BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehilangan gigi merupakan salah satu masalah yang banyak di jumpai masyarakat, baik karena penyakit periodontal, maupun masalah-masalah yang lainnya. Kehilangan gigi menimbulkan banyak masalah, baik masalah estetik, fonetik, maupun mastikasi seseorang. Hal ini yang menyebabkan penggunaan gigitiruan merupakan hal yang sangat penting. Dalam makalah ini, akan dibawakan modul tiga tentang Gigi Tiruan Penuh dan reparasi gigi tiruan. Kehilangan gigi bukan tidak mungkin terjadi pada semua gigi dalam satu rahang. Hal ini menunjukkan bahwa, Gigi Tiruan Sebagian Le pasan tidak lagi di indikasikan untuk pasien dengan keluhan seperti itu. Untuk itulah, dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penggunaan Gigi Tiruan Penuh. Selain itu, pada scenario dua modul ini, ada dijelaskan mengenai pasien yang memiliki keluhan bahwa gigi tiruannya longgar dan menimbulkan rasa nyaman. Hal ini menunjukkan adanya permasalahan, bahkan setelah insersi gigi tiruan yang harus mampu ditangani dokter. Pada makalah ini dijelaskan bahwa seorang dokter gigi tidak hanya dituntut untuk mengerti mengenai pemasangan gigi tiruan, tetapi juga harus mengerti tentang instruksi pada pasien pasca insersi GT, reparasi apabila terjadi masalah pada gigi tiruan, dan se bagainya. Di makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hal-hal yang lebih lanjut tentang gigi tiruan, khususnya gigi tiruan penuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang menyebabkan pasien sering merasakan sakit pada uluhati dan bagaimana pertimbangan prostodonsi nya? 2. Apa diagnose pada kasus? 3. Apakah rencana perawatan berdasarkan kasus pada scenario 1! 4. Jelaskan indikasi dan kontra indikasi perawatan pada kasus, kekurangan dan kelebihan perawatan pada kasus! 5. Gambarkan dan jelaskan desain perawatan pada kasus! 6. Persiapan apa saja yang dilakukan sebelum melakukan pembuatan GT?
7. Jelaskan retensi dan stabilitas pada GT! 8. Jelaskan prosedur mencetak anatomis dan fisiologis pada GTP! 9. Jelaskan prosedur pembuatan gigitan! 10. Jelaskan cara pemilihan dan penyusunan gigi artificial! 11. Jelaskan prosedur pembuatan GTP! 12. Jelaskan prosedur try in GTP ! 13. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum dan pada saat dan sesudah insersi GTP! 14. Jelaskan kesalahan dan kegagalan dalam pembuatan G T! 15. Jelaskan macam-macam pekerjaan reparasi dan reparasi pada kasus! 16. Jelaskan teknik dan bahan relining, rebasing, dan reparasi GT! 17. Jelaskan instruksi apa yang diberikan dari drg kepada pasien pengguna GTP! 18. Jelaskan prognosis perawatan pada kasus! 19. Apa dampak jika tidak dilakukan reparasi pada GT sesuai scenario 2 khususnya terhadap mukosa mulut dan jaringan pendukung lainnya?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hubungan penyakit ulu hati yang terjadi pada pasien dan masalah prostodonsia. 2. Untuk mengetahui diagnose pada kasus yang ada di scenario. 3. Untuk mengetahui rencana perawatan pada kasus scenario 1. 4. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi perawatan pada kasus, kekurangan dan kelebihan perawatan pada kasus. 5. Untuk mengetahui desain perawatan pada kasus. 6. Untuk mengetahui persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembuatan GT. 7. Untuk mengetahui retensi dan stabilitas pada gigi tiruan. 8. Untuk mengetahui prosedur mencetak anatomis dan fisiologis pada GTP. 9. Untuk mengetahui prosedur pembuatan gigitan. 10. Untuk mengetahui cara pemilihan dan penyusunan gigi artificial. 11. Untuk mengetahui prosedur pembuatan GTP. 12. Untuk mengetahui prosedur try in. 13. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum dan pada saat dan sesudah insersi GTP.
