DIAGNOSIS KARIES
Menegakkan diagnosis karies merupakan hal yang penting dalam praktek kedokteran gigi,tidak hanya agar dapat dilakukan rencana perawatan tetapi juga dapat mencegah lesi karies berkembang semakin luas. 1.1 Pentingnya Penegakan Penegakan Diagnosis Karies pada Tahap Dini
Penegakan diagnosis lesi karies secara dini makin menjadi hal yang sangat penting sejak disadari bahwa karies itu dapat terhenti dan bukan hanya merupakan suatu proses demineralisasi saja melainkan proses destruksi dan reparasi yang silih berganti. Jika diagnosis karies dapat ditegakkan lebih dini maka keseimbangan bisa begeser ke arah perbaikan yaitu dengan mengusahakan plak, pemakaian ion F, dan memperbaiki memperbaiki diet pasien. Lesi yang kecil lebih mudah mengalami remineralisasi daripada lesi yang besar, dan juga lesi yang mengalami remineralisasi lebih tahan terhadap asam dibandingkan dengan email sehat biasa karena kristal – kristalnya kristalnya lebih besar dan lebih banyak mengandung ion F.
1.2 Cara Mendiagnosis Karies
Tata cara mendiagnosis karies gigi bisa dilakukan dengan 2 pemeriksaan yaitu subjektif dan objektif. 1. Pemeriksaan Subjektif Mengungkap riwayat sakit penderita dan mengarahkan pertanyaan – pertanyaan yang dapat dijadikan informasi diagnostik. diagnostik. 2. Pemeriksaan Objektif Gejala objektif ditentukan oleh pengujian dan observasi. Pengujian – pengujian tersebut adalah
a. Secara Visual Uji klinis yang paling sederhana adalah pemeriksaan berdasarkan penglihatan dengan mengandalkan pemeriksaan warna kontur dan konsistensi suatu jaringan. b. Tes Perkusi Uji
ini
memungkinkan
seseorang
mengevaluasi
status
periodonsium sekitar gigi. Caranya dengan memberi ketukan cepat dan keras, mula – mula dengan jari denganintensitas rendah, kemudian intensitas ditingkatkan dengan menggunakan tangkai suatu instrumen untuk menentukan apakah gigi merasa sakit.
c. Tes Palpasi Tes tekanan dilakukan dengan cara memberi tekanan pada insisal atau oklusal menggunakan jari tangan atau tangkai instrumen untuk menentukan tempat untuk insisi dan drainase.
d. Tes Termal Tes ini meliputi aplikasi dingin dan panas pada gigi untuk menentukan sensitivitas terhadap perubahan termal. Suatu respon terhadap panas dingin menunjukan pulpa tersebut vital atau non vital.
Penegakan diagnosis karies memerlukan pencahayaan yang baik disamping gigi harus bersih dan kering, kotoran dan karang gigi yang melekat harus dibersihkan terlebih dahulu agar diagnosis lebih tepat. Setelah gigi kering, maka tiap kuadran gigi harus diisolasi dengan gulungan kapas agar pembasahan oleh saliva dapat dicegah. Gigi harus benar – benar kering dan pengeringannya biasanya dengan udara yang disemprotkan perlahan – lahan. Untuk menemukan tanda awal karies diperlukan penglihatan tajam. Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan sonde yang tajam sampai terasa menyangkut.
Tetapi Sebaiknya hal ini jangan dilakukan pada lesi karies yang masih baru mulai karena sonde tajam akan merusak lesi karies yang masih baru mulai dan sonde akan membawa bakteri ke dalam karies sehingga penyebaran karies akan semakin cepat. Untuk memperoleh kepastian karies dini maka diperlukan penilaian tersendiri dari setiap daerah yang rentan terhadap karies. Derah daerah tersebut adalah daerah permukaan halus yang bebas, daerah pit , fisur dan permukaan proksimal. 1.2.1
Permukaan Halus
Karies di permukaan halus dapat didiagnosis saat masih berupa bercak putih atau bercak coklat dengan penglihatan yang tajam dengan syarat gigi harus dalam keadaan kering dan bersih serta pencahayaannya bagus. Karies pada permukaan akar dalam tahapannya yang masih dini akan tampak perubahan warna yang berbatas jelas disepanjang email dentin. Perbedaan antara lesi yang aktif dengan lesi yang terhenti mempunyai ciri tersendiri. Lesi aktif memiliki warna yang kekuningkuningan atau coklat muda dan konsistensinya lunak tanpa kavitasi yang nyata. Sedangkan lesi yang terhenti atau berkembang lamban memiliki warna yang tampak lebih gelap dan hampir hitam. Jika diperiksa dengan sonde akan terasa lebih lunak dari sementum normal di sekelilingnya, tapi konsistensinya lebih kenyal dari lesi yang aktif. Lesi pada permukaan akar cenderung menyebar ke lateral dan menyatu dengan lesi kecil di sebelahnya yang mungkin akhirnya akan mengelilingi gigi. 1.2.2
Pit dan Fisur
Karies pada pit dan fisur lebih sukar dideteksi daripada di permukaan halus karena secara histologi lesi bercak putih terbentuk pada dinding – dinding fisur. Oleh karena itu pit dan fisur yang secara klinis bebas
karies
memungkinkan
pembentukan lesi awal karies.
