STATUS / REKAM MEDIK PASIEN RUMAH SAKIT OTORITA BATAM I. Identitas
Nama
: Tn. R
•
Usia
: 38 tahun
•
Jenis Kelamin
: Laki-laki
•
Status Perkawinan nan
: Menikah
•
Agama
: Islam
•
Pekerjaan
: Pekerja bangunan
•
Alamat
: Kg.Baru Sri Daun Blok 6, No.94 Tg.Piayu
•
Tang Tangga gall masuk asuk RS
: 6 Novem ovembe berr 2012 2012
Nomor RM
: 31-84-02
•
•
II. Autoanamnesis dan alloanamnesis tanggal 6 November 2012 pukul 20.00 WIB.
Anamnesis Anamnesis dilakukan secara autoanamnesi autoanamnesiss dan alloanamnesis alloanamnesis dengan istri pasien tanggal tanggal 6 November 2012 jam 20.00 WIB. Kelu Keluha han n Utam Utamaa
: ben benjo jola lan n pada pada bij bijii kem kemal alua uan n bagi bagian an kan kanan an seja sejak k ± 5 tahu tahun n lal lalu. u.
Keluhan Keluhan Tamb Tambahan ahan
: Infert Infertil ilita itass selama selama 5 tahu tahun n perkahw perkahwina inan n
RPS: OS datang dengan keluhan ada benjolan pada biji kemaluan bagian kanan yang dirasakan sejak ± 5 tahun yang lalu. Yang mana OS merasakan biji kemaluan bagian kanan lebih besar diband dibanding ingkan kan yang yang kiri. kiri. Benjol Benjolan an tidak tidak dirasa dirasakan kan nyeri. nyeri. Benjol Benjolan an dirasa dirasakan kan tidak tidak semaki semakin n membesar. Bejolan juga tidak dirasakan berkurang saat aktivitas maupun istirehat. BAK normal lancar. Tiada gangguan BAB. OS juga mengeluh tidak punya anak sejak 5 tahun mendirikan rumah tangga. OS serta istri telah berusaha selama 5 tahun ini. Dengan frekuensi berhubungan intim yg normal namun tetap tidak punya anak. OS dan istri juga telah berobat ke mana-mana termasuk pengobatan alternatif meminum herbal dan obat-obat kampung. Kerana tetap tidak 1
berhasil akhirnya OS serta istri bersetuju untuk berjumpa dokter spesialis obstetrik dan ginekologik berhubungan masalah ini.OS bersama istri menjalani pemeriksaan kesuburan dan didapatkan istri normal baik-baik sahaja tanpa kelainan kesuburan, namun OS setelah dilakukan pemeriksaan Ultrasonografi (USG) didapatkan adanya hidrokel pada testis kanan. OS langsung dirujuk ke RSOB untuk tindakan lanjut. Keluhan lain disangkal. RPD: OS menyangkal adanya riwayat asma, hipertensi, diabetes melitus maupun adanya alergi obat dan makanan. OS pern pernah ah bero beroba batt di RS Awal Awal Bros Bros 4 bula bulan n lalu lalu denga dengan n spes spesia iali liss obste obstetr trik ik dan dan ginekologik ginekologik.. OS menjalani menjalani pemeriksaan pemeriksaan fisik, fisik, pemeriksaan pemeriksaan USG Skrotum Skrotum dan pemeriksaan pemeriksaan faktor faktor sperma sperma (tanggal (tanggal 28 Juli 2012). Dengan hasil pemeriksaan pemeriksaan USG tersebut tersebut OS dirujuk dirujuk oleh dokter ke spesialis Urologi RSOB. RPK: Tidak ada dalam keluarga pasien yang mengalami hal yang sama. Riwayat kebiasaan hidup: OS Riwayat makan teratur. OS merokok (+) Alkohol (-) III.Pemerik III. Pemeriksaan saan Fisik •
Keadaan umum: o
Kesan sakit: tampak sakit ringan
o
Kesadaran: Compos Mentis
Tanda Vital: •
TD
: 110/80 mmHg
•
•
Suhu Suhu
: 36, 36,8’ 8’C C diu diuku kurr di di ketia ketiak k
•
Nadi
: 84x/menit
RR
: 22x/menit 2
Kepala: •
Bentuk
: Normocephali
•
Rambut
: Distribusi baik, hitam.
Mata Mata
: Pupi Pupill bula bulatt isok isokor or,, Conj Conjunc uncti tiva va Anem Anemis is (+/ (+/+) +),, Scle Sclera ra Ict Icter erik ik (-/ (-/-) -),, Refl Reflek ek caha cahaya ya langsung dan tidak langsung (+/+).
Wajah: •
•
Nyeri ketuk/tekan os frontalis dan maxilla (-) Perbesaran KGB submaxilla dan submental (-)
Hidung: •
Deviasi septum (-)
•
Hiperemis mukosa (-)
•
Secret (-)
Telinga: •
Normotia
•
Nyeri tekan tragus (-)
•
Nyeri tekan mastoid (-)
•
Serumen (-)
•
Membrane tympani sulit terlihat.
•
Mulut dan Tenggorokan:
•
Bibir tidak pucat, kering, cyanosis.
•
Gusi merah muda, tidak ada perdarahan.
•
Gigi geligi lengkap.
•
Lidah bersih, tidak ada papil atrofi, deviasi, tremor.
•
Mukosa buccal merah muda, tidak ada perdarahan.
•
Tonsil T1/T1 tenang.
•
Uvula di tengah, tidak ada deviasi.
•
Faring tidak hiperemis. 3
Leher: •
Perbesaran KGB cervicalis (-)
•
Trakhea lurus di tengah.
•
Tidak ada perbesaran thyroid.
Thorax: Paru-Paru: •
Inspeksi
:Simetris kedua thorax pada keadaan statis dan dinamis.
