76
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. "M" DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II
DI RSUD DAYA MAKASSAR
TANGGAL 15-17 MEI 2014
OLEH
THERESIA ELISABETH M
B-110307
YAYASAN PENDIDIKAN KARYA ANAK BANGSA
AKADEMI KEBIDANAN SANDI KARSA
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Salam damai sejahtera…
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahan berkat rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program studi DIII kebidanan Sandi Karsa Makassar dengan judul"Asuhan kebidanan Ny''M'' Gestasi 7 minggu 5 hari dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di RSUD Daya Makassar" sebagai insan sosial dimana kelengkapan hidup masih tergantung dari kehidupan orang lain maka dalam penulisan karya tulis ilmiah ini telah melibatkan berbagai pihak yang tulus ikhlas meluangkan waktu dan tenaganya dalam menyumbangkan buah pikiran,motivasi serta petunjuknya.
Penulis sadar bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan penyusunan.oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan penyusunan karya tulis ini.
Terima kasih yang tak terhingga penulis juga mempersembahkan kepada ibu ROSDIANA TULU. SKM.M.Kes selaku pembimbing karya tulis ilmiah yang telah ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjk kepada penulis dari awal hinga akhir dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
Dr.Wahyudi hardi Selaku Ketua Yayasan Sandi Karsa Makassar.
Ibu Dra.Lintje Tulu, M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Sandi Karsa Makassar.
Orang tua ayahanda Wilhelmus dan ibunda tercinta Theresia serta keluarga dan semua pihak yang telah turut membantu penulis.yang tidak dapat disebut satu persatu segla bantuan dan bimbingan.
Direktur RSUD Daya Makassar beserta seluruh staf yang telah banyak membantu dalam memberikan data-data yang dibutuhkan.
Bapak / Ibu dosen Akademi Kebidanan Sandi karsa Makassar yang telah memberikan bimbingan, arahan dan keterampilan yang bermanfaat selama penulis mengikuti pendidikan.
Penulis tidak dapat berbuat apapun sebagai imbalan kecuali ucapan terima kasih dan mohon kepada Allah Yang Maha Esa semoga segala amal dan bakti semua mendapat berkat dari-Nya.
AMIN..
Makassar, 6 Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PRASYARAT…………………………………………….... ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ........................................... v
BIODATA PENULIS vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
BAB I PENDAHULULAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Ruang Lingkup Penulisan 3
C. Tujuan Penulisan 3
1. Tujuan Umum 3
2. Tujuan Khusus 3
D. Manfaat Penulisan 4
E. Metode Penulisan 5
F. Sistematika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Umum Tentang Kehamilan 9
Pengertian Kehamilan 9
Perubahan - Perubahan fisiologi dalam kehamilan 9
Perubahan psikologis 13
Tanda-tanda kehamilan 16
Konsep Dasar tentang Antenatal Care 16
Pengertian Antenatal Care 16
Tujuan Antenatal Care 16
Jadwal kunjungan………………………………………. 17
Langlah-langkah Antenatal Care 17
Konsep dasar Hiperemesis Gravidarum 18
Pengertian Hiperemesis Gravidarum 18
Etiologi Hiperemesis Gravidarum 19
Patofisiologi Hiperemasis Gravidarum 20
Patologi Hiperemesis Gravidarum 21
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum 23
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum 24
Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum 24
Proses Manajemen Kebidanan 28
Pengertian Manajem Kebidanan. 28
Tahapan Manajemen Kebidanan 28
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan 29
BAB III STUDI KASUS
Identifikasi data dasar dan analisa data dasar 33
Merumuskan diagnosa / masalah aktual 39
Merumuskan diagnosa / masalah potensial 42
Perlunya tindakan segera / kolaborasi 42
Rencana tindakan asuhan kebidanan 44
Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan 48
Evaluasi 49
Pendokumentasian asuhan Kebidanan 50
BAB IV PEMBAHASAN 60
BAB V PENUTUP 65
A. Kesimpulan 65
B. Saran 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Visi-Misi penulis,Visi penulis adalah hidup dalam lingkunga yang sehat dan menentukan perilaku hidup bersih dan sehat termaksud dilingkungan sekitar.sedangkan Misi penulis adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,keluarga dan masyarakat termasuk lingkungan.
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil yang menyebabkan gangguan metabolic yang bermakna mual dan muntah.(Fadlum dan Ahmad 2011:39).
Menurut WHO(World Health Organization)setelah melakukan penelitian diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 Jiwa pertahun dan kematian bayi khususnya Neonatus sebesar 10.000.000 Jiwa pertahun.
Angka kematian ibu di Indonesia bervariasi antara 175 dan 780 dalam 100.000 persalinan hidup.kendatipun telah dilakukan usaha yang intensif dan dibarengi dengan makin menurunnya angka kematian ibu dan bayi disetiap Rumah sakit,kematian ibu diindonesia masih berkisar 425/100.000 persalinan hidup.
Menurut Survey Dmografi Kesehatan Indonesia(SDKI)tahun 2012 rata-rata angka kematian ibu mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup.angka yang lonjak membuat pemerintah mempunyai tekad untuk akan menurunkan sesuai target MDGS.
Dari data yang didapatkan dari dinas kesehatan provinsi Sulawesi selatan pada tahun 2010 angka kematian ibu mencapai 121 orang atau 85,17 /100.000 kelahiran hidup,kematian maternal tersebut terdri dari kematian ibu hamil 19%,ibu bersalin 46% dan kematian ibu nifas 35% yang penyebab langsung kematian maternal pendarahan 28%,eklampsi 24% infeksi 11%,partus lam 5% dan abortus 5%.(profil sul-sel 2013)
Berdasarkan data yang diproleh dari rekam medic Rumah sakit Umum Daerah Daya Makassar jumah ibu hamil yang menderita hiperemesis gravidarum tahun 2010 sebanyak 255 orang,tahun 2011 sebanyak 44 orang,tahun 2012 sebanyak 144 orang,tahunn 2013 sebanyak 37 orang sedangkan tahun 2014 dari bulan januari-bulan mei sebanyak 12 orang.penanganan hiperemesis gravidarum tergantung pada keadaan tingkatan yaitu ringan,sedang dan berat.kasus hiperemesis sebaiknya dirawat dirumah sakit untuk mencegah komplikasi yang berat.(Profil RSUD Daya Makassar)
Oleh karena masalah hiperemesis gravidarum merupakan salah satu dari 9 tanda bahaya dalam kehamilan yang dapat dicegah lebih dini,maka penulis merasa tertarik untuk membahas secara spesifik mengenai masalah hiperemesis graidarum dengan menggunakan metode pendekatan manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny'M' Dengan hiperemesis gravidarum tingkat II diRSD Daya Makassar"
Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam karya tulis ini penulisan membatasi pada satu kasusu yaitu "Asuhan kebidanan pada Ny. "M" hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari di RSUD Daya Makassar"
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny "M" dengan hiperemesis gravidarum tingkat II Gestasi 7 minggu 5 hari di RSUD Daya makassar pada tanggal 15-17 Mei 2014.
Tujuan Khusus
Dapat melakukan pengkajian dan analisa dasar dengan kasus hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari pada Ny"M" tanggal 15-17 mei 2014.
Dapat merumuskan diagnose/masalah actual dengan kasus hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari pada Ny"M" tanggal 15-17 mei 2014.
Dapat merumuskan diagnosa/ masalah potensial dengan kasus hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari pada Ny"M" tanggal 15-17 Mei 2014.
Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi dengan kasus hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari pada Ny"M" tanggal 15-17 Mei 2014.
Dapat melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun dengan kasus hiperemesis tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari pada Ny"M" tanggal 15-17 Mei 2014
Dapat melaksanankan implementasi secara langsung dari rencana tindakan yang telah disusun pada Ny"M" dengan kasus hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari tanggal 15-17 Mei 2014.
Dapat mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dnga kasus hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari pada Ny"M" tanggal 15-17 Mei 2014
Dapat membuat pendokumentasikan Asuhan kebidanan dengan kasus hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari pada Ny"M" tanggal 15-17 Mei 2014.
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan kasus tersebut di atas adalah :
Manfaat praktis
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan ujian akhir dan penerapan ilmu yang telah didaptkan pada pendidikan program DIII kebidanan Sandi Karsa Makassar.
Manfaat program
sebagai bahan masukan insitusi dalam pengembangan program pendidikan sehingga dapat memberikan pelayanan kebidanan yang actual dan profsional pada masyarakat.
Manfaat Akademik
Sebagai bahan masukan bagi pendidikan dalam penerapan proses manajemen Asuhan kebidanan dengan kasusu hiperemesis gravidarum.
Manfaat bagi penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis serta tambahn pengalaman yang sangat berharga dalam penerapan Asuhan kebidanan dengan kasus hiperemesis gravidarum.
Manfaat ilmiah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan bahan acuan bagi penelitian selanjutnya.
Metode Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini,Penulis menggunakan beberapa metode, yaitu:
Studi kepustakaan
Penulis mempelajari buku - buku, literature dan media internet yang berhubungan dengan kasus hiperemesis gravidarum
Studi kasus
Dengan melaksanakan prose manajemen Asuhn kebidanan pada Ny"M"gestasi 7 minggu 5 hari dengan kasus hiperemesis gravidarum tingkat II diRsud Daya Makassar tanggal 15-17 mei 2014 yang meliputi pengkajian dan analisa data dasar.perumusan diagnose/masalah actual,perumusan diagnose/masalah potensial,pelaksanaan tindakan kebidanan dan melakukan evaluasi tindakan kebidanan.