14. Untuk mengetahui kesalahan dan kegagalan dalam pembuatan gigitiruan. 15. Untuk mengetahui macam-macam pekerjaan reparasi dan reparasi pada kasus. 16. Untuk mengetahui teknik dan bahan relining, rebasing dan reparasi GT. 17. Untuk mengetahui instruksi apa yang diberikan dari dokter gigi kepada pasien pengguna GTP. 18. Untuk mengetahui prognosis perawatan pada kasus. 19. Untuk mengetahui dampak jika tidak dilakukan reparasi pada gigitiruan sesuai scenario 2 khususnya terhadap mukosa mulut dan jaringan pendukung lainnya.
/
TINJAUAN PUSTAKA 1. Apakah yang menyebabkan pasien sering merasakan sakit pada uluhati dan bagaimana pertimbangan prostodonsi nya?
Gigi yang hilang menyebabkan terjadinya gangguan pengunyahan dapat mempengaruhi asupan makanan dan status gizi seseorang. Efisiensi pengunyahan sangat dipengaruhi oleh status fungsional gigi geligi di rongga mulut. Kemampuan
penurunan fungsi
pengunyahan berhubungan dengan proses pencernaan di dalam tubuh. Pada pasien dengan gigi hilang hampir seluruhnya, akan cenderung mengurangi makan untuk menghindari rasa sakit akibat hilangnya gigi saat proses pengunyahan dilakukan. Hal inilah yang menyebabkan sistem pencernaan pasien pada kasus terganggu karena makanan yang diproses berkurang sedangkan kerja lambung terus berjalan hingga asam lambung pun meningkat sehingga akan sering merasakan sakit pada ulu hati. Pertimbangan Prostodontik
Berdasarkan uraian di atas, maka kondisi pasien akan memungkinkan hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, serta terjadinya xerostomia karena nutrisi yang masuk kurang, asam lambung meningkat, akibat sekresi saliva pun berkurang. Untuk itu, sebelum melakukan perawatan prostodontik maka yang perlu dipertimbangkan untuk dilakukan yaitu diperlukannya konsultasi gizi dan suplemen untuk memperbaiki pola makan. Serta pada pembuatan gigitiruannya ekstensi basis harus sesuai dan stabilitas yang baik diperlukan untuk mencegah iritasi mukosa. 2. Apa diagnose pada kasus?
Pemeriksaan Subjektif Anamnesis:
Pasien Usia
perempuan
49 tahun
Keluhan Utama:
Skenario 1 (Gigitiruan penuh) •
sulit mengunyah
•
merasa minder dalam pergaulan
•
sering sakit pada ulu hati
Skenario 2 (Gigitiruan longgar) •
Setelah 6 bulan pemakaian gigi tiruan pasien kembali dengan keluhan
•
Pemakaian gigi tiruannya sakit
•
Selalu terlepas pada saat dipakai makan
•
Sisa makanan sering tertumpuk dibawah gigi tiruannya
Pemeriksaan Objektif Pemeriksaan klinis: •
edentulos RA
•
RB masih terdapat gigi 35, 31 dan 44 mobil derajat 3
•
terdapat tonjolan pada ridge regio anterior RA
Setelah serangkaian pemeriksaan dilakukan dari kasus ini pasien dapat didiagnosis mengalami:
Kondisi sistemik: Pencernaan terganggu “Maag”
Kondisi dental: Edentulous totalis rahang atas dan rahang bawah et causa ekstraksi
3. Apakah rencana perawatan berdasarkan kasus pada scenario 1!
Gigi 35,31,44 yang mobile derajat 3 bisa dilakukan rujukan ke bagian bedah mulut untuk dilakukan ekstraksi. Tonjolan pada region anterior bisa dirujuk ke bagian bedah mulut untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut (dihilangkan). Dibuatkan gigi tiruan penuh sebagai perawatan prostodonsinya. INDIKASI
KONTRAINDIKASI
a. Individu yang seluruh giginya
a. Tidak ada perawatan alternative
tanggal
atau
dicabut
(edentulous)
misalnya tidak mau memakai gigitiruan penuh
b. Individu yang masih punya G
beberapa gigi yang harus
I
dicabut
G
gigi yang masih ada tidak
I
mungkin diperbaiki c. Bila
karena
dibuatkan
kerusakan
Gigitiruan
T
Sebagian, gigi yang masih
I
ada
akan
b. Pasien belum siap secara fisik dan mental,
mengganggu
c. Pasien alergi terhadap material gigitiruan penuh d. Pasien tidak tertarik mengganti gigi yang hilang
R U A N
keberhasilannya d. Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat e. Pasien menolak rekomendasi perawatan alternative
P E N U H
f. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya, dan prognosis