Ginekomastia (-)
Pelebaran vena (-)
Spider nevi (-)
Retraksi sela iga (-)
Roseola (-)
•
Palpasi: Tidak dinilai
•
Perkusi
: Tidak dinilai
•
Auskultasi
:Suara nafas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-).
Jantung: •
Inspeksi
:Ictus cordis tidak terlihat.
•
Palapasi
:Ictus cordis tidak teraba.
•
Perkusi
: Tidak dinilai
•
Auskultasi
:S1,S2 regular. Murmur (-), Gallop (-).
Ekstremitas atas dan bawah: •
Kedua eksremitas atas berwarna coklat, tonus otot baik, kekuatan otot 5/5, perfusi hangat, oedema (-).
•
Kedua eksremitas bawah berwarna coklat, tonus otot baik, kekuatan otot 5/5, perfusi hangat, oedema (+).
4
IV. Status Lokalis ( Regio skrotalis dextra) •
Inspeksi
: benjolan (+), sebesar telur telur atam, hieremis (-)
•
Palapasi
: konsistesi kistik, nyeri tekan (-), fluktuasi (+), hangat (+),terasa kenyal,
tidak teraba testis. •
Perkusi
: tidak dinilai
•
Auskultasi
: BU (-)
•
Pem.transluminasi : (+)
Gambar 1 : Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan transluminasi regio scrotum dextra.
5
V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
05-11-12
Nilai Normal
Satuan
Hb Lekosit
14.3 10.0
11.0 – 16.5 3.5-10.0
g/dl 10 /mm3
Hematokrit Trombosit Eritrosit MCV MCH MCHC LED Gol.darah Gula darah
44.1 414 5.03 88 28.4 32.3 2 A 123
35 – 50 150-390 3.80-5.80 80-97 26.5-33.5 31.5 – 35.0 0-10 70-100
% 10 /mm3 106/mm3 fL pg g/dl mm/jam mg/dl
6-14 1-6
menit/’ menit /’
Hematologi :
sewaktu Clotting time Bleeding time
6’ 1’
3
3
VI. PEMERIKSAAN FAKTOR SPERMA
Tanggal pemeriksaan : 27/7/2012 Karakteristik
Hasil
Istilah patologi
Volume
2.0 mL
Normal
Sperma konsentrasi
0 mL
Azoospermia
VII. PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI TESTIS
Tanggal pemeriksaan : 28 Juli 2012 Dari RS Awal BROS
6
Gambar 2 : Ultrasonografi testis (gambar hiasan) Testis kanan Echogensitas homogen ukuran 3.08 x 2.84 x 3.14 cm3 , tampak posisi testis intrasacus scrotalis, tak tampak lesi hipo/hiperechoic pada testis, pada CFM vaskularisasi normal. Kaput/ cauda epididimis tampak membesar dengan lesi hiperechoic pada CFM tak tampak vaskularisasi prominent. Pre dan pasca valsava manuever tak tampak dilatasi vaskuler di pleksus pampiniformis. Tampak lesi anechoic peri testis intrascrotalis.
Testis kiri Echogensitas homogen ukuran 3.39 x 2.06 x 3.49 cm3 , tampak posisi testis intrasacus scrotalis, tak tampak lesi hipo/hiperechoic pada testis, pada CFM vaskularisasi normal. Caput / cauda epididimis tak tampak lesi hipo/ hiperechoic, pada CFM tak tampak vaskularisasi prominent. Pre dan pasca valsava maneuver tak tampak dilatasi vaskuler di plexus pampiniformis. Kesan: 7
•
Hidrocele kanan dan caput epididimis yang melebar dan struktur kasar tanpa vaskularisas, kemungkinan post eididimis.
•
Tak tampak gambaran varicocele bilateral.
Resume
Seorang laki-laki berusia 38 tahun, datang ke poliklinik bedah urologi dengan keluhan utama benjolan di biji kemaluan bagian kanan. Benjolan dirasakn sejak ± 5 tahun yang lalu. Yang mana OS merasakan biji kemaluan bagian lebih besar dari kiri. Benjolan tidak dirasakan nyeri. Benjolan tidak dirasakan semakin membesar. Benjolan juga tidak dirasakn berkurang besarnya saat beraktivitas maupun saat istirehat. OS juga mengeluh tidak punya anak sejak 5 tahun mendirikan rumah tangga. OS serta istri telah berusaha selama 5 tahun ini. Dengan frekuensi berhubungan intim yg normal namun tetap tidak punya anak. OS dan istri juga telah berobat ke mana-mana termasuk pengobatan alternatif meminum herbal dan oabat-obat kampung. Kerana tetap tidak berhasil akhirnya OS serta istri bersetuju untuk berjumpa dokter spesialis obstetrik dan ginekologik berhubungan masalah ini.OS bersama istri menjalani pemeriksaan kesuburan dan didapatkan istri normal baik-baik sahaja tanpa kelainan kesuburan, namun OS setelah dilakukan pemeriksaan Ultrasonografi (USG) didapatkan adanya hidrokel pada testis kanan. OS langsung dirujuk ke RSOB untuk tindakan lanjut. Pada pemeriksaan fisik regio skrotalis bagian kanan ditemukan pada inspeksi adanya benjolan (+), yang berukuran = 6 cm, pada palapasi didapatkan kistus (+), nyeri tekan (-), fluktuasi (+), dan pada pemeriksaan transluminasi didapatkan (+). Pada pemeriksaan faktor sperma didapatkan volume cairan sperma 2.0 mililiter (normal) dengan konsentrasi sperma 0 mililiter (azoospermia). Pada pemeriksaan USG ditemukan adanya hidrocele kanan dan caput epididimis yang melebar dan struktur kasar tanpa vaskularisasi, kemungkinan post eididimis. Tak tampak gambaran varicocele bilateral. VIII.
Diagnosis Kerja
Hidrokel testis kanan. IX.