Melakukan kosultasi dengan Dosen pembimbing
Menerima segala bentuk masukan berupa saran dan kritik yang membangun serta feedback yang diberikan oleh dosen pembimbing agar dapat mencapai hasil yang terkbaik dalam penulisan karya tulis ilmiah.
Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Pembahasan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
F. Sismatika Penulisan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kehamilan
Definisi kehamilan
perubahan Fisiologi dalam kehamilan
perubahan psikologi dalam kehamilan
Tanda dan gejalan kehamilan.
B. Konsep Dasar Tentang Antenatal Care
Pengertian Antenatal Care
Tujuan Antenatal Care
Jadwal kunjungan
Langkah-langkah Asuhan Antenatal Care
C. Konsep Dasar Tentang Hiperemesis Gravidarum
Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Etiologi Hiperemesis Gravidarum
Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum
Patologi Hiperemesis Gravidarum.
Gejala dan Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
Penanganan Hiperemesis Gravidarum
D. Proses Manajemen Kebidanan
Pengertian Manajemen Kebidanan
Proses manajemen
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
BAB III. STUDI KASUS
A. Pengumpulan Data dan Analisa Data Dasar
B. Perumusan Diagnosa / Masalah Aktual
C. Perumusan Diagnosa/ Masalah Potensial
D. Pelaksanaan Tindakan Segera dan Kolaborasi
E. Perumusan Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
F. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan
G. Evaluasi Asuhan Kebidanan
H. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
BAB IV. PEMBAHASAN
Pada bab ini di bahas adanya kesenjangan antara teori dan studi kasus yang dilakukan pada Ny"M" dengan hiperemesis gravidarum tingkat II gestasi 7 minggu 5 hari di RSUD Daya makassar pada tanggal 15-17 Mei 2014.
BAB V. KESIMPULAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Tentang Kehamilan
Pengertian kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatosoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010 : 75 )
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi,kehamilan normal akan berlangsung 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.kehamilan terbagi dalam 3 trimester,dimana trimester I (minggu 1 hingg ke-12) minggu,trimester II(minggu ke-13 hngga ke-27)dan trimester III(mingg ke-28 hingga ke-40).(Sarwono prawirohardjo,2010:213)
Perubahan Fisiologi dalam kehamilan
Uterus
Uterus yang semula sebesar jempol (30gr) mengalami hipertropi dan hiperflasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan (40 minggu). Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek, dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada saat itu fundus uterus sudah dapat diraba dari luar, 3 jari di atas simfisis. Pada kehamilan 16 minggu besar uterus kira-kira sebesar kepala bayi dan tinggi fundus uteri kira-kira setengah dari jarak simfisis dan pusat.Pada kehamilan 20 minggu, fundus uteri kira-kira 2 jari bawah pusat sedangkan pada umur kehamilan 24 minggu fundus uteri tepat di tepi atas pusat. Pada kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri terletak kira-kira 3 jari di atas pusat. Pada kehamilan 32 minggu fundus uteri terletak di pertengahan pusat- prosessus xifoideus. Pada kehamilan 36 minggu tinggi fundus uteri terletak kira-kira 1 jari di bawah prosessus xifiodeus, dalam hal ini kepala bayi belum masuk pintu atas panggul. Pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun setinggi 3 jari di bawah prosessus xifoideus karena kepala janin sudah masuk pintu atas panggul. (Indrayani, 2012:105)
Serviks
Bertambahnya vaskularisasi dan menjadi lunak, kondisi ini yang disebut tanda Goodell.
Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus.
Akibat dari pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, terjadi perubahan warna menjadi livid dan ini disebut dengan tanda chadwick. (Nurul, 2012 : 89)
Ovarium(indung Telur)
saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta terbentuknya estrogen dan progesterone (kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm).kadar relaksin disirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkatkan dalam trimester pertama.relaksin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.(Tri sunarsih 2011)
Vagina dan perineum
Selam hamil penigkatan Vaskularisasi dan hiperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot diperineum dan Vulva,pada vagina terlihat berwarna keungguan yang dikenal denga tanda Chadwick.Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami perengangan pada waktu persalinan dengan meningkatkan ketebalan mukosa,mengendorkan jaringan ikat,dan hipertrofil sel otot polos.pada perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding vagina.peningkatan volum sekresi vagina juga terjadi,sekresi akan berwarna keputihan,menebal dan PH antara 3,5-6.(Sarwono prawirohardjo 2010:178)
Mammae
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara menjadi semakin lunak setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat.puting payudara akan lebih besar,kehitaman dan tegak areola akan lebih besar.(Djusar sulin 2010:179)
system respirasi
kapasitas paru secara total akan menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma.fungsi respirasi juga mengalami perubahan repirasi 50 % mengalami peningktan konsumsi oksigen 15-20% diatasi kebutuhan perempuan tidak hamil.(Apirilia,200:71-72)
system kardiovaskular
selama kehamilan jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung meningkat 30-50%.peningktan ini mulai pada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu.setelah mencapai kehamilan 30 minggu,curah jantung akan menurun karena pembesaran rahim menekan vena membawa darah dari tungkai ke jantung.(Ari sulistyawati 2011:61)
system pencernaan.
Saliva meningkat dan pada trimester pertama timbul keluhan mual dan muntah,tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan resorpsi makanan baik,tetapi akan timbul obtipasi gejala muntah(emesis gravidarum)sering terjadi,biasanya pada pagi hari disebut mrning sicnkness.(Rustam mochar 2012:31)
System Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama khamilan kandung kemih bertekan oleh uterus yang mulai membesar,sehingga timbul sering kencing keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul.pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai turun,kebawah pintu atas panggul,keluhan sering kencing akan timbul lagi Karena kandung kemih akan mulai tertekan kembali,selain itu juga terjadi hemodlusi menyebabkan metabolisme air kencing menjadi lancar(Saifuddin A.B.2010:185)
Perubahan pada kulit
Sehubungan dengan tinnginya kadar hormonal,terjadi peningkatan pigmentasi selama kehamilan.keadaan ini sangat jelas terlihat pada kelompok wanita dengan warna kulit gelap atau hitam dan dapat dikenali pada payudara,abdomen,vulva serat wajah.ketika terjadi pad kulit muka dikenali sebagai chloasma atau topeng kehamilan.pada kulit terdapat hiperpigmetasi alat-alat tertentu.pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone(MSH) yang mengikat.terkadang terdapat deposit pigmentasi pada dahi,pipi dan hidung.(manuaba 2010)
Perubahan psikologi dalam kehamilan.
Awal kehamilan trimester I
Terbuka atau diam-diam
Perasaan ambivalent terhadap kehamilan.
Berkembang perasaan khusus, mulai tertarik karena akan menjadi ibu.
Antipati karena ada perasaan tidak nyaman terutama pada ibu yang tidak mengiginkan kehamilannya.
Perasaan gembira.
Ada persaan cemas karena akan punya tanggung jawab sebagai ibu.
Menerima atau menolak perubahan fisik.
Trimester II
Mengalami perubahan fisik yang lebih nyata.
Ibu merasakan adanya pergerakan janin karenanya ia menerima dan mengangap sebagai bagian dari dirinya.
Dorongan seksual dapat meningkatkan atau menurun.
Mencari perhatian suami.
Berkonsentrasi pada kebutuhan diri dan bayinya.
Perasaan lebih berkembang sehingga ibu mulai mempersiapkan perlengkapan bayinya.
Perasaan cenderung lebih stabil.
Trimester III
Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image.
Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya.
6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya.
Adanya perasaan tidak nyaman.
Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan.
Menyibukkan diri dalam persiapan menghadapi persalinan. (Indriyani, 2011 : 107-136)
Tanda-Gejala kehamilan
Tanda-tanda kehamilan menurut Hani dkk (2010 : 72-75), yaitu:
Tanda tidak pasti hamil
Amenorea (berhentinya menstruasi)
Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
Syncope (pingsan)
Payudara tegang
Sering miksi
Konstipasi atau obstipasi
Tanda kemungkinan hamil
Pembesaran perut
Tanda Hegar: adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.
Tanda Goodel : adalah pelunakan serviks.
Tanda Chadwicks: adalah perubahan menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
Tanda Piscaseck : merupakan pembesaran uterus yang simetris.
Kontraksi Braxton Hicks: merupakan peregangan sel-sel otot uterus
Teraba ballotement
Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.
Tanda pasti hamil
Gerakan janin dalam rahim
Denyut jantung janin
Teraba bagian-bagian janin dan pada pemriksaan USG terlihat bagian janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen.
Konsep Dasar tentang antenatal Care
Definisi Anc
Antenatal Care atau asuhan antenatal adalah asuhan yang diberikan apada ibu hamil sejak mulai konsepsi sampai sebelum kelahiran bayi.Asuhan antenatal secara ideal dimulai segera setelah ibu pertama kali terlambat menstruasi,untuk memastikan keadaan kesehatan ibu dan janinnya.(Wafi Nur 2010:131)
Tujuan antenatal care
Mempromosikn dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan janin dengan pendidikan,nutrisi,kebersihan diri serta proses kelhiran.
Mendeteksi komplikasi medis,bedah atau obsetri selam kehamilan.
Memantau kemajuan kehamilan,memeastikan kesejahteraan ibu,tumbuh kembang janin
Mengembangkan persiaoan persalinan serta kesiapa menghadapi komplikasi.
