya 180-210C. Jika temperatur mengalami peningkatan dapat diatasi dengan cara penanaman hutan atau pohon pelindung dan menjaga sistem irigasi agar tetap menjaga pertumbuhan tanaman cokelat. Faktor iklum lainnya yang dapat mempengaruhi adalah sinar matahari. Tumpak dkk, (1989:31) yang berpendapat bahwa cahaya yang berlebihan mengakibatkan proses pertumbuhan yang tidak sempurna. Lingkungan yang baik bagi pertumbuhan tanaman cokelat adalah hutan huja hujan n trop tropis is.. Meng Mengap apaa demi demiki kian? an? Ini Ini dise diseba babka bkan n bahwa bahwa tanam tanaman an coke cokela latt dala dalam m pros proses es pertumbuhannya membutuhkan naungan atau pohon yang dapat mengurangi intensitas cahaya matahari.
1. 3.
Memi Memili lih h Bibi Bibitt
Untuk melestarikan dan memperbanyak komoditas cokelat yang yang unggul. Perlu dilakukan pemilihan bibit unggul, berkualitas, dan mempunyai mutu baik. Pendapat itu sesuai dengan Sunanto (1992:26) tanaman cokelat yang akan diambil bibit atau benihnya yang diperoleh dari kebun kebun induk induk yang yang bersif bersifat at sepert seperti: i: kondis kondisii bibit bibit atau atau benih benih sehat sehat yang yang bisa bisa mengha menghasil silkan kan tanaman cokelat yang berkualitas dan mempunyai mutu yang baik. Pertumbuhan bibit atau benih normal, disebabkan jika pertumbuhan bibit tidak normal akan mengurangi hasil produktivitas dari tanaman cokelat yang akan dibudidaya. Dengan demikian, dapat menghasilkan produksi yang tinggi dan baik dan diusahakan tanaman cokelat menggunakan bibit tanaman yang sudah mencapai umur antara 12-18 tahun (Sunanto, 1992:26). Memp Memper erban banya yak k komo komodi dita tass cokel cokelat at tida tidak k hany hanyaa mela melalu luii pemil pemilih ihan an biji biji atau atau beni benih h (generatif) saja, tetapi bisa dilakukan dengan cara stek atau cangkok (vegetatif) cangkok (vegetatif).. Ini merupakan cara termudah untuk memperbanyak komoditas tanaman cokelat yang tidak membutuhkan waktu terlalu lama jika menggunakan pebanyakan vegetatif.
1. 4.
Pe Penana anaman man
Seperti Seperti tanaman tanaman perkebunan perkebunan lainnya, penanaman penanaman cokelat cokelat juga diawali dengan persiapan persiapan lahan areal penanaman. Areal lahan yang akan ditanami bisa berupa hutan dan perkebunan lainny lainnya. a. Pada awalny awalnya, a, areal areal lahan lahan yang yang akan akan diguna digunakan kan untuk untuk penanam penanaman an cokelat cokelat harus harus dilakukan pembersihan di sekitar areal. Menurut Tumpal (1989:50) pembersihan areal untuk penanaman cokelat memerlukan jadwal yang mantap, karena menyangkut pula penanaman pohon pelindung tetap dan pohon pelindung sementara yang harus ditanam terlebih dahulu. Pember Pembersih sihan an areal areal yang yang dilaku dilakukan kan pun harus harus disesu disesuaik aikan an dengan dengan situas situasii dan kondisi kondisi serta serta memperhitungkan keadaan musim yang ada, sehingga dapat menyesuaikan pembersihan lahan dan penanaman cokelat. Pohon Pohon pelind pelindung ung tetap tetap maupun maupun pelind pelindung ung sementa sementara ra harus harus ditanam ditanamii terleb terlebih ih dahulu dahulu sebelum penanaman cokelat dilakukan agar pertumbuhan tanaman cokelat dapat berkembang dengan baik. Masih pendapat dari Tumpal dkk (1989:50) pohon pelindung hendaknya ditanam
12-18 12-18 bulan bulan sebelu sebelum m cokelat cokelat ditanam ditanam di lapanga lapangan n dan tanama tanaman n cokela cokelatt juga harus sudah sudah dibibitkan dibibitkan 4-6 bulan sebelumnya, sebelumnya, sehingga sehingga pohon pelindung tetap maupun pohon pelindung pelindung sementara dapat tumbuh baik disamping tanaman cokelat tumbuh. Pembersihan Pembersihan lahan yang dilakukan sering diakhiri dengan tahap pengolahan lahan yang biasanya dilakukan secara mekanis. Terkadang, pembersihan lahan tidak dilanjutkan dengan pengolahan lahan. Ini disebabkan dengan adanya pengolahan lahan tersebut dianggap dapat merusak atau terkikisnya lapisan tanah bagian atas. Untuk