Diagnosis Banding 8
Kista epididimis Hernia skrotalis Tumor testis Spermatokel LAPORAN PEMBEDAHAN
Hari
:
Rabu
Nomor RM
:
31.84.20
Tanggal
:
7/11/2012
Jenis kelamin
:
Laki-laki
Nama pasien
:
Tn. R
Ahli anestesi
:
Dr. Satriyo Sp.An
Umur
:
38 tahun
Asisten anestesi
:
Chaca
Bagian
:
Urologi
Teknik anestesi
:
Regional
Operator
:
Dr. Ahmad Mubin SpU
ASA
:
II
Asisten operator
:
Asma
Kelas
:
III
Instrumen
:
Suparten
Ruang
:
Teratai
Diagnosis
:
Hidrokel testis kanan
Selesai
:
08.30 WIB
prabedah Diagnosis
pasca :
Sesuai
bedah Nama pembedahan
:
Hidrokelektomi
Sifat pembedahan
:
Elektif
Mulai
:
07.30 WIB
Lama pembedahan
:
1 jam
Uraian pembedahan : Posisi supine, a & anti sepsis, tutp duk steril, kecuali lapangan oeprasi. 9
Insisi pada hemiscrotum kanan perdalam lapis demi lapis. Ditemukan benjolan pada scrotum kanan menutupi testis kanan. Benjolan diinsisi, keluar cairan kuning jernih. Dilanjutkan tindakan hidrokelektomi dengn cara BW prosedur. Kontrol perdarahan. Tutp luka operasi lapis demi lapis. Pasang FC 16 Fr. Operasi selesai. Instruksi pasca operasi •
Monitor TD, Nadi, RR, Temperature.
•
Tidak puasa
•
IVFD : NaCl : D5= 2:1/24jam
•
Inj. Broadced 1x2 gr
•
Inj. Ketorolac 3x1 amp dalam NaCl 100 cc/ 8jam
•
Inj. Kalnex 3x500mg
•
Gastrofer inj 1x1 vial
10
Gambar 3 : Tidakan a & asepsis sebelum memulai pembedahan
Gambar 4 : benjolan pada scrotum kanan yang menutupi testis kanan.
Gambar 5 : Benjolan diinsisi. Dikeluarkan cairan kuning jernih.
Pemeriksaan tanggal 8/11/2012 11
S:
OS merasakan sakit sedikit pada biji kemaluan bagian kanan, BAK lewat kateter lancar, urin kuning jernih,penuh, tersendat-sendat (-). Mual (-), muntah(-), pusing (-). Keluhan lain (-).
O:
keadaan umum : sedang
kesadaran : compos mentis
Vital sign : TD
: 110/80 mmHg
Nadi
: 80x/mnt
Suhu
: 36.4°c
RR
: 20x/mnt
Kepala/leher : normosefali, RC +/+,pupil bulat isokor, CA -/-, SI -/-, TTM Thorak
:cor
: SI,S2 tunggal regular
Paru
: SN vesikuler +/+, Rh-/-, W-/-.
Abdomen
: BU (+), timpani, supel
Extremitas
: akral hangat pada ke empat ekstremitas dan tidak terdapat oedem pada ke
empat ekstremitas. LOKALIS
:
Verbant (+) pada region genital. A:
Hidrokel testis dextra Post op hirokelektomi.
P:
-IVFD : NaCl : D5= 2:1/24jam STOP -AFF kateter urin -Inj. Broadced 1x2 gr -Inj. Ketorolac 3x1 amp dalam NaCl 100 cc/ 8jam -Inj. Kalnex 3x500mg ganti tablet -Gastrofer inj 1x1 vial 12
Pemeriksaan tanggal 9/11/2012 S:
OS sudah tidak merasakan sakit pada daerah kemaluan, BAK lancar, urin kuning jernih, tersendat-sendat (-). Mual (-), muntah(-), pusing (-). Keluhan lain (-).
O:
keadaan umum : ringan
kesadaran : compos mentis
Vital sign : TD
: 110/80 mmHg
Nadi
: 80x/mnt
Suhu
: 36.4°c
RR
: 20x/mnt
Kepala/leher : normosefali, RC +/+,pupil bulat isokor, CA -/-, SI -/-, TTM Thorak
:cor
: SI,S2 tunggal regular
Paru
: SN vesikuler +/+, Rh-/-, W-/-.
Abdomen
: BU (+), timpani, supel
Extremitas
: akral hangat pada ke empat ekstremitas dan tidak terdapat oedem pada ke
empat ekstremitas. LOKALIS
:
Verbant (+) pada region genital.
A:
Hidrokel testis dextra Post op hirokelektomi.
P:
AFF infus Cefspan tablet 2x200mg Pronalges Cr capsul 1x1 Profenid tablet 1x1 OS pulang control pengobatan ke poli Urologi tanggal 14/11/2012. 13
Prognosis o
Ad vitam
: bonam
o
Ad sanasionam: dubia ad bonam
o
Ad fungsionam: bonam.
TINJAUAN PUSTAKA BAB I. PENDAHULUAN
Hidrokel adalah penimbunan cairan dalam selaput yang membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak pada salah satu testis. Penyebabnya karena gangguan dalam pembentukan alat genitalia external, yaitu kegagalan penutupan saluran tempat turunnya testis dari rongga perut ke dalam skrotum. Cairan peritoneum mengalir melalui saluran yang terbuka tersebut dan terperangkap di dalam skrotum sehingga skrotum membengkak. Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami hidrokel, dan umumnya akan hilang sendiri dalam tahun pertama kehidupan. Biasanya tidak terasa nyeri dan jarang membahayakan sehingga tidak membutuhkan pengobatan segera. Pada bayi hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu , testis turun dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut. Pada orang dewasa, hidrokel bisa berasal dari proses radang atau cedera pada skrotum. Radang yang terjadi bisa berupa epididimitis (radang epididimis) atau orchitis (radang testis).
