1
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar belakang Tunika vaginalis di skrotum sekitar testis normalnya tidak teraba, kecuali bila mengandung mengandung cairan membentuk hidrokel, yang jelas bersifat diafan (tembus cahaya) pada transiluminasi. transiluminasi. Jika tidak dapat ditemukan karena besarnya hidrokel, testis harus dicari di sebelah dorsal karena testis terletak di ventral epididimis sehingga tunika vaginalis berada di sebelah depan. Bila ada hidrokel, testis dengan epididimis terdorong ke dorsal oleh ruang tunika vaginalis yang membesar. Hidrokel testis mungkin kecil atau mungkin besar sekali. Hidrokel bisa disebabkan oleh rangsangan patologik seperti radang atau tumor testis. Hidrokel dapat dikosongkan dengan pungsi, tetapi sering kambuh kembali. Pada operasi, sebagian besar dinding dikeluarkan. Kadang ditemukan hidrokel terbatas di funikulus spermatikus yang berasal dari sisa tunika vaginalis di dalam funikulus; benjolan tersebut jelas terbatas dan bersifat diafan pada transiluminasi. Pada pungsi didapatkan cairan jernih. Jarang sekali ditemukan benjolan diafan di funikulus yang dapat dihilangkan dengan tekanan, sedangkan memberikan kesan terbatas jelas di sebelah kranial. Bila demikian, terdapat tunika vaginalis yang berhubungan melalui saluran sempit dengan rongga perut dan berisi cairan rongga perut. Hernia inguinalis lateralis atau indirek yang mengandung sedikit cairan rongga perut ini kadang diberikan nama salah hidrokel komunikans. Karena hubungan dengan rongga perut terlalu sempit sekali. Kelainan ini memberi kesan hidrokel funikulus; “kantong” hernia ini tidak dapat dimasuki usus atau omentum. Hidrokel sering ditemukan pada bayi baru lahir. Hidrokel terjadi akibat adanya kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak. Secara normal, hidrokel akan menghilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa bulan setelah bayi lahir.
B. Tujuan Penulisan Secara umum diharapkan kepada pembaca terutam mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami tentang gangguan asuhan keperawatan pada anak dengan hidrokel. Secara khusus diharapkan setelah mempelajari makalah ini, mahasiwa/i dapat:
2 1. Menjelaskan dan menyebutkan pengertian hidrokel. 2. Menyebutkan etiologi dari hidrokel 3. Mengetahui klasifikasi hidrokel. 4. Menjelaskan patofisiologi dari hidrokel. 5. Menyebutkan manifestasi klinis dari hidrokel. 6. Menyebutkan pemeriksaan diagnostik dari hidrokel. 7. Mengetahui penatalaksanaan penatalaksanaan medis. 8. Mengetahui komplikasi dari hidrokel. 9. Mengetahui dan dapat Mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan hidrokel.
C. Ruang Lingkup Penyusunan Makalah ini membahas tentang konsep dasar dan asuhan keperawatan pada anak dengan Hidrokel.
D. Teknik Penyusunan Makalah ini disusun berdasarkan literature- literature yang ada di Perpustakaan Akademi Keperawatan Dharma Insan dan sebagian lagi dari internet dan diskusi kelompok.
E. Sistem Penyusunan Makalah ini terdiri atas tiga BAB, yakni BAB I tentang pendahuluan yang meliputi; Latar Belakang, Tujuan Penyusunan, Ruang Lingkup Penyusunan, Teknik Penyusunan dan Sistematika Penyusunan. BAB II tentang tinjauan teoritis yang meliputi pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, penatalaksaan penatalaksaan diagnostik, penatalaksanaan penatalaksanaan medis, komplikasi komplikasi dari hidrokel. BAB III meliputi asuhan keperawatan. BAB IV tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORITIS
1. KONSE KONSEP P DASAR DASAR MEDIK MEDIK
2 1. Menjelaskan dan menyebutkan pengertian hidrokel. 2. Menyebutkan etiologi dari hidrokel 3. Mengetahui klasifikasi hidrokel. 4. Menjelaskan patofisiologi dari hidrokel. 5. Menyebutkan manifestasi klinis dari hidrokel. 6. Menyebutkan pemeriksaan diagnostik dari hidrokel. 7. Mengetahui penatalaksanaan penatalaksanaan medis. 8. Mengetahui komplikasi dari hidrokel. 9. Mengetahui dan dapat Mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan hidrokel.
C. Ruang Lingkup Penyusunan Makalah ini membahas tentang konsep dasar dan asuhan keperawatan pada anak dengan Hidrokel.
D. Teknik Penyusunan Makalah ini disusun berdasarkan literature- literature yang ada di Perpustakaan Akademi Keperawatan Dharma Insan dan sebagian lagi dari internet dan diskusi kelompok.
E. Sistem Penyusunan Makalah ini terdiri atas tiga BAB, yakni BAB I tentang pendahuluan yang meliputi; Latar Belakang, Tujuan Penyusunan, Ruang Lingkup Penyusunan, Teknik Penyusunan dan Sistematika Penyusunan. BAB II tentang tinjauan teoritis yang meliputi pengertian, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, penatalaksaan penatalaksaan diagnostik, penatalaksanaan penatalaksanaan medis, komplikasi komplikasi dari hidrokel. BAB III meliputi asuhan keperawatan. BAB IV tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORITIS
1. KONSE KONSEP P DASAR DASAR MEDIK MEDIK
3
A. PENGERTIAN
Hidrokel adalah pengumpulan cairan peritoneum di dalam da lam skrotum. Hidrokel adalah kumpulan cairan serosa yang berkembang di antara lapisan visera dan parien pariental talis is tunika tunika vagina vaginalis lis.. . Dalam Dalam keadaa keadaan n normal normal,, cairan cairan yang yang berada berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.
B. KLASIFIKASI
Hidrokel dapat diklasifikasi menjadi dua jenis berdasarkan kapan terjadinya yaitu: hidrokel primer dan hidrokelsekunder hidrokelsekunder (didapat).
1. Hidrokel primer Hidrokel primer terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus vaginalis. Prosesus vaginalis adalah suatu divertikulum peritoneum embrionik yang melintasi kanalis inguinalis dan membentuk tunika vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak diperlukan terapi karena dengan sendirinya rongga ini akan menutup dan cairan dalam tunika akan diabsorpsi. diabsorpsi.
2. Hidrokel sekunder Pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung berkembang lambat dalam suatu masa dan dianggap sekunder terhadap obstruksi aliran keluar limfe. Dapat disebabkan oleh kelainan testis atau epididimis. Keadaan ini dapat karena radang atau karena suatu proses neoplastik. Radang lapisan mesotel dan tunika vaginalis menyebabkan terjadinya produksi cairan berlebihan yang tidak dapat dibuang keluar k eluar dalam jumlah yang cukup oleh saluran limfe dalam lapisan luar tunika.
4
Menurut letak kantong Hidrokel terhadap testis : 1.
Hidrokel testis Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
2. Hidrokel Funikulus Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak disebelah cranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
3. Hidrokel Komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam rongga abdomen
5
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI
a.
Testis
Terletak di dalam skrotum.Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria yang utama).
b. Saluran 1) Epididimis Fungsinya mengumpulkan sperma dari testis dan menyediakan ruang serta lingkungan untuk proses pematangan sperma. 2) Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis. 3) Uretra punya 2 fungsi: Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen. 4) Vesicula Seminalis adalah sepasang kantong yang memproduksi 60% cairan air mani dimana air sperma diangkut, cairan ini digunakan untuk menyediakan nutrisi bagi sperma.
c.
Kelenjar
1) Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. 2) Kelenjar Cowper menghasilkan cairan berwarna bening menuju saluran kencing saat rangsangan seksual sebelum ejakulasi dan orgasme.
d. Organ Genitalia Eksterna
6
Organ Genitalia eksterna terdiri atas : 1) Penis terdiri dari: a) Akar (menempel pada didnding perut) b) Badan (merupakan bagian tengah dari penis) c) Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut). Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis.