secara
histologi
menunjukkan tanda
Untuk pemeriksaan karies pada pit dan fisur sebaiknya tidak menggunakan sonde yang tajam karena dapat merusak lesi karies yang masih baru, berdasarkan hal tersebut sonde juga sebaiknya tidak digunakan dalam menghilangkan plak dari fisur. Agar lebih aman sebaiknya menggunakan ketajaman mata dalam mendeteksi adanya diskolorisasi dan kavitasi. Maka dari itu menentukan diagnosis karies di pit dan fisur lebih sukar, terlebih pada tahapannya yang masih sangat dini. Untuk mendeteksi adanya karies oklusal dapat menggunakan radiograf bite wing. Secara klinis email di oklusal bisa tampak bebas karies atau hanya sedikit berubah warna tanpa adanya kavitas yang terlihat tetapi dengan foto akan terlihat karies pada dentin 1.2.3
Permukaan Proksimal
Penentuan diagnosis pada permukaan proksimal lebih sukar ditentukan karena lesi terbentuk di dekat kontak sedikit ke arah serviks dan pandangan terhalang terhalang oleh gigi tetangga. Secara klinis lesi ditemukan pada tahap yang relatif sudah terlambat yaitu saat telah mencapai dentin dan terlihat sebagai daerah abu- abu kemerah – merahan di daerah tepi ridge. Sebaliknya, lesi pada permukaan proksimal akar dapat dideteksi secara visual tetapi syaratnya kesehatan gingivanya harus baik, jadi jika gingivanya memerah, bengkak dan cenderung berdarah, penegakan diagnosis karies pada daerah ini harus ditunda dahulu sampai dilakukan skeling dan pemolesan agar higien oralnya telah membaik. Sonde lengkung briault yang tajam dapat digunakan perlahan – lahan untuk menentukan apakah lesi proksimal telah mengalami kavitas atau belum. Tetapi jika instrumen ini digunakan dengan cara yang kasar maka dapat menimbulkan kavitasi. Pemeriksaan radiograf bitewing penting sekali dalam menegakkan diagnosis lesi proksimal ini, tetapi perlu diingat bahwa teknik ini kurang
peka terhadap pendeteksian secara dini demineralisasi permukaan yang lebih dalam. Lesi karies aproksimal tampak sebagai daerah segitiga yang gelap pada radiograf bitewing. Lesi ini mungkin terdapat pada email luar atau pada seluruh kedalaman email. Lesi yang lebih besar dapat dilihat sebagai suatu gambaran radiolusen pada email dan separuh bagian luar dentin.
1.3 Cara Mendiagnosis Pasien yang Beresiko Karies Tinggi
Diagnosis bukan hanya sekedar pencatatan jumlah kavitas , lokasi, dan keadaanya saja, tetapi dokter gigi juga dapat membantu pasien mengatur usaha preventifnya agar keseimbangan dapat bergeser ke arah perbaikan dan juga memberikan pengetahuan tentang kemungkinan terbentuknya kavitas baru atau kemungkinan berkembangnya kavitas yang telah ada. Pemeriksaan dapat diketahui dengan cara sebagai berikut : 1.3.1
Pemeriksaan Klinik yang Teratur dan Radiografik
Penilaian tentang kemungkinan terkenanya karies paling baik dilakukan dengan pemeriksaan klinik dan radiografik serta riwayat penyakit yang terperinci. Jika dijumpai banyak sekali lesi maka pasien mungkin sekali ada dalam resiko tinggi terkena karies. Pemeriksaan rutin selama 6 bulan sekali juga dapat membantu diperolehnya informasi yang lebih banyak seperti turun atau naiknya resiko dari karies. 1.3.2 Riwayat Diet
Diet merupakan salah satu faktor utama pada pembentukan karies, maka dari itu penilaian tentang diet merupakan bagian yang sangat penting dalam pemeriksaan dan harus dilakukan pada pasien dengan aktivitas karies tinggi.
