BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
1. KONSEP PENYAKIT
2.1 Definisi ISK
Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme didalam saluran kemih,yang dalam keadaan normal air
kemih tidak mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain.infeksi
saluran kemih dapat terjadi baik lpria maupun wanita dari semua
umur,dan dari kedua jenis kelamin ternyata wanita lebih sering
menderita infeksi dari pada pria.(Sudoyo Aru,dkk2009 )
Infeksi saluran kemih adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme didalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air
kemih tidak mengandung bakteri, virus, mikroorganisme lain. (Nanda Nic-
Noc,2012)
Infeksi saluran kemih adalah invasi mikroorganisme pada salah satu atau
beberapa bagian saluran kemih.( Muttaqin, A dan Sari, K 2011)
Infeksi saluran kemih (ISK ) Atau Urinarius Tractus Infection(UTI)
adalah suatu keadaan adanya infasi mikroorganisme pada saluran
kemih.(Agus Tessy,2001 hal.112)
Klasifikasi ISK Menurut M.Clevo Rendy dan Margareth TH (2012,hal 220)
berdasarkan letak peradangan yaitu :
1.Kanduung Kemih (Sistitis)
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran
balik urine dari uretra kedalam kandung kemih , kontaminasi fekal,
pemakaian kateter atau sistokop.
2.Uretra (Uretritis)
Uretritis adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan
sebagai gonoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan
melalui kontak seksual. Uretritis non gonoreal adalah uretritis yang
tidak berhubungan dengan niesseria gonorhea biasanya disebabkan oleh
klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.
3.Prostat (Prostatitis)
4.Ginjal (pielonefritis)
Pielonefritis infeksi traktus urinarius atas merupakan infeksi bakteri
pada ginjal, tubulus dan jaringan interstisial dari satu atau kedua
ginjal.
Infeksi saluran kemih (ISK) pada usia lanjut, dibedakan menjadi :
I. ISK Uncomplicated (simple) merupakan ISK sederhana yang terjadi pada
penderita dengan saluran kencing tak baik, anatomic maupun fungsional
normal.ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita Wanita dan
infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
II. ISK Complicated , sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali
kuman penyebab sulit diberantas,kuman penyebab sering resisten terhadap
beberapa macam antibiotika, sering terjadi bakterimia, sepsis dan shock.
2.2 Etiologi
ISK terjadi tergantung banyak factor seperti : usia, gender, prevalensi
bakteriuria,dan factor predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur
saluran kemih termasuk ginjal. Berikut menurut jenis mikroorganisme dan
usia :
1. Jenis – jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK,antara lain :
- Escherichia Coli : 90 % Penyebab ISK uncomplicated (simple )
- Pseudomonas, Proteus, Klebsiella : penyebab ISK complicated
- Enterobacter, Staphylococcus Epidemidis, Enterococci,dll.
Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain :
- Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengososngan kandung
kemih yang kurang efektif.
- Mobilitas menurun.
- Nutrisi yang kurang baik.
- Sistem imun menurun.
- Hilang efek bakterisid dari sekresi prostat.
2.3 Anatomi
Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang
fungsinya membuang
limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan dua
ureter, yang
mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) yang
berfungsi sebagai
reservoir bagi kemih dan urethra. Saluran yang menghantar kemih dari
kandung kemih keluar tubuh sewaktu berkemih. Setiap hari ginjal menyaring
1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta nefron, yaitu
suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan satu
ginjal pun sudah mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya
21 % dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit.
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm dan lebar 2,5 cm
pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira
150 gram dan kira-kira sebesar kepalang tangan. Ginjal terletak
retroperitoneal dibagian belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih
rendah dari ginjal kiri karena ada hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk
kacang, dan permukaan medialnya yang cekung disebut hilus renalis, yaitu
tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran, seperti pembuluh darah,
pembuluh getah bening, saraf dan ureter. Panjang ureter sekitar 25 cm
yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada dinding posterior abdomen
di belakang peritoneum. Di pelvis menurun ke arah luar dan dalam dan
menembus dinding posterior kandung kemih secara serong (oblik). Cara
masuk ke dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung kemih sedang
terisi kemih akan menekan dan menutup ujung distal ureter itu dan
mencegah kembalinya kemih ke dalam ureter. Kandung kemih bila sedang
kosong atau terisi sebagian, kandung kemih ini terletak di dalam pelvis,
bila terisi lebih dari setengahnya maka kandung kemih ini mungkin teraba
di atas pubis. Peritenium menutupi permukaan atas kandung kemih.
Periteneum ini membentuk beberapa kantong antara kandung kemih dengan
organ-organ di dekatnya, seperti kantong rektovesikal pada pria, atau
kantong vesiko-uterina pada wanita. Diantara uterus dan rektum terdapat
kavum douglasi.
Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem
reproduksi
maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan
bertindak hanya sebagai system Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium
uretra internal dari kandung kemih dan berjalan turun dibelakang simpisis
pubis melekat ke dinding anterior vagina. Terdapat sfinter internal dan
external pada uretra, sfingter internal adalah involunter dan external
dibawah volunter kecuali pada bayi dan pada cedera atau penyakit saraf.
4. Patofisiologi
Infeksi saluran kemih bagian bawah paling banyak disebabkan oleh
mikroorganisme terutama bakteri gram negatif yaitu Escherichia Coli
yang mencapai kurang lebih 90 persen kejadian, disertai dengan
pseudomonas, enterobakter, Bakteri gram positif : streptococcus, S.
Saprofit. Secara normal mikroorganisme tersebut terdapat pada saluran
intestinal, tetapi bila terjadi infeksi pada saluran intestinal maka
terjadi respon tubuh terhadap infeksi sehingga timbul demam, anoreksia,
mual, muntah, menggigil, diare. Apalagi jarak anatomi intestinal dan
vesika urinaria yang dekat sehingga memudahkan mikroorganisme masuk
melalui urethra secara asenden. Masuknya mikroorganisme ini dapat
disebabkan karena hubungan sex yang terlalu berlebihan, yang biasanya
banyak terjadi pada wanita muda, dimana jarak antara vagina dan vesika
urinaria dekat sehingga dapat membawa kuman ke vesika urinaria melalui
sperma, sperma dapat membuat pH vagina menjadi meningkat hingga tidak
dapat membunuh kuman yang masuk pada vesika urinaria. Apalagi bila
setelah itu tidak mengosongkan kandung kemih maka mikroorganisme akan
berkolonisasi di dalam vesika urinaria.
Pemasangan alat pada traktur urinarius misal ; penggunaan kateter dan
sistoscopy merupakan faktor utama terjadinya infeksi saluran kemih
karena saat membuka uretra kuman pada daerah uretra tersebut dapat masuk
bersamaan dengan alat yang dimasukkan dan penggunaan alat yang lama
dapat menyebabkan mikroorganisme berkembang dan berkolonisasi pada
vesika urinaria dan menyebar ke seluruh sistem urinarius. Intake minum
yang kurang, menyebabkan urine sedikit keluar, yang seharusnya jumlah
urine normal untuk membawa sisa metabolisme adalah 1400 – 1900 ml. Minum
yang kurang menyebabkan bakteri yang ada pada vesika urinaria tidak
dapat di bawa keluar.
Pada penyakit DM kelebihan insulin di dalam tubuh sehingga urine
mengandung glukosa dan adanya gangguan aliran urine misal : Nefropati
dan Angiopati ( kelainan pembuluh darah ) di ginjal sehingga air kemih
mengandung glukosa yang lebih dari normal sehingga kuman menjadi lebih
mudah berkembang.
