BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali adalah nama salah satu wilayah Indonesia yang terkenal di mancanegara, hal ini tidak terlepas dari potensi-potensi yang dimiliki Bali seperti kebudayaan, pariwisata, dan kearifanlokal lainnya. Potensi-potensi inilah yang mendongkrak kepopuleran pulau Bali sekaligus menambah pundipundi finansial di Bali. Potensi lainnya yang dimiliki Bali berhubungan dengan kearifanlokalnya adalah Arsitektur radisional Bali. !ilihat dari segi arsitekturnya, masyarakat Bali memiliki sebuah sistem arsitektur tradisional yang unik. "alah satu unsur yang kental dari arsitektur di Bali adalah konsep arsitektur yang harmoni dengan lingkungan alam. Arsitektur radisional Bali sendiri telah ada se#ak $aman dahulu yang turun menurun diwarisakan sebagai landasan dalam membanguan sebuah hunian yang berfilosofi tinggi. Aturan aturan atau tata cara itu di atur dalam lontar Asta Kosala – kosali yang didasari oleh konsepsi-konsepsi yang berlandaskan agama %indu, merupakan perwu#udan budaya, dimana karakter perumahan tradisional Bali sangat ditentukan norma-norma agama %indu, adat istiadat serta rasa seni yang mencerminkan kebudayaan. "eiring perkembangan #aman serta kema#uan di bidang pengetahuan dan teknologi, nilai-nilai Arsitek tur radisional Bali #uga sudah mulai diterapkan pada bangunan-bangunan modern. idak hanya konsep-konsep seperti tri
mandala, tri loka, ataupun tri angga , tetapi #uga elemen-elemen lainnya seperti ornamen-ornamen, bentuk dan tipologi bangunan, tata ruang, dan lainlain yang mulai diterapkan dan diimplementasikan mulai pada rumah, perkantoran, pertokoan, hingga hotel dan bandara untuk menun#ukan adanya langgam, identitas dan #atidiri Arsitektur radisional Bali pada bangunanbangunan modern tersebut. Bangunan-bangunan Arsitektur radisional Bali sendiri memiliki bentuk yang cukup unik seperti Wantilan dengan konsep bangunan me-anda baik pada atap maupun bebaturannya, Meru dengan atap
me-tumpang, dan
Jineng
dengan
bentuk
atap
pelana
yang
melengkung. &amun, rsitektur
1
perkembangan bentuk-bentuk bangunan seperti di atas yang diterapkan pada bangunan arsitektur masa kini dirasa kurang memiliki filosofi atau makna yang kuat mengenai arsitektur radisional Bali itu sendiri. Arsitek sendiri pada umumnya harus memiliki sebuah landasan, filosofi, dan konsep yang kuat dalam melakukan sebuah perancangan. 'ika hanya menerapkan bentuk tanpa sebuah landasan, filosofi, dan konsep yang kuat, tanpa seorang arsitek pun bangunan tersebut bisa terwu#ud. u#uannya dari adanya landasan, filosofi, dan konsep itu sendiri dalam sebuah bangunan adalah untuk menciptakan atau memberikan (nyawa) atau #uga (taksu) dalam bangunan tersebut. *ilosofi atau makna dari sebuah bangunan dapat diambil dari teori dalam perancangan arsitektur,
yaitu
teori
Analogi.
Berdasarkan
hal
tersebut,
penulis
menganalogikan sebuah pohon kelapa men#adi bangunan Jineng. Berangkat dari latar belakang tersebut, penulis memilih #udul (Penerapan Bentuk Jineng pada !esain Bangunan +illa dengan etode Analogi) sebagai #udul makalah mata kuliah Arsitektur Bali .
1. /umusan asalah Adapun rumusan masalah yang didapat berdasarkan pemilihan #udul di atas adalah, sebagai berikut0
1.2.1 Apa alasan men#adikan pohon kelapa sebagai analogi dari bangunan Jineng? 1..
Bagaimana implikasi dari pohon kelapa yang men#adi analogi dari
Jineng pada desain dari sebuah bangunan illa2
1. u#uan u#uan dari penulisan ini berdasarkan rumusan masalah di atas adalah, sebagai berikut0 1..1 3ntuk mengetahui apa sa#a analogi yang ada pada sebuah pohon kelapa dengan sebuah bangunan Jineng. 1..
