NAMA
: DIAN LARASATI
NIM
: 1407123660
TEKNIK LINGKUNGAN KELAS A Tugas Teknik Peng!a"an Sa#$a"
A% Penge&'i Penge&'ian an k#$s k#$s #enu&u' #enu&u' $a&a $a&a a"!i a"!i Menu&u' Da!(e!! )1**1+ Komp Kompos os adala adalah h hasil hasil peng pengur urai aian an baha bahan n orga organi nik k oleh oleh sejum sejumla lah h
mikroorganisme dalam lingkungan yang hangat, basah dan berudara dengan hasil akhir sebagai humus. Menu&u' In,&iani )200-+ Kompos Kompos merupa merupakan kan semua semua bahan bahan organi organik k yang yang telah telah mengala mengalami mi penguraian sehingga bentuk dan sudah tidak dikenali bentuk aslinya, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Menu&u' Mu&.an,n )2006+ Komp Kompos os adal adalah ah baha bahan n orga organi nik k yang ang tela telah h meng mengal alam amii pros proses es pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme yang bekerja di dalamnya, bahan-bahan organik tersebut seperti dedaunan, rumput jerami, sisa-sisa ranting dan dahan. Menu&u' /a,ii' )2000+ Kada Kadarr unsu unsure re hara hara dala dalam m kom komplek plekss sang sangat at rend rendah ah,, sehi sehing ngga ga penggunaannya lebih bersifat sebagai pengubah sifat tanah. Kompos mengandung unsure N sebanyak 2%, unsure P sebanyak 0,-% dan unsure K sebanyak -2%. Menu&u' Mu&.an,n )2006+ Kompos Kompos dikatak dikatakan an sudah sudah matang matang apabil apabilaa bahan bahan berwarn berwarnaa !oklat !oklat kehitam-hitaman dan tidak berbau busuk, berstruktur remah dan gembur "bah "bahan an menj menjad adii rapu rapuh h dan dan lapu lapuk, k, menyu menyusut sut dan dan tidak tidak meng menggu gump mpal# al#,, mempunyai kandungan $N rasio rendah. &ibawah 20, tidak berbau " kalau berbau, baunya seperti tanah #, suhu ruangan kurang lebih '0($, kelembapan dibawah )0 %.
Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai. *rganisme
pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Kompos berfungsi sebagai sumber hara dan media tumbuh bagi tanaman. &ilihat dari proses pembuatannya terdapat dua ma!am !ara membuat kompos, yaitu melalui proses aerob "dengan udara# dan anaerob "tanpa udara#. Kedua metode ini menghasilkan kompos yang sama baiknya hanya saja bentuk fisiknya agak sedikit berbeda.
+. Peng#$san Ae&.ik 1% Deinisi
Kompos adalah bahan organik yang sudah terdekomposisi sebagai bahan yang sudah mengandung unsur hara yang siap dimanfaatkan oleh tanaman. umber bahan-bahan kompos bisa berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan, limbah industri dan limbah sumber daya laut. Pemanfaatan bahan kimia sebagai bahan tambahan sangat dianjurkan selama untuk memper!epat proses pengomposan atau memperkaya kandungan unsur hara dalam kompos. Proses pengomposan dapat terjadi se!ara aerobik "menggunakan oksigen# atau anaerobik "tidak ada oksigen#. Proses aerobik adalah proses di mana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses
ini
tidak
diinginkan,
karena selama proses
pengomposan akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses anaerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti asam-asam organik "asam asetat, asam butirat, asam alerat, puttre!ine#, amonia, dan / 2. Pupuk kompos aerob dibuat melalui proses biokimia yang melibatkan oksigen dalam pembuatannya. +ahan utama pembuatan pupuk kompos aerob adalah sisa tanaman, kotoran hewan atau bisa !ampuran keduanya. Proses pembuatannya kompos jenis ini memerlukan waktu )0-0 hari, Perlu ketelatenan lebih untuk membuat pupuk kompos dengan metode ini. Kita harus mengontrol
dengan seksama suhu dan kelembaban kompos saat proses pengomposan berlangsung. e!ara berkala, tumpukan pupuk kompos harus dibalik untuk menyetabilkan suhu dan kelembabannya.
2% Reaksi Peng#$san Ae&.