14
BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan diantara lapisan parietalis dan visera lis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada dalam rongga itu memang ada dan
berada
dalam
keseimbangan
antara produksi
dan
reabsorbsi
oleh
sistem
limfatik disekitarnya.(1) Hidrokel merupakan pengumpulan abnormal cairan serosa pada bagian di prosessus vaginalis di mana selalunya pada bagian tunika. Hidrokel bisa didapatkan secara primer atau idiopatik atau secara sekunder dari penyakit pada testis.(2) 2.2 ANATOMI
Struktur reproduksi pria terdiri dari penis, testis dalam kantong scrotum, sistem duktus yang terdiri dari epididimis, vas deferens, duktus ejakulatorius dan urethra. Serta glandula accesoria yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar bulbourethralis.
15
Gambar 6: system reproduksi pria
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis pada or an g dewasa adalah 4×3×2,5 cm dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis.di luar tunika albugenia terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada disekitar testis memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperature testis agar tetap stabil.
16
Gambar 7: anatomi normal testis Secara histopatologis, testis terbagi atas lobulus yang berjumlah kurang lebih 250 lobuli. Tiap lobulus terdiri dari tubulus seminiferus. Di dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogenia dan sel-sel sertoli dan sel-sel leydig. Produksi sperma (spermatogenesis) terjadi pada tubulus seminiferus. Di dalam seminiferus terdapat sel-sel spermatogenia dan sel-sel sertoli, sedangkan diantara seminiferi terdapat sel-sel leyding. Sel-sel spermatogonium pada proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel-sel sertoli berfungsi memberi makan pada bakal sperma, Sedangkan sel-sel leydig mensekresi testosterone.Pada bagian posterior tiap testis terdapat duktus melingkar yang disebut epididimis. Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dn mengalami pematangan/ maturasi di epididimis. Setelah matur sel-sel spermatozoa besama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens, vesikulaseminalis, serta cairan prostat membentuk cairan semen/mani. Bagian kepalanya berhubungan dengan duktus seminiferus (duktus untuk aliran keluar) dari testis, dan bagian ekornya terusmelanjut ke vas deferens. Vas deferens adalah duktus ekskretorius testis yang membentanghingga ke duktus vesikula seminalis, kemudian
17
bergabung membentuk duktus ejakulatorius.Duktus ejakulatorius selanjutnya bergabung dengan urethra yang merupakan saluran keluar bersama baik untuk sperma maupun kemih. Vaskularisasi Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu : 1) Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta. 2) Arteri defernsialis cabang dari arteri vesikalis inferior. 3) Arteri kremasterika yang merupakan cabang arteri epigastrika. Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus Pampiniformis. Pleksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenali sebagai varikokel.
Gambar 8: pembuluh darah testis (orchis), epididimis dan funiculus spermaticus, dilihat dari lateral. Arteri-arteri membentuk anastomosa.
2.3 EMBRIOGENESIS
18
A nta ra mi ng gu k e 7 k eh ami la n
t es ti s
t ur un
m en uj u
s kro tu m
k er an a
memendeknya gubernakulum.Testis melalui kanalis inguinalis ke dinding abdomen anterior. Setelah minggu ke 8 kehamilan, peritoneum mengalami evaginasi dan pro se su s vag in al is me mb en tu k an te ri or dar i guber naku lu m. Pro se su s vag in al is membentuk kanalis inguinalis dengan “pushing out sock like extensions” (eksisi seperti membuka kaus kaki) dari fascia transversalis, muskulus obliqus internus dan mus ku lus obl iqu s eks ter nu s. Kanalis inguinalis memanjang dari dasar fascia transversalis yang terbalik (deep ring) menuju dasar muskulus obliqus eksternus yangeversi (superficial ring). Setelah
prosesus
vaginalis
mengalami
evaginasi
menuju skrotum,gubernakulum
memendek dan mendorong gonad melalui kanal. Gonad selalu tetap dengan taraf fascia subserosa yang dihubungkan dengan dinding posterior dari prosesus vaginalis. Dengan berakhirnya kehamilan, testis sudah sempurna memasuki kantong skrotum. Gubernakulum yang direduksi oleh pita ligamnetum yang menempel ke sudut inferior dari testis menuju dasar skrotum. Dalam tahun pertama setelah kelahiran bagian superior (atas) dari processus vaginalis biasanya mengalami obliterasi meninggalkan sisa kantung distal, tunika vaginalis, yang terletak anterior dari testis. Lumen ini normalnya kolaps tetapi kadang-kadang mungkin diisi dengan cairan serosa membentuk hidrokel testis.
2.4 EPIDEMIOLOGI
Menurut penelitian Samiadji dkk (1992) satu dari sepuluh bayi laki-laki menderita hidrokel. Dan 90 -95% di antaranya, akan menghilang dengan sendirinya dalam tahun pertama kehidupan. Pada dewasa, insiden hidrokel didapatkan pada satu dari seratus laki-laki de wa sa . Hidrokel yang muncul saat dewasa biasanya terjadi setelah dekade kedua kehidupan. Di USA, insidensi hidrokel adalah sekitar 10-20 per 1000 kelahiran hidup danlebih sering terjadi pada bayi premature. Lokasi tersering adalah di sebelah kanan, dan hanya 10% yang terjadi secara bilateral.
2.5 ETIOLOGI
19
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan Karena (1) belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau (2) belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Pada bayi laki-laki hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu, testis turun dari rongga perut bayi ke dalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehinggaa terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut. Sekitar 10% bayi baru lahir mengalami hidrokel, dan umumnya akan hilang sendiri dalam tahun pertama kehidupan. Biasanya tidak terasa nyeri dan jarang membahayakan sehingga tidak membutuhkan pengibatan segera. Sedangkan pada dewasa, hidrokel dapat terjadi secara primer dan sekunder. Namun hidrokel yang terjadi pada dewasa umumnya disebabkan kerana penyebab sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi kerana didaptkan kelaina pada testis atau epididims yang menyebabkan terganggunya system sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin : 1. Tumor pada testis/ epididimis (germ cell tumor dari adneksa testis). Sel-sel ganas dapat meransang tunika vaginalis sehingga sekresi yang berlebihan. 2. Infeksi (seperti orchitis, epididimitis, tberkulosis, filariasis) pada testis/ epididimis.