Membntu menyipakan ibu untuku menyusui dengan sukses menjalankan nifas nrmal,serta merawat anak secara fisik,psikologi dan social.
Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan kembang secara normal.
Jadwal Kunjungan Antenatal
Kunjungan antenatal dlakukan minimal 4 kali selama hamil.
Kunjungan I :dilakukan sebelum minggu ke-14(pada trimester 1)
Kunjungan II :dilakukan sebelum minggu ke-28(pada trimester II)
Kunjungan III :dilakukan sebelum minggu ke-36(pada trimester III)
Kunjungan IV :dilakukan setelah minggu ke-36(pada trimester III).(Tri sunarsih 2011).
Langkah-langkah asuhan antenatal care
Kebijakan program yang dilakukan pemerintah berkenan dengan asuhan kehamilan yaitu dengan membri pelayanan/asuhan standar mnimal termasuk "7T"
Timbang berat badan
Ukur tekanan darah
Ukur tinggi fundus uteri
Pemberian imunisasi TT lengkap
Pemberian tablet zat besi,minimal 90 tablet selama kehamilan.
Tes terhadap PMS
Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
(Nurul Jannah,2012:168)
Konsep Dasar Tentang Hiperemesis Gravidarum
Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbohidrat habis dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh beralih pada cadangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak kurang sempurna terbektuklah badan keton didalam darah yang dapat menambah beratnya gejala klinik. (Manuaba, 2010 : 229)
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. (Eni nur rahmawati, 2011 : 50)
Terdapat muntah yang terus menerus yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. (Nurul jannah, 2012 : 189)
Mual dan muntah umumnya disebut mornig sickness, dialami oleh sekitar 70-80% wanita hamil yang bersifat ringan dan merupakan kondisi yang dapat dikontrolsesuai dengan kondisi masing-masing individu. Hiperemesis gravidarum adalah muntah berlebihan pada wanita hamil yang menyebabkan terjadinya penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan tidak normalnya kadar elektrolit (Nengah runiari, 2010 : 2)
Hiperemesis gravidarum juga dapat diartikan keluhan mual muntah yang dikategorikan berat jika ibu hamil selalu muntah setiap kali minum ataupun makan. Akibatnya, tubuh sangat lemas, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis, aktivitas sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menurun. meski begitu, tidak sedikit ibu hamil yang masih mengalami mual muntah sampai trimester ketiga (Ai yeyeh rukiyah, 2010 : 118).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. (Indrayani, 2011 : 275)
Etiologi Hiperemesis Gravidarum
Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia, namun diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut :
Faktor predisposisi
Primigravida
Overdistensi rahim: hidramnion, kehamilan ganda, estrogen, HCG tinggi dan mola hidatidosa
Faktor organik
1) Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal.
2) Perubahan metabolik akibat hamil.
3) Resistensi yang menurun dari pihak ibu.
4) Alergi.
Faktor psikologis
1) Rumah tangga yang retak.
2) Hamil yang tidak di inginkan.
3) Takut terhadap kehamilan dan persalinan.
4) Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu.
5) Kehilangan pekerjaan. (Eni nur rahmawati, 2011 : 50)
Patofisiologis
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehirasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah dan klorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang.Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah-muntah lebih banyak, dapat merusak hati.Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esophagus dan lambung (sindroma mallory-weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal. (Eni nur rahmawati, 2011 : 51)
Patologi
Bedah mayat pada wanita yang meninggal akibat hiperemesis gravidarum menunjukkan kelainan-kelainan pada berbagai alat dalam tubuh, yang juga dapat ditemukan pada malnutrisi oleh beberapa macam sebagai berikut :
Pada hati tampak degenerasi lemak tanpa nekrosis yang terletak sentrilobuler. Kelainan ini nampaknya tidak menyebabkan kematian dan dianggap sebagai akibat muntah yang terus menerus. Tetapi separuh penderita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum menunjukkan gambaran mikroskopik hati yang normal.
Pada Jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya atropi, dan sejalan dengan lamanya penyakit, kadang-kadang ditemukan perdarahan sub-endokardial.
Di otak dapat ditemukan ensefalopati wernicke yaitu dilatasi kapiler dan perdarahan kecil-kecil didaerah corpora mamilaria ventrikel ketiga dan keempat
Ginjal tampak pucat dan degenerasi lemak dapat ditemukan pada tubuli kontorti. (Ai yeyeh Rukiyah, 2010 : 120)
Klasifikasi Hyperemesis Gravidarum
Tingkat I
Muntah terus menerus sehingga menimbulkan dehidrasi (turgor kulit turun) nafsu makan berkurang, berat badan menurun, mata cekung dan lidah kering.
Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke esophagus.
Nadi meningkat dan tekanan darah turun.
Frekuensi nadi sekitar 100 kali/ menit.
Tampak lemah dan lemas.
Tingkat II
Dehidrasi semakin meningkat akibatnya: turgor kulit makin menurun, lidah kering dan kotor, mata tampak cekung dan sedikit ikterus.
Pada kardiovaskuler, frekuensi nadi semakain cepat >100 kali/ menit, nadi kecil karena volume darah turun, suhu badan meningkat, tekanan darah turun.
Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus.
Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang menyebabkan oliguria, anuria dan terdapat timbunan benda keton aseton, aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan.
Kadang-kadang muntah bercampur darah akibat perdarahan esophagus dan pecahnya mukosa lambung.
Tingkat III
Keadaan umum lebih parah.
Muntah berhenti.
Kesadaran semakin menurun hingga mencapai somnollen atau koma.
Terdapat ensefalopati werniche: nistagmus, diplopia, dan gangguan mental.
Kardiovaskuler, nadi kecil, tekanan darah menurun, dan temperature meningkat.
Gastrointestinal, ikterus semakin berat, terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam, oliguria semakin parah dan menjadi anuria. (Eni nur rahmawati, 2011 : 51 - 53)
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
Menetapkan kejadian hiperemesis gravidarum tidak sukar, dengan menetukan kehamilan, muntah berlebihan sampai menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi. Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manifestasi klinisnya, oleh karena itu hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat. Kemungkinan penyakit lain yang menyertai kehamilan harus difikirkan dan berkonsultasi dengan dokter tentang penyakit hati, penyakit ginjal, dan penyakit tukak lambung. Pemeriksaan laboratorium dapat membedakan ketiga kemungkinan hamil yang disertai penyakit. (Manuaba, 2010 : 230)
Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum
Penatalaksanaan
Memberikan penjelasan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologi.
Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala fisiologi pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan
Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.
Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaikya dihindarkan.
Makanan sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
Defekasi yang teratur.
Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting,dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.
Obat-obatan
Sedative yang sering digunakan adalah phenobarbital. vitamin yang dianjurkan vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga dianjurkan juga seperti dramamin, avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetic seperti disiklomin hidrokhonae atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidarum yang berat perlu dikelola dirumah sakit.
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan makanan / minuman selama 24 jam.
Terapi psikologi
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolik, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter/hari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena. (Indrayani, 2011 : 277 - 278)
Penghentian kehamilan
Pada beberapa kasus pengobatan hiperemesis gravidarum tidak berhasil malah terjadi kemunduran dan keadaan semakin menurun sehingga diperlukan pertimbangan untuk melakukan gugur kandung. Keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
a) Gangguan kejiwaan (delirium, apatis, somnolen sampai koma, terjadi gangguan jiwa ensefalopati wernicke).
b) Gangguan penglihatan (perdarahan retina, kemunduran penglihatan).
c) Gangguan faal (hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat, tekanan darah menurun). (Manuaba, 2010 : 232)
Diet
Tujuan :
Diet hiperemesis gravidarum berfungsi untuk mengganti persediaan glikogen tubuh.
Mengontrol asidosis dan secara berangsur akan diberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah sebagai berikut:
Karbohidrat tinggi, sebesar 75-80% dari kebutuhan energi total.
Lemak rendah, yaitu <10% dari kebutuhan energi total.
Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
Makanan diberikan dalam bentuk kering.
Pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan klien yaitu 7 - 10 gelas/hari.
Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan dan diberikan dalam porsi kecil tapi sering.
Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan pada malam hari.
Pemberian makanan ditingkatkan secara bertahap dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi klien.
Tiga macam diet pada hiperemesis gravidarum.
Diet hiperemesis I
Diet ini diberikan pada hiperemesis tingkat III. makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama dengan makanan tetapi 1-2 jam setelahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung didalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
Diet hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara bertahap dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tetap tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemelihan bahan Makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi. Jenis makanan ini rendah kandungan gizinya, kecuali vitamin A dan D.
Diet hiperemesis III
Diet ini diberikan kepada klien hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kemampuan klien, dan minuman boleh diberikan bersamaan dengan makanan. Makanan pada diet ini mengcukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi. (Nengah runiari, 2010 : 21)
Proses Manajemen Kebidanan
Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan merupakan pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (Wafi nur, 2010 : 112)
Proses manajemen
Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah asuhan kebidanan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Tahapan dalam proses manajemen asuhan kebidanan yaitu :
Pengumpulan data dasar
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap.
Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan.
Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang telah diidentifikasi.
Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh, ditentukan langkah-langkah sebelumnya.
Melaksanakan perencanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh di langkah kelima harus dilaksanakan secara efisiensi dan aman.
Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis. (Wafi nur, 2010 : 115 - 119)
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhan yang dilakukan dengan menggunakan proses berfikir secara sistimatis sesuai dengan langkah-langkah manajemen kebidanan yang diterapkan dengan metode SOAP. Pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu:
S (Data subjektif)
Data subjektif (S) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut halen varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui anamnesis.
O (Objektif)
Data objektif (O) merupakan pendokumentasikan manajemen kebidanan menurut Helen varney pertama (pengkajian) terutama data yang diperoleh melalui hasil obervasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pameriksaan laboratorium/ pemeriksaan diagnostik lain.
A ( Assesment)
Analisis atau assesment merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen varney langkah kedua, ketiga dan keempat sehingga mencakup diagnostik/masalah kebidanan, diagnostik/ masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/ masalah potensial.
P (Planning )
Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan yang disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data, rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya. Dengan kata lain P dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen varney langkah kelima, keenam dan ketujuh. (Wafi nur, 2010 : 122-124)
Beberapa alasan penggunaan SOAP dalam pendokumentasian
SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat, prinsip dari metode ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan.
Metode ini merupakan intisari dari proses penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan mengadakan pendokumentasian asuhan.
SOAP merupakan urutan yang dapat membantu bidan dalam mengorganisasi pikiran dan memberi asuhan yang menyeluruh (Wafi nur, 2010 : 123)
BAB III
STUDI KASUS
Studi Kasus Asuhan Kebidanan Pada Ny."B"
Pada bab ini akan diuraikan asuhan kebidanan pada Ny "M" dengan hiperemesis gravidarum tingkat II di RSUD Daya makassar. Pelaksanaan asuhan kebidanan berlangsung dari Tanggal 15-17 Mei 2014, yang meliputi pengkajian dan analisa data, merumuskan diagosa/masalah, pelaksanaan dan perencanaan tindakan, evaluasi serta pendokumentasian asuhan kebidanan.
No. Register : 1526155
Tgl. Masuk : 14 Mei 2014 jam 23.00 Wita
Tgl. Pengkajian : 15 Mei 2014 jam 10.00 Wita
LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR
Identitas istri / suami
Nama : Ny "M" / Tn "R"
Umur : 39 thn / 39 thn
Nikah/Lamanya : 1x/± 9 tahun.
Suku : Toraja / Toraja
Agama : Kristen/kristen
Pendidikan : SMP / SMP
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Bp2,blok E7/no.2
Keluhan utama
Mual, muntah, pusing,penglihatan kabur dan nyeri ulu hati
Riwayat keluhan utama
Mual dan muntah dialami sejak tanggal sebulan yang lalu dan bertambah sering >10 kali sehari kemudian ibu masuk diRsud Daya Makassar tanggal 14 mei 2014 jam
Riwayat kesehatan lalu
Ibu tidak ada riwayat menderita hepatitis, diabetes melitus, alergi, dan asma.
Ibu tidak ada riwayat operasi
sebelumnya ibu ada riwayat hiperemesis gravidarum.
Riwayat Reproduksi
Riwayat Haid
Menarche : 16 tahun
Siklus Haid : 28 – 30 hari
Lamanya : ±5-7 hari
Dismenorhea : tidak ada
Riwayat Obstetri
GIV PII AI
HPHT tanggal 21 – 02 - 2014
HTP tanggal 28 – 11 - 2014
Umur kehamilan 7 minggu 5 hari
Ibu mengatakan belum ada pergerakan
Ibu mengeluh setiap habis makan, makanan yang di masukkan selalu di muntahkan, karakteristik muntah yaitu makanan campur lendir
Selama hamil nafsu makan ibu kurang baik dari biasanya
Ibu mengatakan nyeri pada ulu hati dan mengeluh pusing, lema,penglihatan kabur.
BB sebelum hamil 54 kg, BB sekarang 43 kg maka ibu mengalami penurunan berat badan sebanyak 11 kg.
Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya yang selalu begini jika hamil dari hamil anak I.
Ibu mengatakan sering buang air kecil.
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
Tahun
Kehamilan
Persalinan
Bayi
Nifas
Umur
Keadaan
Jenis
Tempat
Penolong
JK
BB
PB
2006
Aterm
Baik
Normal
RS
Bidan
L
3400 gr
49 cm
Baik
2009
Aterm
Baik
Normal
RS
Bidan
L
2300 gr
48 cm
Baik
2013
20 minggu
Abortus
2014
Kehamilan sekarang
Riwayat Ginekologi
Tidak pernah infeksi pada organ reproduksi
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seksual
Tidak ada tumor atau kanker pada alat reproduksi
Riwayat Keluarga Berencana
Ibu pernah menjadi akseptor KB, menggunakan suntikan 3 Bulan (depopregstin) selama ± 6 bulan kemudian berhenti karena ibu ingin memiliki anak lagi.
Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Sehari-hari
Kebutuhan Nutrisi
Ibu malas makan, nafsu makan menurun, pola makan tidak teratur, porsi makan tidak dihabiskan, setelah makan atau minum ibu muntah.
Pola Eliminasi
Ibu sering buang air kecil dan selama pengkajian ibu belum buang air besar (BAB)
Istirahat
Selama di rumah sakit pola tidur terganggu karena sering muntah.
Personal hygiene
Ibu selalu mandi pagi dan menyikat gigi setiap mandi dan menjelang tidur, serta mengganti pakaiannya setiap selesai mandi.
Data Psikilogis, Sosial, Ekonomi dan Spritual
Ibu menikah 1x dengan suaminya yang sekrang sudah ± 9 tahun
Kehamilan direncanakan bersama dengan suami, dan suami sangat senang dengan kehamilan ibu sekarang.
Keluarga ibu dan suami sangat senang dengan kehamilan ini.
Pengambilan keputusan dalam keluarga dimusywaraka bersam suami.
Ibu bekerja tiap hari dan mengurus rumah tangga sendiri.
Ibu berharap kehamilannya dapat dipertahankan sampai cukup bulan dan ditolong oleh bidan dirumah sakit secara alamiah.
Ibu selalu berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kesehatan diri dan janinnya.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum ibu nampak lemas
Turgor kulit kurang baik.
BB sebelum hamil 54 kg, BB sekarang 43 kg.
TB : 156 cm, Lila : 23,5 cm.
Tanda-tanda vital
TD : 90/60 mmHg,
N : 100 x/menit
S : 37,5°C
P : 24 x/menit
Wajah
Tidak ada oedema dan cloasma pada wajah, dan tampak pucat.
Mata tampak cekung, conjungtiva pucat dan scelera sedikit ikterus.
Mulut dan gigi
Mulut tidak terdapat stomatitis dan rugae, tidak ada caries pada gigi, lidah kotor, dan bibir kering, serta tercium keton pada hawa pernapasan.
Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid, kelenjar limfe.
Payudara
Simetris kiri-kanan, putting susu terbentuk, tidak ada massa dan nyeri tekan.
Abdomen
Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, tonus otot perut tampak kendor, dan teraba ballotement.
Ekstremitas
Atas: simetris kiri - kanan, Pada tangan kiri terpasang infus Dekstrosa 5% 28 tetes per menit.
Bawah: simetris kiri – kanan, tidak terdapat varises dan oedema pada tungkai, dan refleks patella positif kiri - kanan.
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 11,5 gr%
Plano test : positif(+)
ureum : 16,8 mg/dl
kreatinin : 0,83 mg/dl
USG : Uterus gravid intra uterine tunggal, DJJ (+)
Tindakan yang diberikan
Antasida sirup 3x1 sdt/ hari
Ondensetron (injeksi Intra Vena per 8 jam)
Ranitidine (injeksi Intra Vena per 8 jam)
Neurobion (Drips dalam 500 cc RL per 24 jam)
Cairan RL : Dekstrosa 5%, 1 : 2, 28 tetes/menit
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
GIV PII AI, gestasi 7 minggu 5 hari dengan masalah hiperemesis gravidarum tingkat II dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
GIV PII AI
Data Subjektif :
Ibu mengatakan ini kehamilan yang keempat dan pernah mengalami keguguran satu kali.
HPHT Tanggal 21-02-2013
Data objektif :
a. HTP tanggal 28-11-2014
b. Palpasi : TFU teraba ballotement
c. Tampak striae albicans, linea nigra, dan tonus otot kendor.
d. Hasil USG
Uterus gravid intra uterine tunggal, DJJ (+)
Analisis dan interpretasi :
Pada kehamilan multipara, adanya striae albicans, linea nigra, dan kloasma gravidarum, terjadi akibat perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Akibat peregangan dinding perut pada kehamilan sebelumnya yang mengakibatkan tonus otot perut menjadi kendor. (Manuaba, 2010 : 94)
Gestasi 7 minggu 5 hari
Data Subjektif :
a. Ibu mengatakan umur kehamilan ± 2 bulan
b. HPHT tanggal 21-02-2014
Data Objektif :
a. Tanggal pengkajian 15-05-2014
b. TFU teraba ballottement.
Analisis dan interpretasi data :
Dari HPHT tanggal 21-02-2014 sampai tanggal pengkajian 15-05-2014 berdasarkan rumus Neagle, masa gestasi 7 minggu 5 hari (Nurul jannah, 2012 : 82).
Hiperemesis gravidarum tingkat II
Data Subjektif :
a. Ibu mengatakan berat badan sebelum hamil 54 kg
b. Ibu mengatakan tidak ada nafsu makan
c. Ibu mengatakan nyeri ulu hati
d. Ibu mengatakan setiap makan dan minum dimuntahkan kembali
Data Objektif :
Ibu nampak lemah.