Hal-hal yang terjadi di atas dapat menimbulkan penyebaran mikroorganisme
ke seluruh saluran kemih sehingga dapat terjadi statis urine yang
menyebabkan infeksi sehingga timbul keluhan disuria, sering berkemih,
ketidaknyamanan suprapubik, urgency, peningkatan suhu. Urine statis ini
memungkinkan terjadinya Reflux ke ureter yang telah terkontaminasi
dengan urine ke pelvis ginjal.
Secara normal mikroorganisme yang masuk dapat di lawan oleh kandung
kemih karena adanya lapisan kandung kemih yang memproduksi sel mukus
dimana dapat memelihara integritas lapisan vesika urinaria, sehingga
sterilitas dari pada urine dapat cepat kembali, karena mekanisme
pertahanan vesika urinaria dapat selama fase inflamasi akan memasukkan
mikroorganisme ke dalam proses fagositosis pada mukosa (epitel) vesika
urinaria dan urine, dimana secara normal mekanisme pertahanan memiliki
kerja anti bakteri (pada selaput lendir urethra).
Bila sudah terjadi obstruksi pada saluran kemih akan memudahkan
berkembangnya kuman menjadi media yang alkali dan ini dapat terjadi juga
bila saluran kemih terjadi kerusakan. Obstruksi ini menyebabkan urine
yang keluar sedikit-sedikit, pengosongan kandung kemih yang tidak
tuntas, spasme kandung kemih, warna urine yang keruh, low back pain dan
dapat terjadi hematuri terutama pada keadaan trauma urethra. ( M. Clevo
Rendy, Margareth TH, 2012 hal 218)
2.5 Manifestasi Klinis
- Rasa ingin buang air kecil,meski sudah dicoba untuk berkemih namun
tidak ada air kemih yang keluar.
- Sering kencing dan kesakitan saat kencing, air kencing bisa berwarna
putih, coklat atau kemerahan dan bau nya sangat menyengat.
- Warna air seni kental / pekat seperti air teh,kadang kemerahan bila
ada darah.
- Nyeri pada pinggang.
- Demam/ menggigil, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai
ginjal. ( diiringi rasa nyeri disisi bawah belakang rusuk, mual,
atau muntah )
- Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh
– sembuh dapat menjadi pemicu terjadinya kanker kandung kemih.
- Pada neonatus usia 2 bulan, gejalanya dapat menyerupai infeksi atau
sepsis berupa demam, apatis, berat badan tidak naik, muntah,
mencret, anoreksia, problem minum dan sianosis (kebiruan)
- Pada bayi gejalanya berupa demam, berat badan sukar naik atau
anoreksia.
- Pada anak besar gejalanya lebih besar gejalanya lebih khas seprti
sakit waktu kencing, frekuensi kencing meningkat, nyeri perut atau
pinggang,mengompol, dan bau kencing yang menyengat.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
a. Leukosuria atau puria : merupakan salah satu bentuk adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/ lapang
pandang besar (LBP) sediment air kemih.
b. Hematuria : Hematuria positif bila 5 – 10 eritrosit/ LBP sediment
air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis
baik berupa kerusakan glomerolus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
a. Mikroskopis
b. Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter
urin dari urin tampung aliran tengah atau dari specimen dalam kateter
dianggap sebagai criteria utama adanya infeksi.
5. Metode tes
a. Tes dipstick multistrip untuk WBC ( tes esterase leukosit ) dan
nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase leukosit
positif : maka pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess
positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal
menjadi nitrit.
b. Tes Penyakit Menular Seksual (PMS) : Uretritia akut akibat organime
menular secara seksual (misal, klamidia trakomatis, neisseria
gonnorrhoeae, herpes simplek) .
c. Tes - tes tambahan : Urogram Intravena (UIV), Pielografi (IVP),
msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untk menentukan
apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu,
massa renal atau abses, hodronerosis atau hiperplasie prostat. Urogram
IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat
dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang
resisten.
2.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih ini adalah
karena adanya proses reflux atau mikroorganisme yang di dapat secara
asendens, yaitu menyebabkan :
1. Pyelonefritis Infeksi
yang naik dari ureter ke ginjal, tubulus reflux urethrovesikal dan
jaringan intestinal yang terjadi pada satu atau kedua ginjal.
2. Gagal Ginjal
Terjadi dalam waktu yang lama dan bila infeksi sering berulang atau
tidak diobati dengan tuntas sehingga menyebabkan kerusakan ginjal baik
secara akut dan kronik.
8. Penatalaksanaan Medis Dan Non Medis
1) NonMedis
- Istirahat.
- Diet : perbanyak vitamin A dan C untuk mempertahankan epitel saluran
kemih.
2) Medis
Antibiotik sesuai kultur, jika hasil kultur belum ada dapat diberikan
antibiotik antara lain cefotaxime, ceftriaxone,
kotrimoxsazol,trimetoprim, doksisiklin.
- Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1 –2 minggu
- Antibiotik jangka panjang ( baik dengan obat yang sama atau di ganti
) dalam jangka waktu 3 – 4 minggu.
- Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum
tidur dalam waktu 3 – 6 bulan atau lebih ini merupakan pengobatan
lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.
- Bila ada tanda-tanda urosepsis dapat diberikan imipenem atau kombinasi
penisilin dengan aminoglikosida.
- Untuk ibu hamil dapat diberikan amoksisilin,nitrofurotoin atau
sefalosporin.
Penanganan Infeksi Saluran Kemih ( ISK ) yang ideal adalah agens
antibacterial yang secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus
urinarius dengan efek minimal terhadap flora fekal dan vagina.
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan
infeksi.penggunaan medikasi yang umum mencakup : sulfisoxazole
(gastrisin),trimethoprim / sulfamethoxazole ( tpm /
smz,bactrim,septra),kadang ampicillin atau amoksisilin
digunakan,tetapi E.Coli telah resisten terhadap bakteri
ini.pyridium,suatu analgesic urinarius juga dapat digunakan untuk
mengurangi ketidak nyamanan akibat infeksi.Dan dianjurkan untuk sering
minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas mikroorganisme yang
mungkin naik ke uretra,untuk wanita harus membilas dari depan
kebelakang untuk menghindari kontaminasi lubang uretra oleh bakteri
feces.
2.9 Pencegahan ISK
1. Minum air putih yang banyak 2 – 2,5 liter per hari.
2. Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat
mengiritasi kandung kemih.
3. Menganjurkan menjaga personal hygiene yang benar :
jangan menggunakan jeans atau celana yang terlalu ketat.
Hindari hubungan sex yang terlalu sering dan berlebihan dan
setelah itu biasakan mengosongkan kandung kemih
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
B. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama, Umur, Jenis Kelamin, Agama, Suku, Bangsa, Pekerjaan, Pendidikan,
Status Perkawinan, Alamat, Tanggal Masuk Rumah Sakit.