3ntuk mengetahui bagaimana implikasi dari pohon kelapa yang men#adi analogi Jineng pada desain bangunan illa
1.4 anfaat Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan ini adalah sebagai berikut0 1.4.1
3ntuk ahasiswa
Penulis dapat menambah wawasan mengenai pengaplikasian teori dan metode analogi dalam Arsitektur Bali, dalam hal ini adalah analogi dari
Jineng pada desain bangunan illa. 1.4.
3ntuk 5ampus
5ampus dapat men#alankan tugasny a dalam mengamalk an ri !harma Perguruan inggi 6Pembela#aran, Penelitian, dan Pengabdian asyarakat7. "elain itu, kampus dapat menambah sarana pembela#aran bagi mahasiswa atau sebagai pembanding dalam pelaksanaan mata kuliah lain.
BAB II LANDASAN TEORI .1 eori Analogi enurut "ilpia 6817 Analogi dalam bahasa indonesia ialah 9kias: 6Arab0 ;asa < mengukur, membandingkan7. Berbicara tentang analogi adalah berbicara tentang dua hal yang berlainan, yang satu bukan yang lain, dan dua hal yang berlainan itu dibandingkan yang satu denga n yang lain. !alam mengadakan perbandingan, orang mencari persamaan dan perbedaan di antara hal-hal yang diperbandingkan. =ontoh kalau lembu dibandingkan dengan kerbau, maka kedua-keduanya adalah binatang, akan tetapi yang satu berbeda dengan yang lain mengenai besarnya, warnanya dan sebagainya. enurut bahan a#ar mata kuliah Arsitektur Bali , teori analogi adalah sesuatu yang mempunyai kesamaan, persesuaian, kemiripan, keserupaan, kese#a#aran, kese#alanan, antara dua benda atau dalam bentuk, susunan, fungsi, tetapi berlainan asal-usulnya. enurut "nyder dan =atanese 61>>17, analogi mengidentifikasi hubungan harafiah yang mungkin di antara benda-benda. "ebuah benda diidentifikasi dan mempunyai semua sifat khas yang diinginkan dan dengan demikian ia men#adi model untuk proyek yang ada. "umber yang sama #uga menyebutkan tugas arsitek adalah menetapkan bangunan yang telah ada, mana yang men#adi model yang tepat untuk bangunan baru yang akan dirancang. !alam bukunya Pengantar Arsitektur ?ayne @ Attoe mengumpulkan beberapa analogi yang sering dipergunakan oleh ahli teori yaitu 0 1. Analogi atematis Analogi yang men#adikan ilmu hitung dan geometri sebagai dasar penting dalam arsitektur. Bangunan yang berasal dari geometri murni dan angka-angka primer atau lambnag akan sesuai dengan tatanan semesta. . Analogi Biologis Analogi ini dibagi men#adi yaitu organis dan biometric.