2) 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan.
3) Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.Jika terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).
4) Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
D. ETIOLOGI
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena : (1) belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau (2) belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. (3) Pada bayi laki-laki hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu ,testis turun dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairanyangmengelilingitestistersebut.
7
(4) Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang berlebihan
oleh
testis,
maupun
obstruksi
aliran
limfe
atau
vena
di
dalamfunikulusspermatikus.
E. PATOFISIOLOGI
Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan sejak lahir) ataupun ketidaksempurnaan dari prosessus vaginalis tersebut menyebabkan tidak menutupnya rongga peritoneumm dengan prosessus vaginalis. Sehingga terbentuklah rongga antara tunika vaginalis dengan cavum peritoneal dan menyebabkan terakumulasinya cairan yang berasal dari sistem limfatik disekitar. Cairan yanng seharusnya seimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan limfa. Dan terjadilah penimbunan di tunika vaginalis tersebut. Akibat dari tekanan yang terusmenerus, mengakibatkan Obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus. Dan terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat dari tekanan pembuluh darah yang ada di daerah sekitar testis tersebut. Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus, juga dapat ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada undensensus testis. Hidrokel infantilis biasanya akan menghilang dalam tahun pertama, umumnya tidak memerlukan pengobatan, jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis. Hidrokel testis dapat meluas ke atas atau berupa beberapa kantong yang saling berhubungan sepanjang processus vaginalis peritonei. Hidrokel akan tampak lebih besar dan kencang pada sore hari karena banyak cairan yang masuk dalam kantong sewaktu anak dalam posisi tegak, tapi kemudian akan mengecil pada esok paginya setelah anak tidur semalaman. Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis. Dalam keadaan normal
8 cairan yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi dalam sistem limfatik.
F.TANDA DAN GEJALA
Gambaran klinis hidrokel kongenital tergantung pada jumlah cairan yang tertimbun. Bila timbunan cairan hanya sedikit, maka testis terlihat seakan-akan sedikit membesar dan teraba lunak. Bila timbunan cairan banyak terlihat skrotum membesar dan agak tegang. Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu 1. Hidrokel testis Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. 2. Hidrokel funikulus Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel. Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari. 3. Hidrokel komunikan. Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat anak menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen. Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi yang akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Transilumisasi Scrotum
9 Bila dilakukan transiluminasi pada hidrokel terlihat translusen, terlihat benjolan terang dengan masa gelap oval dari bayangan testis.
2. USG Pemeriksan USG dapat dipertimbangkan apabila hasil pemeriksaan transiluminasi tidak jelas yang disebabkan oleh tebalnya kulit skrotum pasien. Dengan hasil USG berwarna keabu-abuan.
H. PENATALAKSANAAN MEDIK
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis. Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar h idrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea) untuk menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera mungkin. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi. Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah : (1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah, (2) Indikasi kosmetik (3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).
Teknik Operasi
10
Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat d ijelaskan sebagai berikut: · Dengan pembiusan regional atau umum. · Posisi pasien terlentang (supinasi). · Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik. · Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. · Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika vaginalis. · Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu. · Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan: · Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut. · Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic ca t gut. · Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut
Komplikasi operasi Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi. Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi.
1. Aspirasi Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi, kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi. Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah : a. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah b. Indikasi kosmetik c. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
2. Hidrokelektomi
11
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus melakukan herniografi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi k antong hidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto. Pada hidrokel tidak ada terapi khusus yang diperlukan karena cairan lambat laun akan diserap, biasanya menghilang sebelum umur 2 tahun. Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dlakukan anestesi umum ataupun regional (spinal). Tindakan lain adalah dengan aspirasi jarum (disedot pakai jarum). Cara ini nggak begitu digunakan karena cairan hidrokelnya akan terisi kembali. Namun jika setelah diaspirasi kemudian dimasukkan bahan pengerut (sclerosing drug) mungkin bisa menolong.(Mayo Cliinic)
I.
Komplikasi
1. Hematom pada jaringan skrotum yang kendor 2. Kalau tidak ditangani segera, penumpukan cairan ini bisa mengganggu kesuburan dan fungsi seksualnya. 3. Infeksi testis.
B. Diagnosa Keperawatan
12 a. PENGKAJIAN 1. Identitas klien yang mencakup nama, jenis kelamin, umur, alamat. 2. Anamnese Anamnese berkaitan tentang lamanya pembengkakan skrotum dan apakah ukuran pembengkakan itu bervariasi baik pada waktu istirahat maupun pada keadaan emosional (menangis,ketakutan).
3. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik, hidrokel dirasakan sesuatu yang oval atau bulat, lembut dan tidak nyeri tekan. Hidrokel dapat dibedakan dengan hernia melalui beberapa cara : a. Pada saat pemeriksaan fisik dengan Transiluminasi/diaponaskopi hidrokel berwarna merah terang, dan hernia berwarna gelap. b. Hidrokel pada saat di inspeksi terdapat benjolan yang hanya ada di scrotum, dan hernia di lipatan paha. c. Auskultasi pada hidrokel tidak terdapat suara bising usus, tetapi pada hernia terdapat suara bising usus. d. Pada saat di palpasi hidrokel terasa seperti kistik, tetapi pada hernia terasa kenyal. e. Hidrokel tidak dapat didorong, hernia biasanya dapat didorong. f. Bila dilakukan transiluminasi pada hidrokel terlihat transulen, pada hernia tidak. 4. Kaji sistem perkemihan 5. Kaji setelah pembedahan : infeksi, perdarahan, disuria, dan drainase 6. Lakukan transluminasi test : ambil senter, pegang skrotum, sorot dari bawah ; bila sinar merata pada bagian skrotum maka berarti isinya cairan ( bila warnanya redup )
b. Diagnosa Keperawatan
1. Pre operasi a) Nyeri berhubungan dengan pembengkakan scrotum b) Kerusakan integritas kulit : Skrotum berhuhungan dengan adanya gesekan dan perengangan jaringan scrotum c) Perubahan body image : Citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk scrotum d) Ansietas pada orang tua berhubungan dengan kondisi anaknya dan kurang pengetahuan merawat anak
1. Post Operasi
13
a) Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan b) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi post operasi c) Deficit pengetahuan orang tua berhubungan dengan kondisi anak : prpsedur pembedahan, perawatan post operasi dan program penatalaksaan
c. Rencana Keperawatan 1) Pre operasi DP I : Tujuan dan kriteria hasil Diharapkan setelah dilakukan intervensi, rasa tidak nyaman berkurang bahkan hilang dengan criteria hasil : 1) Pembengkakan skrotum berkurang 2) Klien merasa nyaman, nyeri klien berkurang b ahkan hilang 3) Skala nyeri 0-3 Intervensi Keperawatan : a) Kaji skala, karakteristik dan lokasi nyeri yang dialami klien sesuai dengan PQRST. RASIONAL : mengidentifikasi nyeri akibat gangguan lain. b) Catat petunjuk nnonverbal seperti gelisah, menolak untuk bergerak, berhati-hati saat beraktifitas dan meringis. RASIONAL : mendeskripsikan tingkat nyeri c) Ajarkan pasien untuk memulai posisi yang nyaman atau tekhnik relaksasi misalnya duduk dengan kaki agak dibuka dan nafas dalam. RASIONAL : mengurangi sensasi nyeri. d) Berikan tindakan nyaman massage punggung, mengubah posisi dan aktifitas senggang. RASIONAL : mengurangi sensasi nyeri. e) Observasi dan catat pembesaran skrotum ( bila perlu ukur tiap hari ), cek adanya keluhan nyeri. RASIONAL : menjadi acuan dalam perrkembangan terapi yang sudah diberikan. f) Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi. RASIONAL : mengurangi sensasi nyeri.
b. Dx.2 Tujuan dan criteria hasil Diharapkan setelah dilakukan intervensi, kerusakan integritas kulit tidak terjadi, dengan criteria hasil : 1) Tidak ada lecet dan kemerahan di sekitar area pembesaran. Intervensi Keperawatan : a) Kaji adanya tanda kerusakan kulit seperti lecet dan kemerahan sekitar area pembesaran ( lipatan paha ). RASIONAL : mengetahui lebih dini gejala kerusakan kulit untuk dilakukan intervensi selanjutnya. b) Berikan salep atau pelumas. RASIONAL : mencegah kerusakan kulit. c) Kurangi aktifitas klien selama sakit. RASIONAL : mencegah kerusakan yang lebih parah. d) Berikan posisi yang nyaman : abduksi. RASIONAL : memberikan sirkulasi bagi aliran darah.