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama: Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang
meliputi keluhan pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian
bawah keluhan klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di
uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta
rasa sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien
mengalami ISK bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala,
malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau
nyeri pinggang.
b) Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan riwayat kesehatan klien saat ini yang meliputi keluhan
pasien, biasanya jika klien mengalami ISK bagian bawah keluhan
klien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra
sewaktu kencing dengan air kemih sedikit- sedikit serta rasa
sakit tidak enak di suprapubik. Dan biasanya jika klien mengalami
ISK bagian atas keluhan klien biasanya sakit kepala, malaise,
mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak atau nyeri
pinggang
c) Riwayat kesehatan Dahulu
Pada pengkajian biasanya ditemukan kemungkinan penyebab infeksi
saluran kemih dan memberi petunjuk berapa lama infeksi sudah di
alami klien. Biasanya klien dengan ISK pada waktu dulu pernah
mengalami penyankit infeksi saluran kemih sebelumnya atau
penyakit ginjal polikistik atau batu saluran kemih, atau
memiliki riwayat penyakit DM dan pemakaian obat analgetik atau
estrogen, atau pernah di rawat di rumah sakit dengan dipasangkan
kateter.
d) Riwayat Kesehatan Keluarga.
Merupakan riwayat kesehatan keluarga yang biasanya dapat
meperburuk keadaan klien akibat adanya gen yang membawa penyakit
turunan seperti DM, hipertensi dll. ISK bukanlah penyakit turunan
karena penyakit ini lebih disebabkan dari anatomi reproduksi,
higiene seseorang dan gaya hidup seseorang, namun jika ada
penyakit turunan di curigai dapat memperburuk atau memperparah
keadan klien.
3. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Riwayat penyakit yang berhubungan dengan kandung kemih, trauma
kandung kemih, infeksi saluran kemih berulang, Personal
hygiene yang salah, Kebiasaan menahan BAK, Riwayat penyakit DM
b. Pola Nutrisi Metabolisme
Berapa kali makan dalam sehari, berapa banyak minum dalam sehari,
komposisi makanan yang dikonsumsi.
c. Pola Eliminasi
Berapa kali dalam sehari BAB/ BAK, konsistensi, warna, bau
khas.
d. Pola Tidur dan Istirahat
berapa jam istirahat (siang dan malam), kualitas tidur/
istirahat.
e. Pola Persepsi dan Kognitif.
Nyeri Supra pubik, Dysuria, Rasa terbakar saat berkemih, Spasme
kandung kemih, Low back pain.
f. Pola Sistem Kepercayaan.
Keyakinan yang dianut oleh pasien
4. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran Tanda – tanda vital Pemeriksaan head to toe
"NO "BAGIAN TUBUH"PEMERIKSAAN FISIK "
"1. "Rambut "keadaan kepala klien ISK biasanya baik "
" " "(tergantung klien): distibusi rambut merata, "
" " "warna rambut normal (hitam), rambut tidak "
" " "bercabang, rambut bersih. pada saat di palpasi "
" " "keadaan rambut klien ISK biasanya lembut, tidak"
" " "berminyak, rambut halus. "
"2. "Mata "keadaan mata penderita ISK biasanya normal. "
" " "Mata simetris, tidak udema di sekita mata, "
" " "sklera tidak ikterik, konjugtiva anemis, "
" " "pandangan tidak kabur. "
"3. "Hidung "normal. Simetris tidak ada pembengkakan ,tidak "
" " "ada secret, hidung bersih "
"4. "Telinga "Normal. telinga simetris kiri dan kanan, bentuk"
" " "daun teling normal, tidak terdapat "
" " "serumenm,keberihan telinga baik. "
"5. "Mulut "mukosa bibir kering, keadaan dalam mulut "
" " "bersih(lidah,gigi,gusi) "
"6. "Leher "biasanya pada klien ISK Normal "
" " "I : leher simetris,tidak ada penonjolan "
" " "JVP,terlihat pulsasi "
" " "Pa: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak"
" " "ada pembesaran nodus limfa "
"7. "Thoraks "I : dada simetris kiri dan kanan, pergerakan "
" "Paru "dada sama, pernapasan cepat dan dangkal, tidak "
" " "ada penonjolan rusuk. "
" " "Pa : Normal.tulang rusuk lengkap, tidak ada "
" " "nyeri tekan dan nyeri lepas serta edema atau "
" " "massa.tractil fremitus positif kiri dan kanan. "
" " "Pe: suara dullness pada daerah payudara, dan "
" "Jantung "suara resonan pada intercosta. "
" " "Au: Normal.tidak terdengar suara tambah pada "
" " "pernapasan (ronchi,whezing) "
" " "biasanya klien dengan ISK Normal. Yaitu Tidak "
" " "ada terjadi ganguan pada jantung klien (kecuali"
" " "klien memilki riwayat sakit jantung).teraba "
" " "pulsasi pada daerah jantung klien pada "
" " "intercosta 2 dan pada intercosta 3-5 tidak "
" " "teraba, pada garis mid klavikula teraba vibrasi"
" " "lembut ketukan jantung.suara jantung S1 dan s2 "
" " "terdengar dan seimbang pada intercosta ke 3 dan"
" " "pada intercosta ke 5 bunyi s1 lebih dominan "
" " "dari pada s2. "
"8. "Abdomen "I : perut rata, tidak ada pembesaran hepar yang"
" " "di tandai dengan perut buncit, tidak ada "
" " "pembuluh darah yang menonjol pada abdomen, "
" " "tidak ada selulit. "
" " "Pa : ada nyeri tekan pada abdomen bagian bawah "
" " "akibat penekanan oleh infeksi "
" " "Pe : bunyi yang di hasilkan timpani "
" " "Au : bising usus terdengar "
"9. "Ekstremitas "kekuatan eks.atas dan eks.bawah baik, dapat "
" " "melakukan pergerakan sesuai perintah, tidak ada"
" " "nyeri tekan atau lepas pada ekstermitas, tidak "
" " "ada bunyi krepitus pasa ekstermitas "
5. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan baik untuk penegakkan
diagnosa atau pengobatan antara lain adalah :
1. Laboratorium
a. Analisa urine : terdapat leukosit, eritrosit, crystal, pus,
bakteri dan pH meningkat.
b. Urine kultur :
Untuk menentukan jenis kuman atau penyebab infeksi saluran kemih
misalnya : streptococcus, E. Coli, dll.
c. Darah : terdapat peningkatan leukosit, ureum dan kreatinin.
2. Blass Nier Ophage – Intra Venous Pyelogram ( BNO – IVP )
Menunjukkan konfirmasi yang cepat tentang penyebab nyeri
abdominal, panggul.
6.WOC
7. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif ditandai dengan
mual, muntah.
2. Hipertermia b/d peningkatan metabolisme akibat bakteri berkembang pada
kandung kemih..
3. Nyeri akut b/d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih, dan
stuktur traktus urinarius.
4. Retensi urie b/d peningkatan tekanan ureter, sumbatan pada kandung
kemih.
5. Gangguan eliminasi urine b/d obstruksi mekanik pada kandung kemih
ataupun stuktur traktus urinarius.