1ransformasi aerobik padaproses pengomposan dapat digambarkan dalam persamaan reaksi sebagai berikut $/*N *2 Nutrien
el-sel baru $*2
/2* N/' *)2- Panas Kompos Pada prinsipnya hasil akhir proses ini adalah sel-sel baru, $*2, air, amoniak, sulfat dan senyawa organik baru bersifat stabil yang dinamakan kompos. Kompos biasanya mengandung unsur lignin yang sukar terurai dalam jangka waktu yang singkat.
3% Pe&sa&a'an Pe#.ua'an K#$s Ae&.
Proses pembuatan pupuk kompos aerob sebaiknya dilakukan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Karakter dan jenis bahan baku yang !o!ok untuk pengomposan aerob adalah material organik yang mempunyai perbandingan unsur karbon "$# dan nitrogen "N# ke!il "dibawah '0#, kadar air )0-0% dan p/ sekitar 3-4. $ontohnya adalah hijauan leguminosa, jerami, gedebog pisang dan kotoran unggas. 5pabila kekurangan bahan yang megandung karbon, bisa ditambahkan arang sekam padi ke dalam adonan pupuk kompos. Kompos yang baik memiliki beberapa !iri sebagai berikut o
+erwarna !oklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah,
o
1idak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat membentuk suspensi,
Nisbah $N sebesar 0 6 20, tergantung dari bahan baku dan
o
derajat humifikasinya, o
+erefek baik jika diaplikasikan pada tanah,
o
uhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan
o
1idak berbau.
4% ak'& ang #e#$enga&u"i $&ses $eng#$san
1abel Kondisi yang optimal untuk memper!epat proses pengomposan "7yak, 882# Kondisi
Kondisi yang bisa diterima
Ideal
Rasio C/N
20:1 s/d 40:1
25-35:1
Kelembapan
40 – 65 %
45 – 62 % berat
Konsentrasi oksien tersedia
! 5%
! 10%
"k#ran partikel
1 in$i
ber&ariasi
'#lk (ensit)
1000 lbs/$# )d
1000 lbs/$# )d
p*
5+5 – ,+0
6+5 – +0
.##
43 – 66oC
54 -60oC
-% P&ses Pe#.ua'an K#$s Ae&.
$ara membuat kompos aerob memakan waktu )0-0 hari. Perlu ketelatenan lebih untuk membuat kompos dengan metode ini. Kita harus mengontrol dengan seksama suhu dan kelembaban kompos saat proses pengomposan berlangsung. e!ara berkala, tumpukan kompos harus dibalik untuk menyetabilkan suhu dan kelembabannya. +erikut ini !ara membuat kompos aerob •
iapkan lahan seluas 0 meter persegi untuk tempat pengomposan. 9ebih baik apabila tempat pengomposan diberi peneduh untuk menghindari hujan.
•
+uat bak atau kotak persegi empat dari papan kayu dengan lebar meter dan panjang , meter. Pilih papan kayu yang memiliki lebar '0-)0 !m.
•
iapkan material organik dari sisa-sisa tanaman, bisa juga di!ampur dengan kotoran ternak. $a!ah bahan organik tersebut hingga menjadi potongan-potongan ke!il. emakin ke!il potongan bahan organik semakin baik. Namun jangan sampai terlalu halus, agar aerasi bisa berlangsung sempurna saat pengomposan berlangsung.
•
:asukan bahan organik yang sudah di!a!ah ke dalam bak kayu, kemudidan padatkan. ;si seluruh bak kayu hingga penuh.
earah jarum jam "# Pemilihan lokasi pengomposan, "2# :embuat bakkotak kayu, "'# :enyeleksi dan merajang bahan baku, ")# :emasukkan bahan baku baku kedalm bak kayu •
iram bahan baku kompos yang sudah tersusun dalam kotak kayu untuk memberikan kelembaban.
•
etelah 2) jam, suhu tumpukan kompos akan naik hingga 3 o$, biarkan keadaan yang panas ini hingga 2-) hari. =ungsinya untuk membunuh bakteri patogen, jamur dan gulma. Perlu diperhatikan, proses pembiaran jangan sampai lebih dari ) hari. Karena berpotensi membunuh mikroorganisme pengurai kompos. 5pabila mikroorganisme dekomposer ikut mati, kompos akan lebih lama matangnya.
