laporan kasus mengenai plasenta previaFull description
Presentasi Kasus Plasenta PreviaFull description
hfgFull description
plasenta previa
Full description
Perbedaan Antara Plasenta Previa dengan Solusio PlasentaFull description
Perbedaan Antara Plasenta Previa dengan Solusio PlasentaDeskripsi lengkap
perbedaan APHFull description
plasenta previa
tugasFull description
dfghjk
dfghjkDeskripsi lengkap
Full description
Deskripsi lengkap
MATERNITASFull description
plasenta previa
Woc plasenta previa dan masalah keperawatan
safasfFull description
Deskripsi lengkap
Full description
DISKUSI KASUS
PLASENTA PREVIA TOTALIS TOTALIS
Disusun Sebagai Bagian dari Persyaratan Menyelesaikan Program Internship Dokter Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Tenggara Barat
Disusun Oleh:
dr. Ditha Kurnia Sani
Pembimbing:
dr. Komang Tresna, Sp.!. "KBP N#P $%%&%''(
DALAM RANGKA MENGIKUTI PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DINAS KESEHATAN KOTA MATARAM RUMAH SAKIT BHAYANGKARA NUSA TENGGARA BARAT PERIODE UNI !"#$ % UNI !"#&
)
BERITA A'ARA PRESENTASI DISKUSI KASUS
Pada hari ini tanggal ** Maret *%)&, telah dipresentasikan porto+olio oleh
Nama peserta
dr. Ditha Kurnia Sani
Deng Dengan an -ud -udul ult top opik ik
Plase Plasent ntaa Prev Previa ia To Totali taliss
Nama pendamping
dr. Mike /i-ayanti /i-ayanti D-ohar
Nama pembimbing
dr. Komang Tresna, Tresna, Sp.!.
Nama 0ahana
#umah Sakit Bhayangkara, Kota Mataram, NTB.
N(
N)m) Pese*+) P*esen+)si
N(
)
dr. dr. Nurl Nurlae aela la Purna urnam ma Sari Sari
)
*
dr. #i+ka /ikamto
*
1
dr. ktaviana Nurma Muliastusti
1
'
dr. Bai2 3ariani 4uhra
'
5
dr. D0i Putri Mi+tahulhuda
5
&
dr. ktaria Sa+itri
&
$
dr. Sri Mula0ardani
$
(
dr. Dini 6ariyati Maulida S
(
7
dr. 8vert 9anri Imanuel Silaen
7
)%
dr. Dara Primaditha
)%
))
dr. 4akiyatun 6umairah
))
)*
dr. Dante 9ustisia
)*
)1
dr. dr. Meth Methaa #isk #isky y "nggo nggoran ranii
)1
)'
dr. 9unila /idya Saputri
)'
*
T)n,) T)ng)n
)5
dr. :era ktarina
)5
)&
dr. M. Nauval
)&
)$
dr. Muari+ #amadhan
)$
Berita a;ara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pembimbing
Pendamping
< dr. Komang Tresna, Sp.!. = "KBP N#P $%%&%''(
< dr. Mike /i-ayanti D-ohar = NIP )7$5)*)7 *%%5%) * %%5
1
BAB I PENDAHULUAN
Mortalitas dan morbilitas pada 0anita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang, sekitar *5 > 5%? kematian di Negara tersebut disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Tahun )777 /6 (World Health Organization) memperkirakan lebih dari 5(5.%%% ibu pertahunnya meninggal saat hamil dan bersalin. Dimana )5? dari seluruh 0anita hamil akan berkembang men-adi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengan;am -i0anya dan -anin yang dilahirkannya. *%.%%% kematian ibu tiap tahunnya yang ter-adi setiap *& > *$ menit sekali. Dimana sekitar 1 > )%? disebabkan oleh kasus komplikasi obstetrik, seperti kasus berat pendarahan anterpartum %,&? dari seluruh persalinan. Di NegaraAnegara berkembang berkisar antara ) > *,'?, sedangkan di #S. ipto Mangunkusumo ter-adi 1$ kasus plasenta previa antara '$() persalinan
'
BAB II TINAUAN PUSTAKA
!-# De.inisi ,)n Kl)si.i/)si
Plasenta previa ialah plasenta yang berimplantasi pada segmen ba0ah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi sebagian atau seluruh dari ostium uteri internum. Klasi+ikasi ). Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum *. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum 1. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir ostium uteri internum '. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen ba0ah rahim sedemikian rupa sehingga tepi ba0ahnya berada pada -arak lebih kurang * ;m dari ostium uteri internum. @arak yang lebih dari *;m dianggap plasenta letak normal <halik, *%%7=.