Kerana infeksi tunika vaginalis sehingga terjadi sekresi yang berlebihan melebihi reabsorpsinya. Parasit juga dapat menimbulkan limfangitis (radang pada saluran limfe) funikulus spermatikus yang menyebabkan bendungan limfe yang menyebabkan absorpsi berkurang (banyak di Indonesia, 25%) 3. Trauma : pada trauma di daerah skrotum, dapat menyebabkan perdarahan dalam rongga tunika vaginalis selanjutnya darah direabsorpsi sehingga terjadi cairan hidrokel. 4. Torsio testis mungkin menyebabkan hidrokel reaktif (sekunder) pada 20%. Ramai yang keliru dengan memusatkan pada hidrokel yang menunda diagnosis dari torsio. 5. Sumbatan pada system vena dan limfe, misalnya pada fibrosis funikulus spermatikus atau tumor pada pelvis juga dapat menyebabkan penurunan reabsorpsi. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus permatikus.
Penyebab primer maupun 20
sekunder ini dapat menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh tetis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus. Secara ringkasnya hidrokel dapat terjadi melalui empat cara yaitu dengan produksi berlebihan dari cairan dalam kantung testis (hidrokel sekunder), kelainan absorpsi dari cairan dalam kantung testis itu sendiri di mana ini merupakan penyebab tersering pada hidrokel primer walaupun alasan yang tepat kenapa cairan ini tidak diabsorpsi masih belum jelas, gangguan dranase limfatik pada struktur skrotum dan adanya hubungan dengan cavum peritoneum melalui prosessus vaginalis yang paten (congenital).(2) Cairan hidrokel mengandungi albumin dan fibrinogen. Sekiranya kandungan hidrokel dapat dialirkan pada saluran pengumpul , cairan tersebut tidak akan membeku; tapi cairan tersebut dapat membeku sekiranya bercampur dengan walau hanya setitik darah yang telah berkontak dengan jaringan yang rusak.(2) 2.6 KLASIFIKASI
Hidrokel dapat diklasifikasi menjadi dua jenis berdasarkan kapan terjadinya yaitu: 1. Hidrokel primer : hidrokel primer terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus vaginalis . prosessus vaginalis adalah suatu divertikulum peritonium embrionik yang melintasi kanalis inguinalis dan membenrtuk tunika vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak diperlukan terapi kerana dengan sendirinya rongga ini akan menutup dan cairan dalam tnuka akan diabsorpsi. 2. Hidrokel sekunder : pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung berkembang
lambat dalam suatu masa dan dianggap sekunder terhadap obstruksi aliran keluar limfe. Dapat disebabkan oleh kelainan testis atau epididimis. Keadaan ini dapat kerana radang atau kerana suatu proses neoplastik. Radang lapisan mesotel dan
tunika vaginalis
menyebabkan terjadinya produksi cairan berlebhan yang tidak dapat dibuang keluar dalam jumlah yang cukup oleh saluran limfe dalam lapisan luar tunika. Berdasarkan kejadian: 1.Hidrokel akut : Biasanya berlangsung dengan cepat dan dapat menyebabkan nyeri. Cairan berwarna kemerahan mengandung protein, fibrin, eritrosit dan sel polimorf. 21
2.Hidrokel kronis : Hidrokel jenis ini hanya menyebabkan peregangan tunika secara perlahandan walaupun akan menjadi besar dan memberikan rasa berat, jarang menyebabkan nyeri.
Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu 1. Hidrokel komunikans (congenital), terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan
rongga peritoneum, Prosesus vaginalis yang paten ini menyebabkan mengalirnya cairan peritoneal menuju ke skrotum. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat berubahubah yaitu bertambah pada saat anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen. Hernia inguinalis lateralis (indirek) dihubungkan dengan hidrokel tipe ini. 2. Hidrokel non-komunikans (hidrokel testis), ada prosesus vaginalis yang paten, tetapi tidak ada hubungan dengan kavum peritoneal. Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tidak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak dapat berubah sepanjang hari. 3. Hidrokel funikulus, ada defek/hubungan pada penutupan tunika vaginalis. Ujungdistal
dari
processus
vaginalis menutup
dengan
baik,
tetapi
pada
bagian
tengah
dari processus tetap paten. Ujung proksimal processus vaginalis mungkin terbuka atautert utup pada hidrokel jenis ini. Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak disebelah cranialdari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
22
Gambar 9 : jenis-jenis hidrokel
2.7 PATOFISIOLOGI
Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan sejak lahir) ataupun ketidaksempurnaan dari prosesus vaginalis tersebut menyebabkan tidak menutupnya rongga peritoneum dengan prosessus vaginalis. Sehingga terbentuklah rongga antara tunika vaginalis dengan cavum peritoneal dan menyebabkan terakumulasinya cairan yang berasal dari system limfatik disekitar. Hidrokel cord terjadi ketika prosessus vaginalis terobliterasi di atas testis sehingga tetap terdapat hubungan dengan peritoneum, dan prosessus vaginalis mungkin tetap terbuka sejauh batas atas skrotum. Area seperti kantung di dalam kanalis inguinalis terisi dengan cairan. Cairan tersebut tidak masuk ke dalam skrotum.