•
etelah
hari
ke-),
turunkan
suhu
untuk
men!egah
kematian
mikroorganisme dekomposer. >aga suhu optimum pengomposan pada kisaran )-30o$ dan kelembaban pada )0-0%. $ara menjaga suhu adalah dengan membolak-balik kompos, sedangkan untuk menjaga kelembaban siram kompos dengan air. Pada kondisi ini penguapan relatif tinggi, untuk
men!egahnya kita bisa menutup tumpukan kompos dengan terpal plastik, sekaligus juga melindungi kompos dari siraman air hujan. •
$ara membalik kompos sebaiknya dilakukan dengan metode berikut. 5ngkat bak kayu, lepaskan dari tumpukan kompos. 9alu letakan persis disamping tumpukan kompos. Kemudian pindahkan bagian kompos yang paling atas kedalam bak kayu tersebut sambil diaduk. 9akukan seperti mengisi kompos di tahap awal. 9akukan terus hingga seluruh tumpuka kompos berpindah kesampingnya. &engan begitu, semua kompos dipastikan sudah terbalik semua. Proses pembalikan sebaiknya dilakukan setiap ' hari sekali sampai proses pengomposan selesai. 5tau balik apabila suhu dan kelembaban melebihi batas yang ditentukan.
•
5pabila suhu sudah stabil dibawah ) o$, warna kompos hitam ke!oklatan dan olume menyusut hingga 0% hentikan proses pembalikan. elanjutnya adalah proses pematangan selama ) hari.
•
e!ara teoritis, proses pengomposan selesai setelah )0-0 hari. Namun kenyataannya bisa lebih !epat atau lebih lambat tergantung dari keadaan dekomposer dan bahan baku kompos. Pupuk kompos yang telah matang di!irikan dengan warnanya yang hitam ke!oklatan, teksturnya gembur, tidak berbau.
•
earah jarum jam "# Penyiraman dan penambahan dekomposer, "2# Proses penumpukkan kompos, "'# :erapihkan tumpukan, ")# Pembalikan kompos Proses pembuatan kompos aerob !o!ok untuk memproduksi kompos dalam jumlah besar.
6% S'an,a&isasi Pe#.ua'an K#$s
Kualitas kompos sangat dipengaruhi oleh proses pengolahan, sedangkan proses
pengolahan
kompos
sangat
dipengaruhi
oleh
kelembaban
dan
perbandingan $arbon "$# dan Nitrogen "N# dari bahan baku, maka untuk menentukan standarisasi kompos adalah dengan membuat standarisasi proses pembuatan kompos serta standarisasi bahan baku kompos, sehingga diperoleh kompos yang memiliki standar tertentu. tandar !ampuran bahan baku kompos yaitu kelembaban ideal 0630% dan mempunyai perbandingan $ N bahan baku '0, selain kelembaban hal lain yang harus sangat diperhatikan selama proses pembuatan kompos itu berlangsung, yaitu # Temperatur
1emperatur adalah salah satu indikator kun!i di dalam pembuatan kompos. Panas yang ditimbulkan sebagai suatu hasil sampingan proses yang dilakukan oleh mikroba untuk mengurai bahan organik. 1emperatur ini dapat digunakan
untuk
mengukur
seberapa
baik
sistem
pengomposan
ini
bekerja, disamping itu juga dapat diketahui sejauh mana dekomposisi telah berjalan. ebagai ilustrasi, jika kompos naik sampai temperatur )0?$60?$, maka dapat disimpulkan bahwa !ampuran bahan baku kompos !ukup mengandung bahan Nitrogen dan $arbon dan !ukup mengandung air "kelembabannya !ukup# untuk menunjang pertumbuhan mi!roorganisme. Pengamatan temperatur harus dilakukan dengan . menggunakan alat uji temperatur yang dapat men!apai jauh ke dalam tumpukan kompos. 2. 1unggu sampai beberapa saat sampai temperatur stabil. '. Kemudian lakukan lagi di tempat yang berbeda. 9akukanlah pengamatan tersebut di beberapa lokasi, termasuk pada berbagai kedalaman dari tumpukkan kompos. Kompos dapat memiliki kantong-kantong yang lebih panas dan ada kantong-kantong yang dingin. emuanya sangat bergantung kepada kandungan uap air "kelembaban# dan komposisi kimia bahan baku kompos. ). :aka akan diperoleh peta gradient temperatur. &engan menggambarkan grafik temperatur dan lokasi-lokasinya sejalan dengan bertambahnya waktu, maka dapat dijelaskan . udah berapa jauh proses dekomposisi berjalan 2. eberapa baik komposisi !ampuran bahan baku '. eberapa rata !ampuran tersebut dan dibagian mana !ampuran tidak rata ). &ibagian mana sirkulasi udara berjalan normal dan dibagian mana kurang normal. Pada proses komposting yang baik, maka temperatur )060?$ dapat di!apai dalam 26' hari. Kemudian dalam beberapa hari berikutnya temperatur akan meningkat sampai bahan baku yang didekomposisi oleh mikroorganisme habis. &ari situ barulah temperatur akan turun.