@rganis memusatkan perhatian pada hubungan antara bagian-bagian dari bangunan atau hubungan antara bangunan dengan lingkungannya 6setting7. Bentuk organis ini merupakan rintisan dari *rank Lioyd ?right0 Bentukan ini memiliki 4 karakteristik yaitu0 a. Berkembang ke luar dari dalam, selaras dengan kondisi keberadaanya b. 5onstruksi dengan material yang (#u#ur( artinya kayu dipergunakan sebagai kayu. c. 3nsur-unsur bangunan yang terpadu dan merupakan satu kesatuan d. enggambarkan waktu tempat dan tu#uan. Biometrik memusatkan perhatian pada proses pembangunan dan perkembangan suatu bangunan atau lingkungan buatan Arsitektur biometrik tidak memfokuskan dirinya pada konteks atau hubungan antara bangunan dengan lingkungannya. Bentukan ini lebih berpusat pada bangunan atau lingkungan buatan itu sendiri, bagaimana bangunan atau lingkungan buatan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan $aman. Para arsitek biometrik adalah /udolf !oernach, !aid reene, /on %erron dan lain-lain. . Analogi /omantik Arsitektur yang mampu membangkitkan emosi dari diri pengamat dengan cara menimbulkan asosiasi atau dengan cara mendesain dengan berlebihan. enimbulkan asosiasi biasanya mengacu pada asosiasi dengan alam,masa lalu, tempat-tempat eksotis, benda primitie atau pengalaman masa lalu. "edangkan dengan cara mendesain berlebihan contohnya seperti yang dilakukan oleh para arsitek ekspresionis pada abad 8. Aliran ini mendesain bangunan yang tidak biasa, baik dari ukuran, bentuk, pemilihan warna dan lain-lain. 4. Analogi Linguistik
Analogi
linguistik
menegaskan
bahwa
bangunan
dapat
menyampaikan informasi kepada pengamat. enurut analogi ini ada cara penyampaian informasi yaitu0 a. odel tata bahasa Arsitektur yang terdiri dari unsur-unsur yang bisa memungkin dirinya untuk dipahami dan di tafsir oleh pengamat. Biasanya unsur-unsur ini berhubungan dengan kebudayaan atau kebiasaan sehingga pengamat yang berasal dari kebudayaan dan kebiasaan tersebut akan mudah memahami informasi yang disampaikan. b. odel ekspresionis Arsitektur yang dipergunakan oleh arsitek untuk mengekspresikan dirinya pada bangunan tersebut. c. odel semiotik Arsitektur yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi tentang fungsi bangunan tersebut melalui tanda.tanda yang dimilikinya. =ontohnya sebuah mas#id yang memiliki minaret, minaret merupakan tanda bahwa bangunan tersebut adalah mas#id. C. Analogi ekanik (achine for liing) adalah pernyataan yang dipopulerkan oleh Le =obusier dimana dia menganalogikan rumah haruslah seperti mesin, dimana tiap bagiannya berfungsi dan mendukung satu sama lain. agasan ini adalah bentuk kritik terhadap ornament yang tidak memiliki fungsi. eori ini #uga men#adi dasar arsitektur modern dalam mendesain dimana fungsi, struktur dan system bangunan memiliki peran penting dalam menentukan keindahan suatu karya arsitektur.
D. Analogi pemecah asalah Arsitektur #uga dianggap sebagai solusi dalam sebuah masalah. !alam merancang dan merencanakan terdapat proses pengumpulan data dan melalui proses analisis, sintesis dan kemudian di ealuasi. %asil akhir dari ealuasi inilah yang diambil sebagi informasi dalam perancangan, #adi
merancang bukan hanya proses intuitif tetapi berdasark fakta-fakta yang ada dilapangan. E. Analogi Adhocis Arsitektur yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan langsung menggunakan material-material yang ada, mudah didapat dan murah. F. Analogi Bahasa Pola Arsitektur yang bertugas mengidentifikasi pola-pola dari kebutuhan dan #enis tempatnya yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. =ontohnya adalah rumah untuk manula, yang disesuaikan dengan kebiasaan dan kebutuhan manula tersebut. >. Analogi !ramaturgi Arsitektur sebagai sebuah setting dimana arsitek bertindak sebagai sutradara
2.2 Jineng
ambar .1 Jineng sebagai Bangunan Tradisional "umber0 goolge image
enurut
elebet
61>F7,
Jineng
merupakan
bangunan
tempat
menyimpan padi dengan bentuk denah segi empat dengan tiang ber#umlah
empat beratap pelana lengkung. /uang tempat menyimpan di bagian atas langki kepala tiang dengan lantai dasar berbatas sisi pada atap lengkung sisi dalam pintu masuk dari depan di bagian atas. /uang bawah berupa balai yang memiliki fungsi sebagai tempat untuk duduk-duduk atau untuk berbagai kegiatan ker#a. Letak Jineng pada umumnya di dekat dapur sehingga ruang balai pada Jineng dapat untuk menger#akan atau sebagai perluasan ruang ker#a dapur. "umber yang sama menyebutkan, bangunan Jineng memiliki sistem struktur konstruksi untuk bangunan bertingkat, balai pada ruang bawah untuk tempat duduk, tempat tidur sementara atau tempat ker#a. Bangunan atau ruang di bagian atas sebagai tempat untuk menyimpan. enurut "eta 68187, unit sebuah bangunan Jineng terletak di bagian arah enggara dan natah umah, atau sering pula disebut dengan nama 5elumpu, atau untuk yang memiliki ukuran agak lebih besar lagi disebut
Gelebeg. *ungsi Jineng tersebut adalah sebagai tempat untuk menyimpan padi 6lumbung7. "ementara yang disebut dengan Gelebeg, selain dipakai sebagai tempat
menyimpan
padi,
#uga
digunakan tempat atau
bisa untuk
beristirahat
#uga
beker#a.