Cairan yang seharusnya merupakan keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi oleh system limfatik di sekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah ter gan gg uan ya sys tem sek res i atau reabsorbsi cairan limfa. Dan terjadilah penimbunan di tunika vaginalis tersebut. Akibat dari tekanan yang terus-menerus, mengakibatkan obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus. Dan terjadilah atrofi testis dikarenakan akibat dari tekanan pembuluh darah yang ada di daerah sekitar testis tersebut. 23
Selama perkembangan janin, testis terletak di sebelah bawah ginjal, di dalam rongga peritoneal. Ketika testis turun melalui canalis inguinalis ke dalam scrotum, testis diikuti dengan ekstensi peritoneum dengan bentuk seperti kantung, yang dikenal sebagai processus vaginalis. Setelah testis turun, procesus vaginalis akan terobliterasi dan menjadi fibrous cord tanpa lumen. Ujung distal dari prosessus vaginalis meneta sebagai tunika yang melapisi testis, yang dikenal sebgai tunika vaginalis. Normalnya, region inguinal dan scrotum tidak saling berhubungan dengan abdomen. Organ viscera intraabdominal maupun cairan peritonel seharusnya tidak dapat masuk k e dala m scr otu m ata upun ca na li s in guin ali s. Bi la pro ce su s vag in al is ti dak te rt utu p, dikenal sebagai persistent patent processus vaginalis peritonei (PPPVP).
Gambar 10: Patogenesis hidrokel. Bila PPPVP berdiameter kecil dan hanya dapat dilalui oleh cairan, dinamakan sebagai hidrokel komunikan. Bila PPPVP berdiameter bsar dan dapat dilalui oleh usus, 24
omentum, atau organ visera abdomen lainnya, dinamakan sebaggai hernia. Banyak teori yang membahas tentang kegagalan penutupan processus vaginalis. Otot polos telah diidentifikasi terdapat pada jaringan PPPVP, dan tidak terdapat pada peritoneum normal. Jumlah otot polos yang ada mungkin berhubungan degan tingkat patensi prosessus vaginalis. Sebagai contoh, jumlah otot polos yang lebih besar terdapat pada kantung hernia dibandingkan dengan PPPVP dari hidrokel. Penelitian terus berlanjut untuk menentukan peranan otot polos pada patogensis ini. Mekanisme terjadinya PPPVP juga berhubungan dengan adanya peningkatan tekanan intraabdominal.
Keadaan
apapun
yang
menyebabkan
terjadinya
peningkatan
tekanan
intraabdominal dapat menghambat atau menunda proses penutupan processus vag ina lis . Keadaan tersebut antara lain batuk kronis (seperti pada TB paru), keadaan yang membuat bayi sering mengedan (seperti feses keras), dan tumor intraabdomen. Kea daa n tersebut di atas menyebabkan peningkatan risiko terjadinya PPPVP yang dapat berakibat sebagai hidrokel maupun hernia. Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis. Dalam keadaan normal cairan yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi dalam system limfatik.
2.8 DIAGNOSIS
Anamnesis Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan yang berat dan besar di daerah skrotum. Pasien kadang-kadang mengeluh rasa tidak nyaman yang menjaar sepanjang daerah inguinal sampai bagian tengah dari punggung. Benjolan atau massa kistik yang lunak dan kecil pada pa gi hari dan
25
membesar serta tegang pada malam hari. Tergantung pada jenis dari hidrokel biasanya benjolan tersebut berubah ukuran atau volume sesuai waktu tertentu. Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong hidrokel besarnya dapat berubah ubah yang bertambah besar saat anak menangis. Ukuran hidrokel mungkin berkurang d engan berbaring atau bertambah
pada posisi berdiri tegak. Pada riwayat penyakit dahulu, hidrokel testis biasa
disebabkan oleh penyakit seperti infeksi, riwayat trauma pada testis, olah raga, penyakit genitourinarius, penyakit seksual atau penyakit sisitemik. Hidrokel biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit mungkin timbul akibatadanya epididimitis akut. Gejala sistemik seperti demam, menggigil, mual atau muntah, juga gejala genitourinarius tidak ada pada hidrokel tanpa komplikasi. Hidrokel sering dihubungkan dengan hernia, terutama pada sisi kanan tubuh.
2.9 PEMERIKSAAN FISIK
Lakukan pemeriksaan pada posisi berbaring dan berdiri. Jika pada posisi berdiri tonjolan tampak jelas, baringkan pasien pada posisi supine. Bila terdapat resolusi pada tonjolan (dapat mengecil), harus dipikirkan kemungkinan hidrokel komunikan atau hernia. Bila tonjolan tidak terlihat, lakukan valsava maneuver untuk meningkatkan tekanan intraabdominal. Pada anak yang lebih besar, dapat dilakukan dengan menyuruh pasien meniup balon atau batuk. Pada bayi, dapat dilakukan dengan memberikan tekanan pada abdomen(palapsi dalam) atau dengan menahan kedua tangan bayi diatas kepalanya sehingga bayi akan memberontak sehingga akan menimbulkan tonjolan. Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Dilihat pembesaran
kantong testisnya bersifat unilateral atau bilateral. Dibandingkan letak tinggi kedua kantung testis. Secara normal testis kiri harus lebih rendah dari testis kanan. Tidak a da k em er ah an a ta u p er ub ah an w ar na d ar i s kr ot um k ec ua li a da i nf ek si y an g menyebabkan hidrokel akut. Hidrokel terletak pada superior dan anterior terhadap testis ( berlawanan dengn spermatokel yang berbaring superior dan posterior 26
terhadap testis). Pasien biasanya afebris dengn tanda vital yang normal. Tidak ada distensi abdominal
Palpasi pada skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak
tergantung pada tegangan di dalam hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Konsistensi hidrokel adalah kistik atau lunak kerana berisi cairan dengan ukuran, batas atas jelas (pada leher skrotum di palpasi dengan 2 jari dan dapat ditentukan batas atas dari hidrokel) dan konsistensinya pada palpasi dari hidrokel dapat bervariasi trgantung posisi. Hidrokel menjadi lebih kecil dan lembik/lunak setelah berbaring, biasanya menjadi lebih besar dan tegang setelah berdiri lama. Hidrokel pada ank-anak dapt diraba adanya testis, pada dewasa (hidrokel testis) testis tidak dapat teraba kerana kemungkinan banyaknya cairan peritoneal yang meliputi testis.