6. Resiko infeksi b/d port de entry kuman.
7. Defisiensi pengetahuan b/d kurang sumber informasi tentang kondisi,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
8. Intervensi Keperawatan.
"NO "NANDA "NOC "NIC "
"1. "Kekurangan volume "NOC "NIC "
" "cairan "Fluid balance "Fluid Management "
" "Definisi : penurunan"Hydration "Pertahankan "
" "cairan "intake "catatan intake dan"
" "intravaskuler, "Nutritional status: "output yang "
" "interstisial, atau "food and fluid. "akurat. "
" "intraseluler, ini "Kriteria Hasil "Monitor status "
" "mengacu pada "Mempertahankan urine "dehidrasi "
" "dehidrasi, "output sesuai dengan "(kelembaban "
" "kehilangan cairan "usia dan BB,BJ urine "membran mukosa, "
" "saat tanpa perubahan"normal, HT normal. "nadi adekuat "
" "pada natrium. "Tekanan darah, nadi, "tekanan darah "
" "Batasan "suhu tubuh dalam "ortostatik)jika "
" "karakteristik : "batas normal. "diperlukan. "
" "Perubahan status "Tidak ada tanda "Monitor vital "
" "mental "–tanda dehidrasi. "sign. "
" "Penurunan tekanan "Elastisitas turgor "Monitor masukan "
" "darah. "kulit baik, membran "makanan / cairan "
" "Penurunan tekanan "mukosa lembab, tidak "dan hitung intake "
" "nadi. "ada rasa haus yang "kalori harian. "
" "Penurunan volume "berlebihan. "Kolaborasi dalam "
" "nadi. " "pemberian cairan "
" "Kulit kering. " "iv. "
" "Kelemahan. " "Monitor status "
" "Penurunan turgor " "nutrisi. "
" "kulit. " "Dorongan masukan "
" "Faktor yang " "oral. "
" "berhubungan " "Berikan "
" "Kehilangan cairan " "penggantian "
" "aktif " "nasogatrik sesuai "
" "Kegagalan mekanisme " "output. "
" "regulasi. " "Dorong keluarga "
" " " "untuk membantu "
" " " "pasien makan. "
" " " "Tawarkan snack "
" " " "(jus buah, buah "
" " " "segar) "
" " " "Monitor berat "
" " " "badan "
"2. "Hipertermia "NOC "NIC "
" "Definisi : "Thermoregulation "Fever Treatment "
" "peningkatan suhu "Kriteria Hasil : "Monitor suhu tubuh"
" "tubuh diatas kisaran"suhu tubuh Dalam "sesering mungkin. "
" "normal. "rentang normal. "Monitor IWL "
" "Batasan "Nadi dan RR dalam "Monitor warna dan "
" "karakteristik "rentang normal. "suhu kulit "
" "Konvulsi "Tidak ada perubahan "Monitor tekanan "
" "Kulit kemerahan "warna kulit dan tidak"darah, nadi , RR, "
" "Kejang "ada "Monitor WBC,HB,Dan"
" "Takikardi "pusing. "HCT. "
" "Peningkatan suhu " "Berikan "
" "tubuh diatas kisaran" "antipiretik. "
" "normal. " "Selimuti pasien "
" "Kulit terasa hangat." "Monitor intake dan"
" "Faktor yang " "output "
" "berhubungan " "Kolaborasi "
" "Anastesia " "pemberian cairan "
" "Penurunan respirasi " "intravena. "
" "Dehidrasi " "Berikan pengobatan"
" "Pemajanan lingkungan" "untuk mengatasi "
" "yang panas " "penyebab demam. "
" "penyakit " "Tingkatkan intake "
" "aktivitas berlebihan" "cairan dan "
" " " "nutrisi. "
" " " " "
"3. "Nyeri akut "NOC "NIC "
" "Definisi : "Pain level "Pain Management "
" "pengalaman sensori "Pain control "Lakukan pengkajian"
" "dan emosional yang "Comfort level "nyeri secara "
" "tidak menyenangkan "Kriteria Hasil "komprehensif "
" "yang muncul akibat "Mampu mengontrol "termasuk lokasi, "
" "kerusakan jaringan "nyeri (tahu penyebab "karakteristik, "
" "yang aktual atau "nyeri, mampu "durasi, frekuensi,"
" "potensialatau "menggunakan teknik "kualitas, dan "
" "digambarkan dalam "nonfarmakologi untuk "faktor "
" "hal kerusakan "mengurangi nyeri, "presipitasi. "
" "sedemikian rupa. "mencari bantuan) "Observasi reaksi "
" "Batasan "Melaporkan bahwa "nonverbal dari "
" "Karakteristik ; "nyeri berkurang "ketidaknyamanan "
" "Perubahan selera "dengan menggunakan "Gunakan teknik "
" "makanperubahan "manajemen nyeri. "komunikasi "
" "tekanan darah. "Mampu mengenali nyeri"teraupetik untuk "
" "Indikasi nyeri yang "(skala, intensitas, "mengetahui "
" "dapat diamati. "frekuensi, dan tanda "pengalaman nyeri "
" "Gangguan tidur "nyeri ) "pasien. "
" "Mengekspresikan "Menyatakan rasa yang "Kaji kultur yang "
" "perilaku (gelisah, "nyaman setelah nyeri "mempengaruhi "
" "merenggek, menangis)"berkurang. "respon nyeri "
" "Faktor yang " "Evaluasi "
" "berhubungan " "pengalaman nyeri "
" "Agen cedera ( mis. " "dimasa lalu. "
" "Biologis, zat " "Kontrol lingkungan"
" "kimia,fisik) " "yang dapat "
" " " "mempengaruhi "
" " " "nyeri. "
" " " "Berikan analgetik "
" " " "untuk mengurangi "
" " " "nyeri "
" " " "Tingkatkan "
" " " "istirahat "
"4. "Retensi urine "NOC "NIC "
" "Definisi pengosongan"Urinary eliminination"Urinary Retention "
" "kandung kemih tidak "Urinary continence "Care "
" "komplit. "Kriteria Hasil "Monitor intake dan"
" "Batasan "Kandung kemih kosong "output "
" "karakteristik "secara penuh "Monitor penggunaan"
" "Tidak ada haluaran "Tidak ada residu "obat "
" "urine "urine > 100-200 cc "antikolinergik. "
" "Distensi kandung "Bebas dari ISK "Monitor derajat "
" "kemih "Tidak ada spasme "distensi bladder "
" "Disuria. "bladder "Instruksikan pada "
" "Sering berkemih "Balance cairan "pasien dan "
" "Sensasi kandung "seimbang "keluarga untuk "
" "kemih penuh. " "mencatat output "
" "Faktor yang " "urine "
" "berhubungan " "Sediakan privacy "
" "Sumbatan " "untuk eliminasi "
" "Tekanan ureter " "Stimulasi refleks "
" "tinggi " "bladder dengan "
" "Inhibisi arkus " "kompres dingin "
" "reflex, sfingter " "pada abdomen "
" "kuat. " "Katerisasi jika "
" " " "perlu "
" " " "Monitor tanda dan "
" " " "gejala ISK ( "
" " " "Panas, hematuria, "
" " " "perubahan bau dan "
" " " "konsistensi urine)"
"5. "Gangguan eliminasi "NOC "NIC "
" "urine "Urinary elimination. "Urinary retention "
" "Definisi : disfungsi"Urinary continuence. "care "
" "pada eliminasi urine"Kriteria hasil : "Lakukan penilaian "
" "Batasan "Kandung kemih secara "kemih yang "
" "karakteristik : "penuh "komprehensif "
" "Disuria "Bebas dari isk "berfokus pada "
" "Sering berkemih "Tidak ada spasme "inkontinensia "
" "Inkontinensia urine "bladder "Memantau pengguna "
" "Retensi "Balance cairan "obat dengan sifat "
" "Nokturia. "seimbang "antikolinergik "
" "Faktor yang " "Menggunakan "
" "berhubungan : " "kekuatan sugesti "
" "Penyebab multiple " "dengan menjalankan"
" "Gangguan sensorik " "air atau disiram "
