Ketua Tim FMEA
dr Panondang N. Panjaitan
Anggota
(pastikan semua area terkait terwakili)
1.dr Yohannes P. Lisangan
2.Leonardus Yoanaspar
3..Bernadette L.Sawun
4.Meity Suki
Petugas pencatat
(notulis)
Lourdes G.W.Seran
III. Peran masing-masing ketua dan anggota
Tim FMEA
Peran
Ketua
Memimpin kegiatan analisis resiko
Anggota
Notulis
Mengkaji suatu prosedur secara rinci dan mengenali adanya kegagalan/kesalahan pada suatu prosedur, melakukan penilaian terhadap tiap model kesalahan/kegagalan,dengan mencari penyebab terjadinya,mengenali akibat dari kegagalan/kesalahan dan mencari solusi dengan melakukan perubahan disain/prosedur dalam pelayanan laboratorium.
Melakukan pencatatan dan pendokumentasian hasil FMEA
IV. Jadual kegiatan tim:
No
Kegiatan
Waktu
Keterangan
1
Pengamatan pelayanan laboratorium
8 Juni 2018
2
Identifikasi risiko dalam pelayanan Laboratorium
8 Juni 2018
3
Analisa hasil identifikasi, membuat matriks FMEA
9 Juni 2018
4
Memperbaiki pelayanan laboratorium
9 Juni 2018
V. Alur proses yang sekarang: (Pada saat dilakukan FMEA)
Petugas menerima blangko pemeriksaan dari Poli
Petugas menerima blangko pemeriksaan dari Poli
Petugas melayani pasien sesuai jenis pemeriksaan sesuai dengan permintaan
Petugas melayani pasien sesuai jenis pemeriksaan sesuai dengan permintaan
Petugas mecatat data pasien yang diperlukan dibuku register laborat
Petugas mecatat data pasien yang diperlukan dibuku register laborat
Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan sesuai yang diminta
Petugas mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan sesuai yang diminta
Petugas menjelaskan kepada pasien tentang sampel yang akan diambil dan diperiksa
Petugas menjelaskan kepada pasien tentang sampel yang akan diambil dan diperiksa
Petugas mengambil sampel dan melakukan pemeriksaan
Petugas mengambil sampel dan melakukan pemeriksaan
Petugas menunggu hasil lab di luar ruangan
Petugas menunggu hasil lab di luar ruangan
Petugas mencatat hasil Px di buku register lab
Petugas mencatat hasil Px di buku register lab
Petugas memberikan hasil pemeriksaan kepada pasien
Petugas memberikan hasil pemeriksaan kepada pasien
VI. Identifikasi Failure modes:
No
Tahapan kegiatan pada alur proses
Failure modes
1
Pra Analitik:
1.Penerimaan blangko pemeriksaan
2.Petugas memanggil pasien untuk identifikasi
3.Informed Consent
4.Pelabelan
5.Pengambilan sampel
Salah Identikasi
Salah permintaan pemeriksaan
Salah identifikasi
Pasien menolak pengambilan sampel
Pasien salah tanda tangan
Salah label
Salah sampel
2
Analitik :
6.Pemeriksaan
7.Validasi
Salah Pemeriksaan
Salah Pembacaan
3
Paska Analitik:
8.Pencatatan
9.Pemanggilan
Salah Pencatatan
11.Salah orang
VII. Matriks FMEA:
No
Failure modes
Penyebab
Akibat
O (occurrence)
S (severity)
D (detectability)
RPN (OxSxD)
Solusi
Indikator untuk validasi
1
Salah identifikasi (Penerimaan blangko)
Tidak dilakukan identifikasi/validasi langsung data di awal pasien datang
Pasien tidak mendapatkan pemeriksaan yang sesuai
8
2
8
128
-Petugas melakukan validasi data yang diperlukan di awal pasien datang
-Dilakukan perbaikan SOP
-SOP alur layanan laboratorium yang baru
2
Salah permintaan pemeriksaan
- kurang jelassnya permintaan pemeriksaan yang diinginkan
-waktu pemeriksaan di lab lebih lama karena harus dikonfirmasi ulang ke dokter
-pasien menerima hasil pemeriksaan yang salah
5
1
8
40
-dibuat form permintaan pemeriksaan lab yang jelas dan simpel
Terdapat form permintaan pemeriksaan laboratorium yang jelas dan simpel
3
Salah identifikasi (petugas memanggil pasien)
Pasien dengan nama yang sama datang disaat yang sama petugas hanya mengidentifikasi menggunakan 1 identitas
Pasien menerima hasil pemeriksaan yang salah
-Pasien tidak mendapatkan diagnosa dan terapi yang dibutuhkan
8
1
8
64
-Sosialisasi SOP (identifikasi pasien menggunakan minimal 2 identitas (nama lengkap,alamat,tanggal lahir)
-paket rapat sosialisasi SOP
-daftar tilik SOP untuk monitoring