14
e) Anjurkan klien menggunakan pakaian yang longgar terutama celana. RASIONAL : mencegah iritasi yang lebih parah.
c. Dx.3 Tujuan dan criteria hasil Diharapkan setelah dilakuakan intervensi, klien tidak merasa bahwa penyakitnya adalah suatu penderitaan, dan pada bayi, orangtua harus memahami bahwa penyakit ini dapat disembuhkan, dengan criteria hasil : 1) Keluarga sabar menghadapi kondisi anaknya. Intervensi Keperawatan : a) Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang kondisi dan pengobatan, dan ansietas seubungan dengan situasi saat ini. RASIONAL : mengidentifikasi luas masalah dan perlunya intervensi. b) Perhatikan perilaku menarik diri pada keluarga, tidak efektif menggunakan pengingkaran atau perilaku yang mengindikasikan terlalu mempermasalahkan tubuh dan fungsinya. RASIONAL : indicator terjadinya kesulitan menangani stress terhadap apa yang terjadi. c) Tentukan tahap berduka. Perhatikan tanda depresi berat /lama. RASIONAL : identifikasi tahap yang pasien sedang alami memberikan pedoman untuk mengenal dan menerima perilaku dengan tepat. Depresi lama menunjukan intervensi lanjut. d) Akui kenormalan perasaan. RASIONAL : pengenalan perasaan tersebut diharapkan membantu orangtua pasien untuk menerima perilaku dan mengatasinya secara efektif. e) Anjurkan orang terdekat untuk memperlakukan pasien secara normal dan bukan sebagai orang cacat. RASIONAL : menyampaikan harapan untuk mengatur situasi dan membantu perasaan harga diri dan orang lain. f) Yakinkan keluarga bahwa penyakit ini dapat disembuhkan dan tetap sabar menghadapi kondisi anaknya. RASIONAL : memperkuat keyakinan keluarga dan memberikan semangat yang mempertahankan harga diri keluarga dan menghindari kecemasan yang berlebihan. d. Dx. 4 Tujuan dan criteria hasil Diharapkan setelah dilakukan intervensi, orangtua memahami dan mengerrti tentang prognosa dan diagnose penyakit yang dialami oleh anaknya, dengan criteria hasil : 1) cemas yang dialami orangtua klien berkurang bahkan hilang. Intervensi Keperawatan : a) Beritahu dan jelaskan tentang prognosa dan diagnose penyakit yang dialami oleh anaknya. RASIONAL : menghilangkan kecemasan orangtua klien karena ketidaktahuan tentang prosedur. b) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan terhadap anaknya sebelum tindakan dilakukan. RASIONAL : menghilangkan kecemasan orangtua klien karena ketidaktahuan tentang prosedur. c) Libatkan orangtua dalam perawatan terhadap anaknya. RASIONAL : mengindari persepsi yang salah dan membantu menghilangkan kecemasan pada anak. d) Berikan informasi bahwa penyakit ini dapat hilang dengan sendirinya. RASIONAL : menghilangkan kecemasan orangtua klien karena ketidaktahuan tentang prosedur. 2. Post operasi
15
a. Dx.1 Tujuan : diharapkan resiko terjadinya infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil : 1) Berkurangnya tanda-tanda peradangan seperti kemeraha-merahan, gatal, panas, perubahan fungsi, Intervensi Keperawatan : a) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas walupun menggunakan sarung tangan steril. Rasional : mengurangi kontaminasi silang b) Batasi penggunaan alat atau prosedur invasive jika memungkinkan Rasional : mengurangi jumlah lokasi yang dapat menjadi tempat masuk organisme c) Gunakan teknik steril pada waktu penggatian balutan/penghisapan/berikan lokasi perawatan, misalnya jalur invasive Rasional : mencegah masuknya bakteri, mengu rangi risiko infeksi nosokomial d) Gunakan sarung tangan/pakaian pada waktu merawat luka yang terbuka/antisipasi dari kontak langsung dengan sekresi ataupun ekskresi Rasional : mencegah penyebaran infeksi/kontaminasi silang b. Dx.2 Tujuan dan kriteria hasil : Diharapkan setelah diberikan intervensi, klien memahami dan mengerti tentang prosedur pembedahan, perawatan setelah operasi dan pengobatanya dengan criteria hasil : 1) klien menyatakan pemahamannya proses penyakit, pengobatan dan potensial komplikasi. Intervensi keperawatan a) Kaji ulang pembatasan aktivitas pascaoperasi. RASIONAL : mencegah komplikasi lanjut dari pergerakan dan aktivitas yang berlebihan. b) Dorong aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahat periodic RASIONAL : mencegah kelemahan, meningkatkan penyembuhan, dan lekas kembali pulih normal. c) Diskusikan perawatan insisi, termasuk mengganti balutan, pembatasan mandi, dan kembali ke dokter untuk mengangkat jahitan / pengikat. RASIONAL : pemahaman meningkatkan kerjasama dengana program terapi, meningkatkan penyembuhan dan program perbaikan. d) Identifikasi gejala yang memerlukan evaluasi medic, contoh peningkatan nyeri; edema/eritema luka, adanya drainase, demam. RASIONAL : upaya intervensi menurunkan risiko komplikasi serius contoh lambatnya pen yembuhan. c. Dx.3 Tujuan dan kriteria hasil Diharapkan setelah diberikan terapi, nyeri klien berkurang bahkan hilang dengan criteria hasil skala nyeri 0-3 dan kllien tidak menangis serta gelisah. Intervensi Keperawatan : a) Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya (0-10). Selidiki dan laporkan p erubahan nyeri dengan cepat. RASIONAL : berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan. b) Pertahankan istirahat dengan posisi semifowler. RASIONAL : gravitasi melokalisasi eksudat inflamasi. c) Dorong ambulasi dini. RASIONAL : meningkatkan normalisasi fungsi organ. d) Berikan aktivitas hiburan. RASIONAL : focus perhatian kembali, meningkatkan relaksasi, dan dapat meningkatkan kemampuan koping. e) Berikan analgetik sesuai indikasi. RASIONAL : menghilangkan nyeri mempermuda kerja sama dengan intervensi terapi lain contoh batuk dan
16
ambulasi.