" "motorik " "toilet. "
" " " "Merangsang refleks"
" " " "kandung kemih "
" " " "Sediakan waktu "
" " " "yang cukup untuk "
" " " "mengosongkan "
" " " "kandung kemih. "
"6. "Resiko infeksi "NOC "NIC "
" "Definisi : mengalami"Immune status "Infection control "
" "peningkatan resiko "Knowledge : infection"Bersihkan "
" "terserang organisme "control "lingkungan setelah"
" "patogenik. "Risk control "dipakai pasien "
" "Faktor yang "Kriteria Hasil : "lain. "
" "berhubungan : "Klien bebas dari "Pertahankan teknik"
" "Penyakit kronis "tanda dan gejala "isolasi. "
" "Pengetahuan yang "infeksi. "Gunakan sabun "
" "tidak cukup. "Menunjukkan kemampuan"antimikrobia untuk"
" "Vaksinasi tidak "untuk mencegah "cuci tangan. "
" "adekuat "timbulnya infeksi. "Batasi pengunjung "
" "Prosedur invasif. "Mendeskripsikan "bila perlu. "
" " "proses penularan "Monitor tanda dan "
" " "penyakit. "gejala infeksi. "
"7. "Defisiensi "NOC "NIC "
" "pengetahuan "Knowledge : disease "Teaching disease "
" "Definisi : ketiadaan"process "process "
" "atau defisiensi "Knowledge : health "Berikan penilaian "
" "informasi kognitif "behavior "tentang "
" "yang berkaitan yang "Kriteria Hasil : "tingkatpengetahuan"
" "berkaitan dengan "Pasien dan keluarga "pasien. "
" "topik tertentu. "mampu menjelaskan "Jelaskan "
" "Batasan "kembali apa yang "patofisiologi dari"
" "karakteristik : "dijelaskan oleh "penyakit "
" "Perilaku hiperbola "perawat/ tim "Gambarkan tanda "
" "Pengungkapan masalah"kesehatan lainnya. "dan gejala yang "
" "Ketidakakuratan " "biasa muncul dari "
" "melakukan tes. " "penyakitnya. "
" "Faktor yang " "Identifikasi "
" "berhubungan : " "kemungkinan "
" "Keterbatasan " "penyebab,dengan "
" "kognitif " "cara yang tepat. "
" "Salah intepretasi " " "
" "informasi " " "
" "Kurang pajanan. " " "
BAB III
ASKEP KASUS PADA PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
KASUS
Bp. A seorang perawat, datang ke UGD RS. Soeradji mengantar anak
perempuan nya yang masih berumur 5 th karena anaknya menangis terus-
menerus sejak kemarin sore dikarenakan Demam dan dysuria( buang air
kecil terasa sakit). Bp.A juga mengatakan, An.K di rumah dirawat oleh
pembantunya sehingga untuk personal hygiennnya biasanya dibantu oleh
pembantunya.
Selain itu An.K juga mengatakan sulit dan sakit pada perut seperti di
remas-remas dan perih saat mau buang air kecil, sehingga An.K jadi takut
jika mau BAK padahal buang air kecilnya lebih sering dari pada biasanya,
oleh sebab itu An.K mengatakan takut untuk banyak minum. Bp.A mengatakan
anaknya mengalami nyeri saat BAK dan adanya darah dalam urine (
hematuria), selain itu diawal berkemih ada cairan eksudat yang purulen
dan terasa gatal. Karena sakit pada bagian bawah, An.K merasa tidak kuat
untuk berjalan sendiri sehingga waktu turun dari mobil ke UGD, An.K
digendong oleh ayahnya.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapat hasil TTV: RR: 28x/menit, S: 40
, N : 108x/menit. Saat di UGD An.K dilakukan pemasangan infuse RL, 20
tts/mnt dengan abocat ukuran 24 dan diberikan terapi obat : Ceftriaxone
2x500mg, Ketorolak 2x 0,5mg/kg/BB.
A. Pengkajian
1) Biodata Pasien
Nama : An.K
Usia/jenis kelamin : 5 Tahun/perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : PAUD
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat :Jl.Solo 13 Maguwoharjo, Sleman,
Yogyakarta
Diagnosa Medis : Infeksi Saluran Kemih
Jam/Tanggal Masuk RS : 09.00 / 4 Mei 2012
No RM : 081916
Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Usia : 35 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wirausaha
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Solo 13 Maguwoharjo,
Sleman, Yogyakarta
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
An. K mengeluh nyeri pada perut bagian perut bawah, Pada saat
kencing terasa sakit.
b. Riwayat penyakit sekarang
Tn.A mengatakan bahwa An.K sudah merasakan sakit bagian perut bawah
sejak 3 hari yang lalu. An.K sudah dilakukan pemeriksaan fisik dan
pemasangan infus RL, 20 tts/menit dengan abocat ukuran 24 dan terapi
obat: Tindakan di UGD :Ceftriaxone 2x500mg, Ketorolak 2x0,5 mg/kg/BB.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn.A mengatakan bahwa An.K tidak mempunyai riwayat penyakit ataupun
diopname di RS sebelumnya. An.K belum pernah mengalami kecelakaan
ataupun dioperasi. Anak K tidak memiliki alergi.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Tn. A mengatakan ibunya pernah mengalami ISK pada umur 10 tahun,
riwayat penyakit kakek An K adalah hipertensi.
3) Pengkajian Kebutuhan Dasar Klien
a) Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit klien sehari-hari melakukan aktivitas seperti biasa
untuk bermain dengan teman.
b) Tidur dan Istirahat
Klien tidur malam di mulai pukul 20.00, dan klien sering terbangun
pada malam hari karena merasakan nyeri di bagian suprapubic, dan
bangun pukul 05.00. pada siang hari klien tidak tidur siang.
c) Kenyamanan dan Nyeri
P : saat buang air kecil
Q : nyeri hilang timbul
R : perut bagian suprapubic
S : 5 (lima )
T : 2 menit
d) Nutrisi
Klien jarang untuk minum dan konsumsi minum kurang dari 3 gelas
sehari. Klien makan 2 kali sehari pada waktu siang pukul 12.00 dan
malam pukul 19.00
e) Cairan, elektrolit
Dalam sehari klien hanya minum 2 gelas, 1 gelas = 200cc, intake,
output,BC +/-
f) Oksigenasi
Tn.A mengatakan bahwa An.A tidak mempunyai riwayat penyakit sesak
nafas atau sejenisnya. An.K tidak batuk ataupun mengeluarkan sputum.
g) Eliminasi fekal/bowel
Tn.A mengatakan bahwa An.K biasanya BAB sehari sekali yaitu pada pagi
hari. Warna BAB An.K coklat kekuningan dan baunya khas. Kebutuhan
pemenuhan eliminasi An.K dibantu oleh pembantunya. Setelah sakit bapak
An.K mengatakan bahwa An.K jarang BAB, kadang-kadang hanya 2 hari
sekali.
h) Eliminasi urine
Tn.B mengatakan frekuensi berkemih An.K adalah 250 cc. Warna urine
An.A keruh. Adanya hematuria, selain itu diawal berkemih ada cairan
eksudat yang purulen dan terasa gatal. An.K merasakan nyeri saat
berkemih. Kebutuhan pemenuhan eliminasi urine An.K dibantu oleh
keluarganya.
i) Sensori, persepsi dan kognitif
Klien tidak memiliki gangguan pada sistem sensori, persepsi maupun
kognitif.
4) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapat hasil TTV :
RR : 28x/menit
S : 40
N : 108x/menit
b) Kepala
Pada kepala berbentuk mesochepal rambut klien tidak rontok, tidak ada
lesi pada kulit kepala, tidak berketombe, dan tidak ada nyeri tekan
pada kepala klien.
c) Leher
Tidak ada pembesran tyroid, tidak ada kuku kuduk, reflex menelan
baik.
d) Dada
1. Paru : bentuk dada simetris, tidak ada benjolan, paru sonor,
tidak ada weezing.
2. Jantung : Suara jantung redup, S1, S2 tunggal, denyut jantung
teratur.
e) Abdomen
Inspeksi: warna kulit abdomen kecoklatan lebih terang dari pada kulit
lain.
Auskultrasi : peristaltic usus 15 kali per menit
Palpasi : saat di palpasi adanya nyeri tekan pada bagian suprapubic
Perkusi : terdengar timpani
f) Genetalia
Keadaan genetalia tidak ada gangguan dan keluhan. Tidak terdapat
hypospadia, epispadia, hernia, hydrocell dan tumor.
g) Rektum
Keadaan rektum normal tidak ada hemoroid, prolaps maupun tumor.
h) Ekstrimitas atas dan ekstrimitas bawah
Lengan kanan terpasang infus RL 20 tetes/menit.
5) Psiko Sosio Budaya dan Spiritual
Psikologis :klien belum mengerti tentang penyakitnya. An K sering
menahan sakit pada perut. An.K mendapat dukungan dan bantuan dari
keluarga khususnya dari ibunya.
Sosial :An.K sehari-harinya bermain dengan teman-temannya.kadang
bermain dengan ayah waktu dirumah
Budaya :Suku bangsa An.K adalah Jawa. Untuk berintaraksi dengan orang
lain klien sering menggunakan bahasa Jawa. Dan tumbuh kembang klien
orang tua masih menggunakan adat jawa.
Spiritual : klien belum sepenuhnya mengerti tentang ibadah, tetapi
dalam ibadah sehari-hari klien mengikuti ibadah rutin dengan orang
tuanya.
6) Terapi Medis
Saat di UGD An. A dilakukan pemasangan infus RL, 20 tts/mnt dengan
abocat ukuran 24 jam diberikan terapi obat: Ceftriaxone 2x500mg,
Ketorolak 2x 0,5 mg/kg/BB.
7) Analisa Data
"Tgl /"Data "Etiologi "Masalah "
"Jam " " " "
"1 "DS : "Infeksi "Nyeri Akut"
" "Bp.K mengeluh An.K nyeri pada"mikroorganisme " "
" "bagian bawah perut. " " "
" "Bp. K mengatakan bahwa nyeri " " "
" "seperti diremas remas pada "Hidup terutama usus" "
" "bagian bawah perut " " "
" " " " "
" "DO : "Kuman mengeluarkan " "
" "An. K Tampak menahan nyeri "endotoksin " "
" "(meringis) dan terkadang " " "
" "menangis. " " "
" "P : saat buang air kecil "Bakteremia sekunder" "
" "Q : nyeri hilang timbul " " "
" "R : perut bagian suprapubic " " "
" "S : 5 (lima ) "Peradangan " "
" "T : 2 menit " " "
" " " " "
" " "Peningkatan " "
" "TTV "frekuensi/dorongan " "
" "S = 40 "kontraksi uretral " "
" "RR = 28x/mnt " " "
" "N = 108x/mnt " " "
" " "Depresi saraf " "
" " "perifer " "
" " " " "
" " " " "
" " " " "
" " "Nyeri " "
"2 " " " "
" "DS : "Bakteremia sekunder"Gangguan "
" "Tn. A mengatakan anaknya " "eliminasi "
" "sudah 5 hari merasakan sakit " "urine "
" "perut bagian suprapubic. "Ureter " "
" "An.K mengatakan nyeri saat " " "
" "BAK seperti diremas-remas, " " "
" "perih & takut BAK. "Iritasi uretral " "
" "An.K mengatakan bila buang " " "
" "air kecil warna urinya keruh," " "
" "dan ada darah. "Oliguria " "
" " " " "
" "DO : " " "
" "An. K Tampak menahan nyeri "Gangguan eliminasi " "
" "dan terkadang menangis. "urine " "
" "Urine berwarna keruh dan " " "
" "adanya hematuria. " " "
" "Urine 250 cc " " "
" "TTV " " "
" "RR = 28x/mnt " " "
" "N = 108x/mnt " " "
" "S = 40C " " "
"3 "DS : "Bakteremia sekunder"Hipertermi"
" "Tn. A mengatakan badan " " "
" "anaknya panas. " " "
" "An. K mengatakan takut untuk "Hipotalamus " "
" "banyak minum. " " "
" "DO : " " "
" "TTV : "Menekan " "
" "S = 40 "thermoregular " "
" "An. K tampak pucat. " " "
" "Kulitnya teraba hangat. " " "
" "Kolaborasi dengan dokter "Hipertermi " "
" "dalam pemberian antipiretik " " "
" "(paracetamol) " " "
8. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b/d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih, dan
stuktur traktus urinarius.
2. Gangguan eliminasi urine b/d nyeri saat BAK dan kurang menjaga
kebersihan organ bawah..
3. Hipertermi b/d peningkatan metabolisme akibat bakteri berkembang pada
kandung kemih.
Woc kasus
Resiko (_)
9. Intervensi
"No "Diagnosa "Tujuan/Kriteria Hasil "Intervensi "
"1 "Nyeri Akut b/d "Tujuan : Setelah "Manajemen nyeri: "
" "inflamasi dan "dilakukan tindakan "penilaian nyeri secara "
" "infeksi uretra,"keperawatan selama 24 "komprehensif dimulai "
" "kandung kemih, "jam diharapkan "dari lokasi, "
" "dan stuktur "nyerinya teratasi "karakteristik, durasi, "
" "traktus " "frekuensi, intensitas "
" "urinarius. "Kiteria hasil : "dan penyebab. "
" " "Skala nyeri 0-3. "Kurangi faktor "
" " "Wajah klien tidak "presipitasi "
" " "meringis. "nyeri(faktor infeksi). "
" " "Klien tidak memegang "Pilih dan lakukan "
" " "daerah nyeri. "penanganan nyeri "
" " " "(farmakologi, non "