&ari beberapa kali proses pembuatan kompos dengan sistem Windrow, dengan memakai !ampuran bahan baku kompos terdiri dari kotoran sapi, kotoran ayam, kotoran kambing, dedak dan jerami, perubahan temperatur men!apai )06 0?$ dapat di!apai dalam waktu ' "tiga# hari. *leh karena itu pembalikan kompos dilakukan pada hari ke ) "empat#. etelah pembalikan pertama temperatur akan turun, lalu naik lagi sampai men!apai 630?$ pada hari ke 3. *leh karena itu dilakukan lagi pembalikan ke dua pada hari ke 3 "enam# atau ' hari setelah pembalikan pertama, setelah pembalikkan temperatur akan turun dan naik lagi sampai 630?$ pada hari ke 8 "sembilan#. Pada hari ke 8 "sembilan# ini atau ' hari setalah pembalikkan ke dua dilakukan lagi pembalikan ke ' "tiga#. 5pabila komposisi !ampuran bahan baku tepat, temperatur akan stabil sampai hari ke 2 "dua belas# dan seterusnya, untuk kemudian turun dan stabil pada temperatur tertentu. Pada hari ke ) tumpukan kompos dapat mulai dibuka untuk didinginkan dan kemudian selanjutnya dilakukan penyaringan dan pengepakan. 2# Kelembaban Pembuatan kompos akan berlangsung dengan baik pada satu keadaan !ampuran bahan baku kompos yang memiliki kadar uap air antara )0630% dari beratnya. Pada keadaan leel uap air yang lebih rendah, aktiitas mikroorganisme akan terhambat atau berhenti sama sekali. Pada keadaan leel kelembaban yang lebih
tinggi, maka prosesnya
kemungkinan
akan anerobik,
yang akan
menyebabkan timbulnya bau busuk. +ahan baku kompos yang dipilih untuk kemudian di!ampur, kadar uap air dapat diukur. etelah proses pembuatan kompos berlangsung, pengukuran kelembaban tidak perlu diulangi, tetapi dapat langsung diamati tingkat ke!ukupan kandungan uap air tersebut. 5pabila proses pembuatan kompos sedang berjalan, lalu kemudian mun!ul bau busuk, sudah dapat dipastikan kompos mengandung kadar air berlebihan. Kelebihan uap air ini telah mengisi ruang pori, sehingga
menghalangi diffusi oksigen melalui bahan-bahan kompos tersebut. ;nilah yang membuat keadaan menjadi anaerobik . Pen!ampuran bahan baku dengan potongan )60 !m, seperti bahan jerami, potongan kayu, kertas karton, serbuk gergaji dan lain-lain dapat mengurangi permasalahan ini. 5pabila melakukan pembuatan kompos dengan memakai sistem aerated static pile ataupun sistem in Vessel , berhati-hatilah dalam menambahkan udara "oksigen#, jangan sampai menyebabkan kompos menjadi kering. ;ndikasinya adalah perhatikan temperatur, jika temperatur menurun lebih !epat dari biasanya, maka ada kemungkinan kompos terlalu kering. '# Odor atau Aroma >ika proses pembuatan kompos berjalan dengan normal, maka tidak boleh menghasilkan bau yang menyengat "bau busuk#. @alaupun demikian dalam pembuatan kompos tidak akan terbebas sama sekali dari adanya bau. &engan memanfaatkan indra pen!iuman, dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi permasalahan yang terjadi selama proses pembuatan kompos. >ika ter!ium bau amonia, berarti !ampuran bahan kompos kelebihan bahan yang mengandung unsur Nitrogen "ratio $N terlalu rendah#. ika ter!ium bau busuk, mungkin !ampuran kompos terlalu banyak mengandung air. 5pabila ini terjadi, lakukanlah pembalikan "pada sistem windrow#, tambahkan oksigen pada sistem Aerated Static Pile atau In Vessel . )# pH Pengamatan p/ kompos berfungsi sebagai indikator proses dekomposisi kompos. :ikroba kompos akan bekerja pada keadaan p/ netral sampai sedikit