Gambar 11: hidrokel testis Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak disebelah kranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada pal pasi kant ong hi dro kel te rp is ah dar i te sti s da n dap at di ma su kka n ke da la m ro ngg a abdomen. .
27
Gambar 12 : hidrokel komunikan
Juga penting dilakukan palpasi korda spermatikus diatas insersi tunika vagina l is . P em be ng ka ka n k is ti k k ar en a h er ni a, h id ro ke l s er ta p ad at k ar en a t um or . No rm al nya ko rd a spe rm ati kus ti dak ter dapa t pe no njo la n, ya ng me mb eda kan denga n hernia skrotalis yang kadang-kadang trasluminasinya juga positif. Perkusi jar an g dil akuk an dan hanya dil ak uk an unt uk me ngeta hui kons is te ns i
isi kantong skrotum dan biasanya pada hernia akan terdengar bunyi timpani. Auskultasi dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis hernia. Bising usus
tidak ada pada skrotum kecuali bila ada hubungan dengan hernia yang berisi usus. Tes transluminasi merupakan langkah diagnostic yang paling penting, massa
hidrokel dengan cahaya di dalam ruang gelap. Sumber cahaya diletakkan pada sisi pem bes ar an sk rot um. St ru ktu r va sku le r, tu mo r, dar ah , her nia , pen ebal an tu nik a vaginalis dan testis normal tidak dapat ditembusi sinar. Trasmisi cahaya sebagai baya ngan me rah me nunju kkan ron gg a ya ng me ngan du ng i cair an se ro sa , se pert i hidrokel.
Hidrokel berisi cairan jernih, straw-colored dan menstransluminasi
(meneruskan) berkas cahaya. Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis. Masa kistik yang terpisah dan berada di pool atas testis dicurigai spermatokel. Tes transluminasi merupakan tes yang umum, tetapi tidak diagnostic untuk hidrokel. Transluminasi dapat juga positif pada hernia. 28
Gambar 13: Tes Transluminasi Aspirasi, Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis. Jika hidrokel muncul
antara 18 – 35 tahun harus dilakukan aspirasi. Pada aspirasi akan didapatkan cairan kuning dari massa skortum. Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan
cairan
ber wa rn putih, opalescent dan mengandung spermatozoa.
2.10 PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Transluminasi Merupakan langkah diagnostik yang paling penting sekiranya menemukan massa skrotum. Dilakukan didalam suatu ruang gelap, sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran skrotum . Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis normal tidak dapat ditembusi sinar. Trasmisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti hidrokel. Hidrokel adalah kumpulan abnormal cairan jernih di dalam tunika vaginals. Testis terdapat di dalam massa kistik ini, sehingga merintangi palpasi testis itu sendiri. Dengan transluminasi, bahkan dapat dilihat hubungan testis yang berukuran normal di dalam hidrokel itu.(5) 2) Ultrasonografi
29
Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel), vena abnormal(varikokel) dan kemungkinan adanya tumor.(6)
2.11 DIAGNOSIS BANDING
Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang hampir sama dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh karena itu diagnosis banding hidrokel adalah :
Hernia scrotalis:
Hidrokel dan hernia inguinalis bermanifestasi klinis sebagai benjolan pada daerah testis dengan perbedaan utama berupa benjolan pada hernia bersifat hilang timbul ,sedangkan pada hidrokel, benjolan dapat berkurang tapi lama. Dengan melakukan testransiluminasi, hidrokel memberikan hasil tes yang positif sedangkan pada hernia inguinalis hasil tes negatif. Pentingnya membedakan kedua kasus tersebut sehubungan dengan pen anga na n ya ng di la ku ka n un tu k kem udia n me ng ur angi kom pli kas i ya ng dapat terjadi.
Varikokel
Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Gambaran klinis : Anamnesa :1. Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahunmenikah. 2. Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri. 3. Terasa berat pada testis Pemeriksaan Fisik : (Pasien berdiri dan diminta untuk manuver valsava) Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di dalam kantung,yang letaknya di sebelah kranial dari testis, permukaan testis licin, konsistensi elastis.Pada posisi berbaring, benjolan akan menghilang, sedangkan pada hidrokel tidak hilang, hanya dapat berkurang tetapi butuh waktu yang lama. 30
Torsi Testis
Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi gangguan vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan aliran darah daripada testis. Gambaran klinis : Anamnesa : 1. Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum. 2. Sakit perut hebat, kadang mual dan muntah. 3.
nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.
Pada pemeriksaan Fisik : Inspeksi : testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena funikulus spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena lebih tinggi dan lebih horizontal jika dibandingkan testis sisi yang sehat. Palpasi : teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus
•
Pemeriksaan fisik yang paling sensitive pada torsio testis adalah hilangnya reflex kremaster. Refleks kremaster dilakukan dengan menggores atau mencubit paha bagian medial, menyebabkan kontraksi musculus cremaster yang akan mengangkat testis. Refleks kremaster dikatakan positif bila testis bergerak ke arahatas minimal 0.5 cm.
•
Pada torsio appendix testis, teraba adanya nodul keras berdiameter 2-3 mm diujung atas testis, dapat tampak berwarna kebiruan, yang dikenal dengan “blue dotsign”.
•
Prehn’s sign negative mengindikasikan nyeri tidak berkurang dengan pengangkatan testis dapat menunjukkan adanya torsio testis, merupakan operasi CITO dan harus dikoreksi dalam 6 jam.
Hematocele
Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh trauma.Gambaran klinik : benjolan pada testis Pemeriksaan Fisik :- Masa k istik -Transiluminasi (-)
31
Tumor testis
Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun. Gambaran klinis : Anamnesa :
keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri.Terasa berat pada kantong
skrotum Pemeriksaan Fisik :Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi.