BAB III KESIMPULAN
Dari uraian dan penjelasan mengenai Hidrokel Testis diatas, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Hidrokel Testis adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis yang sebagian besar kasus ditemukan pada anak-anak usia 0-12 bulan dan jarang pada dewasa. 2. Mekanisme terjadinya hidrokel testis pada anak yaitu belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis dan belum sempurnanya sistem limfatik dalam reabsorbsi, sedangkan pada dewasa disebabkan oleh factor idiopatik dan adanya kelainan pada testis atau epididimis. 3. Diagnosis Hidrokel Testis ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang berupa USG. 4. Penatalaksanaan Hidrokel Testis terbagi menjadi observasi untuk anak usia 0-12 bulan, aspirasi dan tindakan operatif yang ditinjau dari factor usia dan risiko terjadinya rekurensi. 5. Hidrokel testis dapat menimbulkan komplikasi berupa kompresi peredaran darah testis, atrofi testis, perdarahan, dan sekunder infeksi
17
D. EVALUASI KEPERAWATAN 1. Pre operasi a) Nyeri klien berkurang bahkan hilang. b) Tidak terjadi kerusakan integritas kulit. c) Perubahan body image dan harga diri rendah tidak terjadi pada keluarga. d) Orangtua tidak cemas. 2. Post operasi a) Tidak terjadi infeksi. b) Klien memiliki pengetahuan tentang prosedur perawatan dan pengobatan. c) Nyeri klien tidak berlangsung lama. Diposkan oleh Pter_9889 di 09:37 0 komentar DIAGNOSIS Diagnosis hidrokel dapat dibuat dengan transiluminasi skrotum. Bila dilakukan transiluminasi pada hidrokel terlihat translusen, terlihat benjolan terang dengan masa gelap oval dari bayangan testis. Pemeriksan USG dapat dipertimbangkan apabila hasil pemeriksaan transiluminasi tidak jelas. E.
PENATALAKSANAAN Pada hidrokel tidak ada terapi khusus yang diperlukan karena cairan lambat laun akan diserap, biasanya menghilang sebelum umur 2 tahun.
ASUHAN KEPERAWATAN HIDROKEL
A.
PENGKAJIAN 1.
Anamnese Anamnese berkaitan tentang lamanya pembengkakan skrotum dan apakah ukuran pembengkakan itu bervariasi baik pada waktu istirahat maupun pada keadaan emosional (menangis,ketakutan).
2.
Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik, hidrokel dirasakan sesuatu yang oval atau bulat, lembut dan tidak nyeri tekan. Hidrokel dapat dibedakan dengan hernia melalui beberapa cara : a.
Hidrokel tidak dapat didorong, hernia biasanya dapat didorong.
b.
Bila dilakukan transiluminasi pada hidrokel terlihat transulen, pada hernia tidak.
c.
Auskultasi pada skrotum untuk mendengar suara bising usus biasanya tidak ditemukan pada hidrokel sedangkan pada hernia biasanya terdengar.
18
Hidrokel, hydroceles adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.
Etiologi
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena: (1) belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis (hidrokel komunikans) atau (2) belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis/epididimis. Gambaran klinis
Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisis didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu (1) hidrokel testis, (2) hidrokel funikulus, dan (3) hidrokel komunikan. Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi yang akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel. •
Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
•
Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
•
Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya dapat berubahubah yaitu bertambah besar pada saat anak menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen.
19
Terapi
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu difikirkan untuk dilakukan koreksi. Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi. Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi, kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi. Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah: (1) hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah, (2) indikasi kosmetik, dan (3) hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel, sekaligus melakukan herniorafi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan skrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto
Penyulit Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis.
Hydrocele Testis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
20
Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karena gangguan dalam pembentukan alat genitalia external, yaitu kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak.(1,3) Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami hidrokel, dan umumnya akan hilang sendiri dalam tahun pertama kehidupan. Biasanya tidak terasa nyeri dan jarang membahayakan sehingga tidak membutuhkan pengobatan segera. Pada bayi hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu , testis turun dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada orang dewasa, hidrokel bisa berasal dari proses radang atau cedera pada skrotum. Radang yang terjadi bisa berupa epididimitis (radang epididimis) atau orchitis (radang testis).(4)
B. TUJUAN Tujuan penulisan referat ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat Program Pendidikan Profesi Dokter bagian Ilmu Bedah Universitas Islam Sultan Agung di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus. C. MANFAAT Melalui penulisan referat berjudul Hidrokel Testis diharapkan dapat menambah informasi dan ilmu pengetahuan bagi penulis dan pembaca serta dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa kedokteran untuk mempelajari diagnosis dan penatalaksanaan Hidrokel Testis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Testis (2,3)
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis pada orang dewasa adalah 4×3×2,5 cm dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis. Diluar tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada disekitar testis memungkinkan testis dapat digerakan mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil.
Gambar 1. Potongan melintang testis. Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Didalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogenia dan sel Sertoli, sedang diantara tubulus seminiferi terdapat sel-sel Leyding. Sel-sel spermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi makanan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel Leyding atau disebut sel interstisial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron. Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi diepididimis setelah mature (dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah dicampur dengan cairan-caidari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat menbentuk cairan semen atau mani.
21
Vaskularisasi Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu : 1. Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta 2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior 3. Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika. Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus Pampiniformis. Plesksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal sebagai varikokel. Gambar 2. Potongan melintang Traktus Genitourinarius Pria
B. DEFINISI Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Dapat dikatakan penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis testis. (1) C. ETIOLOGI Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena : (1) belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau (2) belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel.(1) Pada bayi laki-laki hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu ,testis turun dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut.(4) Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus.(1)
F. DIAGNOSA (2) Anamnesis Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di kantong skortum yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan yang berat dan besar di daerah skortum. Benjolan atau massa kistik yang lunak dan kecil pada pagi hari dan membesar serta tegang pada malam hari. Tergantung pada jenis dari hidrokel biasanya benjolan tersebut berubah ukuran atau volume sesuai waktu tertentu. (2) Pada hidrokel testis besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel funikulus kantong hidrokel besarnya tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yang bertambah besar pada saat anak menangis. Pada riwayat penyakit dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi atau riwayat trauma pada testis.(4)
Pemeriksaan Fisik Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi pada skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak tergantung pada tegangan di dalam hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Sedangkan bila cairan yang terkumpul banyak, testis akan sulit diraba. Juga p enting dilakukan palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika
22
vaginalis. Pembengkakan kistik karena hernia atau hidrokel atau padat karena tumor. Normalnya korda spermatikus tidak terdapat penonjolan, yang membedakannya dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang transiluminasinya juga positif. Pada Auskultasi dilakukan untuk mengetahui adanya bising usus untuk menyingkirkan adanya hernia.
Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi massa hidrokel dengan cahaya di dalam ruang gelap. Hidrokel berisi cairan jernih, straw-colored dan mentransiluminasi (meneruskan) berkas cahaya. Kegagalan transiluminasi dapat terjadi akibat penebalan tunika vaginalis karena infeksi kronik atau massa di skrotum tersebut bukan hidrokel.
Gambar 5. Tes Transiluminasi pada Skrotum Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis.Jika hidrokel muncul antar 18 – 35 tahun harus dilakukan aspirasi. Massa kistik yang terpisah dan berada di pool atas testis dicurigai spermatokel. Pada aspirasi akan didapatkan cairan kuning dari massa skortum. Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan cairan berwarna putih, opalescent dan mengandung spermatozoa. Pemeriksaan Penunjang Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau spermatokel), vena abnormal (varikokel), dan kemungkinan adanya tumor.
G. DIAGNOSIS BANDING Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang hampir sama dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh karena itu diagnosis banding hidrokel adalah : 1. Varikokel (7) Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Gambaran klinis : Anamnesa : 1. Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun menikah. 2. Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri. 3. Terasa berat pada testis Pemeriksaan Fisik : (Pasien berdiri dan diminta untuk manuver valsava)
23
Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di dalam kantung, yang letaknya di sebelah kranial dari testis, permukaan testis licin, konsistensi elastis.