Peker#aan
seperti
menenun
kain,
membuat lawar atau ambar . Proses Pengerjaan Jineng "umber0 goolge image
mebat bisa dilakukan
di bangunan tersebut. %al ini disebabkan di bawah ruang simpannya tersebut berisi bale-bale peristirahatan di bagian tengahnya. Bangunan Jineng biasanya berbentuk persegi pan#ang dengan memakai saka atau bang yang terbuat dan bahan kayu yang bisa ber#umlah empat atau enam. Bangunan
Jineng adalah merupakan tempat untuk menyimpan padi yang menggunakan
bebaturan dengan memakai lantai yang biasanya lebih rendah dan pada paon atau dapur.
enurut
*ebriyanthi
6817,
bangunan
Jineng
biasanya
memaksimalkan penggunaan kayu di mana kayu merupakan bahan baku alami yang mudah didapatkan, selain itu penggunaan kayu ini #uga bermanfaat karena suhu yang dihasilkan akan lebih hangat sehingga hasil panen dapat terlindungi dari cuaca dan iklim buruk, penataan atap yang dipasang secara rapat #uga berfungsi agar binatang pengerat yang berusaha memakan hasil panen tidak dapat masuk ke atap tempat penyimpanan hasil panen. Bagian badan yang seperti bale bengong dibuat terbuka agar pemilik rumah dapat bersantai bersama dengan keluarganya dimana angin akan dapat terasa se#uk bagi orang-orang yang sedang beristirahat di Jineng. "umber yang sama menyebutkan, pengunaan bahan baku dari kayu dan bambu #uga disesuaikan berdasarkan tanaman yang mudah ditemukan di Bali, selain itu penggunaan kayu #uga merupakan aspek pelestarian yang di#aga penggunaannya oleh masyarakat setempat dan memberikan daya tarik bagi wisatawan yang #uga merupakan ciri khas bangunan Jinengnya dengan atap yang terbuat dari Bambu. &amun, karena belakangan terakhir bahan-bahan yang digunakan di atas semakin menipis seperti alang- alang, atap Jineng menggunakan genteng sebagai pengganti alang-alang untuk penutup atapnya.
ambar . Perbedaan Jenis Bahan Penutu Ata ada Jineng "umber0 goolge image
Gambar 2.4 Aksonometri Jineng Sumber: goolge image
ambar .C Potongan !e"anjang Jineng "umber0 goolge image
rsitektur
1
ambar .D Potongan !e"ende# Jineng "umber0 goolge image
rsitektur
1
. +illa +illa merupakan sebuah fasilitas tempat tinggal sementara
yang
biasanya terletak di daerah yang berhawa se#uk, misalnya seperti di pegunungan, dataran tinggi, maupun pinggiran kota. +illa #uga seringkali didefinisikan sebagai sebuah rumah hunian milik perorangan yang terletak #auh dari keramaian. +illa dibangun di tempat yang relatif tidak padat penduduknya dengan kontur alam yang masih alami untuk memberikan ketenangan pada penghuninya. Idealnya, illa ditinggali pada akhir pekan atau musim liburan sebagai sarana penun#ang liburan. +illa pada umumnya menyediakan berbagai fasilitas hiburan seperti taman bunga yang indah, area bermain anak, danau atau kolam pemancingan, fasilitas olahraga, serta berbagai sarana rekreasi lainnya. +illa #uga dilengkapi dengan peralatan dan fasilitas penun#ang kegiatan sehari-hari layaknya di rumah Anda sendiri. +illa banyak dibangun di daerah puncak dan kawasan pegunungan lainnya di Indonesia yang memiliki iklim se#uk namun tetap dapat diakses dengan mudah menggunakan kendaraan pribadi.