menghindari terkikisnya lapisan tanah dan mempertahankan lapisan tanah bagian atas serta menambah kesuburan tanah dilakukan dengan dengan tahap tahap penanam penanaman an penutu penutup p tanah tanah (cover (cover crops) crops) dimana dimana tanama tanaman n yang yang diguna digunakan kan berfungsi untuk mengurangi masuknya intensitas cahaya matahari secara langsung ke dalam tanah. penanaman penutup ini biasanya disesuaikan dengan jarak tanam cokelat yang hendak ditanam. Jarak tanam adalah hal yang terpenting dalam penanaman cokelat setelah dilakukannya pengolahan lahan. Jarak tanam yang ideal bagi tanaman cokelat adalah jarak yang disesuaikan denga dengan n perkem perkemban bangan gan bagi bagian an atas atas tanam tanaman an sert sertaa ters tersedi ediany anyaa ruan ruang g bagi bagi perk perkem emban banga gan n perakaran tunggang didalam tanah. Dengan demikian, pilhan dan penentuan jarak tanam erat kaitannya dengan sifat pertumbuhan, sumber bahan tanam dan kesuburan areal (Tumpal dkk, 1989:56). Penentuan Penentuan pola tanam pada saat penanaman juga sangat dibutuhkan dibutuhkan untuk mendapatkan mendapatkan areal penanaman yang baik, karena pola tanam berkaitan dengan keoptimuman jumlah pohon per hektar hektar,, keopti keoptimum muman an perana peranan n pohon pohon pelind pelindung ung,, dan memini meminimum mumkan kan kerugi kerugian an yang yang akan akan ditimbulkan oleh kesuburan tanah maupun biaya pemeliharaan. Menurut (Tumpal dkk, 1989:58) ada ada empat empat pola pola tanam tanaman an yang yang dian dianju jurk rkan an dala dalam m pros proses es pena penanam naman an cokel cokelat at,, yait yaitu: u: pola pola pertanaman cokelat cok elat segiempat, pohon pelindung segiempat, pola pertanaman cokelat segiempat, pohon pelindung segitiga, pola pertanaman cokelat berpagar ganda, pohon pelindung segitiga, dan pola pertanaman cokelat berpagar ganda, pohon pelindung segiempat
1. 5.
Pem Pemel elih ihar araa aan n
Tahap yang dilakukan setelah proses penanaman usai adalah tahap pemeliharaan tanaman seperti: penyulaman, penyiangan atau pengendalian gulma, dan pemupukan. Pemeliharan ini ditujukan untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman cokelat yang maksimal. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi, yaitu: penyulaman, penyiangan atau pengendalian gulam, dan pemupukan. 1. a.
Peny Penyul ulam aman an
Kegiatan penyulaman biasanya dilakukan untuk menghindari masa penurunan produksi tanaman cokelat. Oleh sebab itu, menurut Sunanto (1992:48) penyulaman tanaman cokelat dapat dilaku dilakukan kan sampai sampai tanama tanaman n terseb tersebut ut berumu berumurr 10 tahun, tahun, diseba disebabka bkan n umur umur bongkar bongkar tanama tanaman n cokelat adalah 25 tahun. Dengan demikian, sebelum tanaman cokelat yang sudah tua dibongkar, tanaman sisipan atau sulaman itu sudah mencapai masa produksi. Tanaman pengganti sebaiknya seumuran dengan tanaman yang dibongkar, agar diperoleh pertumbuhan dan hasil produksi yang seragam.
1. b.
Penyian Penyiangan gan atau Pengend Pengendalia alian n Gulma Gulma
Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah perebutan unsur hara maupun persediaan air antara antara tanama tanaman n cokela cokelatt dan gulma. gulma. Sunant Sunanto o (1992: (1992:48) 48) juga juga menamb menambahka ahkan n bahwa bahwa tujuan tujuan penyiangan atau pengendalian gulma untuk mencegah beberapa hal lainnya, yaitu: gangguan terhadap tanaman cokelat khususnya gulma yang merambat pada tanaman cokelat, hama dan penyakit yang biasanya terdapat pada gulma, dan terjadinya kesulitan dalam pemeliharaan dan panen Kegiatan ini harus dilakukan secara hati-hati, karena di sekitar kedalaman 20-30 cm dari permukaan tanah merupakan tempat berkembangnya akar tanaman cokelat yang masih sekuder. sekud er. Pendapat Pendapat Sunanto Sunanto (1992:49) (1992:49) menyatakan bahwa jika penyemprotan penyemprotan obat herbisida herbisida terkena terkena akar sekunder mengakibatkan kerusakan pada akar-akar tanaman cokelat.