Mata cekung, conjungtiva pucat dan skelera sedikit ikterus
Turgor kulit makin berkurang
Lidah kotor dan bibir kering.
Tercium keton pada hawa pernapasan.
Ibu mual dan muntah setiap habis makan, makanan yang di masukkan selalu di muntahkan, karakteristik muntah yaitu makanan bercampur lendir dan kadang muntah lender.
susah buang air besar(BAB)
BB sekarang 43 kg
Tanda-tanda vital :
TD : 90 / 70 mmHg
N : 89 x/menit
S : 37,50C
P : 24 x/menit
Analisis dan interpretasi data :
Pada hiperemesis gravidarum tingkat II,mual dan muntah yang hebat dapat mnyebabkan pasien Nampak lemah,gejala dehidrasi makin tampak,mata cekung,turgor kulit makin berkurang,lidah kering dan kotor,tekanan darah menurun,nadi meningkat,berat badan makin menurun,nafas berbau aseton,kesdaran apatis.(Manuaba 2010)
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Data Subjektif :
Setiap makan dan minum dimuntahkan kembali.
Data Objektif :
a. Turgor kulit makin berkurang.
b. Lidah kotor dan bibir kering.
c. Mata cekung dan sedikit ikterus.
d. Berat badan turun 11 kg
e. Terpasang infus dengan cairan Dekstrosa 5% 28 tetes /menit
pada tangan kiri
f. Tanda - tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,70C
P : 24 x/menit
Analisis dan interpretasi :
Akibat mual dan muntah yang berlebihan menyebabkan kehilangan cairan ekstrakuler dan plasma berkurang, sehingga terjadi dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit mengakibatkan tonus otot lemah, bibir kering dan suhu tubuh meningkat,Melalui muntah, dikeluarkan sebagian cairan lambung serta elektrolit natrium, kalium dan kalsium. Penurunan kalium akan menambah beratnya muntah sehingga mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi sedangkan asupan makanan sangat kurang sehingga menyebabkan turunnya berat badan klien. (Eni nur, 2011 : 51)
LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadinya hiperemesis gravidarum tingkat III
Data Subjektif :
Sudah 3 hari dirawat di rumah sakit, masih mual dan muntah
Data Objektif :
Ibu nampak lemah.
Mata cekung, conjungtiva pucat, dan skelera ikterus.
Lidah kotor dan bibir kering
Tercium keton pada hawa pernapasan
Ibu mual dan muntah setiap habis makan, makanan yang di masukkan selalu di muntahkan, karakteristik muntah yaitu makanan bercampur lendir berwarna kuning kehijauan.
Analisa dan interpretasi :
Hiperemesis gravidarum tingkat I yang tidak tertangani dengan baik dapat berlanjut menjadi hiperemesisi Gravidarum tingkat II dengan gejala dehidrasi semakin meningkat, ditandai dengan turgor kulit semakin berkura,mata cekung dan sedikit ikterus, lidah kotor dan kering, berat badan menurun, tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah, terjadinya konstipasi, mulai tampak gejala gangguan kesadaran menjadi apatis, nafas berbau aseton.(Manuaba, 2010 : 231)
Potensial terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin.
Data subjektif :
a. Ibu mengeluh merasa lemas.
b. Ibu mengatakan masih sering muntah.
c. Ibu mengeluh tidak mempunyai nafsu makan.
Data objektif :
a. Ibu tampak lemah dan pucat.
b. Asupan nutrisi kurang karena setiap makanan yang dimakan di muntahkan.
Analisa dan Interpretasi Data :
Muntah yang terus menerus tanpa pengobatan dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim dengan manisfestasi klinisnya, oleh karena itu hiperemesis gravidarum berkelanjutan harus dicegah dan harus mendapat pengobatan yang adekuat. (Manuaba, 2010 : 230)
Muntah berlebihan sedang suplai cairan dan makanan yang kurang dan berlangsung lama dapat mengakibatkan malnutrisi pada ibu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga pengobaan perlu segera diberikan. (Eni nur rahmawati, 2011 : 53).
LANGKAH IV EVALUASI TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat.
LANGKAH V RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Tujuan :
Kehamilan berlangsung normal.
Hiperemesis gravidarum tingkat II teratasi.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit teratasi
Kriteria
1. Keadaan umum ibu dan janin baik.
2. Mual dan muntah berhenti.
3. Nafsu makan baik.
5. Turgor kulit baik.
6. Lidah tidak kotor dan kering
7. Mata tidak cekung.
8. Berat badan bertambah.
9. Tanda - tanda vital dalam batas normal
TD : Sistole : 90 - 120 mmHg Diastole : 70 - 90 mmHg
N : 70 - 90 x/menit
S : 36,50C - 37,50C.
P : 16 - 24 x/menit
Rencana Tindakan
Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
Rasional : Menyampaikan hasil pemeriksaan tentang keadaan umum ibu dan keadaan kehamilannya sehingga ibu dapat mengetahui perkembangan kondisinya.
Jelaskan pada ibu tentang masalah yang di hadapinya.
Rasional: Memberikan penjelasan dan pengertian pada ibu bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis jadi tidak perlu takut dan khawatir.
Observasi mual dan muntah
Rasional : Berkurangnya frekuensi jumlah muntah (cairan yang keluar menandakan kemajuan kondisi ibu yang menggambarkan reaksi positif terhadap perawatan dan pengobatan yang di berikan.
Anjurkan kepada ibu untuk :
a. Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan.
b. Memperbanyak minum air
c. Mengurangi makanan yang berlemak dan berbumbu.
d. Makan sedikit-sedikit tapi sering.
e. Makan makanan selingan seperti biscuit dan roti kering.
Rasional :
Nutrisi yang adekuat sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin didalam kandungan.
Dengan minum air cukup dapat membantu peristaltic usus besar sehingga dapat mencegah konstipasi.
Makanan yang berlemak dan berbumbu dapat menstimulasi terjadinya mual dan muntah.
Makan sedikit-sedikit tapi sering dilakukan untuk menghindari rasa penuh pada lambung sehingga ibu tidak merasa mual dan muntah.
Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsangan mual dan muntah yang berlebihan serta mencegah hipoglikemia.
Observasi TTV
Rasional : TTV merupakan dasar untuk menilai perkembangan dan sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tindakan selanjutnya.
Mengobservasi pengeluaran urine.
Rasional : untuk mengetahui berapa cairan yang keluar
Lanjutkan pemberian cairan secara intravena yaitu infuse RL : Dextrose 5% = 1 : 2
Rasional : Cairan Dextrose dan RL dapat membantu mengganti cairan dan elektrolit yang keluar melalui muntah karena setiap 1000 ml larutan dextrose 5 % mengandung glukosa 55,0 % gr sedangkan RL mengandung natrium laktat 6,1 gr, natrium klorida 6,0 gr dan kalium klorida 0,4 % gr.
Anjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung.
Rasional : Istirahat yang cukup dan pembatasan pengunjung dapat menambah ketenangan dan rasa nyaman pada ibu.
Berikan dukungan psikologis pada ibu dan memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.
Rasional: Komunikasi terbuka membantu ibu untuk mengontrol, mengurangi kecemasan dan menghilangkan reaksi terhadap stress dan ambivalen yang dirasakannya sehingga menciptakan ketenangan batin, dan ibu dapat lebih tenang.
Tindakan yang diberikan :
a. Antasida sirup 3x1 sdt
b. Ondensetron (injeksi Intra Vena per 12 jam)
c. Ranitidine (injeksi Intra Vena per 18 jam)
Rasional : Dapat memperbaiki keadaan umum ibu.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
Tanggal 15 mei 2014 jam 10.00 wita.
M enyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa ibu dalam keadaan lebih baik dari sebelumnya.
Menjelaskan pada ibu tentang masalah yang dihadapinya
Hasil : ibu mengerti dan memahami keadaannya.
Mengobservasi mual dan muntah
Hasil : Ibu muntah sebanyak 6 kali
Menganjurkan kepada ibu untuk :
Mengkomsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan.
Hasil : Ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang bernutrisi untuk kesehatannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin yang dikandungnya.
Memperbanyak minum air.
Hasil : Ibu minum air putih ± 1000 ml.
Mengurangi makanan yang berlemak dan berbumbu.
Hasil : Ibu bersedia untuk tidak makan makanan yang berlemak dan banyak bumbu.
Makan sedikit-sedikit tapi sering.
Hasil : Ibu makan makanan yang di berikan rumah sakit dan porsi tidak di habiskan.
Makan makanan selingan seperti biscuit dan roti kering.
Hasil : ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang dianjurkan.
Mengobservasi TTV jam 12.00 wita
TD : 90/70 mmhg
N : 89 x/menit
S : 37,5ºC
P : 24 x/menit
Mengobservasi pengeluaran urine.
Hasil : Pengeluaran urine sebanyak ± 150 ml.
Melanjutkan pemberian cairan secara intravena yaitu RL : dextrose 5% = 1 ; 2
Hasil : Terpasang cairan Dextrose 5 % 28 tetes/ menit, botol keempat pada tangan kanan.
Menganjurkan pada ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung.
Hasil : Ibu bersedia untuk melaksanakan anjuran yang diberikan.
Memberikan dukungan psikologis pada ibu dan memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaanya.
Hasil : ibu merasa lebih baik dan lebih tenang dengan kondisinya saat ini.