Gambar 6. Varikokel 2. Torsi Testis (1) Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi gangguan vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan aliran darah daripada testis. Gambaran klinis : Anamnesa : 1. Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum. 2. sakit perut hebat, kadang mual dan muntah. 3. nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal. Pemeriksaan Fisik : 1. Inspeksi testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena funikulus spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena lebih tinggi dan lebih horizontal jika dibandingkan testis sisi yang sehat. 2. Palpasi
teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus
Gambar 8. torsi testis
3. Spermatocele (7) Adalah benjolan kistik yang berasal dari epididimis dan berisi sperma. Gambaran klinis : Anamnesa : Benjolan kecil, tidak nyeri Pemeriksaan fisik : - teraba masa kistik - Mobile - Lokasi di cranial dari testis - Transiluminasi (+) Aspirasi : cairan encer, keruh keputihan Gambar 7. Spermatocele 4. Hematocele (7) Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh trauma. Gambaran klinik : benjolan pada testis Pemeriksaan Fisik :
24
- Masa kistik -Transiluminasi (-) 5. Hernia Inguinalis Lateral (6) Gambaran klinis : Anamnesa : benjolan di daerah inguinal/skrotal yang hilang timbul. Timbul saat mengedan, batuk, atau menangis, dan hilang bila pasien tidur. Pemeriksaan fisik : Terdapat benjolan di lipat paha/ skrotum pada bayi saat menangis dan bila pasien diminta untuk mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimasukkan kembali ke rongga abdomen. Transiluminasi (-)
6. Tumor testis (1) Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun. Gambaran klinis : Anamnesa : keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri. Terasa berat pada kantong skrotum Pemeriksaan Fisik : Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi. Transiluminasi (-) Gambar 9. Tumor Testis H. TERAPI (8) Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis. Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel aka n berulang dan bisa terjadi infeksi. Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea) untuk menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera mungkin. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi. Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah : (1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah, (2) Indikasi kosmetik (3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).
25
Teknik Operasi Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut: · Dengan pembiusan regional atau umum. · Posisi pasien terlentang (supinasi). · Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik. · Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril. · Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika vaginalis. · Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu. · Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan: · Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan d iplikasi dengan benang chromic cat gut. · Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic cat gut. · Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut Komplikasi operasi Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi I. KOMPLIKASI 1. Kompresi pada peredaran darah testis 2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis. 3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi 4. Sekunder Infeksi. a. Definisi
Suatu tindakan pembedahan yang berupa penutupan prosesus vaginalis b. Ruang lingkup Hidrokel adalah suatu keadaan dimana tidak terjadi penutupan dari prosesus vaginalis, biasanya terjadi pada testis, tetapi dapat terjadi juga sepanjang prosesus vaginalis. Ditandai dengan pembesaran skrotum oleh karena cairan. c. Indikasi operasi Sampai umur satu tahun tidak dilakukan terapi, dan diharapkan dapat menutup sendiri d. Pemeriksaan Penunjang USG testis Teknik Operasi •
Penderita dalam posisi supine dan dilakukan anestesi umum → dapat ditambah dengan kaudal blok.
•
Desinfeksi pada lapangan operasi → ditutup dengan doek steril.
•
Insisi transversal 1/3 tengah pada skin crease abdomino inguinal sejajar ligamentum inguinale.
•
Insisi diperdalam sampai tampak aponeurosis MOE
•
Aponeurosis MOE dibuka secara tajam.
•
Funikulus spermatikus diidentifikasi kemudian mencari kantong hernia di a ntromedial.
•
Isi hernia dimasukan ke dalam cavum abdomen.
26
•
•
Kantong hernia dipotong pada jembatan kantong proximal dan distal → kantong proximal diikat setinggi lemak preperitonium. Perdarahan dirawat, dilanjutkan menutup luka operasi lapis demi lapis.
e. Komplikasi operasi Perdarahan f. Mortalitas Kurang dari 1% g. Perawatan Pascabedah Pasca bedah penderita dirawat selama 1 hari, diobservasi kemungkinan komplikasi yang membahayakan jiwa penderita seperti perdarahan. Pemberian antibiotik dan analgetik h. Follow-up Tidak terdapat follow up khusus pada penderita pasca ligasi tinggi.
B isa dimaklumi kalau masalah seputar alat kelamin bayi kerap membuat orangtua khawatir. Pasalnya, kelainan atau gangguan tersebut tidak hanya berhenti sampai di situ. Cukup banyak dampak yang bisa muncul bila alat vital si kecil mengalami gangguan, termasuk dampak psikologis maupun sosial. Sebenarnya, sebagian besar masalah alat kelamin bayi tidaklah berbahaya. Bahkan beberapa di a ntaranya bisa menghilang sendiri seiring dengan bertambahnya umur bayi. Toh, kalaupun ada sedikit gangguan lazimnya bisa diatasi dengan pertolongan medis sehingga fungsi seksual dan reproduksi, serta proses tumbuh kembang anak tidak terganggu. Apa saja gangguan dan kelainan alat kelamin yang kerap dialami bayi? Pantaskah jika orangtua khawatir berlebihan, simak penjelasan medisnya satu per satu. 1. HIDROKEL Hidrokel atau penumpukan cairan pada kantung buah zakar kerap membuat orangtua cemas karena ukuran kantung buah zakar jadi cenderung membesar. Tidak sedikit orangtua yang mencurigai bayi terkena hernia. Padahal, mayoritas hidrokel testis tidaklah berbahaya. Mengapa? Tak lain karena gangguan yang lebih banyak dialami para bayi prematur ini akan menghilang selambat-lambatnya saat anak berumur setahun. Hidrokel yang umumnya disebabkan oleh kelainan bawaan biasanya juga tidak menyebabkan rasa sakit. Namun, jika setelah lewat satu tahun, penumpukan cairan masih ada, si kecil harus secepatnya diperiksakan ke dokter. Dokter akan melakukan beberapa tindakan, tergantung dari penyebab dan berat-ringannya kasus yang dialami. Mulai tindakan penyedotan sampai tindakan pembedahan pada beberapa kasus tertentu. Kalau tidak ditangani segera, penumpukan cairan ini bisa mengganggu kesuburan dan fungsi seksualnya kelak. Lo? Soalnya, hidrokel bisa memberi efek penekanan atau bahkan menyebabkan infeksi testis. Yang jelas, hidrokel testis berbeda dengan hernia. Hidrokel pada kantung zakar umumnya akan mengecil saat bayi terbangun, sementara pada hernia tidak. Selain itu, hernia teraba lebih besar dan keras, sedangkan hidrokel testis lebih kecil dan lebih lunak. Untuk membedakan hernia dengan hidrokel tidak cukup hanya dengan melihat dan meraba. Melainkan harus ada pembuktian medis yang hanya bisa dilakukan oleh dokter anak. Itulah sebabnya, jika kantung zakar si kecil terasa membesar dan mencurigakan, orangtua harus secepatnya memeriksakan bayinya ke dokter anak terdekat. HIDROKEL Saya seorang ibu mempunyai bayi laki-laki (5 bulan). Dulu ketika memeriksakan kehamilan anak pertama saya pada kehamilan 7 bulan dengan USG, dokter kandungan mengatakan bahwa skrotum pada janin saya lebih besar dari ukuran normalnya dan skrotum tersebut mengandung banyak cairan.
27 Ternyata setelah melahirkan tepat waktu dan keadaan normal, hasil pemeriksaan dokter tersebut benar. Akhirnya setelah bayi saya berusia 2 bulan saya periksakan ke spesialis anak. Ia menyatakan agar setelah usia 1 tahun nanti segera dioperasi untuk menghilangkan cairan tersebut. Yang ingin saya tanyakan: a. Jenis penyakit atau kelainankah itu? Apa istilah atau nama penyakitnya? b. Apakah ada hubungannya dengan kondisi saya yang sangat lemah dan sempat dirawat di rumah sakit selama kehamilan pada bulan pertama dan bulan ke delapan? c. Sekarang malah pada usianya 5 bulan saya lihat skrotum anak saya biasa saja/normal. Apakah saya perlu periksakan lagi pada dokter untuk memastikan perlu tidaknya dioperasi pada usianya 1 tahun nanti? Demikian pertanyaannya dan atas jawabannya saya ucapkan terima kasih. Ny. Riana - Indramayu Tampaknya putra Ibu menderita hidrokel, yaitu penimbunan cairan di kantong kemaluan (skrotum). Keadaan ini tidak ada hubungannya dengan kondisi Ibu saat hamil yang lalu. Hidrokel yang ringan biasanya akan sembuh sendiri dengan berlalunya waktu. Jika saat usia 9-12 bulan hidrokel masih menetap, maka biasanya dioperasi. Hidrokel yang besar biasanya tidak sembuh sendiri dan dapat mengakibatkan atrofi (pengecilan) testis sehingga perlu dioperasi. Dalam kasus putra Ibu, jika memang skrotumnya sudah mengecil berarti kemungkinan besar hidrokelnya sudah hilang. Meskipun demikian, tidak ada salahnya jika Ibu memeriksakannya ke dokter anak atau dokter bedah untuk memastikan bahwa hidrokelnya sudah tidak ada lagi.