1. c.
Pe Pemup mupukan
Pem Pemupuk upukan an
meru merupa paka kan n
kegi kegiat atan an
yang ang
bias biasan any ya
dila dilaku kuka kan n
untu untuk k
meng menghi hind ndar arii
pertumbuhan cokelat yang kurang baik dan sempurna. Oleh sebab itu, kegiatan ini biasanya dilakukan pada beberapa bulan awal pada tanaman cokelat. Menurut Tumpal (1989:80) bahwa cokela cokelatt dipupuk dipupuk setela setelah h berumu berumurr dua bulan bulan di lapang lapangan. an. Dilakuk Dilakukanny annyaa pemupuk pemupukan an mampu mampu meningkatkan meningkatkan pertumbuhan pertumbuhan vegetatif vegetatif dan mempertahan mempertahankan kan daya tahan tanaman tanaman terhadap terhadap hama dan penyakit. Pemupukan yang dilakukan pun tidak sembarangan memberi pupuk, melainkan harus diidentifikasi terlebih dahulu. Menurut Sunanto (1992:48) pemupukan cokelat harus dari analisis tanah dan analisis daun. Secara umum, pupuk yang dibutuhkan adalah pupuk yang mempunyai kandungan pengganti unsur hara yang tidak dimiliki oleh tanah, seperti: sumber Nitrogen dapat menggunakan pupuk Urea atau ZA, sumber Phosfor dapat menggunakan pupuk TSP dan sebagai sumber Kalium dapat menggunakan pupuk KCL. Selain menggunakan pupuk pengganti, sisa pemangkasan dan kulit buah dari tanaman cokelat cokelat pun bisa dijadikan pupuk organik dengan cara dibenamkan dibenamkan di dalam tanah, karena kulit buah cokelat merupakan unsur hara bagi tanaman cokelat. Menurut tumpal (1989:80) kulit buah cokelat pada tanaman mengandung unsur nitrogen, Fosfor, kalium, magnesium, dan kalium yang setara dengan urea. Menurut Sunanto (1992:50) Pemupukan yang dilakukan juga dibagi menjadi dua, yaitu: pemupukan tanaman belum produksi dan pemupukan tanaman sudah produksi.
1)
pemupukan tanaman belum produksiat berproduksi Kegi Kegiat atan an pemu pemupuk pukan an dila dilakuk kukan an sebel sebelum um tanam tanaman an mengh menghas asil ilka kan n
produ produks ksii agar agar
menghasilkan hasil produksi yang sempurna. Menurut Sunanto (1992:50) tujuan dari pemupukan sebelu sebelum m tanama tanaman n cokelat cokelat berpro berproduks duksii adalah adalah untuk untuk menyed menyediaka iakan n unsur unsur bagi pertum pertumbuha buhan n vegeta vegetatif tif yang yang dapat dapat membawa membawa dampak dampak baik baik pada fase fase generat generatif, if, sehing sehingga ga terjadi terjadi proses proses pembungaan dan pembuahan yang baik.
Tabel 1: Dosis yang dibutuhkan tanaman muda Umur ZA (bulan) 2 6 12 18 24
50 75 100 150 200
Pupuk (gram per tanaman) T SP K Cl 50 100 -
30 70 -
Kleserit 25 50 -
Sumber: Sunanto (1992:50)
2)
pemupukan tanaman sudah produksi Semakin lama pertumbuhan dan perkembangan tanaman cokelat, lama-kelamaan tanah
akan akan kehila kehilangan ngan unsur unsur hara hara yang yang dapat dapat menduku mendukung ng pertum pertumbuha buhan n tanama tanaman n cokelat cokelat.. Sunant Sunanto o (1992:50) pun berpendapat bahwa tanah yang lama-kelamaan dapat kehilangan unsur hara, sebab unsur hara tersebut selain selalu diserap juga dapat hilang karena faktor lainnya misal hujan dan panas matahari. Tujuannya Tujuannya dilakukan pemupukan untuk menambah unsur hara yang ada di dalam tanah. Menu Menuru rutt Sunan Sunanto to (199 (1992: 2:51 51)) tuju tujuan an pemup pemupuka ukan n pada pada laha lahan n tana tanama man n coke cokela latt yang yang suda sudah h berproduksi adalah untuk menambah unsur hara di dalam tanah, Pemupukan ini dapat mengakibatkan pertumbuhan dan produktivitas cokelat yang dihasilkan semakin tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit dan usia produktivitas yang lama. Tabel 2: Dosis yang dibutuhkan tanaman berproduksi Umur (bulan) 3 4 5 >5
Pupuk (gram per tanaman) ZA atau Urea TSP 2×100 2×200 2×250
2×50 2×50 2×100 2×100 2×125 2×125 Sama dengan pemupukan tahun ke-5
KCl 2×50 2×100 2×125
Sumber: Sunanto (1992:50) 1. 6.