!ambar ). Plasenta Previa <6a;ker, *%%$=
5
Menurut de Snoo, berdasarkan keadaan pada saat pembukaan ' A5 ;m ). Plasenta previa sentralis
!-! E0i,emi(l(gi
Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi, dan pada usia diatas 1% tahun. Pada beberapa rumah sakit umum pemerintah dilaporkan insiden plasenta previa berkisar ),$? sampai dengan *,7?. Di Negara ma-u insidensinya lebih rendah yaitu kurang dari )?, hal ini kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya 0anita hamil paritas tinggi. Dengan meluasnya penggunaan ultrasnogra+i dalam obstetrik yang menungkinkan deteksi lebih dini insiden plasenta previa bisa lebih tinggi <halik, *%%7=.
!-1 2)/+(* Resi/(
).
perasi sesar sebelumnya. Pada 0anita>0anita yang pernah men-alani operasi sesar sebelumnya, maka sekitar )? 0anita tersebut akan mengalami plasenta previa. #esiko akan makin meningkat setelah mengalami empat kali atau lebih
*.
operasi sesar dimana )%? 0anita tersebut akan mengalami plasenta previa. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil
1.
konsepsi. #i0ayat tindakan medis yang dilakukan pada uterus, seperti dilatasi dan kuretase
'.
atau aborsi medisinalis. Multiparitas dan -arak kehamilan. Plasenta previa ter-adi pada ) dari )5%% 0anita yang baru pertama kali hamil. Bagaimanapun, pada 0anita yang telah 5 kali hamil atau lebih, maka resiko ter-adinya plasenta previa adalah ) diantara *% kehamilan. Se;ara teori plasenta yang baru berusaha men;ari tempat selain bekas plasenta
5.
sebelumnya. Csia ibu hamil. Diantara 0anitaA0anita yang berusia kurang dari )7 tahun, hanya ) dari )5%% yang mengalami plasenta previa. Satu dari )%% 0anita yang berusia lebih dari 15 tahun 1 kali lebih berisiko akan mengalami plasenta previa. &
&. $.
Kehamilan dengan -anin lebih dari satu. Kebiasaan tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol. Pada perempuan
perokok di-umpai insidensi plasenta previa lebih tinggi * kali lipat. (. De+ek vaskularisasi desidua yang kemungkinan ter-adi akibat perubahan atro+ik 7.
dan in+lamatorotik. "danya gangguan anatomistumor pada rahim sehingga mempersempit permukaan
bagi penempelan plasenta. )%. "danya -aringan parut pada rahim oleh operasi sebelumnya. Dilaporkan, tanpa -aringan parut berisiko %,*&?. Terdapatnya -aringan parut bekas operasi berperan menaikkan insiden dua sampai tiga kali lipat. )). #i0ayat plasenta previa sebelumnya, berisiko )* kali lebih besar. )*. Malnutrisi ibu hamil <3ortner KB, *%%$ 6ana+iah *%%'=.