KAPAN ANAK PERLU TINDAKAN BEDAH? M intalah keterangan sejelas-jelasnya pada dokter jika ada dugaan anak mesti dibedah. Sebaiknya, jangan hanya
pada satu dokter.
Melda langsung cemas begitu dokter memberi tahu bahwa penyakit anaknya hanya dapat diatasi dengan jalan bedah. Bisa dimaklumi, orangtua mana sih yang tega buah hatinya harus terbaring di meja operasi. Apalagi jika masih di usia bayi. Tak ada jalan lainkah kecuali bedah? Tindakan bedah dilakukan jika pada anak ditemukan kelainan bedah yang disebabkan kelainan bawaan, trauma (rudapaksa), infeksi, dan tumor. Kelainan dan gangguan tersebut umumnya memiliki kondisi klinis yang perlu mendapat perhatian orangtua, antara lain: * Muntah Memang tidak setiap muntah disebabkan oleh kelainan bedah. Namun ada kemungkinan dise-babkan kelainan bedah bila: - Muntah berwarna hijau yang maknanya muntahan tersebut bercampur cairan e mpedu. - Muntah bercampur darah. - Muntah persisten, artinya muntah terus-menerus yang berakibat pada penurunan atau kegagalan kenaikan berat badan. - Muntah disertai perut kembung. * Kembung perut Kembung perut diartikan sebagai pengumpulan udara berlebihan di dalam perut. Umumnya kembung perut diakibatkan oleh kelainan bedah, bila: - Disertai sakit/nyeri perut dengan atau tanpa disertai kenaikan suhu tubuh. - Kembung perut disertai kegagalan flatus (kentut) dan kegagalan defekasi (buang air besar), termasuk defekasi yang hanya berupa darah. - Kembung perut disertai kombinasi gejala dan tanda-tanda penyerta seperti yang sudah disebut di atas yakni nyeri perut, kenaikan suhu tubuh, muntah hijau/fekal, kegagalan defekasi dan flatus. Hubungan antara muntah dan kembung perut dengan persangkaan yang disebabkan oleh adanya kelainan bedah tadi dapat terjadi pada pasien bayi baru lahir sampai anak usia remaja. Bila terjadi pada bayi baru lahir,
28 umumnya disebabkan oleh kelainan kongenital/bawaan. * Tumor Tumor (massa/tonjolan) dapat terlihat atau teraba di permukaan tubuh atau di dalam perut bayi dan anak. Bisa disertai atau tanpa disertai gejala dan tanda-tanda klinis. Terlalu luas membicarakan tumor karena banyak kemungkinannya. Namun, tonjolan akibat kelainan biasa seperti hidrokel skrotal (kumpulan cairan di dalam kantong kemaluan laki-laki) atau hernia sampai neoplasma (istilah untuk orang awam, daging tumbuh) dan kanker jinak sekalipun tentu patut mendapat perhatian. Bila orangtua melihat atau meraba adanya tumor di tubuh anak sebaiknya segera konsultasikan pada dokter. SEBELUM DAN SESUDAH PEMBEDAHAN Agar dapat dilakukan tindakan pembedahan efektif pada anak, ada kondisi-kondisi tertentu yang harus diperhatikan: - Pada pembedahan yang direncanakan (jadi bukan merupakan kasus-kasus gawat darurat), maka kondisi anak harus benar-benar sehat. Artinya, anak sedang tidak dalam kondisi demam, batuk pilek, diare, dan tidak menderita penyakit lain seperti morbili, cacar air dan sebagainya. - Pada pembedahan darurat, pasien dipersiapkan dengan baik dan seoptimal mungkin. Begitu juga kondisi yang menyangkut fungsi-fungsi organ tubuh seperti fungsi pernapasan, fungsi jantung dan sirkulasi darah, suhu tubuh volume darah dan cairan tubuh. Pada saat operasi, fungsi organ-organ itu tidak boleh dalam kondisi defisit. Kadar hemoglobin dan fungsi koagulasi (waktu perdarahan dan pembekuan) pun harus dalam keadaan baik/normal. Adapun upaya yang dilakukan pascapembedahan adalah pemantauan/pengawasan terhadap fungsi-fungsi vital organ tubuh, terutama kesadaran, fungsi napas, fungsi kardiovaskular, fungsi hati maupun fungsi ginjal. Volume darah dan cairan tubuh, serta nutrisi yang diperlukan pasien juga harus mendapat prioritas perhatian. Yang tak kalah penting, lakukan pemeriksaan berkala hasil pembedahan, apakah sesuai dengan harapan atau tidak. Ataukah terdapat penyulit yang diperhitungkan maupun penyulit yang semula tidak diperhitungkan. PERSIAPAN MENTAL ORANGTUA Yang sering terjadi, saat menghadapi kenyataan bahwa anak harus dioperasi biasanya orangtualah yang tidak siap mental. Padahal persiapan mental ini sangat penting. Berikut, bekal kesiapan mental orangtua: * Orangtua harus berusaha mengerti sejelas-jelasnya permasalahan yang dihadapi anak. * Mintalah keterangan sejelas-jelasnya dari dokter yang menangani mengenai: - apa masalahnya, - alternatif tindakan bedah yang dapat dan yang harus dilakukan, - apa risiko pembedahan yang mesti diperhitungkan, - hasil akhir seperti apa yang diharapkan atas tindakan bedah yang dilakukan, - apa akibatnya kalau pembedahan tidak dilakukan. * Perlu pendapat 2 atau 3 dokter lain Jika orangtua meragukan pendapat dokter pertama yang didatangi, sebaiknya cari second opinion (pendapat dokter kedua), bahkan kalau perlu third opinion (pendapat dokter ketiga). Dokter yang profesional pasti akan menerangkan permasalahan bedah yang ditemukan, selain penjelasan mengenai sikap yang harus diambil dan risiko jika dilakukan bedah ataupun tidak.