" " " "farmakologi dan inter "
" " " "personal). "
" " " " "
" " " "Pemberian analgesic: "
" " " "Monitor vital sign "
" " " "sebelum dan sesudah "
" " " "pemberian analgesik "
" " " "pertama kali. "
" " " "Berikan analgesik tepat"
" " " "waktu terutama saat "
" " " "nyeri hebat. "
" " " "Evaluasi efektivitas "
" " " "analgesik, tanda dan "
" " " "gejala (efek samping) "
"2 "Gangguan "Tujuan: setelah di "Monitor keadaan bladder"
" "eliminasi b/d "lakukan tindakan "setiap 2 jam. "
" "obstruksi "perawatan selama 24 "Hindari faktor pencetus"
" "mekanik pada "jam klien mampu BAK "inkontinensia urine "
" "kandung kemih "dengan normal. "seperti cemas. "
" "ataupun stuktur" "Kolaborasi dengan "
" "traktus "Kiteria hasil : "Dokter dalam pengobatan"
" "urinarius. "Klien dapat mengontrol"dan kateterisasi. "
" " "pengeluaran urine "Jelaskan tentang "
" " "setiap 4 jam. "pengobatan, Kateter, "
" " "Tidak ada tanda-tanda "penyebab, dan tindakan "
" " "retensi dan "lain. "
" " "inkontinensia urine. " "
" " "Klien berkemih dalam " "
" " "keadaan rileks " "
"3 "Hipertermi b/d "Tujuan: Setelah di "Fever treatment "
" "peningkatan "lakukan tindakan "Monitor suhu sesering "
" "metabolisme "keperawatan selama 24 "mungkin "
" "akibat bakteri "jam diharapkan klien "Monitor tekanan darah, "
" "berkembang pada"kembali normal. "nadi dan RR. "
" "kandung kemih. " "Monitor intake dan "
" " "Kiteria hasil : "output. "
" " "Suhu tubuh dalam "Kompres pasien pada "
" " "rentang normal. "lipat paha dan aksila. "
" " "Nadi dan RR dalam "Berikan pengobatan "
" " "rentang normal. "untuk mencegah "
" " "Tidak ada perubahan "terjadinya menggigil. "
" " "warna kulit dan tidak "Tingkatkan sirkulasi "
" " "ada pusing, merasa "udara "
" " "nyaman " "
" " " "Temperature regulation "
" " " "Monitor suhu minimal "
" " " "tiap 2 jam. "
" " " "Rencanakan monitoring "
" " " "suhu secara kontinyu. "
" " " "Monitor TD, nadi, dan "
" " " "RR. "
" " " "Monitor warna dan suhu "
" " " "kulit. "
" " " "Monitor tanda-tanda "
" " " "hipertermi dan "
" " " "hipotermi. "
" " " "Tingkatkan intake "
" " " "cairan dan nutrisi "
Implementasi
"NO DX"TGL / JAM "IMPLEMENTASI "EVALUASI "
"Dx 1."3/02/2012 " "Pukul 12.00 WIB, Tanggal "
" " " "3/02/2012 "
" "10.15 WIB "Mengajarkan klien " "
" " "tekhnik relaksasi "S : Bapak klien mengatakan "
" " "nafas dalam. "anaknya masih merasakan "
" "10.20 WIB "Memberikan kompres "nyeri pada daerah perut "
" " "hangat pada bagian "bawah. "
" " "yang nyeri. "O : "
" "10.30 WIB "Memberikan analgesik "Klien tampak meringis "
" " "Ketorolax 2x "menahan nyeri "
" " "0,5mg/kg/BB. "An. K tampak mendapatkan "
" "10.15 WIB. "Mengkaji nyeri secara "kompres hangat pada bagian "
" " "komprehensif. "abdomennya. "
" " " "An. K tampak masih "
" " " "kelihatan memegang perutnya"
" " " "karena nyeri. "
" " " "P : nyeri saat buang air"
" " " "kecil "
" " " "Q : nyeri hilang timbul "
" " " "R : perut bagian suprapubic"
" " " "S : 5 (lima ) "
" " " "T : 2 menit "
" " " "A : masalah belum teratasi."
" " " "P : intervensi dilanjutkan "
" " " ": "
" " " "1. Mengajarkan klien "
" " " "tekhnik relaksasi nafas "
" " " "dalam. "
" " " " 2. Memberikan kompres "
" " " "hangat pada bagian yang "
" " " "nyeri. "
" " " "3. Memberikan analgesik "
" " " "Ketorolax 2x 0,5mg/kg/BB "
" " " "4. Mengkaji nyeri secara "
" " " "komprehensif. "
"Dx 2."3/02/2012 " "Pukul 11.00 WIB, Tanggal "
" " "- Melakukan pemantauan"3/02/2012 "
" "09.00 WIB "eliminasi urin " "
" " "contohnya frekuensi "S: Bapak klien mengatakan "
" " "urin, volume urin, "An.K sakit saat BAK.. "
" "09.15 WIB "konsistensi urin "O : "
" " "dengan tepat. "Volume pengeluaran urin "
" "09.30 WIB "- Mengajarkan klien "250 cc, urine berwarna "
" " "tanda dan gejala "kuning keruh dan ada "
" " "infeksi saluran kemih."hematuria. "
" " "3. Menginstruksikan "Bapak klien mengerti "
" " "klien atau keluarga "tentang tanda dan gejala "
" " "untuk mencatat "infeksi saluran kemih. "
" " "keluaran urin. " "
" " " "A : masalah belum teratasi "
" " " "P : intervensi dilanjutkan "
" " " ": "
" " " "Memantau eliminasi urin "
" " " "contohnya frekuensi urin, "
" " " "volume urin, konsistensi "
" " " "urin dengan tepat. "
" " " "Mengajarkan klien tanda dan"
" " " "gejala infeksi saluran "
" " " "kemih. "
" " " "Menginstruksikan klien atau"
" " " "keluarga untuk mencatat "
" " " "keluaran urin. "
"Dx 3."3/02/2012 "1. Mengobservasi "Pukul 12.30 WIB, Tanggal "
" " "keadaan umum klien. "3/02/2012 "
" "10.15 WIB "2. Memonitor vital "S : Bapak klien mengatakan "
" " "sign klien (suhu "badan anaknya demam. "
" "10.20 WIB "&nadi). "O : "
" " "3. Memberikan kompres "Hasil TTV menunjukkan suhu "
" "10.30 WIB "hangat pada klien. "38,0 c. , Nadi An. K 91 "
" " "4. Menganjurkan pada "x/mnt, "
" " "klien untuk "Tubuh An. K teraba hangat.."