masam, dengan kisaran p/ antara .-4. elama tahap awal proses dekomposisi, akan terbentuk asam-asam organik. Kondisi asam ini akan mendorong pertumbuhan jamur dan akan mendekomposisi linin dan selulosa pada bahan kompos. elama proses pembuatan kompos berlangsung, asam-asam organik tersebut akan menjadi netral dan kompos menjadi matang biasanya men!apai p/ antara 364. >ika kondisi anaerobik berkembang selama proses pembuatan kompos, asam-asam organik akan menumpuk. Pemberian udara atau pembalikan kompos akan mengurangi kemasaman ini. Penambahan kapur dalam proses pembuatan kompos tidak dianjurkan. Pemberian kapur " Kalsium Karbonat , $a$o'# akan menyebabkan terjadinya kehilangan nitrogen yang berubah menjadi gas 5moniak. Kehilangan ini tidak saja menyebabkan terjadinya bau, tetapi juga menimbulkan kerugian karena menyebabkan terjadinya kehilangan unsur hara yang penting, yaitu nitrogen. Nitrogen sudah tentu lebih baik disimpan dalam kompos untuk kemudian nanti digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhannya.
7% Me',e Tekn!gi Pe#.ua'an K#$s Ae&.
Peng#$san Sis'e# 5in,&
:erupakan metode yang paling sederhana dan sudah sejak lama dilakukan.
In89esee! #$s'ing Ss'e#
istim pengomposan dilakukan di dalam kontainertangki tertutup. Proses ini berlangsung se!ara mekanik, untuk men!egah bau disuntikkan udara, pemantauan suhu dan konsentrasi oksigen. ei#$s'ing
:erupakan langkah pengembangan pengomposan se!ara aerobik dengan memanfaatkan !a!ing tanah sebagai perombak utama atau dekomposer, inokulasi !a!ing tanah dilakukan pada saat kondisi material organik sudah siap menjadi media tumbuh "kompos setengah matang#. &ikenal ) "empat# marga !a!ing tanah yang sudah dibudidayakan, yaitu Bisenia, 9umbri!us, Perethima dan PeryoniA "Cayasan Kirai ;ndonesia, 883 2# Ee'i9e Mi&&ganis#s )EM+
B:
merupakan
kultur
!ampuran
dari
mikroorganisme
yang
menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman yang dapat diaplikasikan sebagai
inokulan
untuk
meningkatkan
keragaman
dan
populasi
mikroorganisme di dalam tanah dan tanaman, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, kuantitas dan kualitas produksi tanaman. B: dapat memfermentasikan bahan organik dan memanfaatkan gas serta panas dari proses pembusukan sebagai sumber energi. :anfaat yang dapat diambil dalam teknologi B: pada pengolahan sampah kota adalah berkurangnya bau busuk dan panas yang keluar dari tumpukan sampah, berkurangnya lalat dan hama lain di tempat pembuangan sampah, gundukan sampah !epat menurun sehingga daya tampung sampah dalam lubang penampungan dapat ditingkatkan lebih dari '0%, dan masalahmasalah lingkungan serta kesehatan pekerja. elain itu sampah dapat dijadikan kompos dalam jangka waktu hanya 2 minggu. "@ididana, 884 #.