2.12
TATALAKSANA
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan bila penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jila hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah perosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri. Tetapi jik a hid rok el ma si h te ta p ad a ata u be rt am bah bes ar perl u dip ik ir ka n unt uk dilakukan koreksi. Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah:
1. Pungsi aspirasi dari hidrokel.
Dengan bantuan sebuah jarum atau pembedahan. Tetap jika dilakukan aspirasi kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi (sehingga cara ini tidak efektif). Setelah dilakukan aspirasi, disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetradesil sulfat atau urea. Hal ini menyebabkan terbentuknya fibrin pada r on gg a
t un ik a
v ag in al is
s eh in gg a
tu ni ka
m en yu mb at /m en u tu p l ub an g d i k an to ng
v ag in al is
s kr ot um
s al in g
me le ka t
s eh in gg a c ai ra n t id ak
u nt uk a ka n
tertimbun kembali. Komplikasinya adalah infeksi dan dapat kambuh kembali. 2. Tindakan operasi
Hidrokel yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pem bed ah an
se se ger a
mu ng kin .
Pad a
hid rok el
conge ni ta l
di la ku ka n
pen de ka ta n ing uin al ke ra na se ri ngk al i hi dr ok el in i dis er ta i deng an her nia
32
i ng ui na li s
s eh in gg a
p ad a
s aa t
o pe ra si
h id ro ke l,
s ek al ig us
m el ak uk an
herniografi. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan scrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau aplikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan eksterpasi hidrokel secara intoto. Indikasi : •
Ada gangguan sirkulasi darah, rasa nyeri (karena rangsangan peritoneum yang tertarik) dan bila berlangsung lama bisa terjadi atrofi testis.
•
Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
•
Indikasi kosmetik jelek.
Teknik yang bisa digunakan yaitu: a. Radikal
: Eksisi seluruh tunika vaginalis. Setelah hemostasis skrotum ditutup kembali. b. Jaboulay
Kantong hidrokel dibuka, tunika vaginalis dibalik dan dijahit di belakang testis. c. Winkelman
Seperti jaboulay ditambah eksisi dulu sebagian tunuka vaginalis di belakang testis. d. Bergman
Seperti Winkelman, hanya setelah eksisi sebaguan tunika vaginalis dibalik tidak dijahit. e. Lord
Setelah kantong hidrokel dibuka, tunika vaginalis parietalis dilipat dan dijahit pada daerah pertemuan testis dengan epididimis tanpa melakukan eksisi. Teksni ini yang paling banyak dilakukan. 33
Gambar 14 : Jaboulay’s procedure(2) Persiapan hidrokelektomi •
Cek semua lab untuk keperluan operasi
•
Berhenti merokok, jika overweight turunkan BB
•
Anestesi yang digunakan adalah spinal atau General
Penatalaksanaan •
Dengan pembiusan regional atau umum.
•
Posisi pasien terlentang (supinasi).
•
Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
•
Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
•
Insisi kulit pada bagian skrotum yang paling menonjol atau abdomen bawah untuk mengeluarkan hidokel, lapis demi lapis sampai tampak tunikavaginalis.
•
Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
•
Hidrokel dikeluarkan dari skrotum dan disisakan sedikit tunika vaginalis parietalis. Dengan :
-Teknik
Jaboulay:
tunika
vaginalis
parietalis
dimarsupialisasi dan
bila diperlukan
diplikasidengan benang chromic cat gut. - Teknik Lord : tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic gut.
Bagian pinggir dari tunika vaginalis mengelilingi testis se hingga permukaan tes tis terekspos. Bagian pinggir dari tunika vaginalis dijahitdengan benang catgut ukuran 3-0 chromic.
34
Gambar 15 :Bagian pinggir tunika vaginalis disisihkan mengelilingi testis
T un ik a
v ag in al is
d ib al ik
d an
d ij ah it
p ad a
d ae ra h
p er te mu an
t es ti s
d en ga n
epididimis.
Gambar 16: tunika vaginalis dibalik dan dijahit Internal dan external spermatic fascia ditutup dengan satu lapis. Tunica dartos dan kulit disatukan dan dibalut.
35
Gambar 17: eksternal dan internal spermatika ditutup
Tatalaksanana •
Ice packs selama 24 jam untuk mengurangi perdarahan.
•
Scrotal support untuk beberapa waktu setelah operasi.
•
Perawatan luka yang baik dan benar ( bersih dan kering )
•
Jika ada nyeri diberikan analgetik dan bila ada infeksi diberi antibiotik.
Komplikasi •
Jika hidrokel terlalu besar, komplikas isetelah operasi bisa terjadinya pembengkakan. Dapat diatasi dengan pemakaian close fitting jockey pants.
•
Infeksi, dapat diberikan antibiotik
•
Infertilitas karena trauma pada testis sewaktu operasi.
•
Terjadi luka-luka di vas deferens dapat ditemukan selama pembedahan inguinaluntuk hidrokel. Selain itu infeksi post operatif dapat ditemukan pada 2% pasien yangmenjalani pembedahan untuk hidrokel. Perdarahan post operatif hidrokel tidak luar biasa, tetapi biasanya hilang dengan sendirinya. Luka langsung pada pembuluh darahspermatikus akibat operasi mungkin dapat ditemukan.
2.13 Penyulit 36
Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah menga lami trauma dan
h id ro ke l p er ma gn a b is a m en ek an p em bu lu h d ar ah y an g m en uj u k e t es ti s
se hi ng ga menimbulkan atrofi testis. . Dapat juga terjadinya Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi dan juga sekunder Infeksi
2.14
Prognosis
Prognosis untuk hidrokel umumnya baik. Prognosis dari hidrokel sekarang tergantung pada penyebab hidrokel itu. Hidrokel yang muncul saat dewasa biasanya dihubungkan dengan keganasan yang mendasarinya. Jika dibiarkan hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis.
BAB III KESIMPULAN 37
Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antra produksi dan reabsorpsi oleh system limfatik di sekitarnya. Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena: (1)belum sempurnanya penutupan prosesus vaginais atau (2) belum sempurnanya system limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan h idrokel. Gambaran klinis pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pem eri ks aa n ul tr as on ig ra fi . Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi. Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi,kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permgna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis.
DAFTAR PUSAKA
38