SEPUTAR MASALAH BIUS Tindakan bedah yang dilakukan dokter spesialis bedah anak juga menuntut keterlibatan dokter ahli anestesi. Sebelum operasi, biasanya dokter anestesi akan memberikan premedikasi, yakni pemberian obat-obatan penenang. Umumnya dilakukan dengan memasukkan obat tersebut lewat dubur agar anak tidak merasa takut. Sebagai efeknya, anak bisa tenang dan langsung terkantuk-kantuk. Sekitar 10-15 menit kemudian lazimnya barulah dilakukan tindakan anestesi sesuai dengan tindakan bedah yang akan dijalaninya. Andil dari dokter anestesi memungkinkan pasien tidak merasakan sakit, bisa tenang dan kooperatif selama tindak pembedahan sehingga operasi dapat berlangsung aman. Pemberian anestesi dilakukan dengan pemberian obat bius berupa gas yang dihirup dengan bantuan sungkup
29 yang menutupi bagian hidung dan mulut atau lewat tube yang dimasukkan melalui selang kecil ke dalam saluran napas melewati mulut. Selain itu ada juga yang lewat suntikan melalui pembuluh darah maupun intramuskular (dalam otot). Jenis anestesi sendiri bermacam-macam. Kalangan awam lebih mengenalnya dengan istilah bius total dan bius lokal. Bius total dilakukan dengan mengondisikan pasien dalam keadaan tidak sadar dan hilangnya seluruh rasa. Sedangkan bius lokal diberikan di tempat akan dilakukannya operasi. Keputusan mengenai jenis mana yang akan dipilih tentu berdasar pertimbangan berat-ringan operasinya dan usia pasien. Selain tergantung dari operatornya sendiri, dalam hal ini dokter spesialis bedah anak. Pada dasarnya, bius total menggunakan obat tidur yang dapat membuat pasien tertidur, tidak tahu apa-apa, tidak mendengar dan tidak melihat. Ada pula obat antinyeri yang dimaksudkan agar pasien tidak merasakan sakit ataupun nyeri saat dilakukan tindakan. Kandungan lainnya adalah relaksan yang mampu membuat otot-otot pasien lumpuh sewaktu dioperasi. KEAMANAN PEMBERIAN OBAT BIUS Pada pasien anak, obat bius yang digunakan sama dengan yang diberikan kepada orang dewasa. Hanya saja dengan dosis pemberian yang berbeda. Seperti obat pada umumnya, obat bius juga memiliki kekurangan, kelebihan, dan risiko menimbulkan alergi, sehingga harus diberikan dengan hati-hati. Umumnya penggunaan obat-obatan anestesi sekarang sudah mengikuti perkembangan terbaru. Obat-obatan yang digunakan pun rata-rata sudah lebih aman dan memberi hasil yang lebih bagus. Dulu, meski operasi hanya berlangsung satu jam, efek obat biusnya masih memberi reaksi beberapa jam kemudian. Sementara kini durasinya relatif pendek, ada yang hanya 30 atau 40 menit. Dengan demikian, begitu operasi selesai, pasien pun cepat pulih kesadarannya karena efek obatnya sudah hilang. Atau kalau memang masih dibutuhkan bisa ditambahkan lagi pemberiannya namun tetap aman. PERLU TES ALERGI? Seperti halnya obat pada umumnya, kemungkinan adanya alergi obat bius bisa saja terjadi. Bentuk alergi yang ringan umumnya berupa gatal dan bentol yang bisa menjadi parah jika bereaksi ke seluruh kulit. Bahkan ada yang sampai syok akibat tekanan darah yang menurun drastis atau tidak dapat bernapas oleh karena saluran napasnya bengkak, bila reaksinya sedemikian berat. Selama ini, di luar negeri pun belum pernah dilakukan tes alergi obat bius sebelum dilakukan tindakan bedah. Meski mungkin idealnya seperti itu, namun ini cukup sulit dilakukan. Apalagi jika tindakan bedah yang harus dilakukan bersifat darurat. Selain itu, umumnya pasien baru datang pertama kali sehingga belum ada pengalaman alergi obat bius. Jadi, sejauh ini yang biasanya dilakukan hanyalah menanyakannya pada orangtua apakah si anak asma atau pernah mengalami alergi obat. Akan tetapi bila operasi tak bisa dihindari, kalaupun anak memiliki riwayat alergi obat, anestesi akan diberikan dengan memilih obat-obat dan cara yang betul-betul paling aman. Tentu saja kemungkinan risiko bahaya alergi tetap sudah dipikirkan dengan matang. Jika memang terjadi sesuatu akibat reaksi obat, maka akan dilakukan tindakan sesuai prosedur. Itulah mengapa, pascabedah, dokter akan tetap melakukan pemantauan dengan menjaga kondisi pasien agar tetap dalam keadaan stabil dan normal. Contohnya, tekanan darah dijaga agar tidak naik/turun, pernapasan normal/cukup, tidak merasakan nyeri, dan sebagainya.
Hidrokel adalah penumpukan caitan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal. cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.
30
Etiologi Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena: (1) belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau (2) belum sempurnanya sistem dari limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan h idrokel. Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epdidimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin bisa tumor, infeksi, atau trauma pada testis atau epididimis. Gambaran Klinik
Pasien mengeluh benjolan di kantong skrotum tidak terasa nyeri. Pada pemeriksaan fisis didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang - kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dgn USG. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis maka dibedakan menjadi : •
Hidrokel testis
•
Hidrokel funikulus
•
Hidrokel comunican
Hidrokel testis : hidrokel mengelilingi testis sehingga tidak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak mengalami perubahan Hidrokel funikulus : pada palpasi testis dapat diraba , kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak sebelah kranial dari testis Hidrokel komunikan : terdapat suatu hibungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis terisi cairan peritoneum. Pada anamensis, besar kantong hidrokel dapat berubah - ubah yaitu bertambah besar pada anak menangis. Jika dipalpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen. Terapi : Hidrokel pada bayi ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalisnya menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, jika hidrokel bertambah besar maka perlu koreksi. Tindakan untuk mengatasi hidrokel antara lain : aspirasi/operasi. Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karna mudah kambuh dan tingkat infeksinya tinggi.
Indikasi operasi pada hidrokel : (1) hidrokel yang besar sehingga nekan pembuluh darah, (2) indikasi kosmetik, (3) hidrokel permagna yang menganggu aktivitas pasien sehari - hari.
31
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel dilakukan herniorafi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan skrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto.
Belajar tentang Hidrokel Testis 1. Apakah hidrokel testis itu? Jawab : Hidrokel, hydroceles adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis 2. Hidrokel testis disebabkan oleh? Jawab : Hidrokel terjadi akibat adanya obstruksi (penyumbatan) limfatik yang menyebabkan berkurangnya penyerapan. Hidrokel dapat juga terjadi karena meningkatnya produksi cairan oleh membran yang merupakan fenomena yang relatif sering terjadi. Kerusakan pada testis sering menyebabkan peningkatan produksi cairan yang mengakibatkan hidrokel. Infeksi atau trauma epididimis, juga karsinoma testis dapat menyebabkan hidrokel sekunder. Pada banyak kasus akan terjadi penyerapan spontan bila proses yang menstimulasi produksi cairan yang berlebihan telah hilang 3. Apakah yang menyebabkan hidrokel testis sekaligus korda? Jawab : Bila tunika vaginalis berinsersi di tempat yang sang at tinggi pada korda spermatikus dan testis, dapat terjadi hidrokel testis dan korda. 4. Gejala klinis hidrokel testis? Jawab : Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisis didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya trasiluminasi Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan ULTRASONOGRAFI . Hidrokel yang terjadi pada b ayi baru lahir dapat disebabkan karena: (1) belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis (hidrokel komunikans) atau (2) belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. 5. Apakah yang menyebabkan hidrokel testis pada bayi baru lahir?
32
6. Jawab : Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena: a. belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis (hidrokel komunikans) atau b. belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. 7. Sebutkan pemeriksaan (diagnosis) apa yang digunakan pada kasus hidrokel testis? Jawab: a. Pemeriksaan fisik dan operasi b. Klinis dan dapat dibantu dengan USG 8. Sebutkan macam – macam hidrokel testis? Jawab : · Hidrokel Kongenital : terjadi karena adanya hubungan terbuka antara rongga abdomen sehingga cairan dari rongga abdomen keluar dan terkumpul di antara lapisan parietal dan lapisan viseral tunika vaginalis. Hal ini hampir selalu disertai dengan hernia inguinal tak langsung · Hidrokel non komunikans : terjadi karena adanya sejumlah cairan yang terjebak di dalam tunika vaginalis sesaat sebelum menutupnya prosesus vaginalis 9. Metode pendekatan skrotal dapat dilakukan pada hidrokel?? Jawab :Melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord 10. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara? Jawab : In toto 11. Apakah penyebab terjadinya hidrokel testis secara sekunder pada orang dewasa? Jawab : Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. 12. Sebutkan pembagian metode yang akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel? Jawab Dapat dilakukan dengan : a. Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. b. Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah kranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari. c. Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritonium. Pada anamnesis, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada saat anak menangis. Pada palpasi, kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen. 13. Diagnosis banding hidrokel testis? Jawab : Hidrokel Testis : Hidrokel testis merupakan pengumpulan cairan di dalam ruang antara kedua lapisan membran tunika vaginalis. Diagnosis hidrokel ditegakkan dengan tes transluminasi atau diapanaskopi positif. 14. Sebutkan dan jelaskan terapi pada kasus hidrokel testis?