4
Pasien menolak pemeriksaan
- kurang faham tentang tindakan pemeriksaan yang akan dilakukan
- petugas tidak/kurang memberikan penjelasan
Pasien tidak mendapatkan pemeriksaan yang seharusnya diperlukan
-pasien tidak mendapat diagnosa dan terapi yang dibutuhkan
2
2
2
8
-sosialisasi SOP pengisian informed consent
Terdapat lembar informed consent di laboratorium
-daftar tilik SOP untuk monitoring pengisian informed consent
5
Pasien salah tanda tangan
-kurang adanya pengarahan
-pasien tidak membaca dengan teliti
Proses pelayanan menjadi lebih lama
2
1
2
4
Petugas lebih aktif memberikan pengarahan
-sosialisasi SOP
Daftar tilik SOP untuk monitoring
6
Salah label
Petuas tidak melakukan labelisasi dulu sebelum pengambilan sampel
-pasien menerima hasil pemeriksaan yang salah
-salah diagnosa danterapi
7
1
2
14
-labelisasi sebelum pengambilan sampel
-sosialisasi SOP
-paket rapat sosialisasi SOP
7
Salah sampel
-kurang jelasnya permintaan pemeriksaan yang diinginkan
-sampel yang diambil bukan sampel dari pasien
-kurangnya ketelitian dan keterampilan petugas
-pasien menerima hasil pemeriksaan yang salah
-salah diagnosa dan terapi
-waktu pelayanan lebih lama pasien harus dismpling ulang
7
1
2
14
-dibuat form permintaan pemeiksan lab yang jelas dan simple
-dibutuhkankmar mandi dalam lab
-pelatihan teknis bagi petugas
-terdapat form permintaan pemeriksan lab yang simple dan jelas
-tersedia kamar mandi dalam lab
-pelatihan petugas ke dinkes
8
Salah pemeriksaan
Alat pemeriksaan tidak dikalibrasi
-petugas kurang teliti
-pasien menerima hasil pemeriksaan sampel tidak akurat
-salah diagnosa dan terapi
5
1
2
10
Kalibrasi dan perawatan alat secara rutin
Adanya jadwal kalibrasi dan perawatan alat secara rutin
9
Salah pembacaan
Petugas kurang teliti dan terampil
-pasien menerima hasil pemeriksaan sampel tidak akurat
-salah diagnosa dan terapi
7
1
2
14
Pelatihan teknis bagi petugas
-hasil pemeriksaan lab dapat diprint langsung
Surat pengajuan pelatihan
-hasil pemeriksaan lab dapat langsung diprint dari alat pemeriksaan
10
Salah pencatatan
-petugas kurang teliti dan terampil
-kurang jelasnya penulisan pada formpemeriksaan
-pasien menerima hasil pemeriksaan sampel tidak akurat
-salah diagnosa dan terapi
7
2
8
112
-pelatihan teknis bagi petugas
-hasil pemeriksaan dapat diprint langsung
-pelatihan oleh dinkes
- hasil pemeriksan yang dapat diprint
11
Salah orang
Pasien dengan nama yang sama datang disaat yang sama, petugas hanya mengidentifikasi menggunakan 1 identitas
-pasien menerima hasil pemeriksaan yang salah
-salah diagnosa dan terapi
8
1
2
16
-sosialisasi SOP identifikasi pasien menggunakan minimal 2 identitas (namalengkap, alamat, tanggal lahir)
Sosialisasi SOP
-daftar tilik SOP untuk monitoring
VIII. Menetapkan cut off point dengan diagram Pareto:
Modus kegagalan/kesalahn
RPN
Kumulatif
Persentase Kumulatif
Keterangan
Salah identifikasi (penerimaan blangko)
128
128
30,19 %
Salah pencatatan
112
240
56,60 %
Salah identifikasi (petugas memanggil pasien)
64
304
71,70 %
Salah permintaan pemeriksaan
40
344
81,13 %
Cutt off point
Salah orang
16
360
84,9 %
Salah pembacaan
14
374
88,2 %
Salah sampel
14
388
91,81 %
Salah label
14
402
94,81 %
Salah pemeriksaan
10
412
97,17 %
Pasien menolak pemeriksaan
8
420
99,06 %
Pasien salah tanda tangan
4
424
100 %
Berdasarkan perhitungan RPN dan perhitungan dengan menggunakan cut off point, didapatkan 4 modus kegagalan yang harus ditindak lanjuti sesuai dengan solusi yaitu :
Salah identifikasi (penerimaan blangko)
Salah Pencatatan
Salah identifikasi (Petugas memanggil pasien)
Salah permintaan pemeriksaan
X. Pelaksanaan:
No
Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Hasil
Keterangan
1
Perbaikan SOP alur pelayanan laboratorium
9 Juni 2018
SOP alur pelayanan lab yang baru
2
Dilakukan sosialisasi SOP alur pelayanan laboratorium yang baru
11 Juni 2018
Petugas mengerti dan memahami SOP yang disosialisasikan