Pemu Pemung ngut utan an Bu Buah ah
Sete Setela lah h mele melewa wati ti fase fase pemb pembua uaha han n samp sampai ai menj menjad adii buah buah yang yang mata matang ng,, coke cokela latt membutuhkan waktu ± 5 bulan (Tumpal dkk, 1989:106). Pada proses akhir setelah tanaman cokelat menghasilkan produksi dilakukan beberapa cara, yaitu pemungutan buah, pengolahan buah, dan potensi produksi yang dihasilkan dari tanaman cokelat tersebut. Pemungutan buah biasanya dilakukan oleh para petani setelah buah sudah mencapai masa matang. matang. Menurut Menurut Sunanto Sunanto (1992:84) (1992:84) Pemungutan hasil adalah kegiatan kegiatan yang dilakukan dengan cara memetik hasil buah cokelat yang sudah matang atau masak dari pohon. Panen buah cokelat bisa dilihat secara kasat mata dengan mengamati bentuk, kulit dan meraba buah cokelat yang sudah siap panen. Para petani buah cokelat biasanya memungut buah cokelat menggunakan alatalat yang sederhana seperti pisau dan sabit. Proses pematangan buah cokelat di dataran rendah dan dataran tinggi pun berbeda. Menurut pendapat dari Sunanto (1992:84) menyatakan proses pematangan di dataran rendah membutuhkan waktu sekitar 5,5 bulan setelah penyerbukan dan pematangan buah cokelat di dataran tinggi mecapai 6 bulan dari penyerbukan.
1. C.
Kesi esimpul mpulan an
Cokelat atau Theobroma cacao L merupakan tanaman yang berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan yang memiliki tiga jenis cokelat yang sudah dikelompokkan, yaitu jenis Criollo, Criollo, jenis Forastero jenis Forastero dan jenis Trinitario. Cokelat dapat tumbuh subur dengan beberapa faktor yaitu: faktor kondisi tanah dan faktor iklim yang cukup mendukung bagi pertumbuhan tanaman cokelat. Dari kondisi tanah yang baik adalah tanah yang memiliki sifat yaitu: kondisi tanah yang gembur tidak terlalu keras, tanah yang digunakan mengandung humus, bahan organik serta unsur hara yang tinggi, tinggi, sehingga sehingga dapat mencukupi mencukupi dan menberikan keseimbangan keseimbangan pertumbuhan pertumbuhan yang baik. Selain itu, tanah yang digunakan memiliki pH (derajat keasaman) yang optimum tidak melwati batas kemasaman, karena dapat meimbulkan pertumbuhan tanaman yang tidak sesuai. Pertumbuhan tanaman cokelat pun juga harus disesuaikan dengan kemiringan tanah yang ada,
karena kemiringan mempengaruhi pertumbuhan tanaman komoditas. Semakin miring suatu lahan bisa mengakibatkan akar dari tanaman tidak dapat berkembang dengan baik da n sempurna. Faktor iklim, tanaman cokelat membutuhkan cahaya matahari yang cukup serta curah hujan yang tidak berlebihan. Tanaman cokelat juga membutuhkan kelembapan yang reloatif agar dapat tumbuh dan tumbuh dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Sarmidi. 2005. Teknologi Pasca Panen Kakao Untuk Masyarakat Perkakaoan Indonesia. Indonesia. BPPT Press: Jakarta. Siregar, Tumpal dan Slamet Riyadi. 1898. Budidaya, 1898. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Cokelat. Penebar Swadaya: Swadaya: Jakarta. Sunanto, Hatta. 1992. Budidaya Cokelat, Pengolahan Hasil, dan Aspek Ekonominya. Ekonominya. Kanisius: Yogyakarta.