Peng#$san dapat juga menggunakan alat mesin yang lebih maju dan #,e&n% Komposter type 7otary Kiln, misalnya, berfungsi dalam memberi
asupan oksigen " intensitas aerasi#, menjaga kelembapan, suhu serta membalik bahan se!ara praktis. Komposter type 7otary Klin di pasaran terdapat dengan kapasitas ton setara ' m' hingga 2 ton atau setara 3 m ' bahan sampah, menggunakan proses pembalikan bahan dan mengontrol aerasi dengan !ara mengayuh pedal serta memutar aerator " eAhaust fan#. Penggunaan komposter +iophoskko disertai aktiator kompos Dreen Phoskko "DP-# telah mampu meningkatkan kerja penguraian bahan organik"dekomposisi# oleh jasad renik menjadi sampai E hari saja.
;% S'&a'egi Me#$e&e$a' P&ses Peng#$san
Pengomposan dapat diper!epat dengan beberapa strategi. e!ara umum strategi untuk memper!epat proses pengomposan dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu a# :enanipulasi
kondisifaktor-faktor
yang
berpengaruh
pada
proses
pengomposan. b# :enambahkan *rganisme yang dapat memper!epat proses pengomposan mikroba pendegradasi bahan organik dan ermikompos "!a!ing#. !# :enggabungkan strategi pertama dan kedua. Keterangan
a emanip#lasi Kondisi enomposan trategi ini banyak dilakukan di awal-awal berkembangnya teknologi pengomposan. Kondisi atau faktor-faktor pengomposan dibuat seoptimum mungkin. ebagai !ontoh, rasio $N yang optimum adalah 2-'.
ternak.
b en#nakan kti&ator enomposan trategi yang lebih maju adalah dengan memanfaatkan organisme yang dapat memper!epat proses pengomposan. *rganisme yang sudah banyak dimanfaatkan misalnya !a!ing tanah. Proses pengomposannya disebut ermikompos dan kompos yang dihasilkan dikenal dengan sebutan kas!ing. *rganisme lain yang banyak dipergunakan adalah mikroba, baik bakeri, aktinomi!etes, maupuan kapang!endawan. aat ini dipasaran banyak sekali beredar aktiator-aktiator pengomposan, misalnya :577* +io-5!tia, Dreen Phoskko"DP-#, Promi, *rga&e!, uper&e!, 5!ti$omp, B:), tarde!, tarbio, +ioPos, dan lain-lain. Promi, *rga&e!, uper&e!, dan 5!ti$omp adalah hasil penelitian +alai Penelitian +ioteknologi Perkebunan ;ndonesia "+P+P;# dan saat ini telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. ementara :577* +io-5!tia dikembangkan oleh para peneliti mikroba tanah yang tergabung dalam sebuah perusahaan swasta. 5ktiator pengomposan ini menggunakan mikrobamikroba terpilih yang memiliki kemampuan tinggi dalam mendegradasi limbah-limbah padat organik, yaitu Trichoderma pseudokoninii ! "ytopaa sp ! Trichoderma har#ianum ! Pholyota sp ! Araily sp dan $PP "fungi pelapuk putih#. :ikroba ini bekerja aktif pada suhu tinggi "termofilik #. 5ktiator yang dikembangkan oleh +P+Pi tidak memerlukan tambahan bahan-bahan lain dan tanpa pengadukan se!ara berkala. Namun, kompos perlu ditutupsungkup untuk mempertahankan suhu dan kelembapan agar proses pengomposan berjalan optimal dan !epat. Pengomposan dapat diper!epat hingga 2 minggu untuk bahan-bahan lunakmudah dikomposakan hingga 2 bulan untuk bahan bahan kerassulit dikomposkan.
$ emanip#lasi
Kondisi
dan
enambakan
kti&ator
enomposan trategi proses pengomposan yang saat ini banyak dikembangkan adalah mengabungkan dua strategi di atas. Kondisi pengomposan dibuat seoptimal mungkin dengan menambahkan aktiator pengomposan.
&5=157 P<15K5 ttp://o#rseasonnes+blospot+$o+id/2013/01/penertian-komposmen#r#t-para-ali+tml ttp://ino#nik+or/$ara-memb#at-kompos+tml ttp://tani+note+sip+#ns+a$+id/2013/12/1/$ara-memb#at-komposaerob-dan-anaerob/ ttps://dombaarm+ordpress+$om/pas$a-prod#ksi/kompos/
httpsid.wikipedia.orgwikiKompos ttps://radenaan+ordpress+$om/200,/03/20/kompos/ ttps://sent#lres+$om/2015/02/16/p#p#k-kompos-sol#si-pertanianoranik/