ambar .E $illa Hal%&on di Ji"baran "umber0 dokumen pribadi
rsitektur
11
BAB III !ETODE PENULISAN
.1 etode Penulisan Adapun metode penulisan yang digunakan adalah0 .1.1 'enis Penulisan 'enis penulisan yang digunakan adalah #enis penulisan deskriptif kualitatif, yaitu menggunakan metode studi pustaka dengan mengka#i dan menerapkannya pada desain yang telah dipilih yaitu illa. .1. Pengumpulan !ata eknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai studi pustaka dengan mencari literatur-literatur, pustaka, atau artikel-artikel yang terkait dengan hotel dan lahan berkontur miring, baik dari buku ataupun sumber internet. .1. eknik Analisis !ata !ata yang telah terkumpul selan#utnya dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan diterapkan pada desain bangunan illa.
BAB I$ PE!BAHASAN .1 Alasan men#adikan pohon kelapa sebagai analogi dari bangunan Jineng !unia arsitektur tidak terlepas dari yang namanya kreatiitas. Berangkat dari kreatiitas tersebut ada banyak cara yang diterapkan dan dilakukan untuk membuat ide-ide dan hal baru yang dalam hal ini adalah desain. eori analogi merupakan salah satu metodenya. 5embali kepada pengertian teori analogi di mana metode ini dapat memunculkan desaindesain baru dengan mengidentifikasi hubungan harafiah yang memungkinkan di antara dua benda yang berbeda. "ingkatnya, analogi itu meniru sebuah konsep atau filosofi dari suatu hal untuk diterapkan di benda atau desain yang akan dibuat selan#utnya. "alah satu contohnya adalah menganalogikan Jineng sebagai pohon kelapa. Pohon kelapa di#adikan sebagai analaogi dari bangunan Jineng dilihat dari segi fungsi, kegunaan dan perwu#udan fisiknya.
A. Perwu#udan *isik !ari segi perwu#udan fisik, pohon kelapa meru#uk kepada tiga bagian utama yang dimiliki tumbuhan, dimana pohon kelapa sebagaimana tumbuhan terdiri dari tiga bagian yaitu0
ambar 4.1 Reresentasi Pohon 'elaa ada 'a#i( Badan( dan 'eala
"umber0 dokumen pribadi
•
Akar Akar adalah bagian pangkal dari batang pohon kelapa yang berada di dalam tanah dan tumbuh menu#u pusat bumi. Akar memiliki fungsi sebagai #angkar untuk menyokong dan menopang seluruh bagian dari pohon kelapa itu sendiri. Akar ini merepresentasikan bagian kaki.
•
Batang Batang merupakan bagian kedua dari organ tumbuhan setelah akar. Batang bersatu dengan akar. Batang adalah sumbu tumbuhan , tempat semua organ lain bertumpu dan tumbuh seperti daun dan akar di mana batang ini merepresentasikan bagian badan.
•
!aun, buah !aun dan buah ini berada pada bagian paling atas dari pohon kelapa di mana daun berfungsi sebagai alat untuk berespirasi atau dikenal dengan fotosintesis dan buah sebagai tempat menyimpan cadangan makanan pohon kelapa. !aun dan buah ini merepresentasikan bagian kepala karena letaknya yang paling atas.