1.3.3 Kecepatan sekresi dan kapasitas bufer saliva
Saliva di dalam mulut merupakan cairan protektif. Jika sekresi saliva rendah dan kapasitas buffer saliva rendah, maka akan menyebabkan berkurangnya kemampuan membersihkan makanan dan mematikan kuman, mengurangi kemampuan menetralkan asam serta kemampuan menimbulkan remineralisasi lesi email. Penurunan sekresi saliva dapat diikuti
dengan
meningkatnya
jumlah
streptococcus
mutans
dan
laktobacillus. Oleh karena itu aktivitas karies yang tinggi dapat dijumpai pada orang – orang yang kcepatan sekresinya salivanya berkurang. Kecepatan sekresi stimulasi saliva dapat diukur dengan meminta pasien meletakkan lilin parafin pada mulutnya sampai menjadi lunak. Setelah pasien bisa mengunyah lilin tersebut dengan mudah, maka ia diminta untuk meludahkan saliva yang timbul selama lima menit ke dalam tabung yang disediakan. Volume saliva yang tertampung ini diukur dan kecepatan sekresi stimulasi saliva tersebut dinyatakan dalam ukuran milimeter per menit.
Kecepatan sekresi stimulasi normal orang dewasa
1-2 ml/menit
Kecepatan sekresi stimulasi rendah orang dewasa
< 0,7ml/ menit
Kekeringan mulut yang parah
< 0,1 ml/menit
Selain kecepatan sekresi, kapasitas buffer juga dapat diketahui dengan cara 3 ml larutan 0.005 mol/ 1 HCL ditambahkan ke dalam 1 ml saliva.
Sampe
dikocok
dan
kemudian
tutupnya
diangkat
untuk
menghilangkan karbondioksida. Dibiarkan selama 10 menit kemudian pH akhirnya diukur dengan kertas lakmus atau meteran pH. Kapasitas buffer yang normal adalah sekitar pH 5 -7, sedangkan pada kapasitas buffer rendaha adalah pH 4.
1.3.4 Pemeriksaan mikrobiologi
Streptococcus mutans merupakan bakteri penyebab karies dan telah terbukti bahwa individu yang terinfeksi streptococcus mutans dalam jumlah banyak merupakan individu yang beresiko terserang karies. Disamping itu, lactobacillus yang banyak dapat menandakan diet individu tersebut adalah diet kariogenik. Tingkat hunian yang tinggi dari bakteri ini dapat menunjukkan
adanya banyak kavitas yang terbuka yang harus
diutup sementara sebelum menentukan tingkat infeksi laktobasilusnya. Menghitung bakteri jenis lactobacillus dan S. Mutans dapat dilakukan pada saliva yang distimulasi oleh parafin. Sampel saliva dikumpulkan dan sebagian dipindahkan pada vial transport yang berisikan cairan transport dengan menggunakan pipet.lalu diencerkan dan dibiakkan pada media yang cocok. Lalu jumlah koloni dihitung dan dikalikan dengan faktor pengencernya. Hal ini akan menyatakan jumlah S.mutans dan laktobasilus untuk tiap milimeter salivanya. Nilai tinggi
1000000 S. mutans dan 10000 Laktobasilus
Nilai rendah
0 S. mutan dan 1000 Laktobasilus
1.3.5 Penilaian Hasil Pemeriksaan
Untuk menilai resiko karies yang sebenarnya, semua informasi mulai dari riwayat penyakit, pemeriksaan klinik dan radiografik, riwayat diet dan pemeriksaan saliva harus dipertimbangkan. Karena yang bisa menyebabkan timbulnya karies tidak hanya satu faktor saja tetapi banyak faktor lain yang mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
Kidd E.A.M. (1984) . The Diagnosis and management of the early carious lesion in permanent teeth. Dent.Update 11, 69 -81 Nyvad B. And Feyerskov O.(1982) Root surface caries : clinical, histopathological and microbiological features and clinical implications. Int. Dent.J.32, 322 -326 Mitropulos C.M (1985) .Caries Risk . A practical Guide for assesment and Control . Chicago. Quintenssence. Elderton R.J ( 1985 ) Assesment and clinical management of early caries in adults : Invasive versus non – invasive methods. Br. Dent. J. 158, 440 - 444