!-3 E+i(l(gi
Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen ba0ah rahim belum diketahui se;ara pasti. Mungkin se;ara kebetulan sa-a blastokista menimpa desidua di daerah segmen ba0ah rahim tanpa latar belakang lain yang mungkin. Teori lain mengemukakan sebagai salah satu penyebabnya adalah vaskularisasi desidua yang tidak memadai, mungkin sebagai akibat dari proses radang atau atro+i. Paritas tinggi, usia lan-ut, ;a;at rahim misalnya bekas bedah sesar, kerokan, miomektomi, dan sebagainya berperan dalam proses peradangan dan ke-adian atro+i di endometrium yang semuanya dapat dipandang sebagai +aktor resiko bagi ter-adinya plasenta previa. a;at bekas bedah sesar berperan menaikkan insiden dua sampai tiga kali. Pada perempuan perokok di-umpai insidensi plasenta previa lebih tinggi * kali lipat. 6ipoksemia akibat karbon monoAoksida hasil pembakaran rokok menyebabkan plasenta men-adi hipertro+i sebagai upaya kompensasi. Plasenta yang mengalami hipertro+i akan mendekati atau menutupi ostium uteri internum. Plasenta yang terlalu besar seperti pada kehamilan ganda dan eritroblastosis +etalis bisa menyebabkan pertumbuhan plasenta melebar ke segmen ba0ah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internum <halik, *%%7=.
!-$ P)+(.isi(l(gi
Pada usia kehamilan yang lan-ut, umumnya pada timester ketiga dan mungkin -uga lebih a0al, oleh karena telah mulai terbentuknya segmen ba0ah rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan. Dengan melebarnya isthmus uteri men-adi segmen ba0ah rahim, maka
$
plasenta yang berimplantasi di situ sedikit banyak akan mengalami laserasi akibat pelepasan pada desidua sebagai tapak plasenta. Demikian pula pada 0aktu serviks mendatar
!-& M)ni.es+)si Klinis
). !e-ala klinis a= !e-ala utama plasenta previa adalah pendarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri, dan biasanya berulang. Darah biasanya ber0arna merah segar. b= Bagian terdepan -anin tinggi <+loating=. ;= Sering di-umpai kelainan letak -anin. d= Pendarahan pertama <+irst bleeding= biasanya tidak banyak dan tidak +atal, ke;uali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya, sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit. Tetapi perdarahan berikutnya
'. Penentuan letak plasenta se;ara langsung Pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan banyak. Pemeriksaan harus dilakukan di me-a operasi. Perabaan +orniks. Mulai dari +orniks posterior, apa ada teraba tahanan lunak
!-4 Pen)+)l)/s)n))n
Semua penderita perdarahan antepartum tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam ke;uali kemungkinan plasenta previa telah disingkirkan atau diagnosa solusio plasenta telah ditegakkan. Penatalaksanaan plasenta previa di #SCP NTB yang ter;antum dalam Standar Pelayanan Medik <*%%(=, dibedakan men-adi *, yaitu ).
Pera0atan konservati+
*.
Pera0atan akti+
Pe*)5)+)n /(nse*6)+i.
Dilakukan pada bayi prematur dengan umur kehamilan G 1$ minggu dengan syarat denyut -antung -anin baik dan perdarahan sedikit atau berhenti. ara pera0atan a.
bservasi ketat di kamar bersalin selama *' -am
b.
Keadaan umum ibu diperbaiki, bila anemia berikan trans+usi P# < Packed Red Cell = sampai 6b )%A)) gr?
;.
Berikan kortikosteroid untuk maturitas paru -anin
d.
Bila perdarahan telah berhenti, penderita dipindahkan ke ruang pera0atan dan tirah baring selama * hari, bila tidak ada perdarahan dapat mobilisasi.
e.
bservasi perdarahan, denyut -antung -anin dan tekanan darah setiap & -am.
+.
Bila perdarahan berulang dilakukan penanganan akti+
g.
Bila perdarahan ulang tidak ter-adi setelah dilakukan mobilisasi penderita dipulangkan dengan nasehat A Istirahat, A Segera masuk #umah Sakit bila ter-adi perdarahan lagi A Dilarang koitus dan kontrol tiap minggu
Pe*)5)+)n )/+i.