elihat dari hubungan pohon kelapa dengan akar, batang, dan daun serta buahnya sebagai representasi kepala, badan, dan kaki tersebut, dapat dianalogikan dengan wu#ud fisik Jineng yang dalam hal ini tertuang dalam konsep !ri Angga. Jineng sendiri merupakan salah satu bangunan Arsitektur radisional Bali yang memiliki konsep ruang yang disebut !ri Angga. enurut buku Arsitektur radisional Bali karya &gakan 5etut Achwin !wi#endra , !ri Angga memiliki arti, !ri berarti tiga dan Angga berarti badan di mana !ri Angga lebih menekankan pada tiga nilai fisik yaitu0 •
"tama Angga 6kepala7
•
Madya Angga 6badan7, dan
•
#ista Angga 6kaki7
Pada Jineng sendiri pembagian wu#ud fisik !ri Angga dilihat dari tiga bagian yang terdapat pada Jineng. Pembagian tersebut adalah0
ambar 4. Jineng dengan 'onsesi Tri Angga "umber0 dokumen pribadi
•
Pondasi
#ista Angga yang dalam hal ini merupakan kaki direpresentasikan ke dalam pond asi. Pondasi pada Jineng berfungsi sebagai pondasi bangunan pada umumnya yang bertu#uan untuk menerima semua beban pada bangunan dan menyalurkannya ke tanah. •
$esaka Madya Angga atau badan, pada Jineng direpresentasikan pada %ale %engong dan $esakanya. !i mana pada bagian ini
$esaka
berfungsi untuk penerus beban ke dalam pondasi. •
Atap
"tama Angga atau kepala, pada Jineng direpresentasikan pada Atap. Pada bagian atap ini selain berfungsi untuk melindungi bagian yang di bawahnya, #uga terdapat tempat untuk menyimpan hasil panen petani. B. *ungsi dan 5egunaan !ari segi fungsi dan kegunaanya, pohon kelapa meru#uk kepada sumber daya utama dan tambahan yang dihasilkannya. !alam hal ini, sumber daya utama yang dihasilkan ialah buah dan daun yang sering dimanfaatkan oleh manusia yang terdapat pada bagian atas atau sebagai representasi dari kepala
dan sumber daya tambahan yaitu kayunya yang biasa disebut sebagai kayu seseh sebagai salah satu bahan bangunan yang terdapat pada bagian badan. *ungsi dan kegunaan dari pohon kelapa ini #uga dianalogikan pada fungsi dan kegunaan dari Jineng dimana Jineng sendiri #uga memiliki fungsi dan kegunaan utama dan tamba han. *ungsi dari Jineng itu sebelumnya sudah di#elaskan pada landasan teori yaitu sebagai tempat 6lumbung7 untuk menyimpan hasil panen para petani. Lumbung ini terletak pada bagian atas yang dalam hal ini adalah representasi dari "tama Angga atau kepala. "elain fungsi untuk menyimpan hasil panen, Jineng #uga memiliki fungsi tambahan di man a pada bagi an Madya Mandala nya terd apat sebuah %ale %engong yang berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul, me &e&aitan, dan hal-hal lain yang bisa diker#akan dalam sebuah %ale %engong. Berdasarkan hubungan-hubungan di atas, dapat dikatakan bahwa keberadaan pohon kelapa dapat di#adikan sebagai analog i dari Jineng yang memiliki konsepsi !ri Angga 6kaki, badan, kepala7 yang #uga memiliki fungsi dan kegunaan utama maupun tambahan. 4. Implikasi dari pohon kelapa yang men#adi analogi dari Jineng pada desain dari sebuah bangunan illa Berdasarkan teori analogi pada poin 4.1 dikatakan bahwa Pohon kelapa di#adikan sebagai analaogi dari bangunan Jineng dilihat dari segi fungsi, kegunaan dan perwu#udan fisiknya. !ari hal tersebut, terdapat implikasi dalam mendisain sebuah bangunan illa. A. *ungsi dan 5egunaan !itin#au dari segi fungsi dan kegunaannya, pohon kelapa memiliki fungsi yang beraneka ragam. &amun, fungsi dan kegunaan utamanya ditekankan pada bagian atas dari pohon kelapa tersebut. "edangkan fungsi lainnya berada di bagian bawah dari pohon kelapa tersebut, dimana bagian bawah yang dimaksud ialah bagian batang. Berdasarkan hal tersebut, desain dari sebuah bangunan illa nantinya akan memiliki fungsi utama yang berupa ruang tidur sebagai tempat beristirahat akan berada pada bagian bangunan atas yaitu lantai dua.