" " "meningkatkan "An. K tampak mendapatkan "
" " "istirahat. "kompres hangat pada kening,"
" " "5. Memberikan infus "ketiak. "
" " "RL, 20 tts/mnt. "An. K tidak tampak terjadi "
" " "6. melakukan "dehidrasi selama adanya "
" " "kolaborasi dengan "demam.( bibir kering ) "
" " "dokter dalam pemberian"A : masalah belum teratasi "
" " "antipiretik "P : intervensi "
" " "Paracetamol "dilanjutkan: "
" " "Memberikan injeksi "Mengobservasi keadaan umum "
" " "Ceftriaxone 2x500mg "klien. "
" " " "Memonitor vital sign klien "
" " " "(suhu &nadi). "
" " " "Memberikan kompres hangat "
" " " "pada klien. "
" " " "Menganjurkan pada klien "
" " " "untuk meningkatkan "
" " " "istirahat. "
" " " "Memberikan infus RL, 20 "
" " " "tts/mnt. "
" " " "Memberikan injeksi "
" " " "Ceftriaxone 2x500mg. "
" " " "Melakukan kolaborasi dengan"
" " " "dokter dalam pemberian "
" " " "antipiretik Paracetamol "
"Dx 1."4/02/2012 " "Pukul 12.00 WIB, Tanggal "
" " " "4/02/2012 "
" "10.00 WIB "1. Mengajarkan klien " "
" " "tekhnik relaksasi "S : Bapak klien mengatakan "
" "10.10 WIB "nafas dalam. "nyeri perut anak nya sudah "
" " "2. Memberikan kompres "berkurang. setelah "
" "10.30 WIB "hangat pada bagian "diberikan kompres hangat. "
" " "yang nyeri. "O : "
" " "3. kolaborasi dengan "An.K mengatakan nyeri sudah"
" " "dokte dalam Memberikan"berkurang "
" " "analgesik Ketorolax "An. K tampak mendapatkan "
" " "2x 0,5mg/kg/BB. "kompres hangat pada bagian "
" " "4.melakukan pengkajian"perutnya. "
" " "nyeri secara "Klien tampak melakukan "
" " "komprehensif "teknik relaksasi napas. "
" " " "P : nyeri saat BAK. "
" " ". "Q : nyeri terasa seperti "
" " " "perih. "
" " " "R : nyeri pada bagian "
" " " "suprapubic. "
" " " "S ; 3 (tiga ) "
" " " "T : nyeri hilang timbul. "
" " " "A : masalah teratasi "
" " " "sebagian. "
" " " "P : intervensi dilanjutkan "
" " " ": "
" " " "1. Mengajarkan klien "
" " " "tekhnik relaksasi nafas "
" " " "dalam. "
" " " "2. Memberikan kompres "
" " " "hangat pada bagian yang "
" " " "nyeri. "
" " " " 3. Memberikan analgesik "
" " " "Ketorolax 2x 0,5mg/kg/BB "
" " " " "
" " " " "
"Dx 2."4/02/2012 " "Pukul 11.00 WIB, Tanggal "
" " "1. melakukan "4/02/2012 "
" "09.15 WIB "pemantauan eliminasi "S: Bapak klien mengatakan "
" " "urin contohnya "An.K sudah berkurang "
" " "frekuensi urin, volume"sakitnya saat kencing. "
" "09.20 WIB "urin, konsistensi urin"O : "
" " "dengan tepat. "Volume pengeluaran urin "
" "09.30 WIB "2. Mengajarkan klien "masih sedikit keruh.bau "
" " "tanda dan gejala "khas, "
" " "infeksi saluran kemih."Klien sedikit mengerti "
" " "3. Menginstruksikan "tentang tanda dan gejala "
" " "klien atau keluarga "infeksi saluran kemih. "
" " "untuk mencatat "A : masalah teratasi "
" " "keluaran urin. "sebagian. "
" " " "P : intervensi dilanjutkan:"
" " " "Memantau eliminasi urin "
" " " "contohnya frekuensi urin, "
" " " "volume urin, konsistensi "
" " " "urin dengan tepat. "
" " " "Mengajarkan klien tanda dan"
" " " "gejala infeksi saluran "
" " " "kemih. "
" " " "Menginstruksikan klien atau"
" " " "keluarga untuk mencatat "
" " " "keluaran urin. "
"Dx 3."4/02/2012 "1. Mengobservasi "Pukul 12.30 WIB, Tanggal "
" " "keadaan umum klien. "4/02/2012 "
" "09.25 WIB "2. Memonitor vital " "
" " "sign klien (suhu "S : Bapak klien mengatakan "
" "09.35 WIB "&nadi). "demam anaknya sudah "
" " "3. Memberikan kompres "berkurang. "
" "09.45 WIB "hangat pada klien. "O : "
" " "4. Memberikan infus "Hasil TTV menunjukkan suhu "
" " "RL, 20 tts/mnt. "37 0c , "
" " "5. melakukan "Nadi An. K 92 x/mnt. "
" " "kolaborasi demgan "Tubuh An. K teraba tidak "
" " "dokter dalam pemberian"hangat ,panas berkurang. "
" " "antipiretik "An. K tampak mendapatkan "
" " "paracetamol. "kompres hangat pada "
" " " "keningnya. "
" " " "A : masalah teratasi "
" " " "sebagian. "
" " " "P : intervensi "
" " " "dilanjutkan: "
" " " "Mengobservasi keadaan umum "
" " " "klien. "
" " " "Memonitor vital sign klien "
" " " "(suhu &nadi). "
" " " "Menganjurkan pada klien "
" " " "untuk meningkatkan "
" " " "istirahat. "
" " " "Memberikan infus RL, 20 "
" " " "tts/mnt. "
"Dx 1."5/02/2012 " "Pukul 12.00 WIB, Tanggal "
" " "1. Mengajarkan klien "5/02/2012 "
" "11.15 WIB "tekhnik relaksasi " "
" " "nafas dalam. "S : Bapak klien mengatakan "
" " "2. Memberikan kompres "perut anak nya sudah lebih "
" "11.20 WIB "hangat pada bagian "membaik. "
" " "yang nyeri. " "
" "11.35 WIB "3. Memberikan "O : "
" " "analgesik Ketorolax 2x"An.K mengatakan sudah tidak"
" " "0,5mg/kg/BB "nyeri. "
" " " "An. K tampak tetap kompres "
" " " "pada bagian perutnya. "
" " " "A : masalah teratasi. "
" " " "P : intervensi dihentikan. "
"Dx 2."5/02/2012 "Memantau eliminasi "Pukul 11.00 WIB, Tanggal "
" "09.00 WIB "urin contohnya "5/02/2012 "
" " "frekuensi urin, volume" "
" " "urin, konsistensi urin"S: Bapak klien mengatakan "
" " "dengan tepat. "An.K sudah tidak sakit saat"
" "09.25 WIB " "BAK. "
" " "Menginstruksikan klien"O : "
" " "atau keluarga untuk "Volume pengeluaran urin "
" " "mencatat keluaran "normal.tidak terdapat "
" " "urin. "hematuria, urine berwarna "
" " " "kuning. "
" " " "Klien sedikit mengerti "
" " " "tentang tanda dan gejala "
" " " "infeksi saluran kemih. "
" " " "A : masalah teratasi. "
" " " "P : intervensi dihentikan "
T
-----------------------
Jaringan parut -> total tersumbat
Makanan terkontaminasi mikroorganisme masuk lewat mulut
Akumulasi etiologi dan factor resiko(infeksi mikroorganisme, penggunaan
steroid dalam jangka panjang, usia lanjut, anomaly saluran kemih, cidera
uretra, riwayat isk )
Depresi saraf perifer
MK.gangguan eliminasi urine
oliguria
Iritasi ureteral
Peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi uretral
peradangan
MK.hipertermi
Menekan thermoregular
ureter
Hipotalamus
Pembuluh darah kapiler
Procesia pada kulit dan tidak hipertermi
Tidak difagosit
Mati
Usus terutama pleg player
Tidak hidup
MK. Resiko infeksi
HCL (Lambung)
Hidup
"67KNO_`ü ³Ð
ðÝͽ© ?mÝ]Ý]M:$hÙ^hÙ^CJOJQJaJmH!sH!-hÙ^CJOJQJaJmH!sH!-
h…\qCJOJQJaJmH!sH!'h,áhž&5?CJOJQJaJmH!sH!'h,áhC
5?CJOJQJaJmH!sH!'h,áh«*q5?CJOJQJaJmH!sH!'h,áh,á5?CJOJQJaJmH!sH!-
h¸a€Obstruksi saluran kemih yang bermuara kevesika urinaria
Peningkatan tekanan VU
Kuman mengeluarkan endotoksin.
Penebalan dinding VU
Difagosit
Penurunan kontraksi otot VU.
Bakteremia primer
Kesulitan berkemih
Bakteremia sekunder
MK. Retensi urine
Reinteraksi abdominal
obstruksi
Mual muntah
MK.kekurangan volume cairan.
MK. Nyeri
Akumulasi etiologi dan factor resiko ( infeksi mikroorganisme), anomaly
saluran kemih
HCL (dilambung)
Makanan terkontaminasi mikroorganisme masuk lewat mulut
Kuman mengeluarkan endotoksin
hidup
Usus terutama pleg player
Bacteremia sekunder
Tidak difagosit
Bacteremia primer
Peradangan
Hipotalamus
Uretral
Menekan thermoregular
Iritasi uretral
Peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi uretral.
Depresi syaraf perifer
Mk.HIPERTERMI
oliguria
Mk. GANGGUAN ELIMINASI URINE
Mk. NYERI