33
Jawab : Pada kasus seperti ini dilakukan terapi konservatif. Pada kelompok usia yang lebih tua, hidrokel dapat diserap secara spontan bila timbul akibat overproduksi cairan seperti yang ditemukan sekunder karena epididimitis akut pada penderita dewasa di mana hidrokel terjadi karena ketidakseimbangan antara produksi cairan dan resorbsinya hidrokel tidak dapat hilang spontan. Pada pasien seperti ini aspirasi jarum pada hidrokel bukan merupakan terapi yang adekuat karena hidrokel akan timbul lagi. Terapi yang tepat dan adekuat adalah pembedahan. Dilakukan reseksi dan pengangkatan sebagian besar lapisan parietal tunika vaginalis sehingga membran yang bersekresi dan ruang untuk penumpukan dihilangkan, sehingga mencegah rekurensi hidrokel. a. Tidak diperbolehkan biopsi tumor. b. Orkiektomi, Diskesi kelenjar retroperitoneal dan para aorta. c. Radiasi : jenis seminoma respon terhadap terhadap terapi, nonseminoma tidak respon d. Sitostatika : Sisplatinum, vinblastin dan Bleomisin. 15. Hidrokel kebanyakan ditemukan di daerah? Jawab : Endemis W. bancrofti 16. Komplikasi dari hidrokel testis? Jawab : Chyle (Chylocele), darah (Haematocele) atau n anah (Pyocele) pada cairan limfe dan atrofi testis. 17. Pada penyakit hidrokel testis akan terjadi artrofi testis apabila? Jawab : Jika dibiarkan, maka hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga dapat menimbulkan artrofi testis 18. Sebutkan ciri khas dari hidrokel kongenital? Jawab : Pada congenital, hampir selalu disertai dengan hernia inguinal tak langsung. 19. Selain operasi, kemungkinan adakah cara lain yang digunakan untuk penyembuhan hidrokel? Jawab : Selain operasi, ada yang disebut dengan aspirasi (penyedotan cairan), tetapi aspirasi cairan testis ini tidak dianjurkan karena angka kekambuhannya tinggi dan mudah terjadi infeksi. 20. Sampai umur berapakah batas aman untuk dioperasi hidrokel testis pada b ayi baru lahir? 21. Selain penumpukan cairan uang berlebihan, hidrokel juga bisa terjadi akibat? Jawab : Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga 1 tahun dengan harapan lubang / defek yang ada menutup sendiri, tetapi bila lebih dari 1 th tetap ada / bertambah besar sebaiknya dilakukan koreksi. Jadi bila dilihat dari segi usia saja, maka sebaiknya koreksi tersebut sebaiknya dilakukan. - peradangan atau cedera pada testis maupun epididimis - penyumbatan cairan atau darah di dalam korda spermatika
1. HIDROKEL
Hidrokel atau penumpukan cairan pada kantung buah zakar kerap membuat orangtua cemas karena ukuran kantung buah zakar jadi cenderung membesar. Tidak sedikit orangtua yang mencurigai bayi terkena hernia. Padahal, mayoritas hidrokel testis tidaklah berbahaya. Mengapa? Tak
34 lain karena gangguan yang lebih banyak dialami para bayi prematur ini akan menghilang selambat-lambatnya saat anak berumur setahun. Hidrokel yang umumnya disebabkan oleh kelainan bawaan biasanya juga tidak menyebabkan rasa sakit.
Namun, jika setelah lewat satu tahun, penumpukan cairan masih ada, si kecil harus secepatnya diperiksakan ke dokter. Dokter akan melakukan beberapa tindakan, tergantung dari penyebab dan berat-ringannya kasus yang dialami. Mulai tindakan penyedotan sampai tindakan pembedahan pada beberapa kasus tertentu. Kalau tidak ditangani segera, penumpukan cairan ini bisa mengganggu kesuburan dan fungsi seksualnya kelak. Lo? Soalnya, hidrokel bisa memberi efek penekanan atau bahkan menyebabkan infeksi testis.
Yang jelas, hidrokel testis berbeda dengan hernia. Hidrokel pada kantung zakar umumnya akan mengecil saat bayi terbangun, sementara pada hernia tidak. Selain itu, hernia teraba lebih besar dan keras, sedangkan hidrokel testis lebih kecil dan lebih lunak. Untuk membedakan hernia dengan hidrokel tidak cukup hanya dengan melihat dan meraba. Melainkan harus ada pembuktian medis yang hanya bisa dilakukan oleh dokter anak. Itulah sebabnya, jika kantung zakar si kecil terasa membesar dan mencurigakan, orangtua harus secepatnya memeriksakan bayinya ke dokter anak terdekat.
2. ALAT KELAMIN TIDAK JELAS
Kasus ini cukup banyak. Ada seorang bayi perempuan yang dianggap laki-laki karena memiliki penis. Atau bayi yang dinyatakan perempuan tapi saat dewasa tidak mengalami haid dan tidak bisa punya anak. Demikian pula sebaliknya. Ada juga kasus bayi saat lahir yang tidak jelas alat kelaminnya, apakah laki-laki atau perempuan. Untuk kasus-kasus seperti ini orangtua juga sebetulnya tak perlu kelewat khawatir. Toh, lewat intervensi medis, masalah si kecil bisa diatasi hingga jenis kelaminnya tak lagi meragukan.
35
Ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya. Di antaranya kelainan kromosom, rusaknya kelenjar adrenalin ataupun bersifat bawaan. Kelainan kromosom terjadi akibat kromosomnya tidak lengkap atau tidak jelas padahal kromosomlah yang menentukan jenis kelamin bayi. Bila kromosom seksnya XX berarti ia perempuan, sedangkan bila XY berarti laki-laki. Atau bisa juga kromosomnya jelas, tapi alat kelaminnyalah yang tidak jelas.
Demikian juga rusaknya kelenjar adrenalin. Bagi anak perempuan, kerusakan ini bisa menyebabkan hormon kelelakiannya jadi berlebihan. Akibatnya, klitorisnya tumbuh seperti penis. Hal sebaliknya akan terjadi pada anak laki-laki. Akibatnya, penisnya kecil dengan lubang kencing terletak di bawah seperti halnya lubang kencing perempuan. Inilah yang terjadi bila bayi mengalami kekurangan hormon testosteron.
Pada beberapa kasus, gangguan alat kelamin tidak jelas disebabkan kelainan bawaan. Besar kemungkinan bayi yang memiliki gangguan alat kelamin ini lantaran orangtuanya adalah carrier atau pembawa gangguan ini meski si orangtua sendiri tidak mengalaminya. Gangguan ini pun masih bisa dikoreksi. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek, dokter akan menentukan apakah si bayi lebih condong ke jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Sulitnya menentukan jenis kelamin ini membuat dokter anak harus melibatkan teman sejawat dari berbagai disiplin ilmu, seperti dokter endokrin anak, ahli genetika/ahli biologi, ahli bedah, psikolog dan psikiater.
Pertama-tama, tim medis akan mengevaluasi kromosomnya, apakah laki-laki atau perempuan. Selanjutnya, dengan melihat jenis kelenjar gonad/seksualnya. Jika didapati testis, bisa dipastikan ia berjenis kelamin laki-laki. Sebaliknya, jika didapati ovarium, dia adalah perempuan. Perhatikan juga alat kelamin luar yang dimiliki, penis untuk lelaki dan vagina untuk perempuan. Selanjutnya, amati dengan benar alat kelaminnya berfungsi atau tidak.