Tindakan yang di berikan:
a. Cairan yang terpasang dextrose 5% 28 tetes/ menit pada tangan kiri.
b. Pada jam 14.00 wita di berikan Antasida 1 sdt
c. Pada jam 16.00 wita di berikan injeksi Ondensetron dan ranitidine.
LANGKAH VII EVALUASI HASIL ASUHAN KEBIDANAN
Tanggal 15 mei 2014 jam:
TTV :
TD : 90/60 MmHg
N : 100 x/menit
P : 24 x/menit
S : 37,5°C
Ibu masih mual dan muntah setiap kali makan dan minum.
Keadaan umum ibu masih lemah.
Nafsu makan kurang, makan tidak dihabiskan.
Conjungtiva masih pucat dan scelera sedikit ikterus.
Mata masih cekung.
Turgor kulit masih kurang baik.
Tindakan yang diberikan:
Terpasang Cairan infuse Dextrose 5% 28 tetes/ menit botol pada tangan kiri.
Pada jam 14.00 wita di berikan Antasida sirup 1 sdt.
Pada jam 16.00 wita di berikan injeksi Ondensetron dan ranitidine.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN PADA NY "M"
( SOAP HARI KE I )
Tanggal 15 Mei 2014
Data Subjektif (S)
Ibu mengatakan ini kehamilan yang keempat dan pernah mengalami keguguran satu kali.
Haid terakhir tanggal 21-02-2014
Ibu mengatakan mengalami mual dan muntah sejak akhir bulan april yang lalu dengan frekuensi muntah < 10 kali sehari, dan pada tanggal 15 mei 2014- ibu jam 23.00-jam 17.00 ibu muntah sebanyak 6 kali.
Ibu mengatakan setiap makan dimuntahkan.
Ibu mengatakan nyeri ulu hati.
Ibu merasa pusing dan penglihatan kabur
Ibu mengatakan merasa lemah
Berat badan sebelum hamil : 54 kg, dan sekarang merasa berat badannya turun.
Data Objektif (O)
Keadaan umum ibu lemah
Wajah ibu pucat
TFU teraba ballotemen
Berat badan : 443 kg
Tinggi badan : 156 cm
Lila 23,5 cm.
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmhg
N : 100x/menit
S : 37,5°C
P : 24 x/menit
Ibu muntah sebanyak 6 kali, karakteristik muntah yaitu makanan bercampur lendir berwarna kuning kehijauan.
Turgor kulit kurang baik.
Mata cekung. Conjungtiva pucat dan sedikit ikterus.
Lidah kotor dan bibir kering
Tercium keton dalam hawa pernapasan.
Tindakan yang diberikan:
a. Terpasang cairan infuse Dekstrosa 5% 28 tetes/menit pada tangan kiri.
b. Pada jam 14.00 wita ibu minum antasida sirup 1 sdt.
c. Pada jam 16.00 wita intravena ondensetron dan ranitidin.
Assesment (A)
GIV PII AI, umur kehamilan7 minggu 5 hari, hiperemesis gravidarum tingkat II, dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Planning (P)
Tanggal 15 Mei 2014, jam 16.00 wita.
Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa ibu dalam keadaan lebih baik dari sebelumnya.
Menjelaskan pada ibu tentang masalah yang dihadapinya.
Hasil : ibu mengerti dan memahami keadaannya.
Mengobservasi mual dan muntah.
Hasil : Ibu muntah 6 kali.
Menganjurkan kepada ibu untuk:
a. Mengkomsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan.
Hasil : Ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang bernutrisi.
b. Memperbanyak minum air.
Hasil : Ibu minum air putih ± 1000 ml.
c. Mengurangi makan makanan yang berlemak dan berbumbu.
Hasil: Ibu bersedia untuk tidak makan makanan yang berlemak dan banyak bumbu.
d. Makan sedikit-sedikit tapi sering.
Hasil : Ibu makan makanan yang di berikan rumah sakit dan porsi tidak di habiskan.
e. Makan makanan selingan seperti biscuit dan roti kering.
Hasil : ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang dianjurkan.
Mengobservasi TTV, jam 12.00 wita.
TD : 90/70 mmhg N : 89 x/menit
S : 37,5ºC P : 24 x/menit
Mengobservasi pengeluaran urine.
Hasil : Pengeluaran urine sebanyak ± 150 ml.
Melanjutkan pemberian cairan secara intravena yaitu infuse RL: Dextrose 5% = 1 : 2 .
Hasil : Terpasang cairan Dextrose % 28 tetes/ menit, botol keempat pada tangan kanan.
Menganjurkan pada ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung.
Hasil : Ibu bersedia untuk melaksanakan anjuran yang diberikan.
Memberikan dukungan psikologis pada ibu dan memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaanya.
Hasil : ibu merasa lebih baik dan lebih tenang dengan kondisinya saat ini.
Tindakan yang di berikan:
a. Cairan yang terpasang dextrose 5% 28 tetes/ menit botol ke empat pada tangan kanan.
b. Pada jam 14.00 wita di berikan antasida sirup 1 sdt.
c. Pada jam 16.00 wita di berikan injeksi ondensetron dan ranitidine
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN PADA Ny "M"
( SOAP HARI KE II )
Tanggal 16 Mei 2014
Data Subjektif (S)
1. Ibu mengatakan mual dan muntah mulai berkurang.
2. Ibu mengatakan nafsu makan mulai membaik
3. Ibu masih sedikit pusing
4. Ibu merasa nyeri ulu hati mulai berkurang
5. BAK lancar, dan sudah BAB
Data Objektif (O)
1. KU ibu masih lemah
2. Kesadaran ibu baik.
3. Ibu muntah sebanyak 3 kali.
4. Wajah ibu sedikit pucat.
5. Tanda-tanda vital :
TD : 90/70 mmHg
N : 89 x/menit
S : 36,30C
P : 22 x /menit
6. Turgor kulit ibu mulai baik
7. Mata ibu masih agak cekung
8. Bibir tidak kering
9. Tindakan yang diberikan:
Pada jam 10.00 wita drips neurobion 1 ampul pada cairan infuse RL 28 tetes per menit pada tangan kiri.
Pada jam 14.00 wita ibu minum antasida sirup 1 sdt.
Pada jam 16.00 Wita Injeksi ondensetron dan ranitidine.
Assesment (A)
GIV PII AI, Gestasi 7 minggu 6 hari , hiperemesis gravidarum tingkat II, dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Planning (P)
Tanggal 16 me 2014, jam 16.00 wita.
Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa ibu sudah lebih baik dari sebelumnya.
Mengobservasi mual dan muntah
Hasil : ibu muntah dari jam 10.00 s/d 17.00 wita sebanyak 3 kali.
Memantau berat badan dengan menggunakan alat yang sama.
Hasil : BB ibu 43 kg.
Mengobservasi tanda-tanda vital jam 12.00 wita:
TD : 90 / 70 mmHg
N : 89 x/menit
S : 36,30C
P : 22 x/menit
Mengobservasi pengeluaran urine.
Hasil : Pengeluaran urine sebanyak ± 250 ml.
Menganjurkan kepada ibu untuk makan sedikit – sedikit tapi sering, tidak banyak bumbu dan tidak berlemak.
Hasil : ibu makan bubur yang di berikan oleh rumah sakit.
Memantau pemberian cairan intravena yaitu:
Hasil : Terpasang cairan RL + neurobion 28 tetes/ menit pada tangan kiri.
Melibatkan keluarga dalam perawatan ibu.
Hasil : keluarga bersedia untuk membantu dalam penyembuhan ibu.
Tindakan yang diberikan:
a. Pada jam 10.00 wita drips neurobion pada cairan RL.
b. Pada jam 14.00 wita diberikan antasida sirup 1 sdt.
c. Pada jam 16.00 wita diberikan injeksi ondensetron dan ranitidine.
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN PADA Ny "M"
( SOAP HARI III )
Tanggal 17 MEI 2014
Data Subjektif (S)
1. Ibu mengatakan muntah sudah berhenti, namun masih agak sedikit mual
2. Ibu merasa sudah lebih baik dari sebelumnya
3. Ibu mengatakan mulai banyak minum air putih
4. Ibu merasa tidak terlalu pusing.
Data Objektif (O)
1. KU ibu nampak baik
2. TTV :
TD : 100/80 mmhg
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36,5°C
3. Turgor kulit baik
4. Mata tidak nampak cekung
5. Bibir tidak kering.
6. Tindakan yang diberikan:
Terpasang cairan infus RL 28 tetes/ menit.
oral ranitidine
Pada jam 16.00 wita injeksi ondesentron dan ranitidin.
Assesment (A)
GIV PII AI, umur kehamilan 8 minggu dengan hiperemesis gravidarum tingkat II.
Planning (P)
Tanggal 17 Mei 2014, jam: 17.00 wita.
Menyampaikan pada ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu sudah membaik.
Mengobservasi TTV :
TD : 100/80 mmhg
N : 80 x/menit
S : 36,5ºC
P : 20 x/menit
Memberi penyuluhan pada ibu tentang makanan yang bergizi dan 9 tanda bahaya dalam kehamilan.
Hasil : Ibu mengetahui jenis makanan yang dibutuhkan ibu hamil dan bersedia mengkomsumsi makanan yang bergizi serta ibu mengetahui tentang tanda bahaya pada kehamilan.
Tindakan yang diberikan:
a. Terpasang cairan infus RL 28 tetes / menit.
b. oral ranitidine
c. Pada jam 16.00 wita injeksi ondesetron dan ranitidin.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dan hasil tinjauan kasus pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny "M" dengan hiperemesis gravidarum tingkat I. Pembahasan ini dibuat berdasarkan asuhan yang nyata dengan pendekatan asuhan kebidanan.