5emudian pada bagian bawahnya akan terdapat fungsi lainnya seperti dapur dan ruang tamu atau ruang keluarga. B. Perwu#udan *isik Pohon kelapa memiliki perwu#udan fisik yang dibagi men#adi tiga bagian. iga bagian tersebut adalah bagian kepala yang merupakan daun dan buah, bagian badan yang merupakan batang pohon kelapa, serta bagian kaki yang merupakan akar dari pohon kelapa.
!ari perwu#udan fisik tersebut, desain bangunan illa yang akan dibangun nantinya akan merepresentasikan dari perwu#udan-perwu#udan fisik pohon kelapa, yakni kepala, badan dan kaki. !alam ilmu arsitektur radisional Bali, perwu#udan fisik berupa kepala-badan-kaki disebut konsep tri angga. !imana, disain bangunan illa ini nantinya akan memiliki
kepala yang merepresentasikan atap, yang berfungsi untuk melindungi bagian bawah bangunan, badan yang merepresentasikan dinding, kolom, dan saka yang berfungsi sebagai penopang atap dan sebagai penghantar beban
bangunan
menu#u
ke
bagian
bawah,
serta
kaki
yang
merepresentasikan bebaturan dan pondasi yang berfungsi sebagai penyangga sebuah bangunan serta meneruskan beban bangunan dari kolom atau dinding menu#u ke tanah.
BAB $ PENUTUP 1.1 5esimpulan 5esimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan di atas adalah dalam menerapkan konsepsi nilai-nilai Arsitektur radisional Bali yang berkembang pada masa kini, tidak harus menggunakan atau mengadopsi bentuk aslinya namun #uga dapat dilakukan dengan cara menggunakan teori analogi, yaitu mengumpamakan sesuatu yang mempunyai kesamaan, persesuaian, kemiripan, keserupaan, kese#a#aran, kese#alanan, antara dua benda tetapi memiliki asal usul yang berlainan. Berdasarkan teori analogi, bangunan arsitektur tradisional bali yang salah satunya bangunan Jineng dapat dianalogikan sebagai sebuah pohon kelapa karena memiliki konsep yang sama sepert i Jineng. 5esamaan yang mendasari bahwa pohon kelapa dapat dianalogikan dengan Jineng adalah konsep perwu#udan fisik 6 !ri
Angga7 dan kesamaan fungsi yang dimilikinya. %al ini #uga dapat dianalogikan pada sebuah desain baru yaitu sebuah illa yang tentu sa#a menggunakan analogi dari pohon kelapa dan Jineng. 1. "aran "ebagai calon arsitek, dalam proses perancangan sudah seharusnya arsitek dapat memberikan filosofi ataupun makna kedalam sebuah bangunan baik itu bangunan dengan gaya arsitektur radisional Bali ataupun gaya lainnya. 5arena tugas utama dari seorang arsitek adalah sebagai perancang. Adapun tu#uan dari adanya landasan, filosofi dan konsep dari sebuah proses perancangan adalah untuk menghidupkan atau memberikan (#iwa) bagi bangunan yang akan didirikan.
rsitektur
2
DA)TAR PUSTA'A elebet, I &yoman. 1>F. Arsitektur !radisional %ali. Bali0 !epartemen Pendidikan dan 5ebudayaan. !wi#endra, &gakan 5etut Acwin. 818. Arsitektur 'uma( !radisional %ali. Bali 0 3dayana 3niersity Press. "ynder, 'ames =. dan =atanese, Anthony '. 1>>1. )engantar Arsitektur. 'akarta 0 Grlangga. . 811.
Mengenal %angunan Jineng %ali.
ersedia dalam
http0HHwww.imagebali.netHdetail-artikelHE-mengenal-bangunan-Jinengbali.php 6diakses tanggal C aret 81D7. *ebriyanthi, Ayu. 81.Analisis %angunan %erdasarkan *ungsi Arsitektur
+%uilding
!ask.
ersedia
dalam
http0HHluhgedeayufebriyanthi.blogspot.co.idH81H8DHanalisis-bangunanberdasarkan-fungsi.html 6diakses tanggal C aret 81D7. . 81D.
illa. ersedia dalam https0HHid.wikipedia.orgHwikiH+illa
6diakses tanggal C aret 81D7.
rsitektur
2