Segera dilakukan terminasi kehamilan. @ika perdarahan akti+
Perdarahan akti+
A
Perkiraan berat bayi H *%%% gram )%
A
!a0at -anin
A
"nemia dengan 6b G & g?, -anin hidup, perkiraan berat bayi H *%%% gram
Pada plasenta yang berimplantasi pada segmen ba0ah rahim dan mendekati ostium uteri internum ataupun yang menutupi ostium uteri internum pada umur kehamilan )(A*' minggu, evaluasi kembali diperlukan untuk mengetahui lokasi plasenta pada trimester ke 1. Plasenta yang menutupi CI lebih dari )5 mm sangat besar kemungkinannya untuk megalami plasenta previa pada kehamilan aterm. Ketika pinggir plasenta berada diantara *% mm dari CI dan menutupi sampai *% mm dari CI pada umur kehamilan *& minggu, CS! sebaiknya diulangi dengan rutin bergantung pada umur kehamilan, -arak dari CI, dan ge-ala klinis seperti perdarahan, karena perubahan posisi pada plasenta sangat memungkinkan. Overlap yang melebihi *% mm atau lebih pada CI kapanpun pada trimester ke 1 sangat besar kemugkinan untuk dilakukan seksio sesarea. @arak antara CI dan pinggir plasenta pada CS! transvaginal setelah umur kehamilan 15 minggu sangat berman+aat untuk menentukan persiapan rute kelahiran. Ketika pinggir plasenta berada lebih *% mm dari CI, maka dapat dilakukan persalinan pervaginam dengan kemungkinan keberhasilan yang tinggi. @arak pinggir plasenta antara % sampai *% mm dari CI, rasio untuk dilakukan tindakan seksio sangat tinggi, meskipun persalinan pervaginam masih memungkinkan bergantung pada keadaan klinis. Dan pada dera-at overlap pada % mm atau lebih pada usia kehamilan lebih dari 15 minggu merupakan indikasi untuk dilakukannya seksio sesarea <ppenheimer E, *%%$b=
!-7 K(m0li/)si
Komplikasi dari plasenta previa termasuk seksio sesarea, perdarahan post partum, malpresentasi -anin, kematian ibu akibat perdarahan uterus dan disseminated intravascular coagulation (DIC =
!-8 P*(gn(sis
Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa de0asa ini lebih baik -ika dibandingkan dengan masa lalu. 6al ini berkat diagnosis yang lebih dini dan tidak invasi+ dengan CS!, disamping ketersediaan trans+usi darah dan in+us ;airan telah ada di hampir semua rumah sakit kabupaten. #a0at inap yang lebih radikal ikut berperan terutama bagi kasus yang pernah melahirkan dengan seksio sesarea atau bertempat tinggal -auh dari +asilitas yang ))
diperlukan. Penurunan -umlah ibu hamil dengan paritas tinggi dan usia tinggi berkat sosialisasi program keluarga beren;ana menambah penurunan insiden plasenta previa. Dengan demikian banyak komplikasi maternal dapat dihindarkan. Namun, nasib -anin masih belum terlepas dari komplikasi kelahiran prematur baik yang lahir spontan maupun karena intervensi seksio sesarea. Karenanya kelahiran prematur belum sepenuhnya bisa dihindari sekalipun tindakan konservati+ diberlakukan. Pada satu penelitian yang melibatkan 71.%%% persalinan oleh rane dan ka0anAka0an <)777= dilaporkan angka kelahiran prematur '$?. 6ubungan hambatan pertumbuhan -anin dan kelainan ba0aan dengan plasenta previa belum terbukti <halik, *%%7=. Butler dan ka0anAka0an <*%%)= mendapatkan bah0a 0anita dengan plasenta previa memeiliki kadar serum alphaA+etoprotein yang dapat meningkatkan resiko perdarahan pada trimeseter tiga dan kelahiran preterm <unningham 3! et al . *%%1=.
BAB III LAPORAN KASUS 1-# I,en+i+)s
Nama Csia Peker-aan "gama
Ny. I" *' tahun !uru Islam )*
Suku "lamat
Sasak @ln. Tangguh Sukara-a
1-! An)mnesis Keluh)n U+)m) : Keluar darah dari -alan lahir Ri5)9)+ Pen9)/i+ Se/)*)ng :