Langkah I Pengkajian dan Analisa Data
Dalam pengkajian di awali dengan pengumpulan data melalui anamnese dengan pasien, pada teori hiperemesis gravidarum tingkat II diperoleh gejala yaitu muntah terus-menerus menyebabkan penderita tampak lemah, nafsu makan berkurang,mata cekung,sedikit ikterus,turgor kulit makin menurun,lidah kering dan kotor,frekuensi nadi semakin cepat,tekanan darah menurun,suhu badan meningkat, kadang muntah bercampur darah.(Eni nur rahamati:2011,52)
Pada Ny"M" diperoleh Data subjektif
Mual dan muntah terus menerus
Tidak ada nafsu makan
Berat badan merunun
Nyeri ulu hati,pusing dan lemas
Sering buang air kecil
Pada Ny"M"diperoleh Data objektif
Ibu Nampak lemah
Turgor kulit kurang baik
Mata cekung,conjungtiva pucat dan sclera sedikit ikterus
Lidah kotor dan kering
TTV:
TD :90/60 mmHg
N :100 x/menit
S :37,5oC
P:24x/menit
Dalam hal ini terdapat perbedaan antara teori dan kasus tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
B. Langkah II Diagnosa / Masalah Aktual
Pada kehamilan terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron, dimana sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap peningkatan HCG dalam serum, sehingga dapat menimbulkan reaksi berupa mual sampai muntah dan menganggu aktivitas sehari-hari.Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil mudah, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
Berdasarkan data diatas dirumuskan diagnosa / masalah aktual sebagai berikut: GIV PII AI, kehamilan 7 minggu 5 hari, hiperemesis gravidarum Tingkat II dengan masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan data yang ditemukan.
C. Langkah III Diagnosa / Masalah Potensial
kehamilan dengan kasus hiperemesis gravidarum tingkat II antara lain: potensial terjadi hiperemesis gravidarum tingkat III dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin. karena muntah yang berlebihan mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi, karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terbentuklah badan keton didalam darah yang menambah beratnya gejala klinik.
Pada kasus Ny."M" dalam yang diperoleh menunjukkan adanya persamaan gejala/keluhan yang terdapat pada hiperemesis gravidarum tingkat I. Dalam hal ini tidak tetrdapat kesenjangan antara teori dengan data yang ditemukan.
D. Langkah IV Melaksanakan Tindakan Segera / Kolaborasi
Penangana atau tindakan yang harus dilakukan pada kasus hiperemesis gravidarum adalah pemberian cairan intravena yang cukup elektrolit karbohidrat dan protein dengian glukosa 5% RL untuk mengantikan cairan yang keluar akibat muntah yang berlebihan ditambah vitamin yang dianjurkan vitamin B1,B12,antasida dan sedative misalnya luminal.
Pada kasus Ny"M" tindakan segera pemberian infus dextrose 28 tetes/menit kemudian kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yaitu luminal,dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan dengan kasus yang ditemukan.
E. Langkah V Perencanaan Tindakan
Untuk mencapai tujuan tersebut, sesuai dengan tinjauan kepustakaan, tindakan yang dilakukan pada Ny."B" dengan hiperemesis gravidarum tingkat I adalah terapi obat-obatan, melalui oral dan parental (cairan) serta terapi psikologis. Begitu pula rencana tindakan yang dilakukan pada kasus Ny."B" dalam hal ini perencanaan pada tinjauan kasus dan tinjauan pada kepustakaan tidak ada kesenjangan yang berarti bahwa setiap perencanaan disesuaikan dengan kebutuhan klien, kriteria serta tujuan yang akan dicapai.
F. Langkah VI Implementasi Asuhan Kebidanan
Pada tahap pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny."M". penulis melaksanakan sesuai rencana yaitu penatalaksanaan pemberian cairan dan kolaborasi terapi obat, serta melakukan terapi psikologis. Pada tahap ini penulis tidak menemukan permasalahan yang berarti, hal ini di tunjang oleh klien dan keluarganya kooperatif dalam menerima semua anjuran dan tindakan yang diberikan. Dalam hal ini tidak ada kesenjangan dalam pelaksanaan yang terjadi pada teori dan pada kasus Ny. "B" bahwa dalam pemberian makanan diberikan dalam porsi kecil namun sering hal ini dilakukan untuk membantu mengurangi mual dan muntah akibat makanan atau minuman yang masuk melalui oral.
G. Langkah VII Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen kebidanan. Hasil evaluasi dari Ny."M" telah direncanakan sesuai dengan kebutuhan klien, dan tujuan dari rencana yang ditentukan telah tercapai, yaitu ibu mengerti keadaan yang sedang dialaminya, tidak terjadi komplikasi yang lebih berat, kekurangan cairan sudah teratasi ditandai dengan keadaan ibu yang sudah membaik, ibu tidak mual dan muntah lagi, dan kebutuhan nutrisi ibu sudah membaik,pusing sudah berkurang.hal ini membuktikan bahwa pendekatan asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny."M" berhasil.
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa tidak adanya kesenjangan antara teori dan kasus pada Ny.'M".
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis membahas tentang asuhan kebidanan dengan hiperemesis gravidarum tingkat II pada Ny "M" di RSUD Daya makassar dari tanggal 15-17 mei 2014, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut
Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum merupakan suatu masalah/diagnosa yang sering terjadi terutama pada triwulan I kehamilan, dan kadang-kadang dapat berlangsung terus selama kehamilan yang ditandai dengan mual muntah yang berlebihan, sampai terjadi dehidrasi dan aseton urin serta gangguan kesadaran.
Penyebab dari hiperemesis gravidarum belum dapat diketahui dengan pasti, namun terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi yaitu faktor predisposisi, faktor organik dan faktor psikologi.
Tindakan pertama yang perlu diperhatikan dalam penanganan masalah hiperemesis gravidarum adalah menentukan tingkat penyakit berdasarkan gejala-gejala klinik yang ada yaitu ringan, sedang atau berat dan segera mengganti cairan yang keluar akibat muntah yang hebat.
Pada penderita hiperemesis gravidarum perlu dilakukan kolaborasi untuk pemberian obat yang dapat mengatasi muntah dan rasa nyeri pada ulu hati.
Hiperemesis gravidarum jika diberikan penanganan yang lebih baik dan lebih awal akan lebih cepat mengatasi morbiditas dan dapat mencegah terjadinya mortalitas bagi ibu dan janin
Saran
Bagi ibu hamil
Diharapkan agar tiap ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) sedini mungkin secara teratur dan selalu waspada terhadap segala resiko terjadinya komplikasi khususnya pada kasus hiperemesis gravidarum.
Pentingnya kematangan fisik dan mental dalam mempersiapkan setiap kehamilan agar kehamilan dapat terjaga dan dapat melahirkan bayi yang sehat.
Bagi petugas kesehatan
Petugas kesehatan dapat mengenali dan medeteksi setiap kemungkinan terjadinya komplikasi kehamilan dan memberikan pelayanan sedini mungkin pada ibu hamil.
Petugas kesehatan khususnya bidan perlu mempehatikan keadaan psikis pasien serta diharapkan memberikan dorongan moril kepada pasien untuk menunjang proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
.
Dinas kesehatan Sulawesi selatan. 2009. Profil kota Makassar. http://datinkesulsel.wordpress.com diakses pada tanggal 26 juni 2012.
Indrayani. 2011. Buku ajar asuhan kebidanan. Tim (Trans Info Media); Jakarta.
Jannah, nurul. 2012. Buku ajar asuhan kebidanan. Andi ; Yogyakarta.
Manuaba, ida bagus Gde. 2010. Ilmu kebidanan penyakit kandungan, dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. EGC ; Jakarta.
Muslihatun, wafi nur. 2010. Dokumentasi kebidanan. Fitramaya ; Yogyakarta.
Prawirohardjo, sarwono. 2008. Ilmu kebidanan. Bina pustaka ; Jakarta.
Rahmawati, eni nur. 2011. Ilmu praktis kebidanan. Victory Inti Cipta ; Surabaya.
Rukiyah, Ai yeyeh. 2010. Ilmu kebidanan IV (patologi kebidanan). Tim (Trans Info Media) ; Jakarta.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Judul : Penyuluhan Gizi Bumil
Sasaran : Ny "M"
Tempat : Ruang GSR (lantai V) RSUD Daya Makassar.
Hari / Tanggal : Jumad, 16 mei 2014
Waktu : Jam 09.15 – 10.50 wita
Metode : Diskusi dan Ceramah
Referensi : Indrayani, 2011. Buku ajar asuhan kehamilan. TIM; Bandung.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah penyuluhan diharapkan Ibu mengerti tentang gizi Ibu hamil dan tanda bahaya kehamilan.
Tujuan Instruksional Khusus
Ibu mengerti fungsi kebutuhan zat gizi Ibu hamil dan tanda bahaya kehamilan
Ibu mengetahui sumber kebutuhan zat gizi Ibu hamil
GIZI IBU HAMIL
Pada masa kehamilan, ibu hamil harus menyediakan nutrisi yang penting bagi pertumbuhan anak dan dirinya sendiri. Kebutuhan nutrisi ibu hamil banyak mendapat perhatian dari berbagai komite di sejumlah Negara. Calon ibu sebaiknya makan diet yang seimbang, menyediakan perawatan yang mencukupi, memeriksakan kandungan hemoglobin dalam darah, karena ibu mengandung bayinya yang sama-sama memerlukan makanan yang cukup namun perlu diwaspadai adanya kenaikan berat badan. Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita yang tidak hamil, kegunaan makanan tersebut adalah:
Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan.
Kuntuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu sendiri.
Guna mengadakan cadangan untuk persiapan laktasi.
Caranya :
Ibu harus makan teratur 3 kali sehari.
Hidangan harus tersusun dari bahan makanan yang bergizi yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan serta susu 1 gelas setiap harinya.
Pergunakan aneka ragam makanan yang ada.
Pilihlah,macam bahan makanan yang segar.
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Kalori
Fungsi : Untuk memberi tenaga dan rasa kenyang
Kebutuhan : Pada trimester I penambahan 150 kal/hari, dan 300 kal/hari selama trimester II dan III total kalori yang dibutuhkan adalah 2500 kal/hari.
Sumber : Padi-padian, umbi-umbian meliputi beras, jagung, gandum, ubi jalar, singkong, kentang, tepung dan cereal.
Protein
Fungsi : Pertumbuhan dan perkembangan sel, sekresi essensial tubuh (enzim, hormone, antibody, hemoglobin), mengatur keseimbangan asam basa, mengganti sel-sel yang rusak, dan dibutuhkan juga untuk kembang janin agar berlangsung optimal.
Kebutuhan : kebutuhan protein selama hamil bertambah sebanyak 10gr/hari berarti wanita hamil harus mengkomsumsi protein sebanyak 60gr/hari.
Sumber : Protein hewani yaitu susu, daging, ikan, ayam, telur dll. Protein nabati yaitu gandum, jagung, kedelai dll.
Mineral
Fungsi : Membangun sel-sel tubuh, membentuk cairan tubuh, mengangkut makanan dan sisa makanan, serta mengatur suhu tubuh.
Sumber : Buah-buahan, sayur-sayuran serta air putih yang matang.
Lemak
Asupan lemak ibu hamil tidak boleh melebihi 25% kebutuhan energy. Lemak ini hanya sebagai tambahan, cukup gunakan 1-2 sendok makan minyak untuk memasak atau dioles.
Fungsi : Sebagai sumber energi bagi tubuh, membuat makanan menjadi enak.
Sumber : Asam lemak jenuh : daging sapi, keju, susu, mentega, minyak kelapa dll. Asam lemak tak jenuh : ikan, kerang-kerangan, kacang-kacangan, minyak kedelai dll.
Vitamin
a) Vitamin A
Berperan dalam mengganti sel baru pada semua jaringan tubuh dan sel syaraf, pembentukan tulang, gigi, mencegah cacat bawaan, system kekebalan tubuh ibu hamil. Sumber adalah sayuran hijau, buah, sayuran berwarna kuning, cabai, hati sapi, margarine, penambahan vitamin A adalah 20.000 sampai 30.000 IU.
b) Vitamin B6
Berfungsi untuk metabolism karbohidrat dan protein, sumber makanan adalah: daging, unggas, telur, sayuran kunig tua, tepung, cereal.
c) Vitamin B1, B2, B3
Digunakan untuk metabolism energy, sumber makanan terdapat pada hati, daging sapi, telur, keju, sayuran hijau.
d) Vitamin B12
Berguna untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dan memelihara sel saraf, terdapat pada protein hewani dan rumput laut.
e) Vitamin C
Berfungsi sebagai antioksidan, membantu tyrosin, folat, histamine, dan membantu fungsi leukosit dan respon imun. Wanita hamil memerlukan 70 mg/hari dan terdapat pada strawberry, melon, broccoli, cabai, tomat, kulit kentang dan sayuran hijau.
f) Vitamin D
Berfungsi untuk penyerapan calcium dan fosfor dari saluran cerna ke tulang dan gigi ibu dan janin. Terdapat pada susu dan telur. Dan juga dapat diperoleh dari pancaran sinar matahari.
g) Vitamin E
Berfungsi untuk menjaga struktur dan fungsi komponen-komponen sel tubuh ibu dan janin, membantu pembentukan sel darah merah, sebagai anti oksidan. Terdapat pada margarine, gandum, padi-padian dan kacang.
Iodine.
Kekurangan iodium akan menyebabkan gangguan pada janin seperti: tuli dan gangguan syaraf. Terdapat pada garam, kebutuhan akan iodine adalah 150 mikrogram/hari.
Menu Seimbang Untuk Wanita Hamil
Pada waktu hamil Ibu makan untuk dua orang yaitu untuk dirinya sendiri dan untuk janin yang dikandungnya.
Makan paling sedikit bertambah 1 porsi untuk setiap harinya.
Makan dalam jumlah sedikit, tetapi frekuensi sering.
Contoh menu sehari-hari bagi bumil, susunan hidangan dapat disesuaikan dengan kemampuan ekonomi setiap keluarga.
Contoh susunan menu bagi Ibu hamil
1. Makan pagi, pukul 07.00 wita
Nasi 3/4 piring (150 gr), orak-arik buncis dan wortel 1/2 mangkok (100 gr), tempe goreng 1 potong (75 gr).
2. Jajanan, pukul 10.00 wita
Bubur kacang ijo 1 gelas.
3. Makan siang, pukul 12.00 wita
Nasi 1/2 piring (300gr), sayur bening bayam + labu 1 mangkok (200 gr), ikan masak 1 potong (75gr), tahu tumis 2 potong (100 gr), pepaya 1 potong (150gr).
4. Jajanan, pukul 16.00 wita
Pisang goreng 2 potong + teh manis.
5. Makan malam, pukul 19.00 wita
Nasi 1/2 piring (300 gr), tumis kangkung 1 mangkok, ikan goreng 1 potong (75 gr), pisang susu 2 biji (100 gr). Bila mungkin sebelum tidur minum 1 gelas susu hangat.
TANDA BAHAYA DALAM KEHAMILAN
Tanda dan bahaya dalam kehamilan yang paling penting diketahui adalah :
Sakit kepala yang hebat
Dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin dalam kandungan karena ini merupakan tanda dari eklampsia berat
Penglihatan kabur
Merupakan salah satu tanda dari pre eklampsia berat yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janin jika penanganannya terlambat.
Bengkak pada wajah dan tangan
Juga merupakan salah satu tanda dari pre eklampsia berat
Muntah terus-menerus
Keadaan ini akan membahayakan kesehatan ibu karena cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi sehingga kebutuhan jumlah makanan dan oksigen tidak mencukupi.
Nyeri perut hebat sebelum waktunya
Merupakan tanda bahaya baik pada ibu maupun janinnya.
Penurunan gerakan janin
Keadaan ini merupakan tanda bahaya pada janin
Perdarahan dari jalan lahir
Perdarahan pada hamil muda dapat menyebabkan keguguran
Perdarahan pada hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan anak dal kandungan.
Demam tinggi
Biasanya karena infeksi, demam tinggi biasa membahayakan keselamatan jiwa ibu, menyebabkan keguguran atau kelahiran kurang bulan.
Kejang
Dapat menyebabkan kematian pada ibu dan kegawatan bahkan kematian pada janin karena kekurangan suplai oksigen.
YAYASAN PENDIDIKAN KARYA ANAK BANGSAAKADEMI KEBIDANAN SANDI KARSA MAKASSARJL. BUNG NO.37 TLP./FAX. 0411-591279
YAYASAN PENDIDIKAN KARYA ANAK BANGSA
AKADEMI KEBIDANAN SANDI KARSA MAKASSAR
JL. BUNG NO.37 TLP./FAX. 0411-591279
DAFTAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH
Pembimbing : ROSDIANA TULU,SKM.M.KES
Judul KTI : ASUHAN KEBIDANAN PADA NY"M" DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II
NAMA : THERESIA ELISABETH M.
NIM : B-110307
NO
HARI /TANGGAL KONSUL
MATERI YANG DIKONSULTASIKAN
TELAH DIPERBAIKI
ACC
TTD
1
2
3
4
5
6
JUMAD 16 MEI 2014
JUMAD 30-MEI-2014
SENIN 02-JUNI-2014
SELASA 03-JUNI-2014
RABU 04-JUNI-2014
KAMIS 05-JUNI-2014
JUDUL KTI
KATA PENGANTAR
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV DAN BAB V
SAP
HIPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT II
-Ucapan syukur
-visi,misi diperbaiki
-
-KELUHAN UTAMA DAN HPHT
-BAB IV DISINGKATKAN
MENGETAHUI PEMBIMBING
ROSDIANA TULU,SKM.M.KES
YAYASAN PENDIDIKAN KARYA ANAK BANGSAAKADEMI KEBIDANAN SANDI KARSA MAKASSARJL. BUNG NO.37 TLP./FAX. 0411-591279
YAYASAN PENDIDIKAN KARYA ANAK BANGSA
AKADEMI KEBIDANAN SANDI KARSA MAKASSAR
JL. BUNG NO.37 TLP./FAX. 0411-591279
DAFTAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH
Pembimbing : Dra.Lintje Tulu,M.kes
Judul KTI : ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI"H" DENGAN BBLR
NAMA : NUNRITA RAHIM
NIM : B-11290
NO
HARI /TANGGAL KONSUL
MATERI YANG DIKONSULTASIKAN
TELAH DIPERBAIKI
ACC
TTD
MENGETAHUI PEMBIMBING
Dra.Linjte Tulu,M.kes